BAB TIGA
HARUN BELAJAR ILMU SIREP
Ki Asmoro Dewo rumahnya agak jauh. Di sebuah desa yang berada hampir di puncak gunung. Sementara desa tempat tinggal Harun ada di daerah lembah gunung tersebut. Perjalanan ke atas sana memakan waktu hampir empat jam yang melelahkan.
Sebenarnya Harun sering mendengar nama Ki Asmoro Dewo. Namun kebanyakan orang memanggil gurunya sebagai Ki Dewo saja. Konon, orang ini sangat sakti dan tidak ada orang di daerah gunung ini yang mampu mengalahkan kedigdayaannya.
Banyak sekali orang yang berkunjung ke rumah Ki Asmoro Dewo. Bahkan orang-orang dari Jakarta banyak yang datang minta bantuannya. Rumah Ki Asmoro Dewo sangat besar dan memiliki kamar yang banyak. Rumah ini bahkan lebih besar disbanding rumah ayah Harun.
Rumah inipun memiliki corak tradisional Jawa yang sangat kental, pintu yang diukir dengan gaya Jepara, tempat lampu tradisional, dinding bata merah dan lain sebagainya. Kalo diperkirakan, maka rumah ini pasti lebih mahal dibanding rumah ayah Harun.
Ki Asmoro Dewo memiliki banyak kendaraan. Berbagai motor, sebuah mobil sedan, tiga buah mobil van dan juga dua buah Truk. Harta Ki Asmoro Dewo memang banyak. Dapat hampir dipastikan bahwa kekayaan Ki Asmoro Dewo lebih banyak dibanding Harun.
Namun, yang mengagumkan dari Ki Asmoro Dewo bukanlah harta kekayaan material yang ia punyai. Melainkan, Ki Asmoro Dewo punya banyak isteri. Ada 7 perempuan yang diakui oleh Ki Asmoro Dewo sebagai isterinya. Usia isteri-isterinya beragam. Yang paling tua berusia hampir sama dengan Ki Asmoro Dewo dan yang paling muda berusia 17 tahun.
Semua isterinya cantik-cantik. Bukan sekedar cantik yang membuat lelaki menoleh dua kali, tetapi cantik yang membuat para lelaki tidak ingin melepaskan pandangan sekali sudah melihat. Harun merasa beruntung sekali mempunyai guru seperti ini.
Harun sangat ingin masa depannya akan sama seperti gurunya, dikelilingi oleh wanita-wanita super cantik. Melihat bakat Harun adalah menyirep orang, maka Ki Asmoro Dewo mengajarkan Harun dengan porsi ilmu sirep lebih banyak dibandingkan ilmu-ilmu lain yang dimilikinya.
Namun, bukan berarti ilmu-ilmu lain itu tidak diturunkan, hanya saja Ki Asmoro Dewo ingin agar anak itu antusias belajar kepadanya. Sangat jarang ditemui anak berbakat dan Harun sangatlah berbakat.
Dari 7 isterinya ia mempunyai 14 anak perempuan dan 3 anak lelaki. Sayangnya ketiga anak lelakinya itu meninggal di usia yang masih bayi. Sudah 5 tahun ini isteri-isteri Ki Asmoro Dewo tidak melahirkan anak lagi. Bahkan, Siti, isteri yang paling muda dan yang paling akhir dikawininya tidak pernah hamil.
Ilmu yang diturunkan Ki Asmoro Dewo, selain ilmu sirep adalah ilmu santet, ilmu pelet atau pengasih dan ilmu beladiri. Harun pergi ke rumah Ki Asmoro Dewo tiga kali dalam seminggu, yaitu selasa, kamis dan sabtu. Setiap sabtu, Harun akan menginap sampai minggu siang.
Ki Asmoro Dewo berpesan, karena ilmu sirep sangatlah kompleks dan sulit, maka untuk setahun ilmu ini belum boleh dipraktikan, dan Harun harus sabar mendalami ilmu ini dulu. Untung saja Harun sudah mempunyai dua orang kekasih, yaitu Atik dan Jannah.
Sehingga tiap hari minggu, salah satu dari mereka akan datang ke rumah Ki Asmoro Dewo untuk melayani Harun. Harun sangat menyukai semua pelajaran-pelajaran dari Ki Asmoro Dewo, walaupun ilmu sirep menjadi kecintaan Harun.
Ternyata, ilmu ini dibagi berbagai tingkatan. Tingkatan pertama adalah sirep tidur, yang membuat orang tertidur. Tingkatan ke dua adalah perbawa, yaitu mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauan si pemilik ilmu.
Sirep beda dengan ilmu pelet, karena ilmu sirep adalah ilmu yang digunakan untuk kepentingan sendiri, sementara ilmu pelet adalah ilmu yang dapat dipakai agar orang lain yang dapat menikmati. Ilmu sirep memerlukan kehadiran sang pemilik ilmu dihadapan korban, sedangkan pelet dapat dikirim dari jarak jauh, seperti halnya santet.
Harun belajar dengan giat sekali selama setahun. Ilmu sirep hampir ia kuasai 80 persen dalam setahun, sesuatu yang tidak pernah disangka baik Harun sendiri maupun gurunya. Ini dikarenakan bakat Harun yang memang tiada duanya dibidang sirep selain itu, ia mempunyai dua orang gadis yang dapat dijadikan kelinci percobaan.
Atik dan Jannah sebenarnya menyesal telah memberikan keperawanan kepada seorang bocah yang lebih muda daripada mereka. Namun mereka berdua adalah gadis pedesaan. Mereka mau tidak mau harus nrimo bahwa kegadisan mereka sudah hilang. Mereka sedikit bersyukur bahwa bocah ini adalah anak lurah yang kaya.
Atik dan Jannah menanyakan masa depan mereka kepada Harun dan Harun meyakinkan bahwa ia kan menikahi kedua gadis itu bila usia mereka bertiga telah dewasa dan boleh menikah. Kedua gadis ini sedikit terhibur akan janji si bocah.
Namun Atik yang bercita-cita ingin ke Jakarta dan menjadi artis, di lain pihak merasakan bahwa mimpinya itu sudah sirna karena telah diperawani oleh Harun.
Setiap kali giliran Atik yang menemani Harun, gadis ini melayani Harun dengan tidak bersemangat, sehingga tiap kali Harun harus menggunakan kekuatannya agar gadis ini mau melayani permainan seksnya dengan antusias.
Berbeda dengan Jannah, yang makin lama makin pasrah atas kemauan Harun. Jannah selalu membalas setiap aksi Harun dengan sepadan. Setiap kali disetubuhi, tanpa disuruh oleh Harun, Jannah selalu mengerang-erang penuh kenikmatan, selalu ikut menggoyangkan pantatnya, ikut meremas-remas dan membalas ciuman dan jilatan Harun.
Sementara, Atik tidak pernah melakukan semuanya tanpa disuruh. Pernah Harun tidak menggunakan kekuatannya ketika bersetubuh dengan Atik, Harun malah mendapati bahwa seakan ia sedang mengentoti boneka perempuan yang diam saja.
Hal ini agak membingungkan Harun sehingga ia bertanya pada gurunya. Dan Ki Asmoro Dewo berkata, Nang (singkatan Lanang). Manusia itu berbeda-beda tabiat dasarnya.
Ada orang yang nrimo, ada orang yang sedikit nrimo namun dapat berubah menolak dan ada orang yang pada dasarnya berwatak kuat dan menganggap hidup ini adalah perjuangan. Nah, gadismu yang bernama Atik ini adalah orang memiliki sedikit sifat nrimo namun masih ada jiwa penolakan yang cukup kuat dari dalam dirinya.
Untuk dapat membedakan tiga sifat ini, maka kita dapat melihat gaya mereka ketika kita sirep. Gadis yang pada dasarnya nrimo, setelah kita sirep lalu digagahi, sehabis itu dia akan menerima kelakukan kita sebagai hal yang lumrah. Kamu ingat Jannah? Setelah kamu gagahi kalian berciuman. Ini tanda dia terima kamu.
Nah, untuk tipe ketiga. Ini yang agak-agak sulit dan bahaya. Walaupun kamu berhasil menyirep perempuan ini dan kamu gagahi, sepanjang persetubuhan kalian, dia tetap berusaha menolak dengan perkataannya, walaupun tubuhnya tidak dapat menolak kekuatan sirep.
Setelah selesai digagahi, maka orang ini akan merasakan duka yang dalam, sehingga kemungkinan waktu orang ini ditinggal sendiri, maka ia akan bunuh diri
Harun mendengarkan perkataan gurunya dengan perlahan. Kata Harun,
Guru, kalau demikian, berarti gadis yang memiliki watak yang kuat tidak boleh disirep dan digagahi?
Gurunya tertawa keras. Katanya,
Bukan begitu. Bisa saja jadi milik kamu, tetapi tidak bisa dengan langsung sirep untuk menguasai. Kamu harus menyirep dengan perlahan. Sedikit demi sedikit kamu sirep sambil kamu rayu, namun jangan pernah menggagahi sebelum orang itu benar-benar takluk padamu.
Memang, untuk mendapatkan gadis semacam ini menjadi milikmu adalah sesuatu yang susah, namun bila kamu berhasil, maka gadis macam inilah yang akan menjadi milikmu yang paling berharga.
Mendengar ini Harun menjadi lebih bersemangat belajar ilmu sirep dan ilmu lainnya. Ilmu beladiri pun disukai Harun. Perawakan Harun yang dulunya sedikit gempal, kini setelah setahun belajar berubah menjadi kekar.
Apalagi Harun dalam kurun waktu setahun itu juga bertambah tinggi. Sehingga Harun perlahan menjadi seorang anak muda yang ganteng dan bertubuh atletis.
Selain itu, Harun berusaha untuk mengambil hati Atik perlahan. Ia sering membeli benda-benda untuk perempuan kepada kedua gadisnya. Baju dalam, bando, buku novel dan lain-lain.
Khusus untuk Atik, ia berusaha mengurangi waktu persetubuhan yang hanya dua jam itu menjadi satu jam. Satu jam selebihnya ia berusaha berbincang-bincang untuk mengenal lebih jauh, terkadang ia menyelipkan pujian atas kecantikan perempuan itu dan juga kepintaran gadis itu.
Lama-kelamaan sedikit senyum menghiasi wajah Atik ketika gadis itu mengunjungi Harun. Bahkan Atik mulai memandang wajah Harun ketika bocah itu menggagahinya. Namun selebihnya, Atik masih tidak banyak menimpali aksi Harun dalam persetubuhan.
Perkembangannya yang perlahan dengan Atik selalu dilaporkan kepada gurunya. Gurunya memberikan masukan. Kamu lebih mementingkan pendekatan seperti pacaran. Ini bukannya salah, namun memang menjadi agak lama. Seperti yang dulu aku ajarkan, kamu harus coba sedikit juga menyirep gadis ini.
Contohnya, ketika kamu bicara dengan dia mengenai masalah sehari-hari, kamu dalam hati coba katakan kamu tertarik pada pembicaraanku karena kamu tertarik padaku.
Dengan memberikan sedikit sugesti bahwa ketertarikan itu bukan hanya karena minat yang sama dalam pembicaraan, melainkan karena ketertarikan kepada lawan jenis, maka sedikit demi sedikit, alam bawah sadar perempuan ini dapat kamu bengkokkan menuju kamu secara lebih cepat lagi dibanding hanya dengan pendekatan biasa.
Mendengar ini, Harun lalu mencoba saran gurunya itu ketika giliran Atik untuk menyambanginya tiba. Sambil keduanya berbicara mengenai politik dan korupsi di kamar yang khusus disediakan bagi Harun, Harun menggunakan kekuatannya untuk menanamkan sugesti kepada alam bawah sadar Atik.
Setelah sejam mereka berbicara, dan sepanjang itu pula Harun mensugestikan ketertarikan Atik, Harun mulai menarik badan Atik dan merangkulnya.
Harun kaget lalu melepaskan bibirnya untuk menatap mata Atik. Atik menundukkan kepalanya sementara wajah putihnya merah padam. Wah, benar juga kata guru, pikir Harun. Harun tersenyum lebar sambil memegang dagu Atik. Ditariknya keatas dagu itu sehingga wajah Atik kini sejajar dengan wajahnya.
Kamu cantik sekali, dewiku
Atik menatap mata Harun dengan malu-malu. Harun mengecup bibirnya lagi. Atik membalas ciuman itu perlahan. Mereka berciuman cukup lama. Akhirnya Harun melucuti pakaian Atik hingga bugil. Setelah Harun juga telanjang, ia mulai menciumi payudara gadis itu. Atik mendekap kepala Harun dengan satu tangan, sementara mata gadis itu terpejam.
Harun mencumbui payudara Atik cukup lama. Setelah itu, ia menyelomoti vagina gadis itu yang sudah becek dan mengeluarkan bau sedap kelamin gadis muda. Kini kedua tangan Atik mendekap kepalanya.
Setelah merasa cukup, Harun memasukkan burungnya ke dalam sangkar kehormatan Atik, lalu menindih gadis itu. Atik memeluk Harun dengan kaki dan tangannya. Desahan Atik terdengar. Lebih keras daripada waktu mereka bersetubuh sebelumnya. Harun menarik kepala Atik ke kepalanya karena Atik saat itu masih lebih tinggi darinya, untuk mencium bibir gadis itu.
Atik membalas kecupan Harun, namun saat lidah Harun masuk ke mulut wangi gadis itu, Atik tidak balas dengan lidahnya, melainkan hanya balas membuka menutup mulutnya jadi seakan mengenyot lidah Harun.
Sampai lama mereka ngentot, akhirnya Atik memeluk Harun kuat-kuat sambil mengerang setengah berteriak ketika ia orgasme. Memek Atik yang berkedut-kedut membuat Harun tak kuat, apalagi kini, Atik sudah sedikit membalas cumbuannya, maka Harun ejakulasi di dalam lubang memek Atik.
Harun senang sekali dengan kemajuan ini. Walaupun Atik belum penuh nafsu melayaninya, namun ada perubahan yang terasa pada sikap Atik. Apalagi di seluruh sesi ini Harun tidak menggunakan kekuatannya pada Atik untuk melayaninya. Maka mulai hari itu, tidak perlulah ia menyirep kedua gadisnya dalam berhubungan seks.
Harun terus-menerus mengirimkan sugesti kepada Atik ketika mereka berbincang-bincang sebelum melakukan hubungan suami isteri. Sementara, dengan Jannah, Harun sudah sangat nyaman tanpa melakukan apa-apa lagi.
Harun berbincang-bincang dengan Jannah paling banter lima belas menit. Ini juga karena ia penasaran seperti apa hobi Jannah, kesukaan Jannah, keluarga Jannah dan lain-lain. sumber Ngocoks.com
Jannah lebih aktif juga dalam menanyakan keinginan Harun. Jannah selalu bertanya pertanyaan seperti apakah Harun suka kalau Jannah potong rambut, potong bulu-bulu tubuh, suka posisi ini atau itu dan lain-lain. Juga Jannah tidak malu mengatakan bahwa gadis itu lebih suka posisi ini atau itu.
Perkembangan Atik tidak lagi terlalu lambat. Tapi tidak bisa dibilang cepat juga. Pada bulan kelima Harun berguru pada Ki Asmoro Dewo, Atik sudah mencium sambil memainkan lidah dan juga sudah menggoyang pantatnya ketika dientot. Namun belum ada nafsu liar bagaikan Jannah di dalam diri Atik. Belum pernah Atik menyerang duluan.
Namun dilain pihak, Harun lebih menyukai Atik dalam hal berbincang-bincang. Bahkan, Harun kadang curhat mengenai hal-hal di rumah, seperti ayahnya yang dingin dan jarang di rumah, ataupun ibu Harun yang tampak sedih selalu.
Juga, Atik lebih concern mengenai pola makan Harun, atau bila Harun mendapatkan luka di tubuh akibat latihan bela diri yang keras dari Ki Asmoro Dewo.
Setelah setahun lewat, Harun menanyakan kepada gurunya apakah ilmu sirepnya sudah boleh ia gunakan kepada orang lain. Kata Ki Asmoro Dewo,
Nang (lanang), kini ilmu sirep kamu hanya aku yang dapat mengalahkan. Ini juga dikarenakan kamu belum sempurna menguasainya. 3 tahun lagi bahkan akupun akan tunduk oleh ilmu sirep kamu. Oleh karena itu, kamu boleh menggunakan ilmu itu.
Namun ingat, berhubungan dengan perempuan, ilmu ini harus kamu hati-hati menggunakannya. Jangan sampai satu desa kamu gagahi semua perempuannya. Bila terjadi, kamu sendiri yang akan celaka.
Jangan kamu sia-siakan perempuan yang sudah kamu gagahi. Nanti kamu akan kualat sendiri. Itu mengapa isteriku hanya tujuh dan semuanya kunikahi. Hati-hati sama orang yang baik hati dan rajin beribadah, jangan kamu isengi.
Ilmu kamu belum sempurna dan masih dapat terlihat kekurangannya di mata orang-orang pintar. Hati-hatilah. Selain itu, ilmu-ilmu lainnya belum kamu kuasai juga. Bahkan ilmu santet kamu juga belum berarti apa-apa.
Seperti yang aku katakan, ilmu yang paling dalam sebagai penjagamu adalah ilmu santet. Maka kamu harus latih terus. mulai sekarang, tiap kali kamu ke sini, latihan ilmu sirep kamu akan dikurangi, dan waktu belajar ilmu santet akan diperbanyak.
Harun meninggalkan rumah gurunya dengan hati berbunga-bunga. Dengan penuh kebahagian, ia mulai merencanakan untuk dapat menggauli Asih, ibu kandungnya itu.
Bersambung…