Cerita Sex Mencari Obat Penawar Rasa Cemburu – Rumah tanggaku cukup berbahagia, meski belum diberi keturunan, tetapi aku dan Diana dalam 2 tahun perkawinan ini tidak terlalu mempermasalahkan. Umurku 26 tahun sedangkan Diana 23 tahun. Dia sexy dan cantik. Wajahnya khas Indonesia. Sebagai perempuan dia nyaris sempurna dan idaman setiap laki-laki.
Hanya saja satu kekurangannya, yaitu dia amat pencemburu. Kadang-kadang kecemburuannya di luar akal sehat. Aku sering menggodanya misalnya bertelepon dengan teman laki-lakiku, aku seolah-olah menerima dari teman perempuan. Banyak hal dia sering kukerjai begitu, tetapi kecemburuannya tidak pernah luntur.
Sejak muda aku menggemari hal-hal yang berbau porno. Koleksi DVD porno ku lumayan banyak. Diana kurang suka menonton film porno, tetapi kalau aku asyik menonton di layar lebar televisi, dia kadang-kadang ikut nimbrung.
Aku sering memutar film-film orgy, party sex dan sejenisnya. Mula-mula Diana tidak peduli dengan alur cerita film-film orgy, tetapi lama-kelamaan dia menyimak juga. Dia komplain, kenapa bagitu bebas orang berganti-ganti pasangan. Menurut dia tidak bisa dinikmati.
Cerita Sex Satu hal yang aku lupa ungkapkan, Diana termasuk cewek yang nafsu sexnya cukup besar. Kalau dia lagi horny, tidak pernah malu memintaku. Kadang-kadang aku sedang menonton acara sepak bola dia menggeretku masuk kamar dan membuka bajuku satu persatu. Namun kalau acara bola sedang seru, dia melepasi bajuku di ruang TV. Rumah kami kalau malam memang bisa dikatakan steril, karena pembantu dibelakang sudah tidak akan masuk lagi setelah tugasnya membereskan makan malam. Dia mempunyai televisi sendiri dikamarnya.
Semuanya sih sebenarnya oke, tetapi penyakit pencemburunya ini yang bikin aku pusing. Tiap aku pulang selalu saja dihujani pertanyaan. Aku sering pula tidak menanggapi pertanyaannya dengan serius, malah aku pleset-plesetkan dengan berpura-pura dari panti pijat dan sebagainya. Meski begitu Diana tak pernah kapok, dan selalu saja menghujaniku dengan pertanyaan. Capeek dehhhh.
Satu hari aku chating di komputer kantor sambil mengisi waktu kekosongan. Aku ketemu dengan nick name korban cemburu. Rupanya dia juga seorang suami yang terlalu dicemburui istrinya.
Hampir tiap hari kami saling curhat mengenai tingkah laku cemburu istri kami masing-masing. Susah juga mencari obat penawar rasa cemburu itu. Mungkin karena kami adalah korban istri pencemburu jadi sudah judek mencari jalan keluarnya.
Aku dan lawan chating ku akhirnya copy darat. Dia ternyata masih muda dan wajahnya cukup tampan. Rada kebule-bulean tinggi dan umurnya sekiar 30 tahun. Badannya tegap, menandakan barangnya juga cukup besar. Pantas saja istrinya cemburuan, sebab suaminya cakep begini.
Sejak saat itu Herman begitu nama aslinya, sering makan siang bareng. Kantornya ternyata tidak jauh dari kantorku.
Dari keakraban kami berdua akhirnya berkembang saling mengenalkan istri kami masing-masing. Istrinya Josephine juga sangat cantik. Entah karena chemistrynya cocok, istriku jadi sering jalan dengan Jossi begitu nama panggilan istri Herman.
Kami jadi seperti keluarga, karena kebetulan juga kami sama-sama tinggal di BSD. Kalau malam minggu kami berempat sering makan malam bersama ditempat-tempat yang asyik.
Sampai sejauh ini sifat pencemburu Diana tidak berkurang. Aku malah sering menggodanya dengan mengatakan bahwa aku ingin sekali-kali mencicipi kenikmatan memek Jossi. Digoda begini dia tidak marah, karena dia tau kalau aku memang sangat usil.
Candaan ku anehnya disampaikan pula ke Joosi. Diana bercerita bahwa Joosi hanya senyum-senyum dan membalas bahwa ganjarannya Diana harus mau pula dengan Herman.
Candaan itu tidak serius, tetapi bisa saja diseriusi. Paling tidak aku bisa mengukur sejauh apa persiapan persepsi mereka mengenai swinger.
Satu saat pada makan siang aku dan Herman, dia dengan agak berat mengatakan tentang ide mengatasi kecemburuan istri kami masing-masing. Aku tentu saja tertarik dan antusias untuk segera mengetahuinya.
Dia menyarankan kami melakukan swinger. Aku tertegun sejenak, karena selama ini tidak berpikir sampai sejauh itu.
Sebelum aku setujui kami membahas teknis pelaksanaannya. Herman kelihatan serius sekali. Aku lalu mempermasalahkan bahwa tidak mungkin menyampaikan ide gila ini kepada istriku. Ternyata Herman juga punya problem yang sama.
Apakah mungkin terjadi swinger jika istri kami masing-masing tidak siap dan menyetujuinya ?
Pertanyaan itu menggantung sampai kami berpisah.
Herman melalui chating mengajak aku dan istriku bergabung menginap di kepulauan seribu. Dia mendapat voucher menginap 2 malam untuk 2 pasang. Maksudnya dia mendapat voucher untuk sepasang dan yang sepasang lagi dia beli.
Ajakan itu kusampaikan ke istriku, dia setuju dan antusias ingin berlibur ke pulau. Istriku memang penggemar berenang dan snorkeling.
Pada hari yang ditentukan kami berangkat ke salah satu pulau dengan kapal. Pulaunya cukup jauh karena memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk mencapainya. Pulaunya tidak terlalu besar dan penyewa cottage nya umumnya bule. Hanya kami saja yang melayu dan para pegawai di situ.
Kami sampai di sana sudah agak siang. Cottage kami bersebelahan berada di atas laut.
Seusai beberes barang perbekalan kami, Diana mengajak Jossi mencebur ke laut. Mereka berdua asyik berenang dan menyelam. Sementara aku dan Herman mengatur strategi untuk melakukan acara swinger. Akhirnya kami akan mencoba satu cara melalui orgy party.
Malam itu selesai makan malam kami berkumpul di ruang di cottageku. Herman membawa dvd player dan disambungkan ke felevisi. Mulanya yang diputar adalah music house. Dengan bantuan speaker aktif
ruaranya cukup berdentam juga. Untungnya suara ombak juga cukup keras menggelora sehingga suara music dari tempat kami tidak terdengar jauh ke luar.
Kami masing-masing menelan inex yang kualitasnya top. Tidak sampai 30 menit kami semua sudah on. Rasa malu mulai mengendur, aku malah merasa sangat terangsang melihat istriku. Aku segera mencumbuinya. Mula-mula aku mencumbuinya di sofa, tetapi setelah makin hot kami berpindah ke karpet di bawah yang lebih leluasa. Herman rupanya juga terangsang dan menggerayangi tubuh istrinya sampai hampir bugil. Isitrinya direbahkannya di karpet di samping istriku. Diana dan aku memperhatikan sejenak lalau tidak ambil peduli meneruskan cumbuan kami. Kami berempat akhirnya sudah sama-sama bugil. Mungkin karena pengaruh obat jadi rasa malu kami sudah sirna, atau karena pengaruh nafsu yang sudah di ubun-ubun.
Aku mengoral Diana dan Herman juga melakukan hal yang sama. Entah karena feeling yang sama kami berhenti sejenang lalu pandangan=pandangan dengan Herman. Dia mengerdipkan mata sambil mengangguk. Aku paham maksudnya. Istri kami yang sedang dilanda on dan terangsang berat menggelinjang-gelinjang. Dengan gerakan hati-hati dan cepat kami bertukar posisi. Kedua istri kami tidak menyadari bahwa pasangannya telah berubah.
Untungnya istri-istri kami mencapai orgasme hampir bersamaan. Setelah orgasme kami kembali ke pasangan masing-masing. Aku mulai melakukan penetrasi, Herman juga begitu. Sekitar 5 menit kami menggenjot kami minta istri kami mengubah posisi dog style. Pada saat berubah posisi itulah kami pun mengubah pasangan. Istriku dan istri Herman tampaknya tidak sadar jika dibelakangnya yang menggenjot bukan suaminya lagi.
Ketika mereka berbalik dan kembali kepada posisi man on top. Mereka kaget dan masing-masing menutup mulut dan menutup muka. Kami tidak peduli dan terus menggenjot. Kedua istri kami akhirnya tidak peduli lagi oleh siapa mereka digenjot. Diana menjerit sekuat tenaga ketika ia mencapai orgasme, bagitu juga istri Herman si Jossi, dia terpekik agak tertahan.
Sementara itu kami belum mencapai orgasme, maka setelah memberi waktu jeda sebentar sambil menciumi dan menfecup pasangan swinger kami masing-masing, kami mulai lagi menggenjot dengan gerakan lebih cepat dan kasar. Jossi dan Diana terengah-engah menghadapi keliaran kami. Mereka mencapai orgasmenya yang kedua dan aku juga mencapai klimaksku. Tak lama kemudian kulihat Herman mencapai klimaknya dan menyemburkan benih di dalam memek istriku
Kami istirahat sebentar lalu saling memberishkan alat vital masing-masing. Rasa ngantuk yang amat berat membuat kami tidur di karpet dalam keadaan bugil.
Pagi-pagi ketika aku bangun karena sesak ingin kencing ku lihat memek Diana sedang disedot Herman dan istrinya masih tidur lelap. Mungkin Diana masih agak ngantuk, makanya dia menanggapi rangsangannya dengan rasa agak engan.
Sekembali aku dari kamar mandi, aku segera menyuruk di bawah selangkangan Jossi, Dia kaget dan terbangun. Dia melihat suaminya sedang mengoral memek Diana. Jossi lalu meraih kepalaku dan mengusap-usap sambil sesekali menekan kepalaku agar lebih membekap memeknya.
Aku Menarik Jossi untuk duduk dipangkuanku dengan posisi berhadapan. Herman ikut-ikutan pula duduk di samping istriku dan menymapi posisi ku dengan Jossi. Diana dan Jossi menggenjot naik turun. Sekitar 5 menit aku memberi kode ke Jossi dan Diana agar bertukar posisi. Mereka cepat paham dan segera berpindah pelana. Kami terus melakukannya dan posisi sudah berganti berkali-kali, tanpa ada rasa sungkan lagi.
Sisa sehari semalam kami habiskan dengan memuaskan orgy sex kami.
Pulau yang kami kunjungi memang sangat terpencil dan jarang didatangi nelayan. Oleh karena itu para bule dengan bebasnya telanjang dan bercumbu dipantai. Kami sering memergoki pasangan bule sedang berhubungan badan di bawah kerimbunan pohon agak jauh dari kompleks cottage kami.
Aku menawarkan ide ke Herman untuk orgy di alam terbuka. Ide itu segera disambut dan kami memulai lagi dengan merangsang paangan asli masing-masing, lalu berganti pasangan dengan melakukan fore play. Kami terkejut ketika ada 2 pasang bule menyapa kami. Mereka masih muda dan ceweknya cakep-cakep, sepasang bule latin dan yang sepasang lagi bule amerika.
Kami jadi canggung karena ditengah kami lagi bercumbu mereka datang dan ingin berkenalan. Rupanya mereka dari tadi memperhatikan kami yang berganti-ganti pasangan. Mereka terus terang mengaku penganut swinger. Lalu salah seorang dari mereka menanyakan apakah boleh bergabung dengan kami. Kalu aku pribadi sih oke aja, sebab ceweknya masih muda dan cakep-cakep mana teteknya besar banget. Aku menanyakan kepada Diana, dia menjawab terserah papa, Si Jossi juga menyerahkan keputusan kepada suaminya. Si Herman pasti keinginannya sama dengan aku. Akhirnya kami bersepakat. Namun bagaimana menentukan pasangan di awal permainan. Aku timbul ide.
Aku menggulung 4 kertas nama cowok. Kertas itu berisi nama bule dipisahkan dengan nama kami yang Indonesia. Kertas khusus Indonesia hanya boleh dipilih cewek bule dan nama cowok bule hanya boleh dipilih cewek Indonesia.
Aku dipilih oleh Cewek Hispanik. Rambutnya hitam badannya sexy dan teteknya menggumpal besar. Dia segera menghampiriku. Istriku memilih cowok bule Amerika yang tampangnya cukup ganteng dan penisnya cukup besar, mungkin sekitar 18 cm.
Kami masing-masing mulai bercumbu dari mulai oral mengoral sampai akhirnya melakukan hubungan badan. Meski barang kami rata-rata di bawah ukuran para bule tersebut, tetapi mungkin karena lebih keras maka si cewek-cewek bule bisa juga nikmat oleh tusukan penis Indonesia. Aku berjuang sampai 15 menit sampai pasanganku mencapai orgasme. Aku kurang memperhatikan Diana apakah dia sudah orgasme atau belum. Herman yang agak jauh posisinya dari ku memberi kode seolah-olah bertanya apakah aku sudah game. Aku mengangguk dan dia memberi kode tukar pasangan aku menyetujuinya. Aku segera beralih ke pasangan Herman dan Herman memagut pasanganku tadi.
Tanpa basa basi aku langsung penetrasi dan menggenjot lubang cewek bule ini. Memeknya terasa agak longgar, tapi herannya si cewek kok terengah-engah. Dia pura-pura atau beneran sih. Tapi sekitar 10 menit kemudian dia menjepiotku dan memeknya berkedut-kedut. Aku memastikan dia mencapai orgasme. Sementara aku sulit mencapai orgasme karena memek bule ini terasa longgar, jadi kurang mencengkeram. Aku terpaksa kembali ke Diana, Memeknya terasa beda banget, lebih legit, dan mencekam, padahal ada bekas mani si bule di situ. Kurang dari 5 menit aku ejakulasi. Sementara si Herman sudah jebol pertahanannya di memek bule.
Kami beristirahat sejenak lalu bersama-sama mencebur kelaut sambil semuanya dalam keadaan bugil. Sekitar 2 jam kami ngobrol. Si bule mengundang kami ke pondoknya karena nanti malam mereka mengadakan acara bakar ikan. Pondok mereka berada lebih jauh ke tengah laut.
Malam itu kami datang dan di sana sudah ada 2 pasang lagi yang sepasang negro yang sepasang lagi Jepang.
Seperti isi undangan dress code untuk laki-laki hanya celana boxer dan perempuan bikini 2 pieces. Kami berkenalan bercengkerama dan ujung-ujungnya pesta sex. Aku sempat mencicipi memek negro dan jepang, Istriku juga sempat merasakan kontol negro dan Jepang.
Sejak kami melakukan swinger party, sifat pencemburuan istriku seperti sirna. Aku malah suka karena dia ternyata tertarik pada kehidupan swinger. Istri Herman juga begitu. Kami kemudian bergabung dengan swinger-swinger lain dan menikmati hubungan swinger sebagai variasi kehidupan sex kami. Istriku kadang-kadang disambangi Herman ketika aku sedang di kantor. Akupun begitu meniduri istri Herman ketika dia bertugas keluar kota. Kedua istri kami sudah saling tahu dan mengerti.