Bacaan Sex 2022 Diperkosa Kontol Besar di Villa Puncak – Cerita sex perkosaan, cerita ngentot di villa, cerita dewasa ngentot di puncak, cerita pemerkosaan di villa puncak. Namaku Marie, usiaku 26 tahun serta bekerja di salah satu bank swasta di Bekasi. Ketika bencana itu terjadi, usiaku baru 24 tahun. Saat itu aku sedang menghabiskan weekend di suatu villa di kawasan Puncak.
Aku terbukti hanya sendiri. Tiada tujuan lain tidak hanya menghapus kepenatan di segarnya udara Puncak tanpa gangguan siapa pun. Tragisnya kesendirianku itu justru menghapus satu-satunya harta yang paling berharga bagiku, kegadisanku.
Kumpulan Bacaan Sex 2022 Diperkosa Kontol Besar di Villa Puncak
Bacaan SexNgentot Ceritanya sore itu aku berendam di air hangat. Kira-kira jarum jam menunjukkan pukul tujuh lima belas menit petang hari. Udara dingin Puncak yang sejak tadi siang diguyur gerimis membikinku enggan bangun dari bathub. Kubersihkan tubuhku dengan sabun cair hingga pada kemaluanku yang tetap bisa kubanggakan sebab aku belum sekalipun melakukan hubungan badan. Sebab air bath tub telah agak dingin kuputuskan untuk mengakhiri agenda mandiku.
Aku berdiri di depan cermin kamar mandi sambil menghanduki rambutku yang basah. Kupandangi tubuh telanjangku di cermin besar yang bisa memuat bayangan tubuhku dengan cara penuh itu. aku tersenyum sendiri memandang wajah indoku yang bersih dari jerawat. Omaku terbukti orisinil Belanda. Lalu aku alihkan pandanganku pada dua buah payudaraku yang bulat serta gempal.
Ukurannya 36, setinggi badan yang 173 cm serta berat 54 kg. Aku usap-usap kedua payudaraku yang tegang kedinginan. Pandanganku kemudian beralih pada satu-satunya tahap terpeka, kemaluanku yang ditumbuhi bulu-bulu yang tidak lebat. Jelas telihat tahap gemuk itu terbelah di tengahnya. Ah.. inilah hartaku yang termahal, pikirku sambil membelainya.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu dari depan. Aku tersentak kaget sebab sewajibnya tidak ada orang lain di villa ini. Seorang pemuda berbadan tegap segera menerobos masuk. Lalu ia segera menyeretku keluar kamar mandi. Aku berusaha bentrok tapi tenagaku tidak lumayan untuk melawan tenaga pria itu.
?Hallo Nona manis, boleh kami mampir sebentar??, sapa pemuda lain yang telah menantikan di kamar tidur.
?S.. siapa kalian? Pergi! Berangkat dari sini!?, rontaku.
Pemuda yang menyeretku tadi telah memasung kedua tanganku di kedua tiang penyangga atap. Posisiku terpasung tapi kakiku tetap leluasa tidak terikat.
?Tenang, Nona manis. Namaku merupakan Leo?, kata pemuda yang mengikatku.
Wajahnya bersih serta tampan, nampak seperti anak orang kaya.
?Dan aku Syam. Kami hanya mampir untuk berbahagia-bahagia Nona?, lanjut pemuda jangkung yang tadi menyeretku.
Tubuhnya lebih kurus daripada Leo tapi wajahnya juga sedap dipandang, mesikipun terlihat agak beringas.
?Ma.. mau apa kalian? Tidak sopan!?, bentakku.
?Ha.. galak juga, Leo. Heh perawan! Siapa namamu??, bentak Syam mencengkeram rahangku hingga terasa sakit.
?Sabar Syam, tanya baik-baik. Nona manis, siapa nama dari tubuh aduhai ini??, kata Leo mengelus-elus pinggangku.
Syam melepaskan cengkeramannya. Rahangku terasa sangat ngilu.
?M.. Marie. Tolong anda segera keluar dari villa ini, aku mohon?, rengekku.
Enak saja! Kami telah masuk, mana mungkin keluar tanpa mengangkat hasil?, jawab Syam yang lebih cepat marah.
Leo menepuk bahu Syam. Syam mundur berbagai langkah.
?Marie.. kami mampir khusus untuk menikmati kecantikanmu. Lihatlah, kau mempunyai tubuh yang sangat sensual. Juga wajah yang cantik, sayang kalau tidak dinikmati. Syam! Lihatlah bibir nona Marie ini, bukankah sangat sexy??, kata si Leo sambil segera menyerang bibirku.
Syam hanya tersenyum membiarkan Leo memagut bibirku dengan rakus. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. Aku ingin meronta tapi mulutku telah dijejali dengan lidah Leo. Kakiku menendang-nendang tapi tenaga Leo lebih kuat. Tangan kanannya mencengkeram leherku mencegahku menghindar dari pagutannya. Sedang telapak tangan kirinya digosok-gosokkan ke permukaan kemaluanku dengan kasar. Lidahnya terus menjilat-jilat menghisap-hisap lidahku dengan rakusnya.
Darahku serasa naik antara rasa sakit serta nikmat. Tapi aku tetap waras, kutekuk kakiku jadi tentang kejantanannya yang mulai tegang. Leo mengaduh kesakitan. Ia nampak misuh-misuh serta ingin memukulku tapi Syam mencegahnya. Leo menunduk sambil memegangi kejantanannya. Syam mendekatiku sambil membuka kaos yang pakainya. Nampak dada bidangnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
?Sabarlah sayang, bakal terasa indah bila kau mau menikmatinya?, kata Syam.
Lalu lelaki jangkung itu mencium bibirku dengan lembut menggigit bibir bawahku perlahan-lahan lalu menyodokkan lidahnya menyusuri benda-benda yang bisa dijangkaunya. Nyatanya Syam tidak sekasar yang kukira. Kelembutannya mencumbu bibirku membikinku bagaikan diperlakukan seperti seorang kekasih. Darahku mendesir-desir. Lidahku pun menyambut lidah Syam yang meminta-minta. Tangan Syam menggerayangi punggungku serta terus turun ke bawah lalu berlabuh di bokongku.
Diremas-remasnya mengikuti desah nafas Syam yang telah mulai naik turun. Jemari tangan itu mengitari bokongku. Jemarinya bermain di bibir vaginaku dengan lembut. Jiwaku rasanya mau terbang. Aku menginginkan sentuhan itu lebih lama. Tapi tidak, Syam segera mengalihkan jemarinya kembali ke bokongku. Tanpa kusadari Syam menyuntikkan sesuatu, aku tidak tahu itu apa. Hanya belum hingga hitungan kesepuluh kepalaku terasa berat. Mataku berkunang-kunang.
Terdengar tawa kedua pemuda itu sayup-sayup. Rupaya mereka telah menyuntikkan seperti obat perangsang ke dalam tubuhku. Tubuhku terasa kejang. Darahku naik ke ubun-ubun. Hawa dingin terasa menjadi panas. Aku menggeliat-geliat menahan birahiku yang melaju tanpa rem. Bibirku mendehem-dehem. Kemaluanku terasa hangat, payudaraku nampak bengkak dengan sendirinya. Gelora birahiku melonjak-lonjak. Seperti ada kekuatan yang mendorongku untuk segera bercinta dengan mereka, ingin supaya mereka segera menggerayangiku, mencumbuku, ohhh… Bajingan! Mereka hanya tertawa-tawa menontonku bersimbah keringat, berkelojotan menahan birahiku. Apa mereka tidak tahu aku ingin segera mereka sentuh…
?Syamm… Leo… kenapa anda hanya diam saja… kemarilah.. aku… ingin…?
Tawa mereka terus lebar.
?Syam, tadi dirinya menolak sekarang?! Ha…ha..?
?Ayo Leo, bidadari kami ini telah tidak sabar rupanya?
Samar-samar kulihat keduanya membuka semua pakaian yang melekat di tubuh masing-masing. Nampak penis-penis yang besar menegang menantang. Kemudian keduanya mengundi siapa dulu yang menggarapku.
Nyatanya Syam. Ia mendekatiku serta kembali mencumbu bibirku, tubuhnya menempel erat di tubuhku. Jadi dadanya yang bidang menempel dengan kedua payudaraku yang telah menegang. Tangannya meremas-remas bokongku yang montok lalu membelai-belai selakangku yang telah tersendal-sendal oleh penisnya yang mengacung-acung. Ohh.. bagaikan terbang ke awan. Kemudian iapun menurun serta mendapati kedua payudaraku. Matanya berbinar-binar. Diciuminya dadaku hingga terasa hangat nafasnya lalu dimasukkannya nipples-ku ke dalam mulutnya. Aku mendesah-desah ketika nipples-ku dijilat-jilat lalu dihisap kuat-kuat oleh lidah lincahnya.
?Oah… auh.. Syamm…?
Leo yamg mulai tidak sabar segera melepaskan kedua ikatan tanganku. Lalu ia ikut bergabung dengan melumat bibirku dari arah samping. Tanganku menjambak-jambak rambut Syam sambil meladeni Leo. Saat ini gerakannya lebih lembut meski tidak selembut Syam. Sepuluh menit kemudian mereka melepaskan mulutnya dari tubuhku. Aku terkulai di lantai memandangi kedua payudaraku yang terasa sangat berat membengkak, nampak berbagai bekas gigitan Syam.
Samar-samar terlihat Leo berdiri diatas tubuhku. Ia mengacung-acungkan penisnya yang besar menegang serta memintaku untuk mengulumnya. Aku bangkit dari tidurku serta tidak berapa lama penis berkulit kecoklatan itu telah masuk ke dalam mulutku. Leo mengelus-elus rambutku sambil terus menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku mengulumnya, lidahku menyapu semua tahap benda panjang itu. Leo mengocok-ngocoknya berirama hinga ujungnya menyemburkan cairan sperma.
?Syam! Aku keluar Syam! Keluar…, aarrghh…?, teriak Leo.
Aku ingin memuntahkannya tapi Leo mencegahnyanya dengan terus menyodokkan penisnya.
?Telan sayang, telan…?, terdengar suara Syam yang telah meremas-remas kemaluanku yang terasa lengket dari belakang.
Perlahan-lahan Syam menuntunku untuk menungging. Kakiku bertumpu pada lutut sedang tanganku berpegangan pada kedua paha Leo. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Syam. Yang kurasakan hanya nikmatnya penis Leo. Tidak kuduga tiba-tiba terasa ada benda asing yang masuk ke dalam celah vaginaku.
?Aaaah…?, teriakku tertahan.
Gigiku menggigit penis Leo nenahan rasa nyeri di celah kewanitaanku itu. Leo berjingkat-jingkat menahan rasa sakit sambil misuh-misuh. Tapi Syam bagaikan tidak peduli terus berusaha menerobos tirai-tirai kewanitaanku. Hingga akhirnya jebol, darah mengucur hingga pada pahaku. Aku menangis tersendat-sendat tapi Syam terus asyik memainkan penisnya di memekku.
Memasukkannya berbagai senti lalu mengeluarkannya, belum hingga keluar telah disodokkannya lagi. Sperma muncrat ke dalam celah vaginaku. Dalam tangis jiwaku seakan melayang. Sejujurnya aku sangat menikmatinya saat itu. Terasa sangat indah ketika Syam menggoyang-goyangkan penisnya di dalam celah vaginaku.
Kurang lebih pukul sepuluh malam. Keringatku mengucur deras. Aku telentang di lantai. Di sampingku nampak Syam yang juga terengah-engah. Tapi Leo nyatanya belum puas. Dicumbunya kelaminku dengan lidahnya. Licah menyusuri dinding-dinding vaginaku menghisap-hisap klitorisku dengan gemas. Mataku berkejap-kejap menahan nikmat yang tercipta. Baca Juga: Bacaan Sex Gadis Perawan di Perkosa Dukun Sakti
Selakanganku mengatup mencengkeram kepala Leo supaya tidak berangkat dari kemaluanku. Sepuluh menit kemudian Leo memasukkan jari tengahnya dengan mudah ke dalam celah memekku. Untuk kedua kalinya pertahananku jebol. Cairan kewanitaanku muncrat membasahi telunjuk Leo. Ditariknya jari tengah Leo yang bersarung di memekku. Tanpa rasa jijik dijilatnya jari tengah yang berlumuran cairan kewanitaanku itu dengan senyum kepuasan.
Terdengar suara orang ronda diluar melintas di depan villa. Maka dengan tergesa-gesa Syam serta Leo mengenakan pakaiannya lalu melompat dari jendela kamarku meninggalkanku dalam keadaan sangat lemah. Aku berusaha menjerit terbuktigil-manggil penjaga ronda keliling itu. Tapi suaraku bagaikan tersumbat. Belum hingga sepuluh hitungan pandanganku telah gelap gulita.
Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak.