Setelah Farel pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Farel dapat memberikan kepuasan padaku.
Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Farel yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.
Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Kyla..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?
Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.
Aku yakin Zaki juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.
Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Farel di depan komputer dan lampu di kamar Zaki. Tampak samar-samar Zaki keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Zaki mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.
Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Zaki, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Zaki dan langsung mengunci pintu dari dalam.
Zaki sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Farel ada di kamar seberang.
Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Zaki hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Zaki tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.
Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Zaki yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Zaki yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Farel yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.
Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Zaki masuk ke dalam vaginaku
“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.
Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Zaki dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras
“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Zaki duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.
Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Farel mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Zaki dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.
Kudekap erta Zaki seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Zaki merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.
Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Zaki membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Zaki mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Zaki merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.
Dan Zaki langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Zaki.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Zaki dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Zaki dengan menaik turunkan pantatku.
Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Zaki diketuk Farel, “Zakiz..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Farel.
Langsung saja Zaki melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.
Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Zaki dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Farel masuk, Farel sempat terkejut melihat Zaki telanjang,
”Sedang apa kamu Zaki” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.
Zaki hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”
Dasar Farel dia langsung memKylarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pemKylaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berKylara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.
Setelah Farel keluar, Zaki kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Kyla buka pintunya..sudah aman”.
Begitu aku buka pintunya Zaki langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.
“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Zaki melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Zaki semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama
“Zakiz lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku
“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.
“Zakizz..,” desahku tertahan.
“Ahhh Kyla.. kau hebat..” demikian katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.
“Terima kasih Zaki..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Farel tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Zaki di sekujur buah dadaku.
Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Farel tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Farel berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Zaki.
Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Zaki. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Zaki sedang menatap kami dari kamarnya.
Dan saat Farel sedang asyik berenang kulihat Zaki memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.
”Rel aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Farel, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Farel memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti. Ceritasex.site
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Zaki. Di sana Zaki sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.
“Gila kamu Zaki..bisa ketahuan Farel lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku
“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Zaki sambil mencium leher belakangku.
Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Zaki menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,
“Gila kau Zaki, Farel bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak beReltak sama sekali dan memperhatikan Farel yang benar-benar sangat menikamti renangnya.
Di kamar Zaki pun aku sangat menikmati sentuhan Zaki.
“Kyla kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.
“AHH..Zaki..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Farel tidak akan mendengarnya.
Langsung saja Zaki memaju mundurkan penisnya di vaginaku.
”Ahh.. Zaki lebih kencang.. fuck me Zak.. puaskan aku Zakiiii.. penismu sungguh luar biasa.. Aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Farel.
Zakipun mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,
”Kylaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Farel melihat sejenak ke kamar Zaki maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.
Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Zaki lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Zakizz”, teriaku.
“Aaakuu juga Kylaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.
Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Farel yang tidak menyadari kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Zaki.
Pernah suatu saat ketika akhirnya Farel mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.
Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Zaki sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.
Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,
“Zakiz kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Zaki kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Farel selesai Zaki harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Zaki menyempatkan bercinta kembali.