2 hari setelah kejadian di rumah sebelah, aku meminta suamiku untuk memberi makan anjing tetangga kemarin karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku kembali. Sore ini saat suamiku masih bekerja. Aku menyelesaikan pekerjaan rutinku di rumah dan setelah selesai aku punya waktu luang sendirian hari ini.
Aku pergi ke kamar tidur, berdiri di depan cermin panjang. Kemudian kutanggalkan semua pakaianku hingga telanjang dan melihat bayangan diriku. Usiaku sudah hampir 30 tahun, masih terlihat cantik, kulitku putih dengan rambut panjang sampai punggungku hitam dan sedikit bergelombang, ku pikir aku masih cantik.
Tinggiku sekitar 165cm. Pinggangku ramping dan perutku masih cukup datar belum terlihat ada lemak. Pinggulku sedikit lebar dengan pantat yang membulat diikuti kakiku yang cukup panjang. pantatku tidak jatuh dan masih terlihat seksi jika aku menggunakan celana jins. Dan aku masih rajin berolah raga jogging disekitar rumahku, biasanya kulakukan pagi atau malam hari. Aku melihat di antara kedua kakiku. Bulu kemaluanku terlihat lebih gelap dari rambutku. Penuh dan tebal.
Aku pernah mencukurnya, tetapi karena suamiku tak suka jadi aku membiarkannya tumbuh kembali. bibir luar kemaluanku kecil agak tersembunyi, jadi jika dilihat kemaluanku hanya tampak sperti garis saja. Satu-satunya yang menonjol keluar adalah dadaku, putingnya agak besar dengan lingkaran areola coklat muda.
Aku sampai sekarang masih merasa payudaraku terlihat terlalu besar untuk ukuran tubuhku. Bentuknya bulat dan kenyal dan terlihat berat karena ukurannya. Dan jika ku perhatikan lagi areolaku terlihat lebih besar dari sebelum aku berhenti minum pil. Putingku selalu tegak yang kadang membuatku risih jika harus menggunakan pakaian yang mengharuskan ku tak mengenakan bra.
Aku pegang kedua payudaraku. Aku mengusapkan ibu jariku di putingnya membuatnya jadi lebih tegak dan keras. Masih terasa sedikit sakit karena kemarin anak-anak anjing itu kuat sekali menyedot puting susuku.
Aku masih berdiri menarik napas dalam-dalam, dan aku mencium sesuatu. Aku mengendus lagi dan baru ku sadari kalau bau itu berasl dari tubuhku. Aku belum mandi sejak kejadian dengan anjing rumah sebelah, dan itu 2 hari yang lalu. Aku mencium bau keringat dan bau sesuatu yang lain. Aku mencari sumber bau itu, rupanya dari bawahku, aku melebarkan kakiku, sedikit lebih lebar dan aku tahu di mana sumbernya.
Aku mengulurkan tangan di antara kedua kakiku dan tanganku meluncur masuk membelah vaginaku. Rasanya basah dan sedikit lengket. Aku arahkan tanganku ke hidung dan menghirupnya. Hhhemmm….Ini bau yang berbeda dari bau vaginaku. Bau ini sangat kuat dan aku kira ini bau feromon. Ini bau betina yang sedang terangsang, betina yang ingin dikawini oleh pejantannya, bau ini muncul pada betina yang sedang berovulasi dan memasuki masa subur. Aku heran bagaimana aku bisa mencium bau ini, biasanya hanya hewan yang mampu melakukannya.
Lalu mengapa aku sangat basah? Kenapa aku tidak mandi sejak 2 hari yang lalu? Aku tahu mengapa. Aku masih tidak ingin menghilangkan aroma penis besar Golden Retriever jantan itu, aku masih merindukannya, menginginkannya. Ini membuatku terangsang lagi. Apakah aku harus melakukan lagi? Saat aku masih berdiri melihat tubuh telanjangku napasku meningkat dan makin berat, dan dada aku makin mengeras juga. Aku terangsang berat.
Aku menggeleng dan berkata pada diriku sendiri untuk tidak melakukanya. Martin dan Ci Lina adalah tetangga kami dan aku tidak mungkin bisa dikawini anjing mereka jika mereka telah kembali nanti. Aku memutuskan untuk berpakaian dan pergi ke rumah sebelah dan memberi mereka makan seperti janjiku pada Martin dan Ci lina. Aku akan mengabaikan perasaan yang mulai muncul. Aku mengambil celana pendek katun dan sebuah t-shirt. Aku tidak mengenakan bra dan cd lagi karena nanti aku akan mandi.
Aku berjalan melintasi halaman menuju rumah mereka di bawah sinar matahari yang hangat. T-shirtku yang aku gunakan milik suamiku dan tak terlalu besra, tapi berakibat membentuk ketat payudaraku dan putingnya terlihat menyembul kedepan. Aku sudah siap untuk menempatkan tanganku di dada jika berpapasan dengan orang lain.
Ku buka pintu depan dan masuk, berjalan santai melewati ruang tamu menuju pintu belakang. Aku tidak segera keluar dan hanya berdiri di belakang pintu. Anak-anak anjing yang pertama melihat ku dan semuanya berlari berebutan untuk sampai ke pintu. Akhirnya ku putuskan untuk bermain bersama anak anak anjing itu sejenak, mereka sangat lucu-lucu. Aku membuka pintu dan anjing-anjing kecil itu mengerubutiku.
Mereka melompat padaku jadi aku membungkukkan badan dan mengambil salah satu anak anjing. Kecil dan menggemaskan, seekor betina kecil. Aku memeluknya di lenganku dan melihat ke bawah pada yang lain. Aku merasa dan melihat sesuatu yang aneh. T-shirt yang ku kenakan muncul 2 spot basah di bagian putingnya. Menyebarkan aroma dan aku tahu aroma apa itu. Susuku kembali menetes.
Suara gonggongan anak anjing yang lapar telah menyebabkan payudara aku secara spontan mengeluarkan cairan. Aku sedang memperhatikan payudaraku dan tak percaya dengan apa yang ku lihat, anak anjing yang ku gendong sedang mengendus aroma susuku dan kepalanya berbalik sehingga bisa menjilat ke salah satu tempat basah di dadaku. Lidahnya menyapu seluruh puting aku dan dan mulutnya menyeruduk ke payudaraku mencoba untuk mendapatkan ke sumber susunya. Aku mendesah dalam hati dan aku menyerah.
Aku menurunkan anak anjing yang ku gendong dan enarik kaosku lepas dari tubuhku. Aku bisa dengan jelas melihat tetesan susu terbentuk di ujung putingku. Aku berjalan keluar menuju belakang di mana terdapat sebuah karpet yang digulung kemudian membukanya membentangkan karpet itu di rumput dan berbaring di sana.
Aku mengatur payudaraku agar kedua putingku bisa diakses oleh anak-anak anjing itu. Ada 6 ekor dari mereka sehingga mereka harus bergiliran. Dua laki-laki yang lebih besar yang lebih kuat dapat dengan cepat menemukannya. Keduanya langsung menyusu ke putingku dan menghisapnya.
Aku bisa merasakan kehangatan mulut mereka menyebar ke dadaku. Air susuku mengalir sempurna ke mulut kedua anak anjing itu. Aku tidak merasakan gigi taring mereka menusuk paudaraku, mungkin karena aku mulai terbiasa. Aku layaknya Ibu mereka yang sedang memberikan susu bergizi bagi bayi-bayinya.
Ketika masing-masing kurasakan cukup kenyang aku melepaskannya dari putingku dan mengambil yang lain untuk menggantikannya. Segera setelah mereka selesai, Aku agak merasa kecewa karena terasa begitu cepat. Aku berdiri dan membiarkan mereka kembali bermain. Mereka semua berlarian dan mencari berbagai tempat untuk tidur.
Saat aku hendak pulang, memegang handle pintu yang terbuka aku melihatnya. Golden Retriever jantan besar berada di tengah-tengah halaman menatapku. Aku membeku menatap ke arahnya dengan hanya menggunakan celana pendek. Aku melihatnya mengendus udara dan kemudian kepala bergerak-gerak yang menandakan dia tertarik pada sesuatu. Aku melihat dia mengendus lagi dan telinganya bergerak.
Mungkinkah dia mencium bau yang aku keluarkan? Tak ada betina lain disini. Apakah dia masih tertarik pada betina manusia ini? Aku harus tahu jadi aku melepas celanaku dan melemparkannya ke kemeja. Aku berdiri di sana dengan kaki agak terkangkang. Aku terengah-engah dan payudaraku naik-turun mengikuti deru napasku yang cepat. Aku merasakan hembusan angin dari dalam ruangan menerpaku dan aku bisa merasakan angin kecil melewatiku ke luar.
Seekor Golden Retriever besar mempunyai penciuman yang sangat baik karena dia langsung berdiri dan aku bisa melihat bagian ujung penisnya yang berwarna merah mulai menyodok keluar dari sarung berbulunya. Dia perlahan-lahan mulai berjalan kearahku yang berada di pintu rumah. Aku bisa melihat otot-otot yang kuat bergerak di bawah bulu-bulunya ketika dia berjalan.
Ketika dia sampai di pintu aku bergeser untuk membiarkan dia masuk ke dalam rumah. Aku tidak pernah berencana melakukan dengan dia lagi. Tapi nafsu ini mengalahkan pikiranku dan jika aku melakukannya, aku tidak ingin terjadi di halaman belakang disaat hari masih terang.
Dia berada di dalam rumah sekarang dan dia duduk menungguku terengah-engah. Penis merahnya sudah lebih terlihat. Dia menungguku untuk melakukan langkah pertama. Dengan kaki gemetar aku berjalan ke sebuah sofa panjang dan duduk. Aku duduk di sana selama beberapa saat menatapnya bertanya-tanya apakah aku benar-benar ingin melakukan ini lagi.
Aku melihat lidah basahnya keluar dan ingat bagaimana enaknya lidah itu menjilati vaginaku. Aku rasa akan membiarkan dia melakukan itu lagi. Aku merebahkan diri di kursi besar dan melebarkan kakiku, menggeser pantatku lebih ke tepi kursi. Ci Lina memiliki cermin besar di ruangan ini, untuk memberikan kesan lebih lebar katanya. Aku bisa melihat diriku jelas di dalam kaca itu. Kakiku terkangkang dan bibir vaginaku yang sangat merah dan membengkak.
Itilku mencuat melewati bibir luar vaginaku. Aku bisa melihat vaginaku sudah basah dan rambut di sekitar kemaluanku juga basah. Aku belum pernah melihat diriku seperti ini. Benar-benar terangsang dan siap untuk dikawini.
Aku melihat ia mulai berjalan kearahku mengendus udara di sekitarnya saat ia mendekat. Dia memposisikan hidungnya tepat diantara kakiku dan mengambil hirupan cepat pada sumbernya. Lidahnya yang panjang bergerak-gerak dan dia menjilat itilku.
“Aaaahhhhkkkkkk………..eeeehhhhhhmmmmmmkkk……..”Aku mengejang dan mengerang.
Dia menyukai bau ku, tapi dia lebih menyukai rasa dari cairan vaginaku yang menetes keluar. Dia masih merasa belum cukup cukup rupanya. Lidahnya berusaha menemukan setiap inci dari vagina aku sambil mencari lebih banyak caiaran vaginaku. Lidahnya sampai masuk beberapa inci dalam vaginaku. Tentu saja semakin dia menjilat lebih dalam, lebih banyak cairan mengalir keluar.
Karena aku sedang berovulasi dan aku sedang banyak-banyaknya menghasilkan cairan bening licin dan lengket. Aku semakin terbuai dalam perasaan nikmat ini dan ketika orgasmeitu datang aku mengejang sejadi- jadinya.
“Hhhhhaaaahhhhhhhkkkkkkkk…….. aaaaaahhhhhhh……………..” Vagina aku berkedut dan pinggulku terangkat dari kursi. Aku bisa merasakan semburan cairan keluar dari vaginaku yang langsung dia jilati. Aku terhempas ke kursi dan terengah-engah dan merasakan kejang di perutku mulai mereda.
Aku melihat dia berhenti menjilati vaginaku. Luar biasa, bagaimana mungkin seekor anjing dapat melakukan ini, dia seolah olah mengerti bahwa manusia sebelum melakukan persenggamaan melakukan pemanasan (foreplay) lebih dulu. Dan ini adalah foreplay terindah yang pernah kurasakan. Tidak dari seorang manusiapun.
Tak menunggu lebih lama anjing jantan itu mulai naik memposikan tubunya diantara kedua pahaku, ia meletakkan kaki depannya di kursi, berada di kedua sisi pinggang aku dan bergerak lebih dekat.
Aku begitu horny, yang aku inginkan adalah penis besar pejantanku ini dalam diriku. Aku tidak merencanakan melakukannya dalam posisi ini, tetapi dia telah berada di posisi ini jadi ku pikir aku akan mencobanya. Pada dasarnya posisi ini adalah posisi misionaris.
Posisi yang biasa kulakukan dengan suamiku tapi hewan ini seolah tau dan mengerti apa yang harus dia perbuat, cukup mengherankanku. Dia mengarahkan pinggulnya kebih maju dan aku bisa merasakan ujung kemaluannya menyentuh mulut vaginaku.
Ohhhh…. sayang…. marilah….. setubuhi betinamu ini…… buat aku seperti betina- betina anjingmu……….entot aku Ohh pejantanku.” Aku merayunya sambil makin melebarkan kakiku berharap dia akan segera menusukkan penis besarnya ke vaginaku. Aku merasa kemaluannya mulai membuka bibir luar kemaluanku yang berbulu lebat dan aku tahu dia akan segera memulai mengawiniku.
Aku berpikir betapa romantisnya ini. Dia berbau seperti anjing dan aku berbau seperti betina yang ingin kawin. Satu hal tentang anjing jika ingin kawin, ketika penisnya telah menemukan tempat yang tepat dia akan langsung menusukkan penisnya sekaligus tanpa ampun, aku telah pelajari itu dari beberapa situs di internet.
Aku tidak perlu membimbingnya ke arah lubang kemaluanku karena bibir vaginaku yang membengkak akan menyerupai bunga sedang mekar. Begitu penis keras dan gemuk menemukan vagian basah terbuka milikku ia mendorongnya. Aku melengkungkan punggungku menyambut datangnya tamu kenikmatan itu di vaginaku. Sambil menggigit bibir bawahku, aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya ia akan terus mendorong penisnya lebih dalam sampai dia memasukkan simpul besarnya dalam vaginaku.
“Ahhhh…. yyyaaahhhh …….. entot aku………. puaskan aku……beri aku kenikmatan….. Ahhhhh…..ngentot….” Entah dari mana kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku sendiri hampir tidak mempercayainya, aku bagaikan betina binal yang haus akan persetubuhan, kata kataku semakin vulgar dan itu makin membuatku terangasang.
Mengucapkan kata kata yang tak pernah keluar dari mulutku seakan menjadi keharusan bagiku. Mengalir begitu saja menambah kenikmatan lain dalam diriku saat aku dikawini seperti ini. Penisnya meluncur cepat menggesek nikmat bagian dalam vaginaku, tanganku meraih pundaknya, mengelus bagian belakang kepala hingga leher anjing pejantanku ini.
Kenikmatan yang ku dapat begitu intens membuatku tak dapat lagi menahan gelombang orgasme yang datang, tubuhku kembali mengejang saat orgasme itu tiba. Cairan ku keluar membasahi penisnya yang tetap cepat bergerak memompa vaginaku, sampai cairan itu meleleh keluar dari sela sela mulut vaginaku yang penuh tersumpal oleh penis anjing.
Belum reda rasa nikmat itu hilang aku merasakan simpul besar itu mulai menguak bibir vaginaku, terasa sekali memaksa untuk masuk ke lubang kemaluanku yang sempit, mulutku mengganga mataku mendelik keatas hanya terlihat bagian putihnya saja, tak ada suara yang keluar dari mulutku. Nafasku seakan terhenti sesaat ketika simpul itu akhirnya masuk sempurna di dalam vaginaku.
Untungnya vaginaku sangat basah sekali sehingga memudahkan simpul itu masuk tanpa rasa sakit sedikitpunn yang ada hanya rasa nikmat yang tak bisa kulukiskan dengan kata kata.
‘Oh ya pejantanku keluarkan benih benihmu di memekku…… buahi betinamu ini…..hamili aku….. aku adalah istrimu ….. aku siap di buahi kapanpun kau mau….ohhhh puaskan aku nikmati aku sesukamu pejantanku….” Akua meracau tak karuan.
Dalam hatiku berkata mulai saat ini vaginaku adalah miliknya, dia berhak mengakses miliknya kapanpun dia mau. Aku adalah betinanya, betina yang cabul dan lapar akan penis keras dan besar miliknya. Aku telah dirasuki oleh kenikmatan yang tak pernah ku temui dari pejantan manusia manapun. Apalagi dari suamiku.
Telah ku putuskan bahwa suamiku hanya dapat menyetubuhiku disaat aku sedang tidak berovulasi. Masa suburku adalah untuk pejantan hewanku, aku ingin dia membuahiku, menghamiliku, aku ingin memiliki anak-anak anjing dari rahimku sendiri.
Sementara itu, penis tebalnya telah mulai menampakkan tanda tanda akan menyemburkan benihnya, aku telah siap dan menanti benih anjing pejantanku didalam vaginaku. Posisi ini memberikan sebuah permainan seks dengan perasaan baru. Penisnya terasa lebih tebal dan lebih lama menyetubuhiku.
Aku mengangkat kakiku ke atas melingkarkannya pada pinggul belakang pejantanku dan menyebabkan penisnya masuk lebih dalam menyentuh mulut rahimku bahkan masuk lebih dalam lagi membuat diriku merasa yakin benihnya akan membuahi sel telurku. Aku tahu apa yang akan terjadi sebentar lagi dan aku merasa sedikit gugup.
Otot pantatnya yang kuat yang bergerak cepat mendorong kemaluannya jauh ke dalam diriku. Posisi Kami perut bertemu perut sekarang. Penisnya sangat dalam dan aku bisa merasakan penisnya menyemburkan benihnya keluar beberapa kali. Aku merasa begitu penuh oleh benih anjing, aku tidak tahu apakah vaginaku dapat menampung lebih banyak spermanya, dan tak ada yang bisa menghentikannya.
Aku bagai betina jalang liar dan ia akan berkembang biak di dalam tubuhku. Dia tahu dari bau yang aku keluarkan bahwa ada sel telur yang menunggu untuk keturunannya. Dia melakukannya untuk memastikan kalau dia telah memompa vaginaku, mengisinya hingga penuh dan calon keturunannya akan mencapai sel telur itu dan berbuah di sana.
Aku menggerakkan pinggulku mencoba untuk memisahkan diri. Aku merasa geli pada itilku ketika kulit berbulunya menyentuh bibir luar vagiana berbuluku. Simpul-nya masih sangat keras.Kemudian Anjing pejantaku bergerak memutar membelakangiku. Simpulya kembali menggesek dinding vaginaku membuat perasaan nikmat yang lain. Simpulnya mulai tertarik keluar membuka vaginaku sekarang, dia berusaha menariknyanya.
Aku mengertakkan gigi dan mempersiapkan diri. Aku berkeringat karena usaha yang dia kerjakan. Aku mendongak ke cermin dan aku bisa jelas melihat simpul nya berusaha untuk keluar. Aku terkesiap berpikir tak ingin itu cepat lepas dariku.
Aku menarik kakinya menahan pantatnya. Aku menggeliat dan setengah dari simpul itu masuk kembali ke dalam. Kami berdua berdiam pada saat yang sama. Aku menatap takjub pada vaginaku tersambung ketat dengan penis pejantan tangguhku ini.
Seluruh kemaluannya dalam diriku, simpulnya, penis tebalnya. Dan berbicara tentang simpul. Aku bisa merasakan pembengkakannya mulai menyusut. Dia menyegel kami begitu ketat. Dalam posisi ini rasanya jauh lebih besar dari sebelumnya. Kemaluannya sangat tebal dalam dalam diriku.
Seberapa dalam aku tidak tahu. Rasanya seperti mencapai perutku, tak ada penis manusia yang bisa seperti ini. Apakah nanti aku bisa puas dengan penis suamiku?
Setelah beberapa menit dia berdiam, dia mulai bergerak ingin menjauh dariku. Dia mulai membuat tarikan dan rasanya seperti perutku akan ditarik keluar. Kami terkunci rapat dan tidak akan memisahkan untuk sementara.
Anjing ini begitu kuat, dengan penis besar yang diterbenam divaginaku, Aku membuatnya tetap sibuk dan berharap aku akan bertahan sampai ia menyusut kembali. Ia tetap diam terkunci ke vaginaku.
Hal ini membuatku kembali berdebar dan merasa enak. Aku akan sepertinya akan orgasme yang ke tiga segera, aku bisa merasakannya. Keadaan ini, dengan Penis yang besar masih di dalam kemaluanku, simpulnya yang bengkak sehingga tidak bisa keluar dari vaginaku, mengirim kenikmatan yang tak bertepi.
Dia kembali bergerak menekan G-spotku. Aku semakin dekat dengan orgasmeku. Aku bergidik saat orgasme datang menerpa seluruh tubuhku. Vaginaku menjepit seperti catok pada kemaluannya. Aku bisa merasakan setiap denyutan pembuluh darahnya . Aku mengejang seperti orang gila dan menembakan cairan keluar di vaginaku yang masih terhubung.
Aku tidak pernah orgasme seperti ini sebelumnya. Bahkan saat aku mengalami orgasme dengan suamiku, yang sangat langka. Saat ini aku mendapatkanya dari seekor anjing yang mengawini aku. Perasaan dimana kami terkunci bersama benar-benar sebagai salah satu perasaan yang luar biasa. Dia mengklaim aku sebagai pelacur betinanya dan itulah yang aku inginkan. Aku tidak pernah merasa begitu hidup dan diinginkan seperti saat ini. Vaginaku begitu menginginkannya.
Aku merintih dan mengerang ketika turun dari orgasmeku. Ketika itu terjadi aku roboh di kursi tubuhku lemas. ototku semua lemas dan aku merasa vaginaku melonggar dan simpulnya menyusut, cukup baginya untuk mencoba menarik keluar. Aku bisa merasakan peregangan di vaginaku tapi aku sudah tidak punya tenaga untuk menghentikannya.
Aku melihat di cermin simpul berukuran besar itu perlahan-lahan muncul dari vaginaku dan akhirnya keluar. Aku mencoba untuk memperhatikan peenisnya, tebal dan panjang. Aku berpikir bagaimana itu semua bisa masuk ke vaginaku. mengherankan buatku dan aku tidak tahu smapai seberapa jauh itu semua masuk dalam diriku.
Kami telah membuat berantakan di kursi. Aku harus membersihkannya dengan pembersih. Cairan masih mengalir keluar dari vaginaku, ada lebih banyak cairan dalam vaginaku. Perutku terasa penuh. Entah bagaimana aku bisa bangkit dari kursi dan berdiri. Aku menatap kekacauan yang kami sebabkan dan hanya bisa menggelengkan kepala.
Pejantanku di pojok membersihkan diri. Aku menemukan lap dan menyeka diriku sekering mungkin dari keringat. Ruang berbau cairan seks binatang. Aku akan membersihkannya besok. Martin dan Ci Lina baru akan kembali minggu depan. Aku memanggil anjing pejantanku dan membuka pintu belakang.
Aku tahu dia lelah, sambil berjalan perlahan-lahan dia ke luar. Aku memakai celana pendekku dan memakai atasanku dan entah bagaimana aku masih bisa menemukan energi untuk memberi mereka makanan dan air. Saat aku berjalan pulang aku bisa merasakan beberapa cairan gabungan kami meleleh keluar dari vaginaku.
Aku juga bisa merasakan benih di dalam diriku masuk ke dalam rahimku mencari sel telurku. Aku berpikir sendiri apakah betina manusia bisa melahirkan beberapa keturunan anjing? Ataukah sel telur hanya bergerak di dalam sperma anjing ini dan tetap tidak dibuahi? Atau akan ada sperma anjing kecil menembus sel telur manusia?
Bisakah embrio tertanam dan tetap melekat sebelum takdir ilahi mengatakan bahwa ini tidak akan terjadi. Yang aku sadari adalah setiap aku berhubungan seks dengan anjing itu dua kali tepatnya, di saat aku sedang berovulasi, apakah bisa sperma anjing membuahi betina manusia, aku rasa anjing itu baru saja melakukannya.
Bersambung…