Sebulan setelah aku 3 some bersama kak sinta dan eka. Aku menjalani aktifitas ku seperti biasa. Hari hari ku semakin indah ku rasakan. Kini ku tidak membajak sawah dalam satu bidang lagi tapi sekarang ku punya 2 bidang sawah, yaitu kakak sepupu ku kak sinta.
Aktifitas sex ku bahkan menjadi meningkat. Yang biasanya aku 1 atau 2 kali seminggu dengan cintya, kini sudah menjadi 3 atau pun 4 hari dalam seminggu. Kekasih ku cintya selalu memberikan ku lobang surgawinya selalu di ruang kerja ku, sedangkan kak sinta aku melakukannya di rumahnya. Pada saat suami nya kerja di luar kota.
“Sebut laah nama ku di setiap nafasmu” lamunan ku di kagetkan oleh suara ponsel ku.
“Hallo, ada apa kak” menjawab telfon dari kak sinta.
“Kamu dimana ian, kakak bisa minta tolong”
“Lagi di lokasi kak, minta tolong apa kak, baru 2 malam kemaren kasih jatah, udah minta lagi” ucap ku.
“Ihhhh kamu ni ian, bukan itu yang kakak maksud, hari ini kakak gak masuk kerja ian, badan kakak lemas, sebenarnya kakak minta tolong antar kan ke dokter, firasat kakak lain ian”
“Firasat apa kak?, apa hubungan kita sudah di ketahui bang erik”
“Gak lah rian, kan kita main cantik, mana mungkin di ketahui abang mu”
Main cantik yang di maksud kan kak sinta adalah, kak sinta meminta izin ke bang erik agar aku menemani kakak ku kalau bang erik sedang kerja di luar kotA. Dan bang erik pun menyetujui permintaan kak sinta. Malahan yang menelfon atau menyuruh ku datang menemani kak sinta di rumah selalu bang erik.
“Rian dimana, kak sinta ketakutan lagi tu ian, bisa malam ini temani kak sinta di rumah.”
“Lagi di kantor bang, masih ada kerjaan sedikit, paling setengah jam lagi ian bisa ke rumah bang ga pa pa”
Ga pa pa ian, nanti abang sampaikan ke kakak ya kalau rian bisanya setengah jam lagi, bang minta terima kasih ya ian, udah mau membantu keluarga abang.
“Kok kamu diam ian, kenapa gak bisa ya antarin kakak?”
“Bisa kak bisa, tunggu rian di rumah ya”
Saat dalam perjalanan ke rumah kak sinta, aku masih bingung arti dari kata firasat yang kak sinta ucapkan tadi. Firasat apa yang kak sinta rasakan.
Tok….tok….tok…
“Assalamulaikum” ucap ku setelah mengetuk rumah kak sinta.
“Walaikumsalam, bentar ian, ni kakak udah mau selesai.”
“Ceekleek” saat pintu terbuka ku perhatikan wajah kakak ku ini, emang terlihat pucat sekali wajah nya.
“Yuk ian, udah gak sabar kakak ian”
Di dalam mobil kak sinta tampak tertidur saja. Aku yang ingin bertanya padanya ku urungkan karna takut terganggu.
Saat sampai di salah satu rumah sakit swasta.
“Udah sampai kak, yuk turun” ucap ku sambil membangunkannya.
“Iya yan, maaf kakak tertidur ian”
“Ga pa pa kak”
Setelah mendaftar kami pun di suruh menunggu. setegah jam kami menunggu, seorang perawat memangil nama kak sinta.
Kak sinta pun menyuruh ku untuk ikut masuk ke dalam ruang dokter.
“Jangan lah,kak aku tunggu di sini aja”
“Ayolah ian, temani kakak ke dalam”
Akhirnya aku dan kak sinta masuk bersama ke dalam ruangan tersebut. Dokter pun menanyakan keluhan sakit kak sinta. Kak sinta pun menjelaskan apa yang dya rasakan kepada pak dokter.
Setelah itu dokter pun menyuruh kak sinta untuk berbaring di tempat tidur yang telah di sediakan. Setelah dokter selesai memeriksa kak sinta, dokter pun menyuruh kak sinta untuk duduk kembali di dekat ku.
Kini kak sinta sudah duduk di samping ku untuk mendengarkan penjelasan dokter.
Tiba tiba dokter tersebut menyalam ku dan kak sinta.
Selamat pak, istri anda positif hamil.
“Dug…” aku kager mendengar perkatan pak dokter.
Ku lihat wajah kak sinta, hanya tersenyum melihat ku.
Setelah dokter memberikan resep obat pada kami, kami pun meninggalkan ruang praktek dokter tersebut.
“Hahahha, benar kan firasat kakak ian” ucap kak sinta yang begitu gembira mendengar kabar dokter tadi.
“Ouh jadi ini firasat kakak, terus kenapa kakak gak cerita dari tadi sama ku”
“Ya namanya juga suprise rian, masak harus di ceritakan. Kakak udah 1 bulan lebih tidak datang menstruasi ian”
“Ya baguslah kak, kalau kakak hamil, berarti kakak tidak jadi di cerai sama bang erik kan, tapi yang gak enaknya tadi tu, masak aku di kira suami kakak, apa gak liat dya aku ini lebih muda dari kakak” ucap ku yang kecewa terhadap dokter yang memeriksa kak sinta.
“Lah kan memang kamu rian bapak dari bayi yang kakak kandung ni,” dengan santai nya kak sinta berbicara.
“Aaapa kak,??? belum tentu itu anak ku kak, secara bang erik juga ML juga sama kakak kalau dya pulang kan”
“Iya rian, kamu benar, tapi lagi lagi firasat kakak mengatakan bahwa ini anak dalam kandungan kakak adalah anak mu ian, cuma sama kamu kakak bisa rasakan orgasme, dan sama mu pula kakak merasakan nyaman dan begitu puas ian”
Ntah kenapa aku tidak begitu gembira atas berita kehamilan kak sinta ini. Dan aku juga tidak begitu yakin kalau anak dalam kandungan kak sinta itu anak ku.
Setelah kami dari rumah sakit ku bawa kak sinta makan, lalu ku antar kan kakak ku ini pulang untuk beristirahat yang banyak sesuai perkataan dokter tadi.
Sabtu pagi, 2 hari sesudah kabar bahagia itu. Bang erik menelfon ku untuk datang kerumahnya. Aku tau bang erik saat ini memang lagi off kerja. Ntah apa maksud tujuan bang erik memanggil ku kerumahnya.
Sesampai ku di rumah kak sinta. Aku di suruh masuk ke ruang tamu mereka.
Gini ian, rian kan sudah tau kalau kakak rian ini sedang hamil. Boleh gak bang minta tolong lagi sama rian. Kalau bisa rian tinggal disini aja temani kak sinta. Orang tua bang gak bisa untuk temani kak sinta, karna saat ini bapak bang lagi sakit keras, sedangkan bude kamu, sibuk ngurusi anak dari bang roni. Abang gak tau minta sama siapa lagi. Cuma rian lah yang abang rasa bisa.”
“Aduhhh bang gimana ya, bukan rian gak mau nolongin kakak dan abang ni, rian minta maaf sebelumnya ni, kerjaan rian tidak menentu bang, terkadang bisa tidak pulang sampai 2 hari, gak mungkin rasanya bang bisa jaga kak sinta setiap hari.”
“Tolong lah ian, ini permintaan kakak mu juga, katanya menjelang luna (adik bungsu kak sinta) selesai wisuda aja rian disini. lagi pula tidak setiap minggu kan rian kerja extra harus lembur sampai 2 hari gak pulang. Masalahnya gini loh ian, abang udah ngomong ke kakak mu untuk cari pembantu aja, tapi kakak mu ini gak mau, sekali lagi tolong lah abang ian”
Mendengar perkataan tolong bang erik yang berkali kali, aku pun tidak tega untuk menolaknya kembali. Akhirnya aku menyetujui permintaan kak sinta dan bang erik.
#
Tak terasa sudah 3 bulan aku tinggal bersama kak sinta. Selama ku di rumah kak sinta, terlihat keluarga kakak ku ini sekarang cukup harmonis, dimana dulunya bang erik yang marah terhadap kak sinta karena sudah tidak perawan, justru kini bang erik sangat sayang dan perhatian terhadap kakak sepupu ku itu.
Kini kandungan kehamilan kak sinta sudah memasuki usia 4 bulan. Tampak oleh ku perubahan tubuhnya. Perut nya kakak ku ini sekarang terlihat sedikit membuncit.
Jumaat sore aku pulang cepat dari kantor ku, karna emang sudah tidak ada kerjaan yang harus aku lakukan lagi di kantor.
Aku dan kak sinta duduk di taman belakang rumahnya sambil menyantap gorengan yang ku beli di persimpangan jalan ke rumah kak sinta.
“Ian, seperti nya untuk 1 minggu ke depan kita tidak bisa bebas melakukan persetubuhan lagi ian, karna adik sepupu abang mu ada keperluan di sini. Tadi siang abang mu di dumai beri tau ke kakak.” Ucap kak sinta sedikit kecewa
“Yah….puasa dong aku kak, padahal aku suka banget ML dengan kakak dalam kondisi hamil seperti saat ini, nafsu kakak sangat besar dari biasanya”
“Ya mau gimana lagi ian, kakak gak bisa untuk menolak permintaan abang mu ian, karena kamu bisa lihat sendiri gimana prilaku abang mu ke kakak sudah jauh berubah dari yang dulu. Pengertian dan kasih sayang nya sudah kakak dapatkan sekarang dari abang mu”
“Ya sih kak, aku bersyukur liat abang udah berubah. Malahan berikan aku kesempatan waktu banyak buat memuaskan nafsu ku dan kakak”
“Ouh ya malam ini kamu ajak cintya lagi nginap disni ian?”
Selama ku tinggal dengan kak sinta, kadang kadang aku membawa cintya untuk nginap dengan ku di rumah kak sinta. Kak sinta mengizin kan ku karena nafsu nya akan semakin meningkat apabila mendengar aku dan cintya sedang ML di kamar. Kak sinta bisa minta berkali kali pada ku untuk menusuk liang surgawi nya. Intinya setiap hari minggu atau malam senin, setelah bang erik berangkat kami melakukannya 3 sampai
4 kali dalam semalam.
“Gak kak, cintya lagi sibuk dengan ujiannya kak” jawab ku sedikit lemas.
“Yuk ian, kakak pengen nih merasakan tombak joni mu, karna besok malam udah gak bisa lagi abang mu sudah pulang, di tambah lagi ada adik sepupunya hari minggu nanti dya datang ke rumah ni”
“Bentar lah kak, ian masih capek,” ucap ku sedikit malas untuk memuaskan nafsu birahi kakak ku.
Kak sinta tidak memperdulikan kata kata ku. Segera dya berdiri dan mendekati ku. Lalu dya duduk di pangkuan ku. Di ciuminya bibir ku, berkali kali dya mencium dan menghisap bibir ku, lidah nya berusaha buat masuk ke dalam rongga mulut ku. Nafsu birahi ku pun mulai naik, kini ku balas ciuman kakak sepupu ku. Ku buka mulut ku, agar lidah nya masuk kedalam rongga mulut ku. Kini lidah kami berbelit belit di dalam rongga mulut ku atau pun di rongga mulut kak sinta.
Ciuman kami terlepas saat kak sinta mengajak ku pindah ke kamar tidur dya.
Setelah memasuki kamar aku dan kak sinta berpacu untuk saling menelanjangi tubuh kami. Setelah kami ber 2 benar benar telanjang. Dya merebah kan tubuh nya di atas ranjang pernikahan nya.
kini Sang wanita tampak berbaring pasrah di ranjang, dengan perut sedikit membuncit, tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.
Kak sinta menarik tubuh ku. Karena nafsu ku sudah naik dan tidak ingin berlama lama segera aku mencumbui leher dan daerah dada kakak sepupu ku itu. Nafsu kami memang sudah menguasai kami berdua,
“Sshhh aaaahh iaaannn, masukiiin, udah nggak tahan yannn…..”
“Iya kakak sayang, bentar.. lebarin kaki kakak..” pinta ku.
Kakak ku itu melakukan apa yang ku suruh. Dia membua lebar kakinya, memperlihatkan bibir vaginanya yang sudah begitu basah, karena sedari tadi sudah terangsang dengan hebat.
“Buruan iaaannm, masukiiin..”
“Iyaa.. aaahh kakk, aku sayang kamuuuhhh…”
“Riiaaaaannnn…”
Kak sinta langsung memeluk tubuh ku, begitu seluruh permukaan kontol ku masuk memenuhi rongga memeknya. Kami terdiam sejenak, belum bergerak. Kami kemudian saling cium dengan lembut, menyampaikan rasa sayang mereka lewat sentuhan bibir.
“Goyangin sayang, puasin kakak hari ini..”
Mendengar ucapan kak sinta yang setengah mendesah, tanpa menunggu lama Aku langsung melakukannya. Aku bergerak perlahan, menggoyangkan kontol ku keluar masuk dengan irama teratur. Dalam kondisi kakak ku yang sedang hamil muda ini, aku sangat berhati hati untuk ML bersama nya. Kini Dinginnya AC di kamar kakak ku ini tak mampu mengalahkan panasnya pertarungan kami, dan tubuh kami pun sudah sedemikian basah oleh keringat.
Desahan nikmat kak sinta terus terdengar memenuhi kamar nya. Seminggu ke depan, kak sinta akan merindukan akan sentuhan ku.
Kini aku terus menggerakkan tubuhku. Sambil memompa memek kakak sepupu ku, kedua tangan ku pun juga menambah rangsangan dengan meremasi payudara kak sinta. Puting kecokelatan yang terlihat kini semakin membesar karena efek kehamilannya menjulang di puncak bukit dada kak sinta.
Tak lepas dari pilinan jemari jari ku, membuat kak sinta yang berada di bawahnya itu semakin menggeliat tak karuan, dan dirasakan kontol ku juga semakin dipijat oleh otot-otot di dinding memek kak sinta.
Ingin berganti posisi, aku menarik tubuh kak sinta hingga duduk berhadapan. Kami berciuman sesaat sambil kak sinta masih terus menggerakkan pinggulnya. Tak lama kemudian giliran aku yang berbaring, membiarkan kak sinta mengambil alih permainan kali ini.
Sekali lagi begitu sexy nya kondisi tubuh kakak ku ini pada saat hamil ini. Aku hanya diam saja sambil menatap tubuh indah kakak ku, sementara kak sinta menunjukkan kemampuannya memuaskan pejantannya.
kak sinta bergerak naik turun, maju mundur, dan juga memutar dalam posisi kontol ku yang tegang penuh mengisi vaginanya.
“Ssshhh aaahh aaaahh riaaaannn….saaayaaaangg……”
Desah kak sinta kian menjadi. Gerakannya terasa semakin cepat. Aku tahu kakak ku ini sebentar lagi akan orgasme, karena itulah aku sedikit menggerakkan badan ku, membantu kak sinta untuk segera merain puncaknya. Dan benar saja, beberapa saat setelah gerakannya kian cepat, tubuh kak sinta sedikit mengejang. Tubuhnya agak melenting, hingga tak lama kemudian ambruk dan buah dada serta perut buncitnnya menimpa ku.
Aku membiarkannya sejenak. Ku ciumi kening kak sinta yang masih mengatur nafasnya. Kak sinta bisa merasakan ciuman ku bukan sekedar nafsu semata, tapi ada perasaan ingin membuatnya nyaman disana. Kak sinta kemudian tersenyum, lalu bangkit lagi hingga menduduki tubuh ku lagi.
“Masih kuat kakak ku sayang?”
“Kuat dong, baru juga sekali keluar. Aku lanjut ya?”
ya nafsu kak sinta memang sangat luar biasa saat dya hamil ini. Kak sinta kembali bergerak. Dia meraih kedua tangan ku dan meletakan di dadanya yang semakin bulan semakin membesar. Kak sinta ingin aku juga merangsangnya dengan meremas buah dadanya. Aku tak menolak, aku melakukan apa yang diinginkan kakak sepupu ku ini. Kini kakak ku yamg cantik kembali naik turun di tubuh ku, dengan kedua payudaranya ku remas dengan lembut. Sekitar 3 menit bertahan, akhirnya kak sinta kembali diantar ke puncak kenikmatan oleh ku. Kali ini dia kembali tertelungkup menimpa ku.
“Gantian ya kak?”
“Udah capek ya? Hehe.”
“Iya, capek tapi nikmat, hehe.”
Aku kemudian mengatur ulang posisi kami. Kali ini kak sinta ku posisikan tengkurap, dengan pantatnya yang montok diangkat sedikit. Tanpa kesulitan berarti karena memek kak sinta yang sudah sangat becek, Aku menancapkan kontol ku yang masih tegang di memek nya itu.
“Sshhh aaaaahhhh…”
Terdengar lagi desahan kak sinta saat kontol ku menghujam hingga ke bibir rahimnya. Tak menunggu waktu lama, aku menggoyangkan badan ku. Ini posisi yang paling ku sukai, karena sebagai seorang pria aku bisa merasa sangat dominan terhadap pasangan ku. Aku begitu bersemangat menyetubuhi kakak sepupu ku, hingga tempo tusukan ku semakin ku percepat.
Mendapatkan perlakuan seperti itu kak sinta semakin tak karuan. Dia berkali-kali menggoyangkan pantatnya, mengimbangi sodokan kontol ku. Tak butuh waktu lama hingga kak sinta kembali orgasme, tapi Aku tidak berhenti, aku terus saja menggoyangkan pinggul ku dengan penuh semangat, dan nafsu.
Tangan ku menelusup ke badan kak sinta dari bawah, mencari kedua bukit payudara nya yang besar. Mau tak mau kak sinta sedikit mengangkat tubuhnya dan bertumpu pada kedua sikunya. Kak sinta biarkan Aku meremas lagi kedua payudaranya, dan tak ketinggalan kedua putingnya yang besar juga ku mainkan oleh jemari ku.
“Aaahh sayaaang, aku nggak tahaan, aku mau keluar laghiii, aahhh terusss yaaaanggg…”
“Tahan kak, aku juga mau keluar..”
“tembak kan.. tembak kan yann…,semprot kan sperma hangat mu….. terusin sayaang, aaahh cepetiiin aaahhh..”
“Iyaa kak….”
Aku semakin mempercepat genjotan ku. Desah nafas kami berdua sudah tak teratur lagi. Keringat dingin sudah membasahi tubuh kami. Desahan kami berduapun tak terbendung, memenuhi kamar kakak ku. dan bahkan bisa terdengar sampai ke luar kamar. Tapi kami sudah tak peduli, saat ini kami hanya ingin menikmati momen kebersamaan ini. dimana kami akan berpuasa dalam seminggu kedepan. Saat ini kami hanya ingin menuju ke puncak birahi kami bersama-sama.
“riaaannn, sayaaang, kakak mau keluaaaar…”
“Tahan kak, aku jugaaa, barengaan..”
“riaaannnn, kakak nggak tahaan, kakak keluaaaar aaaahhhhh…”
“Aku juga kakk, aaaaaaaahhhhh…”
Desahan panjang bersamaan dari sepasang insan yang sedang di landa nafsu birahi, menandari gelombang orgasme kami yang datang bersamaan. Aku menyemburkan sperma ku begitu banyak di dalam rahim kak sinta, bersamaan dengan cairan orgasme kak sinta yang membasahi kontol ku di dalam memeknya.
Kami langsung ambruk, dengan nafas yang terengah-engah. Aku masih menindih tubuh kak sinta, sambil kedua tangan ku masih berada di kedua payudara kak sinta, yang saat orgasme tadi ku remas dengan kuat.
Setelah beberapa saat Aku mulai bergerak. Aku merasa kontol ku sudah mulai lemas, kemudian mengecil dan keluar dari memek kak sinta. Sebelumnya aku mengecup pundak kak sinta, lalu bangkit dan bergeser, berbaring di samping kak sinta. Kakak ku pun kemudian memutar tubuhnya hingga berbaring.
Kami menatap langit-langit kamar kak sinta, masih dengan nafas terengah-engah. Meskipun cukup melelahkan, tapi tergambar jelas di wajah kami kalau kami sama-sama merasakan kepuasan tiada tara. Aku menolehkan wajah ku ke arah kak sinta, bersamaan dengan kak sinta yang melakukan hal serupa. Kami berdua tersenyum. Kemudian Aku bergerak untuk mengecup bibir kakak sepupu ku itu.
Setelah itu kakak ku bergerak, memeluk tubuh tubuh ku. Kak sinta masih bisa merasakan cairan kental dan hangat yang mengalir keluar dari bibir memeknya. Tapi kak sinta tak peduli, karena sekarang yang dia rasakan adalah kepuasan, dan kenyamanan berada di dalam dekapan ku. Akupun beberapa kali mengusap perut buncit kak sinta dan menciuminya.
Selama beberapa saat kami hanya terdiam, hingga akhirnya nafas kami sudah mulai teratur lagi. Tetap saja kami berdua masih belum bergerak, tapi yang pasti bukan karena sudah tertidur. Saat itu kami melakukannya 4 kali sampai pagi harinya.
Bersambung…