Cerita Sex Akhirnya Timbul Rasa Suka Diantara Kita – Cerita sex, cerita dewasa, cerita ngentot, cerita mesum, cerita sex berawal dari chattingan akhirnya timbul rasa suka diantara kita. Aku mempunyai kawan semasa kecil dulu, namanya Steven. Sejak kecil kita sering bermain bersama dan akrab. Setelah SMA kita harus berpisah dan tak pernah ketemu lagi karena urusan melanjutkan sekolah masing-masing. Sampai akhirnya tak sengaja kita diletemukan di media sosial dan berlanjut chating.
Dari seringnya chating ternyata pada akhirnya timbul rasa saling suka diantara kita. Tak heran kalau sering mengungkapkan perasaan masing-masing. Dalam pembicaraan Kita sudah terbuka dan bukan cuma sekedar chat seks. Akhirnya setelah sekian lama, Akulah yg memberanikan meminta kita bertemu. SekaLinan hangout gitu! Dan Malem ini, Steven berjanji akan mengajakku makan Malem bersama. Candle light dinner gitu.
Cerita Sex Bahasa Indonesia Malem ini Steven berencana mengajaku makan Malem di sebuah tempat yg special katanya! Keinginan bertemu bukan cuma karena ingin saling kenal lebih deket tapi juga nostalgia karena semakin memanasnya pembicaraan kita di chat! Dan akhirnya Malem itu kita pun kopi darat di hotel tempat aku menginap.
Tepat pukul 7 Malem suara bel kamar hotel aku berbunyi ! aku segera menghampiri pintu dan ketika kubuka.., Steven kulihat berdiri di depan. Terlihat gagah dan maskulin masih seperti dulu cuma tambah ganteng dan terlihat dewasa. Sebaliknya, kulihat Steven tertegun dgn apa yg kupakai Malem ini.
Aku mengenakan gaun tipis krem sepaha dgn tali kecil di pundak. Matanya masih tertegun melihat bercak 2 bulatan BH 34B di dadaku dan g-string yg tembus pandang tersorot lampu di depan kamar hotel.
“Silakan masuk..” kataku sambil menarik tangannya dgn manja. Cuma saja Steven sepertinya tak sabar dgn kedatanganku yg sudah ditunggu-tunggunya. Tanganku ditariknya lembut, badanku dipeluknya dgn hangat. Sampai wajahku tepat berada di depan wajahnya.
“Aku rindu banget sama loe, sayang” ucapku sambil berniat mencium bibirnya. Aku biarkan dia duduk di sana dan bukan di tempat tidur yg terbentang di depan Kita.
”Mau minum apa? aku cuma punya coca cola kaleng,” ucapku seraya melangkah ke kulkas.
“Bir saja, enak minum bir dgn wanita cantik seperti loe,” Steven mulai sadar rupanya.. sampai bisa berbicara lebih banyak.
Aku tersenyum mendengar ucapannya duduk di sebelah kanannya. Ketika kuteguk minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena pakaianku tak seberapa panjang, terbuka deh pahaku. Walaupun Steven juga sedang menegak minumannya, matanya tak henti-hentinya melihat pahaku yg putih mulus.
“Loe cantik sekali, Linda,” tangannya mulai berkelana. Kali ini mengusap-usap pahaku. Dan menggeser badannya.
“Loe juga ganteng,” bisikku manja di telinganya. Semakin tak sabaran dia. Nafasnya kudengar sudah tak teratur. Kaleng coca colaku ditaruhnya di atas meja kecil sebelahnya.
”Aku rindun banget sama kamu. Aku ingin ‘telen’ kamu.. Li” gitu istilah Steven kalau ingin mulai main.
Kecupan kecil mendarat di bibirku. aku balas dgn lembut. Kulihat matanya penuh dgn rasa rindu. Kecupannya berubah menjadi ciuman yg lebih bernafsu. Lidahku bermain-main dgn penuh nafsu di mulutku diikuti dgn nafasnya yg tak tertahankan. Begitu lincahnya membuat akupun mulai terangsang, kubalas juga dgn permainan lidahku di mulutnya.
Kehangantan meliputi Kita berdua. Duduk Kita semakin mendeket. Tangan kanannya memelukku dg lembutnya. Tangan kirinya sudah mulai berjalan lebih jauh di pahaku.
“hmm.. hmm..” desahku seirama permainan lidah Kita. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya.
“Aku rindu loe juga, Steve” di sela-sela permainan lidah Kita.Sampai akhirnya Steven tak tahan, dan dgn perlahan namun pasti Steven membuka gaunku tanpa mengurangi kehangatan Kita. Sekarang tinggal bra tanpa tali dan g-string putihku. Kulihat matanya terpukau dgn pemandangan di depannya.
“Bikin loe tambah kepingin, ya Steve,” kerlingku nakal.
“Iya, sayang..” jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku. Dielusnya, dipandangnya, dielusnya lagi dan dikecupnya bra ku. Ahh.. lembutnya.
“Kita ga jadi makan Malem, Steve?” tanyaku mengingatkan.
“Ga lapar aku, aku lebih lapar kamu..” senyumnya.
Sambil perlahan berdiri, aku tarik tangannya. Dgn isyarat mataku, Steven tahu aku minta dia berpindah ke tempat tidur. Kudorong dia, mengisyaratkan supaya dia berbaring di tempat tidur. Kubiarkan dia bertanya-tanya dalam hati.
Dgn pakaian yg lengkap kubiarkan dia berbaring. Aku naik juga ke tempat tidur, dgn cuma mengenakan bra dan g-string. aku naik ke atasnya. Kucium lembut bibirnya. Perlahan aku buka kancing kemejanya. Dibantunya aku dgn sedikit mengangkat badannya, sampai aku bisa melepaskan kemejanya dgn mudah.
Di hadapanku sekarang terbentang dada bidangnya. Kucium perlahan dadanya. Kujilat-jilat putingnya, yg kiri .. yg kanan. aku tak tahu apa yg dirasakannya. Yg kutahu tangannya mengelus-elus lembut rambutku.
“Linda.. enak sayang..” lidahku meneruskan perjalanannya. Sedikit ke bawah, jilatanku semakin membuatnya semakin gemas mengusap-usap rambutku. Perutnya pun tak lepas dari jilatanku.
“Loe pintar ya..” bisiknya tertahan.
Sampai ke bawah perut. Masih ada celana panjang yg menutup gerakan-gerakan tak karuan dibaliknya. Ada onggokan yg ingin segera terlepaskan. aku lirik Steven, dan matanya memintaku untuk membebaskan. aku menggeleng nakal..
“Ngga, ah.. sabar dong..” aku lanjutkan lagi kecupanku.
Aku kecup tonjolan itu. Cup..cup..cup.. aku tersenyum lebar, sewaktu kulihat matanya memohon dgn sangat.
“Tunggu ya.. aku pingin kecup dari luar dulu.” aku kecup lagi. aku masukan tonjolan itu di mulutku.
“Linda nakal ya.. buka dong, sayang. aku ngga tahan, nih”
Akhirnya kubuka ikat pinggangnya. Dan resletingnya. Kulirik lagi, matanya sudah semakin memohon. Akhirnya kubuka celana panjangnya. Terpikir lagi keinginan untuk mengganggunya. Kubiarkan CD nya. Kukecup lagi tonjolannya yg sudah semakin besar itu.
Ahh.. kaloe mau jujur, aku juga sudah tak tahan melihatnya. Ingin kutelan rasanya. Tapi aku ingin mengganggunya juga.. hehe.. aku masukan tonjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan. Ahh.. gerakannya semakin tak karuan.
“Linda.. buka sayang, bukaa..”Aku buka juga akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. aku tak percaya mataku.
Dgn tak sabar kupegang gagang besar itu. aku usap-usap.
“Suka sayang?” tanya Steven.
“Suka banget. Punyamu besar banget!! Aku jilat-jilat pinggirannya. Dari atas ke bawah, aku balik lagi dari bawah ke atas. Sesekali kurasakan gerakannya yg semakin tak henti.
“Enakk sayangg.. teruuss..” pintanya.
Kujilat belahannya. Lidahku bermain-main di sana. Membuat gerakan nakal. Semakin cepat, seirama kocokan tanganku yg juga semakin cepat. aku masukan kepalanya ke mulutku. ku sedot seperti makan es krim. Sesekali lidahku bermain di belahannya.
“Aghh.. enakk..”
Aku semakin menjadi-jadi mendengar erangannya. Kubuka bra ku. Biar gerakanku semakin lepas. Kusentuh payudaraku dgn kemaluannya. Kuputar-putar kemaluannya mengelilingi dadaku. Melingkari bongkahanku dan putingku. Yg kiri.. yg kanan.. ahh.. enaknya. Kumasukan lagi ke mulutku, kali ini lebih dalam. Hampir menyentuh ujung mulutku. Aghh.. sedapnya. Aku sedoott lebih lama.
“srrpp.. srpp..” kumainkan juga lidahku di dalam sana. Kuempot sampe terdengar suaraku sendiri.
“Aghh.. enak sayang. Enak banget. Loe pinterr.. terus sayang..” erangnya.
Kulepas lagi.. kali ini tanganku yg bermain. Kukocok perlahan, perlahan dan akhirnya lebih cepat. Matanya terpejam menahan gejolak yg ada. Kutahu.. pasti dia tak mau keluar sekarang. Hehe.. dasar cowok. Aku mau kerjain lagi ahh..Kulepas gagangnya. Steven terkaget-kaget.
“Kok udahan, sayang. aku belum puas nih..”
Aku cuma tersernyum. aku kecup bibirnya dan memintanya untuk berlutut di ujung tempat tidur. Gantian aku yg merebahkan tubuhku di hadapannya.
“Mainkan kemaluanmu, Steve.. kocok-kocok sendiri ya. aku suka Liat cowok mengocok kemaluannya.
” Dia mengerti maksudku. aku memang suka bangeett. Hadiahnya, aku juga mau beronani di hadapannya. aku pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di tubuhku. Tangan kiri dan kananku bermain di dadaku. Ahh.. enaknya sentuhanku sendiri. aku basahi jari telunjuk tangan kananku dgn memasukkan ke mulutku.
Kubuka mataku, ingin kuLiat apa yg sedang Steven perbuat. Ah gantengnya. Dgn kemaluan yg sudah membesar, dikocok-kocoknya terus gagangnya. Bikin aku semakin terangsang. Aku masukan jariku perlahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yg ada.
“Ehmm..mhhmm..achhhhhhh… ” sambil mendesah-desah, badanku kugoygkan. Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sambil kulirik Steven dgn lirikan nakal.
“Loe nakal, yaa..” sahut Steven sambil mengocok kemaluannya.
Matanya memancarkan kesenangan sekaligus, kelaparannya.. Kubasahi lagi sebelah payudaraku. Kulingkari lagi..
“Uuughh.. ” erangku menahan sensasi. Kemudian tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku.. “Ughhghh..” badanku kuangkat sedikit ke atas.
“Terus sayang..” Steven tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku. Kuturunkan lagi. Ke atas g-stringku.
Kugosok-gosok perlahan. Sambil mendesah..”mmhhmm..ehmm..” Kuselipkan satu jari ke baliknya.
“Aghh..”.. kurasakan kemaluanku sudah basah. Semakin mudahnya aku memainkan jariku di sana.
“Kasih Liat dong sayang..” Steven memohon supaya aku membuka g-stringku. Aku semakin menjadi-jadi..
“Sabar dong, Steve..” sambil jariku kumasukan ke kemaluanku..
”AGGgghh..” oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas payudaraku. Gerakan badanku semakin tak karuan. Bergoyg ke sana kemari.
Akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan. Sampai di lututku..
”Bukain dong, Steve..” dgn cepat ditariknya g-stringku.
“Ngga tahan ya..” kerlingku lagi.
Kubuka pahaku lebar-lebar. Biar Steven bisa melihat lebih jelas. Kumasukkan jari telunjuk kananku ke kemaluanku.
“Aaagghh..nikmat..” maju mundur.. pelan-pelan. Kunikmati sensasi yg ada. kemaluanku semakin basah. Kutambahkan jariku, kali ini 2 jari.
“Aghh.. ” kugoygkan badanku.
Ketika jariku keluar, kuarahkan badanku ke jari. Ketika kumasukan kumundurkan badanku. Semakin licinn.. semakin dalamm.. semakin menggila kumasukan jarikuu..
“Oghh..Oghh..” Tangan kiriku berpindah. Kugunakan jari kiriku memainkan klitorisku.
“aghh.. ” semakin lama semakin tak terbendung lagi.. kugerak-gerakkan terus jariku. Keluar masuk. Keluar masuk. Semakin cepat. Akhirnya..
“Ahh..” aku tak tahan lagii.. becek deh. Basah. Becek. aku lemas..
Di ujung sana, Steven tersenyum puas melihat pemandangan tadi.
“Loe cantik sekali, sayang.. aku suka melihatnya. ” Steven mendeketkan wajahnya ke wajahku.
”Masih mau aku?” tanyaku.
“Mau dong sayang..”
Kita berciuman lagi. kemaluannya yg besar, terasa di belahan pahaku. Kadang terasa menyenggol kemaluanku. Ciumannya yg lembut sangat menyentuh. Lidahnya mencari-cari lidahku. Steven tahu sekali menghidupkan gariahku kembali. Nakal dia, di awal-awal chat Kita, dia menyelidiki apa yg aku suka. Kini badan Kita yg tanpa benang sehelaipun saling berpelukan dalam kehangatan.
“mmhh..hmm.” desahku merasakan lembut ciumannya. Ciuman Steven berpindah ke leherku, dijilatnya leherku, yg semakin membuat aku terangsang!
“Steven..”
”Ya sayang..” Jilatannya semakin turun, ke dadaku.. ke payudaraku.
“Aghh..” kurasakan payudara kiriku basah oleh jilatannya. Sementara yg kanan diremas-remas olehnya. “Enak, ded..” dijilatnya yg kanan, dan yg kiri diremas-remasnya.
“Steve.. teruss.. turun Steve..” Mukanya terangkat..
“Sabar dong sayang..” gantian lirikan nakalnya menggangguku.
“Loe jahatt.. ” ujarku sambil mengelus-elus kepalanya. Jilatannya semakin turun. Perutku kena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku.
“Aghh..” semakin turun lagi. Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya membuka kemaluanku. Kurasakan klitorisku dijilatnya lembut..
“Ughh.. enak Steve..” Dikulumnya hangat. Semakin lama semakin cepat. “Steve.. enakk..” bukan lagi klitorisku yg dijilatnya. Semakin ke bawah.. kemaluanku dibukanya dgn kedua jarinya. Supaya lidahnya bisa masuk leluasa..
”Oughh.. ennaakk .. Steve..” pantatku meloenjak-loenjak kenikmatan.
Dimasukkan lagi lidahnya lebih dalam, bikin aku semakin tak kuasa menahan gerakan pinggulku.
“Enak Steve.. ohh..oh.. enak Steve..”
Steven semakin bernafsu mendengar eranganku. Sodokan lidahnya semakin menjadi-jadi. Biarpun badanku tak bisa diam, Steven tak perduli..
“Stevenn.. enak bangett..teruuss” pantatku sedikit diangkatnya. Steven tak menggubris, semakin dilahapnya kemaluanku. Diisep, dijilat, trus diisep lagi .. disedotnya klitorisku dgn sedotan yg wowww.. aku ga tau lagi apa perasaanku yg ada aku menjeritt..
“Agghh.. Stevenn..” kurasakan cairan hangat keluar dari kemaluanku. Gilaa.. lemes aku.
Tapi Steven ngga mau menunggu lama lagi. Ditindihnya tubuhku. Dibukanya pahaku. Dideketkannya gagangnya ke lubang kemaluanku. Digesek-gesek..
“ouhh..” dimasukkannya perlahan-lahan ..
“Aahh..” rintihku. Kupejamkan mataku menikmati.
Oughh.. nikmatnya. Sedikit demi sedikit gagangnya menembus lebih dalam.
“Achh.. enakk..teruss Steve..” Steven menggerak-gerakkan badannya. Didorongnya perlahan..
“AAagghh.. yg cepat Steve.. yg keras.. ” pintaku.
Gerakannya berubah cepat. Dorongannya pun semakin keras, sampai badanku ikut terdorong.
“Ooohh enakk.. teruuss..” kemaluannya terasa nikmat.
“Enak sayangyyyy..?” .
“Iya.. teruss Steve..” Aku semakin menggila, kakiku kuangkat dan kulipat mengelilingi pinggangnya. Kujepit lama tatkala Steven mendorong masuk. “Ohh..” Gerakannya bukan cuma semakin keras tapi juga semakin cepat. Tubuhku juga semakin cepat bergerak mengikuti iramanya.
“Aghh.. Linda, memiaw loe enakk..” kali ini bukan cuma eranganku, tapi juga erangannya. “Punyamu juga enak, sayang..”
Tak disangka, Steven mencabut kemaluannya dan mengubah posisiku ke doggy style. Sleebb.. kemaluannya menembus kemaluanku yg basah kuyub.
“Oughh.. ennaakk sayangg..” kuputar-putar pantatku mengimbangi permainannya.
“Lindah.. gila kamuu..”
”.. teruuss masukin kemaluanku. Yg keras Steve..” Steven semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas..
”Agghh.. kemaluan loe Linda..enakk.. enak ngentot sama loe sayangg..aghh..” kata-katanya sudah tak beraturan. Badannya terus bergerak. Mendorong kemaluannya yg uenakk banget. Dikecupnya punggungku, diremasnya payudaraku. Semakin membuatku ke puncak kenikmatan..
“Stevennnnn .. aku mau keluaar..””Tunggu sayangg.. tahan bentarr..” gerakannya semakin cepat dan semakin Lindar “Aghh..” erangannya semakin tak karuan. Semakin cepat, semakin Lindar.. aku semakin tak tahan..
“Stevennn.. ” bersamaan.. jeritanku berpadu dgn jeritan keras Steven..
“Achh.. aku keluar sayangg.. achh..” kurasakan cairan hangat membasahi kemaluan aku berpadu dgn cairanku. Lemasnya lemasnya..
Tubuh Steven memeluk erat tubuhku dan aku menjatuhkan diri ke tempat tidur. aku balikkan badan ku yg masih telanjang bulat tanpa sehelai pakaianpu. Kupeluk erat tubuhnya ” terima kasih cinta. sudah memuaskanku.” Steven mengecup keningku!
“Ternyata loe seperti yg aku baygkan. Cantik dan Lindar di tempat tidur. aku suka banget! Kitapun berpelukan, lupa akan janji Kita Malem itu, untuk makan Malem bersama! hehehe…keenakan ngentot jadi lupa makan ni ceritanya!