Setelah ku mengantarkan eka ke kampusnya. Aku pun kembali kembali ke hotel untuk melanjutkan tidur ku kembali. 15 menit rasanya aku baru tertidur handphone ku berbunyi.
Aaaahhhhhh, siapa lagi lah mengganggu tidur ku, umpat ku dalam hati
Ternyata kak sinta yang menelfon ku.
“Ya kak, hallo” jawab ku sedikit malas karna masih ngantuk.
Terdengar suara tangisan dari telfon. Mata ku pun segera membuka mendengarkan kak sinta menangis.
“Ada apa kak, kok nangis?” Tanya ku kembali terhadap kak sinta.
“Kamu dimana ian, kakak kesepian, kakak butuh kamu rian” ucap kak sinta yang masih ku dengar menangis.
“Ian di padang kak, ada yang harus ian selesaikan disini”
“Hah, kok bisa sampai di padang kamu ian, kemaren kamu bilang di medan pelatihan, pasti kamu temui eka ya” tiba tiba suara tangisan kak sinta hilang karena kaget mendengar ku.
“Iya kemaren di medan, kemaren siang ian terbang kesini kak, kok kakak kaget gitu” ucap ku.
Kak sinta sudah ku ceritakan semuanya tentang hubungan ku ke eka. Aku jujur ke dya karena ku terus dya desak sewaktu aku nginap di rumah kak sinta.
“Terus, kamu nginap di rumah tante ian?” Tanya kak sinta.
“Gak kak, aku nginap di hotel, aku takut nginap di rumah tante kak, takut tercium hubungan kami”
“Ouhhhh gitu ya, kamu kapan pulang ian?” Tanya kak eka kembali.
“Mungkin kamis kak, tapi tidak ke riau, ian masih harus ke medan, karna sabtu ian ada peresmian program baru dari kantor, paling minggu baru sampai riau”
“Kakak perlu kamu ian, abang mu marah lagi lewat telfon tadi pagi, dya ancam kakak, kalau tidak hamil dalam tahun ini dya cerai kan kakak ian” tiba tiba kembali kak sinta menangis kembali.
“Kok abang seperti itu kak, tapi selama abang pulang dya masih ada berhubungan dengan kakak (ML)?”
“selalu ian, abang mu selalu meminta jatah, tapi selalu pula dengan prilaku kasarnya, yang kakak gak ngerti dari jalan pikirannya, gimana kakak bisa hamil kalau dya memperlakukan kakak se kasar itu”
“Hahahaha, orang di perkosa aja bisa hamil kak di perlakukan kasar, kenapa tidak dengan kakak” ucap ku sambil tertawa
“Kamu ini ian, emang gak pernah mau ngalah, nanti kakak telfon lagi ya, masih rindu kakak dengar suara kamu”
Tiba tiba telfon di matikan begitu saja oleh kak sinta. Akupun kembali melanjutkan tidur ku yang terganggu.
Aku terbangun saat cacing dalam perut ku sudah mulai berontak, saat ku lihat jam ternyata hari sudah jam 3 sore.
Aku pun segera mandi dan keluar untuk mencari makan. Sesampai ku di salah satu rumah makan ku lihat eka bersama laki laki yang tidak ku kenali. Entah mengapa melihat pemandangan itu darah ku pun mendidih di buat nya. Ku ambil hp ku lalu mencoba untuk menelfon eka. Ku lihat di layar hp ada bbm dari eka.
“Kamu masih tidur ya ian, ku coba telfon telfon gak di angkat”
“Nanti jangan jeput aku ya di kampus, pacar ku datang tadi pagi, jadi aku sama dya dulu, nanti malam ku temui kamu di hotel”
Melihat bbm eka seperti itu, ku urungkan niat ku untuk makan disana, mobil yang ku kendarai melaju dengan cepat. Aku begitu cemburu dengan kondisi ini. Aku begitu sakit.
“Arrrgghhhhhhhh”
Nafsu makan ku hilang di buatnya. Akupun kembali ke hotel untuk menenangkan hati dan pikiran ku. Sesampai ku di kamar, ku telfon resepsionist hotel.
“Mbak, di hotel ini ada jual minuman alkoholnya mbak”
Tidak berapa lama minuman ku pesan datang ke kamar ku. Akupun mulai meneguk minuman yang telah ku pesan. Hingga aku tertidur di buatnya.
Saat ku terbangun, kepala ku begitu berat ku rasakan, tangan kiri ku pun perih, ku buka mata ku pelan pelan, alangkah terkejut nya aku melihat kak sinta tidur bersama ku.
Ku lihat hari memang masih gelap di luar. Ku perhatikan tubuh kak sinta masih memakai pakaian lengkap.
“Berarti aku tidak ngapa ngapain sewaktu ku mabuk” pikir ku dalam hati.
Segera ku berjalan ke kamar mandi, ku lihat kaca gelas dan botol minuman ku sudah pecah berserakan di lantai kamar mandi. Dan kaca di atas westafel kamar mandi pun ku lihat jatuh dan pecah.
Saat ku lihat jari jari di tangan kiri ku kini sudah terbalut oleh singlet yang penuh dengan noda darah.
Aku benar benar tidak mengingat apa yang terjadi saat ku mabuk. Segera ku berendam dalam bak bath thub. Ku semprotkan selang shower di kepala ku.
“Aahhhh……….”
30 menit aku berendam. Aku pun lalu keluar dari kamar mandi. Kini kepala dan badan ku sedikit segar ku rasakan.
Saat ku keluar ternyata kak sinta telah bangun.
“Kakak kok bisa disini”
“Sehabis kakak nelfon kamu, kakak langsung berangkat dengan travel ian, kan kakak bilang kakak rindu sama kamu” ucap kak sinta melirik genit ke aku.
“Terus kakak kok tau aku nginap disini?”
“Aku nelfon eka ian, ku tanya kamu nginap di hotel mana,makanya kakak tau kamu disini, kamu kenapa seperti ini?”
“Gak ada kak, lagi pengen aja seperti ini,” ucap ku sambil memalingkan wajah ku dari tatapan kak sinta.
“Kamu cemburu ya sama eka?”
“Gak lah kak, aku sadar kok aku bukan siapa siapa dya, aku tau dya punya kekasih dan akupun juga begitu” ucap ku
” riaaaànn…riaaaan…..kamu itu kalau bohong seperti pinokio tau gak, tuh makin mancung aja hidung mu” ucap kak eka sambil menarik hidung ku.
tiba tiba aku dengar suara ketokan pintu kamar ku.
“Udah sini kakak yang buka”
saat ku lihat Ternyata eka yang datang. Ku lihat jam di tangan ku, ternyata sudah jam 5 pagi.
“Kok kamu kesini, apa kata tante kamu keluar jam segini” tanya ku ke eka dengan sedikit emosi.
“Aku bilang ke bunda kalau kak sinta baru datang, dan dya nyuruh aku temani dya di hotel”
“Terus siapa yang ngantar kan kamu ke sini pagi pagi gini, pacar mu”
“kamu kenapa sih ian, kok marah sama aku gini, sampai harus menyiksa diri kamu seperti ini ian” kini eka mulai menangis.
Melihat eka menangis, aku hanya bisa diam, ku lihat kak sinta mencoba menenangkan eka.
“Udah ka, jangan nangis, rian gak kenapa kenapa kok ka” ucap kak sinta sambil menenangkan eka.
“Kamu jahat ian, udah buat aku khawatir” ucap eka.
“Jahat mana aku sama kamu ka, aku kesini mengorban kan waktu ku, agar bisa jumpa sama kamu, melepas rindu kamu sama aku, tapi apa yang kau balas untuk ku ka, kau enak enakan mesra mesra di depan ku ka” ku ambil asbak lalu ku buang hingga pecah.
“Plakk……..”
Aku pun segera pergi meningggal kan eka dan kak sinta di hotel.
Saat ku menenangkan diri di tepian laut, kembali kak sinta menelfon ku. aku memang tidak mau mengangkat telfon dari eka mau pun kak sinta yang sudah puluhan kali menelfon ku.
“Kamu dimana rian, kakak pengen ngomong sama kamu ian, kakak mengerti kesalah pahaman antara kamu dan eka, eka udah ceritakan semuanya pada kakak, sekarang kakak pengen dengar cerita kamu tentang eka, agar semua masalah kamu dan eka terselesaikan ian.”
Kak sinta sms aku.
“Aku di taplau kak, lagi mencoba redam emosi dan memikirkan hal terbaik buat aku dan eka” ku balas sms kak sinta.
“Oke ian, tunggu kakak disana” balasan sms kak sinta.
Aku masih saja memikirkan kecemburuan ku terhadap eka.
“Padahal aku dan eka sudah sama sama memiliki kekasih. Eka adalah sepupu ku, jadi apa yang terbaik untuk dya aku harus rela dan berkorban.”
“Cintya, aku sudah mengkhianatinya. Kepercayaan nya terhadap ku sudah ku sia sia kan. Aku merasa berdosa sekali sama cintya. Cintya maaf kan aku”
“Ouuhhhh tuhaaaaaan”
Kini air mata ku mengalir begitu saja menyesali perbuatan ku. Aku sudah bermain api dengan kakak sinta, eka dan resi, adik fani, dan juga kekasih ku.
Saat ku lihat taxi berhenti di dekat ku. Aku segera menghapus air mata ku. Ternyata benar dugaan ku, yang menumpang di dalam taxi tersebut adalah kak sinta.
“Boleh kakak duduk?”
” iya kak”
” eka sudah menjelas kan versi dya mengenai perasaan nya, dan jalan ke depannya terhadap kamu ian, sekarang kakak pengen dengar versi dari kamu mengenai perasaan dan langkah selanjutnya. Kalian ber 2 adalah adik kakak. Kita ini saudara ian, ibu kakak, ibu eka, ibu kamu mereka beradik kakak. jadi kita tidak boleh ada pertengkaran.”
Iya kak aku ngerti, aku jujur kak, semenjak di hari pernikahan kakak, aku melihat eka itu lain dari pada yang lain kak, banyak sepupu sepupu kita yang seumuran dengan ku, tapi eka sangat berbeda ku lihat.
Saat aku coba komunikasi sama dya aku sangat senang dan nyaman. Aku telah salah kak, aku sudah merusak masa depan dya. Aku telah merenggut keperawanannya. Aku nyesal kak, aku benar benar nyesal.
Hingga dya bilang ke aku hidup dya sudah hancur, tidak ada lelaki yang mau menikahinya karna keperawanannya ku renggut. Dari situ lah aku berjanji dan bertanggung jawab pada dya. Dan aku pun mulai menaruh hati untuk dya.
Sampai saat ini aku bukan menganggap dya sepupu ku kak, tapi sudah seperti kekasih ku”
“Oke kalau itu kakak ngerti ian, lalu apa tahap kamu selanjutnya untuk eka, kakak dengar dari eka kamu sudah punya pacar, dan eka pun demikian.
Mohon maaf sebelumnya kakak sama rian, kakak adalah korban dari permainan sepupu dari ipul ian. Rian tau kan ipul selingkuh dengan sepupunya. Jadi apa kamu gak mikir kan pacar kamu, dan kamu berani untuk terus terang sama pacar kamu tentang ini, itu baru hal pertama ian.
Yang ke dua nya, kita ini saudara ian, seperti kakak bilang tadi, ibu kakak, ibu eka, ibu kamu itu kakak beradik, satu ayah satu ibu, kakek dan nenek kita sama. Artinya apa ian, kita ini sedarah rian. Kita tidak akan pernah bisa nikah, pasti akan di tentang oleh ibu kita masing masing.
Apalagi nenek kita masih hidup kan. Nenek ber suku chaniago, dan turun ke semua anaknya. Ibu kakak chaniago turun ke semua anaknya. Ibu eka chaniago juga turun ke semua anaknya, ibu kamu juga chaniago dan turun ke kamu. Berarti kita ini satu suku kan, sesama chaniago.
Orang minang sangat menentang perkawinan satu suku ian. Bukan hanya keluarga. Sekali lagi kakak bilang orang minang sangat menentang perkawinan sesuku rian.” Ucap kak sinta.
“Kakak sudah jelaskan ini ke eka, walaupun berat eka akan coba untuk tidak bermain perasaan, silahkan kita bermesum ria, tapi tidak memakai perasaan. dya sepertinya bisa untuk melakukannya ian, apa rian juga bisa lakukan hal seperti itu.
Jujur kakak sama rian, kakak sudah nikah kan dan berhubungan bdan sama rian, tapi kakak mengerti ini kesenangan tidak boleh memakai embel embel cinta dan sayang.
Karna itu semua untuk suami kakak, walau suami kakak kasar terhadap kakak tapi cinta dan sayang tetap untuk suami kakak, begitu juga kalian ber 2. Eka sudah mengetahui hubungan kita rian, kakak udah jelaskan semuanya pada eka.”
“Jadiii, eka sudah tau kak,?”
“Iya rian eka sudah tau, malahan bukan sama kakak saja tapi juga fani, kakak tau kamu dan fani juga udah melakukannya kan, jadi tidak ada hal yang harus kamu tutup tutupi lagi antara kakak, eka, dan fani rian.
“Duggg…..” jantung ku terasa kaget mendengar nama fani.
“Ouhhh fani, mulut mu emang tidak bisa untuk menyimpan rahasiaaaa” ucap ku dalam hati.
“Jadi mulai hari ini kita buka cara hidup baru ian, kakak, eka kamu dan fani, bisa melakuinnya hanya sebatas kesenangan masing masing. Tidak ada yang boleh memaksa ingat itu”
“Iya kak”
“Kakak rasa masalah kamu dan eka udah selesai kan, tinggal masalah kakak yang belum kamu selesai kan rian”
“Hah, kok aku pula yang harus selesaikan masalah kakak, aku salah apa?”
“Kamu harus selesaikan nafsu birahi kakak ian, jauh jauh kakak mendatangi mu buat menyelasai kannya. Dan wajib hamili kakak” ucap kak sinta sambil mengedipkan matanya.
Cari makan dulu yuk, kakak lapar udah jam 9 ni, udah telat untuk sarapan paginya.
Kami pun pergi dan mencari makan. Selesai makan aku dan kak sinta kembali ke hotel. Saat ku ingin masuk kamar ternyata pintu terkunci.
“Kak kunci sama kakak kan” tanya ku ke kak sinta.
“Gak ian, eka yang ngunci pintu.”
Tiba tiba pintu terbuka dan ku lihat eka yang membukan pintu.
“Haiii, pangerann…..silahkan masuk,” ucap eka.
Ku lihat dari raut wajah eka tidak ada lagi kesedihan ke kecewaan. Kini wajahnya sangat bergembira. Saat ku masuk tiba tiba kak sinta mendorong ku ke atas kasur.
“Ayo pangeran, puasin dayang dayang kamu hari ini” ucap kak sinta.
Kak sinta memohon pada eka.
“Kakak duluan ya ka, udah lama gak dapat orgasme ni”
Kak sinta sudah mulai tak tahan menahan nafsu birahi nya, dengan anggukan dan lemparan senyum eka memperbolehkannya. Segera kak sinta menghampiri ku lalu menelanjangi semua pakain ku yang terpakai.
Bersambung…