Cerita Sex Anak Kecil Kecanduan Ngentot – Aku ingin mendokumentasikan kisahku, sebab masih sering terbayang-bayang dalam benakku kejadian yang sudah lama sekali. Mudah-mudahan dokumentasi ini menjadi cerita yang menarik juga.
Aku mulai mendeskripsikan kehidupanku. Sebagai laku-laki yang baru memiliki anak satu sebetulnya aku sudah tidak suka tinggal di rumah mertuaku. Aku sendiri punya rumah membeli dengan cara nyicil, Istriku juga mendapat fasilitas dari kantornya menyicil rumah. Jadi kami mempunyai dua rumah. Tapi kedua rumah itu tidak kami tempati, malah nebeng di rumah mertua.
Istriku beralasan, anak tidak ada yang mengurus, kalau dia kerja. Kami berdua memang bekerja. Istriku kurang bisa mempercayakan anak diurus oleh baby sitter. Itulah sebabnya kami menempati satu kamar di rumah mertuaku. Anak ku laki-laki yang baru berumur 2 tahun diurus oleh mertuaku dan kakak istriku yang belum menikah. Itulah potret keluargaku.
Suatu saat di rumah ini ada tambahan anggota keluarga baru, seorang anak perempuan berumur 1 tahun. Dia adalah anak hasil hubungan diluar nikah dari salah satu keponakan istriku yang tinggal di Surabaya. Anak ini diambil mertuaku dari pembantu. Mungkin karena kehadiran anak ini tidak dikehendaki maka beberapa saat setelah lahir dia diberikan kepada pembantu.
Cerita Sex Tragis memang kisahnya, tetapi kupersingkat saja, karena kisah Angel begitu namanya, teralu panjang dan bisa menghilangkan kosentrasiku pada masalah yang akan kuceritakan berikut ini.
Angel sejak usia 1 tahun sudah ikut dengan keluarga mertuaku. Dari raut wajahnya kelihatan bahwa dia keturunan china. Ayahnya memang keturunan China sedang ibunya Jawa.
Pada umur sekitar 5 tahun, ketika dia mulai sekolah di TK, aku dan istriku sering melihat Angel merogoh kemaluannya sambil tidur telungkup. Tangannya masuk ke dalam bajunya dan mungkin jarinya menekan-nekan kemaluan. Kalau sudah gitu aku dan istriku sering melihat dia mengejang sebentar lalu berhenti, sebentar lagi mengejang lalu berhenti lagi. Istriku sering memarahi Angel agar jangan mengobel-ngobel kemaluannya.
Tapi Angel kembali melakukan itu. Jika dia melakukannya di depanku dan hanya kami berdua yang menonton TV aku menikmati pemandangan itu. Angel biasanya nonton TV di karpet. Sedang aku di sofa. Aku membiarkan saja dia melakukan aktifitas masturbasinya, karena akupun menikmati pemandangan betapa dia sedang merasa nikmatnya berkat kemaluan dimainkan oleh tangannya sendiri.
Angel mungkin tidak tahu bahwa hal itu adalah perbuatan yang memalukan. Dia juga tidak menyadari bahwa kegiatannya itu adalah masturbasi. Aku menduga dia menemukan sendiri kegiatan masturbasi itu secara tidak sengaja. Dan itu kelihatannya sudah sejak lama dia lakukan.
Kami semua menyayangi Angel, karena nasibnya yang tragis ketika lahir ke dunia. Aku sering membelikannya mainan, baju dan alat-alat sekolah. Sesungguhnya kebaikanku terhadap Angel itu tidak ada maksud apa-apa, ya tanpa pamrihlah.
Kegiatannya sering bermasturbasi itu membawa aku pada kesimpulan, “mungkin Angel mempunyai nafsu sex yang tinggi.”. Dugaan itulah yang kemudian membuatku penasaran ingin mengetahui setinggi apakah nafsunya. Aku tidak mungkin berduaan dalam kamar di rumah itu, karena rumah itu banyak penghuninya . kemudian berusaha mencari jalan, bagaimana caranya agar bisa melihat kemaluannya.
Aku memang sering mengajak dia pergi berdua mengendarai sepeda motor. Karena saya baru bisa punya motor saat itu. Kami kadang-kadang pergi ke Mall, atau ke tempat permainan anak-anak. Aku belum bisa mengajak anakku serta karena dia masih berumur 2 tahun. Angel seperti menjadi anakku juga kemudian. Semua keluarga di rumahku memaklumi.
Suatu ketika aku mengajaknya ke sumber air panas belerang yang kira-kira kalau pakai motor butuh waktu satu jam. Aku beralasan kepada keluargaku membawa dia kesana, karena badannya banyak bintik-bintik seperti koreng dan gatal. Kulitnya jadi tidak putih mulus. Angel tentu mau saja.
Di tempat pemandian air panas itu tersedia kamar-kamar mandi. Aku menyewa satu kamar mandi. Di dalam aku menyuruh Angel untuk membuka bajunya semua dan aku akan memandikannya. Dia mulanya agak ragu, karena belum pernah bertelanjang didepanku. Umurnya kalau tidak salah ingat waktu itu sekitar 6 tahun. Dia kemudian menurutiku dan membuka semua bajunya. Sementara aku tetap berpakaian lengkap hanya menggulung celana panjangku.
Dengan gayung yang tersedia aku mulai menyiram tubuhnya pelan-pelan sampai dia bisa menyesuaikan diri dengan panasnya air belerang. Aku mengguyurnya berkali-kali. Setelah diguyur aku mulai menggosok badannya dengan tangan. Mulai dari tangannya, badannya, kakinya seperti sedang memandikan bayi. Aku juga membersihkan kemaluannya dengan menggosok sambil menguyurkan air.
Pikirnku sudah tinggi dan kemaluanku menegang, meski yang kupegang hanya kemaluan anak berumur 6 tahun. Masalahnya anak ini menurut dugaanku punya nafsu yang besar. Angel kemudian ku suruh duduk di pinggir bak . Dia naik ke pinggir bak lalu ku suruh jongkok menghadapku. Aku mengatakan kepada dia mungkin di bagian kemaluannya ada luka kecil, atau koreng yang rasanya gatal, sehingga aku perlu melihat sudah seberapa banyak koreng di situ. Dia percaya dan menuruti kemauanku sehingga dia berjongkok di bibir bak. Kemaluannya terbuka dan jelas terlihat. Aku pura-pura mencari koreng di sekitar kemaluannya. Kulihat tidak ada koreng sebenarnya di situ.
Aku menanyakan apa kemaluannya sering terasa gatal. Angel mengangguk. Aku lalu membuka kemaluannya lebih lebar seperti mencari dimana ada koreng. Padahal aku hanya ingin melihat kemaluannya. Kemaluannya kelihatan kecil dengan lubang merah kecil dan lipatan bibir dalam yang menonjol.
Aku pegang-pengang sekitar kemaluannya lalu di bagian clitoris aku tekan pelan lalu melakukan gerakan dalam istilah bahasa jawa diuyek ( sorry belum menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia). Angel mengejang. Aku tanya kenapa dia seperti orang gregetan, apa ada rasa enak jika bagian situ disentuh dan diuyek. Angel dengan polosnya mengangguk.
Dia lalu kutanyai soal dia suka menguyek bagian situ. Dia membenarkan , kata dia rasanya enak. Posisi jongkok di bibir bak selain labil dan mudah jatuh juga menyulitkan bagiku menguyeknya lebih lama. Dia kuminta berbalik duduk di pinggir bak dengan kaki masuk menyentuk air di dalam bak. Sambil kupeluk aku mulai menguyek clitorisnya. Angel bergetar badannya dan mengejang-ngejang merasakan geli dan enaknya akibat rangsangan yang kuberikan di clitoris. Namun dia mengejang, lalu tenang kemudian mengejang lagi lalu tenang lagi. Aku jadi tidak paham, apa dia orgasme atau hanya merasakan geli nikmat saja.
Kuminta dia berbalik dan duduk menghadapku. Aku katakan aku bisa membuatnya lebih enak lagi. Dia lalu berbalik dan duduk mengangkangiku. Kemaluannya aku jilat dan jilatanku langsung ke clitorisnya. Begitu clitorisnya tersentuh lidahku Angel langsung mengejang-ngejang. Dia terus mengejang-ngejang sambil memegangi kepalaku. Aku terus melakukan oral di clitorisnya sampai dia kemudian mengejang dan berteriak agak tertahan . Kemaluannya berkontraksi. Disini baru aku yakin bahwa dia mencapai orgasme. Dia mengaku rasanya enak sekali. Dia memanggilku mas, Padahal secara hirarki harusnya dia memanggilku kakek. Entah kenapa asal mulanya dia bisa memanggilku mas. Padahal umurku ketika itu baru 28 tahun.
“Enak banget mas,” katanya.
Aku tanyakan apa pernah merasa enak begini. Dia menjawab dengan gelengan kepala. Aku minta dia tidak menceritakan hal ini kepada siapa pun. Dia rupanya paham. Aku jelaskan kepada dia agar jangan melakukan masturbasi di depan siapapun di rumah. Aku yang akan membantunya jika dia ingin bermasturbasi. Dia paham.
Sejak kejadian itu Angel tidak pernah lagi bermasturbasi di depan umum. Dia selalu memberi kode aku jika dia lagi ingin. Kebetulan rumah mertuaku cukup besar dan di belakang rumah ada kebun yang kurang terurus. Di kebun itu sering dijadikan tempat bermain seperti bermain rumah-rumahan dan sebagainya. Di kebun belakang itulah aku sering mengoral dan memasturbasi Angel.
Angel makin manja dan makin dekat denganku. Tapi orang serumah tidak ada yang menyangka bahwa kami telah melakukan kegiatan sex. Angel hampir 2 hari sekali selalu minta dipuaskan. Aku jadi yakin oleh dugaanku sebelum ini bahwa dia hipersex.
Suatu hari aku mengajaknya berenang ke Ancol. Aku menyewa ruang ganti keluarga. Di ruang ganti itulah untuk pertama kalinya aku telanjang di hadapan Angel. Dia heran melihat kemaluanku yang ngacung. Aku menyuruh dia untuk memegang. Sambil duduk dilantai dia memegang-megang barangku. Keinginanku meningkat ingin pula di oral. Dia lalu kuajari mengoral batang penisku. Dia tidak menolak sama sekali, malah dengan segera dia mengulum penisku. Namun kulumannya masih belum tepat sehingga harus kuajari cara yang harus dilakukan sebenarnya.
Sebentar saja ditraining dia sudah bisa melakukan dengan benar.
Rasa enaknya sampai ke ubun-ubun. Kalau dikulum rasanya tidak ada bedanya antara yang melakukan wanita dewasa atau anak-anak. Menjelang akan ejakulasi kepalanya kutarik dan kujauhkan dari penisku. Spermaku menyembur berkali-kali. Angel heran kenapa kencing warnya putih dan kental. Aku jelaskan soal ejakulasi dan sperma sampai akhirnya dia mengerti.
Dia rupanya terangsang oleh aktifitas mengulum dan melihat ejakulasiku. Dia minta kembali dioral. Aku lalu mengoralnya sampai dia orgasme. Aku jadi ingin memasukkan penisku ke kemaluannya. Sebenarnya aku tidak yakin apakah kemaluan anak umur 6 menjelang 7 tahun sudah bisa diterobos oleh penis.
Namun nafsu mengalahkan semuanya. Saat penisku mulai menegang aku mencoba memasukkan penisku ke vagina Angel. Sulit sekali masuknya dan dia kesakitan Aku berkali-kali mencoba dan melumuri kepala penisku dengan ludah tapi masih belum berhasil. Aku mengehentikan usahaku. Kami kemudian berenang sampai puas.
Selesai berenang di ruang ganti aku mencoba lagi dengan melumuri kepala penisku dengan ludah tetap sulit meski kepala penisku sudah mulai masuk. Namun tidak bisa maju lagi, karena Angel kesakitan dan penisku juga seperti menemui lubang buntu,.
Kami pulang dan aku memendanm kecewaan sekaligus penasaran. Pada saat itu aku belum pernah mendapat bacaan bahwa anak umur 7 tahun yang disetubuhi. Internet di masa itu belum ada, bahkan handphone saja belum pernah kudengar.
Aku masih memasturbasi Angel, karena dia suka sekali dengan kegiatan itu. Aku suka juga tetapi penasaran. Pernah suatu kali aku coba memasukkan kepala penisku yang telah kulumuri cream dan lubang vaginanya juga aku lumuri. Dia kupangku, dan kucoba menusuk vaginanya dengan cara Angel merendahkan badannya, Batas masuknya cuma kepala penisku saja. Itupun kulihat kemaluannya seperti terkuak secara paksa. Namun Angel tidak mengeluh sakit seperti pada waktu awal penetrasi. Rasa sakit memang masih dikeluhkan, tetapi dia tidak menolak kalau kuajak beradu kelamin.
Sebulan kemudian aku mengajaknya berenang lagi di Ancol. Kali ini aku mempersiapkan cream pelicin. Di kamar ganti aku memulai lagi usaha penetrasi. Angel tidak merasa sakit. Aku memainkan keluar masuk kepala penisku. Rasanya nikmat juga meski hanya membenamkan kepala penis. Aku mencoba menyodok lebih dalam tapi masih terasa buntu. Aku bertahan pada posisi terjauh masuknya penisku, walau itupun cuma bagian kepala saja. Pada posisi itu aku berkontraksi sambil agak menekan sedikit. Penisku berhasil masuk sedikit, lalu buntu lagi. Aku berkontraksi, tetapi tidak memaksa mendorong. Sampai rasa sakit di vagina Angel reda, baru aku dorong sedikit.
Aku merasa seperti ada yang pecah atau patah, pokoknya kesannya krek dan penisku lolos masuk kedalam . Angel menangis katanya sakit sekali. Aku minta dia sabar dulu. Aku pun diam tidak melakukan gerakan sampai nangisnya reda. Penisku memang terasa sekali memasuki lubang yang sempit. Rasa nikmat menjalari tubuhku meskipun aku tidak menggerakkan penisku. Aku tidak bisa menahan lagi dan ejakulasiku pecah di dalam vagina Angel. Sampai selesai aku berejakulasi baru pelan-pelan aku mencabut penisku.
Vaginanya berdarah dan aku berusaha meredakan tangisnya. Setelah dia reda aku menghiburnya dengan mengucel clitorisnya. Angel terangsang sampai dia mencapai orgasme. Melihat Angel orgasme aku jadi terangsang dan penisku menegang kembali.
Aku ingin mencoba lagi, meski Angel agak takut. Namun aku bujuk sampai akhirnya dia merelakan. Kemalauan Angel yang basah oleh cairan maniku dan cairan dari vaginanya membuat jalan masuk jadi licin. Dengan mudah aku bisa membenamkan penisku sampai bagian kepala sampai setengah batang. Selanjutnya masih sempit dan Angel merasa perih. Aku coba mendorong, penisku relatif lebih mudah maju ke dalam. Lalu kucoba menarik sedikit dan mendorongnya lagi sedikit, ternyata agak lancar aku lakukan gerakan agak jauh, ternyata bisa. Kemudian kugenjot pelan-pelan penisku kedalam rasanya nikmat sekali dan sempit sekali. Aku tidak mampu bertahan lama dan meledak kembali ejakulasiku sampai vaginanya banjir oleh air spermaku.
Aku menyudahi permainan dan mencuci kemaluan Angel sampai bersih dari spermaku. Dia mengeluh perih ketika disiram air. Saat berjalan ke kolam renang katanyanya kemaluannya masih terasa perih, sehingga jalannya agak aneh.
Kami berendam lama di kolam renang sampai Angel merasa kemaluannya tidak perih lagi. Ketika jalan kembali ke ruang ganti, katanya kemaluannya masih agak perih, tapi tidak seperti waktu pertama jalan tadi. Jalannya juga tidak janggal lagi, sudah agak normal.
Di ruang ganti aku memerlukan melihat kemaluan Angel. Kemaluannya seperti berlobang agak besar. Mungkin bekas terobosan penisku tadi. Namun tidak ada lagi darah yang keluar dari kemaluannya.
Sejak keberhasilanku di kolam renang itu, ketika dirumah seminggu kemudian aku mulai agak leluasa menjebloskan penisku ke dalam vagina Angel, meski tetap harus dibantu cream pelicin. Angel sudah tidak merasakan sakit lagi ketika kusetubuhi. Sampai akhirnya tanpa cream pun aku bisa mempenetrasi penisku ke dalam vaginanya.
Sejauh itu, Angel belum merasakan nikmatnya disetubuhi, namun jika kuminta bersetubuh dia tidak menolak. Mungkin 3 bulan lebih baru aku benar-benar bisa lancar menyetubuhi Angel. Dia pun kelihatannya sudah bisa merasakan nikmatnya disetubuhi.
Sampai umur 9 tahun aku masih menyetubuhi dia . Di umur 10 tahun payudaranyanya mulai kelihatan tumbuh, sampai dia berumur 12 tahun bentuk payudaranya mulai jelas kelihatan. Kemaluannya juga mulai ada rambut halus. Pada usia 12 tahun Angel baru bisa mencapai orgasme melalui persetubuhan. Pada usia itu dia mulai mendapatkan haid. Sejak dia mendapat haid aku tidak berani melepas spermaku ke dalam vaginanya.
Sampai lulus SMA, kami masih berhubungan. Aku tidak lagi berani melakukannya di rumah, sebab aku sudah menempati rumah baru yang tidak mempunyai tempat tersembunyi untuk kami melakukan aktifitas sex. Aku biasanya memanfaatkan waktu dia pulang sekolah atau bolos sekolah untuk melakukan aktifitas persetubuhan kami di motel.
Setelah dia lulus D 3, Angel sempat bekerja lalu dipersunting oleh pacarnya. Kini dia sudah mempunyai 3 anak. Sejak dia menikah aku tidak lagi berhubungan badan dengannya. Hubungan kami tetap mesra. Keluarga kami tidak ada yang tahu hubungan terlarang itu.