Rizky tersandar di kursi dengan penuh kepuasan. Batangnya mulai mengendur. Dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padanya.
Saat ia hendak menaikkan kembali celananya, Elvira menahannya. “Belum selesai, Rizky,” kata Elvira dengan senyum nakal.
Elvira mendekati celah paha Rizky. Tangannya meraih batang yang sudah lembek itu. Diusap-usap perlahan untuk merangsang kembali nafsu Rizky.
Setelah beberapa kali dikocoks, batang itu masih belum terangsang lagi.
“Masak sudah nggak kuat lagi?” tanya Elvira.
“Errr, baru keluar, Vir. Tunggu sebentar.”
“Hmmm, lemahnya.”
Elvira sudah tidak sabar. Sejak tadi ia menahan syahwatnya. Tak mungkin dia melewatkan kesempatan di depan mata ini.
“Haihhh,” Elvira berdiri sambil mengeluh. Betapa tak bergunanya lelaki di depannya itu.
Tudung panjang Elvira disingkap. Dia menyangkut tudungnya ke belakang, memperlihatkan bagian dadanya yang sengaja dibuat menonjol. Rizky terpaku. Matanya tertuju pada dada Elvira yang masih tertutup jubah berwarna krem, menantikan langkah Elvira berikutnya.
Perlahan-lahan Elvira menarik resleting jubahnya. Ditarik hingga ujung atas perut. Kemudian disingkap sedikit menampakkan bra putih. Darah mulai mengalir ke batang Rizky sedikit demi sedikit. Elvira memperhatikan batang Rizky, belum cukup tegang sepenuhnya.
Kali ini bra-nya disingkap ke atas, membebaskan payudaranya yang sedang. Mata Rizky membulat melihat payudara Elvira secara langsung untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia hanya melihat foto bugil Elvira di laptopnya.
Puting coklat Elvira digentel perlahan, mencoba menggoda lelaki di depannya. Alya yang sejak tadi duduk di sebelah Elvira hanya melihat aksi temannya itu sambil tersenyum. Tak sabar menunggu apa rencana Elvira selanjutnya. Ia tidak diberitahu tentang hal ini.
Melihat penis Rizky yang hampir 100% keras, Elvira kembali berlutut di depan Rizky. Batangnya diusap perlahan dan digenggam. Dia mengocok-ngocok batangnya sampai benar-benar keras, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.
Tidak ada lagi foreplay. Elvira langsung menghisap dengan rakus. Tak puas rasanya saat harus berbagi dengan Alya tadi. Kali ini dia ingin menikmati batang itu sendirian. Air liurnya mengalir saat mengulum penis Rizky. Suara hisapannya semakin lama semakin keras.
Rizky bersandar dengan kepala mendongak ke atas. Rasanya berbeda dari sesi pertama tadi. Kali ini Elvira lebih ganas. Seperti mau tercabut batangnya disedot lidah Elvira. Kepala Elvira terangguk-angguk melayani nafsu.
Sesekali penis Rizky di-‘deepthroat’ sedalam-dalamnya. Mudah bagi Elvira karena penis Rizky tidak sepanjang pacarnya. Tidak sampai ke tenggorokan tetapi sudah cukup memuaskan Elvira.
Setelah puas menghisap, Elvira berdiri lagi dan membelakangi Rizky. Rizky menarik napas lega karena mengira Elvira sudah puas dan sesi ini akan berakhir. Dia sudah tidak tahan lagi menanggung malu, dikerjakan oleh dua gadis ini.
Tapi ternyata dugaannya salah. Elvira yang membelakanginya tiba-tiba mengangkat kain jubahnya sampai pinggang. Lalu menonggekkan pantatnya ke arah Rizky. Terkejut dia melihat pantat bulat itu tidak ditutupi celana dalam.
Alya yang sejak tadi asyik memperhatikan tingkah Elvira juga terkejut. Tak menyangka kalau Elvira tidak memakai apa-apa di balik jubahnya. Togel!
Di celah pantat Elvira, terlihat vaginanya yang tebal, basah, dan berkilat. Terlihat cairan bening yang mengalir di sepanjang pahanya. Elvira yang sejak tadi menahan syahwatnya sudah tidak tertahan lagi.
Elvira merapatkan kaki Rizky dan mendekatkan vaginanya ke batang. Tangan kirinya memegang batang Rizky dan menggesek-gesek di sepanjang celah vaginanya. Kepala penis Rizky sedikit tenggelam di balik belahan vagina tebal itu.
Rizky kaku tidak memberi reaksi. Pikirannya melayang. Dia akan kehilangan keperjakaannya sebentar lagi. Batang penisnya kini tepat di lubang vagina Elvira. Gesekan tadi berhenti. Elvira merapatkan pantatnya perlahan-lahan, menyasar batang Rizky tepat di lubangnya.
Begitu posisi batang Rizky tepat, Elvira memasukkannya ke dalam lubang vaginanya. Sedikit demi sedikit sampai seluruh batang Rizky tenggelam. “Ahhhhhh,” Elvira mengerang dengan kehadiran batang di dalam vaginanya.
Rizky menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Nikmat sekali rasa lubang vagina Elvira. Ketat tetapi sangat lembut. Tak bisa dibayangkan kenikmatan yang dirasakannya. Maka hilanglah keperjakaannya pada sore itu.
Elvira kini terduduk di atas paha Rizky. Menikmati sejenak batang yang berada di dalam lubangnya. Napas ditarik perlahan, dia bersiap untuk mengenjut. Pantatnya diangkat perlahan dan diturunkan lagi. Diulang-ulang sampai lubangnya merasa nyaman.
Tangan Elvira diletakkan di pahanya. Kali ini dia ingin mengenjut batang Rizky dengan cepat. Dengan segala tenaga yang dia punya, Elvira memulai hentakan dengan cepat.
PAP! PAPP! PAPPP!!
Kuat sekali bunyi lagaan vagina dan penis Rizky. Cairan mazinya yang deras mengalir makin melancarkan sorongan batang Rizky. Seperti mengikuti irama, pantat Elvira menghentak-hentak kuat batang tanpa rasa belas.
“Ahhh! Ahhh! Ahhhh!!” Elvira mengerang sedikit keras. Rizky juga mengerang pelan menikmati seks pertamanya. Alya pun sudah mulai berair di vaginanya melihat aksi vulgar pasangan di depannya.
Payudara Elvira yang terbuka bergoyang mengikuti irama hentakan. Berguncang ke atas dan ke bawah. Untungnya tidak begitu besar payudaranya. Tidak terasa sakit saat berguncang.
Hentakan vagina makin cepat. Mereka tidak punya banyak waktu lagi. Hampir satu jam penis Rizky dikerjakan. Khawatir teman-teman klub mereka pulang sebentar lagi.
Tiba-tiba Elvira berhenti. Batang penis Rizky direndam sejenak. Vagina Elvira mengemut-emut kuat dengan cairan putih yang mengalir perlahan. Elvira klimaks untuk pertama kalinya.
Setelah sedikit reda, Elvira bangun berdiri dan berpaling menghadap Rizky. Wajah Rizky yang sedang berkhayal ditatap.
“Tidak guna punya lelaki,” bisik Elvira yang kesal dengan Rizky yang hanya duduk menadah penis.
Elvira memegang bahu Rizky dan kembali duduk menghadapnya. Vaginanya mencari kembali penis Rizky yang tegak ke atas. Perlahan-lahan dimasukkan kembali ke dalam lubang vagina.
Tangan Elvira memeluk kepala Rizky dan mulai menghenjut. Mulut Elvira didekatkan ke telinga Rizky dan mengeluarkan erangan manja yang vulgar. Rizky semakin bergairah mendengar suara erangan itu.
Kemudian Elvira mencari bibir Rizky dan mencium kasar. Bibir Rizky sedikit kaku tidak tahu bagaimana harus merespons. Namun tak lama kemudian bibirnya mulai mengikuti ritme bibir Elvira.
Lidah Elvira dijulurkan dan seakan mengerti, Rizky menghisap lidah itu. Lembut dan basah rasanya. Kemudian giliran Elvira menyedot lidah Rizky.
Hentakan Elvira kembali difokuskan. Elvira kadang-kadang mengemut manja batang penis yang berada di dalamnya. Celah paha mereka berdua kini sudah basah dengan cairan mazi bercampur lendir putih Elvira.
“Hisap payudara aku,” perintah Elvira singkat kepada Rizky. Tanpa ragu, Rizky menundukkan kepalanya sedikit dan mencari puting payudara Elvira. Sambil tangannya meremas payudara.
Pertama kali dia memegang payudara seorang perempuan, jika payudara ibunya tidak dihitung. Sungguh tak disangka begitu lembut dan kenyal payudara seorang gadis. Sambil puting dinyonyot, jari-jari Rizky aktif meremas kedua belah payudara Elvira.
Sensasi gairah makin bertambah dirasakan Elvira. Dua titik nikmatnya dirangsang sekaligus. Elvira kini tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Elvira melajukan lagi hentakannya. Pantatnya bergerak cepat membalas batang penis Rizky. Semakin lama semakin cepat.
Akhirnya, Elvira mencapai puncak yang kedua dan tubuhnya melengkung ke depan. Kepalanya didongakkan ke atas dan dia berteriak puas.
“Ahhhhhhhhh!” raung Elvira sambil mengemut batang penis Rizky sekuat-kuatnya.
“Ahhh Elviras jangan terlalu kuat. Akuuu… Aku mau… Ejakulasi!” Rizky tiba-tiba berteriak.
Elvira terkejut dengan reaksi Rizky dan buru-buru menarik keluar batang Rizky dari vaginanya.
Entah sejak kapan, Elvira tidak sadar kalau Alya ternyata berada di belakangnya sedang berlutut. Alya langsung menyambar batang Rizky dan mengulum.
“Ahh! Ahhhhhh!” Rizky berteriak puas saat semburan spermanya keluar bertubi-tubi. Alya menahan semburan itu dengan mulutnya.
Setelah 7-8 kali semburan, Alya melepaskan penis Rizky dan mencoba menelan air mani tersebut. Tanpa diduga, Elvira juga mendekat ke Alya dan mencium bibirnya.
Elvira ingin Alya berbagi air mani itu dengannya. Mereka berdua berciuman rakus sambil menelan air mani yang bercampur air liur masing-masing.
Rizky sudah tidak peduli dengan mereka. Dia tenggelam dalam kenikmatan. Matanya terpejam rapat, menikmati sisa-sisa klimaksnya. Batang penisnya bergoyang-goyang seperti per. Dan semakin lama semakin mengecil.
Elvira dan Alya selesai berbagi nikmat. Mereka berdua bangun dan Elvira merapikan jubah dan jilbabnya. Alya juga merapikan jilbabnya yang miring saat berciuman dengan Elvira tadi.
Rizky? Masih terduduk di kursi dengan mata terpejam. Keningnya berkerut-kerut. Penisnya masih terjuntai lemah. Mereka membiarkan saja keadaan Rizky.
Elvira buru-buru merapikan barang-barangnya dan mengajak Alya segera keluar. Laptopnya dimasukkan ke dalam tas. Alya juga membantu Elvira berkemas dengan tergesa-gesa.
Belum sempat mereka selesai berkemas, tiba-tiba terdengar suara kunci pintu. Mereka berpaling ke arah pintu dengan kaget.
Dan pintu pun terbuka…
***
Elvira dan Alya saling berpandangan. Wajah mereka cemas. Apakah perbuatan mereka hari ini akan ketahuan? Rizky masih tersandar di kursinya, mungkin tertidur.
Dalam beberapa detik itu, Elvira dengan cepat memikirkan cara untuk mengatasi situasi ini. Dia memberi arahan kepada Alya untuk membangunkan Rizky sementara dia akan berhadapan dengan orang yang mau masuk ke ruangan tersebut.
Elvira melangkah cepat ke arah pintu dan melihat siapa yang datang. Ternyata Vania, Wakil Ketua Klub, sedang menunduk membuka sepatunya di depan pintu. Untungnya dia belum sempat melihat ke dalam ruangan.
Alya segera mengguncang badan Rizky untuk membangunkannya. Dia berbisik di telinga Rizky bahwa ada orang datang. Rizky terkejut dan langsung menarik celananya, menutupi penisnya yang masih lemas.
“Eh, Vania. Cepat banget baliknya?” tegur Elvira sambil menghalangi pandangan Vania di luar pintu.
Vania terkejut sampai terduduk di lantai setelah mendengar suara Elvira. “Lahhhh… Elvirass. Ternyata ada orang. Kupikir ruangan ini kosong,” jawab Vania yang masih terduduk.
“Ada orang. Aku, Rizky, dan Alya, teman sekamarku. Kami lagi menyiapkan yang perlu,” bohong Elvira. Sesekali dia melirik ke belakang memastikan Alya selesai menguruskan Rizky.
Rizky membetulkan posisinya menghadap meja lagi. Kertas-kertas diaturkan kembali, berlagak sibuk. Setelah yakin semuanya beres, Alya mengambil tasnya dan tas Elvira lalu menuju pintu.
“Ok, Vania. Kami mau pergi dulu,” pamit Elvira setelah Alya mencolek dari belakang.
“O.. ok Elviras,” jawab Vania sedikit gagap.
Saat melangkah keluar dari ruangan, Elvira melihat seorang pria berdiri di balik pintu. “Eh, ini siapa lagi?” tanya Elvira terkejut.
“Err, ini… Ini pacar aku, Jasmin,” perkenalkan Vania kepada Elvira. Jasmin hanya menunduk malu.
Elvira melirik ke arah Vania sambil mengangkat alis. Tatapan tajam dan nakal Elvira sepertinya dimengerti Vania. Vania hanya menggigit bibirnya menahan malu.
Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan Vania dan Jasmin yang masih berdiri di depan pintu.
Alya mengikuti Elvira dari belakang. Rasa cemasnya tadi semakin hilang, tapi jantungnya masih berdebar kencang.
“Untung nggak ketahuan, Vir,” bisik Alya setelah mereka jauh dari ruangan.
“Iya, untung Vania buka sepatu dulu. Kalau nggak, pasti ketahuan kita,” kata Elvira yang juga masih deg-degan akibat kejadian tadi.
“Untung juga aku cepat-cepat beres-beres tadi. Dah merasa nggak enak hati sebenarnya,” sambung Elvira.
“Emm, tapi nggak apa-apa, kamu udah puas,” ujar Alya sedikit cemberut.
Elvira melihat wajah temannya yang berjalan sambil menunduk. Dia tahu apa maksud Alya.
Mereka terus menuju ke kamar asrama. Pada hari Sabtu, suasana asrama agak sepi. Banyak mahasiswa yang pulang ke kampung atau pergi jalan-jalan ke kota.
Setibanya di kamar, Elvira mengunci pintu dan menutup tirai. Alya menuju meja dan meletakkan barangnya di kursi. Elvira datang dari belakang dan memeluk Alya.
“Kamu mau aku puaskan, nggak?” bisik Elvira manja di telinga Alya. Alya memalingkan wajahnya dan mencari bibir Elvira. Bibir mereka bertaut.
Cuppp.
“Tentu mau, sayang. Nggak adil kalau cuma kamu yang puas tadi,” ujar Alya sambil kembali mencium bibir Elvira.
Nafsu mereka terangsang oleh ciuman itu. Bibir mereka saling berbalas ciuman yang panas. Tangan Elvira menjalar ke depan mencari payudara Alya yang membusung. Diramas-ramas kedua payudara Alya dengan kasar.
Sisa nikmat Elvira masih terasa sejak vaginanya menelan batang Rizky, sementara Alya sudah basah kuyup sejak tadi akibat foreplay setengah jalan.
Elvira menyelipkan tangan ke dalam baju kurung Alya dan meraba payudaranya. Jari-jari Elvira mencari puting yang keras lalu dipencet-pencet manja. Alya mendesah kesenangan.
Tak lama kemudian, tangan Elvira mulai menjalar ke bawah menuju segitiga nikmat Alya. Tangannya menyelip ke dalam kain dan langsung masuk ke celana dalam. Jarinya merasakan lendir tebal di alur vaginanya.
Dielus-elus manja alur itu sambil jari-jari menggosok klitoris yang sudah membesar. Punggung Alya terangkat-angkat menahan kenikmatan.
“Ahhhh, Elvirasss. Enak, Vir,” bisik Alya merengek manja. Semakin cepat jari Elvira menggosok alur vaginanya mendengar rengekan itu.
“Elvirasss. Ssss.. Ahhh. Aku mau..,” bisik Alya yang sudah tidak keruan.
“Mau apa, sayangggg?” balas Elvira sambil jarinya sibuk menggosok vaginanya.
“Aku mau kamu tusuk aku seperti Rizky tusuk kamu tadi,” pinta Alya.
Elvira terkejut mendengar permintaan kawannya itu lalu menjawab, “Tapi kamu kan masih perawan?” Tangannya terhenti menunggu jawaban Alya.
“Aku rela kehilangan keperawananku dengan jarimu daripada hilang oleh penis Irwan besok,” jawab Alya pelan.
Alya memutar tubuhnya dan menatap mata Elvira manja. Mata Alya yang sayu bersinar-sinar memohon Elvira.
“Kamu yakin?”
“Iya sayang. Aku mau.”
Elvira tersenyum gembira. Akhirnya dia akan bisa memecahkan keperawanan Alya. Lagi pula Alya yang menginginkannya, dia tidak pernah memaksa sejak pertama kali mereka melakukan hubungan ini. Cukup sekadar bergesekan dari luar.
“Ok, tunggu sebentar,” ujar Elvira sambil menuju lemari pakaiannya. Alya duduk di atas ranjang, menunggu apa yang akan dilakukan Elvira.
Elvira membuka lemari dan mengambil tas kecil yang disimpan di bawah tumpukan pakaian. Tas dibuka dan dia mencapai sebuah botol kecil berwarna biru muda. Ngocoks.com
Setelah itu Elvira menuju ke arah Alya dan menunjukkan botol tersebut. ‘Durex?” tanya Alya sedikit bingung. “Bukannya Durex itu kondom? Kenapa ada botol?”
Elvira tersenyum dan duduk di sebelah Alya. “Ini pelumas. Mereka juga memproduksi ini selain kondom,” jawab Elvira.
“Pelumas ini buat apa?” Alya masih tidak mengerti tujuan Elvira.
“Selain melicinkan lubang vagina, botol ini juga bisa dipakai untuk masturbasi,” jelas Elvira.
Alya masih bingung. Elvira mengabaikan kebingungan kawannya itu dan mencium bibir Alya. Alya menyambut ciuman itu dengan berahi. Mereka kini berbaring di atas ranjang. Elvira berada di atas tubuh Alya sambil meremas payudaranya yang besar.
Mereka tenggelam dalam asmara. Ciuman bertambah rakus dan air liur mereka membasahi pipi dan dagu. Alya juga meremas payudara Elvira yang hanya berlapiskan jubah. Habis miring jilbab mereka akibat bergumul hebat.
Elvira melepaskan bibirnya dan duduk di sebelah Alya. Nafas Alya terengah-engah setelah ciuman rakus dari Elvira. Matanya sayu memandang Elvira yang mulai melepas baju kurung yang dipakai Alya. Alya membantu dengan mengangkat badannya dan meluruskan tangannya ke atas.
Kemudian kainnya juga dilepas dan dibuang ke samping ranjang. Hanya tersisa pakaian dalam. Elvira pun melepas jubahnya dan kini telanjang bulat. Pakaian dalamnya memang tidak dipakai sejak pagi tadi.
Bersambung…