Aku bersama cintya dalam perjalanan menuju bandara. Tampak raut wajah cintya sedih melepas ke pergian ku. Padahal ini bukan dinas luar kota ku yang pertama. Dalam setahun, aku selalu keluar kota 2 sampai 4 kali. Ku tau ini terlalu lama aku harus meninggalkannya. Selama ku pacaran dengan nya paling lama ku meninggalkannya 1 minggu.
“Sweety kenapa sedih gitu” tanya ku
“2 minggu itu cukup lama lovely, bisa mati aku menahan rindu” dya rebahkan badannya di pundak ku.
Ku kecup keningnya “mmmmmmuuuaaah” sabar ya sayang, tunggu aku kembali.
Sesampai kami di bandara, segera ku lakukan cek in tiket. Ku suruh cintya untuk memesankan minum ku di salah satu cafe. Setelah selesai ku lihat dya dari jauh, ternyata dya sangat – sangat cantik, beruntung aku bisa mengisi hati kekasih ku itu.
Cintya selain cantik dan cerdas, dya ini selalu menuruti keinginan ku. Apapun yang ku minta darinya pasti dya kabul kan permintaan ku, termasuk memakai kontrasepsi susuk di badannya. Makanya aku tidak perlu takut kalau dya hamil apabila ku tembak kan sperma ku di dalam memeknya.
“Sweety udahan dong bersedihnya, aku kan kerja, dan mana mungkin ku bisa menolak”
“Iya lovely ku ngerti kok, tapi ntah kenapa aku saat ini merasa sedih aja melepasnya” air matanya kini mulai mengalir.
Ku peluk dya di dada ku, ku cium kening dan rambut kepalanya.
“Di harapkan untuk para penumpang Garuda dengan nomor penerbangan GA122 segera menaiki pesawat.”
“Pesawat ku dah mau terbang ni sweety, ku berangkat dulu ya, kamu jangan banyak bermenung bawa mobilnya, ngerti!!”
Hanya anggukan dya berikan kepada ku, lalu di cium tangan ku. Aku pun kembali merangkulnya dan mencium keningnya.
”ku pergi dulu ya sweety”
“Iya, nanti kalau udah sampai kaabari aku ya” jawab cintya.
Selama ku berada di dalam pesawat aku tertidur pulas. Tidur ku terganggu saat ada suara pramugari yang memberitahukan ku agar seluruh penumpang mengencangkan sabuk pengamannya kembali, karena pesawat akan segera mendarat.
Setelah aku mengambil seluruh barang – barang ku, aku pun menuju pintu keluar bandara untuk mencari taxi.
“Pak….pak riaaan…siiiniiii paaak” teriakan mas feri.
Ku peluk tubuh mas feri.
“Apakabar mas sehat” tanyaku
“Alhamdulillah pak sehat, bapak gimana?”
“Kalau gak sehat tidak mungkin saya ada disini mas, ouh ya yang lain sudah pada datang mas?”
“Sudah pak, ada yang datang pagi, siang, sore, cuma bapak sendiri yang datang malam.” Jawab pak feri sambil memasukkan barang bawaan ku ke mobil avanza nya.
Selama dalam perjalanan dari bandara menuju mess te***m kami bercerita tentang kedatangan ku tahun lalu. Aku dan mas feri tertawa terbahak – bahak. 30 menit dalam perjalan sampai juga kami di mess te***m, terlihat teman2 seprofesi ku sibuk ngobrol – ngobrol di teras lobby.
Saat ku baru turun dari mobil langsung ku di sambut oleh bang anton.
“Haaaa jagoan dari riau sudah datang, sudah kau aman kan tower – tower disana kan bro” bg anton berbicara sambil bersalaman dengan ku. setelah Ku salami teman – teman se profesi ku seluruhnya.
“Kalau tidak aman lae(abang), mana mungkin ku di lepas pak ismail ke sini, pasti sudah di gantungnya aku lae.” Jawab ku yang membuat teman – teman ku tertawa semuanya.
Bang anton ini dulu adalah bos aku sewaktu di riau. Dya sangat kepada ku, sehingga sebelum dya di pindahkan ke palembang dya meminta kepada pak ismail agar aku di training ke bandung supaya aku yang menggantikan tugas nya di riau. Selain jadi atasan ku yang baik, dya juga adalah pesaing ku untuk mendapatkan hati cintya pacarku saat ini.
Bang menarik ku dari teman – teman ku yang lain.
“Ehhh apa kabar cintya bro?, makin cantiklah dya sekarang, kalau kau udah bosan kasih aku lagi ya bro, biar ku terus kan lobang belut kau itu” kata bang anton sambil merangkul ku.
“Ahhh apalah lae ini, belum bisa juga lae lupakan dya, udah makin sehat dya lae ku buat” ku dorong badan bang anton.
“Pasti ruangan kerja kau disana habis di kencingi sama dya kan, nanti ku suruh pak is buat razia ruangan kau itu” kata bang anton sambil tertawa.
Dulu bang anton menceritakan obsesinya kepada ku. Dya kalau bisa pacaran sama cintya, mau di garap nya cintya dalam ruangan kerja kami, dan bang anton menilai cintya ini adalah wanita kuat nafsu(kunap). Yang bisa terkencing kencing kalau orgasme, karena cintya pacar ku di tumbuhi bulu – bulu halus di tangannya.
Semua obsesi bang anton tidak terwujud sampai dya di pindahkan ke palembang, justru aku yang mewujudkan impian bang anton.
“Ku ke kamar dulu lah lae, sakit – sakit badan ku lae,” sambil ku ambil barang bawaanku.
“Oke lah bro istirahat lah sana”
Setelah selesai memindah kan baju – baju ku ke lemari. Tiba – tiba hp ku berbunyi ku lihat di layar eka yang menelfon ku.
“Assalamualaikum ka”
“Walaikumsalam, udah dimana ian, kapan mau singgah ke rumah” jawab eka
“Rian minta maaf sebelumnya ka, ian lupa memberi tau eka, rian tidak jadi ke padang ka, ian ada pelatihan 2 minggu di medan, tadi habis magrib terbang, ini baru sampai mess te***m untuk istirahat.”
“Ahh mode tu lah tu, kalau sibuk bacewek se di situ, ndak takana lai untuk ma agiah kaba kasiko ( itu lah kalau sibuk pacaran aja di situ, tidak ingat lagi untuk berikan kabar kesini.)” Terdengar suara eka marah.
Tut…..tut…….tuut……
Telfon pun di matikan eka begitu saja tanpa aku bisa menjelaskan ke dya. Aku gak tau harus bagaimana menjelaskannya. Karna ku tau eka ini orang nya keras.
Saat ku memikirkan cara untuk menjelaskan ke eka, justru ku tertidur di kamar ku. Tiba – tiba ku dengar pintu kamar ki di ketok
“Tok…..took…..tok.”
“Iyaa siapa” tanya ku
“Feri pak”
Segera ku buka pintu kamar ku.
“Ada apa mas,”
“Ada yang cari bapak di bawah, perempuan, katanya sepupu bapak, kalau saya tidak salah nama nya resi”
“Suruh tunggu ya mas, aku mandi dulu” kataku kepada mas feri.
Ahhh…dari mana resi tau aku disini, dan kenapa dya cari aku, beratus pertanyan muncul di otak ku saat sedang mandi.
Selesai mandi ku turun ke lobby dan ternyata emang benar resi yang datang menemui aku.
“Haa, kok tau rian disini” sambil bersalaman.
“Eka yang suruh si cari rian, kalian yang pacaran aku jadi sibuk kalian buat” tampak kecewa wajah resi.
“Sebentar ya” kata ku ke resi.
“Mas, ada mobil gak, saya mau cari makan diluar” tanya ku kepada resepsionis di mess ku.
“Ini pak, mobil nya yang parkir di pojokan dekat pohon tu,” jawab pak resepsionis.
“Makasi pak”
Kembali aku datangi resi yang sedang duduk si kursi lobby.
“Udah makan si, temani rian cari makan ya”
“Kebetulan belum, hehehehe” resi tertawa cengengesan.
Sepanjang jalan jamin ginting, mata ku tertuju di sebuah cafe yang sangat menarik. Segera ku masuki mobil ku. Kami pun turun dan makan di sana.
“Nasi goreng seafood satu ya mbak, minumnya ice tea, si mau makan apa?”
“Ayam penyet satu porsi, ice tea juga ya kak” kata resi sambil mengembalikan daftar menu.
“Kok eka nelfon resi, emang ada apa” tanya ku ke resi.
“Eka gak percaya rian di medan, awalnya eka nelfon fani suruh cek kebenaran rian apa iya di medan, tapi fani suruh telfon ke si, karna mess te***m dekat dari rumah si, makanya si datang.”
“Ada – ada aja eka ni lah, jadi tau semua keluarga jadinya,” kata ku sambil geleng – geleng kepala.
“Halah rian….lebih dari ini si tau kok ian apa yang terjadi sama ian dan eka di ruang tv”
“Dug…..” betapa kagetnya aku dengar perkataan resi.
“Jujur ian resi gak nyangka aja, ian bisa bermain cinta dengan eka yang tidak lain sepupu ian sendiri. Apa lagi harus memperawani eka” jawab resi menatap mata ku.
“Untung cuma aku dan fani yang terbangun dan melihat semuanya ian.. kalau sempat yang lain tau gimana coba?”
Aku terdiam seribu bahasa atas ucapan resi ke aku. Aku memang tidak bisa berkilah lagi dari nya. Makanan pun tiba di meja kami.
“Yuk makan, apa lagi yang harus kamu pikirkan, semua kan dah terjadi ian, ya ku gak tau apa itu cinta atau nafsu saja ke eka. Kalau ku pikir eka sangat cinta sama kamu sehingga dya gak begitu yakin kalau kamu ada disini.” Jawab resi sambil menyantap makanannya
Setelah makanan kami habis, resi pun mengajak ku pulang, karna memang hari sudah cukup malam saat itu. Dya takut bude neli akan mencarinya.
Di dalam mobil ku coba untuk bertanya ke resi.
“Apa si ada beri tau ke keluarga lain?”
“Fani tuh yang kasih tau ke kak sinta sebelum kami berangkat pulang ke medan, kalau si gak ada beri tau ke siapapun, eka pun belum tau kalau si mengetahui semuanya,”
Lagi lagi ku terdiam mendengar kata kata sepupu ku ini. Sesampai ku di mess segera ku balikkan kunci mobil di resepsionis. ku suruh resi menunggu ku.
“Pak besok jadwal pelatihannya jam berapa ya? ” tanya ku ke resepsionis
“Itu ada jadwalnya di tempel disana pak”
Ku lihat di jadwal ternyata besok jam 9 mulai pelatihannya. Ada yang membuat ku kebingungan setelah melihat jadwal pelatihan. Disana tertulis dari hari minggu besok sampai dengan sabtu, berarti cuma kurang 1 minggu aku harus melakukan pelatihan. Tapi kenapa aku harus 2 minggu DLK (Dinas luar kota) nya.
Setelah ku selesai melihat jadwal pelatihan ku segera aku memasuki kamar untuk mengambil baju ku buat pelatihan besok. Aku berniat tidur di rumah bude neli malam ini. Karna ku tidak enak sama bude neli membiarkan resi pulang sendirian dari mess ku. Walaupun jarak mess ku dan rumah bude neli cukup dekat.
“Pak saya titip kunci kamar saya ya, saya malam ini nginap di rumah keluarga saya aja.” Sambil ku berikan kunci kamar ku ke petugas resepsionist.
Setelah selesai ku titipkan kunci ku. Ku liat resi tertidur menunggu ku di lobby.
“Sii….sii…..ayoo bangun” ku goyang – goyang tubuh sepupuku. Terlihat sangat pulas tidurnya walau pun sambil duduk di atas sofa.
“Resiii…..ayoo lah nanti bude cari – cari kamu”
“Hah….maaf ian ku ketiduran, habisnya lama kali pun” resi mengucek mata dan mengelap bibirnya.
Saat berada di atas motor ku suruh dya untuk memeluk ku erat. Karna ku tau dya mungkin akan mengulang tidurnya yang terganggu. Kini terasa oleh ku dua buah gundukan dadanya yang menempel di punggung ku.
Sesampai di rumah bude neli, ku salami bude ku, pakde serta kakak tertua dari resi, Kak ita namanya. Kak ita sudah nikah dan mempunyai 2 orang anak laki – laki. Dya dan suaminya tinggal bersama bude ku.
Anak bude neli ada 3 orang. Semuanya perempuan. Resi adalah anak bungsu dari bude ku.
“Si kamu pindah tidur di kamar nova ya, biarkan rian tidur di kamar kamu dulu” jawab bude neli sambil mengambil ransel yang ku letak kan di lantai.
“Yaaah buunnn…..kenapa harus kamar si pula yang di pake, kamar kak nova ajalah bun”
“Kamu ini macam gak tau aja nova gimana kondisi kamarnya” kata bude neli ke resi.
“Udah lah bude saya tidur di ruang tamu aja. Gak apa apa kok, kan cuma 1 malam ini aja”
“Reeesii….malu lah sama rian masih seperti anak kecil saja” pak de coba berikan pengertian ke resi.
“Udah yan…sana masuk kamar resi, besok pagi kamu harus pelatihan kan, kalau kamu kurang tidur bisa ngantuk nanti” jawab pak de ku.
Ku liat kamar resi ini sungguh wangi, bersih dan nyaman. Pantesan dya gak rela meminjamkan kamarnya terhadap ku. Saat aku mulai menikmati suasana dalam kamar resi. Tiba tiba pintu kamarnya terbuka.
“Kamu tidur di bawah ian, aku mau tidur di atas, gak bisa tidur aku di kamar nova, sumpek dan jorok tu kamar” terlihat resi kesal.
“Ya udah lah sii aku tidur di ruang tamu aja, pinjam aku bantal kamu 1 ya” ku ambil bantalnya lalu aku pun keluar.
“Ehhh jangan kamu tidur di luar, mati lah aku besok di marahi bunda sama ayah.”
resi kini membentangkan selimut tebalnya di bawah kasurnya.
“Tidur sini aja, aku gak mau tau pokok nya, kamu tidak boleh tidur di luar, terserah kamu mau tidur dimana yang jelas masih di dalam kamar ini, sekalian tolong matikan lampunya.”
Akupun mematikan lampu kamarnya, dan tidur di bawah tempat tidurnya. Ku ciumi selimut yang dya bentangkan untuk alas tidur ku. Wanginya seperti aroma strawberi, membuat nafsu ku pun menjadi naik.
“Hufft….sialan ni si joni, gak tau kondisi main tegang – tegang aja” jawab ku dalam hati.
Aku pun jadi susah tidur jadinya. Karena kondisi joni ku yang tegang. Ku berdiri dan ingin segera kencing. Saat ku ingin masuk kamar mandi. Alangkah kaget nya aku melihat CD dan Bra bergelantung di kamar mandinya.
“Pisssssssssssssssss….” ku kencing sambil mengamati isi isi kamar mandi. Setelah selesai cebok dan menyiram ku melihat ada pintu lagi selain pintu yang ku masuki tadi. Pintu itu sedikit terbuka dan terlihat lampu yang tidak terlalu terang.
Ku langkah kan kaki ku menuju pintu itu. Ku buka dan ku lihat ternyata pinty tersebut menuju kamar kak nova. (Jadi 1 kamar mandi ini di pakai untuk 2 kamar tidur, kamar tidur kak nova dan kamar tidur resi)
“Cukup aneh” pikirku.
Ku amati kamar tidur kak nova, dan ternyata resi benar, kamar kak nova begitu berserakan oleh buku, baju, tas, serta sepatunya. Emang sangat berbeda jauh dengan kamar resi. Saat sedang melihat lihat isi kamar, aku di kagetkan dengan suatu sosok yang sedang tidur bertelanjang dada dan memakai CD berwarna merah. Berdebar jantung ku melihat kondisi tidur kak nova. Si joni di dalam celana ku pun ikut memberontak ingin menyaksikan pemandangan indah.
Tapi ku gak mau ambil resiko, ku urungkan niat ku untuk berlama lama di kamar kak nova. Ku masuk kembali ke kamar mandi, ku tutup pintu kamar mandi yang menuju kamar kak nova. Ku amati kembali Cd Dan bra yang menggantung di kamar mandi lalu ku ciumi satu persatu..
“Hmmm….aroma surga nya begitu lekat menempel” pikir ku dalam hati. Aku pun mulai mengeluarkan si joni ku dari sarangnya dan mulai ber imajinasi dengan menggunakan CD yang ku pegang. Walau ku tidak tau CD ini kepunyaan siapa yang jelas ku harus bisa memuntah kan si joni agar aku bisa tertidur.
“Ouhhhhhh…..ouhhh…..sssssettttttt..” ku terus memainkan joni ku.
“Heeeiii riiiaaaaan……ngapain kamu….” resi berteriak sambil mengambil CD yang sedang ku hirup.
Alangkah kagetnya aku, dan malu. Aku tidak tau harus berbuat apa selain cuma bisa diam dan tertunduk. Untung teriakan resi tadi tidak membangunkan keluarga keluarga ku yang sedang tertidur.
“Maaf siii….aku gak bisa tidur, aku gak sengaja seperti ini, karena waktu aku mau kencing ku lihat CD dan Bra tergantung, ya aku pun jadi nafsu, jadi tegang burung ku liatnya” jawab ku yang tidak berani memandang wajah resi.
“Udah sana tidur, apa gak puas kamu udah mengambil keperawanan eka ha?”
Resi mulai meninggi kan suaranya.
“Si ku mohon jangan lah keras – keras, bisa bangun bude atau yang lain nanti si, ku kan dah minta maaf.” Sambil ku berjalan meninggalkan kamar mandi dan resi. Ngocoks.com
Saat ku sudah berbaring, resi belum juga kembali ke tempat tidurnya. Aku pun tidak tau kenapa dya begitu lama di lamar mandi. Betapa malu nya aku tertangkap basah oleh resi yang sedang menghisap aroma CD nya tadi.
“Aaaah……..,, bodoh….bodoh….bodoh….” jawab ku dalam hati.
Tiba – tiba Resi pun keluar kamar mandinya. Dan dya pun mulai berbaring kembali di tempat tidur nya.
“Belum tidur kamu ian” tanya resi ke aku.
“Belum si, sekali lagi ku minta maaf ya, beneran…tidak ada niat ku untuk seperti itu tadi nya si, dan ku mohon jangan ada 1 orang pun yang tau cerita ini”
“Ku maaf kan kalau kamu jawab jujur pertanyaan ku ian”
“Sering kamu mencium kolor seperti itu”
“Sumpah, gak pernah seumur hidup ku seperti itu, baru tadi lah ku lakukan” aku bangkit dari tempat tidur ku untuk meyakinkan resi.
“Terus kenapa kamu lakukan itu?”
“Saat ku tidur di bawah tadi ku gak bisa tertidur, ku mencium aroma strawberi selimut si yang si kasih ke alas ku ini. aroma itu ku tau aroma sabun yang biasa di pake wanita, karna aroma itu buat burung ku tegang tadi” jawab ku mencoba meyakinkan resi
***(Aku bukan sekali atau 2 kali mencium aroma strawberi yang seperti ini suhu, mantan ku dulu tubuh dan rambutnya ku rasakan aroma strawbery seperti itu, jadi wajar si joni ku tegang tadi karna ku mengingat aroma mantan)***
“Ya udah jangan pernah kamu lakukan lagi ian, cukup ini yang pertama dan terakhir, tidur lah lagi besok kamu pelatihan kan, udah jam 3 ini”
Ku lihat jam memang sudah jam 3 pagi. Kini ku sangat menderita, selain memikirkan malu dengan resi, si joni ku pun tidak menciut di dalam sana walau sudah tensin ( ketuan) dengan resi. Kini ku coba balik kan arah tidur ku.
“Belum tidur juga kamu ian” tanya resi ke aku.
“Gimana ku bisa tidur si, burung ku belum juga ciut ni,” ku pelankan suara ku ke resi
“Teerussss mau ngapain?, mau buat penyakit lagi, mencium kolor, iyaaaa” nada resi kini semakin tinggi.
“Gak si, gak kan ku ulang lagi, tapi ku gak tau caranya gimana buat ngeluarin nya. Tidak di keluarin gak bakal tidur – tidur ku ni ”
“Tu makanya otak tu jangan mesum aja, gini jadinya kan, gak di kasih jatah pusing, gK tidur, dasar laki – laki”
Ku pun terdiam dengan kata kata resi tadi. Ku masih saja belum bisa gimana cara ngeluarin sperma ku.
“Tapi pasti resi marah kalau aku keluarin sperma ku di kamarnya” pikirku dalam hati.
“Udah sana nonton bokep di hp mu ian, keluarin sendiri, habis tu tidur kamu lagi”
“Ahhhhh kenapa gak terpikir oleh ku yaaaa” kembali ku bicara dalam hati.
Ku buka hp ku. Ku cari link – link bokep. Ternyata semua pada di block oleh provider. Tidak ada satu pun link bokep yang ku ketahui yang bisa ke buka.
“Huhhhhhhhh” ku letakkan kembali hp ku di samping tempat ku tidur.
Tiba – tiba resi pun bicara kembali
“Udah, kok cepat” tanya resi
“Belum, udah pada di blokir semua situs situs bokep yang ku tau,”
“Terussss….mau kamu gimana lagi buat ngeluarinnya.” Tanya resi ke aku.
“Ntah lah si, udah sakit kali kepala ku di buatnya, rasanya pengen ku potong burung ku ini ku kasih ke kucing, kalau menyiksa ku terus aja” kini aku pun mulai sewot dengan kondisi ku yang sudah tidak karuan.
“Hahahaha, kasian lah eka nanti ian kalau burung mu kamu kasih ke kucing,” terdengar ledekan resi di atas tempat ku tidur. Resi pun kini mulai menghadap ku ke bawah. Di perhatikannya wajah ku. Kalau liat CD ku yang ku pakai bisa kamu keluarkan sperma mu.
“Dug…….” kaget setengah mati ku di tawari untuk melihat CD yang dya pakai.
“Kamu serius si, jangan lah bercanda si, aku dah macam orang gila ini,” sambil ku tatap mata nya.
Hanya anggukan dya berikan ke aku.
Dya putar badannya. Kini kaki nya menjuntai ke arah ku. Lalu di buka nya celana tidur yang dya pakai. Terlihat CD pink dya begitu sangat Pas dengan kulit putihnya.
“Cepat, dan tidak boleh pegang apalagi cium, ngerti kamu ian,”
“Iya si”
Ku keluarkan joni ku dari sarangnya lalu mulai ku kocok joni ku sambil melihat CD pink resi pakai.. setelah 3 menit masih belum ada tanda ingin keluar dari mulut si joni.
“Si lebar kan lagi si,” perintahku
Resi pun melebarkan kaki nya terlihat lipatan memeknya kini mulai hilang berganti dengan dream hole yang indah. 7 menit berlalu masih ada juga tanda – tanda sperma ku akan keluar.
Tanpa sepengetahuannya ku dekat kan hidung ku di selangkangannya. Ku hirup dalam dalam aroma memeknya yang masih terbungkus CD pink. Sambil terus ku mengocok kontol ku, semakin ku beranikan diri ku untuk lebih jauh, kini bukan hidung ku yang bermain. Kini ku gantikan dengan lidah ku, ku jilati memek resi, ku hisap, ku jilati lagi, ku hisap lagi, sehingga kini CD resi pakai telah basah oleh air liur ku.
Tampak resi tidak ada penolakan sama sekali atas caraku terhadap memeknya, sekali sekali dya terlihat menggoyangkan pantatnya.
Kini ku lanjutkan lagi serangan ku di selangkangan resi. Jilatan ku kini ku alih kan ke samping, ku jilati paha dalam resi, ku jilat kiri, lalu ku berpindah ke paha kanan,
“Ouhhhhh…sssstttttttt” terdengar desahan resi di atas sana.
Ku lanjutkan serangan ku kembali. Jilatan ku terus ke sisi dalam dari pahanya, ku bantu dengan tangan ku untuk menyampingkan cd resi, ku masuki lidah ku ke dalam sana. Tiba tiba resi pun berdiri
“Kamu udah ingkar sama janji kamu ian,aku udah coba menolong kamu tapi kamu balas apa” bentak resi ke aku.
“Maaf kan aku si, aku khilaf,” Resi pun keluar dari kamarnya meninggalkan ku begitu saja.
Bersambung…