Well, saya punya! dan percaya atau tdk, sy adalah salah satu laki-laki yang beruntung diantara jutaan laki-laki yg lain, mengapa? Karena anda akan menemukan bahwa segala impian dan fantasi seksual saya akan menjadi kenyataan.
Hmmh, Rani.. Dia memang tdk memiliki buah dada sebesar Pamela Anderson, tp buah dadanya yg sedikit lebih besar dari kepalan tanganku selalu terbayang di dalam blouse kerjanya ditutupi bra hitam tepat di bawah leher panjang dan bahu indah warna kuning langsat khas wanita Asia.
Rani memang tdk memiliki postur tubuh seindah Cindy Crawford, tetp pinggangnya yg kecil selalu menemani pinggul indah bak apel dan hmm.. pantatnya yg ranum selalu terbayang! Tak ketinggalan kaki kecilnya yg panjang bak peragawati menopang pahanya yg putih bersih ditutupi rok mininya yg sexy! Takkan habis hasratku menginginkan dirinya! Terbayang selalu diriku di atas tubuhnya yg ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukan alat kejantananku kedalam kemaluannya! Memompanya dgn cepat! Dan lebih cepat! Dan..
“Thomas?”
“Oh.. Hi! Ran..” dgn gelagapan aku menjawab sapaan Rani yg entah telah berapa lama berada di hadapanku yg sedang melamun sambil minum sendirian di Hard Rock Cafe ini. He he he, malunya aku!
“Thomas, kamu lagi ngapain di sini?” Sekali lagi dia menyapaku.
“Ran! Ngga sangka ketemu kamu di sini”, jawabku cepat menutupi kagetku.
Rani menjawab dgn senyuman sambil berkata:
“Aku sih emang sering ke sini! Seneng deh bisa ketemu kamu, hihi.. kamu sendirian kan? Aku join kamu yah? yah?”
“Ya Tuhan betapa anehnya ini..” Lalu selanjutnya kita berdua telah asyik berbicara ngalor-ngidul.
Tak kusangka Rani ternyata kuat minum. Pembicaraan kami diwarnai oleh pesanan baru yg selalu datang mengganti gelas cocktailnya yg mulai kosong
Dari cara Rani berbicara dan raut mukanya, kutahu bergelas-gelas cocktail yg Dia minum telah memberikan hasil sesuai yg diinginkannya. Rani mabok. Tdk ada hal lain yg dapat kulakukan selain meminta kunci mobilnya dan memaksa untuk mengantarnya sampai di rumah. Rani tdk melawan dan dgn pasrah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang depan.
“Thom! Aku nggak bisa pulang lagi mabok kaya beginih.. Ke rumah kamu aja yahh.. aku tidur rumah kamu dulu boleh kan Thom?” Aku berpikir
“Terima kasih Tuhanku!”
“Ya Tuhan betapa indah dan sexynya sepasang kaki putih laksana kapas ini.. dan mmmppphhhh..” Tiba-tiba terdengar bisikan yg berkata,
“Man! lihat betapa sexynya pundak si Rani, lehernya.. pahanya.. Ohh” Dan,
“Thomas! Kamu bukan orang seperti itu!” Lalu,
“Ingat Thomas! Kapan lagi kamu punya kesempatan seperti ini, jangan bodoh!”
“Sial!!” dalam hatiku.
“Sial! Sial! Sial!” Ketika aku sedang sibuk sendiri dgn pikiranku, tiba-tiba,
“Thomashh.. sini Thomas.. Hhh” rintih Rani.
“I.. Iya Ran.. Ada yg kamu mau? Air putih mungkin?”
“Aku mau kamuhh, Thomas sayangggggg..” Rani menjawab.
“Deg deg!” tak kuasa kutahan degup jantungku yg semakin menderu-deru.
“Aku ingin kamu Thomas.. ” Sekali lagi Rani membuka bibirnya yg basah dan ranum memerah,
“Iya Thomashh.. malam ini!” Rani meneruskan desahannya.
“Tp.. Ran..” belum sempat kuhabis berucap, tiba-tiba jari-jari mungil tadi dgn perlahan membuka ikat pinggangku dan dgn bantuan lengan yg indah berbulu halus tadi menarik turun celana blue jeansku dgn mudah tanpa perlawanan dariku.
“Ssstttt.. Aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya dgn orang putih sepertimu Thomas.. ” Rani memotong, dan mulai menarik turun celana dalamku.
“Ran..” Aku yg merasa harus mengatakan sesuatu. Kembali dipotong olehnya sambil berkata,
“Kamu harus tau kehebatan cewek Indonesia Thommmmm.. mmhh,” sambil berkata demikian Rani mendekatkan wajah cantiknya ke jantananku dan sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yg panjang dan lentik.
“Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yg merah ranum mulai menjelajahi kepala kejantananku yg mulai mengeras dan terus mengeras.
“Aku belum pernah dgn barang segede gini.. hihi,” godanya genit dan kali ini menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku dari bawah kembali ke atas menyentuh kepala kejantananku lagi.
“Mmmhh,” godanya lagi.
“Emmhh,” Rani memasukkan setengah alat kejantananku kedalam mulutnya yg mungil, dan kepalanya mulai bergerak naik turun secara perlahan.
“Ughhooghh.. Rani! yeah!” Aku merintih menahan rasa nikmat dari mulut Rani yg basah dan hangat.
“mmmpphhh.. Enak nggak sayang?” Lalu kembali melumat dan menghisap kejantananku kali ini dgn ritme yg lebih cepat, “mmmppphhhh.. mm..mm..”
“Arrgghh!! Rani! Oh Rani..” Aku mulai mengerang agak keras karena merasakan lidah halus Rani bergerak-gerak di dalam mulutnya yg hangat sementara kepala Rani terus bergerak naik turun bertambah cepat.
“Ouuggghhhhhhh!!” Kali ini aku tdk dapat menahan hasrat yg meluap-luap di dalam diriku.
Lalu kujulurkan tanganku yg panjang mencoba meraih liang kewanitaan yg tersembunyi di bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh olehku daging halus sedikit berbulu yg telah basah oleh cairan lubrikasi tanda siap untuk bercinta!
“Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Rani dgn hisapan yg lebih cepat dan liar terasa cepat melumat seluruh batang kejantananku.
“Ghhaahh.. Rani!!” Aku kembali mengerang dan mulai menggerak-gerakkan jari-jariku di bagian apa saja dari liang kemaluannya yg dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai menyentuh klitorisnya.
“mmmmpphhhhh!! hmm,” aku tdk mau kalah dan kembali membalas dgn menggetarkan secara cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
“Uhh.. mmmpphhhh.. ooohhh.. yeahh!!” Berdua kami mengerang, merintih, menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Rani tiba-tiba mendekatkan mukanya kepadaku.
“mmmppphhhhh..” Sambil berciuman, Rani merentangkan kedua kaki mulus jenjangnya dan naik keatas ku.
“Sekarang Thomaasss.. hh.. hh.. ambillah aku sekaranghh..” Rani berkata dgn nafas memburu sambil menatap lekat wajahku dgn paras cantiknya.
“Hoohh.. sshh,” Rani mendongak ke atas sambil memejamkan matanya dan mendesis merasakan kenikmatan penetrasi kepala kejantananku di lubang memeknya yg lalu kusambut dgn memasukkan batang kejantananku lebih dalam lagi. “Zlleeebbbb!”
“Ohh Raniiiiii..” sambil kuangkat badan Rani sedikit dan kulepas lagi sehingga naik turun di atas badanku.
“Ouurgghh.. ahh..” Kali ini Rani mengerang semakin keras dgn raut wajah sedikit meringis sambil berkata lagi, “Terus Thomashh.. gerakin lagi lebih cepat shh.. mmmpppphhhh.. yeahh..”
“Ohh.. mm.. mmmppphhhh.. shh.. yeahh..” Rani tanpa henti-hentinya merintih, mengerang dan menggeram mesra seiring kunaikkannya kecepatan tubuhnya yg mulai basah berkeringat naik turun di atasku sambil kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke dalam liang kemaluannya yg semakin hangat terasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
“Hhh.. Cepat lagi sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Rani semakin bersemangat dan mulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dgn gerakan erotis kekiri dan kekanan yg membuat liang kemaluannya semakin sempit hangat membara, menyedot dan memuntahkan kuat kejantananku keluar masuk semakin cepat dan keras.
“Mppphhhhhh.. oohh. oooohhh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Rani menyambut genjotan hebat yg kuberikan kepadanya tanpa henti sehingga terlihat wajah cantik Rani memejamkan kedua matanya lalu meringis hebat sambil menggigit bibir bawah yg merah basah.
“Mmmhh!!” dan membuka mulutnya lagi
“Serr!” Terasa cairan hangat mengguyur batang kejantananku yg sedang memompa keras di dalam liang kemaluannya. Yah! Puncak orgasme. Rani telah mencapainya.
“Uuuccchhhhh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” terengah-engah nafas Rani memburu.
“Oooooohh..hh..hh.. mmmppphhhhhh kamu emang hebat Thomas.. aku belum pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Tutur Rani.