Sebuah mobil hitam memasuki gerbang Kediaman Sasuke dan langsung terparkir di halaman luas kediaman tersebut. Seorang pria dan wanita keluar dari dalam mobil itu.
Mereka tak lain adalah Sakura dan Sasuke sendiri yang akhirnya pulang setelah beberapa hari tinggal di hotel tempat diadakannya pernikahan mereka.
Keduanya lalu berjalan memasuki rumah dengan menyeret beberapa koper
“Nii-san Apa kau ingin kubuatkan kopi?” tanya Sakura saat melihat Sasuke langsung duduk di sofa ruang tamu
“Tidak. Kemarilah”
“Hm? Ada apa?” tanya Sakura menghampiri suaminya itu
Srek!
Tiba tiba saja Sasuke menarik tangan Sakura dan sukses membuatnya terjatuh di pelukan suaminya itu.
Sasuke lalu membaringkan tubuh mereka di sofa panjang yang semula di dudukinya dan memeluk tubuh Sakura. Dengan posisi tubuh Sakura yang membelakangi Sasuke
“Apa yang kau lakukan Nii-san?”
“Tentu saja memelukmu. Apa lagi menurutmu?”
“Tapi kelakuanmu itu bisa membuatku mati karena serangan jantung.”
Sasuke terkekeh pelan dan memeluk tubuh Sakura untuk lebih dekat dengannya.
Dapat di rasakan Sakura, bokongnya yang ditekan oleh sebuah benda keras yang dia yakini adalah kejantanan suaminya
Kembali Sakura rasakan wajah Sasuke yang pria itu tenggelamkan di lehernya seolah menghirup sesuatu
“Tidakkah sebaiknya kita mandi dan beristirahat? Kau pasti kelelahan sudah menyetir sangat jauh saat perjalanan pulang kesini”
“Hn, aku sangat lelah. Karena itulah aku membutuhkan sesuatu yang membuatku segar kembali” tata Sasuke mulai meraba perut Sakura.
Perlahan, tangannya berjalan naik ke bukit kembar istrinya itu
“Kau sungguh akan melakukannya? Kita baru saja tiba Nii-san”
Tak memperdulikan itu, Sasuke terus saja bergerak. Bahkan saat ini tangannya sudah mulai memasuki baju Sakura. Dia terus meremas dada istrinya itu sambil menjilati telinga Sakura.
Bohong jika mengatakan kalau Sakura tak terangsang saat mendapat perlakuan seperti itu.
Gadis itu juga terlihat mulai tak berdaya dan memejamkan matanya merasakan setiap sentuhan suaminya.
Namun itu hanya sesaat, karena kesadaran Sakura kembali saat mendengar suara bel kediaman mereka yang berbunyi
Ting Tong! Ting Tong!
“Nii-san, ada yang datang”
“Hn?” respon Sasuke yang justru mempererat pelukannya
“Lepaskan aku Nii-san. Aku harus membukakan pintu” kata Sakura mulai mencoba melepaskan sendiri tangan suaminya itu
“Biarkan saja”
“Bagaimana jika itu Kaa-san atau keluarga kita yang lainnya? Tidak baik membuat mereka menunggu lama”
“…”
“Ayolah Nii-san. Hanya sebentar. Setelah itu kau bebas melakukan apa pun”
“Sungguh?”
“Hm. Aku berjanji”
Sasuke pun akhirnya melepaskan kedua tangannya yang melingkari pinggang Sakura
“Kau ini…” kata Sakura yang tak habis pikir melihat suaminya. Dia lalu beranjak dari sana dan berjalan menuju pintu utama kediaman mereka
Cklek
“Selamat sore nona” ucap seorang wanita yang sudah berdiri di depan pintu seraya membungkuk sopan kepada Sakura
“Maaf ada yang bisa aku bantu?” tanya Sakura sedikit bingung. Itu karena wajah wanita di hadapannya ini sangat asing baginya
“Maaf sebelumnya nona, aku datang ke sini karena diutus oleh nyonya Mikoto”
“Kaa-san? Tapi untuk apa dia mengutusmu?” tanya Sakura sedikit ragu
“Aku adalah Maid yang ditugaskan langsung oleh nyonya Mikoto untuk bekerja di sini”
“Kalau begitu masuklah dulu. Kita bisa membahasnya di dalam sementara aku menghubungi Kaa-san untuk memastikannya”
“Hai” jawab wanita berambut Indigo itu mengikuti langkah Sakura untuk masuk ke dalam rumah
Mata lavender wanita tersebut langsung menjelajah tiap sudut kediaman Sasuke dan Sakura.
Seketika terukir seringai tipis di wajahnya saat menangkap sosok pria tampan berambut Raven yang duduk ruang tamu
“Dia memang sangat tampan” batin wanita tersebut
“Nii-san” panggil Sakura yang membuat pria itu menoleh
“Siapa dia?” tanya Sasuke saat mendapati wanita berambut indigo berdiri di sebelah istri
“Dia bilang dia adalah Maid yang ditugaskan oleh Kaa-san untuk membantu pekerjaan di rumah ini”
“Kita tidak butuh maid disini”
“Tapi Kaa-san yang mengutusnya. Tidakkah lebih baik jika kita tanyakan pada Kaa-san lebih dulu”
“Untuk apa?”
“Nii-san… Sebaiknya tanyakan dulu dan setelah itu kita bisa putuskan untuk menerimanya atau tidak”
Sasuke menghela nafas pasrah mendengar jawaban istrinya. Entah kenapa dia sama sekali tidak bisa menolak semua yang dikatakan Sakura padanya
“Baiklah, aku akan meneleponnya” ujar Sasuke mulai merogoh sakunya untuk mengambil ponsel
Dia terlihat mengutak-atik ponselnya dan mulai menempelkan di telinganya
“Halo… Ada apa Sasuke?” jawab suara dari seberang
“Seorang wanita datang ke sini dan mengaku kaulah yang mengutusnya untuk bekerja di rumah kami”
“Ah… Apa maksudmu maid utusanku?”
“Kau sungguh mengutusnya?”
“Itu benar aku memang meminta seorang maid untuk bekerja di rumah kalian”
“Untuk apa?”
“Apa maksudmu untuk apa? Tentu saja untuk membantu Sakura dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Aku tidak ingin menantuku kelelahan karena melakukan semua pekerjaan sendirian”
“Sejak dulu dia sudah biasa dengan itu dan aku tidak ingin ada orang asing di rumah kami”
“Kau harus menerimanya karena ini demi kebaikan kalian. Sakura tak seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah lagi dan juga… aku tidak ingin dia tinggal di rumah sendirian saat kau bekerja. Itu bahaya baginya. Dengan adanya seorang maid disana, mungkin Sakura tidak akan merasa kesepian”
Sasuke terdiam sejenak dan melirik istrinya yang masih berdiri di sebelah wanita yang ditugaskan Mikoto
Apa yang dikatakan ibunya tidaklah salah. Bagaimana mungkin Sasuke tidak memikirkan hal itu?
Pada akhirnya pria Uchiha itu menghela nafas pasrah
“Baiklah” jawabnya singkat dan langsung mengakhiri panggilan telepon
“Bagaimana Nii-san? tanya Sakura
“Kaa-san memang mengutusnya. Apa kau tidak keberatan?
“Kenapa aku harus keberatan jika Kaa-san sendiri yang mengutusnya? Bagaimana pun juga Kaa-san pasti sudah memikirkannya dan melakukan ini untuk kebaikan kita bukan?”
“Baiklah, urus dia. Kutunggu di kamar sesuai janjimu” ucap Sasuke seraya bangkit berdiri.
Wajah Sakura seketika berubah menjadi merah merona karena merasa malu mendengar kalimat suaminya
“Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu di depan orang asing? Walaupun mungkin wanita ini tidak mengerti maksudnya, tapi tetap saja itu memalukan” batin Sakura
Gadis berambut pink itu lalu menggeleng gelengkan kepalanya untuk menyingkirkan pikiran konyol yang mengganggu
“Kalau begitu, kau bisa perkenalkan dirimu terlebih dahulu” ucap Sakura pada maid baru mereka yang sejak tadi berdiri di sebelahnya
“Baik nona. Namaku Hinata Hyuga”
“Hinata, kau akan mulai bekerja besok. Untuk hari ini kau bisa beristirahat ataupun berkeliling. Ayo, aku akan mengantarkan ke kamarmu”
–
–
–
–
Sakura berjalan memasuki kamarnya setelah mengantarkan Hinata dan menjelaskan pekerjaan maid barunya itu
“Kau sudah selesai mandi Nii-san?” tanya Sakura mendapati Sasuke tengah duduk bersandar di ranjang seraya memainkan laptop
“Hn. Mandilah karena aku ingin menagih janjimu”
“Bisakah aku langsung tidur saja. Aku sangat lelah” balas Sakura sedikit merengek
“Tidak!. Kau harus tidur di kamar lain jika tidak mandi”
“Keterlaluan. Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada istrimu sendiri?”
“Tidak ada pengecualian untuk istri sendiri nona. Aku sudah bersih dan tidak ingin tidur dengan seseorang yang tidak mandi”
“Kau sangat jahat Nii-san”
“Jika tidak ingin tidur di kamar lain, pergilah mandi”
Sakura menantap tajam suaminya dengan raut wajah kesal dan akhirnya berjalan ke arah kamar mandi dengan menghentakkan kaki. Sementara Sasuke hanya tersenyum geli melihat tingkah istrinya itu
Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, Sakura akhirnya keluar dengan mengenakan kimono tidurnya. Saat tiba di tempat tidur, seketika Sakura tersenyum lembut melihat sosok suaminya yang ada disana
Sakura pun duduk disebelah pria yang sudah terlelap itu dan menyapu rambut ravennya
“Kau pasti sangat lelah. Beristirahatlah Nii-san” gumam Sakura seraya menutupi tubuh Sasuke dengan selimut
Chup!
Dia lalu mengecup singkat pipi Sasuke sebelum akhirnya ikut membaringkan tubuhnya disebelah suaminya itu
–
–
–
Di ruangan lain di Kediaman Sasuke, terlihat Hinata yang sedang mencoba menghubungi seseorang
“Halo” respon suara dari seberang
“Karin aku sudah berhasil masuk ke rumah mereka. Selanjutnya apa rencanamu?”
“Benarkah? Luar biasa… Kau sangat hebat Hinata”
“Aku tahu itu. Kau harus memberikan imbalan yang besar untuk semua ini sesuai dengan kesepakatan kita”
“Tentu saja. Aku tidak akan melupakan itu dan jika rencana kita berhasil aku akan memberikan apapun yang kau inginkan”
“Sekarang katakan apa yang harus kulakukan?”
“Tujuan utamamu masuk ke dalam rumah itu adalah untuk menghancurkan hubungan mereka. Dan cara terbaiknya adalah kau harus mendekati Sasuke. Kau hanya perlu menggodanya.
Aku tidak perlu mengajarimu cara menggoda bukan? Aku sangat tahu kalau Hinata Hyuga adalah ahlinya untuk hal itu”
“Tentu saja. Menggoda seorang pria bukan apa-apa bagiku. Aku hanya butuh waktu 3 Hari Untuk menyelesaikannya” Ngocoks.com
“Tapi biar kuperjelas padamu Hinata. Sasuke berbeda dari kebanyakan pria diluar sana. Cukup sulit untuk mengambil hatinya”
“Jangan khawatir Karin. Aku punya 1001 cara untuk melakukan tugasku”
“Bagus kalau begitu. Akan kutunggu kabar baik darimu. Selamat menjalankan tugasmu Hinata”
Pip!
Hinata segera mengakhiri panggilan teleponnya setelah mendengar kalimat Karin.
Seketika muncul seringai di wajah cantiknya. Entah apa yang dipikirkan olehnya
“Sasuke Uchiha… Tampan dan kaya raya. Sungguh sangat menarik” ucapnya bangkit berdiri dari tempat tidur dan mulai membuka satu persatu kancing kemeja coklatnya
Hinata berjalan ke arah cermin besar dan melihat pantulan dirinya disana
“Aku tidak hanya akan menghancurkan rumah tanggamu. Tapi aku juga akan mendapatkanmu” lanjutnya berucap masih dengan melepas setiap kancing kemeja yang kini sudah mencapai kancing terakhir
Terlihat dari pantulan cermin yang menampilkan dua benda kenyal Hinata yang menonjol dengan hanya ditutupi bra hitam miliknya
“Sulit? Pria mana yang tidak akan tergoda jika aku sudah mulai beraksi?” ucapnya menggerakkan tangannya sendiri untuk meraba menuruni lehernya
“Pria yang setia sekalipun akan goyah setelah melihat ini” lanjutnya sedikit meremas saat tangannya tiba di bukit besarnya
“Aku sungguh tidak sabar menunggu hari esok” gumam Hinata memijat kecil dadanya sambil memejamkan mata
Bersambung…