1 jam 5 menit aku mengudara, sampai lah aku di kota padang. Setelah selesai mengambil tas ransel ku. Aku pun menuju pintu keluar bandara lalu mencari taxi.
“Antar kan saya ke hotel pangeran pak ya” ucap ku terhadap supir taxi yang ku tompangi.
Sesampai di hotel, aku pun rehat sejenak. Aku memikirkan gimana cara membuat suprise buat eka. saat aku baru membuka hp ku. Tiba tiba cintya menelfon ku.
“Ya sweety, lagi dimana” ucap ku.
Cintya ini semenjak ku jauh 3 sampai 4 kali dya menelfon ku dalam sehari. Aku bisa rasakan dya sangat rindu terhadap ku. Karna kami selalu bertemu setiap harinya di kantor.
“Lovely dimana, aku dengar dari pak is, lovely liburan ke sabang ya”
“Iya sweety, tadi pagi berangkatnya, tapi aku gak pergi, karna bude ku disini di rawat, jadi mumpung ku di sini ya ku jaga dya” ucap ku berbohong dengan kekasih ku.
“Oooouh…gitu ya, berapa lama lovely pulang, kan udah selesaikan pelatihannya, aku rindu lovely”
“Sabar ya sayang, minggu ku dah terbang lagi kok ke sana, karna sabtu acara peresmian program baru di sini sekalian closing pelatihannya yang di hadari DIRUT kita sweety”
“Ya lah, lovely aku bisa ngerti, nanti ku telfon lagi ya lovely pak def manggil aku ke ruangan nya”
“Iya sweety, jaga kesehatan ya, hati hati pulangnya” ucap ku.
Selesai aku dan cintya menelfon. Ku coba menghubungi isas, keponakan dari ayah nya eka. Dya tinggal bersama keluarga eka karna dya kuliah di kota padang.
“Assalamualaikum sas, dima isas, lai sehat ndak( assalamualaikum sas, dimana sas, sehat ka)” tanya ku ke isas.
“Walaikumsalam da yan, lai sehat isas da, uda baa nyo, lai sehat lo kan, dima uda kini(walaikumsalam bang yan, iya sehat isas bang, abang gimana, sehat juga kan, dimana bang sekarang)”
“Alhamdulillah sehat sas, uda kini di padang sas, iko uda manelfon isas ka mintak tolong, dima uni eka kini sas, uda ka sobok jo uni eka (alhamdulillah sehat sas, abang sekarang di padang sas, ini abang nelfon isas mau minta tolong, dimana kak eka sekarang, abang mau jumpa sama kak eka)” jawab ku.
Di padang da yan kini, baa ndak singgah ka rumah se, uni wak sobok di kampus nyo da yan, jam 4 beko baru pulang jo isas( di padang abang yan sekarang, kok ndak singgah ke rumah aja, kakak jumpa di kampus bang yan, jam 4 nanti baru pulang sama isas)”
Ndeh bukan uda ndak nio singgah rumah om sas, uda sadang karajo lo, ko di hotel laloknyo di bayia kantua, tunggu uda di situ yo sas, jan sabuik lo ka uni uda nio ka kampus dih (handeh bukan abang tidak mau singgah rumah om sas, abang sedang kerja pula, ini di hotel istirahatnya di bayarkan kantor, tunggu abang di situ ya sas, jangan ngomong pula ke kakak, abang mau ke kampus ya)”
“Oke da yan( oke bang yan)”
Aku turun ke reseptionist hotel dan meminta nomor telfon mobil rental buat ku pakai. 15 menit ku menunggu mobil yang ku rental datang. aku pun segera meluncur ke kampus eka.
Sesampai di halaman kampus eka, ku hubungi kembali isas.
“Dima sas, uda lah di halaman kampus ko, uda parkir dakek batang akasia gadang kini sas, bisa isas kamari( dimana sas, bang sudah di halaman kampus ni, abang parkir dekat pohon akasia besar sekarang sas, bisa isas kesini)
“Oke da”
Tampak isas menaiki motor satria FU nya mendatangi ku. Ku buka kan pintu ku suruh isas masuk ke dalam mobil ku.
Jam bara uni pulang sas, beko uni pulang jo uda jo yo sas, dan jan sabuik lo ka om jo tante uni sobok jo uda, sabuik jo ka om tau tante uni ado paralu jo kawannyo, ndak lo lamak uda sobok dalam wakatu sampik sas, kalau lah salasai karajo uda baru uda karumah yo ( jam berapa kakak pulang sas, nanti kakak pulang sama abang ya sas, dan jangan bilang ke om atau tante kakak ketemu sama abang, bilang aja ke om atau tante kakak ada urusan sama kawannya, tidak enak abang jumpa dalam waktu sempit, nanti kalau udah selesai kerjaan bang nanti bang kerumah)” ucap ku ke sastra sambil memberikan 5 lembar uang seratus ribu. Sebagai tutup mulutnya.
Yo lah da, kalau mode ko aman terkendali rahasia da( iya lah bang, kalau seperti ini aman terkendali rahasia abang) jawab nya sambil tertawa bahagia mendapat duit dari ku.
“Santa bang uni manelfon ko( sebentar bang kakak nelfon ni) ”
Terdengar oleh ku percakapan isas sama eka, isas menyuruh eka ke halaman parkiran depan. Saat ku liat eka berjalan menuju motor isas ku lihat betapa cantik nya eka menggunakan jilbab saat ke kampus. Saat eka berada tepat di sebelah mobil yang ku pakai, akupun segera turun dari mobil. Alangkah terkejutnya eka saat melihat aku. Tanpa dya sadari dya langsung memeluk ku saking bahagianya dya.
“Kamu jahat ian,” ucap eka di telingaku sambil menitik kan air matanya.
“Ehhh malu sama isas, dan teman teman kampus kamu ka” sambil ku lihat sekeliling kami.
Eka pun langsung melepas pelukannya dari ku, lalu di lihatnya di dalam mobil ternyata ada isas. Isas terlihat hanya senyum senyum saja melihat prilaku kami tadi.
“Aman ni, anggap se dunia ko milik uni jo dayan, salabiah eee urang di ateh bumi ko manumpang (aman kak, anggap aja dunia ini milik kakak dan bang yan, semuanya orang di atas bumi ini numpang)” ucap isas meledek eka sambil tertawa penuh.
Isas pun pamit sama ku dan eka. Lalu ku bawa eka keliling keliling kota padang dan kami pun makan di suatu cafe. Setelah selesai makan ku tanyakan ke eka mau kemana selanjutnya.
“Kemana kita lagi sayang,” tanya ku
“Terserah kamu ian, yang jelas rindu ku sama kamu belum lepas semuanya. Aku pengen sama kamu terus” eka kini menyandar di bahu kiri ku.
“Kamu kok bisa ada di sini, kan kamu masih pelatihan ian, ”
“Demi kamu dan rindu kita, aku rela korban kan semuanya ka” kini ku tatap matanya.
“Ouhhhh soo sweetttt”
Ku lihat di kanan jalan ternyata sebuah pemandangan laut. Aku pun segera mencari tempat untuk minum. Setelah kami memesan minuman juice. Kini eka memindah kan kursinya ke samping ku dan kami bisa sama sama melihat laut di malam hari dengan suara desiran ombak.
Eka lebih bnyak diam, dan merebahkan kepalanya di bahu ku dari pada berbicara. Terasa oleh ku eka sangat merindukan kan.
“Ayolah sayang, kok kamu diam aja, ” ucap ku.
“Aku benar rindu sama kamu ian, melebihi rindu dengan pacar ku sendiri” ucap nya.
Di tempat kami minum ini suasana nya begitu nyaman asik, dan tenang. Ku perhatikan sekeliling ku ternyata memang tempat tongkrongan bagi pasangan pasangan muda saja. Dan mereka juga berani memeluk dan berciuman. Eka tau aku sedang memerhatikan sekeliling kami.
“Kenapa sayang, liat liat orang aja, pengen juga ya ciuman seperti mereka,” ucap eka sambil menoel hidung ku.
“Apaain sih ka, semua ada tempatnya ka, malu sedikit” ucap ku sedikit sewot.
Aku memang risih melihat orang pacaran yang tidak pada tempatnya. Apalagi tidak memikirkan orang di sekeliling. Mungkin karna aku berduit, bisa menyewa hotel atau wisma ya, aku bisa ngomong seperti itu.
Ku lihat jam di tangan ku, ternyata sudah jam 8 malam.
“Pulang yuk, udah jam 8 ni, ntar om sama tante kawatir”
“Gak mau aku yan, aku mau sama kamu malam ini yan, aku gak pengen lepas sama kamu, ku telfon isas dan bunda ya, bilang aku tidur rumah kos teman” ucap eka.
“Tapi apa isas udah cerita dluan ya kalau kamu di jeput kamu” kini wajah eka begitu ketakutan.
“Isas udah ku aman kan dluan sayang, dya gak cerita kok sama tante dan om, mulutnya udah ku kunci rapat2 tadi” kata ku sambil tersenyum.
Hebat juga kamu ian alun takilek lah ta kalam( hebat juga kamu ian belum kilat sudah ter gelapi)” sebuah pepatah minang.
“Hehehe, terus kamu mau tidur dimana ka, mau ikut tidur dengan ku di kolong jembatan”
“Mana lah mungkin kamu mau tidur di kolong jembatan ian, orang seperti mu anak mami gak kan sanggup tu” jawab eka meledek ku.
Untuk ke 2 kali nya keluarga ku menganggap aku anak mami, sebelum eka, kak sinta yang mengira ku anak mami. Mungkin karna aku anak semata wayang makanya mereka pikir aku ini terlalu di manja.
Selesai eka menelfon tante ku. Langsung dya mengajak ku untuk pergi. Aku pun membawa dya ke tempat hotel yang sudah ku pesan sore tadi.
Setelah di dalam kamar eka langsung berbaring di atas kasur.
“Kenapa capek ya, y udah kalau capek, aku tidur di kolar berenang aja ya” ucap ku sambil melangkah ke pintu keluar.
Eka pun berdiri lalu di tariknya aku ke arah kasur, lalu membanting tubuh ku di atas tempat tidur.
Kini jari telunjuk eka ditempelkan di bibir ku. Aku masih tetap terdiam waktu eka menarik kembali jarinya. Kini, terasa wajah eka mendekat ke wajah ki. Kedua mata kami saling tatap. Semakin dekat, dan semakin dekat, hingga akhirnya bibir kami bersentuhan.
Eka memejamkan matanya, membiarkan bibirnya tetep menyentuh bibir ku. Eka diam saja, dia hanya menunggu aku yang mengambil alih. Aku yang sudah pengalaman, tahu apa yang harus diperbuat. Dengan lembut, aku mulai melumat bibir eka. Eka meresponnya dengan sedikit membuka bibirnya. Kami tampak menikmati sekali momen ini. Cukup lama kami berciuman, bahkan sekarang sudah saling memeluk.
Aku menarik tubuh eka untuk rebah di ranjang. Kami masih saling berciuman, dan tangan kami juga sudah tak tinggal diam lagi. Saling mengelus, saling meraba.
Tangan ku mulai semakin aktif bergerak, menelanjangi tubuh eka. Eka tak mau tinggal diam, dia juga balas menelanjangi ku, hingga kini kami berdua tak memakai sehelai benangpun. Aku menghentikan ciuman kami, menarik tubuh eka, mencari posisi yang enak. Sejenak aku mengamati tubuh mulus sepupuku.
Aku kembali mencium bibir eka. Kali ini bukan hanya saling melumat bibir, tapi lidah kami berdua mulai ikut aktif ambil bagian. Nafas aku maupun eka sudah tak teratur lagi, nafsu birahi perlahan merambat memenuhi tubuh kami.
Tangan eka turun, meraih kontol ku yang sudah tegang. Dengan lembut dia usap dan dikocok kontol ku. Aku tak mau kalah, kedua tangan ku beraksi, satu di dada, satu lagi di bibir memek eka. Nafas kami saling memburu, membuat ciuman kami semakin ganas. Lidah kami saling membelit, saling menghisap dan sesekali disertai gigitan kecil.
Terasa sekali oleh ku memek eka sudah semakin basah, sedangkan kontol ku pun semakin mengeras. Tapi aku tidak ingin buru-buru. Aku ingin benar-benar menikmati malam ini, siapa tahu ini terjadi untuk yang terakhir.
Eka sepertinya juga tidak ingin buru-buru, dia masih dengan lembut mengocok kontol ku. Tapi tak lama kemudian dia melepaskan ciumannya. Dia mendorong tubuh ku hingga terlentang kembali, lalu dia memposisikan dirinya di depan selangkangan ku.
“ aku kangen yang Besar ini yan”
“Hehehe, standar kok.”
Hap, sluuurrpp…
“Oouuhhh ekaaaaa….”
Eka langsung melumat kontol ku. Dijilati dan dikulumnya kontol ku, membuat pipinya terlihat kembang kempis. Aku tak menyangka eka begitu hebat dalam melakukan hal ini, padahal yang sebelumnya dya tidak seperti ini terhadap ku. Cukup lama eka melakukannya, dan aku mati-matian menahan agar tak sampai keluar duluan. Tapi kalau tidak segera dihentikan, aku bisa benar-benar kalah. Permainan mulut eka terlalu nikmat untuk ku.
“ekaaaaa, udaahh…”
“Hehe, kenapa? Nggak tahan ya?”
“Iya, kulumanmu luar biasa, nikmat banget, bisa keluar duluan aku nanti.”
“Yang bener? Sama pacar kamu?”
“Nggak sehebat kamu ka, bener.”
Eka tersenyum mendengarnya. Aku tau eka dengan pacarnya sudah sering melakukan ini, walaupun pacarnya tidak merusak keperawanan eka.
Eka melanjutkan permainannya. Tubuh aku yang terlentang pasrah saja dengan yang dilakukan eka. Dengan tangannya, eka membimbing kontol ku untuk memasuki lubang surgawinya. Pelan-pelan dia melakukannya,
“Ssshhh… aaahhhh…”
“Ouuuhh kaaaaa…”
Desahan kami terdengar bersamaan saat kontol ku sudah masuk semua di memek nya eka. Eka diam dulu, membiarkan memek beradaptasi dengan kontol ku. Aki sendiri juga masih diam, menikmati pijatan dinding kemaluan eka di kontol ku.
Setelah menunggu beberapa saat, eka mulai menggerakkan badannya naik turun, dengan perlahan. Desahan erotis mulai keluar dari bibir tipisnya. Tubuhnya yang indah terlihat begitu sensual di mata ku. Kulit putihnya, dengan sepasang daging kenyal yang tumbuh di dadanya, benar-benar sempurna.
Aku tak tahan lagi untuk sekedar diam. Aku tarik tubuh eka hingga menimpa ku, dan langsung ku ciumi dengan ganas. Ekapun membalasnya tak kalah ganas. Bersamaan dengan itu goyangan eka mulai dipercepat, dan direspon dengan ku yang juga mulai menggoyangkan pinggulku. Kedua tangan ku yang berada di dada eka tak tinggal diam, meremasi kedua buah dada itu dengan sedikit kasar. Tapi eka tak protes ataupun terlihat kesakitan, bahkan terlihat sangat menikmatinya.
Aku menghentikan gerakan kami, memaksa kontol ku keluar dari memek nya eka. Aku lalu menggeser posisi, membuat eka merangkak, dan aku sendiri bergeser ke belakang. Eka tahu apa yang diinginkan oleh ku, diapun mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi.
Aku dengan mudah kembali melesakkan kontol kuke lubang memek eka. Aku mulai menggoyangkannya kembali, dengan irama yang pelan. Kembali, desahan kami memenuhi kamar. Keringat mulai membasahi tubuh kami. Aku yang melihat punggung eka yang berkeringat, jadi tambah semangat untuk menggenjot sepupu ku ini.
“Aaahh iyaaanhhhh aahhh yang cepheettt… aahhhh aaahhh…”
Plok plok plok plok plok…
Gerakan ku semakin ku percepat. Aku merasakan dinding memek eka mulai berkedut. Aku tahu, sepupu ku ini akan segera orgasme, karena itulah tempo genjotan ku percepat. Semakin cepat aku memompakan kontol ku, semakin sering dan semakin keras desahan eka terdengar.
“Aaaaaaaaahhhh…”
Akhirnya tubuh eka mengejang, disertai dengan desahan panjang, dia orgasme. Aku menghentikan gerakan ku, membiarkan eka menikmati gelombang birahinya. Kontol ki juga terasa hangat oleh cairan orgasme eka.
Setelah beberapa saat, aku kembali menggoyangkan pinggul ku, dan kali ini langsung dengan tempo yang cepat. Tak perlu waktu lama hingga akhirnya eka mendapatkan orgasmenya kembali. Posisi ini memang kelemahan eka ternyata. Ekacgampang sekali orgasme jika disetubuhi dengan posisi seperti ini.
Tubuh eka rebah. Kepala dan dadanya menempel ke kasur, sementara pinggulnya masih naik, karena kontol ku masih berada di dalamnya. Aku pun kemudian merubah posisi kembali. Masih dengan kontol yang berada memek eka, aku buat tubuh eka tengkurap sempurna, dan aku peluk dari belakang.
“Aku goyangin lagi ya?”
“Iya sayang, puasin aku… aahh aaahhhh… teruusss yaaanhhh, enaakk…”
Aki memompa kembali kontol ku. Dalam posisi itu, memek eka terasa lebih sempit, lebih menggigit. Aku meraih kepala eka, memalingkannya, lalu ku ciumi kembali bibirnya. Ngocoks.com
Eka membalasnya dengan ganas, seganas kontol ku menyetubuhinya. Di posisi ini kembali eka mendapatkan klimaksnya, dan aku masih bisa bertahan. Nafas eka sudah benar-benar terengah-engah, tenaganya terkuras.
“Kamu hebat sayang, kamu bener-bener hebat…”
“Hehehe, masih kuat kan eka sayang?”
“Eitts, masih lah, ayo buruan goyang lagi sayang.”
“Siaap… nihhh..”
“Aaahhh aahhh terusss yaaaankk, aakkhh…”
Kembali aku menggoyangkan kontol ku. Kali ini temponya benar-benar cepat, sampai-sampai bunyi tumbukan pantat eka dan pinggangnya terdengar semakin jelas. Eka kembali mendapatkan orgasmenya dengan cepat, tapi kali ini aku tak berhenti.
Eka tahu sepupunya ini juga akan sampai ke puncak kenikmatannya, karena itu dia membiarkan saja, bahkan mengencangkan otot-otot di dinding kemaluannya untuk membuat aku semakin tak tahan. aku tak mau keluar dalam posisi ini.
Dengan cepat ku cabut kontol ku, ku balikkan tubuh eka hingga terlentang, lalu ku buka lebar-lebar kedua kaki eka. Kembali aku masukkan kontol ku, dan langsung ku goyang dengan kecepatan tinggi. Tubuh ambruk ambruk menimpa tubuh eka, yang langsung disambut dengan pelukan erat oleh sepupuku ini.
“Sayaang, aku mau keluaar…”
“Keluariin aja yang, keluarin di dalem ajaa…”
“Aaah aahhh iya yang, aaahh ekaaaaa, aku keluaaaarrrr…”
“Aaaahhh iaaaannnnhhh…”
Tubuh ku mengejat-ngejat. Aku tusukkan dalam-dalam ku, dibarengi dengan semprotan lahar panas di dalam memek eka. Eka yang mendapatkan semprotan sperma dari ku ikut juga kembali merasakan orgasme. Semakin erat dia memeluk tubuh ku. Hingga terasa pedih punggung ku di cakarnya.
Untuk beberapa saat, posisi kami bertahan seperti ini. Kami erlihat masih sama-sama meresapi kenikmatan yang baru saja kami dapatkan. Nafas kami terengah-engah, tapi senyuman di wajah kami cukup untuk menandakan betapa puasnya kami. Tak lama kemudian kontol ku mulai mengecil, dan keluar dari memek eka. Aku pun menggeser tubuh ku dan terlentang di samping eka.
“Banyak banget ian keluarnya?”
“Hehe, iya”
“Waah, kalau gini ceritanya aku bisa hamil dong?”
“kalau kamu hamil gimana ka?”
“Hmm, kamu harus tanggung jawab, jadi bapak dari anak ku”
“Haduuh yang benar ja ka entar kalau kamu hamil dan kita nikah apa kata keluarga kita ka?”
“Yaa berani buat berani tanggung jawab”
“Yaa tapi kaan…”
“Haha, udah nggak usah khawatir gitu. Jalani aja.”
“aku Serius ka”
“Iya sayang, serius., hehehe.”
“Hehe kita kan malam ini mau bulanmadu yan. Jadi jangan mikir yang lain dulu”
“Hmm, dari tadi manggil sayang ya. Masih mau lagi .”
“Iya dong, lagi yuk ka?”
“Haha, tadi nggak mau, pake mau tidur di kolam renang”
“Haha, abisnya kamu sih, capek, dan terlalu sempurna untuk dianggurin. Mana puas kalau cumasekali aja. Jadi gimana? Masih kuat kan?”
“Yee jangan menghina ya, sampai besok aku juga kuat kok.”
“Jadi?”
“Jadi, apa?”
“Lanjut lagi?”
“Ayo, siapa takut.”
Bersambung…