Setelah membersihkan ruang depan secara cepat. Aku langsung menuju kamar mandi dimana terletak ember cucian yang menumpuk untuk dicuci.
Saat akan mencuci pakaian, pandangan mataku terttuju BH dan CD berwarna cream yang kupakai semalam. Setelah kuperiksa aku kaget setengah mati, kulihat CDku berlumuran cairan putih kental dan ketika kucium baunya aku langsung tahu bahwa itu adalah cairan sperma.
Pertanyaannya sperma siapakah ini? Apakah ini milik Eko? Yang jelas satu-satunya penghuni lelaki di rumah saat ini hanyalah Eko karena suamiku sekarang tidak berada dirumah.
Oh Eko, kenapa kamu bernafsu sama Ibu? Apakah Ibu masih sangat menggoda di hadapanmu sehingga kamu sanggup melakukan ini? Aku membatin sambil terus melanjutkan cucianku.
Singkat cerita, selama satu minggu ini aku sudah berusaha mencari kerja kemana-mana, berbagai interview sudah aku lewati dan aku berharap diantara semua itu ada satu perusahaan yang akan menerimaku. Selama seminggu ini juga hubunganku dengan Ibu menjadi lebih akrab, dia selalu memberikanku motivasi dan semangat untukku.
Setiap pagi setelah Ayah dan kedua adikku pergi, kami selalu menyempatkan untuk berpelukan dan saling mencium pipi masing-masing. Bahkan 2 hari kemarin aku sempat meminta mencium bibirnya.
Ibuku yang awalnya menolak ajakanku akhirnya pasrah ketika bibirku mencium bibir merahnya layaknya seorang suami yang mencium bibir istrinya.
Hari ini aku mendapat panggilan interview di salah satu perusahaan di bidang IT. Aku berharap interviewku berhasil dan bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Waktu pagi hari seperti biasa setelah sarapan dan kedua Adikku pergi ke sekolah aku menyempatkan diri untuk “bermesraan” dengan Ibu. Sewaktu sedang “bermesraan” Ibuku berpesan kepadaku.
“Nak, nanti kalo sudah selesai wawacara kerjanya, langsung cepet pulang ya bantuin Ibu sama kedua adikmu ya beresin rumah soalnya nanti malam rumah kita dapat giliran jadi tuan rumah arisan bulanan Ibu-ibu RT”.
“Iya bu, nanti habis dari wawancara aku langsung pulang buat bantuin Ibu sama Nia dan Fitri beres-beres rumah”.
“Ok, semoga sukses ya wawancaranya anak Ibu yang ganteng, hati-hati di jalan”.
“Iya bu doain aku ya, CUPP”. Tutupku dengan mencium bibirnya dengan lembut. Ibuku tersenyum manis melihat tingkahku.
Setelah itu aku pamit untuk pergi menghadiri wawancara kerja. Saat wawancara kerja aku menjawab semua pertanyaan dengan begitu percaya diri karena pompaan semangat Ibuku pagi tadi.
Tidak kusangka rupanya perusahaan media tersebut tertarik dengan CVku sebagai lulusan IT. Setelah melewati rangkaian proses wawancara akhirnya mereka menerimaku sebagai karyawan.
Aku kembali ke rumah pada sore hari. Kulihat Ibu, kedua adikku dan beberapa orang tetanggaku ikut membantu persiapan acara arisan bulanan ini.
Melihat mereka yang sedang sibuk aku langsung membantu merapikan meja dan kursi dan menyiapkan makanan dengan cepat.
Setelah merapikan semua peralatan makanan aku langsung pergi mandi dengan cepat dan makan terlebih dahulu karena aku tahu jika arisan dimulai maka aku dipastikan hanya bisa berdiam diri di kamar karena di luar banyak Ibu-ibu yang sedang duduk mengadakan arisan.
Sewaktu arisan akan dimulai, Ibuku yang dari tadi sibuk berdandan di dalam kamarnya akhirnya keluar juga. Sewaktu melihatnya dandanannya aku sungguh terpukau ternyata Ibuku masih cantik dan seksi.
Ibu malam itu mengenakan setelan dress berwarna merah yang ketat dan rambutnya dikuncir kuda menampakkan lehernya yang mulus dan anting-anting emas yang bergoyang bebas.
Ketika arisan dimulai, aku mengintip dari kamarku, kulihat banyak Ibu-ibu yang berpenampilan cantik seperti Ibuku, namun anehnya hanyak kepada Ibuku aku bernafsu.
Selama berlangsungnya arisan penisku mengeras dengan hebat. Aku bingung apakah harus onani atau tidak mengingat terakhir kali aku onani sekitar seminggu yang lalu ketika aku menyemprotkan spermaku ke CD Ibuku.
Akhirnya arisan bulanan di rumahku berakhir dengan lancar. Aku beserta Ibu dan kedua adikku mulai membereskan meja dan bangku beserta sisa-sisa makanan Ibu-ibu arisan tadi.
Selesai berbenah aku langsung menuju dapur untuk membuat teh hangat untukku dan Ibuku sementara kedua adikku langsung pergi ke kamarnya untuk tidur karena besok mereka harus sekolah.
“Bu, ini aku bawain teh untuk Ibu”.
“Oh, iya nak taruh aja di meja deket Kasur Ibu”. Aku pun masuk ke kamarnya sambil menutup pintu dan langsung menaruh kedua gelas teh tersebut di meja dekat Kasur Ibu sambil duduk di pinggirnya.
“Gimana tadi wawancara kerjanya? Diterima gak?”. Tanya Ibuku sambil membalikkan badannya ke arahku.
“Alhamdulillah Bu, aku diterima kerja di perusahaan IT di daerah kota, gajinya lumayan dan waktu kerjanya juga fleksibel jadi gak harus selalu datang pagi ke kantor”. Kataku sambil menyeduh teh hangat.
“Syukurlah kalo begitu jadi kamu sekarang bisa ngeringanin beban Ibu”. Kata Ibuku sambil tersenyum beranjak dari meja riasnya lalu duduk di sampingku sambil menyeduh teh hangat yang aku bawakan tadi.
Setelah meminum teh hangat sampai separuh begitu juga dengan Ibuku yang juga hanya meminum sampai separuh. Mata kami saling berpandangan, kulihat tatapan matanya mengisyaratkan kebahagiaan dan juga senyum manisnya yang menggoda. Aku pun langsung memeluk Ibuku sambil berkata:
“Bu mulai sekarang Ibu gak perlu jual anting-anting Ibu ini ya soalnya kan aku udah kerja jadi kalo ada perlu apa-apa bilang sama aku aja gak perlu sampai jual perhiasan kayak kemarin”. Kataku padanya sambil memeluk dan memegang anting-anting emas cantik di kedua telinganya.
“Makasih ya nak, udah perhatian banget sama Ibu”. Kata Ibuku membalas perlukanku dengan erat.
Aku yang sudah mulai terbakar hawa nafsu mulai menciumi wajah Ibuku, pertama kucium keningnya, kedua pipinya lalu yang terakhir di bibirnya. Ibu pun menikmati perlakuanku dan membalas ciumanku dengan mesra. Cumbuan tersebut berlanjut ketika aku mulai mendorong badannya terlentang di atas kasur dan mulai menindih menciumi seluruh tubuhnya.
“Kamu nafsu ya sama Ibu, Ko?”. Tanya Ibuku.
“Iya Bu, soalnya aku gak tahan setiap hari ngeliat Ibu cantik dan seksi kayak gini OHH”. Kataku bernafsu sambil menindih tubuhnya.
“Jangan sayang, kita ini Ibu dan anak gak boleh sampe gituan”. Ibuku menolak sambil membentak.
“Terus yang kita lakuin tadi dosa gak bu OHH”. Kataku sambil menggesekkan penisku ke vaginanya.
“Ya kan beda nak, tadinya Ibu kira kamu cuma mau ciumin Ibu kayak biasanya, eh tahunya malah kayak begini HASSHH”. Kata Ibuku yang mulai terangsang.
Tuh kan Ibu udah mulai nafsu, aku lepas aja ya dressnya Bu, aku tau kok Ibu kesepian karena sering ditinggal Ayah.
“Ihh kamu ya, tau aja kalo Ibu kesepian yaudah ayo buka bajumu nak HASSHH”. Pinta Ibuku
Aku pun membuka baju kaos, celana pendek dan CDku lalu kubantu Ibu melepaskan dressnya beserta CD dan BHnya hingga kami berdua telanjang bulat. Kembali kuciumi tubuh Ibuku mulai dari wajah, lalu turun ke leher, perut hingga akhirnya ke vagina Ibu yang merah merekah. Kujilati klitorisnya hingga dia menggelinjang hebat.
“AHH terus nak, jilatin vagina Ibu, buat Ibu melayang sayang OHH”. Desahnya padaku
“OHH merahnya vaginamu Bu, UHH nikmat”.
Kujilati terus vagina Ibu hingga dia akhirnya orgasme dengan lidahku “OHH CREET CREET CREET AHH”. Kata Ibuku sambil mengerang dan akhirnya tergeletak lemas di atas ranjang.
Kuberikan waktu istirahat beberapa saat untuk Ibu menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tampak wajahnya memerah karena puas namun aku masih ingin melanjutkan permainan. Akhirnya aku naik ke atas tubuh Ibu sambil menyodorkan penisku ke mulutnya.
“Bu, isepin ya punyaku”. Kataku sambil menyodorkan penisku ke wajah Ibu yang matanya masih nampak terpejam.
Ibuku pun mulai membuka matanya pelan-pelan dan terbelalak melihat ukuran penisku yang panjangnya 17 cm dan diameternya 4 cm.
“Astaga, gede banget penismu nak, punya Ayahmu aja gak sebesar ini”. kata Ibuku kaget.
“Yaudah ayo isepin punyaku Bu”. Pintaku padanya.
Dalam hati aku bangga ternyata penisku lebih besar dari punya Ayahku. Oh Ibu akan kubawa kau ke langit ketujuh malam ini.
“CUPP CUPP SLURUP SLURUP”. Ibuku akhirnya mencium kepala penisku dan menjilatinya dengan penuh nafsu.
“OHH iya terus bu AHH AHH”. Desahku menahan nikmat.
Ibuku pun terus menjilati dan mengulum penisku ke dalam mulutnya. Terlihat bibirnya yang merah bekas lipstick tadi membuatku semakin bergairah.
Setelah 10 menit Ibu menghisap penisku, aku merasa sudah akan keluar. Namun aku tidak mau keluar secepat itu. Bagiku inilah saatnya masuk ke permainan utama. Aku sudah tidak tahan lagi ingin memasukkan penisku ke vaginanya dan bertekad untuk membuang spermaku yang panas dan kental ini ke dalam rahim Ibuku tempat aku dikandung dulu.
“Bu, aku udah gak tahan mau masukkin AHH!!”. Kataku memohon padanya.
“Yowis le, masukkan aja penismu ke vagina Ibu”. Kata Ibuku sambil melepaskan kulumannya.
Aku pun turun dari kepala Ibu lalu mengambil posisi siap tempur sedangkan Ibuku mulai membuka pahanya untuk memberikan jalan masuk untuk penisku. Dengan perlahan Ibu memegang penisku lalu memasukkannya ke vaginanya yang walaupun sudah basah namun tetap terasa agak sulit karena ukuran penisku yang cukup besar.
“BLESS SREETT BLESS SREEETT”. Penisku mulai merangsek masuk ke vaginanya.
“UHH pelan sayang, punyamu terlalu besar untuk vagina Ibu OHH”. Kata Ibuku sambil mendesah.
Setelah berhasil masuk, aku mulai menyodok Ibuku secara perlahan. Kunikmati persetubuhan ini sambil menciumi wajah dan payudaranya yang montok.
“OHH Ibu, PLAKK PLOKK PLAKK PLOKK OHH OHH!”.
Kami sering berganti posisi, kadang aku yang di ata, kadang juga Ibu yang di atas, sesekali kami bercinta dalam posisi menyamping sambil menikmati wajah cantik Ibuku, semua kami lakukan dengan penuh cinta dan nafsu.
30 menit berlalu, Ibuku sudah mencapai 3 kali orgasme. Aku yang sudah mulai merasa ingin keluar mulai mempercepat dan menekan lebih dalam sodokan penisku ke dalam vaginanya.
Saat menyodok lebih dalam, aku merasakan ada sesuatu yang kenyal di ujung vaginanya. Aku sadar bahwa itu adalah rahim Ibu tempat aku dikandung dulu.
“OHH Bu, aku gak tahan lagi mau keluar OHH PLOK PIOK!”.
“Ojok metu neng jero le! Nanti Ibu hamil anakmu OHH!”.
“Aku wes ndak tahan Bu, OHH OHH OHH!”. Ujarku bernafsu.
10 menit kemudian, aku mulai mengejang, kumasukkan penisku dalam-dalam sampai menyentuh mulut rahimnya lalu kusemprotkan spermaku habis-habisan ke dalam tubuhnya karena sudah seminggu ini aku tidak mengeluarkan sperma.
“OHH Ibu maafin aku, terimalah sperma anakmu ini OHH OHH CROTT CROTT CROTT CRUUOOT CROTT CROTT AHH AHH”. Kataku sambil menyemprotkan spermaku 7 kali ke dalam rahimnya tempat aku dikandung dulu.
AHH Eko, kenapa kamu keluar di dalam OHH OHH CREETT CREETT CREETT AHH. Ujar Ibuku yang juga berhasil mencapai orgasmenya. Sumber Ngocoks.com
Akhirnya setelah mengeluarkan cairan kami masing-masing aku pun ambruk di atas tubuh Ibuku. Kuresapi sisa-sisa kenikmatan ini sambil menciumi leher dan juga anting-anting yang ada di telinga Ibuku.
Tak lama kemudian, kudengar isak tangis dari mulut Ibuku. Aku mulai sedikit bangkit untuk melihat wajah Ibuku dan benar saja cucuran air mata banyak membasahi wajah cantiknya.
“Bu, maaf ya aku tadi terlalu bernafsu sampai lepas kontrol”. Kataku meminta maaf.
“Kamu jahat Eko, Ibu kan udah bilang tadi spermamu jangan keluarin di dalam tapi kamunya malah gak dengerin Ibu”. Kata Ibuku sambil terisak-isak.
“Tenang bu, kalo Ibu sampe hamil Eko bakal tanggung jawab kok”. Kataku sambil menenangkan Ibu.
“Tapi itu kan tabu nak, masak Ibu dihamili anaknya sendiri sih”. Ujar Ibuku yang tangisannya mulai mereda.
“Semuanya udah terlanjur Bu, gak ada yang perlu disesali, CUP”. Kataku sambil mencium keningnya lalu memeluknya dengan erat.
Akhirnya Ibuku pun mulai berhenti menangis dan tidak kusangka ia pun membalas pelukanku dengan erat. Tak terasa 30 menit sudah aku menindih Ibu sambil berpelukan, kulihat wajahnya yang cantik dengan matanya terpejam membuatku terangsang kembali. Penisku yang tadinya agak melemas mulai mengeras lagi.
“Kamu masih mau lagi ya Ko, Ibu udah capek ini”.
“Iya bu aku nafsu soalnya Ibu udah cantik pakai anting lagi, aku jadi gak tahan OHH”. Kataku sambil menyodoknya dengan cepat
“Jadi selama ini kamu ngelarang Ibu jual anting karena ngeres ya sama Ibu, dasar anak nakal”. Kata Ibuku tersenyum sambil mencubit hidungku.
20 menit kemudian, aku merasakan spermaku akan keluar lagi. Kupercepat sodokanku sambil mencium bibir serta memagut lehernya yang mulus.
Lalu ketika nafsuku benar-benar sudah diujung kutekan penisku dalam-dalam sampai menyentuh rahimnya dan akhirnya kusemprotkan spermaku untuk kedua kalinya. Kali ini tersisa 5 semprotan sperma ke dalam rahim Ibuku tapi terasa sangat nikmat.
”Bu, aku mau punya anak dari Ibu terimalah sperma anakmu ini OHHHH CROTT CROTT CROTT CROTT CROTT”.
“AHH banyak banget spermamu nak, nanti Ibu bisa hamil nih AHH AHH CREETT CREETT CREETT”.
Setelah mengeluarkan cairan kami masing akhirnya kami pun ambruk karena kelelahan. Aku rebah sambil memeluknya dari samping. Kulihat jam di kamar sudah menunjukkan pukul 12 malam berarti kurang lebih 2 jam sudah aku bersetubuh dengan Ibuku.
Untuk keamanan, sebelum tidur aku masih menyempatkan diri untuk mengunci pintu dari dalam dan menutup jendela agar tidak ada yang mengetahui, tak lupa kunyalakan kipas angin agar tidak kepanasan.
Jam 4 pagi aku terbangun. Kulihat Ibuku masih tertidur kelelahan akibat persetubuhan tadi. Melihat Ibuku yang tidur telanjang tersebut membuat nafsuku kembali bangkit.
Aku pun naik ke atas tubuhnya sambil mengelus-elus penisku yang telah mengeras, lalu kubuka kedua pahanya dan kulihat kondisinya masih agak basah akibat persetubuhan tadi malam.
Bersambung…