Setelah membersihkan wajahku buk endang mengampiriku yang masih terduduk lemas diatas kloset itu dengan wajah merah padam
“bryan! dari siapa kamu belajar ini.??? Saya tidak suka dibeginikan bryan!!” ujarnya tampak kesal padaku
Aku hanya cengengesan, melihat aku cengengesan buk endang mencoba menamparku tapi dengan cepat kupegang tangannya.
“jangan kasar dong say..” ujarku menatapnya
“habis kamu itu kurang ajar.. masak sprema mu kamu tembak kan ke muka saya.. jorok taukkk..!!!” ujarnya lagi
“santai aja buk… sperma ku kan sering juga kamu telan lagi… kalau diwajah kan tinggal dibersihin aja.. jangan terlalu lebay deh…” ujarku menekankan.
Buk endang hanya diam dan menatap tajam dengan nafas terengah engah menahan rasa kesal di fikirannya
“itu baru sensasi baru buuk.. kita belum pernah melakuka sebelumnya kan.?” godaku sambil bangkit berdiri.
“jangan kamu ulangi lagi ya” ujarnya menahan gusar.
“iya.. iya.. sorry…” ujarku, aku mendekati nya dan merangkulnya. Buk endang tampak membiarkan aku memeluknya. Malah tangannya melingkar ke pinggangku.
“sorry ya sayang..” bisiku ke telinganya. Kurasa kepalanya mengangguk tanda dia memaafkanku
Setelah itu kulepas pelukan, lalu tanganku merangkul pinggangnya
“ibuk pasti marah karena aku buang buang sprema ya..” godaku padanya
“maksud kamu..?” ujarnya tak menegrti
“iya.. biasanya aku kan nembak dalam ini..” ujarku sambil membelai vegy nya yang membuatnya meringis kaget
“disini.. dan dalam mulut kamu..” ujarku
“kalau mulut bawah kan jadi anak… kalau mulut atas kan obat awet muda..” ujarku terpingkal
Buk endang akhirnya tergelak juga mendengar guyonanku.
“kamu sihh… dasar nakal..” ujarnya menjawil kontolku
“tapi coba jujur… pasti wajah kamu terasa hangat kan…?? Nah tadi kalau diolesin wajah ibuk jadi tambah mulus dan segar hihihihihi..” ejek ku disambut dengan cubitan buk endang pada pinggangku
Wajah tua nya tersipu malu, mungkin diam diam dalam hati dia mengakui ada benar nya juga perkataanku itu
“tapi walau kamu sudah tua.. jauh tua nya diatas aku, ibu tetap number one bagiku” ujarku mulai merayunya
Wajah tua itu terseyum manja menatap lekat lekat wajahku,
“kamu tu ya.. paliing pandai buat saya kesal tapi paling pandai pula membuat saya tenang kembali..” ujarnya
“dasar wanita paruh baya.. puber ke dua.” Bathinku
Akhirnya kami berdua pun kembali mandi, kami saling bergantian membilas tubuh, kadang diselingi dengan candaan, saling menjawil alat kelamin… dan saat aku kembali meminta berhubungan badan di toilet itu buk endang memohon agar dia istirahat dulu, soalnya persendiannya pegal pegal katanya
Aku pun menurutinya karena factor usia mempengaruhi fisiknya walaupun libido nya masih tinggi, setelah mandi kami berdua pun keluar kamar mandi dan tidur di ranjang dengan mengenakan piyama dari hotel
Kulihat buk endang langsung tertidur di sampingku, tampak raut lelah di wajah tuanya yang masih memancarkan sex appeal itu. Wajahnya yang mulai keriput, rambut keritingnya yang mulai menipis makin menegaskan keanggunannya sebagai wanita patuh baya yang berwibawa. Aku benar benar puas setiap kali habis bercinta dengan wanita satu ini.
Tapi gairah sex nya yang membara itu membuatku betah bercinta dengan beliau, walau wanita ini sudah berumur, paruh baya pula.
Sebagai wanita jawa, buk endang cukup pandai merawat tubuhnya. Apalagi merawat vaginanya, yang masih terasa menjepit dan empot empot. Walau tubuhnya sudah memelar tapi masih dalam batas kewajaran. Pantatnya yang bahenol pertanda dia rajin mengatur makan dan minum jamu jamuan.
Oo buk endang… buk endang… beruntung nya aku jadi selingkuhanmu.
Aku menatap lekat lekat wajah tua itu dan rasa kantuk akibat selesai bermain cinta mulai menghinggapi hingga aku pun tertidur di samping si bahenol, endang sulistyaningsih…
2 JAM SETELAH BERSENGGAMA RIA
Aku terbangun 2 jam kemudian dan di sampingku sudah tidak ada tubuh molek Buk Endang. badanku terasa sangat pegal sekali, terutama pada bagian pinggang, ketika aku hendak bangun tampak buk Endang sudah kembali berpakaian. Lengkap dengan baju blus dan rok pendek. seragam kerja nya
“Sudah bangun kamu Bry..? “sapa Buk Endang dengan tersenyum
“iya nih… ketiduran saya tadi “balasku sambil mengucek ucek mataku.
“mau kemana buk..? “ “ya beres beres lah… udah mau sore… pulang kerumah lahh..” ujar Buk Endang, tampak Buk Endang sedang menghadap cermin, lagi memasangkan bedak sepertinya
“Udah cukup nih… aku kepengen lagi nihhh..” godaku. Buk Endang tampak kaget dan menoleh kebelakang
“ihh.. kamu masih kepengen lagi..? nggak usah ngeseks lagi ya.. capek deh saya “sungut Buk Endang sembari duduk di depanku
“Kalah ya?” candaku sambil mengucek ucek kepalanya
“Iya.. kalah deh… “rajuk Buk Endang memelukku erat
“kamu itu… kuat banget Bryan… saya hampir pingsan melayani kamu” ujar Buk Endang tertawa kecil.
“pingsan karena kenikmatan kaleee..” godaku
“terus kemana kita.. kan ini baru jam 4 sore” tanyaku sambil menyingkirkan selimut, penisku yang ngaceng membuat Buk Endang terkejut dan terbelalak
“Ih.. manuk mu itu lho.. masih saja perkasa ..” kata Buk Endang sambil membelalakan matanya ke penisku.
“Ya perkasa dong.. kalau ibuk kuat, ini masih minta jatah lho” godaku sambil mengerlingkan mata ke arah penisku
“Jangan ah.. saya masih capek… “elak Buk Endang dengan memalingkan mukanya dan tersenyum sangat nakal sekali.
Aku tersenyum senang, walau tidak bisa ngeseks setidaknya aku bisa menggerayangi bagian sensitifnya. Apalagi Buk Endang menggunakan rok pendek selutut model lebar. Saat itu rok nya pun tersingkap hingga Paha mulus dan montok nya jelas terlihat
Aku langsung dipeluknya, kami saling memagut penuh kemesraan.
“Sayaaang… mari kita pulang…” ujar Buk endang dengan wajah bersemu merah
“Yaa ..” ucapku sambil meremas pantat Buk Endang dengan gemas. Mencoba menggodanya untuk setidaknya bercinta sebentar.
“Please… udah an untuk hari ini ya… badan saya masih pegal pegal Bry…” bisik Buk Endang di telingaku
Aku hanya mengangguk.
Buk Endang tersenyum manis. Lalu beranjak menuju meja dekat TV.
Ketika Buk Endang kebetulan berposisi membungkuk aku langsung bangkit dari tempat tidur dan memeluknya dari belakang.
“Awwhhh… kamu Bry.. bikin kaget aja.. lepasin dulu… saya mau sisiran..” ujar nya melotot
Karena gemas aku lalu mencolek buah dada nya, lebih lebih saat beliau mengambil minuman di minibar, pantatnya yang juga terangkat. Apalagi rok yang dipakainya rok kerja model lebar dan panjangnya selutut hingga menampakan paha putih mulus nya dari belakang. sehingga aku langsung meremas pantatnya juga.
“Haaah.. nakal “semprot Buk Endnag dengan mendelik.
Aku langsung memeluk Buk Endang dengan memagut dan melumat nya dengan rakus,
“Ihhh.. anak satu ini… nafsuuuu terus bawaannya..” ujar Buk Endang, namun beliau tetap melayaniku. Buk Endang membalas lumatanku dengan tak kalah rakus, kami saling menyedot, tanganku semakin nakal melepaskan satu pesatu kancing bajunya masuk ke dalam bajunya dan meremas buah dadanya.
‘ Ohhhh… Udah lah… Bryann.. hhh… Kamuu.. hh.. buat saya terangsang lagii.. oohh..” desahnya
Kami sambil megap megap setelah puas saling melumat, Buk Endang membatuku melepaskan kacing bajunya namun aku hanya sebatas itu, aku biarkan baju nya masih terpakai
Masih dengan memeluknya dari belakang, tanganku melingkar ke depan dan meremas buah dadanya dari luar, membuat Buk Endang menahan tanganku dengan mengempitnya. Bukannya menepis tanganku sehingga tanganku tetap menempel di dadanya
“Kamu tuh ya… nakal, sayang” ujar Buk Endang dengan mencubit tanganku
Penisku yang ngaceng itu aku tempelkan di belahan pantatnya membuat Buk Endang hanya meringis saja
“apaan tuh.. nyodok nyodok dari belakang..??” godanya menoleh kebelakang dan kusambut dengan ciuman di bibirnya.
“mau masuk kayaknya..” godaku
“ihhh… nakal… jangan… Nanti koyak punya saya baru kamu tau ..” ujarnya terkekeh
“Ibu juga nakal kok “ “Husss” ujar Buk Endang dengan mengatupkan ibu jarinya ke bibirku
Aku menggerakan pantatku sehingga batangku yang ngaceng tegak itu terasa sekali di belahan pantat Buk endang dan menggerakan pantatnya tanda senang.
“Besar sekali ya manuk mu ini.. aku suka” bisik Buk Endang
“Ketagihan ya” godaku
“Iyaaa” jawab Buk Endang dengan tersenyum lagi
Aku semakin nakal, kupegang kedua buah dadanya dan Buk Endang sampai mendesis keenakan.
“Bry.. udahan yaaaa .” ujar Buk Endang dengan menahan tanganku agar tidak terlalu jauh.
“nanti saya kepengen..” bisiknya lirih
“kalau kepengen ayoo.. saya juga kepengen” pancingku
“tapi saya capek… besok ya… please sayangg..” pinta Buk Endang
“Ya deh..” ujarku melepaskan dekapanku. Sebenarnya aku masih ingin bercinta dengan beliau. Tapi apa boleh buat. Buk Endang kecapek an
Aku lalu duduk di pinggir ranjang namun Buk Endang justru malah memancingku dengan duduk di pangkuanku.
Penisku terasa ditekan pantat Buk Endang dengan menggoyangkan sehingga membuatku semakin senang saja.
“Enak ya?” bisik Buk Endang
“katanya capek.. tapi mancing mancing..” godaku
“iya.. begini aja.. maksud saya jangan dimasukin manuk e lhoo..” ujarnya dengan gemas mencupang leherku
Melihat kenakalannya aku merasa bergairah kutarik roknya sampai atas sehingga terlihat paha mulus Buk Endang, aku mengelusnya membuat Buk Endang mendesis, bahkan aku semakin jauh memasukkan tanganku, Buk Endang membuka pahanya sehingga aku semakin bebas sampai bagian segitiganya, terasa sedikit basah, Buk Endang tampak makin terbakar birahinya
Buk Endang melumat bibirku dengan rakus, merangkulkan tangan kirinya ke belakang kepalaku. Kami saling beradu bibir dengan pelan saling memagut, sedangkan tanganku mengelus pahanya dengan bebas.
“Sudah puas belum?” tanya Buk Endang dengan tersenyum
“Begini puas…?? Ini mesin malah makin panas …” ujar gemas sambil balas menciumi lehernya hingga Buk Endang mendesah lirih
Karena tak tahan melihat tingkahnya yang menggemaskan itu, aku langsung menggumulinya, melumat habis bibir Buk Endang dengan rakus
“Stoop.. stoopp..” teriak Buk Endang dengan keras, namun aku tak mengubris lalu menggesekan penisku yang berada tepat diatas selangkangan Buk Endang, Buk Endang menahan pinggangku
“Sayang.. aku sudah loyo.. nggak kuat “sergah Buk Endang dengan wajah merah.
“Please.. sekali lagi.. aku belum puas deh ..” kataku sambil terus menciuminya dan melakukan petting
“Stopp Bryannn.. nanti saya bisa pingsaaann.. hh… Ohhhhh..” desahnya saat kujamahi setiap lekuk tubuh bahenolnya
“Satu ronde lagi Buk endang kuu.. “pintaku dengan mengelus pahanya yang mulus dan berisi itu
“jangan dimasukin… begini aja… Uhhhh… Bryyy.. hhh…” desah Buk Endang dengan mulai mengerakan pantatnya memutar, aku merasa sangat nikmat ketika beliau menggerakan pantatnya memutar karena penis ku bergesekan dengan nonok nya.
“Kalo gitu ya dah.. kita berhenti saja saling bercinta” kataku menggodanya
“Ah.. jangan deh.. jangan… baik kau menang” kata Buk Endang dengan mengalah
“tapi nggak usah telanjang ya… ohhh…” desahnya
“ya… buka dulu bajunya.. janji kok gak telanjang..” bujuku
Aku membantu buk endang melepas bajunya hingga beliau mengenakan bh
Selepas itu buk endang berdiri dari pangkuanku dan aku melorotkan rok dan celana dalamnya
Aku menggeser posisi duduk ku dengan bersandar pada ranjang. Membuat posisi melunjurkan kaki, aku menginstruksikan Buk Endang untuk menaiki tubuhku. Ngocoks.com
Dengan wajah malu malu Buk Endang pun naik dan berada dengan posisi jongkok. selangkangnya pas berada dan beradu dengan kontoku. Hingga menimbulkan sensasi yang nikmat, Buk Endang terus menggoyang dan menggesekan nonok nya dengan penisku dengan posisi menduduki kontolku.
Tak sabar rasanya dirangsang sedemikian rupa oleh Buk Endang, penisku yang sudah ngaceng sedari tadi aku sejajarkan dengan lobang kawinBuk Endang yang berada pas diatas kepala kombet ku.
Buk Endang meringis saat menurunkan pantatnya, dan perlahan tapi pasti
“sleeppp..” penis ku amblas ditelan oleh black holeBuk Endang
“Ooohhhh…” jerit kami bersamaan
Buk Endang bergerak dengan sangat erotis di atas tubuhku, tubuhnya meliuk turun naik menggenjotku dari atas, kadang bergoyang ala ngebor, menggoyangkan buah dadanya meliuk liuk sambil terus menggoyang naik turun
“Owwhh… Bryyyy.. hhhhh..!!! Ummppphhh… Hhhhhh..” jerit buk endang megap megap, saat menggenjotku dnegan gaya women ini top
Aku pun tak mau kalah dengan menghentak penisku naik turun dari bawah keluar masuk nonok Buk Endang sambil memberikan pagutan mesra ke bibir Buk Endang dan beliau membalas pagutanku dengan menekan ke bawah sehingga aku sampai berhenti memagutnya karena penisku serasa dijepit sedemikian hebat.
“Uggghhhh enak banget goyangan mu buukk.. uuhh..?” desahku sambil menahan nafasku
“Arrrrrrrgggggg… sssstttt… eeeennnaaaak “erang Buk Endang kemudian.
“Pelan Buk.. aku bisa muncrat lho” kataku dengan tersenyum
“Ih nakal.. awas kalo keluar duluan “semprot Buk Endnag dengan genit dan mencoba melakukan penetrasi ke bawah dan menaikan lagi pantatnya, Tanganku semakin nakal meremas bokong Buk Endang dengan gemas sehingga membuat beliau berdegup
“Oh.. remas terus pantatku sayang “ajak Buk Endang dengan tubuh oleng tak jelas ke sana kemari menahan sensasi aku meremas pantatnya. Tangannya terlepas dari penisku dan kemudian merangkulkan ke pundakku, padahal penisku hanya masih separo, namun Buk Endang kembali melakukan gerakan memutarkan pantatnya membuat aku mengerang
“Awwww… enak… eeeeeeeeenaaaaak.. Buuuukk“erangku sambil memeluk Buk Endang dengan erat dan memberikan pagutan sangat bernafsu sehingga Buk Endang membalas pagutanku tak kalah bernafsu dan ganas. Namun itu tak berapa lama, kami kembali ke ritme sangat mesra.
Bersambung…