“Tante. Gimana? Dah lega belum kamu? Atau masih Mau nangis?” Tanyaku padanya dengan lembut. “Dah jauh lebih baik, Lim. Eh iya. Dah jam segini. Buset. Untung aja besok sabtu. Hehehe. Aku bobo dulu ya Lim.” Kata nya sambil mencium pipi dan bibirku dengan mesra. Sebelum dia pergi, aku memeluk dan mencium bibirnya juga.
Lina kemudian kembali ke kamarnya dan tidur. Kami berdua bangun siang besoknya karena selaman bergadang. Setelah makan dan beberes.. kami berdua pergi nonton bioskop. Kami berdua memutuskan untuk menonton film action berjudul ‘dunia hitam yang kelam’. Setelah menonton film di malam hari, kami kembali ke apartement.
Sepanjang perjalanan, kami selalu bergandengan tangan. Dia terlihat sangat bahagia sekali seperti baru keluar dari penjara. Aku bisa paham penderitaan yang dia alami selama dipaksa menikah dengan laki laki yang tidak dia cintai.
Caranya berjalan pun seperti anak kecil yang baru dibelikan es krim. Dia selalu tersenyum saat berjalan bersamaku seolah dia baru menemukan cinta sejatinya. Setelah mandi dan makan malam, kami kembali nonton tv berdua.
Kami berdua selalu saja nonton drama di tv sambil berpegangan tangan. Terbawa suasana, aku dan Lina saling berhadapan dan akhirnya berciuman. Dia menutup matanya saat kami berciuman seolah dia sangat menikmati ciuman itu bersamaku.
Kedua tangan nya memeluk leherku. Serta merta kedua tanganku memeluk pinggang nya. Kami berhenti berciuman dan saling menatap sambil tertawa. “Lim… ada sesuatu yang kamu ingin kasih tahu ke aku?” Tanya nya kepadaku. “Tante. Aku… sayang kamu…” kataku menahan malu.. Sambil tersenyum, dia bertanya, “mau tahu jawabannya?
Dia merangkul kembali leherku dan mencium bibirku. “Itu jawaban dariku… sayang…” kata Lina Yang seharusnya aku panggil tante. Kami berdua tersenyum dan tiba tiba aku mendapat panggilan masuk dari mamaku. “Nak. Kalian berdua baik baik ya di sana. Jaga tante kamu. Jangan aneh aneh ya. Awas kalau aneh aneh.
“Iya ma. Beres. Bisa diatur mak.” Jawabku sambil mengedipkan mataku ke Lina yang tersenyum manis. Telpon itu kumatikan dan kami berdua lanjut berciuman lagi dan lagi.
Kami sudah tidak peduli dengan apa yang ada di tv dan aku menggendong dia ke kamar nya yang memiliki kasur ikutan queen size. Kami berdua langsung berbaring dan berciuman dengan penuh nafsu di ranjang.
“Lim. Tante sayang kamu. Cuma kamu lah yang tante sayang sepenuh hati. Tante sangat bahagia berada di samping kamu.” Katanya. “Tante. Aku juga sangat sayang sama tante. Aku dari dulu tidak mau mendekati perempuan lain karena di hatiku hanya ada tante seorang saja. Rasanya sangat berat kalau aku berpisah dengan tante.
Dia kemudian menyeka air mataku dan kembali mencium bibirku dengan lembut. “Lim. Tolong jangan buat tante sedih ya. Tante… hanya ada kamu saja. Tante tante tak tahu siapa lagi di dunia ini yang mau mencintai tantemu…” katanya sedih. “Ada kok. Tante saja yang gak tahu.” Kataku meledek. “eh siapa Lim?
Tanteku sudah mulai ngantuk, begitu juga aku yang sudah sangat lelah. “Tante… boleh gak aku tidur di kamar tante? Biar tante gak kesepian. Malam ini kan dingin. Biar aku yang buat tante hangat.” Kataku sambil merayu dan membelai wajahnya yang sangat cantik itu. “Pastinya. Tolong temani tante malam ini ya sayangku.
Besoknya kami berdua bangun dan karena masih lelah, kami tidak ke mana mana. Meskipun hari minggu, aku dan tanteku tetap kembali belajar karena teknik sipil bukan hal yang mudah. Apalagi aku dan tante ku sama sama berniat untuk tinggal di negara ini.
Kami berdua harus belajar keras supaya cita cita kami tercapai. Sejak kejadian itu, kami berdua mulai tidur bersama dan semakin mesra. Saat menonton tv pun dia selalu minta dipangku olehku dan bahkan dia tiba tiba saja langsung duduk di pangkuanku.
Aku sangat mencintai dia. Kecantikan nya sungguh luar biasa. Aku sangat senang melihat rambut dia saat dikuncir acak acakan yang juga memamerkan keindahan lehernya yang putih dan jenjang itu.
Di malam hari setelah aku pulang kuliah, aku langsung menonton tv dan dia sedang di luar melihat bulan sabit tanpa palu di tengah nya. Aku dari belakang memeluknya. Dia terlihat sangat senang dan dia menyandarkan tubuhnya di tubuhku. “Tante cantik kayak bulan di malam hari… tapi dari jauh aja ya…
Besoknya saat kami berdua pulang kuliah, kami memutuskan untuk jalan jalan keliling… ya jalan jalan santai lah sambil berpegangan tangan. Beberapa orang yang melihat kami berdua selalu memuji tanteku yang sangat cantik. Mereka tidak tahu kalau dia adalah tanteku dan menganggapnya adalah kekasihku.
Kami berjalan cukup jauh dan saat kami mau kembali, hujan turun dan kami tidak bisa menemukan tempat berteduh. Alhasil kami berdua berlari lari dan pastinya kehujanan. Sudah terlanjur basah, kami pasrah dan berhenti berlari. Dengan iseng, dia menendang genangan air itu ke aku dan aku membalasnya dengan melakukan hal yang sama.
Setelah puas, kami berjalan lagi dan akhirnya dengan tubuh basah kuyup, kami sampai di apartemen. Cuaca sangat dingin alhasil sampai apartemen, aku yang sebagai lelaki dan lebih tua, menyuruh nya segara mandi dahulu. Tanteku langsung ke kamar mandi dan aku sedang melepas pakaianku, tapi tiba tiba tanteku memanggilku.
Dia tiba tiba keluar memakai handuk yang dililit di tubuhnya dan sambil tersenyum, dia memegang tanganku. “Nanti orang yang tante sayang sakit. Sini ikut tante. Gak boleh melawan ya..” katanya tersenyum genit. Aku ikut saja dan dia tiba tiba membelakangi aku dan membuka handuknya memamerkan keindahan tubuhnya.
“Yuk mandi bareng tante. Tante mandiin kamu sini. Hehehe… tante buka celana nya ya Lim. Kamu bengong aja dari tadi. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa. Aku memang sedang tak percaya dengan pemandangan yang aku lihat. Apa tadi kami berdua tersambar petir? Atau kenapa? Tapi entahlah. Aku yakin ini bukan mimpi.
Aku sudah ditelanjangi oleh tanteku. Dia tersenyum saat melihat kemaluanku yang sudah berdiri. “Hehe. Besar punya mu ya… yuk sini tante mandiin.” Katanya. Tangan dia menggenggam penis ku dan Aku menurut saja saat dia membimbing ku ke kamar mandi untuk dimandikan. Dengan pelan dan lembut dia membersihkan tubuh ku.
“Lim. Yuk berdiri. Tante mau menyabuni tubuh kamu. Wah… berotot.. atletis semua… 6 packs lagi. Keren…” kata tanteku sambil meraba raba tubuhku. “Bulu kamu lebat Lim.. nanti tante cukur in ya” katanya. Aku hanya bisa mengangguk aja. Semoga ini nyata. Kalau mimpi… Tolong jangan dibangunkan dulu.
“Laki-laki selalu berdiri kalau dijamah wanita. Sama saja. Hehehe. Besar punya mu Lim. Anak perjaka sih.. pantas aja bengong. Gak pernah dimandikan wanita cantik… burung nya gak pernah dipegang juga. Duh seru deh.. diam pula dari tadi kayak bayi besar. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa dan membersihkan pantatku.
“Eh Tante. Maaf… aku.. tadi… eh… malu tante.. hehehe..” kataku malu malu. “Hahaha. Iya tante tahu kok. Kamu kan dari tadi diam saja. Malu kenapa? Tante sudah melihat semua tubuhmu dan sudah dijamah semua. Hehehe. Ngapain lagi malu? Tante saja telanjang di depan kamu.” Katanya sambil tersenyum dan membelai wajahku.
“Iya. Biasa sama mami kan? Hehehe. Dulu tante sudah bisa mandi sendiri… kamu masih dimandikan mami kamu. Tante aja waktu itu lihat kamu masih dimandikan sampai kelas 3 sd. Tante aja umur 7 tahun sudah bisa mandi sendiri. Kamu malu malu aja. Tante cuma tertawa saja saat itu melihat Kamu dimandikan sama mama kamu.
“Tante. Malu tauk. Aku saat itu dah bisa mandi sendiri tapi mami gak kasih.” Kataku. “Iya deh… hehe.. dah bisa mandi sendiri. Hehehe. Ingat gak dulu kita dimandikan bersama? Kamu sama mami kamu… aku sama nenek… hehee. Tante saat itu lihat burung kamu untuk pertama kalinya. Bentuknya lucu. Hehehe.
“Eh Tante mah ah… aku makin malu nih…” kataku. Tanteku sedang keramas dan menyabuni dirinya sendiri saat ini. “Habis itu Lim. Tante dan gak perawan. Kamu masih perjaka. Heheheeh.. kalah deh kamu sama tante yang lebih muda dari kamu. Hehehe” ledek tante ku sambil tertawa puas seolah baru membalas dendam nya saja.
Kami berdua akhirnya selesai mandi dan tanteku mengeringkan tubuhku setelah itu dia mengeringkan tubuhnya sendiri dengan handuk nya. Dia masih ingat untuk mencukur rambut kemaluan ku. Dengan pisau cukur nya, dia dengan tangkas dan gesit mencukur semua rambut kemaluanku sampai bersih. “Wah beneran seperti bayi.
Kami kembali berpakaian dan dia hanya memakai handuk kimono dan handuk di kepala nya karena ya rambut nya belum kering. Kami berdua sekarang berbaring di atas ranjang. Aku berbaring di samping nya dan dia mulai bicara tentang saat dia baru menikah. Dia juga bercerita tentang malam pertama nya saat dia diperawani oleh mantan suaminya.
Aku Kemudian memeluk tanteku. Dia merebahkan kepalanya di dadaku. Aku membelai rambutnya yang sudah kering itu. Dia diam sejenak dan kemudian dia menatap mataku. “Lim. Maaf ya tadi tante meledek kamu. Tante tadi cuma ingin bikin kamu lebih santai saja. Maaf ya..” katanya dengan mata berkaca kaca. “Tante Lina yang tersayang.
Kami berdua saling bertatapan mata dan kedua bibir kami semakin mendekat. Akhirnya kami berdua berciuman. Kedua tangan kami saling meraba dan kami berdua saling mendesah. “Tante… aku… sayang tante..” kataku sambil mengatur nafasku. “Lim.. tante juga sayang kamu… sayang sekali Lim.” Jawabnya sambil terisak karena terharu.
Sadar tak sadar, kedua pakaian kami langsung terjatuh di lantai. Ya kami berdua sudah telanjang bulat. Aku bisa melihat jelas kedua payudaranya yang (mungkin) berukuran 34B dengan puting berwarna coklat muda. Dia tersipu malu saat aku menatap payudara nya yang indah itu. Aku memberanikan diri untuk meraba payudara nya.
Dia hanya tersenyum manis membiarkan aku menjamah payudara nya. Wajahnya memerah dan aku menjilati puting susu nya itu. Dia mendesah, “ohhhh sayang. Nikmatnya.. ohhh… Lim… terus… ahhh.. jangan… ahhh berhenti…” katanya sambil mendesah. Aku yang baru pertama kali melihat payudara wanita secara langsung tentu saja sangat senang dan terpana.
Aku tidak munafik. Aku juga suka menonton film porno. Ya mau bagaimana. Namanya juga laki laki tapi kali ini rasanya sungguh… berbeda. Melihat langsung dan di film itu sungguh beda sensasinya apalagi saat ini aku dalam keadaan sadar sepenuhnya sedang memainkan dan meremas payudara tanteku yang usianya lebih muda dariku.
Usia dia memang lebih muda tapi dalam soal ini tentu saja dia lebih pengalaman. Aku kemudian memberanikan diri untuk menyusu di payudara tanteku. Dia tersenyum dan membelai wajah dan rambut ku dengan penuh kasih sayang. Aku sangat menikmati payudara nya yang montok, kencang dan lembut seperti salju.
“Lim. Enak… arghhh… ohhh… terus Lim. Terus… ahhh… geli… ihhhh geliii ahhhh” desah nya saat aku memainkan puting susu nya. Aku tetap saja mau menikmati payudara indahnya. Aku sendiri tak percaya apa yang sedang kami lakukan. Kalau benar ini mimpi… biarlah ini menjadi mimpi karena kenyataan terkadang suka terbalik.
Aku kemudian langsung menyerbu vagina nya yang hanya dihiasi sedikit rambut. Sungguh seksi sekali. Perut nya juga rata. Sungguh tubuh wanita idaman. Peduli setan dengan hubungan darah. Kalau soal ena ena, siapapun hajar. Mumpung cuma berdua. Aku menatap vagina tanteku. Dia pastinya sudah tak perawan lagi karena sudah menikah.
Aku kemudian mengendus dam langsung mencium vagina nya. “Lim. Nakal kamu… ahh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH. Nakal… enak… suek… enak… ohhh ahhh” desah Lina, tanteku. Aku langsung mencari klitoris nya… sesuatu Yang pastinya akan membuat wanita tergila gila yang aku pelajari di film film.
“Eh buset… ahhhhh nakal… ahhhh Lim… Ampun deh… ahhh ohhhh ahhh AHHH oooh” teriaknya. Tubuhnya sendiri sudah mulai bergoyang goyang tak karuan dan kedua tangannya malah sibuk dengan payudara nya sendiri.
Dia sangat me nikmati jilatan dariku, seorang pemula yang bermodalkan film porno. Aku Kemudian mengakhiri jilatan ku di vagina nya karena tubuhnya bergoyang ke sana sini. Aku Kemudian naik lagi menatap matanya yang sudah sayu dan wajahnya yang sangat memelas.
“Enak gak, tante Lina?” Tanyaku dengan lembut. Dia tak menjawab tapi langsung mencium bibir ku dengan penuh nafsu dan merangkul leherku. Aku juga membalas ciuman nya Yang penuh nafsu itu. Kami berdua saling berpelukan dan berciuman. sumber Ngocoks.com
Nafas kami berdua saling beradu. Lina alias tanteku sudah berada di atas tubuhku. Dia menghentikan ciumannya dan memperhatikan seluruh tubuh ku yang atletis itu. Dia sangat mengagumi dan mulai meraba raba tubuhku.
Tak butuh lama, dia menatap penisku dan dia sangat kagum dengan ukurannya yang besar itu. “Lim. Mantan suami ku kalah jauh sama punya kamu. Kalau saja kamu jadi suamiku… mungkin… Aku akan sangat bahagia.” Katanya lirih. “Ini punya kamu, Lina… tanteku yang kecil dan cantik… Yang paling aku sayang sepenuh hati.
“Lim. Kamu masih perjaka kan? Belum pernah merasakan ini kan?” Tanya tanteku menggoda. “Iya tante. Knp ya?” Tanya ku… tanpa menjawab, dia langsung memasukan penisku ke dalam Mulut nya. Di dalam mulutnya Itu, lidah nya bermain terus. Kepalanya maju mundur dan lidahnya berputar putar di dalam mulutnya.
Tante ku tidak mempedulikan teriakan aku. Dia tetap lanjut dan sangat menikmati penis ku. Setelah sekilan lama memainkan penis ku di dalam mulut nya, dia kemudian menjilat batang kemaluan ku dari bawah ke atas dengan pelan. Aku menutup mataku menahan nikmat Yang sensasional itu. Rasanya mimpi jadi nyata
Bersambung…