Cerita Sex Pemuda Kampung – Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Indra, yang lebih akrab dipanggil Indra, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Indra berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya.
Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Indra adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul.
Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Indra anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya.
Ngocoks Menurut cerita orang-orang kampung, Indra bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Indra mirip dengan orang Arab.
Singkat cerita, Indra sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Indra merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Indra dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan.
Indra dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari arah sungai. Indra merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu.
Alangkah terkejutnya Indra melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Indra segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun.
Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.
“Akh.., ohh.., oohh.., ” desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Indra semakin terpukau memandangnya. Indra merasakan penisnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya.
Indra meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Indra semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba-raba vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.
Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya mendesah-desah. Membuat Indra semakin tak kuat menahan nafsu birahinya.
Indra melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya.
Saat Indra sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya.
“Kamu lagi ngapaain Ndra,” tanya Mbak Siti.
“Maaf.., Mbak.., maaf,” sahut Indra tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti.
“Kamu lihat ini ya,” tanya Mbak Siti sambil menunjuk vaginanya.
Indra hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti.
“Kamu suka Ndra,” tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Indra, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih penis Indra.
“Aow, penismu gede sekali Ndra, panjang lagi,” jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus-elus lembut penis Indra dengan tangan kanannya.
Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Indra. Indra merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita.
Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Indra sangat menginginkannya.
Tanpa melepaskan kocokkannya pada penis Indra, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Indra. Perlahan dikecupnya bibir Indra. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Indra yang mulai terbuka.
Indra menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Indra.
Kemudian dia menjilati leher Indra. Indra mendesah-desah merasakan nikmat.
Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Indra lalu turun dan berhenti dibawah pusar Indra. Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Indra. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Indra. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan aNdra. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Indra.
“Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat,” desah Indra penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati penis aNdra, dari kepala penis sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.
“Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak,” jerit Indra saat Mbak Siti memasukkan penis Indra ke mulutnya.
Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum penis Indra. Penis Indra disedotnya kuat-kuat
sampai pipi Mbak Siti kempot.
“Akhh.., truss.., Mbakk.., truss,” suara Indra seperti mengigau keenakan.
Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput.
Indra disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Indra. Diraihnya batang penis Indra, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan
tepat kelubang vaginanya.
Mbak Siti mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Indra memasuki lubang vagina Mbak Siti.
Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisnya amblas kelubang vagina Mbak Siti. Indra merasakan penisnya seperti dipijit-pijit.
Baru pertama kali inilah penisnya masuk kelubang vagina wanita.
Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Siti mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penis aNdra keluar masuk dari lubang vaginanya.
Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Siti. Sudah setahun lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi penis Indra jauh lebih besar dari kepunyaan suaminya.
“Ohh.., Ndras.., penismu.., enak banget,” desis Mbak Siti.
Mbak Siti semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Indra tak mau tinggal diam, pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak Siti. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Siti.
Sekitar empat puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Siti semakin mempercepat gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai. Demikian juga Indra semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya.
“Ohh.., Ndra.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Mbak Siti.
“Akuu.., juga.., Mbakk,” sahut Indra.
“Keluarin di dalem aja Ndra, lebih enak,” pinta Mbak Siti.
Indra mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Siti. Beberapa detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ,” Aku.., keluarr.” Dan tumpahlah sperma Indra yang cukup banyak dilubang vagina Mbak Siti.
Mbak Siti kemudian dia turun dari tubuh Indra, dan berjongkok disamping. Diraihnya penis Indra dan dikocok-kocoknya sebentar. Mbak Siti mendekatkan kepalanya keselangkangan Indra.
Sambil tersenyum penuh arti, Mbak Siti menjilati penis Indra. Sisa-sisa sperma dipenis Indra dijilatinya sampai bersih.
Setelah beristirahat sebentar, Mbak Siti kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Indra yang masih terlentang tanpa busana.
“Ndra, nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi,” bisik Mbak Siti ditelinga Indra. Indra mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup bibir Mbak Siti dengan mesra.
“Makasih Mbak, Mbak telah memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Siti tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Indra.
Indra kemudian turun kesungai untuk membersihkan. Dia merasa bangga, karena hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Pengalaman pertama kali menikmati enaknya vagina wanita.
Pengalaman yang sudah lama diidam-idamkannya.
Malam harinya Indra datang kerumah Mbak Siti, memenuhi undangannya. Indra berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya.
“Mbak, Mbak Siti,” panggil Indra.
“Masuk aja Ndra, nggak dikunci,” sahut Mbak Siti dari dalam.
Indra kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya mendekati kamar Mbak Siti.
Didalam kamar Mbak Siti telah menunggunya. Saat Indra memasuki kamar Mbak Siti, didapatinya Mbak Siti sedang duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang.
Kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Mbak Siti menyuruh Indra mendekat dan berjongkok dilantai.
“Ndra, jilatin vaginaku sayang,” pinta Mbak Siti.
Indra menuruti permintaan Mbak Siti. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan keselangkangan Mbak Siti. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir vagina Mbak Siti.
Dan Indra mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir vagina Mbak Siti.
“Ohh.., Ndra.., enakk.., truss.., truss,” desah Mbak Siti keenakkan saat lidah Indra memasuki lubang vaginanya. Lidah Indra menari-nari didalam vagina Mbak Siti.
Kelentit Mbak Siti dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya. Pantat Mbak Siti terangkat-angkat menerima jilatan Indra. Bibirnya mendesis. Sesekali Indra memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Siti.
“Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Ndra,” desis Mbak Siti sambil meraih kepala Indra dan membenamkannya keselangkangannya.
Beberapa menit berlalu, aNdra menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Indra meraih penisnya yang sudah setengah tegang.
Dikocok-kocoknya penisnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Indrapun menempelkan penisnya kelubang vagina Mbak Siti.
Didorongnya tubuh Mbak Siti, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Siti diangkat tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Siti berada diatas bahunya.
Dengan sekali dorongan saja, penis Indra melesat masuk ke lubang vagina Mbak Siti yang telah basah dan memerah.
“Aow Ndra, pelan-pelan sayang,” jerit Mbak Siti.
Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Siti, Indra memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dilubang vagina Mbak Siti.
“Ndra.., teruss.., sayang.., sodok teruss,” pinta Mbak Siti penuh nafsu.
“Mbak.., enak.., banget.., Mbak,” sahut Indra.
Indra semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya vagina Mbak Siti berkedut-kedut, otot-otot vagina Mbak Siti menegang dan menjepit penisnya.
“Ndra,..akuu.., mauu.., ke., keluarr,” teriak Mbak Siti.
Beberapa menit kemudian Mbak Siti menjerit sangat keras,”Ndras.., akuu.., keluarr,”.
Tubuh Mbak Siti mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan Mbak Sitipun meraih orgasmenya.
Cairan-cairan hangat merembes dari lubang vaginanya. Membasahi penis aNdra.
“Kamu belum keluar Ndra,” tanya Mbak Siti beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya.
“Mbak akan puaskan kamu Ndra,” kata Mbak Siti, sambil menarik tubuhnya. Mbak Siti kemudian menungging, membelakangi Indra, dengan kaki berpijak dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang.
“Ndra, masukkin penismu keanusku,” perintah Mbak Siti, sambil meraih penis Indra yang ada dibelakang pantatnya.
Indra memajukkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh lubang anus Mbak Siti.
“Dorong Ndra, dorong,” pinta Mbak Siti tak sabaran. Indra menuruti kemauan Mbak Siti, didorongnya pantatnya lebih maju.
Dan sedikit demi sedikit batang penisnya memasuki lubang anus Mbak Siti. Setelah seluruh batang penisnya masuk, Indra mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang anus Mbak Siti menjepit penis Indra.
Mbak Siti mengimbangi gerakkan Indra dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk vaginanya sendiri. Ceritasex.site
Indra semakin bersemangat mendorong-dorong pantatnya, saat dirasakannya penisnya berkedut-kedut.
“Mbakk.., akuu.., mau., keluarr,” jerit Indra dengan nafas terengah-engah.
“Aku juga Ndra, kita keluarin bareng Ndra,” sahut Mbak Siti.
Beberapa menit kemudian Indra merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot..
Indra menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Siti.
Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan tertidur.
Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati persetubuhan. Indra ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Siti. Begitu juga Mbak Siti sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak kini tersalurkan.
Bersambung…