Kalau saja mereka tadi pulang telat 1 menit saja, pasti mereka bisa menangkap basah anaknya yang sedang digagahi Jajang dan Sardi. Mereka tak tahu kalau anaknya yang manja dan polos sudah berubah menjadi wanita nakal yang rela memberikan tubuhnya kepada Jajang dan Sardi, menjadi ‘selir’ bagi kedua pria tua itu.
“kenapa kamu pake selimut ? kamu sakit ?”.
“nggak, Mah..engg, aku lagi kedinginan aja..”, ujar Dinda berbohong.
“oh…kamu udah makan belum ? Mama bawa makanan tuh di meja makan ?”.
“ha, makanan ? asiik !! ntar aku nyusul, Mah”.
“iya…”. Orang tuanya pun keluar kamarnya, untungnya mereka tidak sadar kalau anaknya berkeringat meski tadi dia bilang kedinginan. Hawa nafsu yang tadi begitu menggelora tentu membuat tubuh Dinda merasa ‘panas’.
Kebiasaan aktingnya memang membantu Dinda untuk mengelabui kedua orang tuanya meskipun dia sedang terangsang berat. Begitu kedua orang tuanya keluar, Dinda langsung nungging dan melongok ke bawah tempat tidurnya.
Ternyata benar, celananya ada di sana. Dia langsung mengenakannya dan keluar kamar. Dinda berpapasan dengan Jajang yang baru saja menyiapkan makanan yang dibawa oleh majikannya. Sambil berpapasan, keduanya saling menatap.
Tatapan mereka tersirat penuh makna, keduanya sama-sama merasa ada ‘hajat’ yang belum tuntas. Sambil bercengkrama dan makan dengan kedua orang tuanya, Dinda merasa tak nyaman. Vaginanya terasa panas dan gatal, seolah-olah memberikan tagihan kepada otak Dinda.
Tagihan berupa benda tumpul yang harus menjejali dan memberikan kenikmatan pada alat kelaminnya. Jam 10 malam, ayah dan ibu Dinda tidur, dan Dinda kembali ke kamarnya.
Sementara Jajang juga sedang berusaha keras tidur untuk setidaknya melupakan nafsu binatangnya hari ini. Tapi, tetap saja, dia merasa gelisah dan tak nyaman. Handphone sederhana Jajang pun berbunyi.
“cinta satu malam, oh indahnya…”, bunyi ringtone hp Jajang. Pertama, dia malas, tapi langsung bersemangat ketika melihat nama “non Dinda” tertera di layar hpnya.
“halo, non ?”.
“halo, Pak ?”.
“iya, non. ada apa ?”.
“Pak Jajang lagi apa ?”.
“lagi mau tidur, tapi nggak bisa tidur dari tadi non..”.
“iya, Pak..aku juga..”, suara Dinda terdengar manja sekali.
“mungkin gara-gara tadi belum selesai kali ya ?”, Jajang sengaja menyinggung persetubuhan yang tak selesai tadi.
“mungkin juga..”.
“kalau Pak Jajang tidur di kamar non, boleh nggak ?”.
“nngg..boleh, Pak..”. Dinda tak peduli lagi dengan keberadaan orang tuanya yang sudah pulang, dia tak sanggup menahan rasa tak nyaman di daerah intimnya. Jajang pun merasa senang luar biasa.
“oke non…sekarang Pak Jajang ke kamar non ya..”.
“jangan sampe ketauan Papa Mama, Pak…”.
“beres, non…”.
“tok tok…non Dinda…”, ketukan dan panggilan Jajang dengan pelan. Pintu kamar terbuka pelan. Jajang kaget, Dinda membuka pintu kamarnya dalam keadaan telanjang bulat, tak ada sehelai benang pun menempel pada tubuh indahnya.
Seorang gadis ABG cantik seperti Dinda membukakan pintu kamarnya sendiri tanpa mengenakan apa pun benar-benar bagai mimpi para lelaki tua dan jelek seperti Jajang.
“ayo, Pak, masuk…”.
Meski sudah sering melihat tubuh Dinda secara keseluruhan, tetap saja penyambutan Dinda barusan membuat pria tua itu terbengong-bengong. Malam itu, cinta dan gairah melebur menjadi satu, semuanya diumbar dalam persetubuhan yang begitu menggebu-gebu.
Untuk meminimalisir suara desahannya, Dinda tak keberatan mulutnya disumpal celana dalam miliknya sendiri. Suara kecipak air, ranjang yang bergoyang, dan desahan Dinda yang tertahan celana dalam sepertinya tidak akan sampai terdengar ke kamar orang tua Dinda karena memang cukup jauh.
Begitu beruntungnya Jajang, akhirnya bisa juga dia melampiaskan nafsunya kepada anak majikannya itu, malah lebih baik, tak ada Sardi, kenikmatan dari tubuh Dinda, hanya ia seorang yang bisa merasakannya malam ini.
Dari jam 10an sampai jam 1 malam, mereka berdua terus memadu cinta dan nafsu, bukan hanya Jajang, Dinda pun seakan merasa tak cukup, ingin terus menerus, lagi dan lagi. Ngocoks.com
Jam 2 akhirnya mereka sama-sama tak kuat lagi, Dinda sudah merasa sangat lemas, Jajang beserta burungnya pun sudah merasa sangat puas mengubek-ubek liang kewanitaan dan liang anus Dinda.
“makasih, non Dinda…semoga non Dinda mimpi indah..”, ujar Jajang sebelum mengecup kening Dinda dengan kasih sayang. Dinda tersenyum, dan pemandangan terakhir yang diingatnya sebelum tertidur adalah pemandangan senjata Jajang yang sudah layu dan lemas.
Keperkasaan benda tumpul itu sudah habis digunakan untuk menggempurnya, dan semua isi yang tadi ada di dalam benda itu kini telah berpindah ke dalam tubuhnya. Isi berupa cairan asin, amis, namun bisa membuat tenggorokan, anus, dan rahim Dinda terasa hangat dan nyaman.
Dinda tertidur, Jajang mengendap-endap keluar kamar Dinda, kembali ke kamarnya sendiri untuk tidur nyenyak setelah puas menggarap anak majikannya yang cantik. Alarm membangunkan Dinda seperti biasa, dia masih merasa ngantuk dan pegal-pegal karena tadi malam, tapi dia harus bangun untuk sekolah.
Dia membuka selimutnya. Noda putih lengket yang telah mengerak seakan menghiasi vagina dan lubang anusnya. Dia hanya tersenyum, oleh-oleh dari Pak Jajang semalam, pikir Dinda.
Setelah mandi, tubuhnya kembali segar dan harum, daerah kewanitaannya pun kembali bersih dan wangi. Dia sarapan dengan kedua orang tuanya. Sesekali Dinda menatap Jajang dengan tatapan yang seolah mengatakan
“terima kasih, nanti malam lagi ya”.
Usai sarapan, Dinda masuk ke dalam mobil dan disupiri Sardi seperti biasa. Tapi, setelah agak jauh, mobil Dinda berhenti. Gadis cantik itu pindah tempat duduk ke samping Sardi.
“non Dinda bisa tidur tadi malem ?”.
“bisa tapi agak susah..kenapa emangnya, Pak ?”.
“Pak Sardi nggak bisa tidur tadi malem..”.
“maaf ya, Pak…”, Dinda merasa tak enak hati. Sardi tak tahu kalau tadi malam Dinda dan Jajang bisa bersetubuh.
“nngg…”. Tiba-tiba Dinda menggerakkan tangannya mendekati selangkangan Sardi.
“non Dinda mau apa ?”. Wajah Dinda memerah saat dia sendiri yang membuka mulutnya sebagai isyarat kalau dia mau mengulum kemaluan supirnya itu.
“non Dinda mau nyepongin Pak Sardi sekarang ?”.
“iyaa..”, jawab Dinda.
“hahaha boleh, non boleh silahkan !!”.
Dinda membuka kancing dan resleting celana Sardi dengan perlahan. Dia mengeluarkan burung Sardi dari sangkarnya. Dengan tangannya yang halus, Dinda mengelus-elus penis Sardi. Sesekali dikecupnya dengan mesra batang hitam berurat itu sampai akhirnya menjadi ereksi penuh, sangat tegang dan keras.
Dinda menciumi sekujur batang Sardi dari kepala sampai pangkalnya. Setiap sentinya mendapatkan ciuman mesra dari Dinda. Benar-benar perlakuan yang sangat istimewa dari seorang gadis muda yang cantik terhadap pria tua yang jelek seperti Sardi.
Kalau saja kantung zakar Sardi bisa dikeluarkan, mungkin Dinda akan langsung menjilatinya dan mengemuti biji zakar Sardi. Dinda memang sudah keranjingan mengulum kemaluan laki-laki sekarang.
Rasa asin, amis, dan bau apek dari selangkangan Sardi maupun Jajang malah membangkitkan nafsu Dinda dan membuatnya ketagihan. Lidah Dinda terjulur keluar dan mulai mengelilingi batang penis kekar itu.
“oooohhh enaakk nooonnhh”, erang Sardi, badannya gemetar dan menggelinjang, nikmat sekali rasanya.
Lidah Dinda terus merayapi setiap jengkal penis Sardi tanpa ada yang terlewat.
“ooouuhhh !! mantaaapphh !!”, desah Sardi keenakan saat Dinda mengilik-ngilik lubang kencingnya. Apalagi saat Dinda menjilati leher penisnya, sungguh kenikmatan tiada tara. Dinda membuka kedua bibirnya dan menelan kepala penis Sardi.
“haph..nyemmhh nyemmhhh”. Dinda mulai mengemut-emut topi merah muda Sardi bagai sedang mengemut permen. Lidahnya juga tak henti-hentinya membelai kepala penis Sardi.
Tangannya digunakan untuk mengocok batang Sardi. Semakin lama, kepala Dinda semakin turun, tentu penis Sardi semakin masuk ke dalam mulutnya. Dan akhirnya bibir gadis imut itu sampai menyentuh pangkal penis Sardi.
Benar-benar hangat luar biasa yang menyelimuti penis Sardi. Sardi sampai menahan kepala Dinda agar tetap berada di posisinya yang sekarang karena rasanya sungguh hangat dan nikmat luar biasa.
Dinda mulai menggerakkan kepalanya naik turun, mengocok batang penis Sardi dengan mulut mungilnya. Artis yang masih ABG itu kini sudah sangat lihai memainkan lidahnya untuk memanjakan penis lelaki.
Mungkin Dinda termasuk orang yang cepat belajar, dalam waktu yang bisa dibilang singkat, Dinda sudah sangat lihai dan seakan sudah sangat terlatih untuk mengulum kemaluan pria. Dia tahu benar cara mencium, menjilat, dan mengulum penis lelaki. Gerakan lidahnya pun seperti wanita yang sudah sering melakukan oral seks.
“ooohhh !! ooohhhh !!!”, sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan bagi Sardi. Dinda terlihat begitu menikmati batang penis Sardi. Sementara Sardi tetap bisa menyetir dengan tenang meski Dinda sedang mengulum kemaluannya.
“non Dinda jagoohh nyepoongnyaaa !! ooohhh !!”, racau Sardi.
“mm mm…”, hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Dinda.
Dinda semakin kesetanan saat dia merasakan lelehan sperma yang memang biasa keluar dari penis Sardi setelah beberapa lama. Lelehan sperma awal yang biasa disebut pre-cum.
Benar-benar nikmat sekali, apalagi saat Dinda menyedot penisnya seperti sedang menyedot minuman melalui sedotan. Pipi gembul ABG imut itu sampai kempot saat dia menghisap kuat-kuat penis supirnya. Dinda sadar kalau dia memang sudah sampai di samping sekolah, tapi dia sedang ‘tanggung’.
“ooohhh dikiiit lagii nonhh !!!”.
“slphh slphhh cllpphh”. Dinda mempercepat gerakan naik turun kepalanya, mengocoknya lebih cepat.
“OOOKKKHHHH !!!!”. Sardi menekan kepala Dinda ke bawah, memastikan gadis cantik itu tak membuang air mani yang dikeluarkan penisnya secara sia-sia.
“uhuk..uhuk..”, Dinda sedikit tersedak pada awalnya, tapi dia bisa menerima semburan-semburan sperma Sardi berikutnya. Tak ada semburan lagi, Dinda mengurut batang penis Sardi ke atas untuk mengeluarkan sisa-sisa air mani yang mungkin masih ada lalu mengulik lubang kencing supirnya itu dengan lidahnya untuk lebih memastikan tak ada larva putih Sardi yang tertinggal.
Dinda mengangkat kepalanya, akhirnya dia bisa menghirup udara segar setelah cukup lama hanya menghirup bau apek dari selangkangan Sardi.
Dinda menelan seluruh sperma yang ada di dalam mulutnya sambil diperhatikan Sardi. Pria tua itu merasa puas sekali melihat anak majikannya itu menelan spermanya tanpa jijik sedikit pun.
Sardi menyeka sisa-sisa air maninya yang ada di ujung bibir Dinda dengan jempolnya dan memasukkan jempolnya itu ke dalam mulut Dinda. Dinda tak segan-segan mengulum jempol Sardi sebelum dia mengulum sepuluh jari tangannya untuk membersihkan jari-jarinya dari sperma Sardi.
“enak ya, non ?”.
“hm mh..”, Dinda mengangguk malu. Dia mengambil tisu dan mengelap sekitar mulutnya. Kemudian, beberapa tisu lagi dia gunakan untuk mengeringkan penis Sardi yang berlumuran air liurnya.
Dinda pun mengecup mesra batang penis Sardi untuk sekali lagi sebelum dia memasukkannya lagi ke dalam sangkarnya dan menutup resleting dan kancing celana Sardi. Perlakuan Dinda tadi benar-benar membuat Sardi merasa seperti raja. Dan Dinda sebagai selir yang sangat memuja-muja kemaluannya itu.
“aku sekolah dulu yaa, Pak..”, Dinda cipika cipiki ke Sardi.
“iyaa, non..”.
“e..non Dinda..”.
“iya, Pak ?”, Dinda kembali melongok ke dalam mobil.
“makasih banyak udah nyepongin Pak Sardi hehehe”.
“sama-sama, Pak..”, jawab Dinda tersenyum manis. Dinda pun menutup pintu mobil dan mulai berjalan ke gerbang sekolah setelah merapikan baju dan rambutnya yang tadi sedikit acak-acakan. Dinda pun menelan permen untuk menyamarkan bau sperma dari nafasnya. Dinda sekolah seperti biasa. Saat jam istirahat, Dinda menelpon Sardi.
“Pak Sardi ?”.
“iya, non ?”.
“ntar nggak usah jemput aku..”.
“kenapa, non ?”.
“nngg…pokoknya Pak Sardi tunggu di rumah kontrakan Pak Sardi aja..”.
“emang mau apa, non ?”.
“aku mau main..”.
“yang bener non ? kalo gitu, Pak Sardi jemput aja non Dinda sekalian yaa ?”.
“nggak usah, Pak..ntar ak dianter temen..ajak Pak Jajang juga yaa..”.
“asiik asiik..oke deh non…”. Sudah terlintas dalam pikiran Sardi, bayangan tubuh telanjang Dinda yang montok. Sambil menunggu temannya, Dinda menelpon lagi.
“halo, Mah…nanti aku mau belajar di rumah temen..pulangnya mungkin malem..boleh ya ?”.
“emangnya mau belajar di rumah siapa ?”.
“di rumahnya Karina..boleh yah, Mah ?”.
“tapi nanti pulangnya Mama suruh Sardi jemput kamu ya ?”.
“ah nggak usah, Mah..ntar aku pulang sendiri..”.
“jangan, kamu nggak boleh pulang sendiri malem-malem..nanti Mama suruh Sardi jemput kamu sekarang n’ nunggu kamu sampai selesai di rumah Karina..”.
“yauda deh, Mah..”. Tak lama, hp Dinda berdering.
“non..nih gimana ? Pak Sardi lagi di jalan..tadi nyonya suruh anter non Dinda..”.
“yaudah, Pak Sardi tunggu aja di kontrakannya Pak Sardi..ntar aku di anter sama temen aku ke kontrakan Pak Sardi..”.
“oh oke deh..asik asik..”.
Dinda pun bersama temannya yang membawa mobil menuju ke kontrakan Sardi. Dengan dipandu Sardi dari telpon, Dinda dan temannya akhirnya sampai juga. Jajang sudah ada di dalam rumah kontrakan Sardi, dia tadi izin ke majikannya dengan alasan ada urusan dengan temannya.
Jajang dan Sardi sama-sama gelisah menunggu Dinda datang. Mereka sudah tak sabar ingin melampiaskan nafsu binatang mereka kepada si bidadari cantik, pujaan hati mereka. Sardi langsung berlari membuka pintu.
Tanpa basa-basi, Sardi menyosor bibir Dinda dan mendekap tubuhnya. Gadis cantik itu menolak ciuman Sardi dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Sardi. Biasanya, Dinda tak menolak.
“ada temen aku, Pak..”. Sardi menengok ke samping. Ternyata memang ada seorang gadis manis. Dinda agak malu juga kepada temannya itu.
“i i..ini kan ??”. Teman Dinda tersenyum manis.
“ini temen aku, Mikha..”.
“Mikha…”.
“Sardi..”.
“a ayo masuk…”. Jajang kaget saat ada gadis lain yang berjalan di belakang Sardi.
“Mi..Mikha Tambayong kan ?”.
“iyaa…”.
Mikha Tambayong
“Jajang..”. Jajang dan Sardi saling bertatapan, kenapa Dinda mengajak Mikha, apa Mikha tau apa yang akan dilakukan Dinda ?. Mungkinkah Dinda memang mengajak Mikha untuk melayani mereka ?, pikir Jajang dan Sardi.
Kalau memang benar, berarti Jajang dan Sardi adalah 2 pria paling beruntung sedunia, ada 2 orang ABG cantik yang mendatangi mereka dan menyerahkan tubuh mereka sendiri dengan senang hati.
Jajang lebih memperhatikan gerak-gerik Mikha yang notabene adalah ‘barang’ baru. Wajar memang, ‘barang’ baru lebih mempesona. Tapi, stok lama pun masih keliatan mempesona, terlihat dari tatapan Sardi yang seakan bisa menembus baju seragam Dinda.
Burung Sardi masih penasaran belum mendapat jatah berkunjung ke ‘sangkar’ burung milik Dinda. Dinda dan Mikha pun mengobrol dengan asiknya, padahal mereka tahu kalau mereka akan menjadi ‘mangsa’ empuk bagi kedua pria tua yang ada di hadapan mereka.
Ya, Mikha memang sudah tahu apa yang akan dilakukan temannya itu. Dinda sudah cerita ke Mikha kemarin saat Dinda sedang kesal. Awalnya, Mikha cukup kaget saat mendengar curhatan temannya yang polos dan manja itu yang mengaku kalau sudah sangat ketagihan disetubuhi supir dan pembantunya sendiri.
Tapi, dunia memang sudah gila, pikir Mikha. Dia sendiri telah menjadi jablay para preman (baca kepompong xxx karya Raito Yagami). Lama kelamaan, Dinda dan Mikha merasa hawa tubuhnya jadi panas. Rasa gelitik yang sudah dikenali baik Dinda maupun Mikha sebagai birahi.
Rupanya, Jajang telah memasukkan obat perangsang ke minuman kedua ABG cantik itu. Obat perangsang yang kuat, menaikkan gairah orang yang meminumnya berkali-kali lipat sampai tak pandang bulu siapa yang ada di hadapannya. Benar saja, tiba-tiba Dinda dan Mikha berciuman.
“emmmhhh hmmmhhh cccpphhh”. Keduanya mulai dengan kecupan-kecupan ringan.
Lama kelamaan, mereka mulai saling melumat bibir dan menggunakan lidah mereka untuk menambah keasyikan ciuman mereka. Sementara itu, Jajang dan Sardi tak berkedip sama sekali menyaksikan Dinda dan Mikha berciuman. Sampai umur mereka sekarang, mereka belum pernah menyaksikan adegan lesbian secara langsung.
Dan sekarang, ada 2 artis muda yang cantik sedang melakukannya di hadapan mereka. Sebenarnya, kedua pria jelek itu sudah ngaceng berat disuguhi pemandangan 2 ABG cantik yang sedang ciuman dengan sangat bergairah.
Namun, Jajang dan Sardi masih ingin melihat apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Dinda dan Mikha yang sudah sangat terangsang karena obat tadi. Dinda belum pernah berciuman dengan seorang wanita, tapi rasanya begitu enak berciuman dengan sahabatnya yang ia kenal di lokasi syuting ini.
“buka !! buka !! buka !!”, teriak Jajang dan Sardi saat Mikha mulai membuka kancing seragam Dinda. Dinda tak mau kalah, dia juga mulai membuka kancing seragam Mikha. Akhirnya, keduanya tinggal memakai bh.
“woooohhh !!!”, Jajang dan Sardi berteriak seru saat Mikha berhasil membuka bh Dinda, tentu Dinda tak kalah diam. Kini, Dinda dan Mikha sama-sama bertelanjang dada, tak ada yang melindungi payudara ranum mereka. Meski, payudara Mikha tak sebesar Dinda, tapi bentuknya sungguh menggemaskan.
“aaaaahhhhh mmmmhhhh uuummhhhhh !!!”, lenguh Dinda yang tengah keenakan merasakan puting kanannya diemut-emut oleh Mikha. Tentu, puting kiri Dinda juga diemuti Mikha.
“ayo non Mikha !! terus sedot susunya non Dinda !!”, teriak Jajang.
Puas mengenyot puting sahabatnya, Mikha memberi Dinda kesempatan untuk melakukan hal yang sama padanya.
“isep yang kuat non !! sampe keluar susunya !!!”, teriak Sardi. Dinda memvariasikan gerakan mulutnya, tak hanya menjilat dan mengemuti puting Mikha, tapi dia juga mengunyah lembut dan menarik-narik puting Mikha dengan mulutnya, seperti yang Jajang dan Sardi sering lakukan terhadap payudaranya.
Jajang dan Sardi terus menyemangati bidadari incaran burung mereka masing-masing. Sedangkan, kedua dara cantik itu terus beradegan lesbian di depan Jajang dan Sardi seolah tak mengindahkan keberadaan 2 pria tua itu.
Mikha dan Dinda berdiri, bergantian mereka melucuti rok sma dan cd mereka satu sama lain. Jajang dan Sardi tak pernah menduga kalau mereka akan bisa menyaksikan pemandangan 2 orang gadis muda yang sama-sama berparas cantik sedang saling menelanjangi satu sama lain.
Benar-benar pemandangan yang sangat indah, yang mungkin tak setiap hari bisa disaksikan. Dinda berhadap-hadapan dengan Mikha. Kedua gadis cantik itu sudah sama-sama telanjang bulat. Tatapan mereka sama-sama sayu, nafsu birahi telah mengambil alih pikiran mereka. Mereka berdua berpelukan erat.
“mmhhhh cccppphhh uummmhhhh”. Dinda dan Mikha saling mencumbu. Saling melumat bibir satu sama lain bergantian, begitu mesra dan begitu bergairah. Tangan Mikha meremas-remas bongkahan pantat Dinda yang kenyal dan memukul-mukulnya saking gemasnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
“non Dinda sama non Mikha..lanjutin di kamar aja biar lebih enak hehehe..”.
Sardi dan Jajang menggendong Dinda dan Mikha ke dalam kamar. Ditaruhnya kedua gadis yang sudah telanjang bulat itu di atas kasur kapuk milik Sardi. Mikha langsung naik ke atas tubuh Dinda dan langsung mencumbunya lagi. Obatnya benar-benar sangat berkhasiat, lihat saja kedua dara jelita itu seperti kesetanan nafsu birahi.
“mmpphh ccpphhh uummhhh”. Gumaman yang keluar dari mulut Dinda dan Mikha.
Sambil terus melumat bibir Dinda, Mikha menggerakkan tubuhnya untuk menggesek-gesekkan kedua putingnya dan vaginanya dengan milik sahabat satu lokasi syutingnya itu. Ngocoks.com
Nafas Jajang dan Sardi sudah memburu melihat Mikha sedang merangsang Dinda. Tapi, masih penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Mikha menurunkan ciumannya, mencumbui leher Dinda.
“emmhh…”, desah Dinda. Terlihat sekali kalau Mikha lebih agresif, gadis manis itu tak henti-hentinya menciumi, mencupangi, dan menjilati leher Dinda. Sementara Sardi dan Jajang sibuk melucuti pakaian mereka masing-masing hingga keduanya tinggal memakai kolor saja.
Mereka duduk di samping kiri dan kanan kasur, ingin mendapatkan ‘view’ yang lebih baik. Tidak usah dekat-dekat, dari jarak itu, Jajang dan Sardi sudah bisa mencium aroma tubuh kedua ABG cantik itu.
Aroma tubuh Dinda dan Mikha yang memang harum ditambah aroma keringat dan gairah dari kedua dara itu benar-benar memancing syahwat Sardi dan Jajang.
Meskipun begitu, Sardi dan Jajang bingung juga, hanya dalam kesempatan singkat dan cukup mudah, sebentar lagi mereka bisa menikmati tubuh seorang artis yang bernama Mikha Tambayong.
Benar-benar terlalu mudah, datang, ngobrol sebentar, kasih obat perangsang, dan langsung bisa melihat seorang Mikha Tambayong bugil. Tapi, bodo amat, pikir Jajang dan Sardi. Mungkin mereka memang hoki.
Lagipula, jika Mikha datang bersama Dinda, tentu Dinda sudah memberi tahu kepada Mikha apa yang akan ia lakukan di rumah seorang pria tua.
“ummhhhh uummm”, lenguh Dinda.
Mikha sedang asik mengenyoti kedua puting Dinda silih berganti. Sementara Jajang dan Sardi asik meremasi dan menepoki pantat Mikha. Kali ini, Mikha memajukan tubuhnya, memberikan kedua buah payudaranya untuk dihisapi Dinda.
“eemmmhh ummmmhhh !!”, desahan seksi keluar dari mulut Dinda dan Mikha. Desahan kenikmatan dari kemaluan mereka yang sedang dikorek-korek Jajang dan Sardi.
“Paak Jajanng iseenghh..”, lirih Mikha manja sambil melirik ke belakang dengan tatapan nakal.
“udah nggak tahan, non…pengen ngobel-ngobel memeknya non Mikha hehehe..”.
“yaudaahh, Paakkhh teruusshhh ooohhhh !!!”, pinta Mikha. Benar dugaan Jajang, si bidadari hitam manis ini memang lebih liar dibandingkan dengan si bidadari putih menggemaskan alias Dinda.
Bersambung…






