“Aku isep ya kontol mas, gede juga” kataku sambil menurunkan kepalaku dan memasukkan kontolnya ke mulutku. “Ohh sshh, nikmat banget Nes” erangnya. Aku menjilati kepala kontolnya, kuisep sambil terus kukocok2. Sesekali kumasukan semua kedalam mulutku sambil kukenyot.
“Oohh, enak banget Nes” teriaknya keenakan. Aku berhenti menghisap kontolnya tapi terus kukocok2.”Isep lagi Nes, isep lagi, enak banget” katanya. Kembali kontolnya kukocok sambil kupelintir pelan. “sshh, ohh, eennaakk bbannggett Nes. enak banget, terus Nes” desisnya. Aku terus melakukan aktivitas tanganku.
“Nes isep lagi donngg.. jangan pake tangan aja..ayo donk Nes” pintanya memohon. Aku hanya tersenyum dan mulai menghisap lagi.
Kali ini benar benar hot isapanku, kepalaku bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tanganku terus mengocok dan memutar batang kontolnya.
“Nes aku mau keluarr nih” katanya. Badannya mulai menegang. Aku terus menghisap kontolnya sambil terus memutar dan mengocok batang kontolnya yang makin menegang keras.
“Terus Nes, isep terus” jeritnya. Aku terus menghisap kontolnya dan akhirnya “ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..”, pejunya muncrat dimulutku. kontolnya terus kuhisap. Terasa dia ngecret 5 kali didalam mulutku.
pejunya kuludahkan dan kubersihkan mulutku yang belepotan sisa pejunya. Dia duduk disebelahku dan mencium pipiku “Makasih ya Nes, enak banget deh” katanya sambil mencium pipiku lagi.
“Ya udah mas istirahat dulu, Ines mau ambil minum dulu, mas mau minum apa?” tanyaku sambil menuju dapur.
“Apa aja deh, nanti juga aku minum” jawabnya. Aku kembali dengan dua gelas minuman dan sebotol besar air mineral. Aku dan dia minum sambil nonton mas Budi yang sudah mulai ngentotin Santi. terdengar Santi teriak2 keenakan ketika kontol besar mas Budi keluar masuk mengejot nonoknya.
Mas Adi memeluk pinggangku serta mencium leherku. “Sshh” aku mendesis. Tangannya meraba toketku, diremasnya pelan. Aku terangsang, yang sudah mulai berkobar sejak aku ngisep kontolnya, “Diremes2 dong mas, masa diraba doang sih” aku mulai mengerang.
Aku ditelentangkannya, bibirku dilumatnya. Aku balas mencium dengan penuh napsu. kontolnya kuelus dan kukocok lagi, ternyata sudah ngaceng lagi. Dia terus meremas toketku dan mulaimenjilati leherku lalu turun dan terus turun mencium belahan dadaku.
“teruuss, buka braku mas, bbuukkaa!” kataku setengah berteriak. Dia terus turun menciumi badanku, dia menciumi nonokku dari balik CDku yang sudah basah karena lendir yang keluar dari nonokku.
“aayyoo mas buka!” teriakku. Tapi dia terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan. Kembali dia mencium bibirku. Aku membalas ciumannya dengan penuh napsu. Dia menjilati telingaku. Pintar juga diamerangsang napsuku.
toketku kembali diremas2nya. Tangan satunya terus menggosok itilku dari balik CDku. “Buka donk, sshh, Ines udah ngga tahan nih” desahku. Dia terus saja meraba, menjilat serta mencium toket serta nonokku. “Mas jahil ya” kataku sambil mencium bibirnya dengan hot. Kontolnya mulai ku remas dan kukocok.
“Isep Nes. aku pengen diisep lagi” katanya sambil sedikit menarik kepalaku mendekati kontolnya. Aku terus mengocok sementara mulut dan lidahku terus menghisap dan menjilat kontolnya. Dia tidak tahan lagi, segera aku ditelentangkannya, sambil mencium leher dan pundakku.
toketku diremasnya dan tangan satunya meraba nonokku. “Ngentot yuk. Ines udah ngga tahan lagi” desisku. Dia menarik ikatan braku dan juga CDku. toketku langsung diisepnya “iisseepp pentilnya, maas” desahku.
Kemudian tanganku mendorong kepalanya kebawah “Jilat nonok Ines mas” desahku keenakkan karena dia sudah menjilati itilku dan menumpangkan kaki kiriku kepundaknya. Dia terus menjilati nonokku dan memasukan lidahnya dalam-dalam. “tteerruuss mas, yang dalem.
Oohh Ines uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh” jeritku sambil terus menekan kepalanya. Dia terus menghisap dan menjilati nonokku. “Ines nyampe, isep tteerruuss nonok Ines” aku bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidahnya di nonokku.
Dia dan menaiki aku.. tangannya memegang kontolnya dan mengarahkan ke nonokku. Ditekannya masuk.
“kontol mas enak banget sih. Oohh, entotin Ines mas ” jeritku keenakan. Dia meremas pantatku dan tangannya yang satu lagi meremas toketku. Sebentar saja dienjot aku merasa sudah mau nyampe. “Ines udah mau nyampe, yang keras dong ngenjotnya, mas”, kataku.
Mas Adi mencabut kontolnya, aku disuruhnya nungging dan kontolnya kembali disodokkan ke dalam nonokku dengan keras, langsung ambles semuanya. Nikmat sekali rasanya. Kembali dia mengenjotkan kontolnya dari belakang keluar masuk nonokku dengan keras. Berulang kali dia mengenjot kontolnya sehingga mentok di nonokku.
“Nes. aku mau ngecret” jeritnya.
“Bareng ya mas, Ines keluar”, aku menjerit panjang sementara dia makin memperkeras enjotannya. Akhirnya “Nes, aku mau ngecret”, jeritnya dan pejunya kembali muncrat, kali ini membanjiri nonokku.
Aku telungkup dan dia menindihku. Lemes juga dientot pagi2 begini. Dia telentang, aku juga.
Sambil berbaring aku menoleh ke arah mas Budi, sepertinya mas Budi belum tuntas ngentotnya, gak tau kalo Santi udah nyampe atau belum. Mas Budi sepertinya mau mulai menancapkan lagi kontol besarnya ke nonok Santi yang terkapar di dipan. Dia meraba nonoknya dan sepertinya memainkan itilnya.
Santi berdesah gak karuan “Mas, jilat mas!” Mas Budi kemudian menjilat dan pastinya mengulum itilnya. Santi ditunggingkan dan mas Budi berlutut di belakangnya dan menggesekkan kontolnya ke nonok Santi.”Mmaassuukkiinn mmaass”, jeritnya saat kontol mas Budi masuk ke nonoknya yang sudah basah.
“teruss mas teruss, entotin Santi terus”. Mas Budi menggenjot Santi dengan ritme teratur. Setelah beberapa lama dengan doggy style “Santi nyampe mas”, jeritnya keenakan. Santi kemudian ditelentangkan dan mas Budi mengangkat kedua kakinya dan ditaruh dipundaknya.
Dia kembali kontolnya dan menggenjot Santi lagi. Santi kembali mendesah2. Mas Budi meremas toketnya yang montok dan Santi terus mendesah “Mas nikmat banget mas, terus enjot yang keras mas, aah”, jeritnya lagi, rupanya Santi kembali nyampe. Cepet banget, pikirku.
“Mas, nikmat banget ya ngentot sama mas, mana mas kuat banget ngentotnya. Santi sudah berkali2 nyampe, mas belum ngecret juga”, kata Santi sambil terengah2.
Mas Budi mencabut kontolnya yang masih keras dan menghampiriku, kayanya dia pengen ngecret dinonokku. Benar saja, aku yang sedang ditelentang langsung dinaikinya. Dia mengesek-gesekan kontolnya di nonokku, langsung saja napsuku bangkit lagi
“masukin mas, mmaasuukiin dong” desahku berulang kali. Dia membalikkan tubuhku dan sehingga aku tengkurap. Perut bawahku diganjang bantal yang ada di dipan, kakiku direnggangkannya dan dia langsung menusukkan kontolnya ke nonokku.
“aahh mas, eennaakk bbaannggeett” desahku. Dia menggenjotnya semakin cepat. Karena napsuku sudah bangkit sejak aku nonton mas Budi ngentotin Santi, aku merasakan sudah akan nyampe. Dia terus memompa kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras.
“Terus mas, entot Ines yang keras mas, ach” desisku. Akhirnya aku nggak tahan lagi dan “Mas, Ines nyampee, aahh”, jeritku, badanku sampe bergetar saking nikmatnya. Dia masih saja menggenjot nonokku beberapa lamu, dan akhirnya , “Aahh, aku ngecret Nes”.
Terasa sekali semburan pejunya beberapa kali dinonokku. Nikmat sekali rasanya. Mas Budi mengajakku masuk ke vilanya. “Mas, kok mas ngecretnya nggak di nonok Santi”, tanyaku.
“Yang pertama udah di nonoknya, jadi yang kedua aku ngecretin aja di nonok kamu”, jawabnya. “Sekarang mau ngapain mas?” tanyaku.
“istirahat sebentar ya, nanti kita main lagi”, jawabnya sambil berbaring di sofa. Luar biasa staminanya, seperti gak ada puasnya. Aku mengambilkan minuman untuknya dan duduk diubin disebelah sofa. Dia membelai2 rambutku, terus mengusap2 punggungku. Aku hanya menyenderkan kepalaku di dadanya, romantis sekali rasanya.
Sementara itu mas Adi dan Santi sudah menghilang, entah kemana. Tak lama l\kemudian mas Adi keluar dan memberitahu bahwa makan siang sudah siap. Rupanya dia mempersiapkan makan siang. Lauknya sate kambing dan ada 4 botol minuman energi. Ada 4 gelas es batu juga. “Wah mas, hot banget makanan dan minumannya”, kataku.
“Iya Nes, kan kita masih punya setengah hari lagi, biar kuat”, jawab mas Adi. Kami segera menyantap makanan itu. Selesai makan, kita santai sejenak. Mas Adi sepertinya masih mau menikmati empotan memekku, mulai melancarkan aksinya. Sementara itu mas Budi membawa Santi ke kamar.
Mas Adi duduk di sofa dan mengajakku duduk disebelahnya. Kemudian diciumnya bibirku, aku membalas ciumannya dan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dia mengemut lidahku dan tangannya sudah mulai meremas2 toketku, pentilku diplintir2nya.
Diperlakukan seperti itu napsuku bangkit kembali, aku heran juga kenapa napsuku kali ini cepat sekali timbul. Pentilku diemutnya, ” Mass terruss emut pentil Ines maasss, enak”. Aku segera menyambar kontolnya, kuremas2, kukocok2 sampai akhirnya menegang lagi. “Mas, terusin diranjang yuk”, kataku sambil bangun. Dia tidak membawaku ke kamar tapi menelentangkan aku di meja makan.
“Buat variasi ya Nes”, katanya sambil mulai mengelus itilku. Pahaku otomatis mengangkang dan diletakkan dipundaknya ketika itilku dikilik2 dengan jarinya. nonokku mulai basah lagi. “Mas, kalau gini terus Ines rasanya mau pingsan kenikmatan”. Kemudian dia mulai menjilati nonokku. Dia tau kalo aku dijilat nonoknya pasti napsuku lebih berkobar2 lagi.
“aduhhh aku nggak kuat, masss, masukkin mas”. Aku mengangkat kakiku dan mengangkang lebar2. Dia segera mengamblaskan kontolnya ke nonokku. Nonokku berkedut2 ketika kemasukan kontolnya yang besar keras itu. “Enjot yang keras mas”, teriakku lagi.
“Nes, nonok kamu ngempotnya kenceng banget, enak banget Nes”, katanya sambil memompa kontolnya keluar masuk nonokku, makin lama makin cepat. Ngocoks.com
Akupun semakin aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku, kutekan pantatnya dengan kakiku yang melingkari pinggangnya dengan keras hingga kontolnya rasanya masuk semakin dalam dinonokku. “Enak mas”, lenguhku lagi.
Dia terus mengenjot sambil meremas toketku, sesekali dia mengemut pentilku. Nggak tau berapa lama dia mengentotiku, sampai akhirnya
“Maas” jeritku sambil menjepitkan pahaku kuat2. kontolnya terus disodokan makin cepat dan akhirnya..Crot.. croot.. croot.. Terasa sekali muncratnya pejunya dinonokku. “Nikmat sekali mas”.
Selesai permainan hot itu, aku menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri dibawah shower. Tiba2 ada tangan yang memelukku, ternyata mas Budi. Dibawah shower kita saling berpelukan, saling menyabuni. toket dan kontol menjadi sasaran, mulanya dielus, akhirnya diremes2. Kontolnya keras lagi karena terus saja kuremas dan kukocok.
Dia duduk diatas toilet, kontolnya sydah tegak mengacung keras. Aku duduk membelakanginya, kaki kukangkangkan dan mengarahkan kontolnya ke nonokku. Terasa sekali, perlahan kontolnya mulai lagi menyesaki nonokku. Dia menyodokkan kontolnya dari bawah keluar masuk nonokku.
“Mas, enjot yang cepet mas”, rintihku saking nikmatnya. Pinggulku kugoyang dengan liar mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku. Dia meremas2 toketku sambil menarik tubuhku kebelakang. Dia mencium bibirku dan aku membalas ciumannya.
Cukup lama dia menyodok nonokku pada posisi itu sampai akhirnya dengan sodokan yang lebih cepat dan keras dia ngecret di nonokku. Akupun nyampe bersamaan dengan muncratnya pejunya. “Sst mas” jeritku dan dia memeluk aku dengan erat.
Hingga beberapa saat dia masih memelukku, aku menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut. “Trim’s ya mas, mas sudah membawa Ines ke surga kenikmatan, luar biasa weekend kali ini. Kapan2 Ines dientot lagi ya mas”, kataku.
“Tentu saja Nes, aku juga merasa nikmat sekali ngentotin kamu. Nonok kamu jauh lebih nikmat dari nonoknya Santi, mana empotannya hebat lagi”, katanya memujiku. “Adi juga bilang lebih nikmat ngentotin kamu, kayanya Adi mau ngentotin kamu lagi deh kapan2.
Aku jadi punya saingan”. “Kenapa saingan mas, Ines mau kok ngelayani mas berdua sekaligus. Ines pasti nikmat banget kalo diantri begitu”, jawabku. Mas Budi sambil tersenyum “Hebat kamu Nes, pinter banget muasin cowok”. Selesailah sensasi kenikmatan tukar pasangan.