Cerita Sex Antara Adik dan Sepupuku – Hallo perkenalkan Namaku Bobby usia 25 tahun, Aku dua bersaudara mempunyai seorang adik masih SMA kelas 10 (16 tahun) namanya Misela.
Tapi awal cerita ini bukan antara aku dan adikku yg sedarah, melainkan antara aku dan sepupuku sendiri yang barnama Dian terlebih dahulu. Aku dan Dian selisih 10 tahun, dia 15 tahun kelas 9 SMP.
Aku sendiri sudah kerja, kelar kuliah 3 tahun yg lalu langsung melanjutkan kerja di kota di tempat universitas aku menempa ilmu berada (Jogja). Dian seorang siswi sekaligus santriwati, iya mondok di salah satu pesantren di pesisir utara pulau Jawa.
Sekitar 6 bulan yg lalu ketika Dian tengah liburan setelah kenaikan kelas, kebetulan pula aku juga sedang menjalani relaksasi dirumah karna rindu kampung halaman, dan kami ketemu kembali di momen itu.
Ngocoks Rumah kami berdekatan hanya berjarak 1 rumah, status kami sepupuan dari orang tua kami yg kakak beradik, ibuku dan ibunya.
Sebenarnya Dian bukan anak kandung, tanteku entah mengapa ga dikaruniai keturunan setelah 8 tahun pernikahannya, makanya dia mengadopsi Dian dari salah seorang kenalannya.
Hubunganku dan Dian hanya sebatas saudara, seperti abang dan adiknya, tak ada yg istimewa, entah dari segi kedekatan dan relasi.
Tidak spesial karena usia kami yg terpaut jauh, sepuluh tahun.
Sedari kecil Dian sering banget main di rumahku, tepatnya di kamar adikku (Misela) yg letaknya di sebelah kamarku.
Karna secara umur mereka sepantaran dan nyambung.
Hanya itu hubunganku dan dian, tapi semua berubah sejak 6 bulan yg lalu, atau tepatnya seperti yg di singgung diatas saat liburan kenaikan kelasnya.
Kami kembali bertemu dirumahku setelah sekian lama, ketika dia mengunjungi adikku, kami bersalaman dan hahahihi layaknya saudara, tapi ada yg menarik dari dia, muka innocent itu bertambah cantik, wajah natural bare face tanpa make up, tak ada noda bekas jerawat, glowing dan sangat segar dilihat, aura kecantikan dia mulai terlihat, inner beauty dari wajah sepupu kecilku kini telah berubah menjadi remaja yg beranjak dewasa.
Body oke untuk ukuran anak seumurannya, tinggi 165cm, lingkar pinggang kecil dan kakinya panjang, ideal banget, beberapa tahun lagi pasti sangat jenjang dan makin menggoda.
Tanpa sadar setelah pertemuan itu kontolku ngaceng, imut banget batinku menggerutu.
Aku membayangkan rambut panjangnya dibalik hijab pasmina yg ia kenakan, payudara mungil yg tertutup sweater hangatnya namun tetep sepintas menyembul menunjukkan posisinya.
Pikiranku tak karuan, imajinasiku saat itu kacau, hanya ngentot dengannya yg memenuhi kepalaku.
Aku sendiri bukan amatir soal menggagahi perempuan, sudah ada beberapa cewe yg jadi korban kelaki-lakianku, sejak SMA hingga kuliah dan kerja saat ini tiap ada relationship dengan wanita entah itu pacar ataupun HTS selalu ku tiduri, dan mayoritas dari mereka bilang kalo aku enak hehe
Btw ukuran kontolku di atas rata-rata cowo Indonesia pada umumnya, mungkin karna aku jg tinggi besar 185cm & panjang kontolku ketika ngaceng 17cm tegak sempurna, secara paras aku juga oke.
_
Kembali ke hari itu ya
Sore berubah jadi malam, tapi aku dengar di kamar sebelah Dian dan adikku tengah cekikikan, mereka seperti reunian setalah 1 semester tanpa bertemu, aku hanya bisa mengelus kontol membayangkan menggagahi Dian yg makin cantik.
Tanpa sadar ketika tengah melamun dengan sebatang rokok, kesadaran ku di kagetkan adikku yg minta di orderin makanan via online, karna kebetulan hari itu orang tuaku tidak memasak,
Lalu setalah order untuk semua orang rumah termasuk Dian kami makan bersama dan mengobrol di ruang makan, aku sendiri ga fokus dengan pembicaraan, otakku hanya memikirkan Dian sembari menyantap sate Madura yg jadi menu makan malam kami.
Setelah beres makan Dian pamit pulang, mau ijin ke ibunya untuk nginep di kamar Misela, dia pergi melewatiku, auranya sudah berbeda dari sebelumnya, aku merasakan sensasi pengen memeluknya.
Aku dan adikku kembali naik ke lantai atas dan masuk ke kamar masing-masing.
For your information ruangan atas hanya ada kamar aku dan adikku, sedikit balkon dan space untuk jemuran.
aku kembali ngopi dan ngerokok dikamar, nyalain laptop untuk mencari kesibukan, ditengah liburan kerja yg sedang ku nikmati, open Netflix dan memilah movie atau series apa yg kiranya bakalan cocok untuk aku tonton.
Setelah memilih salah satu film horor barat, aku mulai play dan mencoba fokus pada cerita.
Baru berjalan beberapa menit film berlangsung adikku masuk ke kamar dan bertanya nonton apa dan ingin bergabung, maka akhirnya kita berdua nobar.
Namun adikku meminta stop dulu karna dia nungguin Dian yg berencana menginap belum datang.
Disitu posisiku sangat deg-degan, anjir serius mau di kamarku nih nobarnya? Tak lama berselang Dian datang memakai piyama tipis, Dian tersenyum kepada kami setalah mengetahui rencana nobar, dan dia meletakkan pantat bulatnya di sampingku, celana dalamnya tercetak dibalik piyamanya yg tipis, nafasku agak memburu melirik pemandangan indah itu.
Kami menonton film dg posisiku di tengah, laptop di atas bantal & kami semua bersandar di tembok kamarku.
Ga ada yang aneh selama nonton, Dian dan Misela sesekali kaget karna jumpscare dan bersembunyi dibalik selimut, aku cuma haha hehe karna ga begitu takut.
Beberapa kali ketika nonton pahaku dan Dian saling bersentuhan, meskipun ga skin to skin, tapi karna udah ada perasaan sange jadinya sangat nikmat, dia tak menyadari aku menikmati sentuhan itu.
Film berjalan satu jam, agak pegel juga dengan posisi ga proper tersebut, akhirnya tanganku sebelah kiri ke samping tepat di samping pantat Dian, dan secara ga sengaja menyetuhnya, hangat sekali, Dian agak kaget tapi diam saja.
Tangan kiri aku rangkulan ke bahu misel, karna kita kakak beradik hal itu udah biasa kita lakuin, dan ga menimbulkan efek apa-apa.
Tapi posisi tangan kanan sangat kikuk.
Dian sesekali merubah posisi agar nyaman, tapi tetap saja dia gelisah tak menemukan posisi yg pas.
Pada situasi tersebut aku nekat untuk merangkulnya juga, eh dia senyum dan mau.
Film tetap berlanjut dengan posisi aku di himpit dua cewe remaja.
Karna terbawa suasana tangan kiri ku kadang meremas bahu Dian, Dian hanya merespon dengan lirikan tak langsung namun tanpa protes, malah kini ia makin menempel mempersempit ruang gerakku, di ¾ film adegan makin mencekam, aku udah ga peduli lagi sebenarnya dengan adegan film,
Aku tengah menikmati gesekan tubuhku dan Dian yg makin merapat, karna terbawa suasana aku menyadarkan kepala Dian ke bahuku, dan dia memberikan respon positif tanpa penolakan, akhirnya menjelang ending aku dan dia beneran sepasang kekasih yg saling menempel tubuhnya, sayangnya disampingku ada adikku Misela yg fokus pada film tersebut.
Film selesai….
Misel mengajak Dian untuk balik ke kamarnya, aku hanya bisa melepaskannya dengan sangat berat.
Kontol ngaceng berat, konak tak tertahankan melihat dia pergi dari kamarku.
Aku beneran gelisah sejak mereka menghilang dari kamarku.
Aku lampiaskan dengan menonton film dengan genre romance 21+, aku berencana untuk coli dengan bahan film tersebut nantinya.
Aku nyalakan kembali sebatang rokok yg tertunda karna ada cewe² dikamarku tadi, aku play filmnya dan menikmatinya seorang diri.
Lampu kamar ku matikan, aku lebih memilih bercahaya layar laptop dalam keremangan untuk menemani rasa sange ini, lebih menghayati pikirku.
Tak terasa 30 menit sudah film berjalan, beberapa part ciuman & sedikit adegan vulgar mulai ditunjukkan, aku sangat menikmati tiap scene yg terjadi, tp kemudian fokusku dibuyarkan oleh suara dari kamar adikku yg terbuka, tak lama setelah itu kamarku di ketuk disusul suara Dian yg meminta ijin untuk masuk.
Aku mengiyakan sembari melemparkan pertanyaan kepadanya “kok belom tidur?”
“Ga bisa merem kak Bob” jawabnya, dia bertanya kenapa aku belum tidur juga?
Tanpa menunggu jawabanku dia naik ke atas ranjangku dan melirik ke layar laptop sekaligus meminta ijin untuk ikut serta .
“Ikut dong kak” pintanya.
Emang misel udah merem? Tanyaku padanya
“Udah kak”
“Ya udah sini gabung”
Mau diulang dr awal ujarku padanya, tetapi dia menolak dan memilih untuk di ceritakan saja inti dari plot yg telah terlewat.
Sembari menonton aku menjelaskan kepada Dian siapa ini, siapa itu dan kenapa begitu kenapa begini, dia iya iya manggut-manggut agak paham.
Akhirnya setelah beberapa menit kami berdua mulai masuk ke dunia film lagi.
Karna hanya tinggal kami berdua, aku menawarkan untuk dia bersandar di bahuku lagi agar dia tidak pegal, dia mengiyakan dan bersandar.
Aku peluk dia dari samping, aku ambil satu tangannya dan aku lingkarkan dipinggangku.
Mataku menuju layar laptop, tapi fokusku terbagi terhadap belaian tanganku pada punggungnya, tangannya, dan pinggangnya.
Dia terlalu masuk ke dunia film semi tersebut, hingga tanpa sadar bahwa tubuhnya tengah ku nikmati juga.
Tak lama berselang yang ditunggu akhirnya muncul juga, adegan ngewe di film tersebut akhirnya terlaksana.
Dian menatapku dengan mata sayu, “Kak Bob kok ada adegan gituannya?”
“Kamu ga nyaman?” tanyaku padanya
“Gppa sih kak, cuman malu sama Kak Bob”
“Aku sih ngikut kamu, lanjut ga nonton ini?”
“Lanjut” ucap dia lirih
Ternyata nafasnya mulai memburu, aku bisa merasakan tubuhnya gelisah, aku peluk dia makin erat saat tiap adegan di film semakin intim, dia juga memberikan perlawanan dengan ikut memelukku, makin lama makin panas,
Adegan di film makin brutal dan pelukanku ke Dian juga berubah menjadi sedikit remasan dan usapan-usapan nafsu, lalu saat kedua pemeran mencapai klimaks muka Dian mengadah ke arahku dan tersenyum di lanjutkan dengan pertanyaan “Kak Bob pernah?”
Pernah apa? Jawabku sok polos.
“Gituan?”
“Ngewe?”
“Pernah”
Hihi enak kak?
Banget!
Sumpah di percakapan ini, muka kami hanya beberapa senti, nafasnya yg harum dan hangat bisa ku rasakan di depan mulutku.
Entah bagaimana ceritanya aku sudah melumat bibir lembutnya, dia kaget tp tak menolak.
Aku telusuri setiap inci bibirnya, lidah dan rongga yg bisa ku jangkau dengan lidah, semuanya ku sapu tak tersisa tanpa terlewatkan.
Dian terengah-engah dengan seranganku tanpa perlawanan, hanya suara nafasnya yg mencoba tetap stabil atas seranganku yg penuh nafsu.
2 menit setelah ciuman aku berhenti dan meminta ijin dia, “kamu mau ga lanjut?”
Dia tak menjawab mau, tapi kata “ajarin” yg terucap.
Aku menyuruh Dian untuk melakukan hal serupa seperti yg aku lakukan padanya, dan dia langsung mempraktekkan, tentunya dengan tempo yg pelan, kami saling pagut saling serang, lidah kami bertaut, ludah kami bertukar, saling sedot saling jilat, sumpah nikmat banget bibir Dian.
Aku berpindah dari bibir ke pipinya, ke dagunya, ke keningnya, aku ciumin wajah cantik itu aku nikmatin tiap inci wajahnya, aku nikmati dg penuh nafsu.
Dia hanya mendesah atas seranganku yg bertubi-tubi.
Tanganku tak mau berdiam diri, ku sibak hijab pasmina, tanganku merengkuh lehernya, mengelus menelusuri leher halusnya, lembut tak terkira. Ngocoks.com
Kemudian turun ke bawah, tanganku sudah tak tahan dengan payudara kecil dibalik piyamanya, aku sentuh pelan sembari kembali berciuman, tanganku mulai masuk ke piyama tipisnya, aku remas payudara dibalik BH yg dia kenakan.
Erangan dia makin keras “Kak Bob, Kak Bob kak Bob”
“Kenapa sayang?”
“Nyaman” jawabnya dengan nada lirih.
Aku semakin bernafsu, aku semakin liar
Tanganku semakin aktif meremas, membelai payudara kecil tapi sangat sexy dibalik baju tidur ini, mataku tak mau melewatkan ekspresi matanya yang sayu ekspresi atas perlakuan yg tengah aku berikan kepadanya, dia hanya bisa hah huh ah uh pasrah, kucium lagi setiap jengkal wajahnya, ku sedot lagi bibirnya, ku lumat kembali lidahnya, dia merespon dengan brutal tak seperti awalan tadi.
Sepupuku yg tadinya tak pernah terpikirkan untuk ku nodai, malam ini tinggal beberapa langkah sebelum aku perawani.
Setelah puas meremas susunya tanpa membukanya, kini aku akan berpindah ke part yg lebih menegangkan, yaitu melucuti pakaiannya.
Aku singkirkan laptop, asbak, rokok semua yg ada dikasur kecuali bantal, kemudahan aku rebahkan Dian telentang di atas kasur.
Aku buka kancing piyama dia satu persatu dari atas, tiap kancing yg terbuka aku jilat, aku cium kulit mulus tubuhnya yang mengintip, hingga 6 kancing terbuka maka aku langsung menenggelamkan kepalaku ke tubuhnya, aku rengkuh semua aroma tubuhnya, aku nikmati perut mulus rampingnya, secandu itu tubuhnya.
Itu adalah respon dariku atas terkejutnya aku akan keindahan tubuh yg ia miliki, seorang gadis 15 tahun punya body se-sexy ini, sungguh sangat di sayangkan jika tidak di nikmati.
Dian hanya mendesis tatkala aku sibuk dengan keindahan tubuhnya. Berlangsung cukup lama sampe perutnya basah kuyup, aku lalu kembali diatasnya, “lanjut?” Tanyaku
Dia tidak menjawab tapi tangannya berpose untuk dipeluk, maka aku masuk ke dalam tubuh indahnya untuk bersatu dengan cewe yg sudah setengah telanjang, piyama dan celana masih menempel, tapi pertempuran sudah berlangsung cukup lama, tak akan ku sia-siakan malam ini.
Setelah hahahihi dan mengobrol aku jadi tau bahwasanya Dian sudah lama naksir aku, tapi karna terkendala usia dan status sodara maka dia berpikir tak akan pernah ada kesempatan.
Aku juga jujur kepada dia bahwa sejak ketemu tadi aku sudah merencanakan berimajinasi untuk menikmati tubuhnya, dia hanya cekikikan tersanjung bahwa aku bernafsu padanya.
Bersambung…