Aku bekerja di salah satu tempat makan steak yg menyediakan salad bar juga disebuah mall. Beberapa minggu terakhir ini, ada seorang customer, bapak-bapak, yg rajin berkunjung ke resto tempat aku bekerja. Ketika makan, matanya selalu memandangiku. Kalo aku lewat dekat mejanya, selalu dia senyum, dia berusaha mengajak aku berkomunikasi tetapi belum pernah berhasil karena ketika dia makan di resto itu, suasana sedang rame, sehingga aku dan juga waiter/waitress lainnya menjadi sangat sibuk melayani tamu.
aku nanya lagi karena penasaran, surprisenya apa. Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise namanya. Terus dia bilang akan nunggu aku sekitar jam 6 sore.
Selesai kerja, aku mengganti pakaian dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku memakai kaos ketat dengan belahan yg rendah sehingga toketku yg juga besar mengintip keluar, dan celana jeans ketat. Dia menunggu gak jauh dari resto. Tepat ketika aku menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku. Dia memandangiku yg sedang menerima telpon temanku. Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya,
“Dari siapa Len, cowok kamu ya”.
“Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin aku jalan”.
“Terus”, tanyanya lagi.
“Kan udah janjian ama bapak, ya Aku tolak ajakannya”.
“Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus.
“Cowok pak”, jawabku.
“NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi.
“Dua-duanya pak”, jawabku sekenanya sambil tertawa.
“Katanya mau kasi surprise?”, tagihku.
Dia lalu mengajakku ke toko hp.
“Len, hp kamu dah kuno, aku beliin yg baru ya”. Kaget juga aku mendengar tawarannya.
Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan.
“Kamu besok kerja jam brapa Len”, tanyanya.
“Besok Aku off pak. emangnya kenapa”.
“Aku mo ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru-buru pulang”.
“Jalan kemana pak”, aku sudah menduga apa jawabannya.
“Wow.., mobilnya keren banget pak. Sama kaya orangnya” kata ku setelah kami sampai di mobilnya.
Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus-ngelus paha ku yg masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tdk terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku. Dia membawaku ke apartmentnya.
Dia tinggal berCD, dan tampak penisnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD.
“Penis bapak gede banget, panjang lagi” kataku sambil mengelus-elus penisnya dari balik CD.
Akupun kemudian membuka CD nya, dan penisnya yg sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya.
“Gila.. Gede banget.. Bikin Lena nafsu..” kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum penisnya.
“Len.. Enak banget Len..” desahnya, aku terus menjilati penisnya.
“Ih.. pak, gede banget..”.
“Memang kamu belum pernah liat yg besar begini?”
“Belum pak.. Punya cowok Lena nggak sebesar ini.” jawabku.
“Arghh.. Enak Len.” erangnya lagi.
“Len.., jepit pakai toketmu ” pintanya.
“Enak banget sshh..” Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu.
Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu.
“Ooh.. besar banget nih penisnya pak.. Ahh..” desahku ketika penisnya telah berhasil memasuki memekku.
“Tapi enak khan..” tanyanya menggoda
“Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku lagi ketika dia mulai menggenjot memekku dari bawah.
“Pak.. Gimana pak.. Enak khan ngentotin Lena?” tanya ku menggoda.
Aku masih meliuk-liukan tubuhku. Dia pun terus mengenjot memekku dari bawah, sambil sesekali tangannya meremas toketku yg berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot penisnya keluar masuk memekku sambil menciumi wajahku.
“Ehmm.. Sstt.. pak.. Enak.. Ohh. penis bapak gede banget, memek Lena sampe sesek rasanya pak, gesekan penis bapak terasa banget di memek Lena. Mau deh Lena dientot bapak tiap malam,” Aku melenguh keenakkan.
Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa memekku berkedut-kedut.
“Len, enak banget, penisku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan memek kamu”. Dia mengeluarkan penisnya dari memekku dan aku kusuruh menungging membelakanginya.
Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari belakang.
“Aduh.. pak.. kuat banget.. Ohh..” erang ku ketika dia mengenjot memekku.
“Gila.. memekmu enak banget Len..” katanya.
“Ahh.. Ahh.. Ahh..” erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya.
Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang.
Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu. Dia mulai lagi mengenjot memekku sambil sesekali meremas toketku yg bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan penisnya keluar masuk memekku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam memekku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas.
Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik memekku dengan jemarinya.
Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas-rems toketku yg besar menantang.
“Pak kuat banget sih , baru ngecret sudah mau ngentot lagi” ucapku lirih.
“Iya habis pengen diempot memek kamu lagi, nikmat banget rasanya” bisiknya.
“Gantian dong Len” bisiknya setelah puas menikmati toketku yg ranum.
Sambil menghisap penisnya, aku mengocok perlahan batangnya. Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut penisnya. Dia sudah ingin ngentot lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia mengarahkan penisnya kedalam memekku.
Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot penisnya dalam jepitan memekku. Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku.
“Ah.. Terus pak.. Lena mau nyampe..” desahku.
“Ahh..” erangku nikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa memekkua berkedut-kedut dengan keras. Setelah reda kedutan memekku, penisnya dicabut dari memekku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan memekku.
Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tdk langsung memasukkan penisnya kedalam memekku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir memekku hingga menyentuh itilku.
Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga. Aku sama sekali tak menygka akan hal itu, sehingga penisnya langsung melesak ke dalam memekku. Penisnya kembali menyesaki memekku yg sempit itu. Dia mulai mengenjotkan penisnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang memekku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan memekku kembali terasa.
Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot memekku.
“Akkhh.. Len.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh..” erangnya berulang-ulang.