Vallery Gracia gadis polos yang harus memasuki kehidupan kedua pria yang sangat terobsesi padanya, hidupnya menjadi penuh dengan hal hal yang tak pernah Vallery alami sebelumnya, bagaimana cara Vallery mengatasinya jika Vallery menyukai keduanya.
Cerita Sex Private Love – Semua berawal saat seorang gadis remaja yang tak sengaja menumpahkan kopi miliknya mengenai mobil hitam mewah yang terparkir di depan kampusnya.
Vallery Gracia gadis remaja yang hanya memiliki tinggi badan 160 cm itu kini sedang duduk di halte bus, berniat untuk pergi ke kampus namun tidak seperti biasa hari ini Vallery sedikit terlambat karena membeli kopi terlebih dahulu ditambah semalam sibuk mengerjakan beberapa tugasnya hingga larut.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya bus yang sedari tadi ditunggu Vallery tiba juga, dengan sigap Vallery menaiki nya berharap tidak telat untuk mengikuti kelasnya.
Ngocoks Setelah sampai di kampus Vallery berlari namun sayang mungkin ini hari sialnya kopi yang dipegang erat oleh tangan Vallery harus jatuh mengenai mobil hitam yang terparkir tepat di depan gerbang kampusnya.
“Ahh kenapa ini terjadi sekarang, kenapa mobil ini terparkir disini, bagaimana ini” Vallery kebingungan antara ingin meminta maaf kepada pemilik mobil atau mengejar kelasnya yang sudah dimulai 5 menit yang lalu.
Mau tidak mau Vallery mengambil sebuah kertas dan menuliskan kata ‘Maaf atas kekacauan ini, Vall’ hanya itu yang tertulis Vallery menempelkan kertas itu di mobil dan segera berlari untuk mengikuti kelasnya.
*****
“Huftt akhirnya , sebaiknya aku harus mengerjakan tugas lebih awal” Vallery membereskan alat alat belajarnya hendak pulang karena kelas sudah selesai, setelah sampai gerbang ternyata mobil hitam yang pagi dilihatnya masih terparkir disana.
“Tunggu, kenapa mobil ini masih disini, dan dimana kertas yang aku simpan disini apa pemiliknya sudah mengambilnya?” Tanya Vallery pada dirinya , dengan inisiatifnya Vallery mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan membersihkan sisa kopi yang masih berada di atas mobil.
Sseett
“Akkhhh-”
Vallery kebingungan dan terkejut karena seseorang membalikan badannya membuat Vallery terpojok dan berhadapan dengan Pria berjas rapi di depannya ini.
“Bisakah sedikit lebih pelan? , siapa kau?” tanya Vallery dengan wajah polosnya.
“Kau? Vall?” tanya Pria dihadapannya ini membuat Vallery mengangguk pelan.
“Begini caramu meminta maaf?” Pria itu menunjukan kertas maaf yang Vallery simpan dimobilnya, Vallery menelan ludahnya mendengar pria ini berbicara dengan nada kesalnya.
“Maaf aku ada kelas pagi tadi , karena tidak ingin terlambat aku menuliskan kata maaf di kertas, enghhh aku akan membersihkan mobilmu, ” ucap Vallery lalu membalikan badan dan mengelap mobil itu dengan perlahan.
Pria itu tersenyum melihat tingkah laku Vallery , dengan senang hati pria itu menatap Vallery yang sedang membersihkan mobil miliknya.
“Huftt sudah selesai , kupikir ini terlihat lebih baik dari sebelumnya, ” Ucap Vallery setelah selesai membersihkannya.
“Siapa namamu?” tanya Pria itu.
“Vallery Gracia, maaf sudah membuat kekacauan pada mobilmu, ” ucap Vallery.
“Permintaan maafmu belum aku terima,” ucapnya lalu pergi begitu saja menaiki mobilnya.
“Apa apaan? apa maksudnya tadi? bahkan dia tidak mengucapkan terimakasih? jika tau begini aku tinggalkan saja mobilnya” Vallery berdecak kesal lalu memutuskan untuk pulang.
*****
Malamnya Vallery kedatangan seorang teman yang sangat berbeda dengan dirinya, siapa lagi kalo bukan Leana Marcelline , Leana seorang anak tunggal dari keluarga konglomerat sekaligus teman baik Vallery semasa SMA, berbeda dengan Vallery , Leana justru seorang gadis yang liar hampir setiap malam pergi ke club, meminum alkohol dan berdandan layaknya bukan seperti gadis kuliah.
“Valll, kenapa kau lama sekali membuka pintu” ucap Leana kesal yang hampir beberapa menit menunggu di depan rumah Vallery.
“Seperti biasa , datang dengan keadaan mabuk lalu tidur dirumahku?” Vallery sudah tidak asing dengan kebiasaan temannya ini.
“Aku tidak mabuk Vall, hanya sedikit minum sajaa, ” ucap Leana lalu membaringkan dirinya di kasur empuk milik Vallery.
Melihat Leana berbaring dengan lemas Vallery membuatkan minuman madu untuk Leana.
“Minumlah kau akan merasa baikan setelah meminumnya, ” dengan anggukan yang diberikan Leana ia pun meminumnya.
“Vall, besok adalah hari ulang tahunku, aku ingin kau datang” ucap Leana.
“Ahh benar besok ulang tahunmu, tapi dimana kau merayakan ulang tahunmu itu?”
“Di J-Club, kau tidak perlu minum alkohol hanya hadir saja bisa kan Vall? Ayolahh, ” bujuk Leana karena dia tau Vallery tidak akan mau untuk datang ke tempat seperti itu.
“Emhh akan kupikirkan, sekarang istirahatlah, ” Leana mengangguk lalu mereka pun tidur bersama.
*****
Keesokan harinya Leana pergi mengajak Vallery membeli beberapa pakaian untuk acara nanti malam, Leana mengambil beberapa dress yang ia suka lalu meminta Vallery untuk memakainya, ya Vallery tidak terbiasa memakai pakaian yang seperti itu, namun untuk ulang tahun sahabatnya ini Vallery menurut saja.
“Tunggu, Ana bukan kah ini terlalu mahal? lihat saja pakaian ini 20juta? satu pakaian?” Vallery hampir gila melihat harga dari dress yang sedang ia kenakan.
“Tenang saja kau tidak tau siapa aku hah? sudah pakai saja nanti malam yaa, aku tunggu” ucap Leana dengan santai.
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu untuk persiapan Leana mengantar Vallery pulang.
“Aku tunggu nanti malam, jangan lupa pakai baju yang aku berikan tadi dandan yang cantik yaaa” teriak Leana sembari melajukan mobilnya.
Vallery menghela nafasnyaa tidak biasanya ia harus mengenakan pakaian seperti itu , setelah bebenah untuk waktu yang cukup lama akhirnya malam tiba Vallery yang sehabis mandi langsung bersiap untuk pergi ke acara ulang tahun Leana.
Dress yang sekarang melekat di tubuh Vallery membuatnya terlihat sangat berbeda , bahkan riasan yang Vallery gunakan terasa sangat berbeda menurutnya.
“Apa ini tidak terlalu pendek? kenapa selera Leana seperti ini, huft baiklah Vallery hanya untuk malam ini saja buatlah Leana merasa senang”
Setelah siap Vallery memesan taksi dan pergi ke J-Club tempat yang untuk pertama kalinya ia datangi kalo bukan karena Leana tidak akan pernah Vallery pergi kesana.
*****
Suara riuh dan lampu remang remang membuat Vallery enggan untuk memasuki tempat itu, namun mau tidak mau Vallery harus masuk.
“Maaf bisa aku lihat undangannya?” ucap salah satu security ketika Vallery hendak masuk.
“Undangan? ahh maaf aku teman dekat Leana aku diundang secara langsung olehnya” ucap Vallery.
“Maaf kau tidak membawa undangannya maka tidak diperbolehkan masuk” ucapnya lagi.
Vallery menghela nafas ia mencoba menghubungi Leana namun Leana tidak menjawabnya mungkin karena suara berisik dari musik Leana tidak mendengar dering telfonnya.
Ketika Vallery sibuk menghubungi Leana seorang pria merangkul nya membuat Vallery terkejut setengah mati, pria itu membawa Vallery untuk masuk.
“Maaf tuan, nona ini tidak membawa undangan” ucap security lagi dan lagi.
Pria itu menunjukan undangan miliknya lalu berkata
“Gadis ini kekasihku, biarkan aku masuk” seketika security mengangguk dan membiarkan Vallery dan pria itu masuk kedalam.
Sesampainya di dalam Vallery menjauhkan dirinya dari Pria itu, Pria yang baru saja ia lihat, tidak sopan? memang Vallery baru kali ini memakai pakaian yang terbuka seperti itu sontak membuat nya terkejut saat pria di hadapannya ini merangkulnya.
“Tidak berterimakasih kepadaku?” tanya Pria itu.
“Terimakasih, ” Ucap Vallery lalu hendak pergi begitu saja sebelum sebuah tangan menariknya.
“Hanya itu?” tanya pria itu yang sekarang jaraknya dan Vallery sangatlah dekat.
Pria itu mendekati telinga kiri Vallery dan membisikan sesuatu.
“Terimakasihmu saja tidak cukup untukku gadis kecil,” ucapnya lalu pergi begitu saja.
“Apa? apa maksud dari ucapannya itu?” Vallery mengumpat dalam hatinya, lalu pergi untuk mencari Leana.
Lambaian tangan Vallery yang melihat Leana sedang asyik dengan beberapa temannya mengalihkan pandangan Leana , sontak Leana menghampiri Vallery.
“Lihat dirimu Vall, kau cantik sekalii” ucap Leana seraya menatap Vallery dari atas hingga ujung kakinya.
“Aku tidak nyaman, dan kau bodoh sekali kenapa tidak memberiku undangan? aku hampir tidak masuk kesini tadi, ” Vallery masih kesal karena kejadian barusan.
“Hahaha, maafkan aku Vall aku lupa memberi tau security kalau aku mengundangmu secara personal, ayolah nikmati pestanya jangan cemberut seperti itu” goda Leana membuat Vallery sedikit tersenyum.
Selang beberapa menit teman Leana dari AS datang, Leana pun meninggalkan Vallery untuk menyambut tamu lainnya, Vallery dengan senang hati membuat Leana nyaman dengan pestanya, sementara itu Vallery mencari tempat duduk karena kakinya pegal memakai high heels yang digunakannya.
Seorang pria dengan kemeja hitam yang melekat ditubuhnya menghampiri Vallery yang tengah duduk.
“Wahh dunia ini sempit sekali bukan? kita bertemu lagi” ucap Pria itu lalu duduk di dekat Vallery.
“Bukan sempit tapi kita disatu tempat yang sama sudah jelas akan bertemu, ” ucap Vallery.
“Aku Devary Dereen, kau ?”
“Vallery Gracia, kau temannya Leana?” tanya Vallery.
“Bisa dibilang teman tapi aku tidak dekat dengannya, aku kesini karena temanku mengajakku, ” Vallery hanya mengangguk.
Melihat gelas yang berisikan air putih Devary tertawa kecil.
“Tidak bisa minum alkohol?” Vallery mengangguk.
“Wahh bagus sekali cocok dengan wajahmu” ucap Devary membuat Vallery memasang wajah cemberut.
Ketika asik mengobrol seorang pria datang menghampiri mereka.
“Ahh Vall, ini temanku Calion Neuville,” Sontak Vallery mendongak melihat Calion dan mereka pun saling menatap.
“Kau??” Vallery terkejut karena pria bernama Calion ini adalah Pria pemilik mobil hitam yang terkena tumpahan kopi itu.
“Sangat berbeda dengan yang aku lihat” ucap Calion melihat Vallery mengenakan pakaian yang sangat jauh berbeda seperti yang ia lihat di depan kampus.
Vallery memutar bola matanya kesal karena ucapan Calion.
Calion pun duduk di sebelah Vallery yang sekarang posisinya Vallery berada ditengah antara kedua Pria tampan ini.
“Maaf bisakah kalian cari tempat kalian sendiri? aku merasa tidak nyaman” ucap Vallery.
Ucapan Vallery sama sekali tidak digubris oleh kedua Pria tampan ini, Devary yang sibuk menikmati pestanya dan Calion yang sibuk dengan ponselnya sampai akhirnya Vallery berdiri berniat untuk mencari tempat lain.
“Ucapan maafmu belum aku terima.”
“Ucapan terimakasihmu belum aku terima.”
Vallery menghela nafas panjang bisa bisanya kedua pria ini berbicara secara bersamaan ketika ia hendak pergi.
“Lalu? aku harus bagaimana aku sudah meminta maaf padamu soal kopi itu, dan aku juga sudah berterimakasih padamu karena undangan tadi, ” Vallery sedikit kesal.
Calion menampilkan smirk nya menarik lengan Vallery agar dekat dengannya.
“Aku belum selesai denganmu, ” ucap Calion membuat Vallery berdegup kencang karena jarak mereka yang terlalu dekat.
Devary yang melihat nya hanya tersenyum lalu menyodorkan satu gelas berisi alkohol.
“Minumlah, aku ingin melihatmu meminum ini” Vallery memandangan gelas yang berada ditangan Devary.
“Aku tidak mau, ” ucap Vallery.
“Ahh begitu yaa,” Devary memasang wajah kecewanya membuat Vallery lagi lagi menghela nafas panjang.
“Baiklah hanya satu gelas setelah itu biarkan aku pergi dari sini” Devary mengangguk.
Dengan berat hati Vallery meminum segelas wine lalu pergi dari sana, Calion dan Devary yang melihatnya hanya tersenyum melihat gadis polos seperti Vallery yang membuat mereka tertarik.
Beberapa jam telah berlalu Vallery merasa kepalanya pusing padahal ia hanya meminum satu gelas saja, apa karena tingkat alkoholnya yang tinggi? atau sesuatu dimasukan kedalam wine itu Vallery juga tidak tau, sekarang ia hanya merasa pusing dan pergi ke kamar kecil. Ngocoks.com
Ketika sedang bercermin dengan kepalanya yang pusing seorang pria yang tak lain dan tak bukan yaitu Calion menghampiri Vallery lalu memeluknya dari belakang.
“Emhh lepaskan aku, ” ucap Vallery dengan kesadarannya yang setengah mabuk.
“Hanya satu gelas tapi sudah semabuk ini?” Calion membalikan badan Vallery yang sekarang posisinya mereka berhadapan.
Vallery dengan wajah mabuknya memandang lekat bibir tebal milik Calion membuat Calion menelan ludahnya.
“Jangan memasang wajah seperti itu, kau kira aku tahan melihatnya?” ucap Calion , tidak ada jawaban dari Vallery dirinya sibuk menatap bibir tebal Calion.
Tanpa sadar Vallery menaikan sedikit posisinya, lalu mencium bibir Calion kilas.
“Akhh kau memulainya? baiklah sekarang giliranku,” lirih Calion.
Calion yang merasakan bibir mungil cherry milik Vallery ini hanya tersenyum menampilkan smirknya, tanpa pikir panjang kedua tangan Calion memegang kedua pipi Vallery lalu mencium bibir Vallery dengan lembut.
Bersambung…