Cerita Sex Ibuku Hamil Oleh Pria Selain Ayahku Part 7 – “urgggghhhhhh orggghhhhhhh terima peju bapak ini nia sayang, buruuuaaan suruh memek kamu hamiiillll, buatin anak kitaa pakai peju iniii arghhhhhhh crottttt crottt” lenguh panjang pak broto “Aaaaahhhhhh ahhhh iyaaaaa pak brotooooooo, memek nia bakal buat anakkk pakai pejuu bapakk aahhhh creettt sreerrrrr sreerrrrr” desah panjang nia meraih orgasmenya bersama pak broto
Pak broto mengejang amat hebat. Pinggulnya maju mundur dengan tempo sangat cepat. Kepalanya mendongak ke atas, mulutnya meracau tak karuan seraya melepas benih-benih miliknya ke liang peranakan nia yang juga menyemburkan cairan cinta milik wanita itu. Ia tekan dalam-dalam penis miliknya dalam vagina nia, supaya memastikan nia bakal benar-benar hamil nantinya.
Sementara nia, desahannya begitu kuat ditandai bola matanya yang seolah memutih merasakan derasnya semburan panas sperma pak broto di liang peranakan miliknya. Tulang pinggulnya pun terasa lolos. Keringatnya mengucur deras dari kepala turun ke lehernya. Otot-otot vaginanya merasakan kedutan yang luar biasa dari penis lelaki itu. Dan pada akhirnya pula rahim nia menerima hangatnya benih-benih pak broto yang sekaligus akan memproses sperma lelaki itu menjadi janin bayi mereka berdua.
“Woohoooo ini baru ngentott nia sayang! Lihat sperma bapak sayang! Lihat!, uhh banyak banget kan, bentar lagi dia bakal jadi anak kita sayang! hahaha” tawa pak broto amat puas memelototi nia yang terengah-engah luar biasa menerima semburan sperma pak broto. “Hah… haah…. haaahh….. iyaa pakkk… dia bakal jadi anak kita nanti.. hah.. haah.. hahhh.. ” ucap nia lelah merasakan banjirnya sperma pak broto dalam rahimnya.
Ngocoks Selagi memastikan spermanya benar-benar tumpah seluruhnya dalam rahim nia, pak broto mengambil nafas. Ia benar-benar lelah setelah menumpahkan seluruh spermanya. Badannya mulai merasakan pegal-pegal. Matanya terbawa hawa mengantuk. Perutnya terasa lapar bukan main. Bahkan, penisnya mulai terkulai lemas. Baginya, itu saat yang tepat untuk melepaskan batang penisnya dari kemaluan nia. Kemudian Ia tarik benda panjang miliknya tersebut perlahan-lahan melewati sela-sela liang kewanitaan. Tampak batang penis pak broto amat basah terlumuri cairan cinta nia yang membasahi liang kewanitaan wanita itu.. Belum ia mencabut seluruhnya, tiba-tiba
“gedeeebukkkkkkkkk……..” sebuah balok kayu menghantam kepalanya
“bruuuuukkkkk……” pak broto pun terjatuh di lantai kamarnya dengan kepala terbentur lebih dulu menyentuh ubin.
Ternyata Bayu sedang memegang balok kayu yang ukurannya cukup besar hingga perlu kedua tangannya mencengkeram dengan kuat. Nafas bayu mendengus, tanda balok kayu itu berat baginya. Ia lalu memandang ke arah pak broto yang tubuhnya roboh ke lantai. Lelaki paruh baya itu tak sadarkan diri, terlihat darah mengalir menjalar dari kepala pak broto kemudian membasahi lantai. Bayu panik melihatnya. Matanya terbelalak kaget. Mulutnya menganga sedikit. Ia tidak sadar apa yang baru saja dilakukannya.
“Bayu?! Apa yang kamu lakukan di sini de?! ucap nia amat terkaget
“Itu nanti aja ma aku ceritain. Yang terpenting ayo buruan kita kabur dari sini ma!” perintah bayu agak memaksa tanpa mempedulikan kondisi sang mama.
“Sebentar de… sebentar…!” nia panik memaksakan tubuh bugilnya turun dari ranjang untuk lekas berpakaian secepat mungkin tanpa peduli sperma pak broto masih menempel di vaginanya.
“Ayo buruan maa! cepet!” sahut bayu
“Iyaaa sabar de…! sebentar dulu! Nia masih mengenakan pakaiannya.
Bayu menunggu sang mama berpakaian. Ia tidak terlalu peduli apa yang baru saja dilakukan mamanya dengan pak broto barusan. Bagi dirinya yang terpenting ialah membawa sang mama pergi dari tempat tersebut. Setelah sang mama berpakaian utuh walau agak awut-awutan, bayu menarik tangan mamanya dengan paksa keluar dari rumah pak broto. Kemudian anak itu bersama mamanya membiarkan saja pak broto yang tergeletak dengan darah mengucur serta tak sadarkan diri di rumahnya yang kosong tanpa orang. Nia dan bayu pun melangkah keluar, bergerak menuju jalanan besar di depan area rumah pak broto. Bajaj berwarna biru yang sepintas lewat dalam keadaan tidak berpenumpang kemudian bayu stop. Pergilah keduanya meninggalkan rumah pak broto dengan menggunakan bajaj tersebut.
############
Pada waktu yang sama, suami nia sekaligus ayah bayu, haris, tampak melamun di kantornya. Ia duduk diam di meja kerja dengan wajah tetunduk lesu dan tubuh yang lunglai. Bagaimana tidak, saat orang-orang sedang sibuk bekerja, Ia begitu malas. Apalagi pak arso tidak ada di kantor. Hati dan pikirannya sedang kacau. Hidupnya di ambang kesendirian dan kesepian. Dia merasa membuat sebuat blunder terbesar dalam kehidupan berumah tangga. Ingin dalam hatinya semua kembali dari awal, melihat sang istri dan anaknya sepulang dari bekerja.Tapi, jika melihat keadaan sekarang yang sedang dihadapi, keinginannya tersebut terasa harus dikubur dalam-dalam. Hanya takdir baginya yang bisa mengubah segala hal tidak mungkin menjadi kenyataan.
“Bayu…nia….. maafin papa ya…..kalian mau gak maafin papa? Hmm.. sekarang kalian dimana?” ucap Haris menatap dinding tembok kantornya yang bercat putih dengan penuh harap.
Di kala berbicara seorang diri, seolah Tuhan mendengarkan suara dan harapan haris, tiba-tiba telepon genggam miliknya berdering. Ia sebetulnya malas mengangkat. Namun, khawatir itu pak arso atasannya. Ia coba angkat panggilan tersebut. Ia ambil ponsel pintar miliknya yang berada di saku celana bagian kanan. Setelah diambil, ia cek nomor telepon yang menghubunginya. Alangkah terkejutnya dia, ternyata yang menelepon sang istri, nia. Ini pertama kali bagi haris menerima telepon dari istrinya semenjak mereka pisah rumah. Hatinya jadi bertanya-tanya ada apakah sang istri menelepon. Karena penuh rasa penasaran, segera ia jawab telepon dari istrinya. Namun, entah mengapa ia malah mendengar suara bayu disertai suara berisik suasana jalan raya.
“Halo? papa ya? Pa… ini aku bayu”
“Eh kamu de, ada apa? kok tumben telepon papa?”
“Aku sekarang lagi di bajaj nih pa, sama mama mau pulang ke rumah. Papa bisa pulang ke rumah gak?”
“Ada apa yaa de? papa masih di kantor nih..”
“Tolong pulang ke rumah dong paa… aku mohon.. situasinya darurat banget sekarang…nanti aku ceritain deh kalo udah sampai rumah”
“oke-oke deh… sekarang papa langsung berangkat. Nanti kalau misalnya papa belum sampai, tunggu yaa”
“iyaa paaa….”
Cukup terkejut haris, karena yang meneleponnya bukan nia, tapi bayu, sang anak. Tak hanya itu, ia juga mendapat kabar kalau bayu sedang bersama mamanya menuju rumah. Tentu kabar tersebut baik bagi haris karena ada peluang baginya untuk memulai kehidupan rumah tangganya dari awal. Terlebih, situasi yang diucapkan bayu sedang darurat dan haris dimintai datang menemui mereka dapat menjadi momentum bagi dia untuk kembali menjadi pemimpin rumah tangga yang baik, yang mengayomi dan melindungi anak dan istrinya. Maka, tak pikir panjang, ia lantas berangkat meninggalkan tempat kerjanya menuju rumahnya dengan menggunakan mobil pribadi. Dalam perjalanan menuju rumah, hatinya penuh tanya apa yang dimaksud darurat oleh sang putra. Dia jadi khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu dengan istrinya, nia. Buru-buru saja ia mempercepat laju kendaraan miliknya hingga lampu merah ia terobos.
#############
Di depan pagar rumah haris, Nia dan bayu sudah tampak berada di sana. Keduanya sedang menunggu suami sekaligus ayah yang sudah jarang mereka temui. Selama menunggu, keduanya tidak berinteraksi sama sekali. Nia yang sebenarnya tidak begitu suka berada di dekat suaminya begitu risih karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan suaminya kembali. Selain itu, ia sekarang berada di depan rumah yang dulunya penuh kebahagiaan keluarga dan rumah tangga.
Namun, hancur berantakan disebabkan sang suami, haris, berselingkuh. Namun, itu semua terpaksa ia lakukan karena bayu yang mengajaknya kesini. Ia memilih diam karena khawatir bayu akan bertanya tentang hal yang dilakukannya bersama pak broto. Tak hanya itu, nia juga khawatir kalau bayu bakal menceritakan apa yang baru dilihatnya kepada haris yang masih sah suami nia. Tiba-tiba bayu menolehkan wajahnya ke nia ketika papanya belum juga tiba.
“Ma, mulai malam ini dan seterusnya kita tinggal di sini lagi yaa?” ucap bayu menoleh ke atas menatap kedua mata sang mama dengan penuh nanar.
“Ehhmmm tapi de?”
“udah deh ma… masalah papa selingkuh, bayu punya keyakinan papa udah kayak gitu lagi kok. Lagipula, cukup adilkan? Mama juga berselingkuhkan dari papa?” bayu mencoba menyakinkan mamanya.
“hhhmmmm…” nia menunduk malu tidak bisa menanggapi pertanyaan bayu.
“Tenang aja kok ma, masalah mama, aku gak bakal cerita ke papa kok. Asalkan, mama mau tinggal sama papa lagi di rumah ini. Kita mulai dari awal lagi yuk maa hubungan sama papa?” ucap bayu tersenyum membujuk sang mama
“Heeem gimana yaa de,,..” nia masih sedikit ragu
“Maa… kita kan udah terlalu cape pindah ke sana kemari. Mama juga udah kerepotan ngurusin aku. Nah, kalau ada papa kan, ada yang bisa melindungi, adapula yang bisa membantu kita maa.., terutama mama. Bagaimana jadinya tadi kalau aku gak ada waktu kejadian di rumah pak broto? Itu juga untung karena pak broto langsung tidak sadar? Coba kalau sadar, aku pasti bisa dipukul balik ma sama dia. Nah, kalo ada papa kan mama jadi ada bisa yang melindungi. Ya kan Ma? Aku cuma berharap mama bisa memaklumi kesalahan papa karena papa pasti ada kekurangan begitu juga mama. yaa maa? mau yaa tinggal sama papa lagi? Aku mohon ma,, demi aku ma, anak mama..” terang bayu menggenggam erat tangan sang mama.
“Iya deh dek kalo gitu… mama coba yaa….” balas nia terharu mendengar ucapan putranya.
Mendengar ucapan sang mama, membuka harapan bagi bayu akan kembalinya bersatu papa dan mamanya. Tentu dia amat senang. Terlebih hati sang mama sudah melunak. Dia tinggal menunggu kedatangan dan respon papanya.
Tak lama, sang papa tiba. Mobilnya yang terlihat jauh dari pandangan bayu perlahan semakin dekat. Hingga pada akhirnya mobil yang dulu mereka sering naikki bersama berhenti di depan bayu dan mamanya. Mesin mobil pun mati. Kemudian keluar dari pintu pengemudi, sang papa yang agak lama bayu tidak pernah bertemu. Anak itu lantas berlari menghampiri papanya. Sementara sang mama berdiri mematung, menyaksikan pertemuan antara ayah dan anak.
“Paa…..!” teriak bayu melihat papanya keluar dari pintu mobil
“Bayuuu.. anak papa…. kita ketemu lagiii akhirnya!” sambut haris penuh senyuman.
Keduanya pun berpelukkan. Haris tak lupa mencium kening sang anak. Bayu tak lupa mencium pipi papanya. Mereka peluk mesra melepaskan kerinduan antara anak dan ayah.
“Kamu kok kesini bisa bareng mama? Gimana ceritanya? Oh ya tadi itu darurat kenapa?” tanya haris kepada putranya menatap nia yang berdiri
“Iyaa nih pak, sini aku bisikkin..” ucap bayu mencari telinga sang papa untuk berbisik
Jadi, selama ini tuh aku ngekos bareng mama pa, tapi akhirnya mama gak kuat bayar, kita pindah deh ke rumah tante mira. Terus gak lama di rumah tante mira, mama cerita ke aku kalau mama sebenernya kangen sama papa, tapi mama takut papa gak mau maafin mama. Mama jadi ragu ketemu papa deh…”
“masa sih? Terus yang darurat tadi itu apa?” tanya haris kepada anaknya
“Iya serius, masa aku bohong. Lihat tuh mama dari tadi bengong lihatin kita. Mama tuh malu dan takut salah kalau ngomong sama papa. Kalau yang daruratnya, mama udah darurat kangennya sama papa hehe” bisik bayu sambil tersenyum
“Ohh gitu,…” ucap haris agak tidak percaya.
Meski ragu dengan ucapan sang putra, haris tetap beranggapan bahwa ini adalah momen yang tepat untuk mengembalikan rumah tangganya menjadi harmonis dan rukun kembali. Tentu momen ini sangat langka. Apalagi, ia melihat sang istri, nia, berdiam diri saja melihatnya. Haris pun tidak tinggal diam. Ia menghampiri sang istri.
“Ma, kamu apa kabar?” tanya haris tersenyum menatap sang istri yang menunduk
Namun, nia hanya terdiam. Wanita itu cukup bingung dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
“Kok kamu diem aja ma…, pasti gara-gara aku yaa.Hmmm,, Maafin aku yaa maa…. aku yang sebenernya yang salah kok. Aku sudah menduakan kamu selama ini. Juga udah memperlakukan kamu secara kasar. Saya benar-benar bodoh telah mengabaikan kamu begitu saja. Aku telah berselingkuh dari kamu, mengorbankan anak dan istri yang amat sayang padaku, sedangkan aku bertindak sebaliknya. Ma, kamu mau kan maafin aku suamimu ini…??? Tenang saja, aku sudah tidak berhubungan lagi dengan wanita itu. Dia ternyata mengkhianatiku. Aku selama ini ternyata dibohongi. Kini, setelah dikhianati juga, aku jadi merasakan apa yang kamu rasakan maa… itu benar-benar sakit di hati… Namun, sekarang semua terserah kamu maa… aku sedang berusaha minta maaf kepadamu, dan berharap kamu mau menjadi pendampingku lagi dan bersama-sama membesarkan bayu” haris mencoba memegang kedua telapak tangan istrinya
“hhhmmmm gimana yaa pa….” balas nia
“Terserah mama kok maa.. papa gak maksa juga. Yang terpenting bagi papa, mama mau maafin papa…” ucap haris sangat berharap
“Heeeemmm iyaa mama, papa maafin. Tapi papa janji yaa jangan mengkhianati mama lagi…” ucap nia berharap suaminya benar bakal setia.
“iya kok ma.. papa janji 100 persen demi mama, papa gak bakal selingkuh dari mama. Tapi hhmm…terus.., mama mau jadi istri papa lagi kan?” tanya haris memastikan
“hhhmm mau gak yaa paa…?”
“Papa berharap mama mau menjadi istri papa lagi…. papa mohon ma…” haris memelas
“Mau kok pa….” sontak nia menjawab
“Serius ma?!” sahut haris tak percaya
“Iyaaa papa sayangg…..”
Mendengar respon nia demikian, haris langsung merangkul sang istri. Sebaliknya nia juga merangkul sang suami dengan merebahkan kepalanya di bahu haris yang hangat. Suami istri itu pun akhirnya berpelukan mesra penuh cinta. Haris mencium kening sang istrinya cukup lama. Begitu juga nia mencium pipi sang suami cukup lama. Begitulah tanda sayang keduanya yang utuh kembali saling memaafkan. Sementara bayu merasa terlupakan ketika sang papa sedang memeluk mamanya. Meskipun begitu, ia tersenyum amat bahagia. Baginya, kebohongan yang baru saja ia sampaikan kepada sang papa demi harmonisnya hubungan sang papa dan mama. Kini, anak itu mulai melihat sinyal bahwa kehidupan dirinya tampak akan normal kembali. Tak perlu pula ia jauh-jauh berangkat ke sekolah. Siangnya ia akan bertemu sang mama. Malamnya ia akan bertemu dan makan malam bersama. Paginya, Ia pergi ke sekolah bisa diantar papanya. Selain itu, bayu bisa berekreasi kembali dengan kedua orang tuanya.
“Bayu! Kok diem?” tanya papanya
“Bayu sini! tahu gak sih pa, bayu sering ngerepotin mama sepeninggal papa..” curhat nia
“Masa sih ma?” tersenyum haris bahagia akhirnya bisa akur dengan istri
“Bohong paa, bohong, bayu gak ngerepotin mama kok” timpal bayu mengelak
“Memang Kamu ngerepotin mama kok…”canda nia kepada putranya
“enggak pa, enggak, mama bohong ishh”
“Udah..udah.. sekarang kita masuk yukkk… kalian udah makan belum” tanya haris merangkul anak dan istrinya
“Belum nih pak” sahut bayu
“Yaudah yuk kita makan di luar aja….”ajak haris
“gak usah deh papa biar mama masak di rumah aja. Mama bosen dengan makanan di luar mulu selama gak di rumah. Eh iya, Papa belanjakan selama mama gak ada di rumah?”
“Belanja kok ma, tapi cuma telur doang yang kemasak. Sisanya, papa anggurin deh…gak ada mama sih di samping papa hehe” curhat haris sambil membuka pagar rumah mereka
“Tuh kan sih papa kebiasaan, belum bisa masak juga…huuu” timpal nia
“Maless ma, gara-gara itu justru aku butuh kamu ma…. kamu kan pelengkap hidupku…” gombal haris
“Dasar papa masih ajaa gombal yaa….”
Bayu senang melihat papa dan mamanya akrab kembali. Begitu juga nia, ia akhirnya tak perlu repot-repot lagi memikirkan bagaimana cara menafkahi bayu. Tidak hanya itu, kini ia tak perlu takut lagi bakal dijahati oleh bapak-bapak mesum di luar sana. Haris ada di dekatnya yang akan selalu siap melindungi. Di lain hal, Dia ingin memasak untuk suami dan anaknya meski tubuhnya cukup lelah sehabis melayani nafsu pak broto. Ia paksakan tubuhnya berdiri dan bergerak demi merayakan keharmonisan rumah tangganya kembali. Sementara haris, ia tidak begitu peduli tidak kembali ke kantor dengan status izinnya. Ia cuek karena sadar besok akhir pekan. Terlebih karena hubungan dekatnya dengan pak arso seolah memberi ruang kelonggaran baginya. Sementara pak arso juga tak ada di kantor karena besok atasannya tersebut akan berkunjung ke rumah ayah kandungnya di kampung. Bos haris itu akan mengurusi bisnis dengan ayahnya, pak paijo.
Aktivitas di rumah haris yang sunyi sepeninggal bayu dan nia akhirnya ramai kembali. Keluarga yang dulu pecah kini menyatu melupakan segala hal yang telah memecah belah. Bayu kembali ke kamar yang lama ia tidak tempati. Ia istirahat sejenak menunggu mamanya selesai memasak. Sementara haris membantu nia yang sedang memasak di dapur. Keduanya sempatkan bercanda bersama di sana demi menciptakan suasana romantis yang mereka rindukan.
“Maa,,, nanti malem jangan lupa loh yaa…” ucap haris membantu nia memotong cabai dan tomat
“Lupa apa yaa paa?” ucap nia sambil menggoreng lauk
“Isshh mama mah, papa kan kangen banget sama mama….” balas haris manja mencolek pinggang nia yang sedang menggoreng
“ishh gelii paa…awas kena minyak panas ini. Lagian, kangen apa sihh pa….” sahut nia
“Males ahh jawabnya kayak mama gak kangen aja…” balas haris
“ihhh gitu…”
Tiba-tiba haris berdiri memeluk istrinya dari belakang, Ia merangkul pinggang nia dan menggesekkan penisnya di belahan bokong istrinya.
“Ma.., hhmmm berdiri nih maa..punya papa…, dia katanya kangen banget sama punya mama…” ucap haris menggesekkan penisnya
“Ohh itu paa…maksudnya nanti malam. Issh papa lagi masak juga masa ngomongin begituan” sahut nia
“Habis kangen banget papa maa,,,, sama mama….” manja haris
“Yaudah mama masak dulu yaa pa… papa udah memang motong cabai sama tomatnya?”
“Udah kok maa tuh lihat, jadinya gimana nanti malem?” haris tak sabaran
“iya papa sayang, nanti malem kita ngentot…” ucap nia biar suaminya puas
“Gitu dong… hehe”
##############
Malam pun tiba, sementara di dalam area rumah pak broto, suara sirine ambulan terdengar meraung-raung. Puluhan warga sekitar tampak begitu ramai di rumah tersebut. Ternyata, mereka sedang melihat dan membantu beberapa warga lainnya yang sedang mengangkat tubuh pak broto yang kepala dan lantai kamarnya bersimbah darah. Diduga pak broto sudah meninggal dunia setelah ditemukan oleh tetangganya yang menemukan pertama kali. Di lain hal, beberapa penduduk lain pun sempat memanfaatkan momen tersebut dengan mencuri isi rumah lelaki itu karena memang cuma pak broto yang tinggal di sana. Karyawan-karyawan rumah makan milik pak broto juga belum ada yang tahu. Hanya tetangga-tetangga terdekatnya yang tahu. Terlebih, pak broto hidup seorang diri dan kurang bergaul.
Tak lama, setelah ambulan pergi. Area dan rumah pak broto itu ditinggal satu per satu oleh warga yang dari tadi mengerumuni. Rumah itu pun perlahan amat sunyi dan sepi karena kosong tak berpenghuni. Kesan angker pun menyelimuti suasana di sana.
####################
Setelah makan malam bersama papa dan mamanya, Bayu sedang istirahat di kamar sejenak merayakan kembali dirinya di rumah yang paling dicintai. Rumahku istanaku begitulah pikir bayu. Ia sedang merebahkan tubuhnya bolak-balik di atas kasurnya, terasa ia rindu dengan kasur pribadinya tersebut. Ia juga mengecek seluruh barang yang tersisa di kamarnya karena barang yang dibawanya selama pergi bersama sang mama tertinggal di rumah tante mira. Setelah dicek, ternyata barang yang selama ini dia tinggal masih tetap utuh, hanya tampak berdebu karena tidak pernah dibersihkan. Kemudian setelah itu ia kembali berbaring di kasur seraya memikirkan apa yang baru saja terjadi hari ini. Antara syukur dan rasa bersalah dalam pikirannya. Entah mengapa pula bibirnya tiba-tiba tersenyum seakan penuh makna tersirat keluar sehingga tak sadar ia akhirnya tertidur pulas karena begitu lelah anak tersebut.
Melewati waktu tengah malam yang memasuki dini hari, bayu terbangun. Anak itu ingin buang air kecil sekaligus minum segelas air. Dia tidak sadar bahwa dirinya tertidur secara tidak sengaja di kasurnya. Merasa aktivitas kemarin yang membuatnya demikian sehingga tubuhnya begitu lelah. Ia yang ingin pipis dan minum air putih beranjak bangun dari kasurnya dan berjalan keluar kamar. Langkah bayu begitu pelan menuju arah kamar mandi sambil terus mengucek-ngucek kedua matanya. Ia mendengar suara orang mendengus-dengus ketika berjalan, tapi ia tidak begitu peduli karena sudah kebelet. Maka, buru-buru ia ke kamar mandi.
Setelah lega membuang air seninya, bayu menuju dapur untuk meminum segelas air. Ia ambil gelas di rak piring. Lalu ia tuangkan air di gelas tersebut melalui dispenser yang berada di dapur. Setelah minum, ia kembali ke kamarnya. Namun, ketika di depan pintu kamar, ia mendengar lagi suara orang sedang mendengus. Karena penasaran, ia coba cari sumber suara tersebut dan ternyata berasal dari kamar kedua orang tuanya. Beruntung, ada celah terbuka di pintu kamar orang tuanya. Ia melihat lampu kamar tersebut menyala. Lantas ia coba mengintip karena amat penasaran dengan dengusan suara yang ia dengar.
“terrrusss paaaa ahhhh…. ahhhhh” desah nia sedang menungging
“uhhh iyaa maa…..uhh uhh mama makin hot ajaa yaa sejak papa tinggal…” dengus haris menyodok istrinya dengan gaya doggystyle
“aahh Iyaa dong paaa… memek mama kan kangen bangett sama kontol papa….aahh” desah niaa sambil meremas sprei kasurnya
“uhhhh kontoll papa jugaa kangen maaa…uhhh”
Bayu tersenyum. Ia melihat kedua orang tuanya sedang bersetubuh dengan keadaan bugil. Mamanya merintih-rintih seperti orang kesakitan sedangkan papanya melenguh seperti orang yang baru saja berlari kencang. Tak hanya itu, ia juga melihat penis papanya keluar masuk dengan cepat dari kemaluan sang mama. Kedua tangan papanya pula memegang pinggang sang mama dan terkadang meremas bokong mamanya. Sang mama selain merintih juga meremas sprei kasurnya yang berantakan tak karuan.
“Akhirnyaa mama bersetubuhnya sama papa…. itu berarti bentar lagi aku kayaknya punya adik baru deh… hehe” senyum bayu dalam hatinya
Entah tidak tahu atau lupa, bayu tidak sadar kalau sperma pak broto sudah masuk lebih dulu ke rahim mamanya ketika sang mama tidak meminum pil kb. Jadi, itu tandanya bisa saja adik bayu nantinya bukan benih papanya tapi benih pak broto. Anak itu malah keasyikan menikmati sang mama dan papanya bersetubuh.
“Papaa…. ayukk pa….. suruhhh kontol papaa nyemburrr pejuuu di memek mama….. ahhh ahhhh” pintaa nia
“uhh uhh kenapa memangnya mama sayang?” balas haris yang masih sibuk menyodok nia dari belakang
“memekkk mamaaa mauu keluaarrr papaa sayangggg ahhh ahhh” nia menolehkan kepalanya ke haris yang sedang sibuk menggenjotnya
Mendengar ucapan nia, haris langsung memeluk istrinya tersebut. Kedua tangannya meremas payudara nia yang padat dan kenyal. Dagunya pun ia rebah kan di pundak nia. Haris mencoba membisiki istrinya sambil terus menggenjot batang kemaluannya di vagina sang istri.
“maaaaa uhhh uhhhhh…. bikinin bayuu adik baru yuukkk”
“aaahhh ahhhh iyaaa paaaa…” nia merintih, rambutnya yang panjang acak-acakkan
“maaaaaa, uhhh uhh enaakk bangett memek kamu ma….” lenguh nikmat haris
“aahh ahhh kontoll papa jugaa….”
“uhhhhhh kontoll papaaa udah berkedutt maaa uhhh” haris menuju puncak klimaks
“aaaahhhh iyyyaaaa, ayoooo paaaaa…. memekk mama udaahh kangennn nihh disembur pejuu papaa…..ahhhhhhhh paaaaaaa ayoooo mama keluarrr nihh cretttt crettt sreerrrrrrrrr” desah nia mencapai klimaks
“uhhhh inii mamaa sayaanggg, rasakan kumpulan pejuuu yang kangenn nyemprot memek mamahh…. urghhhhh arghhhhhhhh crrrroooooooot” haris mencapai klimaksnya.
Nia dan haris mencapai klimaks bersama. Tubuh mereka menyatu dan kedua tangan haris memeluk tubuh sang istri yang membelakanginya. Haris pun mencium tengkuk dan pundak istrinya.
“Maaa…. kitaaa jangan sampai pisah lagii yaaa…..” bisik haris sambil mencium pundak sang istri.
“iyaaa paa… mama gak mau pisah lagi sama papa. Gak ada papa mama menderita banget… Maafin mama yaa paa…” ucap nia dalam hati usai lelah mencapai klimaks
Ketika haris dan nia baru saja mencapai orgasme mereka, bayu serius sekali mengintip kedua orang tuanya tersebut. Rasa kantuknya tiba-tiba hilang. Penisnya yang berada di berada di balik celana pun berdiri tegak.
“Papaaa enaakk bangett yaaa…. bayu juga kepengen tahu pa……” ucap bayu dalam hati melihat sang papa klimaks
Dengan penis yang masih tegak berdiri, bayu kembali ke kamarnya karena Ia melihat aktivitas papa dan mamanya sudah selesai. Sesampai di kamar, di atas tempat tidurnya, ia terus mengelus penisnya yang sedang berdiri. Ia memikirkan dengan keras bagaimana cara bisa menyetubuhi mamanya. Tentu jangan sampai sang papa tahu.
#################
Di tengah dinginnya suasana desa pada waktu dini hari, pak bejo masih belum tertidur di rumahnya yang amat sederhana. Padahal, siang ini, ia harus menemani pak paijo bertemu dengan bosnya haris, pak arso. Entah apa yang ada dipikiran buruh tani itu.
“Aduh, besokkan seharusnya libur, tapi pak paijo maksa harus nemenin dia ketemu bos anaknya lagi…. hadeehh. Eh iya, suruh aja pak paijo bawa anaknya kesini sekalian liburan. Ntar kan dia bawa nia ke sini hehe…. kali ajaa rezeki bisa ngentot nia lagiii” tawa pak bejo sendirian
Sabtu pagi ini begitu sejuk dan dingin, sedangkan tidak turun hujan semalam. Hal itu yang sedang dirasakan bayu. Tampaknya bukan suhu udara pagi yang dirasakan anak itu, melainkan sejuk hatinya menyadari ia dapat kembali bangun pagi di rumah sendiri. Akhir-akhir ini, ia begitu malas untuk bangun pagi, kecuali untuk urusan sekolah. Namun, semenjak kembali ke rumah tercinta dan berkumpul bersama papa dan mama, ia jadi begitu bersemangat untuk bangun pagi. Apalagi, hari ini ia berencana lari pagi bersama papa dan mamanya.
Usai bangun, tampak di kamarnya bayu yang belum mandi sedang mengenakan kaos hitam polos dan celana training panjang. Dengan hanya modal mencuci muka dan menggosok gigi, anak itu pelan-pelan memakaikan pakaiannya sendiri. Ia merasa mandi itu lebih baik setelah berolah raga, ketimbang sebelum olahraga karena nanti berkeringat lagi. Di sisi lain juga ia memilih pakaian yang cukup sederhana untuk dikenakan, namun cukup enak dilihat. Barulah setelah merasa dirinya tampil cukup keren, ia keluar kamarnya. Ketika berada di luar kamar, ia melihat suasana dalam rumahnya begitu sepi dan hening. Ia menduga jangan-jangan orang tuanya lupa kalau hari ini mereka berencana lari bersama atau, jangan-jangan keduanya terlambat bangun.
Hanya saja, ia melihat pintu kamar orang tuanya terbuka lebar. Di dalamnya kosong tanpa seorang pun. Ia menjadi bertanya-tanya kemana orang tuanya. Maka, ia coba telusuri seluruh ruangan, dari dapur hingga ruang tamu. Namun, tidak juga ia temukan. Pikirannya jadi buruk. Ia beranggapan orang tuanya meninggalkan dirinya sendirian di rumah. Sontak seketika pikiran itu berubah ketika ia melihat di balik jendela ruang tamu yang gordennya sudah terbuka. Ia memandang papa dan mamanya sudah berada di depan rumah. Tampaknya mereka sedang pemanasan sambil menunggu bayu. Tahu begitu, bayu buru-buru mengambil sepatu larinya yang di dalamnya terdapat kaos kaki yang lusuh dan sedikit bau. Dengan perasaan cuek, Ia kenakan kaos kaki yang tak lama dicuci itu secara tergesa-gesa. Selanjutnya barulah ia kenakan kedua sepatunya yang masih cukup elok. Nampak seiring pertumbuhan usianya, sepatu yang cukup tua ia miliki itu makin sempit ia kenakan. Bayu tak begitu peduli. Langsung saja ia mengikatkan simpul tali sepatunya kuat-kuat agar tidak terlepas.
Di depan rumah,
“Bayu kok lama banget ya pa?”, tanya nia sembari pemanasan meliak-liukkan tubuhnya ke kiri dan kanan.
“Tunggu aja ma, sebentar lagi paling”, jawab haris sedang sibuk dengan ponselnya.
Haris sedang mengecek pesan di ponsel miliknya karena pak arso baru saja mengabarkan kalau dia sudah berangkat menuju rumah orang tua Haris di Garut. Pak arso juga memberitahukan kalau haris tak perlu repot-repot meminta orang tuanya melayani pak arso dengan baik. Terlebih, pak arso punya villa pribadi di sana di mana haris pernah berkunjung. Setelah mengecek pesan pak arso di ponselnya, haris sontak melihat sang istri yang sedang pemanasan sebelum lari. Tampak sang istri memakai kaos putih polos yang sedikit transparan karena begitu terlihat tali bra yang mengait di tubuh wanita itu. Tak hanya hal tersebut, dari depan tubuh sang istri, haris dapat melihat cup bra tersebut menopang dan membopong buah dada nia yang ukurannya cukup besar. Belum lagi celana pendek hitam sang istri yang meskipun tidak ketat, namun bokong padat dan bulat milik istrinya tersebut sedikit terpampang jelas. Haris pun terkagum-kagum melihat istrinya.
“Ma, kamu makin seksi aja ya….” puji haris tersenyum menatap tubuh sang istri
“Ah, dari dulu memang begini kali pa. Papa aja kali yang baru sadar sekarang..” balas nia yang tak sabar menunggu bayu, putranya.
“Enggak kok ma. Papa serius kali ini”.
“Yaudah deh pa, mujinya entar aja. Sekarang mendingan papa panggilin bayu gih, suruh dia cepetan. Kalau enggak, kita bisa kesiangan larinya ini”, sahut nia kepada suaminya.
“Iya deh ma”.
Nia agak tersenyum ketika sang suami memuji dirinya. Dalam hatinya terdapat sedikit penyesalan yang cukup mendalam tentang hal yang menimpa dirinya selama tidak berada di sisi sang suami. Penyesalan tersebut tentu tidak bisa ia umbar kepada suaminya. Dia tidak tahu apa jadinya jika sang suami mengetahui hal tersebut. Maka, atas pertimbangan yang cukup matang mengenai baik buruknya, nia lebih menyimpan hal itu dalam-dalam saja.
“Kamu kenapa baru sadar sekarang sih mas? aku kan dari dulu udah begini. Gak ada yang berubah juga kok. Kamu ini memang selalu terlambat mas, diriku ini, istrimu, sudah mengkhianatimu kemarin. Istrimu ini sudah kotor. Aku sudah ditiduri laki-laki lain mas. Mereka laki-laki mesum itu dengan bebas menumpahkan cairan maninya ke liang peranakanku ini, termasuk ayahmu sendiri. Beruntung, setidaknya aku masih bisa mencegahnya supaya mereka tidak bisa menghamiliku…… Akan tetapi……., sebelum semalam, setelah kita berbaikan, dan kamu menumpahkan spermamu di dalam vaginaku, ada seorang laki-laki lain yang sudah menanam benihnya lebih dulu ke rahimku mas. Tentunya kalau begitu Aku hanya berharap benih laki-laki tersebut tidak berhasil aku buahkan dan hanya benihmu yang berhasil. Semoga pula sel spermamu mengalahkan sel sperma laki-laki itu. Namun, kalaupun nantinya itu tidak terjadi, aku berharap dengan sangat, kamu mau membesarkan anak yang bukan anakmu ini mas….walaupun aku tidak akan pernah memberitahumu tentang status anak itu nanti”, ucap nia dalam hatinya yang penuh kegalauan.
“Bayu! Udah belum?! Buruan de! kalau enggak nanti kita kesiangan nih!” teriak haris memanggil putranya
“Iyaa pa! sebentar aku nutup pintu rumah dulu..” sahut bayu menutup pintu rumahnya.
Setelah selesai memakai sepatu, bayu lekas keluar dan tak lupa menutup pintu rumahnya. Lalu dengan langkah cepat bayu menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya dari tadi. Namun, ketika sudah di dekat mereka, selain melihat wajah papanya yang sudah siap, Bayu melihat wajah sang mama yang begitu risau. Mata sang mama seperti orang linglung dan tidak begitu bersemangat. Bayu pun jadi bertanya-tanya apa yang sedang dirasakan dan dirisaukan mamanya.
“Yuk, langsung lari aja yuk..keburu siang nih”, ajak nia kepada suami dan putranya.
“Iya nih, yuk de, mama kamu udah nungguin kamu tuh sampai gak sabaran gitu” sahut haris membujuk bayu
“Iya, yuk ma, pa, kita langsung lari aja”.
Keluarga kecil itu pun akhirnya lari pagi bersama mengelilingi komplek perumahan dimana mereka tinggal. Mereka berlari sambil bercerita lucu seraya membangkitkan kembali romantisme keluarga yang sempat hilang. Haris dan nia lari membarengi bayu yang larinya cukup lambat. Keduanya juga mengatur nafas mereka masing-masing. Di lain hal, bayu malah sibuk memperhatikan buah dada sang mama yang berayun-ayun ketika berlari. Ia juga merasa bukan hanya dia yang memperhatikan, tetapi semua lelaki yang ia lihat sepanjang jalan. Mata mereka terlihat mengamati sang mama. Wajahnya tampak sangat bernafsu dan ingin sekali mencicipi payudara mamanya. Oleh karenanya, Bayu menjadi sedikit terganggu karena sang mama dipandangi begitu. Ingin sekali dalam hati bayu memukul para lelaki yang berpandangan mesum tersebut.
#############
Di tempat lain, tampak seraya menyambut pagi pak paijo sedang menyeduh secangkir teh hangat dengan pisang goreng buatan istrinya sambil menyaksikan berita di televisi. Sementara sang istri menemani di sisinya selagi melipat pakaian yang ia jemur kemarin hari.
“Atasannya haris jadi ke sini pak?”, tanya istri pak paijo.
“Jadi bu. Paling siangan dia ke sini”, balas pak paijo seraya mengamati televisi sambil mengunyah pisang goreng di mulutnya.
“Kita sediain apa nih pak untuk bosnya anak kita, terutama untuk makan siangnya”, tanya kembali istri pak paijo.
“apa aja deh bu. Si haris juga pesen ke aku gak usah repot-repot. Itu juga permintaan bosnya sendiri”.
“Oh yasudah kalau maunya begitu”, ujar istri pak paijo menyudahi aktivitasnya.
Istri paijo usai melipat pakaian membawa pakaian tersebut ke lemari yang ada di kamarnya. Sementara Pak paijo tetap asyik menonton televisi seraya menggonta-ganti chanel dengan remot yang ada di genggaman telapak tangannya. Lelaki paruh baya yang hobinya nonton berita politik di pagi hari tersebut, tiba-tiba malah menyaksikan berita olahraga. Amat jarang sekali pak paijo menyaksikan berita olahraga, sedangkan ia tidak begitu menyukai olahraga apapun jenisnya. Ya kalaupun ada berita olahraga yang ia sukai, paling-paling berita tentang bulutangkis, salah satu ikon cabang olahraga populer di Indonesia. Namun, kali ini beda persoalan. Ternyata bukan tentang berita olahraganya, melainkan presenter wanitanya yang cantik dan seksi.
“Cantik juga ini yang bawain acara… adduhh, jadi kepengenkan nih. Ohhh nia, menantuku sayang, kapan kamu ke sini? Ayah kangen berhubungan badan dengan kamu nih..”, ucap pak paijo menatap resah penisnya yang tegang.
Karena terlalu serius memperhatikan, akhirnya kemaluan lelaki itu berdiri di pagi hari. Penis tersebut mengacung seolah-olah ingin keluar dari balik celana pak paijo. Alhasil, pak paijo jadi bingung bagaimana menuntaskannya. Aneh sekali kalau ia bilang ke istri tentang apa yang dialaminya sekarang. Maka, buru-buru saja ia ganti chanel lain supaya batang kemaluannya itu mengendur.
Selagi masih menonton televisi, tiba-tiba terdengar sahutan dari depan rumah pak paijo. Suaranya tidak begitu asing di telinga pak paijo yang kian hari kian sulit mendengar karena usianya yang sudah menua.
“Pak paijo! Paak! Paaak paijo! Pak!” teriak pak bejo dari depan rumah pak paijo
“Aduh, si bejo ini pagi-pagi udah ganggu waktu santaiku saja. Padahal, hari ini dia sudah aku beri libur…hemmm” ucap pak paijo mencoba menghampiri pak bejo
“Treeekkkkkkkkkk” pak paijo membuka pintu rumahnya
“Ada apa kamu bejo pagi-pagi udah main ke rumah saya, sedangkan sudah saya kasih libur kamu hari ini” gumal pak paijo melihat pak bejo di depan rumahnya.
“Eh iya pak, maaf. Saya cuma mau tanya, apa jadi bosnya haris ke sini?”, tanya pak bejo ingin tahu sekali.
“Terus kalau aku jawab iya, apa urusannya dengan kamu jo?”.
“Hehe. Enggak kok pak saya cuma kepengen tahu aja” balas pak bejo menggaruk kepalanya.
“Yasudah. Kamu pulang sana gih. Nikmati liburmu sebaik mungkin. Biar nanti kalau bekerja kamu bisa maksimal”, pesan pak paijo.
“Iya pak makasih. Mari saya pamit duluan”.
Pak bejo pun meninggalkan halaman depan rumah pak paijo yang tampak bersih sekali. Dalam perjalanan pulang, ia tersenyum-senyum tak jelas. Entah apa yang ada dibenak pikirannya. Di sisi lain, setelah memastikan pak bejo pergi, pak paijo lekas masuk ke rumahnya kembali. Ia terheran-heran ada apa dengan pak bejo yang bertanya tentang bosnya haris. Cukup dibuat penasaran dirinya. Mendadak muncul istrinya bertanya sesuatu,
“Pak, aku kok dua-tiga hari belakangan ini mimpiin si haris ya?” tanya istri pak paijo dengan raut wajah cemas
“Heeemm. Itu mah kamu kangen sama anakmu bu”, sahut pak paijo tersenyum.
“Aku sih awalnya ngira sih begitu pak. Tapi, anehnya kenapa perasaanku malah gak enak ya?”, balas istri pak paijo.
“Aduh bu. Jangan kamu pikir macam-macam. Gak baik seperti itu. Doakan saja anakmu itu selalu diberikan kesehatan dan keselamatan”, hentak pak paijo.
“Iya deh pak”.
###########
Bayu dan orang tuanya sedang melepas lelah di sebuah jajanan kaki lima di daerah rumahnya. Tampak mereka juga akan sarapan di sana. Saat sama-sama melepas lelah, bayu memperhatikan wajah sang mama yang terlihat lelah, namun tidak juga berubah, sama seperti ia melihatnya ketika di depan rumah. Ia pun ingin bertanya apakah jangan-jangan sang mama masih memikirkan persetubuhannya dengan pak broto kemarin hari. Namun, ia ragu karena ada papanya. Tiba-tiba sang papa menerima panggilan telepon.
“ma, aku jawab panggilan telepon dulu di luar ya?”, ucap haris keluar tempat jajanan seraya mencari sinyal.
“Iya pa”, sahut nia mempersilahkan.
Bayu terhenyak sejenak setelah sang papa keluar. Ia sudah tak sabar daritadi ingin lekas saja bertanya kepada mamanya. Maka, setelah tahu papanya akan keluar, ia langsung bertanya.
“Ma, kok daritadi wajah mama aku lihatin kayak ada pikiran gitu?”, tanya bayu menatap mata sang mama dengan penuh keingintahuan.
“Enggak kok de. Gak ada apa-apa”, jawab nia menyangkal.
“Serius nih ma. Mama masih kepikiran sama yang kemarin-kemarin itu?”, tanya bayu kembali
Nia terdiam sebentar. Ia ragu menjawab pertanyaan sang putra. Dalam lubuk hatinya, ia sungguh malas bercerita dan berbicara apa yang sudah dilakukannya selama ini kepada putranya. Tapi, apa boleh buat. Kini, hanya bayu yang bisa diajak bicara dan paling mungkin untuk membantunya untuk berbicara jujur dengan sang suami. Ia coba terus pikir matang-matang sebelum menjawab pertanyaan sang putra karena dalam dirinya juga masih ada semacam ketakutan rumah tangganya akan retak kembali. Di sisi lain, lagi dan lagi ini waktu yang pas dan jalan satu-satunya untuk melegakan batin yang selama ini terbebani dosa yang belum diketahui sang suami.
############
Sambil fokus menyetir menuju tempat tujuannya, pak arso bersiul-siul seraya menghibur diri dan mengusir kantuk. Ingin ia setel musik melalui setelan musik yang ada di dalam mobilnya. Namun, ia tidak mempunyai dvd apalagi flashdisk yang menyimpan kumpulan lagu kesukaannya. Kalaupun menyetel radio, ia tidak begitu suka dengan musik sekarang yang tidak cocok dengan selera lawasnya. Apalagi mendengar berita, itu dapat membuatnya jenuh dengan hingar-bingar politik yang tak jelas dan dimengerti oleh pak arso.
“Aduh si pak broto kok gak ada kabar ya. Wah, jangan-jangan dia udah menemukan nia, terus dia keasyikan genjot terus-terusan tuh perempuan di rumahnya. Awas aja ye tuh orang berhasil ngebuntingin si nia duluan”.
Penasaran tak ada kabar dari pak broto yang terakhir kali memberitahukan nia sudah tiada di tempat kosnya, pak arso pun mencoba menghubungi. Hanya saja, ponsel pak broto tidak aktif.
#############
“Huuhhhhh…akhirnya sampai rumah juga yaa pa”, ucap nia melemparkan tubuhnya ke sofa karena begitu lelah.
“Alaah mama, baru lari segitu aja udah cape hehe”, ledek haris.
“Ihhh papa mah, mama serius tahu”, gerutu nia.
“Iya deh papa percaya hehe”, senyum haris
Ketika orang tuanya sudah berada di dalam rumah, bayu masih berada di halaman depan rumahnya. Dia sedang memikirkan sesuatu tentang bagaimana memberitahu sang papa kalau mamanya sudah pernah ditiduri lelaki lain. Bagi bayu, hal tersebut perlu disampaikan secara hati-hati. Apalagi papanya belum tahu sama sekali. Kalau tidak demikian, bayu menduga rumah tangga papa dan mamanya akan retak lagi.
Di lain hal, nia barusan menceritakan semua yang dialaminya kepada bayu ketika sang suami tidak di dekat keduanya. Dalam pikir wanita itu, ia ingin melepaskan beban dosa yang ditanggungnya dengan cara bicara jujur kepada suaminya. Akan tetapi, dia sungguh tak berani. Ia khawatir rumah tangganya yang sudah akur bisa kembali pecah gara-gara pengakuan jujurnya nanti. Kalaupun dipendam, ia terus terbayang-bayang dan terbebani pikirannya. Beruntung, sang putra menawarkan bantuan. Putranya, bayu, mengatakan ia mau menjadi perantara mamanya untuk bercerita kepada sang papa. Bagi nia, ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa diharapkan.
“Pa, mama mandi dulu yaa….”, ucap nia letih kepada suaminya
“Iyaa maa”, jawab haris yang sedang membuka ponselnya kembali.
Sambil terduduk di atas empuknya sofa, Haris kembali membuka ponselnya dan ternyata terdapat pesan singkat dari sang ayah, pak paijo. Dalam pesan singkat tersebut, ayahnya menginginkan haris bersama putra dan istrinya mengunjungi ayah dan ibunya di Garut. Bukan apa-apa, itu karena ibu haris memendam rindu di balik kekhawatiran kepada sang putra. Haris pun berpikir sejenak setelah membaca pesan singkat tersebut. Di tengah lamunan dan pikirannya itu, bayu melintas di depannya. Ia melihat wajah sang putra yang tampak kebingungan.
“De, ada apa? kok wajah kamu bingung begitu?” sapa haris kepada anaknya.
“Emmmm…. pa, aku boleh cerita sesuatu gak”, ucap bayu sedikit ragu.
“Boleh dong. Ayo sini-sini, duduk deket papa”, bujuk haris.
“Iya pa”.
“Ayo kamu mau cerita apa nih sama papa?”, tanya haris tersenyum
“Pa, papa tahu gak, selama papa enggak ada, mama selalu diganggu sama laki-laki lain?”, ucap bayu serius.
“Hah? Enggak, ini aja papa baru tahu dari kamu”, ucap haris terkejut menatap nanar mata sang anak yang sedang bercerita.
“Iya pa, jadi mama tuh sering diganggu sama laki-laki yang katanya suka sama mama. Ya jelas aja mama nolak mentah-mentah karena gak tahu siapa laki-laki gak jelas tersebut. Eh, tapi, sama laki-laki itu dipaksa juga mama ikut sama dia. Mama sempet ngelawan, tetapi laki-laki itu megang tangan mama kuat banget… yah mama ketarik deh “.
“Hah? terus? Terus?”, haris penasaran.
“Untungnya aja ada aku. Aku bantuin tuh mama. Aku pegang deh sebilah kayu gede buat mukul itu orang supaya menjauhi mama. Untungnya orang itu gak tahu karena aku mukulnya tiba-tiba. Ya jadinya pingsan itu orang aku pukul”, ucap bayu terbata-bata
“Oh.. bagus dong kalau begitu”, timpal haris.
“Lah, kok bagus pa? Udah tahu kan mama diganggu….”, tanya bayu bingung.
“Bukan begitu, itu tandanya kamu bisa jagain mama kamu”, senyum haris.
“Oh…”.
“De, terima kasih ya udah jagain mama selama papa enggak ada. Papa harap kamu bisa selalu jagain mama kamu. Enggak kayak papa kamu ini, yang malah nyakitin mama. Papa juga yang bikin mama sama kamu menderita pasti karena harus pontang panting ke sana kemari dengan uang sedikit di luar sana. Sementara papa malah asyik-asyikan sendiri. Sampai sekarang tuh de, papa masih terus dihantui rasa bersalah sama mama”, ucap haris berkaca-kaca.
“Papa,….”, bayu menatap mata papanya.
“Terima kasih ya de udah jagain mama untuk papa. Sekarang papa percaya, kalau papa gak ada di rumah, ada kamu, anak laki-laki satu-satunya yang bisa papa percaya dan papa banggakan untuk nemenin mama selalu”.
“Kok papa ngomongnya gitu sih pa…?”, ucap bayu khawatir.
“Iya, papa ngomong begitu supaya ada yang selalu jaga mama kalau papa enggak ada di rumah. Lagipula kalau bukan kamu de, siapa lagi yang jagain mama? Sementara papa kan selalu sibuk. Eh iya maafin papa juga ya de kalau ada janji papa yang sering batal sama kamu dan mama”, haris tiba-tiba memeluk erat putranya dengan menitikkan air mata.
Mendengar ucapan sang papa, mata bayu berkaca-kaca. Namun, ia tidak ingin menitikkan air mata karena ia merasa sebagai anak yang kuat. Ia yang sebenarnya tidak paham betul persoalan yang dialami rumah tangga papa dan mama kini sudah ikut terlibat. Ia benar-benar tak mengerti apa yang telah terjadi kemarin hari, saat sang papa berpisah sejenak dengan mama. Namun, bagi bayu itu tak berguna lagi. Yang jelas sekarang ia harus menjaga agar senantiasa papa dan mamanya selalu bersama.
“Ciee ada apa nih papa sama anaknya lagi pelukan. Kangen-kangenannya belum selesai ya?”, senyum nia dengan handuk melilit tubuhnya usai mandi.
“ihh si mama malah dicie-in udah tahu kita berdua lagi serius nih”, sahut haris melihat istrinya hanya berbalut handuk.
“Iya nih mama”, timpal bayu.
Haris pun melepaskan pelukkannya dari sang putra. Ia tersenyum lega karena secara tidak langsung ia juga sudah melepaskan beban yang dirasakannya selama ini. Namun, suasana hatinya tiba-tiba berubah melihat nia yang membaluti tubuh telanjangnya dengan handuk. Penis laki-laki itu tiba-tiba mengeras. Ingin sekali ia menerkam tubuh sang istri yang masih montok dan sintal itu. Belum lagi haris melihat buah dada sang istri yang terlihat tersumpal oleh handuk yang menutupi.
“Bayu… sini….”, panggil nia kepada putranya.
“Iya ma”, lekas bayu berjalan.
Sesampai di dekat sang mama, mamanya berbisik,
“Kamu udah ngomong sama papa yaa?” bisik nia penasaran sekali di telinga sang putra.
“Iya ma”, jawab bayu mengangguk.
“Terus apa tanggapan papa?”, nia berbisik kembali.
“Enggak papa kok ma. Papa malah seneng justru mama sudah jujur”, balas bayu berbohong membisiki sang mama”.
Nia tersenyum menatap suaminya setelah mengetahui jawaban tersebut dari sang putra. Ia benar tak percaya suaminya tidak marah kalau dirinya pernah tiduri lelaki lain. Sebaliknya haris yang tak mengerti makna senyuman sang istri yang dilemparkan kepadanya membalas dengan senyuman juga. Kemudian Haris perlahan berjalan menghampiri anak dan istrinya. Tak lama untuk kesekian kalinya haris merangkul nia dan bayu.
#########
Pagi menjelang siang, usai peristiwa mesra yang singkat antara haris dan keluarganya, di dalam kamar, terlihat haris sedang rapi-rapinya dengan kaos berkerah dan celana jins santai. Pemimpin keluarga itu berencana pergi menemui ayah dan ibunya di Garut seorang diri. Haris memilih demikian karena tak ingin lama-lama berada di sana. Ia tidak mau mengajak bayu dan nia karena kalau diajak malah lain lagi ceritanya. Tentunya keberadaan haris di sana untuk menemui orang tuanya, terlebih sang ibu yang khawatir. Sekalian pula ia akan menemui atasannya, pak arso.
Di lain hal, nia amat setuju dengan pendapat sang suami. Ia tak mau kesana karena khawatir ia akan disetubuhi lagi oleh pak paijo dan pak bejo. Apalagi, pak arso juga ada di sana. Nia lebih memilih bersantai di rumah bersama sang anak. Ia juga bisa menikmati hari-hari tenangnya di rumah karena selama ini ia tidak mendapatkan iitu ketika berada di luar. Meskpun demikian, nia membantu kelengkapan sang suami yang akan berangkat ke Garut.
“Pa, papa enggak lama-lama kan di sana?”, tanya nia memperhatikan sang suami yang bersiap-siap.
“Enggak kok ma. Kalau udah beres ya udah pulang”.
“beneran nih?”.
“Sehari doang kok sayang, malam nanti aku udah pulang kok”, ucap haris mencubit pipi sang istri.
“Eh iya pa, bayu gak di kasih tahu kalau papa mau ke rumah kakeknya?”, tanya nia.
“Jangan deh ma. Nanti dia malah maksa mau ikut lagi. Bakal repotkan?”.
“Iya deh pa kalo begitu”, timpal nia.
Haris lekas berpamitan dengan istrinya setelah dirinya merasa sudah siap untuk berangkat. Keduanya pun melangkah pelan-pelan keluar rumah supaya bayu yang berada di dalam kamar tidak mengetahuinya. Nia yang mengantarkan sang suami ke depan, tak lupa memberi kecupan manis dan mengingatkan agar hati-hati di jalan. Sementara Haris pun tak lupa berpesan agar nia baik-baik di rumah bersama bayu. Lekas setelah berpamitan kedua kalinya di depan rumah, haris masuk ke mobilnya yang sudah terparkir di luar. Ia lantas menghidupkan mesin sejenak dan tak lama ia jalankan mobilnya berangkat menuju tempat tujuan. Tak lupa ia memberikan lambaian kepada nia, istrinya, sebagai tanda perpisahan. Nia pun juga membalas lambaian tersebut, hanya saja,
“aduh, kok perasaan aku enggak enak begini yaa….. heemm perasaan aja kali kayaknya…”, ucap nia berjalan masuk ke rumah.
Setelah melepas sang suami, nia mencoba untuk beristirahat di kamarnya. Terlebih, ia juga masih lelah usai lari pagi bersama haris dan bayu. Nia yang memakai pakaian lengkap, kaos dan celana pendek, merobohkan dirinya di atas kasur yang cukup lama ia tinggalkan. Perlahan-lahan wanita itu tertidur di kasurnya.
“hoaaheeemmmmmm…..” bayu terbangun dari tidurnya.
Bayu baru saja bangun dari tidurnya di pagi menjelang siang hari. Dia barusan tidur karena cukup lelah lari pagi dengan orang tuanya. Tubuhnya sempat lunglai dan pegal. Namun, usai bangun tidur, tubuh dan fisiknya cukup segar dan bugar untuk beraktivitas. Ia lantas beranjak dari kasurnya yang berantakan menuju luar kamarnya untuk melihat keadaan. Sesampai di luar, ia memandang ke seluruh ruangan di rumahnya yang tampak hening sekali. Dia berpikir kemana gerangan orang tuanya. Pintu kamar mereka tertutup rapat. Begitu juga dengan pintu depan rumahnya yang terlihat terkunci. Ia lantas mencoba berjalan ke arah kamar orang tuanya untuk mencari tahu. Tanpa mengetuk, ia membuka pintu kamar papa dan mamanya tersebut.
“cleeeeekkkkkkk……”
“Loh?”, heran bayu
Dia bingung mengapa cuma sang mama yang sedang tertidur di atas kasur. Dia pun bertanya-tanya kemana sang papa. Maka, karena dibuat penasaran, ia mencoba telusuri seluruh ruang yang ada di dalam rumahnya, mulai dari ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi. Ternyata papanya tidak ada di rumah. Ia melamun sejenak memikirkan kemanakah sang papa. Namun lambat laun lamunannya itu malah berputar arah. Ia terpikirkan sang mama yang baru saja ia lihat sedang tertidur seorang diri atas kasur. Pikiran anak itu mengenang kembali ketika ia berada di rumah tante mira ketika ia bisa menyusu lagi pada mamanya. Kini, hasrat bayu kembali muncul. Apalagi dia dan mamanya cuma berdua di rumah.
“hehe, papa gak ada di rumah. asyik dong nih….” senyum bayu sendirian.
Ia yang tahu hanya berdua dengan sang mama di rumah, lekas menuju kamar di mana mamanya sedang tidur sendirian. Pelan-pelan ia buka pintu dan memasuki kamar orang tuanya. Dia lihat sang mama sedang terlentang di atas ranjang dengan gunung kembar yang membuat lekuk tubuh mamanya makin seksi saja. Ketika berada di dekat sang mama, Bayu mencoba naik ke ranjang dengan pelan-pelan supaya mamanya tidak terbangun. Ia perhatikan dengan sorot mata melotot seluruh jengkal tubuh sang mama dari kepala hingga ujung kaki. Ia merasa tubuh mamanya masih utuh seperti terakhir kali dia lihat. Tentu yang masih menjadi daya tarik anak tersebut ialah payudara mamanya. Ia ingat betul terakhir kali mencicipi susu sang mama ketika di rumah tante mira. Sayangnya, ia tidak terpuaskan karena keburu kepergok tantenya. Namun, kini betapa bahagianya bayu. Tak ada lagi yang akan mengganggunya menetek dengan sepuasnya. Mula-mula Ia coba sentuh gunung kembar yang padat dan kenyal mamanya,
“Nyet..nyett…nyettt”
“Masih gede aja ya nih tete mama…” ucap bayu menekan-nekan buah dada mamanya.
Sebetulnya bayu amat gemas dan ingin segera meremas karena dia mendadak lapar. Ia ingin sekali melahap susu mamanya. Namun, ia bingung bagaimana caranya. Kalau ia diam-diam menyusu, tentu kalau ketahuan dia bisa dimarahi mamanya lagi. Di sisi lain, di bawah sana, penis bayu sudah mengeras. Ternyata, ada yang ingin mencicipi juga di kala bayu masih belum menetek. Dia sedikit heran bagaimana bisa dirinya jadi bernafsu dengan mamanya sendiri. Mungkin, bayu terlalu sering menyaksikan aktivitas sang mama yang digauli oleh lelaki lain yang bukan ayahnya. Kini, anak itu berpikir sejenak bagaimana caranya menyusu karena sungguh ia sudah tak tahan. Mulutnya ingin sekali menjilati dan mengenyot puting mamanya tanpa batas. Selain itu, ada keinginan tersembunyi darinya agar sang ‘adik kecil’ juga bisa menyetubuhi sang mama. Namun, itu bagi bayu bukan yang utama, kecuali menetek tadi. Dan, ia pikir dengan meminta langsung akan lebih baik, meskipun mamanya nanti akan menolak. Bagi bayu, setidaknya ia berusaha dulu.
“Ma, mama, bangun dong ma… “, ucap bayu jarinya menyentuh lengan sang mama yang padat dan berisi.
“Hoaheeemm, eh kamu dee… ada apa kok di sini?” nia dengan mata masih mengantuk sedikit terheran.
“Ma, bayu mau nenen ma…..”, ucap bayu manja tanpa sungkan-sungkan.
“Hah? gak boleh!… gak boleh!”, mata sang mama terbelalak kaget dengan tubuh sedikit terbangun
“yah mama mah….. aku mohon ma”.
“Gak boleh!”, larang nia.
“uhhh mama mah gitu. Padahal, aku dari kemarin udah banyak bantu mama. Mukulin pak broto sampai bantuin mama ngomong sama papa. Kalau gak gitu kan, mama gak bisa akur lagi sama papa mah”, gerutu bayu.
“Tetep gak boleh!”.
“Ishh mama mah, giliran papa, kakek, pak broto, pak arso, dan pak bejo boleh dengan bebas netek sama mama. Mereka juga puas banget nyusu sama mama… Padahal, itu kan jatah susu aku maah. Eh giliran aku gak boleh. Udah gitu parahnya, mereka bisa ngentotin mama berulang kali lagi. Sedangkan aku kan cuma netek doang kan ma…apa salahnya sih?” ucap bayu meluapkan kekecewaannya.
Nia terdiam sejenak dengan apa yang baru diucapkan sang putra. Wanita itu mengubah posisinya menjadi terduduk di atas kasur. Dia agak menghiba setelah mendengar ucapan sang putra. Juga menjadi merasa bersalah apalagi hutang budinya kemarin hari belum terbayarkan. Ia merasa telah memperlakukan putranya secara tidak adil.
“Kamu kan udah gede de? kok masih aja nete sama mama…”, nia masih mencoba melarang
“Hhmmm bapak-bapak itu kurang gede apalagi sih ma? apa jangan-jangan mereka boleh nete sama mama karena mereka punya kontol gede? Terus timbal balik gitu? mama kasih mereka nete, mereka bisa ngentot mama. Gitu ma?”, balas bayu
“Ishh bayuu…”.
“ayo dong maa… aku mau nenen maa…. aku hausss nih….”, manja bayu.
“Yaudah deh de. Mama kasih kamu nete. Tapi, jangan lama-lama ya. Mama masih ngantuk banget nih de.”
“Oke ma”, sahut bayu dengan muka senang sekali.
Tanpa pikir panjang nia buka kaos yang menutupi tubuhnya. Tak ketertinggalan bra berwarna putih yang menopang payudaranya ia copoti. Kini, di depan bayu sudah terpampang buah dada mamanya yang terpampang bebas dan menggantung. Buah dada yang berputing coklat tersebut masih saja utuh dan kencang meski sudah beberapa kali disantap dan digigit oleh laki-laki. Bukit kembar tersebut juga masih bulat meski sudah sering diremas. Sekarang, Bayu sudah bisa melihat payudara mamanya dengan bebas karena keadaan sang mama sudah setengah telanjang. Perlahan dengan kondisi sama-sama duduk, bayu mendekati sang mama. Kedua tangannya tanpa ragu mencakup kedua susu mamanya.
“Plopppp”
“ahh ade katanya kamu mau netek aja, kok malah dipegang?”, tanya sang mama.
“Aku mau lihat tete mama dulu ma… apa masih utuh, meski udah sering disedot sama bapak-bapak mesum itu”.
“ohhh…”, nia membiarkan sang putra memperhatikan dengan amat serius bentuk payudaranya.
“netttt nettt glekk glekkk”
“Ohh sayaang, kok sekarang tete mama malah diremes sihh ohh…”, ucap nia geli
“Biar susunya nanti keluar banyak mah pas aku nete engghhhh”, ucap bayu gemas.
Nia tampak kegelian. Tubuhnya mencoba memberontak dan bergerak ke sana kemari ketika bayu putranya sedang meremas-rema payudaranya. Tangannya mencoba meremas sprei kasurnya. Ia melihat tangan bayu begitu liar menjamah. Bahkan, terkadang gunung kembarnya tersebut anak itu pencet-pencet tak karuan. Tak hanya geli yang wanita itu rasakan. Ia mulai menahan untuk tidak mendesah ketika sang putra masih saja gemas dengan buah dadanya. Di dalam hatinya, nia mulai merasakan kalau ia menikmati remasan bayu.
“grrrmmmm grmmm nnnyet.. nnnyeett…”
“ahhh geliii de….udah dong, mama geli ni kamu remas terus nenen mama ohh”, ucap nia yang masih kegelian
“erngggghh maahh aku mau tanya dongg…” ucap bayu meremas susu mamanya
“ohhh tanya apa de…?”, balas nia
“paling repot nyusuin siapa maa? Terus kenapa?”, ucap bayu mulai meremas agak kuat.
“aaggghhh pak broto de… soalnyaa dia udah nyodok memek mama kenceng banget, eh mulutnya gak kalah nyedot susu mama dengan lahap banget, sampe-sampe puting mama mau dimasukkin semua ke mulutnya…ahh bayuuu jangan diremes kenceng-kenceng sayang”.
“Ohh..kalo paling nyebelin siapa maa? Terus kenapa?”, tanya bayu kembali masih meremas buah dada mamanya dengan menggeliat.
“ahhh pak arso sama pak broto de…. Soalnya mereka berdua mama tetein sekaligus.. ohhh mulut mereka sama-sama ganas ngenyot nenen mama.. udah gitu keduanya kompak masukkin jari ke memek mama…ohh..udah dong deee geli mama nih”.
Kemudian Bayu melepas cengkraman kedua tangannya dari buah dada mamanya. Entah mengapa anak itu sekarang sedang sibuk menelanjangi dirinya sendiri. Semua pakaian yang menutupi tubuhnya ia geletakkan begitu saja dibawah ranjang. Kini anak itu di atas ranjang dalam keadaan bugil dengan batang penis yang ukurannya tidak besar sedang mengeras. Nia yang melihat itu sontak kaget. Dia dalam keadaan setengah bugil memperhatikan sang putra yang sedang menelanjangi dirinya sendiri. Nia benar-benar tak mengerti dengan kondisi yang sekarang ia hadapi. Ia juga melihat kemaluan sang putra tegak berdiri mengacung ke arah hadapannya. Dalam benak nia, sang putra sudah tidak hanya ingin menetek, tetapi juga ingin menidurinya.
“kamu mau ngapain dee…? mau netek kok telanjang?”, tanya nia bingung
“maaaa lihatt kontol bayuu maaa…. gara-gara bapak-bapak itu bayu kepengen ngentot mama juga..uhhh”, ucap bayu memperlihatkan penisnya yang tegang.
“ohhhh emm mama gak mau dekk….”, larangg nia.
“enggghh emmm enggak kok maa ini biar leluasa ajaa..,yaudah deh maa. Mama tiduran aja sekarang. Bayu mau nenen lagi nih…”. balas bayu.
“tapi jangan sampe yang aneh-aneh yaa de…”, ucap nia sambil berbaring di atas kasur bersiap meneteki sang putra lagi.
“Iya mahh”.
Bagi bayu mendengar larangan sang mama, jiwanya memberontak. Hasrat seksual yang sedang tumbuh dalam diri anak itu berguncang tak kalah hebatnya. Bayu berpikir ini kesempatan langka dimana di rumah tidak ada orang sama sekali yang akan mengganggu dia dan mamanya. Tentu dia tidak akan menyiakannya. Ia ingin lebih dari sekedar menyusu. Namun, bayu berpikir bahwa ia musti sedikit bersabar. Anak itu memilih untuk menetek lebih dulu sesuai apa yang dia sepakati dengan sang mama.
“Ayoo buruaann sini de katanya mau nete sama mama lagi..” ucap nia tak sabar.
“Iyaa maa..”
Bayu menatap kedua payudara sang mama yang tepat di depan wajahnya sekarang. Puting sang mama ternyata mencuat. Anak itu menjadi terangsang sekali untuk melumatnya. Rasa-rasanya puting sang mama bagi bayu sedang menantangnya untuk lekas menghisap. Sementara nia sedang mengatur nafasnya yang sedang terengah-engah. Jantungnya terasa berdebar-debar menunggu sang putra melumat bukit kembarnya. Pikiran wanita melayang tak tentu arah. Di lain hal, ia mulai merasa kemaluannya mulai berkedut-kedut.
“ohh maaa puting tete mama gede banget sih maaaa ……aaaammm emmm nyemmmm”, mulut bayu menerkam buah dada sang mama.
“aihhhhh… orghhhhhh bayu sayangg pelen-pelen dong netenya de…”
“srrrrrupppppttt…slerrrppppp….”.
Nia merasakan sensasi nikmat yang luar biasa ketika sang putra menikmati bukit kembarnya. Geli wanita itu bercampur nikmat yang tak tertahankan hingga ia mau tak mau mendesah. Ia dapat merasakan gigi sang putra terkadang menggigit puting susunya. Tak hanya itu, nia juga merasakan lidah anaknya tersebut menjilati seluruh permukaan kedua buah dadanya. Apalagi ketika bayu menghisapnya, nia dapat merasakan air susu yang tidak lazim ia keluarkan karena kelainan mengalir ke mulut sang putra. Tentunya bayu menikmati itu semua. Mulut dan lidahnya tak berhenti beraktivitas. Sementara kedua telapak tangannya membantu meremas susu sang mama dengan kuat.
“maaaaah enaaaaakk maaaa nenen sama mamaaah cyeeppp cruupppttt sruupptt”
“aihhhh iyyaaaa deee..” desah nia dengan mulut meracau tiada henti.
“ohh pantesss pakk broto demenn nenen sama mama yag, susunyaa mama manisss emmm cruppptttt”.
“aahhh bayuu sayaangg udaahhh dongggg dee…”, sahut nia.
Mendengar sahutan sang mama, bayu melepaskan mulutnya dari buah dada sang mama. Anak itu ternyata belum puas karena kedua tangannya masih tetap berada di payudara mamanya. Ia meremas-remas, bahkan memelintir puting mamanya tanpa rasa ampun. Selain itu, Ia juga membetot buah dada mamanya yang berukuran besar itu. Ia acak-acak tak tentu arah. Sementara nia tubuhnya mulai berkeringat. Hasrat seksual wanita itu juga mulai bangkit. Liang kemaluannya berkedut kencang, ingin segera dimasuki sebuah batang kemaluan laki-laki. Ia melihat raut wajah sang putra sudah dikuasai nafsu birahi untuk menyetubuhi dirinya.
“Dee aahh udahhh dongggg jangan diremess nenen mamah….”
“ohh gakk mau mahh sebelumm mamaa ngizininn bayuuu ernghhhhhh”, bayu meremas tanpa ampun payudara mamanya
“aihhhh ngizininn apaaa sayanggg ohh……kann udah mama kasih nenen tadi”.
“bayuu mauu ngentot mama ohhh”, ucap bayu berani.
“aahhh jangaannn bayuu sayanggg”, larang nia.
“Ahhh mama gitu…. mama tahu gak sih, setiap mama dientot sama bapak-bapak mesum itu kontol bayu mengeras mah. Nah, gara-gara kejadian itu kalau bayu suka teringet-inget penis bayu langsung keras maa.. bayu bingung ngelampiasinnya bagaimana nih ohhh”, bayu terus membetot payudara mamanya.
“ohhhh bayuuu sayanggg…”, desah nia bingung ingin menjawab apa.
Nia sekarang terjepit dalam sebuah kondisi yang amat serba salah. Dia melarang sang putra yang ingin menyetubuhinya. Di sisi lain, batinnya bergejolak. Ia malah khawatir jika bayu terus-terusan menahan hawa nafsunya, hal itu bisa menimbulkan sesuatu yang buruk pada diri sang putra. Hal lainnya ialah birahi nia sudah kepalang tanggung. Liang vaginanya sudah berkedut-kedut semenjak bayu meremas budah dadanya berulang kali. Ia ingin ada batang kemaluan laki-laki yang lekas segera menyetubuhinya. Setelah lama ia pikir-pikir. Ia berencana membiarkan sang putra memasukkan penis ke dalam liang kemaluannya. Lagipula, bagi nia itu akan berlangsung cukup sekali aja.
“Maaaa gimanaaa? Kontol bayuuu udah gak tahan pengen ngentot mama nih”, ucap bayu yang penisnya sudah amat keras.
“ohhh iyaaa sayangggg. Yaudahh sekarang kamu copotin celana pendek mama..”, pinta nia.
Mendengar ucapan sang mama, kedua tangan bayu berpindah dari buah dada ke pinggang sang mama, tepatnya ia memegang lingkaran pinggang celana mamanya.
“sreeettttttttt” bayu yang sudah dikuasai nafsu menarik celana pendek mamanya dengan paksa.
“ohhhh buru-buru banget sih dee… udah gak sabar yaa?”.
“Iyaa maa,,, lihat dong kontol bayu nih”, balas bayu menjatuhkan celana pendek mamanya ke sisi ranjang.
Usai mencopot celana pendek mamanya. Bayu cukup terkaget. Ia melihat sang mama tidak memakai celana dalam. Kedua paha putih mulus sang mama kini berada di hadapannya. Tak hanya itu, liang vagina mamanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus kini untuk pertama kalinya terlihat di hadapan bayu. Sementara nia untuk pertama kalinya ia melihat penis sang putra yang tidak berukuran selayaknya penis dewasa sedang mengeras. Penis itu terlihat sudah tak sabaran ingin memasuki tubuhnya. Perasaan nia campur aduk. Namun, nafsu yang sudah menguasai mengalahkan segalanya. Keduanya kini sama-sama bugil di atas kasur.
“nihh memek mama nihhh….ohh”, nia mengangkang menunjukkan pada sang putra liang kemaluannya.
“ohhhh indahh maaa, meski udah sering dientot yaa..”.
“Ohh iyaa de…”, sahut nia.
“Maa, bayu mau tanya, mama kan udah dientot sama bapak-bapak mesum itu, nah paling enak dientot kontol siapa? Terus kenapa?”.
“Hemm Mama gak mau jawab de…”, bungkam nia.
“ahh mama mah… jawab dong biar cepet kelar nih ma…”, balas bayu.
“Pak broto dee… kontolnya meski item, tapi gede. Kontolnya demen banget nyodok kasar memek mama berulang-ulang. Memek mama yang dibuat sesek makanya ketagihan terus disodok sama kontol itu ohhh”, ucap nia mengenang
Penis bayu makin keras dan mengacung saja setelah mendengar jawaban sang mama. Ia sudah tak tahan ingin segera langsung saja menyetubuhi vagina mamanya yang belum begitu basah. Dalam pikir bayu yang tidak pernah menyetubuhi seorang wanita yang terpenting hasrat seksual yang membebani pikirannya harus segera tersalurkan. Ia sudah cukup menderita dengan penis yang terus berdiri kala mengingat-ngingat sang mama disetubuhi lelaki lain.
“Maaa, bayu masukkin kontol bayu sekarang yaahhh…bayu udah gak tahan banget nihhh”, mohon bayu yang hendak mengambil posisi tubuh di atas sang mama.
“Tapi memek mama kan belum basah de…”, ucap nia dengan wajah bingung.
“Bayu ludahin aja ya maa. Lagipula, penis bayu kan gede…”.
“heemmm, yaudah deh kamu ludahin aja….”. balas nia yang agak memaklumi.
“Cuihh cuih…..”, bayu meludahi vagina sang mama dengan air liurnya.
“Ohh.. ludahinnya kasar banget sihh de…”.
“Soalnya Bayuu udah gak sabar kepengen nyodok mama maahhh….”, timpal bayu dengan wajah blingsatan.
“Ohh yaudahh buruan siniii… masukkin kontol kamu ke memek mama sayang….”.
Sinyal dari sang mama, membuat bayu lekas memegang batang penisnya. Penis yang keras itu ia arahkan tepat di liang senggama mamanya. Ia gesekkan sesekali seperti apa yang pernah dia lihat ketika sang mama hendak disetubuhi lelaki lain. Sementara nia jantungnya berdegup kencang. Meski penis sang putra tidak sebesar penis laki-laki dewasa, liang vaginanya amat berkedut-kedut menanti penis putranya sendiri yang sebentar lagi akan menusuk. Kedua pahanya yang mulus ia buka lebar-lebar dengan sengaja agar bayu mudah memasukkan penisnya. Mata wanita itu menatap mata sang putra yang sedang fokus membimbing penisnya masuk ke vagina nia. Anak lelakinya, bayu, tak lama lagi segera menyetubuhinya. Kedua tangan nia meremas sprei selagi menunggu penis putranya menyeruak masuk ke dalam kelamin wanitanya.
“Deee buruannn de… jangan digesek teruss. Kapan masuknya kalo digituin mulu heemmhh”.
“Mama udah gak sabar juga yaa pengen bayu genjot memeknya?”, tanya bayu tersenyum.
“iyaaa sayanggg, mama kepengen ngrasain kontol kamuu nih”, ucap nia manja, yang juga sudah dikuasai nafsu birahi.
“Uhh iyyaa nih maa.. bentar lagi bayu masukkin kok kontol bayu….ohhh enghhhhhhh”, bayu perlahan memasukkan penisnya.
“ahhhh sayang kontol kamu udah mulai masuk yaaaa….”, nia merasakan kepala penis sang putra menembus gerbang kemaluannya.
“dikit lagi semuanya maahhh ohhhhh enaakk banget memek mamahh…bleessshhhhhh”, sahut bayu yang sedang serius memasukkan penisnya ke vagina sang mama.
“aaahhhh masukk semuaa ya sayanggg kontol kamuu ke memek mamaahh yahh..aihhhhhhhhh”, nia merasakan batang kemaluan putranya.
“uhhh iyaa maa.. akhirnyaa bayu bisa ngentot mamah juga uhhh enak mahhh…”.
Dalam posisi misionaris, nia sedang disetubuhi putranya. Meski penis sang putra tidak besar, nia dapat merasakan ketika batang kemaluan sang putra bergesekan dengan dinding liang vaginanya. Penis itu seperti sedang mengaduk-ngaduk liang kemaluannya layaknya adonan kue.Bagi nia, setidaknya penis putranya mampu menggaruk-garuk kemaluan wanitanya yang sedang gatal sekali. Nia merasakan penis tersebut secara perlahan-lahan keluar-masuk terus bergesekan dengan pinggiran liang vaginanya. Terkadang temponya cepat, terkadang temponya melambat. Nia menatap wajah sang putra yang sedang menikmati.
“Maaa angeet memek mama….uhhh uhh”, ucap bayu menggenjot mamanya untuk pertama kali.
“Clepphh clephhh cleeppphh”, bunyi penis bayu memompa vagina sang mama.
“ohhh iyaa sayaanggg ayoo buruan genjotnya de….”, pinta nia
“Iya maa…..enghh enghhh”
Pada usia pubernya, bayu untuk pertama kali memasukkan penisnya ke kemaluan sang mama. Begitu nikmat ia rasakan. Apalagi selama ini ia hanya bisa menyaksikan persetubuhan mamanya dengan lelaki lain hingga selalu membuat penisnya tegak berdiri. Semenjak itu pula bayu mempunyai nafsu yang tak pernah terlampiaskan dan selalu menggelora di dalam diri anak itu yang sedang memasuki usia puber. Namun, kini ia bisa melampiaskannya tidak hanya menyaksikan dan memototi. Ia sekarang menjadi pelaku langsung dimana penisnya sedang menggembosi vagina mamanya. Pinggul anak itu naik turun membimbing penisnya yang berada di dalam kemaluan sang mama. Nafasnya mendengus-dengus pertanda nikmat yang sedang ia rasakan. Matanya melihat mulut sang mama yang sedang meracau hingga ia tak mau kalah untuk terus memompa penisnya.
“cleephh clepphh cleephhh….”
“Maaa enak gak dientot bayu mahh?”, tanya bayu memperhatikan mulut sang mama yang mendesah tak karuan.
“Enak sayang ahhh ahhh”, desah nia yang merasakan vaginanya mulai basah.
“Maa bayu mau ciuman sama mama…boleh yaa..”, pinta bayu yang tak tahan melihat mulut sang mama yang terus mendesah.
“ohhhh iyyyaaa sayaangg sinii cium bibir mama..emmm muacchhhh”.
“ohh iya maa kitaa ciumann…emmm muachhh”, ucap bayu yang bibirnya langsung menyongsor mencium bibir mamanya.
Nia yang sudah dikuasai birahi seksual yang sedang memuncak, membuka mulutnya, membiarkan putranya memainkan lidah di mulutnya saat keduanya berciuman. Pada awalnya lidah nia pasif dan cenderung diam ketika lidah sang putra sibuk menjilati seluruh ruang di dalam mulutnya. Ia terheran-heran dari mana sang putra belajar memainkan lidah seperti itu. Ia mengira mungkin sang putra teramat sering menyaksikan dirinya disetubuhi lelaki lain. Lambat laun lidah putranya menggoda lidahnya untuk bermain lidah. Nia mencoba menahan dirinya. Namun, ia tak kuasa. Ia akhirnya tergoda juga untuk bermain lidah dengan putranya. Tak hanya itu, air liur putranya mencoba masuk ke mulutnya. Terasa sang putra menginginkan sang mama menelannya. Nia pun mau tak mau menelannya.
“slllerrppp sluurrpppp slerrrpppp”
“Maaa telen ludah bayu yaah maahh slurrrppppp”, pinta bayu.
“iyaaa sayangg emhhhh glekk glek…”
Kedua tangan bayu tidak tinggal diam. Tangan anak itu sibuk meremas kedua buah dada sang mama yang bergoyang-goyang ketika ia sibuk memompa penisnya di liang peranakan mamanya. Ia terkadang membetotnya ataupun mengelitik puting sang mama yang mengeras. Sementara pompaan penisnya di vagina sang mama tiada henti. Ia amat bersemangat di kala rumah yang sedang sepi itu. Baginya itu kondisi yang harus dimaksimalkan semaksimal mungkin.
“Maa… mama belum mau keluar yaa? Bayu mau keluar nihh uhh uhh”.
“ohhh belum sayangg,,,,mama bantu yaahh?”, ucap nia.
“Enghhhh…iyaa maa… tapi kita keluar bareng yah maa…”, pinta bayu masih sibuk memompa penisnya.
“Iyaa sayangg kita keluar barengg ahh ahh”, balas nia yang masih terus digenjot penis putranya.
Nia bisa merasakan penis sang putra yang akan segera ejakulasi. Ia merasakan penis tersebut berkedut cukup kencang di dalam kemaluannya. Nia yang belum mau orgasme, mau tak mau harus memaksakan orgasmenya agar persetubuhan dengan putranya lekas berakhir. Di lain hal, nia juga tak khawatir jika putranya melepaskan sperma di dalam rahimnya. Ia yakin sekali sperma sang putra tidak bisa membuatnya hamil karena jumlahnya pasti kalah banyak dengan sperma pak broto dan suaminya. Kini nia fokus untuk membuat dirinya dan sang putra agar bisa orgasme bersama. Nia yang merasakan sodokan penis putranya makin cepat, menyambutnya dengan menggoyang pinggulnya dengan sekuat tenaga agar terus bergesekan dengan batang kemaluan putranya. Kedua tangannya pun memegang pinggang putranya. Kedua pahanya tetap membuka lebar. Kakinya terasa ingin menendang-nendang ketika putranya terus memompa. Sementara buah dadanya yang sudah basah karena keringat dirinya dan bayu yang jatuh, terus berayun-ayun.
“deee mama goyang nih memek mama ahh ahhhh”, desah nia menggoyang pinggulnya cepat.
“Iyaa maa.. aku entot mama cepet yaa uhh uhh”.
“aaahhh iyaa de….entott terus memek mama sayang.ohh..”, desah nikmat nia.
Bayu sudah dipuncak orgasmenya. Kedua tangannya meremas-remas payudara sang mama yang berayun-ayun.
“Urngggghh iyaa maahhh, maaa….enak banget memek mamah….unghhh”, bayu memompa makin cepat.
“Iyaa sayaangg…ahhh ahhh…”, nia memegang pinggang putranya yang makin cepat menyodokkan penisnya
Nia juga mulai merasakan di puncak orgasmenya. Vagina wanita itu berkedut hebat. Apalagi sang putra sibuk meremas payudaranya dengan kasar.
“Maaaaa kontol bayu mau ngecrott nih maaa unghhhhh”.
“aaahhh ayo bareng memek mama sayang…”, nia terus menggoyang pinggulnya.
“manaa???? ayooo muncratin memek mama mahhh…unghhhhh”
“aaahhh iyaaa sayaaanggg iniii nihhh mama muncraaaattt crrussssssshhhhhhh creeeettttttt creeetttttt ahhhhhhhhhh”, desah nia panjang, pinggul wanita itu berguncang hebat sambil melepas cairan kemaluannya.
“unggggghh unggghhh mama sayaanggg terima peju bayuuuuu iniii arggggghhhhhh crotttt crottttttttt”, lenguh panjang bayu, menekan dalam-dalam penis anak itu dalam vagina mamanya sambil melepas spermanya.
“brrrrrrukkkkkkkk”, ambruk bayu di atas tubuh sang mama usai ejakulasi hebat bersama sang mama.
Nia terdiam sejenak merasakan lahar panas sang anak yang mengalir di dalam liang kemaluan bersamaan dengan cairan miliknya. Ia benar-benar tak menyangka sang putra akan menyetubuhinya juga. Dalam hatinya yang terdalam, jangan sampai sang suami tahu. Jika iya, ini akan lebih parah jadinya. Wanita itu terkulai lemas. Sementara sang putra terdiam lelah juga. Keduanya tertidur bersama di siang hari dalam keadaan bugil tak berbusana di kala sang suami sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya.
Tiba-tiba ponsel nia berdering,
“Kringggg kringgggg kringggg”
Sepasang ibu dan anak sedang tergeletak berbaring di atas kasur tanpa mengenakan sehelai benang pun. Keduanya tampak lelah dan letih usai bersetubuh, menuntaskan hasrat dan birahi satu sama lain. Nia, si ibu, sedang mengatur pola nafasnya yang terengah-engah setelah melepaskan orgasmenya. Pinggul yang tadinya kaku kini terasa enteng. Dari liang peranakan miliknya mengalir cairan kemaluan yang bercampur dengan sperma si anak yang bernama bayu. Cairan itu tumpah membasahi selangkangan nia dan jatuh mengotori sprei yang sebenarnya baru ia ganti usai bersetubuh dengan suaminya semalam. Akan tetapi, wanita itu tidak terlalu mempedulikannya. Ia sudah terlalu lelah memikirkan hal tersebut.
Sementara bayu yang tak berpakaian itu terlihat lunglai usai mencapai klimaksnya sebagai seorang anak lelaki. Penis yang tadinya tegak dan keras sekarang layu dan lemas. Pikirannya mengawang-ngawang terbawa kantuk. Matanya demikian pula ingin mengatup. Ia coba lihat sejenak mamanya yang juga sedang kelelahan di sebelahnya. Tampak tubuh sang mama berkeringat membasahi jenjang leher hingga belahan ‘gunung kembar’.
Ketika keduanya melepas lelah, ponsel Nia mendadak berdering dan bergetar di atas lemari pakaian yang terletak tidak jauh dari ranjang, tempat baru saja ia bersetubuh dengan bayu, putranya.
“kringggg….brmmmmmm”, bunyi ‘jadul’ dan getaran yang merambat di atas lemari pakaian yang ada di kamar nia.
“Huh, huh, huh,.. De, tolong ambilin hp mama dong di atas lemari sana”, ucap nia yang masih lunglai berusaha menunjuki dimana ponselnya kepada sang putra.
“enggak ah ma, bayu cape banget nih”, jawab bayu.
“ishh, kamu kok gitu sih de. Hemm yaudah kalo gitu, mama sendiri aja deh yang ngambil”, gerutu nia seraya beranjak dari kasur untuk mengambil ponsel.
Bayu tampak terpesona memandang tubuh sang mama yang dalam keadaan bugil berjalan mengambil ponsel. Bokong bulat dan kencang mamanya berganti bergoyang seiring berjalan. Dari paha putih mamanya, ia melihat cairan yang menjalar membasahi hingga ujung kaki. Tak hanya itu, bayu melihat bukit kembar mamanya menggantung dan berayun-ayun selagi bangun dari kasur dan berjalan menuju lemari pakaian. Dalam hati bayu, ia sungguh beruntung memiliki mama yang cantik dan juga seksi. Lebih beruntung lagi papanya, yang jelas-jelas memiliki dan mempersunting samg mama. Tidak heran, bayu berpikir bahwa begitu bodoh sang papa jika benar menceraikan sang mama kemarin hari, karena di luar sana sudah banyak lelaki yang pastinya siap menafkahi mamanya lahir dan batin. Hanya saja bayu bersyukur hal itu tidak terjadi.
Nia yang tidak sadar bahwa tubuh telanjangnya diamati sang putra, tampak serius memperhatikan nomor tak dikenal yang sedang menghubunginya. Sambil menggenggam ponsel, perasaan wanita itu diselimuti keraguan untuk menjawab. Terlebih, panggilan yang sudah sekali berakhir malah panggilan tersebut berulang-ulang menghubungi. Ia khawatir sekaligus trauma kalau yang menghubunginya tersebut seseorang seperti pak broto ataupun pak arso, para lelaki yang pernah bersetubuh dengan dirinya. Di lain hal, bayu tampak kebingungan mengapa mamanya tak juga mengangkat panggilan dari ponsel yang berulang kali terus berdering.
“Ma, kok teleponnya gak diangkat”, tanya bayu heran.
“Ehmm, enggak apa-apa kok de hehe”, senyum nia menenangkan sang putra.
“Enggak apa-apa apanya ma. Itu dari tadi hp mama bunyi terus, tapi kok malah dibiarin aja, gak diangkat-angkat?”.
“Eemmm….”, nia terdiam tak menyahut.
“Yaudah deh ma. Sini biar aku aja yang angkat teleponnya”, kesal bayu berjalan menghampiri mamanya.
Dalam keadaan bugil, bayu beranjak dari kasur. Ia berjalan dengan penisnya yang sudah mengendur ke dekat sang mama. Tak lama, ia berusaha merampas ponsel mamanya yang terus berbunyi. Namun,
“Sini ma, bayu aja yang angkat”, pinta bayu.
“Enggak usah deh, biar mama aja yang angkat..”, tolak nia.
“Ishh mama, sinii bayu ajaa yang angkat…”, paksa bayu.
“Enggak usahh de! Biar Mama aja!”, sahut nia dengan tegas.
“Yaudah ma, makanya buruan diangkat!”, kesal bayu dengan jawaban mamanya.
Tanpa pikir panjang, nia yang sebenarnya masih ragu untuk menjawab panggilan terus, mau tak mau harus menjawab.
Halo?
Iya. Selamat siang.
Betul. Saya istrinya.
Apa?! Serius pak?!
Aduh… mas haris….
IGD-nya ya pak?
Iya pak baik. Saya akan segera ke sana sekarang juga sama anak saya
Begitulah untaian kalimat yang keluar dari mulut sang mama. Bayu tidak dapat mendengar suara dari seseorang yang sedang menghubungi mamanya lewat ponsel. Hanya saja, ia sekarang menjadi amat cemas, bingung, dan khawatir. Hal itu karena perubahan ekspresi wajah sang mama yang pada awalnya tersenyum kala menjawab telepon hingga di tengahnya sang mama tiba-tiba menampakkan raut muka kaget diserta sedih yang menitikkan air mata. Bayu ingin tahu dan mendengar berita apa yang baru saja didapat mamanya. Sebaliknya, ia sudah menerka-nerka itu berita buruk. Terasa hatinya amat resah menanti mendengar berita tersebut.
### ####
“Pak, kok perasaan ibu tambah gak enak yaa”, ucap istri pak paijo menghampiri suaminya yang masih duduk santai di pelataran rumah.
“Ada apa lagi sih bu? Masih masalah haris?”.
“Gak tahu nih pak. Daritadi bapak kan tahu perasaan ibu gak enak terua. Dan sekarang kok perasaan ibu malah bertambah gak enak yaa pak”, cemas istri pak paijo.
“Yasudah. Sekarang kamu mending tenangin diri kamu, bu. Hari ini haris bakal datang ke sini sendirian. Soalnya, Aku bilang ke dia kalau ibumu udah kangen. Lantas, bapak nyuruh anakmu si haris ke sini”.
“Aduh pak, gak usah begitu. Ibu jadi gak enak sama haris”, timpal istri pak paijo.
“Bu, bu. Masa kamu sama anak sendiri gak enakkan. Yasudah, mending kamu sekarang istirahat saja sana. Sekalian menenangkan diri”, perintah pak paijo kepada istrinya.
Begitulah istri pak paijo sekaligus ibu dari haris, neneknya bayu. Haris merupakan anak semata wayangnya. Karena anak satu-satunya, sejak kecil haris selalu dimanja oleh sang ibu. Itu mengapa ibu haris amat menyayangi putranya karena begitu dekat hubungan mereka. Bahkan, ketika haris bertempat tinggal dan mencari nafkah di Jakarta, ibu haris selalu meminta suaminya untuk menanyakan kabar haris yang ada di Jakarta. Tak hanya itu, terkadang ia meminta sang suamiagar haris mau berkunjung menemui keduanya.
###
Di sebuah rumah sakit negeri di Jakarta siang itu, tampak riuh ramai orang yang berobat. Ada yang menunggu giliran diperiksa, ada pula yang sudah selesai dan pulang menuju rumah masing-masing. Di sisi lain terdapat yang masih atau akan dirawat-inap. Selebihnya, mereka dokter, suster, dan petugas kesehatan lainnya. Atau, mereka yang sedang menunggui dan menengok kerabat yang sedang dirawat karena sakit.
Dari sekian banyak ruang di rumah sakit, terdapat ruang yang hampir menjadi lalu-lalang bagi mereka yang sifatnya darurat ‘hampir mati’. Ruangan itu ialah ruang Instalasi Gawat Darurat ( IGD). Di sanalah terdapat para pasien yang sakitnya terbilang sedang darurat dan harus dirawat. Mereka itu seperti yang terkena serangan jantung, gagal nafas, atau muntah darah. Pada dasarnya orang-orang yang berada di sana adalah orang orang yang membutuhkan pertolongan kesehatan dengan cepat.
Tiba-tiba seorang pasien baru masuk. Ia diantar oleh tiga orang lelaki berpakaian kaos berwarna polos dengan menggunakan sebuah mobil ambulans milik sebuah yayasan. Ketika masuk ke IGD ia langsung di tidurkan di sebuah tempat pembaringan guna segera diperiksa dokter jaga di sana. Pasien yang baru masuk ke IGD tersebut dalam keadaan kepala berlumur darah. Kesadarannya pun tak ada. Seorang dokter lelaki dibantu dengan dua orang suster wanita sedang berusaha keras menghentikan pendarahan yang mengalir di kepala pasien yang tak sadar itu. Ruang ICU pun dipersiapkan.
Di luarnya, sekitar 5 orang berkumpul membicarakan pasien yang sedang dalam kondisi gawat darurat itu. Usut punya usut ternyata pasien berkelamin pria tsb merupakan korban kecelakaan. Mobilnya menabrak pembatas jalan. Alhasil, lelaki yang tampaknya terburu-buru tersebut karena lupa memakai sabuk pengaman, kepalanya membentuk stir mobil. Maka, pendarahan dari kepala pun tak dapat terelakkan lagi. Di lain hal, keluarga pasien yang bersangkutan belum juga tiba.
### ##
Masih di sekitaran rumah sakit, terdapat seorang ibu dan anaknya yang berpakaian dengan begitu ala kadar. Tentu penyebabnya mereka terburu-buru dan diselimuti rasa panik yang luar biasa karena pemimpin rumah tangga mereka dikabarkan mengalami sebuah kecelakaan tunggal. Raut wajah keduanya pucat pasi. Mata si ibu sayu habis menangis. Si anak menyiratkan wajah bingungnya seakan tidak percaya bahwa ayahnya mengalami kecelakaan. Langkah keduanya begitu cepat berjalan ke arah ruang IGD usai turun dari transportasi umum, taksi.
“IGDnya dimana yaa pak?”, tanya nia memastikan kalau ia tidak salah arah.
“Di sana mba”, jawab seorang laki-laki gempal.
“terima kasih pak”, ucap nia tak memberi senyum karena suasana hatinya yang sedang sedih.
Sambil berjalan bersama bayu, nia memasuki ruang IGD. Ramainya pasien di sana, nia tidak hiraukan. Meskipun sebetulnya ia kelimpungan mencari sang suami. Maka, Ia lekas bertanya kepada seorang suster yang sedang berjaga.
“Maaf sus, pasien bernama haris di sebelah mana ya?”.
“Haris siapa yaa bu?”, tanya suster.
“Haris Prawira”, ucap nia.
“Oh. pasien tersebut ada di ruang ICU lantai 2 bu.”
Tanpa berkata-kata lagi, nia yang pikirannya sudah kosong itu lekas menyeret sang anak ke lantai 2 untuk melihat keadaan sang suami. Bayu sungguh tak bisa berkata apa-apa semenjak mengetahui kabar sang papa mengalami kecelakaan. Pikiran anak itu jadi kemana-mana. Ia berpikir kalau sang papa akan meninggalkan dia selama-lamanya. Karena pikiran itu, mata bayu berkaca-kaca. Anak itu betul-betul khawatir papanya akan meninggal dunia. Padahal, ia belum melihat persis keadaan papanya, hanya bayang-bayang imajiner saja. Sambil menaiki tangga menuju lantai 2 yang sebetulnya bisa menggunakan lift ‘elevator’, bayu bersama mamanya berjalan tergesa-gesa. Tubuh mereka yang lemas dan perut mereka yang lapar tak sempat lagi terpikirkan. Sesampai di lantai 2, keduanya lekas mencari ruang ICU.
Karena letaknya yang tak begitu jauh dari tangga, nia dan putranya berhasil menemukan ruang ICU. Di sana terdapat seorang lelaki yang mereka tak kenali sedang berdiri di dekatnya. Namun, langkah dan pikiran keduanya langsung tertuju ke arah ruang ICU. Hanya saja, baru mereka ingin masuk ruang yang tertutup rapat itu ternyata diawasi seorang suster. Langkah keduanya pun mau tak mau terhenti.
“Maaf, ibu siapa?”, tanya suster mencegah nia dan bayu masuk.
“Saya istrinya pasien ini sus”, timpal nia yang sudah tak sabar melihat kondisi sang suami.
“Oh. Maaf ya bu sekali lagi saya mohon maaf, kata dokter yang merawat suami ibu, suami ibu belum boleh ditemui dulu untuk sementara waktu. Suami ibu butuh istirahat banyak sekarang. Untuk sementara ini ibu cukup melihat dari kaca jendela ruang ICU”, ucap suster mengingatkan
“Tapi sus, saya kan istrinya sus. boleh yaa suster saya mohon. Saya pengen ketemu suami saya sus…”, pinta nia merengek memohon
“Maaf bu, tidak boleh. Lagpula, saya ini hanya melaksanakan perintah dokter”, ucap suster meninggalkan nia.
“Suster, suster, sayaaa mohon suster!……”, teriak nia lemas.
Tak ditanggapi oleh suster, alhasil nia hanya bisa memandang sang suami yang tak sadar dari kaca jendela ruang ICU. Ia lihat kepala suaminya diperban cukup banyak. Sementara itu, sang suami juga harus memakai alat bantu pernafasan. Mulut dan hidungnya tertutupi masker oksigen yang mengalirkan oksigen agar suaminya tetap bernafas. Di lain hal, banyak terdapat kabel-kabel yang nia tidak mengerti fungsinya. Ia lihat pula sang suami dipasang alat pemantau jantung supaya terkontrol detak jantungnya. Melihat posisi sang suami yang berbaring tak berdaya dan tak sadarkan diri itu, nia amat sedih. Matanya mulai berkaca-kaca memandangi sang suami.
“Mas Harisss, masss…. ini nia mas! Nia datang untuk nengok mas!”, teriak nia dengan suara parau menitikkan air mata.
“Mas, jawab dong mas… nia mohon….mas hariiiissss”. tangis nia tak tega melihat kondisi sang suami.
Sementara bayu terdiam, bingung melihat kondisi sang papa yang demikian. Anak itu sepertinya shock. Dalam pikirnya mengapa hal mendadak seperti ini bisa terjadi pada sang papa. Apakah ini hukuman dari Tuhan kepada papanya begitulah pikir bayu. Ia yang sudah lelah dan lunglai itu pada akhirnya menitikkan air mata juga. Ia terbawa pada bayang-bayang ketika bersama papanya. Anak itu tak kuasa menahan tak tangis. Ia khawatir papanya bakal meninggal dunia. Kalau benar demikian, ia akan ditinggal sosok yang bisa membimbing dan melindungi.
“Papaaa…… bangun dongg paaa….. bayu mohonn papaa bangun….pa…..”, tangis bayu hanya mampu melihat dari kejauhan.
Ibu dan anak itu tak kuasa menahan sedih melihat suami sekaligus ayah sedang tak sadarkan diri dengan kondisi tergantung pada alat-alat. Keduanya mulai cemas akan ditinggal oleh Haris.
### ####
Pak paijo sangat terpukul mendengar sang anak mengalami kecelakaan. Ia yang sudah renta menangisi keadaan putranya meski hanya mendapat kabar. Dari nia pula, ia mendapat kabar kalau putranya sedang dirawat sekarang. Ia pun juga tahu sang anak dalam kondisi tak sadarkan diri. Kini Pak paijo sedang menyalahkan dirinya yang bodoh menyuruh haris pergi berangkat menuju rumah orang tuanya. Kalau saja ia tak menyuruh, mungkin kecelakaan tidak menimpa haris.
“Ris…maafin bapakmu ini riss…..riss…Bapakmu ini sungguh bodoh..bodoh…ris”, ucap pak paijo di sebuah rumah sakit di daerah tempat tinggalnya.
Mendapat kabar putranya mengalami kecelakaan tentu
Pak paijo ingin segera ke Jakarta. Hanya saja, sang istri setelah mendengar kabar anaknya mengalami kecelakaan, mendadak pingsan tak sadarkan diri. Sekarang, tak hanya mencemaskan keadaan haris, anaknya, pak paijo juga mencemaskan keadaan sang istri yang tak sadarkan diri. Ia terpaksa membawa istrinya ke rumah sakit karena setelah melakukan tindakan pertolongan pertama kepada orang yang pingsan tak membuahkan hasil. Menurut dokter, istri pak paijo mengalami serangan jantung. Bertambahlah derita pak paijo.
### ####
Di kursi tunggu ruang ICU, bayu menahan kantuk seraya melamun di sore menjelang magrib. Ia mengantuk terlebih perutnya lapar. Namun, ia tak begitu mempedulikan karena baginya kesadaran sang papa yang utama. Anak itu masih mencemaskan papanya yang belum juga sadarkan diri. Di lain hal, sang mama sedang berbicara dengan pria yang berdiri tadi di depan ruang ICU. Dan ternyata pria itu yang membawa papanya kemari. Tak lama pria itu pergi. Kemudian mamanya berpindah berbicara dengan suster. Entah apa yang dibicarakan. Mata bayu yang masih membekas air mata tampak mengantuk berat. Anak itu tak lagi mampu menahan rasa kantuk yang terus menggodanya. Pada akhirnya anak itu memilih duduk sambil tertidur di kursi.
### ####
“Inget ya de. Kamu itu anak yang kuat. Heemm jadii tolong jagain mama untuk papa yaaa. Papa titip mama sama kamu”.
“Memangnya papa mau kemana paaa?”, tanya bayu amat cemas.
“Papa gak kemana-mana. Papa selalu di hati kalian.
Oh ya de, bilang yaa sama mama. Tolong maafin dosa papa selama ini “.
“Iya pa pasti bayu bilangin. Ayo yuk pa sekarang kita pulang ke rumah”, ucap bayu.
“Gak bisa de,….”, senyum haris kepada putranya tersayang.
“kok gitu paa?”, ucap bayu heran.
“De sampai jumpa suatu hari nanti yaa…. papa titip mamaa…..”, senyum haris meninggalkan putranya.
“Paaaaa papaaaaaaa jangannn tinggalin bayu dong paaaaa…….papaaaa!”, teriak bayu memanggil papanya yang berjalan meninggalkan dirinya.
“Paaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”, teriak bayu di kursi tempat ia tertidur.
“huh, huh, huh, itu cuma mimpi kan?”, bayu bertanya pada dirinya sendiri usai bangun dari tidur.
Akan tetapi, baru ia bilang demikian. Ia melihat para suster dan seorang dokter sedang berkumpul di ruang tempat papanya dirawat. Tak tahu apa yang sedang terjadi, di sisi lain, ia melihat mamanya sedang menangis dengan tangisan yang luar biasa. Ia benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama, ia melihat dokter dan suster perlahan meninggalkan tempat dimana papanya dirawat. Pintu ruang yang tadinya tertutup rapat kini terbuka lebar. Di sana ia melihat sang papa seluruh tubuhnya ditutupi selimut, dari kepala hingga ujung kaki. Anak itu terheran-heran. Maka, Ia mencoba bertanya kepada mamanya yang sedang menangis. Sambil berjalan mendekati sang mama, perlahan pikiran anak itu memburuk.
“Ma, papa kenapa maa… kok dokter sama suster tadi masuk?”, tanya bayu mulai berkaca-kaca.
“Papaaa kamuu udahhhh meninggal deeeeeee….”, ucap nia menangis mendekap erat putranya.
Mendengar jawaban itu, tubuh bayu ingin roboh seketika. Namun, ia ingat pesan papanya dahulu kalau ia anak yang kuat. Tentu tidak boleh ia menangis. Hanya saja, mata yang terus menahan tangis, membuat kaca-kaca air matanya begitu terlihat. Bayu tetap kukuh menahan tangisnya. Ia menjadi pondasi ketika mamanya memeluk dan meluapkan tangisnya karena papanya sekaligus suami dari mamanya telah meninggal dunia.
“Selamat Jalan Papa. Semoga kita dapat bertemu lagi suatu hari nanti”, ucap bayu tegar dalam hatinya.
### ####
Tiga Minggu lebih kemudian setelah kematian haris….
Malam itu bayu sedang belajar di kamarnya usai makan malam. Ia amat fokus sekali hingga nyamuk yang menggigitnya ia tidak sadari. Dalam batin anak itu, ia harus rajin belajar supaya sukses di kemudian hari. Terlebih, kini ia yang tidak mempunyai seorang papa. Namun, ia mensyukuri karena memiliki sang mama. Atas dasar itu dan pesan papanya, maka Ia berjanji akan selalu menjaga mamanya. Di tengah ia sedang sibuk belajar, ia mendengar mamanya sedang muntah-muntah. Tentu ia penasaran barangkali saja mamanya sedang sakit. Lekas bayu meninggalkan kamar dan pergi menghampiri mamanya. Ternyata sang mama yang hanya memakai daster seksi berwarna hitam ada di kamar mandi yang pintunya terbuka.
“Mama kenapa ma?”, tanya bayu cemas.
“Enggak apa-apa kok de. Mama cuma mual aja. Mungkin kekenyangan”, ucap nia kepada putranya.
“Serius ma? apa gak perlu ke dokter?”.
“Iya serius. Engga perlu kok de”, timpal nia.
Mendengar jawaban itu, bayu kembali ke kamarnya. Sebelum memasuki kamar, ia melihat kakeknya, pak paijo, sedang menonton tv. Pak paijo pindah ke rumah anaknya dan tinggal bersama nia dan bayu usai haris dan istrinya meninggal dunia. Istri pak paijo sempat siuman dua hari setelah haris meninggal. Namun, mengetahui meninggalnya sang putra tersayang membuat keadaannya memburuk. Tak lama istri pak paijo berpulang kehadirat ilahi menyusul putra tercintanya. Pak paijolah yang membiayai hidup nia dan bayu sekarang. Oleh karenanya, ia pindah ke rumah haris. Bisnis jagungnya tetap berjalan sebagaimana mustinya karena di kampung ia percayakan semua kepada pak bejo, buruh taninya.
“Belum tidur kek?”, tanya bayu pada kakeknya yang sedang asyik menonton tv.
“blm. lagi seru nih berita politiknya, kamu sendiri udah belajarnya?”.
“Belum kek, ini baru mau lanjut lagi hehe”, senyum bayu.
Bayu kembali masuk ke kamar untuk melanjutkan belajarnya. Di lain hal, nia, mama bayu, usai ditinggal matinya dihadapkan masalah baru. Ia yang baru saja mual-mual, kemarin hari baru saja tes kehamilan. Dan hasilnya, ia positif hamil. Dalam pikirnya ia cemas tentang siapa anak yang dikandungnya. Terlebih, yang berhasil menanamkan benih ke rahimnya ialah pak broto, suaminya, bayu,…… Wanita itu terus mual-mual.
Sementara itu bayu di dalam kamarnya kerap mendengar suara sang mama muntah-muntah. Alhasil, Ia menjadi penasaran. Maka, bayu mencoba mencari tahu dengan mencari informasinya di internet. Ia hidupkan komputernya. Ia tunggu sebentar hingga layar desktop muncul. Barulah setelah itu ia mengklik mesin pencari/browser. Di dalamnya cukup lama ia gali informasi tentang mengapa mamanya muntah-muntah alias mual terus. Hingga pada akhirnya,
“Hah?! Mamaku hamil…..?!”, ucap bayu menyimpulkan dengan cukup terkejut.
Bayu berpikir matang-matang sesaat khawatir dugaanya salah. Namun, akhirnya ia menyimpulkan hal tersebut benar setelah membaca informasi yang dibutuhkannya. Terlebih ia tahu bahwa dirinya, pak broto, dan papanya berhasil menanamkan benih di rahim mamanya ketika bersetubuh. Apalagi saat itu mamanya tidak meminum pil kb. Tahu begitu, bayu jadi malas belajar. Ia memilih tidur di atas kasurnya tepat pukul setengah 9 malam. Sebelum tidur, ia mencoba berpikir positif bahwa anak yang dikandung sang mama adalah anak almarhum papanya, bukan anak pak broto apalagi dirinya. Coba dan coba terus ia meyakini dirinya bahwa anak mama nanti adalah anak papanya.
Selagi menenangkan diri, ia amat bersyukur bahwa 3 minggu terakhir selepas kepergian sang papa tidak ada masalah yang menaungi. Pak broto, pak arso, dan pak bejo tak lagi terdengar kabarnya. Hidupnya kini jadi aman, nyaman, dan tentram. Apalagi ada kakeknya yang siap melindungi menggantikan papanya. Bayu berharap dan berdoa sebelum tidur bahwa semoga hidup dia dan mamanya selanjutnya akan selalu senantiasa damai tak diganggu orang. Tak lupa pula ia berdoa agar selalu urusan keluarganya dipermudah oleh Tuhan.
“Ya, Tuhan semoga hidupku dan mama selalu diberikan kesehatan rasa nyaman, aman, tentram, dan damai. Jauhi kami dari orang-orang jahat. Ya Tuhan permudahlah urusan kami agar selalu kami bisa melalui segala rintangan dan ujian yang Engkau berikan…. Aaamiinnn”.
———————————————
“Hoaaaaheeeeeeemmm…aduuhhh jadi kebangun, kan. Tidurnya sih di bawah jam 10 malam”, ucap bayu seorang diri melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 1 malam.
Lewat tengah malam bayu terbangun karena ia tidur terlalu awal. Anak itu lekas terdiam sejenak seperti ada sesuatu yang menganggu tenggorokannya. Ya, tenggorokannya kering. Ia ingin minum. Lantas segera ia beranjak dari kasurnya yang sudah ia ganti spreinya. Anak itu berjalan melangkah keluar kamar. Tampak di luar kamarnya hening. Ia berpikir sang mama sudah tertidur, begitu juga kakeknya. Maka ia lantas pergi ke dapur. Namun, sebelum pergi ke dapur ia dikejutkan suara desahan yang memang sudah tak asing lagi ia dengar. Suara desahan sang mama. Bayu sontak tersenyum. Ia berpikir mamanya pasti sedang masturbasi karena sang papa telah tiada. Bayu mencoba menengok ke kamar sang mama yang lagi dan lagi selalu ada celah yang terbuka. Dan, amat terkejutnya anak itu.
Sang mama sedang bugil dan dalam keadaan menungging. Buah dadanya berayun cepat. Mulutnya meracau hebat. Pinggulnya bergoyang-goyang menerima penis lelaki tua yang tengah meyodoknya dengan gaya doggystyle. Ya kakeknya sedang memacu penisnya dalam vagina sang mama. Tubuh lelaki paruh baya itu tampak berkeringat membasahi dada seraya terus menggenjot penis dalam liang peranakan mamanya.
“Ohhh niaaa sayyyaaangggg nikmaaatttt sekalii… memekmu masih tetep perettt sayang”, lenguh pak paijo.
“Ahhhhh ayaaaahhhh terusss sodokkk memekk niaa pakaaii kontoll ayaah yahhh….”, desah nia menerima hujaman penis ayah mertuanya. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
“Siaaaappp sayaaanggg uhhh uhhhh dasar lonteeee… aku dah lama gak ngentottt”.
Bayu benar tidak menyangka persetubuhan sang mama dan kakeknya kembali terjadi. Ia kini melihat kedua tangan kasar kakeknya sedan meremass kedua buah susu mamanya. Sang mama mendesah nikmat karena lama tak disetubuhi. Bayu bertanya-tanya sejak kapan persetubuhan ini dimulai. Kini ia memandang sang mama dsn kakeknya hampir mencapai klimaks.
“Aaaahhhhhh ayahhhhhhhh”, desah nia menerima remasan tangan pak paijo di kedua buah dadanya.
“Ohhhhh niaaa sayaaanggg bapaakk mau ngecrotttt”, ucap pak paijo mempercepat pompaan penisnya.
“Aaaahhhh nia jugaaa yaaaahhh”, ucap nia mempercepat gerakan pinggulnya.
Sambil tetap mempercepat pompaan penisnya dan remasan kedua tangannya di payudara nia, pak paijo merapatkan tubuhnya dengan tubuh nia. Bunyi gesekan badan mereka yang berkeringat pun terdengar, “plekkk plekkk pleekkk”. Mulut pak paijo pun tak mau diam ia mencumbu leher nia di tengah keduanya akan klimaks.
“Aaaaahhh ahhhh ayaaaahhh buruaaann kontollnya sodokkk lebih cepet lagi”; ucap nia menggelinjang.
“Huuuuummm iyyaaaaa memek nia sayang urggggh urghhhh”.
“Aaaaaaaahhhhhh yaaaaaahhhh memekk niaaa maauu keluuaaarrr”, desah nia tak tahan sodokan penis pak paijo.
“Orgghhhhhh konttolll ayaahhh jugaaa sayaaanggggg”.
“Aaaaahhhh ayooo kontolll semburrr memekkk pakaiii sperrrrrrmaaaaaa aaahhhhhh creertrrrrrrt crrussssshhhh”, nia mencapai orgasme. “ohhhhhh nnniiaaaa sayyaangg terima peju ayahh di memmmekkkkmu crotttt crrooottttt”.
Nia dan ayah mertuanya baru saja mencapai orgasme mereka. Tubuh mereka menyatu dalam keadaan telanjang. Nia dalam keadaan bugil ditindih ayah mertuanya usai mencapai orgasme. Sperma kental mertuanya pun mengalir dari liang senggama nia yang meluber hingga sisi pahanya. Wanita itu begitu pasrah. Di lain hal, bayu di luar sana yang sedang mengintip. Ia benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kakek dan mamanya. Walau penis anak itu sempat mengeras, dalam hatinya ia risau melihat mama dan kakeknya.
“Bayu, ngapain di situ? Sini kamu lihat mama kamu”, panggil sang kakek yang melihat cucunya sedang mengintip.
“Hah?!”, bayu kaget karena terpergok
Apa yang bakal terjadi selanjutnya?
TAMAT