Cerita ini hanya fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada keinginan untuk melecehkan dan atau merendahakan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu yang terjadi kemudian diluar tanggung jawab situs Ngocoks.
Cerita Sex Cinta Berbeda Agama – Aku berusia 32 tahun, sebut saja namaku Pento pria keturunan jerman indo & Indri istriku berusia 29 Tahun seorang wanita cantik berjilbab lebar yang taat beragama, aku dan istriku berbeda agama walaupun begitu dia dan keluarga nya mau menerima ku apa adanya tanpa memaksa aku untuk mengikuti mereka.
Oleh karena itu aku sangat menghormati mereka dan tidak pernah memaksa istriku untuk pindah keyakinan bahkan aku lebih cenderung mendukung dan mengingatkan nya soal beribadah begitu juga sebaliknya, dia paham dan mengerti tata cara dan kebiasaan ku, pada saat natal contohnya, ketika keluarga ku datang berkunjung untuk merayakan natal kerumah dia mempersiapkan semua mulai dari makanan sampai detil lain nya.
Pertemuan kami berdua terbilang cukup unik, kami bertemu saat perusahaan kontraktor yang aku rintis mendapatkan kepercayaan dari salah satu rekan bisnisku dari negeri pak tua biden, saat pekerjaan sudah dimulai aku datang ke lokasi proyek di sebuah pulau kecil untuk meninjau sekaligus menemani rekan ku yang saat itu datang bersama dengan kepala daerah dimana lokasi proyek ini dibangun.
Ngocoks Seorang kepala daerah wanita cantik yang saat itu ditemani oleh seorang asisten yang cantik pula yang di kemudian hari menjadi istriku, walaupun saat awal2 masa hubungan kami ada sedikit rintangan terutama dari orang tua nya yang saat mengetahui siapa dan apa aku.
Tapi aku bersyukur tidak terlalu lama mereka pun luluh dan menerima ku apa adanya dan tanpa memaksa aku harus menjadi apa, seperti aku ceritakan dia awal tadi ya pembaca Ngocokers. untuk soal hubungan seks kami terhitung cukup aktif dalam berhubungan sex dan satu lagi indri istriku tidak meminta aku untuk di sunat terlebih dahulu katanya itu hak ku untuk mau atau tidak dan karena aku sendiri tetap pada keyakinan ku.
Aku juga bersyukur bisa memenuhi hasrat lahir bathin istriku, pekerjaan ku sebagai seorang pengusaha yang sedang merintis cukup sukses sehingga aku bisa memberikan donasi ke tempat ibadah dimana aku menjalani ibadah misa dan aktif sebagai pengurus.
Untuk bathiniah ukuran penis ku yang panjangnya 25 centi dengan diameter 5 centi pun lebih dari cukup bahkan terbilang jumbo dan menurut indri istriku yang bilang kewalahan dengan ukuran itu ditambah dengan kulit kulup yang cukup tebal menambah kepuasan baginya.
Dan indri istriku terbilang cukup pintar dalam hal foreplay walaupun standar saja tapi dia cukup bisa menaikan birahi ku dia tahu aku akan sangat bersemangat saat kami berhubungan adalah ketika dia mnegenakan jilbab ataupun mukena.
Makanya setiap kami berhubungan jilbab atau mukena adalah aksesoris wajib nya untuk di kenakan, dia pun sudah cukup terampil memainkan kontolku yag berkulup ini, saat dia mengocoks atau mengulum nya, saat mengulum dia akan membuka kulupnya sampai kepala kontolku keluar dari sarang nya.
Dan setelah itu aku menggempurnya tanpa ampun, jangan tanya berapa ronde aku sanggup memuaskan nya, aku selalu bisa memberikan nya multiple orgarsme dan itu membuatnya mengejan penuh kenikmatan.
Hal ini di topang juga gaya hidupku yang sehat, ya selain sebagai seorang pengusaha aku juga punya hobi binaraga walaupun hanya hobi tapi otot dan perawakan ku kalau di gambarkan sama seperti dave bautista atau batista nama ring nya sewaktu masih mejadi pegulat wwe, ya bukan cuma otot saja tapi tubuhku juga hampir seluruhnya di tutupi tato persis seperti dia.
Tapi indri adalah tipikal wanita yang “kolot” dalam berhubungan dan cenderung pasif, tapi itu tidak masalah bagiku karena aku mencintainya Kami saat itu baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu yang kuberi nama Piko.. berusia 2,5 tahun. Pada hari yang sudah kami tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S.
Penumpang kereta Argo Lawu tidak terlalu penuh. Mungkin dikarenakan hari libur masih beberapa hari lagi.. jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama dalam perjalanan. aku memutuskan untuk tidak menyetir mobil dan memilih naik kereta api karena aku ingin duduk santai dan menikmati perjalanan saja.
Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S. Kami dijemput Ibu mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku. Terlihat ibu mertuaku yang sufah berusia sekitar 49 tahun dalam balutan jilbab lebar terlihat begitu bahagianya dengan kedatangan kami.. anak kami Piko pun langsung dipeluk dan diciumi.. maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga bapak dan Ibu mertuaku.
Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku, suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku saja.
Kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan dan sudah pada menikah semua. Kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang belum menikah.. dan saat ini sedang menuntut ilmu di salahsatu perguruan tinggi negri di kota Y.
“Bapak mana Bu..?” Tanya Indri istriku..
“Bapakmu lagi ke rumah Bupati. Biasalah.. paling-paling ngomongin proyek..!” Jawab Ibu mertuaku.
Ibu mertuaku seorang wanita yang berumur kurang lebih 49 tahun dalam keseharian nya dia terlihat sangat alim karrna selalu berpakaiam tertutup berjilbab lebar sampai ke pinggang.. kulitnya wajahnya terlihat putih bersih.
Bapak dan Ibu mertuaku menikah di saat usia mereka masih remaja.. Namun begitu.. Ibu mertuaku masih tetap terlihat cantik.. walaupun usianya hampir memasuki kepala lima. Istriku sendiri merupakan anak kedua dari 5 bersaudara.
Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama. pada saat aku selesai mandi kulihat ibu mertuaku sedang memasak sarapan, biarpun sedang berada drumah pakaian nya selau tertutup seperti bias, tapi walaupun dalam pakaian tertutup dan berjilbab lebarpantat nya dan payudara nya terlihat begitu membusung sungguh sangat sexy sekali. akhirnya akupun melanjutkan pergi ke kamar dan berpkaian setelah itu ak dan semua kelarga berkumpul
Kami bercerita ke sana-ke mari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa terasa haripun sudah menjelang maghrib. kemudian ibu mertuaku mengajak indri untuk sholat dan mereka pun pergi meninggalkan aku sendiri. aku yang belum mandi sore memutuskan untuk pergi mandi.
Saat aku berjalan ke kamar mandi aku melihat ibu mertuaku keluar dari kamar mandi untuk wudhu, dan ketika kami berpapasan di dean pintu kamar mandi ibu mertuaku tersenyum kepadaku.
“eh mas pento, mau mandi ya mas? monggo mas ibu sudah selesai, ibu ke musholla dulu ya indri sudah nungguin disana”
“oh iya bu, saya mau mandi, ok bu silahkan bu” jawabku. ibu mertuaku pun langsung berjalan ke arah pintu keluar menuju belakang rumah ke arah musholla yang berada di samping kolam renang.
Selepas maghrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun kembali bertukar cerita disaat aku kami bercerita lalu munculah ibu mertuaku masih dalm balutan mukena nya diapun ikut mengobrol dengan kami… semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8 malam.
Maklumlah di desa..karena malam semakin dingin akhirnya ibubkertuaku berinisiatif untuk pergi ke dapur dan membuatkan kami wedang jahe. “Ini minum wedang buatan Ibu.. Biar kalian segar saat bangun pagi harinya..”
Ibu mertuaku menyajikan wedang itu diatas meja ruang tengah dimana kmi sedang bercengkrama dan beliau masih memakai mukena hitam yang mungkin tadi dipakai sholat. Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung memimum wedang buatan Ibu mertuaku.
“Enak sekali Bu..! Apa ini..?” Tanya Indri istriku.
“Itu wedang ramuan Ibu sendiri. Gimana, seger kan..?”
Kami lantas melanjutkan obrolan kami kembali.. Kurang lebih setengah jam kami ngobrol, rasanya mata ini kok berat sekali. Istiku pamit menyusul anak kami yang sudah duluan tertidur.
Aku mencoba bertahan dari rasa ngatuk.. dan melanjutkan cerita kami, namun apa daya.. rasa ngantuk ini sudah terlalu berat. Tak lama akupun menyerah.. lantas pamit tidur pada bapak dan Ibu mertuaku.
Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur kami yang cukup besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan nyenyaknya. Tumben dia nggak nungguin aku..?
Lantaran serangan kantuk aku tak sempat memikirkan keanehan yang terjadi.. akupun langsung merebahkan diri karena rasa ngantuk yang begitu berat.
Tak lama memejamkan mata aku pun langsung tertidur.
Entah sudah berapa lama aku tertidur.. aku merasakan seperti ada yang menciumku.. membelaiku.
Kucoba untuk membuka mataku.. namun aku tetap tidak sanggup untuk membuka mataku ini. Rasanya seperti ada yang mengganjal di mataku.. yang membuat aku terus tertidur.
Di tengah tidurku tersebut aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi. Namun aku beranggapan bahwa semua ini hanya mimpi basah saja.
Ketika pagi harinya aku terbangun kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur.. aku lalu ke kamar mandi untuk kencing
Begitu aku melihat kemaluanku.. seperti ada bekas sperma kering..? Kupegang kemaluanku dan jembutku.. Loh.. kok lengket..? Ketika kucium, aku mengenal betul bau yang begitu kas, bau dari lendir kemaluan perempuan.
Hmm.. kok mimpi basah ada bau lendir perempuannya..? Apa semalam aku diperkosa setan, ya..? Haha.. pikirku belum ngerti.
Saat kami semua sarapan pagi, aku hendak menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku malu, takut ditertawakan, jadi aku diamkan saaja peristiwa semalam. Hari kedua di sana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata, kami pulang sudah malam.
Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, aku dan istrikupun langsung meminumnya.
Herannya.. kurang lebih 30 menit setelah aku menghabiskan wedang buatan Ibu mertuaku rasa ngantuk kembali menyerang aku dan istriku.
Karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu sangat, kami berdua pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah tertidur dalam perjalanan pulang.
“Mas aku ngantuk.. selamat tidur ya Mas..!” Langsung istriku merebahkan badan dan tertidur dengan pulasnya. Akupun ikut tertidur. Dan.. apa yang kemarin malam terjadi.. malam ini terulang kembali.
Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku.. timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku.. apa yang sebenarnya terjadi..?
Hari ketiga, aku tidak ikut pergi jalan jalan. Hanya istri anak serta Ibu mertuaku saja yang pelesir ke tempat sanak Famili keluarga istriku.
Aku hanya rebahan di tempat tidur sambil melamun setelah aku berolahraga angkat beban dengan barbel seadanya dan mengingat kejadian yang kualami selama 2 malam ini.
Hmm.. apa ada mahluk halus yang memperkosaku di saat aku tidur, ya..? Kembali pertanyaan- pertanyaan menghantui pikiranku.
Kenapa setiap habis meminum wedang, aku jadi ngantuk..? Apa karena suasana desa yang sepi..? Padahal aku biasanya kuat begadang, atau karena wedang..?
Baiklah. Kalo begitu nanti malam aku coba untuk tidak meminum wedang buatan Ibu.. batinku. Berbagai pertanyaan bermunculan dalam benakku.. karena lelah akhirnya akupun tertidur. Saat malam menjelang kami sekeluarga berkumpul dan berbincang-bincang.
Seperti hari kemarin-kemarin pula, Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, dan beliau selalu mengenakn mukena nya ketika selesai sholat maghrib rupanya itunmemanh kebiasaan nya saat dirumah, dia akan selalu mengenakan mukena nya dari selepas maghrib sampai dipakai tiur dan menurut indri istriku dia memiliki banyak sekali jenis dan warna mukena,
Istriku dan bapak mertuakupun sudah menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya.
“Kok nggak diminum Mas wedangnya..?” Tanya Ibu mertuaku yang saat ini memakai mukena satin berwarna hijau.
Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang tersebut, walaupun badan segar saat bangun tidur.. namun aku berniat untuk tetap tidak memimumnya. Sebab aku penasaran dengan apa sudah kualami beberapa hari ini.
Saat aku hendak meminumnya aku berpura-pura sakit perut.. sambil membawa wedang yang seolah-olah sedang kuminum aku berjalan ke arah dapur.. menuju toilet. Padahal sesampainya di kamar mandi aku langsung membuang wedang tersebut.
Setelah itu aku kembali berkumpul ke ruang keluarga. Kurang lebih tigapuluh menit kemudian kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat untuk tidur.
Namun hal itu tidak terjadi denganku..! Apa karena aku tidak meminum wedang tersebut, ya..? Aku masih segar dan belum mengantuk.
Aku lantas berpura-pura seperti orang mengantuk.. kemudian kami berdua pamit dan masuk ke kamar.
“pak bu kami ijin tidur duluan ya.”
“iya nih pento, bapak juga ngantuk sekali rasanya..ayo bu kita tidur” albapak mertuaku mengajak ib mertuaku ntuk tidur tapi ib mertuaku menolakya.
“bapak duluan saja, ibu mau mengaji dulu dimushola pak..” “ya sudah.. bapak duluan ya mendengar hal tersebut dan mlihat bapak mertuaku pun beranjak ke kamarnya akupun pergi ke kamarku. dan kuliht ibu mertuaku pergi menuju mushola yang ada di belakang Istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang cukup nyaman di mata.
“Mas aku ngantuk sekali. Kamu nggak kepengen kan..? Besok aja ya Mas.. aku ngantuk sekali Mas..” ujar istriku sembari beberapakali menguap.. tanda ia benar-benar mengantuk.
“Iya, dik. Nggak apa-apa. Mas juga ngantuk..” balasku lalu mengecup kening istriku.. dan dia pun langsung tertidur.
Sementara itu aku masih melamunkan kejadian-kejadian barusan. Kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti biasanya..? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu, tad..?
Hampir setengah jam setelah istriku terlelap.. tiba-tiba aku mendengar derap langkah kaki perlahan menghampiri ke arah kamarku. Langsung aku pura-pura tertidur.
Kulihat ada yang membuka pintu kamarku.. saat kubuka sedikit kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku..! Mau apa beliau..? bukankah beliau sedang mengaji dan sekarang masih bermukena datang kesini aneh, Namun aku terus pura-pura tertidur.
Untung lampu tidur di kamar kami remang-remang.. jadi ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu mertuaku.
Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku yang masih bermukena satin berwarna hijau menghampiriku.. setelah meletakan sajadah yang dilipat dari genggaman nya dia langsung mengelus-elus burungku yang masih terbungkus celana pendek dan tangan yang satunya mengelus2 otot2 dadaku, terlihat dia sangat terkesimaa dengan otot2 ku yang terlihat, aku memang tidak pernah mengenakan pakaian kalaunaku tidur.
Aku hendak menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjterjadi 2 hari ini.. dan apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura tertidur.
Tanpa berlama-lama Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istriku terbangun.. atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah sangat nyenyak sekali.
Blass.. lepas sudah celanaku..! Aku telanjang..!
Jantungkupun makin berdebar, aku terus berpura-pura tertidur dengan rasa penasaran atas perbuatan Ibu mertuaku ini.
Egrrhh..! Dengan berat terpaksa aku menahan napas.. saat Ibu mertuaku mulai menjilati dan mengulum kemaluanku..
Hampir aku saja mendesis lantaran nikmat yang kurasakn.. namun aku mencoba terus bertahan agar tidak mendesis.. dan membiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.
Beberapa saat berlalu.. kurasa kini kemaluanku sudah berdiri dengan tegaknya.. sementara Ibu mertuaku dengan asiknya terus mengulum kemaluanku dan dia memainkan dengan gemas kulup kontolku tanpa tahu bahwa aku sebenarnya tidak tertidur.
Jujur kuakui.. bahwa aku juga sebenarnya sudah sangat terangsang sekali. apalag sekarang ibu mertuaku yang sedang asyik memainkan kontolku yang berkulup masih bermukena sungguh pemandangan yang erotis
Ingin rasanya saat itu juga aku bangun, langsung menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku itu.
Namun masih kucoba menahan semua gejolak birahiku.. dan kubiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.
Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan bangkit berdiri..dia angkat bagian bawah mukena nya dan dia mengangkangi kontolku kemudia dipegang nya kontolku dan menempelkan kontolku di memeknya.
Aku sangat berdebar.. dag-dig-dug suara jantungku saat menyaksikan dan merasakan ketika kontolku mulai masuk kedalam memeknya ditambah di tidak melepaskan mukena nya jujur ini adalh sensasi buatku dan yang paling sensasional..
Seorang wanita paruh baya ibu dari istriku yang keseharian nya terlihat alim, tapu kini dia sedang mencoba memasukan kontol kukedalam memeknya sambil dia tetap bermukena. dengan pasti digenggamnya batang kemaluanku yang kini tegak perkasa.. diremasnya halus sambil dikocok-kocok perlahan.
Plepp.. plepp.. Kemudian beberapakali terasa digesek-gesekkannya ujung kulup kontolku ke memeknya.
Urghhh.. Sebenernya aku sudah tidak tahan lagi..! Ingin rasanya langsung kumasukkan kontolku.. Menyodokkannya ke liang memek yang terasa mulai merembes basah milik mertuaku itu.
Pelan-pelan sambil berjongkok burungkupun diarahkannya ke lubang surganya..Ya.. liang memek Ibu mertuaku..!
Clebb..! Slebb.. Perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya menyelipkan dan memasukkan burungku ke belahan memeknya.. sambil memejamkan mata menikmati mili demi mili masuknya burungku ke sarangnya.. liang nikmatnya..!
“Ahh.. awhh ouhhh.. ya allah nikmatnya kontol in mana ga di sunat lagi tambah tebel..aaahhh..i.” desis mertuaku, saat semua burungku telah amblas masuk tertelan memeknya. gila dia menyebut nama tuhan saat memasukan kontolku oe memek nya.
Sambil masih terus berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak.
“Ahhh..!!” Ibu mertuaku dalam balutan mukena menjerit tertahan saat beliau mulai naik-turun bergoyang menikmati rasa nikmat yang beliau rasaka.
Ibu mertuaku terus menjerit.. mendesah.. tanpa takut aku.. istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun.
Dia terus saja bergoyang pinggul dan pantatnya naik-turun sehingga membuat mukena yng di gunakan nya berkibar kibar sungguh sangat erotis pemandangan ini di atas batang kontolku.
Clrobb.. clobb.. clebb.. clobbb.. cloobb.. cleebb.. cleebbb.. creebbbb..
“aaahhh…sshhh.. aaahhh.. anjiiinng.. aaahhh nikmaaattthh kontol…babi.. aahhhh.. ya allah… aaaahhh… pento… entot ibu pentooo… aaahhh kontolmu enakpent… ya enakan kontol yang ga disunat ternyata ya allah.. aaahhh. ooowhhh.”
Begitulah jeritan nya saat dia menggoyng pinggul nya diatas kontolk sungguh luar biasa mertuaku walau masih bermukena tapi saat ngentot kata kotor keluar dari multnya. Belum beberapa lama menaik-turunkan pantatnya.. tubuh Ibu mertuaku mengejang.
“Ahh nikkmaaaattnyaaaa… allahuakbar.. konttooollll..aaahhh… nikmaaatttt nya ini kontttoolll kafiiirrr… ngentoooooottt !!” Jerit panjang Ibu mertuaku. Rupanya Dia baru saja mendapatkan
orgasmenya.
Dia langsung rebah menindih tubuh berotot ku dengan mukena satin nya mencium bibirku membelai kepalaku seperti seorang istri yang baru saja selesai bersetubuh dengan suaminya.
Aku langsung membuka mataku. “Jadi selama ini aku tidak bermimpi..! Dan tidak pula tidur dengan mahluk halus..!” Bisikku di telinga ibu mertuaku.
Sontak dia bangkit karena kagetnya.. Plopp..! Kontolku yang masih tegang karena belum memuncratkan peju terlepas dari jepitan belahan memeknya.
“Mass ka..kamu ndak ti.. dur..? Kamu nggak meminum wedang yang Ibu bikin..?” Tanya ibu mertuaku terbata-bata.. masih terkejut.
“Tidak Bu. Aku tidak meminumnya..” ujarku terus terang.
Dia jadi salah tingkah dan serba salah..! Kurasa mukanya saat itu pasti memerah tanda beliau mengalami malu yang sangat luar biasa.
Aku lants bangkit dan duduk di tepi ranjang.
“Mass..” Ibu mertuaku menangis sambil duduk dan memeluk kakiku.
“Ammpuni Ibu, Mass..”
Deg..! Kasihan juga aku melihat Ibu mertuaku seperti itu.. karena aku sendiripun sudah sangat terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi.
“Bu.. aku belum tuntas..!” Ujarku pelan. Perlahan kuangkat tubuh mertuaku.. lantas kupeluk.. kucium bibirnya.
“Sudah Bu, jangan menangis.. Aku juga menikmatinya kok, Bu..” kataku jujur.. sekaligus berusaha menenangkannya. kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya, kamiberciuman sambil berdiri, tubuhku yang tinggi mengharuskan aku sedikit membungkuk dan saking buasnya kamu berciuman tubuh ibu mertuaku sedikit terkangkat.
“Ahh Mas.. nikmat.. Mas..” saat kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur dari balik mukena nya.. rupanya dia sudah tidak mengenkan bh lagi.
“Ah.. Mas nikmat..” kutelusuri seluruh tubuhnya gesekan antara putingku dan mukena yang dikenakannya membuat nafsu ku seketika memeuncak
“Ahh Mass..!!” Jeritnya beberapa saat kemudian ketika tangaku sampai dimemek jya yang masih trrtutup mukena
Clopp..! Dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu mertuaku tentu saja jariku terbungkus kaij mukena bgian bawahnya dan kuyakin iti menambah daya rangsang bginya
Jeritan mertuaku makin tak terkendali. apalagi di saat dua jariku mengocok dan menari-nari di lubang memeknya dan lidahku memainkan perannya dalm ciuman yang sangat penuh nfsu
“Ahh.. Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh..! Ibu keluarr..! Aarrgghh ..anjiinngg.. aaahhh astagfirullaaaahhhhh nikmaaaaaattttt..aaahhhh..!!” Jerit ibu mertuaku seperti histeris yang menggema ke seluruh kamar.. aku yang jugabikut tanpa takut istriku terbangun membiarkan nya melepaskan gelombang nafsu yang diraihnya
Tanpa sadar kaki mertuaku menjepit tangankuu..! Sampai-sampai aku tidak bisa bergerak..dan kurasakan cairan yang menyembur dari memeknya membasahi mukena nya
“Enak Bu…?
“Enak sekali Mas..” desah ibu mertuaku dengan tatapan sayu. ” bu aku mau tanya..”
“apa mas pento..?”
“ibu kenapabisa berbicara kotor seperti itu.. dan bisa seliar ini bu?”
“mas.. ibu kalau sudah ngentot ya begini mas.. tapi kalau sama bpak ibu hanya berteriak dalm hati.. apa mas keberatan??” hal ini mengagetkanku, tenyata dibalik keseharian nya yang alim dia adalh binatang buas diatas ranjang
“tidak bu… malah saya sangat suka bu… bebaskanlah dirimu bu.. dan aku akan memuaskan ibu…” rupanya hal ini sangat membuat ibu mertuaku senang
“ya allah mas…makasih ya mas… ini baru namanya ngentot mas…kontol kamu itu unik rasanya beda kaya bapa punya, jumbo bangeeeet mas, apalagi itu lho ga disunat kulitnya itu tebel banget pas di dalem kaya ngelitikin mas… sampe gila ibu mas.. ”
Kucium kembali mertuaku. “Bu.. apa Indri nanti nggak bangun..?” Tanyaku penasaran.
“Mas tenang aja.. Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling ampuh..” jelasnya menenangkanku.
“Apa tidak berbahaya Bu..?” Tanyaku lagi.
“Tidak Mas..” balasnya.. membuat aku tenang kini.
Akupun mengangkat tubuh ibu mertuaku sambil terus berciuman, dia melingkarkan kakinya di perutku. luar biasa pemandangan saat itu seorang wanita paruh baya bermukena sedang diangkat oleh pria berotot telanjang.
Bersambung…