Cerita Sex Aib Terbongkar – Cerita berikut ini terasa terlalu berlebihan atau mengada-ngada, sehingga kelihatannya mustahil terjadi di Indonesia. Saya tidak memaksa pembaca percaya, tetapi cerita ini adalah gambaran dari peristiwa yang sesungguhnya terjadi, bukan di luar negeri tetapi di Indonesia di wilayah ibukota negara berpenduduk 235 juta jiwa.
Saya mendapatkan cerita ini dari pengakuan seorang saudara saya yang kini dikucilkan dari kekerabatan karena kisah aibnya terungkap, dan dia kini menjalani hidup baru di tempat baru di lingkungan yang tidak mengenal siapa dia. Suatu perumahan modern di kota baru wilayah Tangerang
Diantara keluarga, hanya saya yang masih mempunyai hubungan baik dengannya. Saudara saya itu saya perkenalkan namanya Ardian, umur sekitar 42 tahun.
Ketika aibnya terungkap, saya langsung tertarik. Namun ketertarikan saya itu, saya sembunyikan. Ketertarikan saya karena kisahnya mirip-mirip dengan cerita di situs saya.
Ngocoks Dorongan sangat kuat untuk mewawancarai Ardian, tetapi kalau saya lakukan tanpa pendekatan yang benar, bisa-bisa saya dimusuhi. Mana ada sih orang mau menceritakan aibnya sendiri secara gamblang. Anda begitu juga kan.
Suatu kesempatan ketika kami ngobrol janjian ketemu di satu warung kopi di mall aku pura-pura menanyakan, mengenai bagaimana caranya mencari uang melalui internet. Ardian bercerita penuh semangat. Kami membahas itu hampir sejam. Padahal itu hanya trik saya saja untuk memfokuskan perhatian ke masalah internet.
Setelah selesai dia memperkenalkan cara-cara mencari uang di internet, saya menyela bahwa saya suka baca sex story di internet. Ardian juga ternyata suka, tetapi menurut penilaiannya banyak cerita yang hanya mengumbar pada hubungan sex, jadi hanya ah…uh…. saja.
Tidak disangka dan tidak ada yang mengarahkan, Ardian menyebut salah satu pengarang favoritnya adalah Jakongsu. Saya terkesiap, bangga juga sih rasanya, normalkan. Tanpa menunggu lama saya langsung mengungkap bahwa Jakongsu itu adalah saya. Saya memberi alamat situs blog saya.
Giliran Ardian yang terkaget-kaget. “ Ah masa sih, itu oom ya” kata Ardian. Walau beda umur kami tidak banyak, tetapi dalam hirarki keluarga dia harus memanggilku oom.
“Banyak sekali oom ceritanya, itu karangan sendiri, apa copy paste ?”
“ ya karangan sendiri lah, makanya ceritanya jarang di up date,” kata saya.
Ardian lalu menelusuri blog saya melalui layar HP Blackberry nya. “ Ah nanti di kantor dan di rumah mau saya baca semua oom, kelihatannya banyak yang menarik nih,” katanya.
Aku membatin dalam hati, ya pastilah banyak yang menarik, orang di situ banyak cerita anak di bawah umur, sedang aibnya Ardian itu juga berkaitan dengan anak di bawah umur.
Setiap hari kemudian Ardian meneleponku dan memuji cerita-cerita yang dia baca di situs Ngocoks.com.
“Oom kapan kita ketemu lagi ngobrol-ngobrol, kayaknya saya ingin cerita banyak nih,” kata Ardian beberapa hari kemudian.
Kami lalu janjian di Food Court di Senayan City yang suasananya tidak terlalu bising, karena terletak di lantai paling atas.
Sebelum cerita lebih jauh kuperkenalkan bahwa Ardian adalah manager di salah satu food market besar di Jakarta. Keluarganya berantakan saat usahanya jatuh. Istrinya meninggalkan dirinya dan akhirnya istrinya tertangkap polisi karena terlibat narkoba.
Ardian memiliki 3 anak yakni 2 perempuan dan seorang anak bungsu laki-laki. Anak sulungnya hampir 10 tahun dan anak keduanya sekitar umur 8 tahun. Si bungsu baru 6 tahun. Pembaca tidak perlu menghafal umur, nanti di cerita berikutnya akan saya sebut lagi umur mereka.
“Wah nggak nyangka oom, cerita lolitanya sangat menarik dan bermacam-macam. Itu pengalaman oom sendiri atau karangan aja sih, “ tanya Ardian.
“ Ya sebagian besar kisah yang sungguh terjadi, kalau tidak agak susah menggambarkan suasananya,” kataku.
Ardian tiba-tiba menyalamiku, padahal pada awal ketemu tadi sudah salaman.
“ Oom ternyata kita punya pemahaman yang sama tentang sex,” katanya.
Aku merasa pintu sudah mulai terbuka untuk aku mewancarainya mengungkap kisahnya yang pernah menggemparkan keluarga besar kami.
Sebelum aku lupa, istri Ardian masih ada hubungannya dengan keluarga istriku. Dia pernah aku beberkan dalam satu cerita dengan judul “Anak Kecil Kurang Ajar”. Pemeran utamanya adalah istri si Ardian ini. Tapi hal ini tidak aku ceritakan, ke Ardian. Rahasia dong.
“Saya sempat heran, kenapa si oom masih baik sama saya, padahal semua keluarga sudah menjauhi dan membenci saya. Sekarang saya baru paham kenapa Oom tetap baik sama saya.” kata Ardian.
“ Gimana katanya banyak yang mau diceritakan, masalah apa sih, “ tanyaku berpura-pura.
“Begini oom, saya kan memang punya kekeliruan. Saya ingin kisah saya yang keliru itu oom tulis. Jadi itung-itung sebagai dokumentasi saya. Mungkin kelak ada gunanya, atau ini juga sebagai pelampiasan saya saja, karena tidak bisa curhat ke mana-mana,” kata Ardian.
Dia lalu membeberkan kisahnya dan selanjutnya saya susun dalam cerita yang mudah-mudahan enak dibaca.
Sejak usahaku bangkrut, istriku Chintya sering marah-marah. Semua hal-hal kecil di masa lalu kesalahanku diungkit-ungkit lagi. Chintya agak berubah sikapnya sejak anak kami yang pertama meninggal karena kanker darah. Sebelumnya Chintya adalah istri yang ideal, rajin mengurus rumah, mengurus anak, pandai masak dan pintar dagang.
Sejak anak kami yang pertama meninggal dia mudah tersinggung, dan banyak urusan rumah tangga yang terbengkalai. Selain itu hubungan suami istri jadi sangat jarang, karena Chintya ogah-ogahan.
Ketika aku benar-benar gak punya uang, istriku minggat meninggalkan anak-anaknya. Alasan dia mau kerja cari duit. Aku sempat khawatir, juga karena bisa saja dia jual diri. Tapi ternyata tidak, dia ikut temannya bekerja mengurusi semacam EO. Istriku jadi sering bepergian keluar kota.
Meski dia sudah berpenghasilan, tetapi tidak banyak yang masuk untuk urusan rumah tangga. Kalaupun dia di rumah dia lebih sibuk dengan HPnya dari pada mengurus anak dan rumah tangga. Sejak itu pun dia tidak bisa kusentuh lagi.
Kemudian kuketahui istriku mempunyai affair dengan laki-laki lain. Aku mempertanyakan itu, jawabannya malah istriku minta cerai. Kelihatannya rumah tanggaku sudah sulit dipertahankan, kami lalu benar-benar berpisah. Istriku meninggalkan pula anak-anaknya.
Aku kemudian menjual rumah yang aku beli dari hasil mengumpulkan pendapatanku selama puluhan tahun. Hasil penjualan rumah sebagian besar aku gunakan untuk melunasi utang-utang.
Itulah latar belakang cerita yang diceritakan oleh Ardian kepadaku. Sebetulnya aku juga lebih banyak tahu dari yang dia ceritakan, misalnya istrinya ada main dengan siapa dan sampai sejauh mana. Cinthya kelihatannya memang punya bakat badung.
Dia masih cukup cantik di umur 30 tahun, meski sudah 4 kali melahirkan. Aku sebut bakat badung, karena ibunya melahirkan dia di umur 14 tahun. Berarti dia melakukan hubungan pada usia 13 tahun. Sampai Cinthya lahir, ibunya tidak menikah. Ayah biologis Chintya adalah pengusaha keturunan China.
Kini Chintya ikut ibunya. Ibunya sempat nikah dan punya 2 anak perempuan. Tetapi sekarang sudah cerai. Suaminya juga keturunan China. Lucunya meski mereka cerai, tetapi tinggal di satu rumah yang dikontrak bekas suaminya.
Suaminya menempati kamar terpisah. Anak nya 2 perempuan juga tinggal di situ. Mantan suami sering pula membawa pacarnya pulang dan menginap di kamarnya. Anaknya yang perempuan juga sering mengajak nginap pacarnya. Sementara ibu Cinthya, Debby punya pacar pula anak muda. Wah pokoknya kacau dan carut marut.
Padahal dulu sebelum orang tua Chintya pisah, mereka aktifis gereja. Aneh juga sekarang kehidupannya bisa berbalik seperti siang dengan malam.
Kembali ke cerita Ardian.
Sejak aku berpisah dengan istriku, aku sering melakukan onani. Kalau anak-anak tidur aku menonton film porno dari DVD. Mungkin karena keseringan menonton DVD, aku jadi teledor. Karena anakku memergoki aku sedang menikmati film porno. Aku suruh mereka masuk kamar, malah membandel dan tidak bisa dipaksa. Ketika kumatikan tv anakku menangis sejadi-jadinya sehingga dua adiknya terbangun. Anakku yang sulung bernama Lisa kini umurnya 9 tahun lebih. Dia cantik.
Tidak ada pilihan bagiku untuk meredakan tangisnya kecuali menghidupkan kembali film porno. Sekarang bukan hanya Lisa yang menonton, tetapi adiknya Maya dan yang bungsu Riko ikut menonton.
“ Ah Lisa mah sering nonton bokep ginian,di HP temen,” kata Lisa.
“Adek juga, temen-teman punya banyak deh film-film bokep di HP nya,” kata Maya.
Aku sama sekali tidak menyangka bahwa mereka sudah demikian akrab dengan film-film porno. Kemajuan teknologi, dampaknya aku rasakan sekarang.
Si Riko tiba-tiba merengek menarik-narik baju kakaknya Maya. Riko menurunkan celananya dan terlihatlah penis kecilnya yang sudah menegang. Aku masih terbingung-bingung sampai adegan Maya menghisap penis Riko.
Aku berpikir, apa yang harus aku lakukan . Mereka sudah sangat jauh menyimpang. Jika aku marahi dan menghukumnya dengan memukul, apakah efektif. Dan apakah mereka jera tidak melakukan lagi. Padahal mereka bertiga sering tanpa pengawasan di rumah ketika aku bekerja. Kalau aku larang sekarang, apakah ketika mereka di rumah ketika tidak ada aku, laranganku tetap mereka taati.
Akhirnya aku hanya menasehati mereka saja dengan mengatakan bahwa perbuatan mereka itu tidak pantas untuk dilakukan oleh anak kecil. Mendengar nasehatku mereka memang menghentikan kegiatan dan kembali menonton film di layat TV. Setelah selesai mereka kugiring tidur. Ketiganya menempati satu kamar, sedang aku di kamar sendiri. Pertimbangannya aku bersendirian di kamar, karena bebas beronani.
Setelah setengah jam mereka masuk kamar, aku jadi penasaran apakah mereka sudah tidur atau belum. Pelan-pelan kubuka pintu kamar mereka. Aku kaget luar biasa, karena mereka bertiga melakukan adegan sex yang lebih seru lagi. Riko berusaha memasukkan penis kecilnya di memek Lisa. Lisa mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Sementara itu Maya sedang asyik bermasturbasi sendiri di pojok tempat tidurku.
Mereka tidak tahu bahwa aku sedang mengintai. Aku terpukul dan kecewa berat. Tapi melihat adegan porno yang disajikan oleh anakku aku tidak munafik aku pun ngaceng juga. Pikiranku jadi kacau. Apalagi sudah seminggu ini aku tidak sempat beronani.
Aku lalu masuk ke kamarnya dan mengatakan, “ Kalian pada ngapain sih kok bukannya tidur, “ kataku tidak dengan nada marah.
“Kayak yang di film tadi pa,” kata Riko.
Riko yang baru berumur 6 tahun sudah punya keinginan meniru adegan porno di film. Riko kebetulan sudah sunat sejak kecil, karena waktu itu kulit penisnya menutupi saluran kencing.
Aku jadi binggung dalam keadaan terangsang harus bertindak apa. Apakah kalau aku larang ada jaminan mereka tidak melakukan lagi. Entah bagaimana tiba-tiba saja ide muncul di kepalaku. Aku harus mengajari mereka cara yang benar melakukan hubungan sex.
Aku akhirnya terlibat dengan ketiga anakku dalam beradegan sex. Lisa kuminta membuka semua bajunya. Tetek Lisa sudah mulai mengembang meskipun masih kecil. Pentilnya terlihat mancung. Lisa kusuruh tidur telentang.
Riko ku ajari menjilati puting susu Lisa. Mulanya Lisa merasa geli, tetapi ketika kuminta untuk menahan sedikit akhirnya Lisa mengaku rasanya enak. Setelah puas menjilati kedua putingnya, aku mengajari Riko menjilati memek Lisa.
Aku membuka kedua belah paha Lisa. Memeknya yang masih gundul dengan rekahan warna merah muda terlihat agak berlendir. Tonjolan lipatan bibir dalamnya terlihat jelas, namun clitorisnya masih tertutup kulit. Riko kutunjukkan bagian yang harus dia jilati. Mulanya Riko menolak, karena kata dia memek Lisa bau. Aku minta Lisa membersihkan memeknya dulu dengan sabun biar wangi.
Sekembali Lisa dari kamar mandi dia sudah mengangkangkan kaki lagi. Riko merangkak diantara kedua kaki Lisa dan mulai menjilati ujung lipatan labia minora Lisa. Mungkin masih terasa geli sehingga Lisa bergerak-gerak.
Posisi Riko seperti anjing menjilati minuman, sehingga tidak lama kemudian dia mengeluh lidahnya capek. Aku arahkan agar dia membekapkan mulutnya ke memek Lisa. Riko mencoba, tetapi tidak lama kemudian dia tarik mulutnya menjauh dari memek. “ Gak bisa nafas pa,”
Bersambung…