“gitu dong say.. pelan.. uhh… ennnakkkkk “ajakBuk Endang Aku langsung menurunkan ritmeku dan kembali sangat mesra memberiukan pagutan ke bibir buk endnag, tanganku dengan sangat gemas meremas pantat Buk Endang, akibat remasanku di pantat Buk Endang membuatnya sampai mengadah menahan sensasi seksualitas yang tinggi
“Oh… enaknya tanganmu disana, sayang…” jerit Buk Endang dengan suara sangat merdu sekali dan lalu beliau kembali menghujamkan pantatnya ke bawah dan penisku semakin terbenam dalam liangnya. Penisku tertahan separonya dan itu sudah membuatku sampai mendesis dan mengerang, jepitannya sangat keras, mengenyot dan menyedot dengan sangat gemas sekali.
“Dhuh.. nakal sekali tempekmu Buuukk… jepit sambil meremas remas dan menyedot” kataku sangat jorok disambut senyuman Buk Endang
“Iya sayang.. begini ya?” kata Buk Endang sambil menggoyangkan memutarkan pantatnya membuatku sampai mendelik dan kemudian merem menikmati goyangan erotis Buk Endang.
Tangan Buk Endang merangkulku dan memberikan buah dadanya untuk kusedot, segera kuanikan bh hitam berenda yang masih melekat melindungi payudara Buk Endang.
Buk Endang memposisikan dadanya tepat pada bibirku, selepas cup bh nya kutarik keatas, tampak sepasang buah dada Buk Endang yang montok itu bergoyang goyang serirama genjotan pinggul Buk Endang. Susu nya sudah mengeras, melihat putingnya yang menghitam itu mneganggur, aku mendekatkan mulut ku kesana dan menetek disana
“haaaaahhhh… ouuuhhhh…” jerit Buk Endang saat kuhisap bergantian putting susunya, dan goyangan Buk Endang makin liar, pinggul nya naik turun dengan gerakan menekan agar penisku amblas, mata mengintip kebawah di mana penisku keluar masuk masuk dan amblas tertelan lubang vagina Buk Endang, sedangkan bagian selakangan Buk Endang tampak mengembung karena besarnya penisku
Sampai sampai Buk Endang menggigit bibirnya menahan sakit atau enaknya menelan penisku.
“berhenti bentar Buk Endang, aku mau ganti posisi..” ujarku
“posisi apa apalagi? Jangan aneh aneh lagi ah…” rajuknya.
Aku menghentikan sejenak sodokan ku pada tempeknya, lalu aku mengistruksikan Buku Endang yang berposisi women on top itu diatas ku agar berdiri sebentar. Buk Endang patuh saja menjalankan instruksiku. Setelah beliau berdiri, kubuat posisiku yang semula menjulurkan kakai menjadi bersimpuh. Setelah itu kuberi isyarat agar Buk Endang kembali menurunkan pinggulnya.
“tancapkan lagi nonok mu Buk..” perintahku
Tanpa banyak bicara Buk Endang kembali membenamkan kontolku dalam tempeknya
“Ooooohh… enaaakkk… Terasa masuk semuanya Bryyyy..” Desah Buk Endang meringis saat kontolku kembali ditelan black hole nya
Aku pun meringis merasakan urat syarat dinding vagina Buk Endang kembali serasa meremas kejantanan ku didalam.
Posisi duduk bersimpuh itu memang sengaja kulakukan agar kontolku amblas bahkan sampai mentok di Rahim Buk Endang, ini menimbulkan sensasi nikmat bagiku dan Buk Endang.
Aku mulai menggoyang dan memborbardir tempek Buk Endang dari bawah
“Oohh. Ohhhh… Owwwhhh… ssshhhhh… Ennaak Bryaaann… Teruss terussiinn…” rintih Buk Endang megap megap.
Kedua kaki Buk Endang sekarang menjadi lurus, seperti posisi kaki ku semula. Gaya ini membuat posisi tubuh Buk Endang seperti terangkat, pinggungnya bertumpu pada kedua pahaku hingga memudahkan Buk Endang untuk menggoyangkan pingggulnya
“Ennaaaak… Oh… Gede banget punya mu Bryaann.. hhh.. “erang Buk Endang dengan gemas dan menghujamkan sedikit keras sehingga penisku amblas semuanya, kami memekik dengan nyaring
“Auuuuuh… “pekikku disambut bersamaan erangan Buk Endang
Buk Endang masih terus melakukan penetrasi goyangan pinggulnya dari atas dengan mata merem melek.
“Dhuh.. enak sekali dengan kontol besar ini, sayang… owwwhhh… owwhhh…!!!” kata kata jorok Buk Endang semakin tak terkendali.
“katanya tadi gak kuat ..” godaku sambil terus melayani goyangan Buk Endang yang makin lama makin cepat dan tak karuan itu.
“Hhh… kamuu.. h… kamuu yang pancing pancing nafsu saya Bryannn… hhh…” bisiknya. sekujur tubuh kami sudah berkeringat, memacu dan memompa mencari senggama
“Ayo goyang terus say… pelan pelan aja…” kataku mengingatkan
Buk Endang langsung menggoyangku naik turun dengan irama lembut, setiap goyangan naik serasa memeras sekali penisku, ketika turun penisku serasa disedot dengan sangat nikmat, kedua tangan Buk Endang memeluk pundaku dan mengelus rambut bagian belakang kepalaku.
Buk Endang memberikan pagutan sangat mesra sekali, dan aku membalas pagutannya, sambil kami saling berpagut. tubuh Buk Endang tetap naik turun memberikan genjotan sangat mesra dan lembut, bahkan saking pelannya membuat aku semakin larut untuk menggumuli wanita ini.
Ternyata walaupun nafsu seksnya besar, tapi jika dikendalikan akan mempunyai rasa yang bisa menahan sensasi seksnya agar tidak meletup namun energinya bisa dipakai saat melakukan hubungan seksual.
Kami berdua terus saling memagut dan memilin dengan tubuh Buk Endang naik turun, yang mulanya pelan kini Buk Endang memberikan tempo naik turun dua kali lipat, gesekan dua alat kelamin kami sampai menahan kami tersenyum senang.
“Andai aku punya suami seperti kamu, sayang… dhuuuh.. enaknya” kata Buk Endang meluncur tanpa basa basi, keringat sudah membasahi kami berdua, keringat kamar hotel yang menjadi saksi bisu perselingkuhan ku dengan dosen ku itu, yang liar dan binal serta genit bahkan nakal.
“Aku menggairahkan ya, sayang?” tanya Buk Endang ditengah nafasnya yang berat dan naik turun menggejotku.
“Iya.. seksi dan cantik.. nakal, genit dan manja” kataku sambil terus melawan gejotan Buk Endang
“Sayang.. hhhh… aku nggak kuat lagiii.. Ooooh ..” jerit Buk Endang dengan mempercepat genjotannya. Tubuhku pun kini seakan tak kuat membendung orgasme yang akan muncul.
Tubuhnya aku peluk dan kuremas buah dadanya yang bergelantungan itu, Buk Endang terus saja menggenjotku dan beberapa menit kemudian mencapai orgasme, jepitan pada penisku kian keras menandakan puncaknya akan datang.
“Ohuu… aakuu… saaaaaaamp.. aaiiii!!!!!” ucap Buk Endang terputus, tubuhnya menegang dan membuat busur panas, kuberikan remasan pada buah dadanya untuk menambah sensasi orgasmenya, wajah ayu Buk Endang menegang dengan wajah memelas, matanya merem melek menikmati orgasmenya, tubuhku kemudian luruh dan melemas dengan cepat dan memelukku.
“Keluar lagi, sayang..?” kataku memeluknya dengan erat dan memberikan ciuman di lehernya. Buk Endang hanya diam tak menjawab, mengatur nafasnya agar terkendali.
Lama Buk Endang dalam pelukanku diam, keringat kami saling berbagi demikian pula dengan bibir Buk Endang yang kini sudah sangat basah berbagi air liur denganku.
Setelah beberapa saat kami mengatur nafas, tubuh buk endang yang masih berada diatas pangkuan tubuhku terasa lunglai, Buk Endang memeluk ku erat, tangan berada di punggungku dan kepalanya disandarkan di leherku
“Maafkan aku yang memaksa kamu“bisiku pelan di telingan kanannya
“Nggak apa, sayang.. hhh.. aku juga senang kok ..” sahutnya ngos ngos an
“Ibu nggak marah lagi?” tanyaku mengelus punggungnya
“Nggak lah… saya ndak mau marah sama kamu, aku takut kalo kamu nggak mau lagi sama saya” ujar Buk Endang polos dengan memelukku lebih erat
“Jadi Ibu takut kehilangan aku ya?” tanyaku
“Iya.. takut.. Cuma kamu yang bisa memenuhi nafsu seksku, sayang …” ucap Buk Endang sambil mengangakt pinggulnya dari atas pangkuanku dan saat Buk Endang merebahkan tubuhku ke ranjang kembali Buk Endang berada di ataskudan menindih ku.
“Aku nggak marah kok sama kamu“kataku menetralkan suasana
“Akan kupenuhi apapun keinginanmu, nilai, uang, akan kuberi dengan syarat jangan tinggalkan aku ya “Buk Endang dengan memandangku mesra
“Asal kamu genit dan nakal padaku seperti ini sih aku senang sekali .. “ “Ih…” ujar Buk Endang dengan tersenyum menggoda.
“Kurang genit” timpalku
“Begini?” ujar Buk Endang dengan genit dan nakal sekali tersenyum menggodaku
“Dasar… genit “candaku lagi disambut cubitan tangan Buk Endang
“Aku aslinya memang nakal dan genit kok” timpalnya sambil tersenyum nakal kembali.
“Sini berbaring disampingku Buk Endang sayang?” ujarku sambil memberi isyarat padanya agar tidak menindihku dan berbaring disampingku sambil memeluk nya dan Buk Endang balas memelukku.
“Kamu sayang aku kan Bry…” Bisik Buk Endang dalam pelukanku
“lama lama ibu makin nakal dan manja..” ejeku
“aku memang nakal dan manja kok.. sama kamu…“kata Buk Endang dengan menjilati bibirnya dengan lidahnya kemudian dengan nakal meremas penisku dengan gemas
“tahu nggak..? anda memang sexy buk endang ku?” tanyaku nakal sambil mengelus selakangan Buk Endang dan berhenti pada vaginanya
“Apa enaknya tempekku?” tanya Buk Endang dengan mata memandang mesra kepadaku
“legit, menjepit.. sedotannya keras.. tapi badannya gampang loyo” timpalku dengan tersenyum
“Aku khan sudah tua “balas Buk Endang
“Makin tua makin menjadi jadi, menjadi tante girang” godaku disambut tabokan di dadaku
“Betul.. aku tante girang untukmu .. “cibir Buk Endang dengan tersenyum.
“Play girl gitu?” tanyaku lagi
“Kontol ah.. kamu ngawur terus “semprot Buk Endang dengan nakal kembali meremas penisku dengan gemas.
“Kamu oke juga kok dalam urusan ranjang.. aku suka sama anda“kataku
“kamu juga Bry… Kamu itu kuat dalam bercinta Bry… perkasa.. dan aku suka kamu karena kamu suka membuatku menggelepar..” ujarnya tanpa malu malu
“apapun posisi dan gaya yang kamu suruh saya pada saat bercinta, saya amat menikmatinya sayanggg.. saya nggak bisa menolak saat kamu mengajak saya bercinta, walau terkadang kamu memperlakukan saya dengan kasar, tapi saya malah menikmati perlakuan kamu Bry..” sambungnya sambil menatapaku dengan pandangan sayang.
Aku hanya terkekeh mendengar pengakuan Buk Endang, dan Buk Endang tersenyum mesra padaku dan mendekapkan tubuhnya padaku dengan manja
“mari kita bersihkan badan..” ujar Buk Endang sambil bangkit dari tempat tidur.
“ saya mau ke toilet bersihkan ini..” ujar Buk Endang menunjuk kemaluannya.
“kamu jangan ikut masuk ya.. nanti terjadi lagi hal yang diinginkan..” tambah Buk Endang dan membuat kami tertawa lepas berdua. Ngocoks.com
Akhirnya kubiarkan Buk Endang ke toilet. Aku pun bangun dari ranjang, mengelap penisku yang penuh cairan dari dalam lobang vagina Buk Endang dengan sprei. Setelah itu aku pun memasang piyama ku.
Berapa saat tampak Buk Endang keluar toilet, gantian aku masuk ke dalam toilet guna mencuci burungku. Setelah selasai dan membersihkan badan aku keluar toilet dan mendapati Buk Endang sudah mengenakan kembali pakaiannya.
Aku pun memasang kembali semua pakaianku. Jam sudah menujukan pukul emapt sore, cukup lama kami bercinta mengingat aku check in tadi jam 10 pagi. Setelah mengenakan pakaian aku duduk sejenak di kursi dan minum susu yang tersedia disana
Tampak Buk Endang menatap ku dengan raut wajah girang
“Makasih telah memuaskan aku ya Bry…” kata Buk Endang dengan membimbingku berdiri dan menggandengku keluar kamar
“Anal seks yuk?” godaku
“Ogaaaaaaaah.. aku paling benci… nggak mau.. “sungut Buk Endang dengan mencubitku lalu memberikan ciuman di pipi kiriku.
“Aku juga suka susumu say…“pujiku sambil meletakan tanganku buah dada sebelah kanan dan meremasnya lalu kulepaskan lagi
“Aku juga suka sama manuk mu.. gedhe dan panjang hihihihi” ujarnya nakal
Melihat kenakalannya aku remas bokong nya hingga Buk Endang kaget dan melotot
“Sudah cukup.. kamu ini.. mancing mincing saja.. aku mau pulang ke rumah dulu.. besok pagi saya kabari kita mau kemana, ada urusan yang harus kuselesaikan” ujar Buk Endang menggandengku untuk keluar dari kamar.
“bentar lagi lah buu… masih jam 4 lewat… santai aja dulu… aku masih menghabiskan waktu dengan kamu..” bujuku
“Bryaaan… besok saja… nanti suami ku curiga kalau aku pulang larut”
“Iyaaa… tapi besok Ibu pake celana dalam lingering ya” ujarku nakal
“Ih.. nakal sekali kamu, Bryan. “semprot Buk Endang mencubit pipiku.
“tunggu tunggu.. coba buk endang duduk dulu.. singkapkan rok anda.. perlihatkan pahamu mu dulu say..” kataku
“Ihh… kamu ini.. apalagi siihhh..” ujarnya dengan wajah kesal
“Bentaaarr aja.. aku mau motret ini mu.. lumayan buat bahan coli..” ujarku terkekeh
“coli coli… kamu tu ya… nggak ada puas puas nya…” sungutnya
“Pleasee.. “bujuku dengan wajah memelas
Buk Endang nurut juga walau dengan terpaksa. Beliau meletakan satu kakinya diatas kursi dengan malu-malu buk endang pun menyingkapkan rok blouse pendeknya lalu berpose dengan tersenyum mengerling nakal dan genit.
Dengan segera kukeluarkan smart phone ku dan menjepret beberapa kali Buk Endang yang mengangkang kan pahanya. rok nya ditariknya keatas dan terlihat satu tungkai paha puithnya.
“terus keatas say..” perintahku
Buk Endang pun mengangkat rok nya keatas sampai menampakan celana dalam hitam berendanya. Aku menjepret nya beberapa kali. Sungguh nakal dan binal memang dosenku yang satu ini. Usia tidak mempengaruhi fantasi dan libido nya
Lalu aku menyudahi dan memberikan pagutan mesra pada bibir Buk Endang dan juga mengelus pahanya.
Kami pun keluar dari hotel, Buk Endang duluan lalu aku menyusul karena tadi pagi check in atas namaku.
Sesampai di parkiran kami menuju mobil masing masing. Buk endang memberi aba aba agar aku masuk ke dalam mobilnya. Sesampai di dalam mobilnya kuberikan pagutan yang mesra dan lama, Buk Endang menikmati pagutan dan tersenyum dengan berbinar.
“Trims.. mau melayani aku.. aku kangeeen sama manuk mu itu.. besok aku mau menikmati lagi sodokanmu, puaskan lagi aku seperti hari ini ya Bry…” ujar Buk Endang dengan memberikan amplop.
“Apa ini?” tanyaku
“Bawa saja.. nanti aku beri lagi.. kudu diterima” ujar Buk Endang enggan memegang tanganku.
Aku tak berkata apa apa, lalu Buk Endang memegang kepalaku dan memberikan pagutan sangat mesra, lama kami berpagut dan akhirnya berhenti juga dan aku keluar dari mobilnya dan melepas kepergian mobil Buk Endang
“oww. How luck me..” bathinku puas.