Selama tiga tahun aku berhubungan dengan Nurul dan Ratna tak sedikitpun aku merasa bosan atau jenuh dalam berhubungan seks dengan mereka, entah mengapa mereka selalu membuat birahiku bangkit, dan disamping itu pula , kami selalu melakukan berbagai fariasi dan inovasi dalam berhubungan seks, sehingga membuat kehidupan seks kami selalu bergairah.
Seperti misalnya dalam setiap aku berkunjung kesana aku membawa uniform dan aksesoris dokter atau perawat yg aku beli dan di design khusus dengan model yg seksi dan ketat, lengkap dengan peralatan dokter seperti stetoskop dll.
Biasanya Ratna berperan sebagai dokter dan Nurul sebagai perawat, sementara aku sebagai pasiennya, dan untuk selanjutnya terjadilah hubungan seks sesuai dengan sekenario yg kami buat, walaupun biasanya sekenario yg kami rencanakan akan berubah oleh improfisasi kami.
Atau pada minggu berikutnya aku membawa seragam sekolah SMU untuk Ratna dan Nurul yg juga didesign khusus dengan model yg super seksi, sementara aku berperan sebagai seorang guru, dan akhirnya terjadi hubungan seks antara guru dan murid dikamar yg telah kami buat sedemikian rupa sehingga agak mirip dengan ruang kelas.
Atau aku akan membawa pakaian funk yg ekstrim itu, dan kami dandani diri kami sehingga menyerupai kaum funk lengkap dengan sepatu boot tinggi dan rambut mohak dengan menggunakan cream pengkaku rambut.
Dan masih banyak lagi fariasi-fariasi yg kami perankan dalam setiap kami berhubungan seks, seperti pakaian ala koboy, tentara, bahkan ala hantu, dan aku juga melengkapinya dengan berbagai alat bantu seks seperti dildo, anal bead, dll.
Seusai tidur siang aku duduk bersantai diruang tengah sambil berbincang-bincang dengan Nurul, sementara Ratna masih berkeliling kesekitar ruangan dirumahku, sepertinya dia sangat mengagumi dengan gaya interior rumahku ini, kulihat dia begitu antusia keluar masuk ruangan dan naik turun tangga, sesekali memegang beberapa aksesoris yg kupajang sebagai hiasan dinding atau pemanis ruangan.
Setelah puas dia berkeliling dihempaskannya pantatnya disofa empuk disampingku, celana pendek ketat yg dikenakannya membuat aku terangsang, ditambah lagi Nurul yg saat itu mengenakan rok pendek dan kakinya diangkat sedemikian rupa sehingga celana dalamnya terlihat,
Birahiku timbul, apalagi sudah satu minggu aku belum menikmati tubuh mereka, tadi pagi setibanya aku didesa X, kami langsung meluncur kepasar tanah abang, sehingga aku belum sempat melakukan apapun dengan mereka.
“ Main dokter-dokteran yuk..!” ujarku, sambil megelus-elus paha Ratna
“ Iya nih mas, mamih juga udah kangen sama kontol mas hendi..” jawab Ratna, sambil mengurut-urut batang kontolku yg masih terbungkus celana pendek.
“ Iya mas, memek ilis juga udah gatel nih pingin dientot, abis mamih tadi buru-buru sih, mestinya tadi sebelum berangkat kita ngentot dulu ..” ujar Nurul, sambil mengelus-elus memeknya yg masih dibalut celana dalam.
Kata-kata Nurul yg vulgar itu membuatku semakin terangsang, seraya kusuruh mereka untuk kekamar, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam dokter.
“ Ayo cepat kalian kekamar, disitu sudah aku siapkan seragam kalian..” perintahku, segera mereka menuju kekamarku. Sementara aku menurunkan benda-benda yg ada diatas meja makan, termasuk taplak. Lalu kupinggirkan semua kursi-kursi yg mengelilinginya. Rencanaku meja makan ini akan kufungsikan sebagai tempat tidur pasien untuk acara dokter-dokteran yg akan kami lakoni.
Dan permainan seks dokter-dokteran ini adalah salah satu lakon paforitku, dan sudah beberapa kali kami melakukannya, hingga kami sudah hafal betul sekenarionya, walaupun setiap kami melakoninya ada saja improfisasi yg kami lakukan, sehingga melenceng dari scenario sebelumnya, namun itu justru yg aku suka.
Tak lama kemudian dokter dan perawat palsu itu tiba, seragam dokter Ratna dengan rok mininya yg super ketat sehingga memperlihatkan lekuk pantatnya yg besar, begitu pula dengan bajunya yg ngepres memperlihatkan pusarnya serta belahan buah dadanya yg tentu saja sudah tidak lagi memakai BH, seperti halnya juga dia tak memakai celana dalam, dipadu dengan sepatu hak tinggi serta make up yg seksi dan mencolok,
Sehingga sosok Ratna berubah menjadai sosok dokter yg menurutku adalah dokter paling seksi didunia, plus dengan stetoskopnya yg tergantung dileher. Begitupun Nurul dengan seragam susternya, yg tak jauh berbeda dengan Ratna, hanya Nurul memakai topi khas suster dengan lambang palang merah, dan dileher Nurul tidak tergantung stetoskop.
Aku rebahkan diriku telentang diatas meja makan, kugunakan bantal sofa untuk alas kepalaku.
“ Apa keluhannya pak..? “ tanya Ratna, layaknya seorang dokter sungguhan
“ Lemas dok, kurang bergairah..” jawabku, seraya Ratna menempelkan stetoskop pada dadaku, yg kiri dan kanan, tiba-tiba dikerutkan alisnya sepertinya “sang dokter” mendeteksi adanya yg tidak beres dengan tubuhku,
Kemudian ditempelkannya lagi stetoskopnya seolah ingin meyakinkan. benar-benar acting yg menawan si Ratna ini, begitu natural, tidak kaku atau tampak seperti dibuat-buat, mungkin karna hobinya menonton acara sinetron barangkali, dan kuakui Ratna memang memiliki bakat terpendam dalam seni peran.
Berbeda sekali dengan beberapa pemain sinetron pendatang baru yg hanya bermodalkan tampang saja namun dengan kualitas acting yg memprihatinkan.
“ Coba tarik nafasnya yg dalam ya pak..iya, tahan… sekarang hembuskan.. sekali lagi..” perintah Ratna, yg juga aku turuti. Beberapa saat kemudian Ratna menarik nafas panjang, seolah seolah hasil dari pemeriksaannya padaku mendapatkan hasil yg buruk, atau aku dinyatakan positif menderita penyakit tertentu.
“ Aduuhhh… sayang sekali pak, bapak terlambat memeriksakan diri bapak, penyakit bapak telah mencapai pada stadium yg menghawatirkan..” ujarnya lesu
“ Lalu bagaimana dok, apa masih bisa disembuhkan..? “ jawabku, dengan ekspresi wajah berpura-pura tegang tentunya, walaupun actingku tidak sebaik Ratna.
“ Akan saya coba pak, doakan saja semoga cara kami membuahkan hasil, sekarang coba buka semua pakaian bapak..” perintah Ratna
“ Semuanya dok..? “ tanyaku
“ Iya semuanya, telanjang..” ujar Ratna, seraya kulucuti semua pakaianku hingga bugil.
“ Sekarang kami akan coba melakukan terapi dengan cara kami, kami harap bapak tetap koorporatif dan mengikuti setiap sesi terapi yg kami lakukan, dan jangan banyak protes, karna itu justru akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan bapak.. tapi kami tetap yakin bahwa metode kami ini adalah yg terbaik untuk bapak, dan saya yakin akan bisa berhasil selama bapak tetap koorporatif tentunya..” terang sang dokter,
Sungguh luar biasa, begitu fasih sekali Ratna dengan dialog itu, yg sebenarnya memang aku yg membuat skenarionya, tapi aku tak menyangka kalau dia dapat menghafal dan mengucapkannya dengan sesempurna itu, mungkin seorang sutradara film tak akan terlalu repot mengarahkan bila artis-artisnya sehebat Ratna ini, karna Ratna sangat bisa menjiwai peran yg dia mainkan.
“ Suster..coba kamu tempelkan memek kamu kemulut bapak ini..” perintah Ratna pada Nurul, seraya sang perawat palsu itu naik keatas meja makan, lalu berdiri mengangkangi wajahku, disingkapnya rok mini yg membungkus pantat seksinya, tampaklah memeknya karna memang Nurul sudah tidak memakai celana dalam sebelumnya, lalu Nurul jongkok sehingga memeknya tepat berada didepan mulutku.
“ Ayo pak, bapak jilatin memek saya, biar cepat sembuh..” ujar Nurul manja, sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya dengan genit, membuat aku begitu gemas hingga kugigit pelan klitorisnya yg mencuat bagaikan kacang , yg membuatnya sedikit terpekik.
“ Aaawwww.. ih, bapak nakal ya, disuruh jilatin memek koq malah gigit itil suster sih..” ujarnya.
Kini mulai kujilati seluruh area memek Nurul, hingga lidahku kugelitik-gelitik sampai kedalam lubang senggamanya, kulihat Nurul tampak merintih kenikmatan dengan aksiku itu.
“ Zzzzzz..aaaahhh… iya terus paaakkk… terus jilatin memek suster, biar bapak cepet sembuh ya pak aahhh..” rintih Nurul sambil kedua tangannya meremas-remas rambutku, sementara itu kulihat Ratna dengan buku dan pulpen ditangannya sedang mengamati aksi kami,
Wajahnya tampak begitu serius, tak terkesan sama sekali kalau dia sesungguhnya sedang berakting, sesekali ia menuliskan sesuatu dibukunya itu, persis bagaikan seorang ilmuan yg sedang melakukan penelitian ilmiah, “macam betul saja kau, Ratna..” dalam hatiku tertawa.
“ Suster.. selanjutnya kamu berikan anus kamu..” perintah Ratna supaya Nurul menyodorkan lubang anusnya untuk aku jilat. Seraya Ratna menyibakan lubang duburnya itu dengan kedua tangannya, sehingga lubang anusnya tampak menganga tepat didepan hidungku, aromanya yg khas membuatku semakin bernafsu.
“ Ayo pak.. sekarang bapak jilatin lubang anus saya ya pak..” ujar Nurul dengan mesra, masih dengan gaya genitnya yg menggemaskan.
Kujulurkan lidahku pada anus Nurul yg tepat berada dihadapanku itu, kujilati dengan rakus, kutusu-tusuk lidahku hingga menembus kebagian dalamnya, tampak Nurul mengelinjang-gelinjang nikmat.
“ Aaaaaaaahhhhh…terus pak, jilatin lubang anus suster, lubang tai suster.. aaaahhhh bapak pinter deh, aaahhh pasti bapak cepat sembuh nih…aaaahhhh..” ujar Nurul, semakin bernafsu aku mendengar ocehan vulgar suster palsu itu.
“ Ayo suster, sekarang kamu ubah posisi, sekarang kamu membelakangi pasien..” perintah Ratna kepada Nurul, seraya Nurul membalikan badannya memunggungiku, sehingga kini aku dapat melihat bokongnya yg bulat, dan masih kujilati lubang anusnya itu.
“ Sekarang kamu menunduk dan kamu hisap kontol pasien..” perintah Ratna pada Nurul
Sambil aku masih menikmati lubang anus Nurul, kini Nurul mengoral batang kontolku, sehingga kini kami melakukan posisi 69.
Kulihat tangan kanan Ratna menjambak rambut Nurul, sementara tangan kirinya digunakan untuk memegang tengkuk Nurul sambil mendorong-dorongkannya kebawah, sehingga batang kontolku tandas masuk sampai kepangkal tenggorok Nurul.
“ Iya kamu hisap yg dalam suster.. seperti ini.. iya..terus iya.. tahan…iya..” ujar Ratna sambil mendorong-dorong tengkuk Nurul, dan menahannya beberapa saat saat seluruh batang kontolku masuk seluruhnya didalam mulut Nurul.
Tampak air mata Nurul mulai menetes, karna ujung kontolku yg menyentuh tenggorokannya, begitu banyak air ludah Nurul yg kental menetes dari sela-sela bibjirnya, hampir muntah Nurul dibuatnya oleh aksi Ratna itu.
“ Ayo suster, sekarang kamu tumpahkan air ludahmu itu kedalam mulut pasien…” perintah Ratna, dibimbingnya Nurul kearah wajahku dengan cara menjambak rambutnya, dan tangan satunya masih memegang tengkuknya, Nurul hanya mengikuti tuntunan Ratna.
“ Coba buka mulut bapak yg lebar..” perintahnya, kuturuti apa yg diperintahkan Ratna, kubuka mulutku lebar-lebar.
Dan, tumpahlah cairan ludah kental dari mulut Nurul kedalam mulutku, kureguk dan kutelan dengan rakusnya, sesuatu yg sebenarnya amatlah menjijikan bila dipikir dengan akal sehat, tapi tidak disaat aku sedang menikmati seks seperti ini,
Disaat jiwaku sedang dipenuhi oleh nafsu birahi seperti ini hal menjijikan seperti itu justru membuatku semakin bergairah, semakin terbuai, apalagi oleh wanita-wanita cantik dan seksi seperti Nurul dan Ratna ini, rasanya segala yg dikeluarkan dari dirinya selalu ingin kureguk habis (kecuali tainya tentunya..he..he..he..).
“ Bagus pak.. telan semua, itu bagus untuk mengembalikan stamina bapak agar lebih segar…” ujar Ratna.
“ Coba suster, sekarang kamu masukan kontol bapak ini dalam memek kamu ya.. kamu lakukan dari atas sambil berjongkok…” perintah Ratna kepada Nurul
Segera Nurul mengangkangi tubuhku, diposisikan dirinya berjongkok diatas batang kontolku yg berdiri tegak, lalu digenggamnya batang kontolku sambil dibimbingnya kearah lubang senggamanya, dan bless…masuklah seluruh kontolku.
“ Ayo suster, kamu entot kontol bapak ini yg keras… “ ujar Ratna kepada Nurul yg langsung diikuti oleh Nurul. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
nikmat rasanya setelah satu minggu kontol ini belum merasakan nikmatnya lubang-lubang memek mereka, hingga sedikit mataku terpejam menikmati goyangan pantat Nurul yg naik turun memompakan batang kontolku.
“ Bagaimana pak… enak kan..? simulasi ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah bapak agar kembali seperti sediakala…” terang Ratna, yg tentunya kata-kata itu sudah tertulis dalam sekenario yg kubuat, yg sudah dihafal mati oleh “dokter palsu” ini.
Sementara Nurul dengan gencar memompa batang kontolnya dengan posisi WOT, Ratna yg sedari tadi hanya bertindak sebagai “mandor” kali ini mulai naik keatas meja dan berjongkok tepat diatas wajahku, sehingga dari bawah kulihat belahan memeknya yg merekah sudah mulai basah oleh cairan birahi, dan aahh.. aroma khasnya itu yg membuatku semakin bernafsu.
“ayo pak, sambil kontol bapak dintot oleh suster, bapak jilati memek saya pak…” perintahnya, yg segera kuraih pantat montok yg tepat berada diatas wajahku itu, dengan rakus kubenamkan mulutku kedalam liang senggamanya, sementara lidahku mulai lincah bergerilya didalamnya menjilati seputar area memek Ratna.
Dengan Ratna berjongkok diatas wajahku praktis kini Ratna berhadap-hadapan dengan Nurul yg sedang mengentot batang kontolku dengan posisi WOT, terinspirasi dari tayangan film porno yg sering ditonton oleh Ratna, yg memang sengaja sering aku bawa dvd-dvdnya dari Jakarta,
Membuat Ratna tanpa canggung mengecup dengan mesra bibir putri kandungnya itu, yg oleh Nurul juga disambut dengan tak kalah hotnya, sehingga terjadilah adegan lesbi yg hot dari ibu dan anak itu, hal yg membuat gairahku semakin bangkit tentunya.
“Ayo pak.. jilatin lubang anus saya…” ujar Ratna beberapa menit kemudian setelah puas memeknya menerima jilatan lidahku, seraya agak digeser sedikit posisi pantatnya sehingga lubang anusnya tepat mengarah pada mulutku.
Dengan rakus kujilati lubang anus Ratna, aroma khasnya membuatku bertambah bersemangat, sesekali kusedot-sedot seluruh permukaan duburnya yg membuatnya bergelinjang-gelinjang menahan geli.
Sementara Nurul masih dengan tandas menaik turunkan bokongnya mengocok batang kontolku sambil tetap berpilin lidah dengan Ratna.
Hampir sepuluh menit kami berasik masuk dengan posisi seperti ini, untuk kemudian Ratna meminta untuk bertukar posisi dengan Nurul.
“ Baik suster, sekarang biar saya yang mengentot kontol pasien, sekarang suster yg duduk diwajah pasien…” perintah Ratna kepada Nurul