Sambil berjalan aku merasa diriku diperhatikan 2 orang cewek yg tampaknya pegawai yg menunggu Counternya buka. Mereka memperhatikanku, terutama salah seorang di antara mereka ada yg wajahnya manis. Tingginya rata-rata saja, kira-kira160 cm.Aku belum memperhatikan detil lain kecuali rambutnya yg panjang. Mata cewek itu memandangku sambil ngobrol dengan temannya. Kemudian mereka tertawa bersama. Aku pikir mereka membicarakanku.
Sambil mencari counter lain, aku melihat 2 cewek tersebut masih memperhatikanku. Yg satu malah dengan nekat tersenyum dan mengedipkan mata padaku. Darahku berdesir. Dilihati saja aku sudah biasa. Tetapi kalau digoda dengan kedipan mata, jarang sekali. Pernah juga aku dicium di lift beberapa tahun lalu oleh seorang perempun yg tdk kukenal, tetapi itu adalah satu-satunya peristiwa langka yg aku alami.
Kali ini, mau tdk mau aku jadi salting. Akhirnya kubalas senyumnya. Dasar cowok! Diberi umpan, di ambil saja. Tiba-tiba aku punya pikiran jelek. Siapa tahu mereka adalah cewek nakal yg mencari mangsa di mall? Wah, aku tdk tertarik sama sekali dengan cewek yg menjual tubuhnya demi uang. Tapi aku tdk suka hanya berpraduga. Maka kuputuskan untuk menghampiri mereka.
Begitu sadar bahwa aku berjalan mendekati mereka, kedua cewek itu seperti orang yg kebingungan. Sambil tertawa, salah seorang di antara mereka pergi menjauh. Tinggal cewek yg tadi tersenyum padaku. Wah untunglah, yg lebih cantik dan manis yg tinggal. cewek itu tampak grogi ketika aku mendekat.
“Haiiii..” sapaku.
Sex Hot, Aku tersenyum dan berdiri di sampingnya.
“Hai.. Lagi cari hp ya?” tanyanya.
“Oh. Gak.. cuma Lagi nyari casing. Kamu kerja dimana?” aku berharap dia benar-benar pegawai counter.
“Di counter itu..” katanya sambil menunjuk sebuah counter handphone yg masih tutup.
“Biasanya bos-mu datang jam berapa?” tanyaku lagi.
Kulihat cewek ini memakai baju yg kancingnya agak terbuka. Tanpa sengaja aku bisa melihat payudaranya yg terbungkus bra hitam. Wah, sexy juga. Jantungku berdebar. Aku bisa mengintip buah dadanya. Kalau tadi tdk sengaja, sekarang aku sengaja mencuri kesempatan untuk melihatnya.
“Tdk tentu. Kadang jam 9.30, kadang 10, kadang juga molor sampai jam 11.”
“Oh ya.. Namamu? Aku Troy” aku mengulurkan tanganku.
“Ya.. Aku Sela. Cari casing apa? Mungkin di counterku ada”
“Hm.. Ini..” aku menyebutkan salah satu tipe ponsel.
“Di counterku ada banyak casing HP itu. Kamu cari yg seperti apa?” Tanya Sela.
Gayanya cuek sekali. Membuat jantungku makin berdetak kencang. cewek ini bikin aku bergairah.
“Mmmmmm.. Aku cari yg transparan. Aku suka bisa melihat bagian dalammu..”
“Bagian dalamku?”
“Upsss.. Bagian dalam HPku. Sorry” Astaga.. Aku sampai salah bicara gara-gara tdk konsentrasi.
“Ada yg transparan. Dari depan sampai belakang kamu bisa lihat sepuasnya..” katanya pelan.
Kata-kata Sela mulai membawaku melayg terbang. K0ntolku berdenyut nikmat. Dia mulai siaga merasa akan ada pertempuran. Gila, ini di Plaza!
“Mana bisa.. Countermu masih tutup. Aku tdk banyak waktu. Aku cari di counter lain aja..” kataku mengalihkan pembicaraan.
“Ya cari saja di counter lain. Tapi kamu akan rugi kalau tdk beli di counterku..” bisiknya.
Sela mendekatkan tubuhnya merapat ke tubuhku. Kami saat itu berdiri di dinding counter. Tangannya tiba-tiba bergerak cepat memelukku dari belakang dan mencubit pantatku! Lalu tangannya kembali seolah tdk terjadi apa-apa. cewek ini bikin aku semakin bergairah. Aku nyaris kehilangan kata-kata. Keep cool, man! bisikku dalam hati. Aku mencoba tenang.
Tanganku bergerak cepat juga mencubit pantatnya. Sela menjerit pelan. Bukan jeritan mungkin, hanya semacam seruan terkejut. Tapi itu pasti hanya pura-pura terkejut.
“Kamu ada uang 15.000?” bisik Sela. Tentu saja ada.
“Buat apa? Harga casingnya segitu ya?” tanyaku belum mengerti maksudnya.
“Ikut aku..” katanya kemudian sambil melangkah pergi.
Mau tdk mau karena penasaran aku mengikutinya. Kami berjalan melewati beberapa lorong sampai melewati kamar mandi. Kemudian kami tiba di sebuah pintu bertuliskan,
“Selain Karyawan Dilarang Masuk.” Mungkin semacam gudang tempat penyimpanan alat-alat cleaning service dan security.
Sekarang aku paham. Kami akan memakai ruangan ini untuk bercinta! Setelah pria itu keluar sambil membawa uang Rp 20.000 tadi, Sela mengunci dari dalam dan aku yg sudah terangsang segera menghampirinya.
Sela membalas ciumanku dengan ganas. Tapi ciumannya agak kasar. Dia melumat-lumat bibirku sambil sesekali menggigitku. Aku sampai terheran-heran melihat agresifitasnya.
“Kok nafsu banget, Sela?” tanyaku.
Aku kemudian menjilat pipinya dan turun ke leher. Sela tdk mau kalah. Dia melepas sendiri kemejanya. Kini dia hanya memakai bra. Nafasnya terengah-engah. Aku menjilati lehernya hingga membuatnya merintih keenakan.
Aku memainkan lidahku di lehernya. Kemudian naik ke telinganya dan mulai menggigit kecil telinganya.
“Mmmmpphhhh” desah Sela.
Ia menarik kepalaku dan mencari bibirku. Kami kembali saling melumat. Dengan rakusnya dia mencumbuku. Wah, wah, mirip Lily, tetapi Sela agak kasar. Belum sehebat Lily. Kami berciuman lama sekali. Sela ternyata hobi berciuman bibir. Tdk bosan-bosan dia melumatku. Bibirku sampai getir rasanya. Pada kenyataannya, berciuman dengan agresif seperti ini, tdk akan bertahan lama rasa enaknya. Apalagi untuk bibir seperti bibirku yg tipis seksi.
Tubuh Sela kegelian menahan rangsanganku. Dia menggeliat ke kiri kanan sambil terus menciumku! Bibirku sudah makin getir. Aku memutuskan melepas ciuman kami dan mulai mencium tubuhnya. Aku menjilat bagian pusarnya. Kemudian merayap naik ke dasar lembah payudaranya. Sela mendesah sambil tertawa karena geli.
“Ah.. Ah.. Haha.. Kamu pintar juga, Troy!” desahnya.
Dari dasar payudara, aku mulai naik mengelilingi lingkar payudaranya. Berputar naik mencari putingnya. Makin mendekati putingnya, desahan Sela makin kuat.
“Ah.. Ooooggghhh.. Yes.. Yah.. Terus.. Troy!” desahnya.
Tentu saja aku akan melayaninya. Membuatnya nikmat dengan jilatanku yg dahsyat. Tak lama kemudian ujung lidahku mencapai puncak payudaranya. Kemudian seluruh lidahku menutupi putingnya dan aku menyapunya penuh.. Srr.. Srr..
“Agghhhhh..” Sela mengerang hebat.
“Ugghh” aku agak kesakitan karena k0ntolku terhalang celana dalam yg belum terbuka sempurna. Ditambah beberapa rambut-rambut k0ntolku yg tertarik tangan Sela.
“Oh..” aku menahan nafas sambil merasakan kenikmatan yg kuperoleh dari kocokan Sela.
Tanganku ikut bergerak ke balik rok mininya. Aku membuka ritsluiting roknya dari belakang dari menurunkannya. Mudah sekali. Sekalian aku melepas celana dalamnya. Jariku langsung menyelinap di selangkangannya. Memeknya sudah basah kuyup! Bulu-bulu memeknya tdk lebat.
Aku menggosok lembut memeknya. Beradu lihai dengan jari Sela yg juga mengocok k0ntolku. Sementara bibir Sela kembali mencari bibirku. Wah, benar-benar menyukai kissing, Sela ini. Jariku kemudian merayap menembus memeknya. Aku mengocoknya dengan jariku. Dengan bebas jariku bermain di memeknya. Berputar-putar, menekan, maju mundur dengan banyak variasi lainnya.
Tangannya semakin cepat mengocok k0ntolku. Sesekali jempol tangannya mengusap kepala k0ntolku dan menemukan cairan pelumas di k0ntolku. K0ntolku berdenyut makin kencang. Nikmat sekali.
“Troy, ayo masukkan..” pinta Sela. Dia sudah terangsang hebat. Aku bisa merasakan memeknya yg semakin membengkak.
Mudah sekali k0ntolku masuk ke memeknya. Sela sudah sangat siap. Dia mungkin sedang horny berat. Kami pun segera memulai aksi paling nikmat di dunia. Have Sex, making love, bercinta! Apa pun istilahnya, intinya adalah k0ntolku menembus memeknya dan aku menggerakkan k0ntolku maju mundur, berputar-putar dengan irama yg teratur.
“Ohh.. ohh.. ohh..” Sela menjerit agak kuat. Aku sampai mendekapkan tanganku kuatir suaranya di dengar orang dari luar.
“Kamu udah hampir sampai?” tanya Sela.
“Ayo, bercinta dengan mulutku!” kata Sela.
“Kamu suka ya?” tanyaku.
Selesai ngesex kilat, kami kembali berpakaian dan keluar. Karyawan pria yg tadi menerima uang 15.000-ku ternyata dengan setia menjaga di luar. Dia tertawa melihatku sambil berkata..
“Makasih bos! Enak ya si Sela?”
“Makasih jg, Mas! Mas-nya coba sendiri saja!” jawabku.
“Enak saja! Siapa mau dengan dia!” timpal Sela sewot.
“Wahhh.. Kamu beruntung dong ketemu aku!” kataku menggodanya.
“Enak aja, kamu yg beruntung dapat cewek lagi horny!” Sela mulai kelihatan aslinya. Bicara ceplas ceplos. Bawel. Aku tertawa saja.
“Wah.. Aku sih suka sekali bercinta, Troy! Gak bisa deh bayangin hidup menikah tanpa sex”
“Kalau disuruh memilih cowok berpribadi oke, sabar, baik, pengertian, dan semuanya sempurna. Tapi kelemahannya dia impoten.. Dibandingkan cowok yg perkasa di ranjang, tetapi main pukul, tdk bertanggung jawab, tdk setia, pokoknya pribadinya buruk.. Kamu pilih mana?” pertanyaan yg sama kembali aku tanyakan.
“Waduh.. Susah! Untung suamiku baik dan juga tdk impotent, walaupun tdk sepintar kamu cara merangsangnya.”
“Hmm.. Sebentar.. Aku bayangin dulu hidup tanpa sex dibanding hidup tanpa kasih sayang..” benar juga. Sela membandingkan hal yg penting.
“Aku pilih yg pribadinya baik deh..” jawab Sela.
Fuh.. Aku lega mendapatkan jawaban spesifik.
“Kenapa?” tanyaku.
“Aku masih bisa tanpa sex satu minggu. Tapi aku jelas tdk bisa tanpa kasih sayang selama satu minggu. Kira-
Ini point yg aku harapkan. Sela memberikannya.
“Makasih jawabannya. Semoga suamimu kelak impotent..” gurauku sambil tertawa.
Sela marah-marah. Dia memukulku.
“Enak aja!” kami sama-sama tertawa.
“Ah.. Buat kamu aja deh. Gitu aja lho. Oh ya, Sela.. Kalau apa-apa lagi, hubungi aku ya!” Sela tersenyum menganggukkan kepala.
Lalu aku berjalan pulang menuju tempat parkir mobil. Sampai rumah aku baru sadar bahwa aku belum bertukar nomor handphone dengan Sela. Wah.. Lain kali saja aku ke counternya lagi.