Suasana ini sungguh membuat tegang mereka bertiga. Dengan pintu terbuka lebar begitu, tentunya ketelanjangan Youra bisa saja terlihat oleh orang lain. Jika orang itu menoleh ke dalam, pastinya akan terlihat seorang ibu muda cantik lagi berbugil ria. Namun teman-teman Tedi melihat tante Youra ini sepertinya cuek saja, bahkan seakan menikmati ketelanjangannya.
“Duh… Panasnya. Sayang… tolong arahkan kipas anginnya ke mama dong…” pinta Youra pada anak-anaknya yang sedang asik nonton tv di sebelah sana yang langsung dituruti oleh mereka. Aahh.. kibasan rambut tante Youra yang tertiup angin semakin membuatnya mempesona, pikir teman-teman Tedi.
Mata mereka rasanya tidak ingin beranjak dari sosok indah di depan mereka. Wajah memerah tante Youra yang kepanasan, tubuh telanjang berkeringatnya, pokoknya semuanya. Apalagi terpaan sinar matahari pagi membuat tubuh berkeringat ibu muda itu tampak mengkilap yang semakin menambah erotis suasana.
Perlahan keringat-keringat itu mulai mengering, namun masih menyisakan beberapa bulir yang masih mengalir di kulitnya yang mulus. Pemandangan yang membuat mereka tidak tahan. Ingin sekali rasanya mereka coli saat itu juga sambil menatapi ibu temannya ini.
Mereka melihat bagaimana tante Youra asik bercengkerama dengan Dion. Aura kecantikannya semakin tampak dengan sifat keibuan yang dimiliki Youra. Memang sejak hamil pertama kali saat mengandung Tedi, aura keibuannya sudah muncul meski waktu itu Youra masih remaja. Dia tetap menyayangi anaknya sepenuh hati meski sang ayah kabur tak bertanggung jawab.
Mereka melihat sorot mata Youra yang penuh kasih sayang mendalam pada anaknya. Senyum manisnya, tertawa renyahnya. Sungguh wanita yang sempurna, baik sebagai seorang ibu, maupun sebagai tempat pelampiasan nafsu. Mereka semakin terobsesi saja pada wanita ini.
“Lho? kok pada diam saja? mikirin apa sih?” goda Youra membuyarkan lamunan bocah-bocah itu.
“Eh, ng..nggak kok tante” jawab mereka tersipu. Lagi-lagi mereka kedapatan sedang memperhatikan dirinya. Youra tertawa, dia tentu tahu apa ang sebenarnya bocah-bocah itu pikirkan. “Dasar abg, masa sama ibu teman sendiri nafsu? Tapi wajar sih… Hihihi…” katanya dalam hati.
Bagi Youra sendiri, ditatapi penuh nafsu begitu juga membuat jiwa binal Youra semakin bergejolak. Mana si Dion dari tadi terus mainin puting susunya lagi, dipegang-pegang, dicubit-cubit, namun tidak menyusu. Youra sih tidak keberatan, tapi putingnya lama-lama jadi mengeras dibuatnya.
Jelas saja Youra terangsang. Teman-teman Tedi yang melihat puting Youra mengeras juga dibikin tambah mupeng karenanya.
“Eeeh, kok dimainin sih sayang? Itu kan tempat minum kamu…” ucap Youra pada Dion.
“Kok jadi kelas Ma?” tanya anaknya itu polos.
“Hihihi… itu tandanya mama teransang sayang…”
“Telancang?”
“Iya… teransang itu artinya mama pengen ditunggangi,” jawab Youra santai. Teman-teman Tedi langsung tegang full mendengarnya.
“Ditunggangi?”
“Iya…. ditunggangi kaya kuda, hihihi. Duh… siapa ya yang mau tunggangi mama? Papa-papa kalian lagi ga ada, kak Norman juga sedang tidur,” gumam Youra pura-pura bingung. Youra lalu melirik teman-teman Tedi sambil senyum-senyum. Terang saja mereka jadi blingsatan, jantung mereka berdetak cepat tidak karuan. Mereka berharap tante Youra akan mengajak mereka gitu-gituan. Tapi tentu saja Youra sebenarnya cuma sekedar menggoda mereka.
Melihat mereka jadi salah tingkah Youra sampai tertawa terbahak-bahak. “Hahaha… mikirin apaan sih kalian? Jangan ngarep ya… sana coli,” ujar Youra merasa puas mengerjai mereka, meskipun sebenarnya Youra juga sedag terangsang saat ini.
“Tante… jangan php-in kita dong…” protes mereka bersungut-sungut. Padahal mereka sudah beranggapan bakal beneran dikasih ngentot oleh ibu teman mereka ini. Sial.
“Sorry deh… Kalian sih, ngelihatin mulu dari tadi,” kata Youra sambil berusaha menahan tawa.
Beberapa saat kemudian Norman keluar dari kamarnya, dia baru bangun. Sesudah semua orang capek-capek ngebersihin rumah baru dia bangun!! geram teman-teman Tedi kesal. Dengan wajah masih kusut, dia seenaknya langsung menyantap sarapan.
Selesai sarapan, Normanpun ikut bergelayutan manja ke Youra. Dia duduk di samping Youra dan merebahkan diri di pelukan ibunya. Di luar dugaan teman-teman Tedi, kali ini Norman menampakkan sifatnya yang sangat kekanak-kanakan, sangat berbeda dengan sisi lainnya yang bandel dan susah diatur.
Sebenarnya justru ini sisi yang normal sebagaimana harusnya seorang anak pada ibunya. Apalagi meski terlihat bongsor, Norman sendiri baru barusia 13 tahun. Sulit dipercaya di usia yang semuda itu dia sudah bisa berkali-kali menikmati indahnya seks, dengan wanita yang sangat sempurna pula!! Yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri.
Betul-betul iri teman-teman Tedi dibuatnya. Bagaimanapun Norman memang anaknya Youra juga, sangat wajar bila ingin bermanja-manjaan dengan ibunya sendiri. Youra juga mengelus-ngelus rambut anaknya itu dengan sayang.
“Abang bau iih… belon mandi…” protes Dion yang saat itu juga masih di pelukan Youra di sisi yang lain.
“Biarin!! Weee…!!!” cibir Norman sambil menjulurkan lidahnya. “Udah sana pergi!! Main kek, nonton tivi atau ngapain..!!” Norman malah mengusirnya. Dion mau tak mau menuruti omongan Norman, dengan bersungut-sungut Dionpun beranjak dari sisi Youra.
“Mama cantik” panggil Norman sambil mencium pipi Youra dengan bibirnya yang masih berminyak.
“Iya… sayang… Duh, kamu ini gosok gigi dulu gih sana…”
“Ntar deh ma. Ma… mama kok cantik banget sih..?” gumam norman manja yang kemudian menciumi pipi ibunya lagi berkali-kali dengan gemas. Makin berminyaklah pipi dan bagian wajah Youra lainnya gara-gara ulah Norman ini.
“Duh… anak mama ini. Kamu juga ganteng kok, cuma kamu ini bandelnya gak ketolongan… nakal ke ibunya juga…” balas Youra mencium kening anaknya. Mereka pamer kemesraan di depan teman-teman Tedi. Namun sulit dibedakan antara mesra sebagai ibu dan anak dengan kemesraan sepasang kekasih.
Sekali lagi mereka bertiga merasa iri, mereka sungguh ingin mempunyai ibu seperti Youra. Norman nyengir-nyengir saja diomelin oleh Youra, tampak jelas kalau Youra tidak sungguh-sungguh memarahinya.
“Biarin, siapa suruh mama cantik begini…” ucap Norman gemas sambil meremas-remas buah dada ibunya.
“Uuuuh…” Youra melenguh pelan, terdengar sangat indah di telinga semua remaja yang ada di sana. Dengan manja disingkirkannya tangan Norman dari dadanya. Tangan Norman yang disingkirkan turun kini malah mengelus-ngelus sambil menjambak-jambak kecil rambut kemaluan Youra.
Sesekali tangannya juga membelai bibir vaginanya. Tampak sekali kalau Norman sangat gemas dengan kesempurnaan tubuh ibu kandungnya itu. Hampir-hampir teman-teman Tedi lupa bernafas melihat pemandangan ini. Yourapun tidak kelihatan keberatan sama sekali. Sambil melakukan itu, kini Norman mengecup gemas bibir Youra. Tidak sampai mengulumnya, hanya mengecupi saja.
“Mamaaah….” ucap Norman lagi dengan gemas.
“Apa sayang?”
“Mama kok cantiknya gak ketulungan sih?”
“Iiih… apaan sih kamu ngengombalin mama terus?” Youra tersipu.
“Aawwhh…” tiba-tiba Youra memekik pelan. Ternyata tangan Norman tengah memijit-mijit klirotisnya yang juga mengeras. Semua tampak jelas di depan mata teman-teman Tedi yang mulai kering kerontang tenggorokannya.
Setelah puas menciumi wajah ibunya, tiba-tiba Norman bangkit hendak ngeloyor pergi begitu saja. Youra spontan menahan tangannya.
“Lho, kamu mau kemana sayang?”
“Ada apa sih Ma?” tanya Norman pura-pura bego.
“Eh… ng..nggak.. ng..ngentot yuk sayang…” pinta Youra ragu dan malu-malu. Wow… Teman-teman Tedi jelas terperangah, kali ini Youra yang meminta duluan untuk dientotin anaknya!!
“Hahaha… pagi-pagi udah nafsu ya ma? Dasar mama nakal… tapi Norman buru-buru nih… ada urusan,” tolak norman tak diduga, Norman lalu mencium bibir Youra gemas. “Ga puas apa ma dikerjain teman-teman Norman semalam? Apa perlu Norman panggil lagi mereka ke sini? hehehe” lanjut Norman menggoda Youra.
“Mmmhh..!!” Youra mendengus kesal, Norman terkekeh lagi. “Kan kamu tuh yang bikin mama horni!!” protes Youra sambil cemberut. Wajahnya yang merona makin membuat dirinya semakin cantik, tentunya juga semakin menggairahkan.
“Tuh, teman-teman bang Tedi kayaknya mau deh ngentotin mama…” ledek Norman lagi sambil melirik teman-teman Tedi yang langsung berbinar matanya.
“Wuahahahaha…!” Norman tertawa terbahak-bahak. “Muke-muke lu ngarep banget pengen ngentotin mama gue, kalau pengen nyicipin mama, lu pada harus bayar harga normal!! Hahahaha” cibirnya pada mereka bertiga.
“Hussshhh… nakal kamu ah! Udah sana kalau mau pergi…” ujar Youra merengut manja. “Perlu uang jajan lagi gak kamunya?” tanya Youra kemudian.
“Perlu dong Ma… hehehe”
“Dasar kamu ini… Kemarin kan uang ngejual mama kamu ambil semua, masa sekarang masih perlu lagi? Nih, segini aja yah untuk hari ini…” kata Youra sambil menyerahkan uang dua puluh ribu pada Norman.
“Mama emang yang paling baik deh… iya gak?” tanyanya sambil melirik ke teman-teman Tedi, lalu ngeloyor pergi.
Youra mengehela nafas. Dia benar-benar horni karena ulah Norman tadi, dia butuh pelampiasan. Tapi tidak mungkin dengan teman-teman Tedi.
“Tante beneran lagi horni ya?” tanya Riko yang masih berharap.
“Huuu… pengen tahu aja!!” jawab Youra cuek. Youra lalu bangkit dan mengenakan dasternya kembali, bertepatan dengan itu terdengar suara parau tukang sayur langganan Youra.
“Tuh, ada tukang sayur. Minta ngentot aja sana sama dia, hehehe” ledek Jaka yang ikut menggoda Youra. Ucapan yang sebenarnya terdengar sangat kurang ajar itu malah ditanggapi ramah oleh Youra.
“Iiih… ogah. Masak tante dientotin tukang sayur… Emang dia mau bayar tante pake apa? Masa dibayar pake sayur-sayuran? Enak aja…”
“Emang tante gak pengen belanja? Gak pengen beli sayur? hehe”
“Hmm? Kenapa? Kalian nantangin tante?” ujar Youra balik nanya, dia tahu apa yang mereka inginkan. Mereka ingin melihat dirinya menggoda tukang sayur. Namun tiba-tiba Youra terpikir ide nakal untuk menuntaskan birahinya. Dia ingin bermasturbasi dengan sayur-sayuran.
“Ya udah, tante belanja deh… Tante perlu membeli sayur untuk masak makan siang,” setujunya akhirnya.
“Baaang… beli bang!” Teriak Youra lalu melangkah keluar.
“T…tante… cuma pakai pakaian itu aja?” seru teman-teman Tedi heran. Mengingat daster yang dipakai Youra sangat-sangat minim, mengekspos paha dan juga belahan dadanya. Belum lagi daster itu sangat tipis, kecantol duri saja kayaknya bakal sobek.
Youra menjawab cuek, “duh, kalian ini… tante kan lonte… emang tante harus make apa? jilbab?” sahutnya geli lalu menghampiri tukang sayur.
Teman-teman Tedi makin panas dingin. Mereka mengintip saja dari kejauhan apa yang akan terjadi. Tentunya tidak hanya mereka yang sedang berdegub kencang jantungnya saat ini, namun juga si tukang sayur. Si tukang sayur ini memang sudah sering juga menjual dagangannya pada Youra. Setiap Youra belanja padanya dia pasti ngaceng bukan main. Dia penasaran pengen merasakan tubuh Youra. Hanya saja tempat tinggalnya tidak jauh dari sini. Bisa kena hajar bininya kalau dia sampai ketahuan.
“Masih seger kan bang sayur-sayurnya?” tanya Youra.
“Ma..masih dong non… Non Youra mau beli apa?”
“Tolong terong, timun dan parenya dong bang… eh, sama jagungnya sekalian. Pilihin yang gede dan panjang ya bang…” kata Youra. Namun bukannya langsung mengambilkan pesanan, si tukang sayur itu malah terpaku melihat pemandangan di depannya ini. Puting Youra tercetak dengan jelas, membuat si otong semakin keras. Oh… seandainya bininya gak mengawasi, mungkin dia udah make Youra dari dulu.
“Bang… kok bengong sih?”
“Eh, I..iya Non…” katanya tersadar lalu segera mengambilkan sayuran tersebut.
“Mau masak apa non? Kok sayurnya panjang-panjang semua? hehe”
“Ya gitu deh bang…”
“Gitu gimana non maksudnya?”
“Pokoknya mau dibikin enak…”
“Oh… benar non… sayur itu emang enak, bikin sehat, apalagi kalau gede dan panjang. Tambah enak deh…” ujar tukang sayur itu menggoda. Otaknya mulai ngeres berpikir yang tidak-tidak.
Beberapa saat kemudian ada ibu-ibu tetangga yang ikut berbelanja. Ibu itu membawa anak laki-lakinya yang masih SD. Melihat Youra berpakaian minim, ibu itu langsung menutup mata anaknya sembari memaki-maki.
“Dasar lonte! Cewek murahan! Gak bermoral! Kenapa sih perempuan ini dibolehkan tinggal di sini? Mengganggu saja!”
Tukang sayur itu mencoba menenangkan si ibu itu. Youra sendiri tidak terlalu menanggapinya. Setelah Youra membayar sayuran, dia lalu kembali ke dalam.
Youra masuk rumah sambil nyengir-nyengir. Teman-teman Tedi heran.
“Tante gak marah dihina begitu?”
“Lah, kan emang benar tante lonte? Kenapa musti marah?” jawab Youra sambil meletakkan belanjaannya di atas meja ruang tamu.
“Tapi kan tante direndah-rendahkan begitu? Gak kesal tante? Balas dong…!” hasut Jaka.
“Iih… kalian ini, emang mau dibalas gimana coba? Jangan cari perkara deh…”
“Yaa… godain tukang sayur itu lebih hot lagi, biar ibu itu makin sewot, hehe”
“Dasar, kalian ini maunya ya…” ujar Youra geleng-geleng kepala saja mendengar ide mereka.
“Sebenarnya tante kasihan sama ibu itu. Suaminya itu anggota DPR yang suka foya-foya, main perempuan, istrinya ada tiga. Sebagai istri pertama, ibu itu sering ditinggal pergi dan disia-siakan” terang Youra.
“Suaminya suka main perempuan? Berarti suka mainin tante juga yah? hehe…” Teman-teman Tedi bertanya dengan nakal.
“Menurut loooh…..?” jawab Youra sambil menjulurkan lidah. Mereka kemudian tertawa bebarengan. Tapi ternyata Youra merasa tertantang juga. Di sini lain dia juga selalu merasa horny ketika harus menuruti fantasi teman-teman Tedi.
“Hmm…. Jadi kalian pengen nih lihat tante bikin kesal ibu-ibu itu lagi?”
“iya!! iya tante..!!” jawab mereka bersemangat.
“Dasar. Ya udah… Nih, tante wujudkan fantasi mesum kalian…” ujar Youra sambil mengedipkan mata kirinya dengan nakal. Teman-teman Tedi menelan ludah dibuatnya.
Youra lalu keluar lagi menemui penjual sayur. Dia cari-cari alasan ada yang lupa dibeli. Terang saja ibu-ibu tadi sewot dan mendelik.
“Ngapain lagi lu lonte? Dasar gak tahu malu…” makinya, Youra cuek saja. Teman-teman Tedi yang mengintip dari balik pagar melihat Youra diam-diam mengaitkan daster tipisnya pada sebuah paku yang menancap di gerobak sayur. Jantung mereka berdegup keras melihatnya. Mereka penasaran apa yang akan dilakukan ibu temannya ini. Youra malah mengedipkan mata segala ke arah teman-teman Tedi, seakan memberitahu mereka untuk menyaksikan baik-baik apa yang akan terjadi.
Setelah selesai belanja, Youra kemudian tampak berjalan pulang pura-pura lugu, dan “Breeett……!!” sobeklah daster tipisnya. Membuat daster itu terlepas dari tubuhnya yang tidak memakai apapun lagi di baliknya. Youra bugil total di tengah jalan!! Tubuh indah dengan kulit putih mulusnya tidak tertutupi apapun di hadapan mereka. Tukang sayur itu melotot, sedangkan ibu-ibu itu merah padam mukanya, berusaha keras menutup mata anak laki-lakinya sementara si anak malah terlihat meronta berusaha melihat.
Youra pura-pura terkejut dan menutupi tubuhnya sebisanya dengan tangan dan kain sobekan dasternya. Tentu saja itu tidak cukup, vagina dan buah dadanya terpampang dengan jelas.
“aduuuh, maaf bang… Iih… paku nakal!!” kata Youra.
Youra kemudian berlari bugil masuk ke dalam rumah sambil menenteng belanjaan dan daster sobeknya. Di dalam rumah, Youra dan teman-teman Tedi tertawa lepas. Puas sekali rasanya. Terlebih bagi Youra, baru kali ini dia berbuat seperti itu. Apalagi dia berbuat demikian demi memuaskan fantasi teman-teman anaknya. Ada sensasi luar biasa yang dia rasakan.
“Tante gila ih!! Gimana kalau ada orang lain yang melihat??” seru teman-teman Tedi.
“Huuu… kalian ini. Tadinya nantangin tante, kok sekarang malah protes sih?”
“Gak protes kok tante… kita suka malah, bikin tambah ngaceng. Cuma gak nyangka aja, hehe”
“Dasar kalian mesum!! Iya… kan biar makin sewot tuh ibu-ibu, hihihi… Gimana? Puas?”
“Puas tante… tapi si otong kayaknya belum puas nih, hehe” kata Jaka mengelus celana depannya sambil menatap tubuh Youra yang masih bertelanjang bulat.
“Porno!! Coli lagi gih sana…” jawab Youra senyum-senyum manja sambil melempar dasternya tadi ke arah Jaka. Jaka langsung memperhatikan daster itu, sobekannya sangat parah. Dia yakin ini bukan daster murahan dilihat dari bahannya yang halus dan lembut. Tapi ibu temannya ini mau saja merelakannya demi memuaskan fantasi mereka.
“Yaah… coli mulu… pelit”
“Biarin..!!”
“Tapi kasihan juga tuh tukang sayurnya, dia pasti makin horni sekarang pengen ngentotin tante. Kasih aja tante… siapa tahu nanti tante bakal hamil lagi, hamil anaknya tukang sayur, hehehe” ujar Jaka kurang ajar.
“Huuuu… dasar kalian ini pikirannya nakal, masa tante cantik-cantik gini dihamili tukang sayur sih?” balas Youra cekikikan geli.
“Udah ah, tante mau mandi lagi nih… habis itu masak makan siang. Kalian di sini sampai sore kan nungguin Tedi pulang?”
“I..iya tante..”
“Kalau gitu tolong jagain anak-anak tante dulu ya… pokoknya nanti tante buatin makan siang yang enak deh buat kalian. Mau tante buatin pecel ayam? Mumpung sayurannya banyak nih buat lalapan…”
“Bo..boleh tante… makasih” jawab mereka serempak, Youra hanya tersenyum manis. Dia lalu pergi ke kamar mandi. Baru beberapa langkah dia kembali berbalik badan mengambil isi bungkusan belanjaannya.
“Ups, kelupaan,” katanya dengan gaya nakal mengambil terong, timun, pare dan jagung masing-masing satu buah di depan teman-teman Tedi.
Tentu saja mereka langsung berpikir yang tidak-tidak. Untuk apa membawa sayur-sayur itu ke dalam kamar mandi? Tapi mereka tidak menanyakannya secara langsung. Karena sepertinya mereka tahu apa yang akan ibu temannya itu lakukan dengan sayur-sayuran itu.
Youra sendiri hanya senyum-senyum saja melihat mereka, seakan membenarkan apa yang sedang ada di dalam pikiran mereka saat ini. Seakan ingin memberitahu mereka kalau dirinya memang ingin bersenang-senang di dalam kamar mandi dengan sayuran itu. Youra memang sudah sangat terangsang saat ini, apalagi setelah aksinya barusan.
Yourapun segera masuk ke kamar mandi, tidak sabaran ingin menuntaskan nafsunya yang tanggung tadi.
“Sekarang kalian tolong bantu puasin aku ya… papa anak-anak lagi gak ada, si Norman juga gak mau bantuin mamanya, jahat banget kan mereka biarin aku sendiri? makanya kalian temani aku ya…” kata Youra mengajak bicara sayuran yang sudah dia susun berurutan dengan rapi di atas bak mandi.
Mulai dari yang paling halus teksturnya yaitu terong, lalu timun, pare hingga jagung yang memiliki tekstur paling unik. Tentunya sayur-sayuran pilihan Youra ini sudah dia pilah dulu. Tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil, yang dia kira-kira bakal pas di dalam vaginanya.
“Mulai dari kamu ya sayang… mau kan masuk ke sana? mau dong yah… hihihi” ucapnya sambil mengecup manja batang terong. Lalu mengarahkannya ke vaginanya.
Maka dimulailah aktifitas masturbasi Youra di dalam kamar mandi. Dia gunakan sayur-sayur itu bergantian untuk mengganjal vaginanya yang sedari tadi sudah gatal untuk dimasuki. Rintihan kenikmatannya tidak sanggup dia tahan hingga sampai terdengar oleh anak-anaknya dan juga teman-teman Tedi yang ada di luar.
Terang saja teman-teman Tedi makin mupeng. Tidak diragukan lagi kalau tante Youra sedang bermasturbasi-ria sekarang. Bahkan terhadap sayuran seperti terong dan teman-temannya saja mereka iri. Mereka kalah beruntung dengan sayuran itu karena sayuran saja sudah bisa menikmati vagina ibu temannya yang cantik dan seksi ini.
“Ssssshhh… aaahhhhh…. Pelan-pelan dong nyodoknya…” racaunya. Dia sampai menungging-nungging dan kejang-kejang kenikmatan di atas lantai kamar mandi. Berkali-kali Youra mendapatkan orgasme karena ulah sayur-sayur yang disodok-sodok ke rahimnya oleh tangannya sendiri.
“Nghh… Udah dapat bagian masing-masing kan kaliannya?” katanya ngos-ngosan sambil meletakkan kembali si jagung berjejer dengan teman-temannya yang lain.
“Apa? masih kurang? Masih mau lagi? belum puas yah? Gak usah yah…”
“Ih… kok kalian maksa sih? beraninya keroyokan… huuuu”
“Ya udah… sekali lagi ya… dasar kalian nakal-nakal, hihihi”
Youra bicara dan tertawa sendiri, seakan sayuran itu punya pikiran dan bisa ngomong. Tentunya bukan karena Youra gila, dia merasa lucu saja dengan perbuatannya itu, mengecup-ngecup dan mengajak bercanda sayuran bagaikan mereka adalah makhluk yang menggemaskan.
Diapun melakukannya sekali lagi. Youra bener-benar terpuaskan, tubuhnya sangat lemas karena berkali-kali orgasme.
“Fiuh… makasih yah sayang-sayang… untung ada kalian,” ucap Youra sambil mengecup kembali sayur-sayuran itu. Bedanya, baik terong, timun, pare hingga jagung kini sudah berlumuran cairan vaginanya. Barulah setelah itu Youra benar-benar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Letih yang dia rasakan lebih disebabkan oleh aksi masturbasinya barusan, bukan karena beres-beres rumah tadi.
Teman-teman Tedi yang dibikin horni akhirnya juga memutuskan untuk coli di kamar mandi, tentunya setelah Youra selesai mandi. Ahh… seandainya tadi bisa coli barengan dengan tante Youra, gumam mereka.
***
“Makan yang banyak ya… kalau kalian pengen nambah boleh kok…”
“Kayaknya enak banget, duh… pengen deh tinggal di sini terus, hehe” ujar Jaka.
“Ngmmhh… iya bro… masakan tante Youra emang enak banget…” sahut Riko dan Romi setuju sambil mulai menyantap makan siang yang sudah disediakan Youra. Youra sendiri juga sedang sibuk menyuapi anak-anaknya.
“Kalian ini bisa aja mujinya… Tante gitu lho… Ya iyalah enak… kan sayurnya udah bercampur cairan tante… ups..!!
Bersambung…