Tak pernah kubayangkan hal ini akan terjadi dalam kehidupanku ini mas Rian anakku sayang. Tak terasa vaginaku sudah mulai basah, dan becek mas yan ku tercinta, menunggu momen masuknya penismu yang tegang, yang sedang kukocok dengan tangan kiriku ini yang semakin lama semakin bertambah besar nak.
Oh pasti memek Riska ini terasa penuh mas yan saat nanti kamu masukkan kontolmu ke dalam memekku nak.
Demikianlah ungkapan perasaanku padamu mas Rian Andrianto, anakku sekaligus suamiku sayang. Sambil berkata demikian, ibuku kulihat memejamkan matanya, dan menggigigit bibir bawahnya yang menandakan ibuku telah dikuasai oleh nafsu birahinya.
Apakah kamu pernah mengukur panjang penismu, beserta diameternya anakku sayang, tanya ibuku padaku. Kujawab, belum pernah bu: “tetapi bila ibu ingin aku mengukurnya, aku akan mengukur panjang kontolku ini saat sedang ereksi seperti sekarang ini, detik ini juga dek riska sayang.”
Karena apapun perintah darimu, aku akan berusaha melaksanakannya sesegera mungkin sebagai wujud baktiku padamu mamaku yang juga istriku tercinta.
Ibu lalu melanjutkan perkataannya, “sebenarnya ibu tidak terlalu ingin tahu amat berapa ukuran penismu itu mas rian suamiku sayang, akan tetapi kalau kamu tidak keberatan, segeralah kamu ambil penggaris di kamarmu itu, dan bawalah penggaris itu kesini,
Nanti biar aku saja yang akan mengukur seberapa panjang penismu itu anakku sayang saat sedang ereksi, agar aku dapat mempersiapkan tempikku ini secara maksimal, dan merawatnya lebih baik lagi agar terasa rapat, dan sempit seperti memek seorang gadis yang masih perawan mas yan anakku sayang.
Aku, Riska Damayanti mamamu akan memberikan pelayanan yang terbaik padamu anakku sayang, agar pengalaman bersetubuhmu yang pertama kalinya ini menjadi pengalaman yang paling berkesan seumur hidupmu anakku sayang.
Riska mamaku, istriku tercinta, akupun akan berusaha semaksimal mungkin untuk melayanimu agar kamu tidak pernah merasa kecewa, dan menyesal telah memilihku untuk menjadi suamimu sekaligus ayah dari anak-anak kita kelak mamaku tercinta, dengan pengalamanku yang masih minim tentang bercinta ini.
Aku mohon, dek Riska mau mengajariku bagaimana cara memuaskan nafsu birahimu yang besar itu ibuku tercinta. Bersediakah kamu mengajariku Riska Damayanti, mamaku sayang. Sengaja tetap kupanggil mama, dan kupanggil namanya agar aku tetap sadar bahwa orang yang sekarang menjadi istriku adalah mamaku, ibu kandungku sendiri.
Mama sedikit sewot saat aku memanggilnya mama, dan mama lalu berkata; “nak, berapa kali sudah kukatakakan bahwa bila kita sedang bercinta seperti sekarang ini, kamu jangan memanggilku mama, cukup panggil aku dengan namaku saja, kamu mengerti kan mas Rian.”
Jawabku: “iya aku mengerti mamaku sayang, istriku tercinta, tetapi izinkanlah aku memanggilmu mama agar aku dapat merasakan bahwa tubuh wanita yang kunikmati seumur hidupku ini, adalah tubuhmu, Riska Damayanti ibuku sayang.”
“Baiklah mama izinkan kamu untuk memanggilku mama mas Rian anakku sayang, apabila alasanmu seperti itu, mama bisa menerimanya, itu sama juga denganku yang tetap memanggilku anakku, agar kusadari bahwa aku kini telah menjadi istri putraku sendiri!!!”
Dek Riska sayang, aku pamit dulu mengambil penggaris, dan membawanya kemari agar dek Riska dapat segera mengukur penisku ini, sekaligus segera menikmati sodokan, dan tusukan penisku pada vaginamu itu mamaku sayang.
Aku lalu duduk, dan beranjak untuk menuju kamarku mengambil penggaris. Sebelum kulangkahkan kakiku keluar kamar, kusempatkan dulu untuk mencium vagina mamaku yang tembem yang terlihat jelas menerawang dari balik gaun tidur yang dipakainya, yang mana memek ibuku sudah benar-benar basah, dan becek, sehingga tercium aroma yang tajam dari vagina Riska Damayanti ibu kandungku ini.
Setelah itu kulangkahkan kakiku keluar kamar, dan bergegas mengambil penggaris di kamarku, lalu kembali lagi ke kamar mamaku.
Tak sabar rasanya hatiku ini untuk melepas keperjakaanku ini di liang vagina Riska Damayanti ibuku yang telah melahirkanku ke dunia ini.
Sesampainya di kamarku aku lalu membuka tasku, dan mencari-cari penggarisku, ternyata penggarisku kuletakkan di meja belajar saat tadi aku merapikan barang-barang bawaanku ini.
Kulihat jam di dinding kamarku, ternyata jam dinding telah menunjukkan pukul 14.30 w. b yang berarti sudah hampir 2 jam aku berada di rumah.
Tak terasa sudah kuhabiskan waktu bersama mamaku untuk ngobrol ngalur ngidul, dan mencurahkan perasaan hati kami masing-masing, sekaligus meminta restu pada kakekku yang juga ayah mertuaku agar hubungan kami direstui selama hampir 2 jam.
Sekarang sudah tiba saatnya bagiku untuk mengakhiri keperjakaanku di liang memek mama kandungku sendiri. Kulihat penisku benar-benar telah ereksi maksimal, dan mengacung tegak seakan-akan meminta untuk segera dimasukkan ke dalam sangkarnya, liang vagina Riska Damayanti, ibuku sendiri.
Kebetulan suasana di luar rumah mendadak turun hujan, sehingga ini benar-benar menjadi momen yang paling pas untuk melepaskan perjakaku di dalam liang vagina mamaku ini.
Alampun seakan mendukung persetubuhan terlarang antara aku dengan mamaku Riska Damayanti, sebab di luar sana hujan bertambah deras sehingga hawapun terasa bertambah dingin menusuk kulitku di tengah ketelanjanganku ini.
Seusai kuambil penggaris, kulangkahkan kembali kakiku ke kamar mamaku ini, tak lupa kukunci pintu kamarnya, dan kunyalakan lampu kamar mamaku itu.
Aku lalu duduk di ranjang, dan berkata pada ibuku; “Dek Riska, ini sudah kubawa penggaris untuk mengukur penisku ini yang urat-urat penisku ini tegak maksimal, dan mengangguk angguk.
Dengan gemetar mamaku lalu menggengam penisku perlahan, dan memintaku untuk menyerahkan penggaris yang kubawa agar dapat mengukur penisku ini.
Mamaku lalu memintaku untuk duduk bersila di tepi ranjang, dan menyuruhku melebarkan kedua pahaku ini. Lalu perlahan mamaku turun dari tempat tidur, dan berjongkok di depan penisku, sambil tangan kanannya masih tetap menggenggam penisku yang masih berdiri dengan kokoh seperti tongkat.
Ibuku lalu meletakkan penggaris yang dibawanya tegak lurus dengan posisi penisku ini, sambil ditempelkannya penggaris itu mulai dari ujung kepala penisku sampai dengan ke dekat buah zakarku ini.
Ternyata panjang penisku saat sedang ereksi mencapai 14 sentimemeter, kemudian mama lalu meletakkan penggaris yang dipegangnya tadi, dan diletakkan di kepala penisku dengan posisi sejajar, ternyata diameter kepala penisku ini mencapai 3, 5 sentimeter.
Oh besar, dan panjang sekali kontolmu mas Rian Andrianto, anakku sayang, jauh lebih besar, dan panjang daripada kontol mantan suamiku yang juga ayahmu Antok Suharmanto nak.
Kontol ayahmu tidak sepanjang, dan sebesar ini nak, ukuran kontol ayahmu saat ereksi kira-kira hanya 12 sentimeter, dan diameter kepala penisnya hanya sekitar 2, 5 sentimeter, aku memang tidak pernah mengukur, dan mengetahui secara persis berapa sebenarnya ukuran penis ayahmu itu nak.
Nyata sekali kalau ibuku sudah benar-benar menginginkan untuk kusetubuhi.
Selesai mengukur penisku ini, ibuku lalu duduk di sebelah kananku, dan iseng-iseng lalu kutangkupkan telapak tanganku ini, dan kuletekkan pada gundukan memek ibuku yang menggunung sambil kubelai perlahan, dan ibu mulai mendesis: “oh… ah… mas Rian kamu nakal iyaa mas, mulai merangsangku ini ceracau Riska ibu kandungku.
Iya dong dek Riska Damayanti sayangku, ibuku yang juga istriku aku sengaja merangsangmu agar vaginamu semakin basah, dan becek, juga cairan kewanitaanmu yang keluar semakin banyak agar memudahkan serta melancarkan penetrasi kontolku yang masih perjaka ini saat kumasukkan ke dalam tempikmu sebentar lagi Riska mamaku sayang.
Dek Riska, kamu kan sudah mengetahui ukuran penisku ini, sekarang aku mas Rianmu ini hendak bertanya: “Apakah dek Riska pernah mengukur berapa kedalaman liang vaginamu itu, dan berapakah juga lebarnya?”
Tunggu sebentar iyaa nak, mama lalu memejamkan matanya, dan ingatan mama kembali ke masa lalu, masa dimana mama kecil. Pernah nak, saat itu Riska jatuh dari sepeda pancal sepulang dari sekolah, dan kurasakan perih di vaginaku ini, lalu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kakekmu lalu membawaku ini ke bidan.
Saat itu mama tidak berani bercerita, namun melihat mama berjalan tergopoh-gopoh dengan kaki yang kuseret menahan sakit pada tempikku ini.
Hal ini lalu menimbulkan kecurigaan kakekmu nak, aku diminta untuk menceritakan apa yang terjadi sejujurnya, dan kuceritakan bahwasanya aku baru saja terjatuh dari sepeda, serta kurasakan sakit pada tempekku ini pak, penjelasanku pada kakekmu.
Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kakekmu, dan nenekmu lalu membawaku ke bidan. Setelah diperiksa oleh bu bidan dengan menggunakan alat dilator, ternyata tempikku tidak apa-apa nak, hanya ada sedikit robekan pada selaput daraku, namun hal ini akan sembuh dengan kukonsumsi obat yang diberikan oleh ibu bidan.
Kakek sempat khawatir begitu mengetahui selaput daraku ini sedikit robek, akan tetapi bu bidan menjelaskan hal ini tidaklah mengapa pak, Riska tetap perawan, karena selaput dara yang robek akibat jatuh dari sepeda, dengan akibat berhubungan suami istri itu lain bentuk, dan jenis lukanya pak, demikian penjelasan ibu bidan pada kakekmu.
Bapak tidak usah khawatir putri bapak memiliki ukuran vagina yang normal dengan kedalaman sekitar 8, 7 sentimeter, dan lebar pada liang vagina 2, 8 sentimeter, itu masih termasuk ukuran normal vagina pada perempuan pak, bu, yang mana rata-rata ukuran normal vagina pada perempuan itu adalah sekitar 9, 6 sentimeter dengan variasi antara 6, 5 sentimeter-12, 5 sentimeter,
Dan ukuran normal lebar pada liang vagina adalah sekitar 2, 1 sentimeter-3, 5 sentimeter, namun saat berhubungan sex maka lebar liang vagina dapat melebar dengan elastis seperti karet pak, bu bidan menjelaskan tentang anatomi kedalaman, dan lebar vagina dalam keadaan normal.
Kakek, dan nenekmu yang mendengar penjelasan bu bidan hanya manggut-manggut saja nak.
Saya akan berikan resep antibiotik kunir yang diparut dan diseduh dengan diberi sedikit air, dan gula yang diminum 3× sehari, insya’ Allah nantinya luka pada selaput dara Riska putri bapak akan sembuh dalam 3-4 hari pak.
Terima kasih atas pertolongannya bu bidan, alhamdulillah setelah mendengar penjelasan bu bidan tadi saya, dan istri saya ini lega rasanya demikian kata kakekmu berterima kasih pada bu bidan. Ngocoks.com
Setelah itu kami bertigapun aku, kakekmu, dan nenekmu lalu pulang ke rumah, dan kukonsumsi resep dari bu bidan, alhamdulillah luka pada selaput daraku ini berangsur sembuh mas Rian anakku sayang, sehingga pada saat pernikahanku dengan mantan suamiku mas Antok Suharmanto,
Pada malam pengantin aku tidak mengecewakannya, walaupun hanya sedikit selaput daraku yang terkoyak oleh penetrasi penis ayahmu itu, dan sedikit sekali darah yang keluar aku tidak mengecewakan ayahmu, beruntung ayahmupun mengetahui bahwa selaput daraku ini termasuk selaput dara yang elastis, dan agak tebal sehingga tidak mudah koyak.
Kamu jangan kecewa iya mas Rian Andrianto anakku sayang, walaupun kamu tidak akan pernah mendapatkan keperawananku ini, akan tetapi akan berusaha kurawat vaginaku ini sebaik-baiknya,
Agar kamu dapat merasakan sensasi vagina ibumu yang sempit, dan menjepit dengan kencang sama seperti vagina gadis perawan, dek Riska Damayanti akan sering melakukan senam kegel dan mengonsumsi jamu sari rapet,
Agar kamu betah menyetubuhiku istrimu yang juga ibu kandungmu sendiri seumur hidupmu, dan kamu tidak akan pernah berpaling pada wanita lain, cukup tubuhku saja yang kamu nikmati sepanjang usiamu itu mas Rian anakku sekaligus suamiku tercinta.
Kamu juga harus merawat kesehatan penismu itu mas, agar penismu dapat terus memuaskan vaginaku, vagina mama kandungmu dengan cara disabun yang bersih setiap hari, dan jangan terlalu sering melakukan onani atau masturbasi yang dapat menimbulkan lecet, dan luka pada penismu.
Apabila kamu memang sedang ingin berhubungan sex, katakanlah padaku nak, aku Riska Damayanti ibumu akan melayanimu dengan sepenuh hatimu, kecuali saat aku sedang datang bulan nak.
Kita berdua juga tidak boleh terlalu sering berhubungan seks, ingat dalam seminggu maksimal hanya boleh 3x nak, sebab apabila lebih dari itu maka akan menimbulkan iritasi, dan luka pada kelamin kita ini sayangku
Bersambung…