Cerita Sex Dynasty Warrior – Cerita ini berdasar dari game Dynasty Warrior, jadi kalau gak pernah main game ini jangan dibaca yah, ntar bikin pusyink, cerita ini lumayan loh, bisa buat pelajaran sejarah Cina.
Namaku adalah Diao Chan, aku adalah anak dari Wang Yun yang merupakan seorang ahli pikir yang sangat pintar. Sejak kecil aku menjadi pusat perhatian di sekolah karena wajahku yang luar biasa cantik. Aku terus belajar agar aku bisa menyaingi kepintaran ayahku.
Umur 19 tahun aku menyelesaikan sekolahku dan belajar sedikit bela diri karena sangat penting bagiku yang memiliki wajah yang cantik untuk bisa membela diri jika ada laki-laki hidung belang yang menggodaku.
Bersamaan dengan lulusnya aku dari sekolah, ayahku, Wang Yun, menjadi anak buah dari Dong Zhuo yang merupakan raja yang sedang dalam masa keemasannya. Dong Zhuo sering dipanggil ‘Raja Babi’ karena dia memang mempunyai hidung besar, wajah yang jelek, dan perut yang buncit, ditambah lagi sifatnya yang rakus, aku rasa sebutan itu memang cocok untuknya.

Ngocoks Terdengar kabar kalau para raja-raja dari daerah lain berencana untuk menghancurkan kekuasaan tirani Dong Zhuo, mendengar hal ini, Dong Zhuo langsung merekrut Lu Bu dengan imbalan Red Hare, kuda yang bisa lari sejauh 500 km dalam sehari.
Keesokan harinya, tentara sekutu yang terdiri dari Liu Bei dan saudara-saudara angkatnya, keluarga Sun, Cao Cao dan pasukannya, serta Yuan Shao sebagai pemimpin tentara sekutu sudah mulai bergerak menuju Lou Yang.
Dong Zhuo langsung menyuruh Hua Xiong menghadang tentara sekutu, sementara Lu Bu menunggu di Hulao Gate untuk menghancurkan sisanya. Aku jadi penasaran bagaimana rupa Lu Bu, yang menurut rumor Lu Bu adalah orang terkuat di Cina dan bisa mengalahkan 5000 orang jika dia sudah mulai bergerak.
Aku menunggu di depan gerbang kota supaya aku bisa melihatnya. Beberapa Perwira sudah melewatiku dan aku belum melihat kuda berwarna merah yang disebut-sebut sebagai Red Hare itu.
Akhirnya, aku melihat seorang perwira menaiki kuda merah mendekati pintu gerbang. Orang itu sangat gagah dan besar, wajahnya juga tampan, dia melemparkan senyuman kepadaku, aku memberikan senyuman juga kepadanya, dalam waktu yang cepat aku tau kalau dia adalah Lu Bu.
Setelah melihatnya, aku langsung pulang sambil bertanya-tanya apakah penisnya cukup besar dibanding badannya yang gagah itu dan aku pun mulai membayangkan bagaimana kalau Lu Bu telanjang.
Tak lama kemudian, ayah pulang dan membawa kabar kalau pasukan Dong Zhuo dipukul mundur oleh tentara sekutu bahkan Hua Xiong tewas dalam pertempuran dan Lu Bu berhasil dipukul mundur oleh kerja sama Guan Yu, Zhang Fei, dan Liu Bei.
Karena terdesak, Dong Zhuo memerintahkan semua bawahannya untuk memindahkan kekuasaan pasukannya ke kota Chang An dan menyuruh Lu Bu untuk mengambil semua harta dari penduduk Luo Yang dan membakar Luo Yang.
Dong Zhuo berhasil memindahkan kekuasaannya ke Chang An dan memukul mundur pasukan Cao Cao yang mengejarnya dengan serangan penyergapan dari Xu Rong yang akhirnya terbunuh juga.
Takut tak ada kesempatan lagi, pasukan sekutu mulai merencanakan untuk menghancurkan pasukan Dong Zhuo dari dalam. Ayahku yang mulai benci kepada Dong Zhuo mengirim pesan kepada Yuan Shao kalau dia setuju untuk membantu pasuka sekutu.
Ayahku memikirkan bagaimana caranya membunuh Dong Zhuo, akhirnya dia mendapat ide untuk menggunakan anak angkat Dong Zhuo yaitu Lu Bu. Ayahku menyuruh aku untuk mendekati Dong Zhuo dan Lu Bu.
“Diao Chan, anakku, apa kau benar ingin melakukan ini?”.
“ya ayah, aku akan melakukan apapun demi kedamaian negeri ini”.
“tapi, apa kau yakin bisa mendekati keduanya?”.
“serahkan saja padaku, ayah, aku sangat ahli dalam hal menggoda”.
“baik, kalau begitu”. Keesokan harinya, ayah dipanggil ke istana untuk diberi tugas.
“wah, kebetulan sekali, aku akan perkenalkan kau pada Dong Zhuo”, kata ayah kepadaku.
“baik, kalau begitu aku akan memakai pakaian yang bagus”. Aku langsung memakai pakaian yang biasa kupakai untuk menari yang tentunya sangat menggoda.
Kami berdua langsung pergi ke istana, ternyata Dong Zhuo bukan memanggil ayahku untuk tugas tapi untuk mengajak semua bawahannya berpesta karena dia bisa selamat dari serangan pasukan sekutu.
“Baginda Dong Zhuo, perkenalkan ini anakku”.
“wow, cantik sekali, siapa namanya?”.
“namanya adalah Diao Chan”, jawab ayahku sambil menarik tanganku.
“perkenalkan Baginda, namaku adalah Diao Chan, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Baginda”.
“gwa,,ha,,,haa,,,haa,,, kau sangat cantik sekali”.
“terima kasih, tuan”.
“wanita cantik sepertimu pasti pintar menari, ya kan?”.
“tentu bisa Baginda, itu adalah keahlianku”. Aku langsung menuju ke tengah-tengah ruangan, dimana semua perwira duduk di sekeliling dan sambil minum-minum, dan kulihat Lu Bu juga ada, dia memperhatikanku tanpa berkedip sekalipun, mungkin karena melihat kecantikan wajahku dan kulitku yang putih mulus.
Aku bergerak mengikuti irama dengan lemah gemulai karena aku memang ahli dalam hal menari, tepuk tangan pun mengikuti irama gerakanku, sedangkan Dong Zhuo menatap setiap gerakanku dengan pandangan penuh hawa nafsu.
Aku tau itu, karena setiap lelaki hidung belang seperti Dong Zhuo pasti akan menatapku seperti itu. Setelah 15 menit aku menari, akhirnya Dong Zhuo menghentikan pestanya dan menyuruh para perwira untuk pulang ke rumah masing-masing termasuk ayahku.
Ketika aku akan pulang dengan ayahku, Dong Zhuo menghentikanku dan menyuruhku untuk tinggal sebentar sementara ayahku disuruh pulang olehnya.
“belum apa-apa, udah kena perangkap gue”, kataku dalam hati.
“Diao Chan, kemari sebentar”. Aku pun mendekatinya yang sedang duduk di singgasananya sambil memegang segelas minuman.
“ada apa, Baginda?”. Tiba-tiba saja dia langsung memeluk pinggangku dan menarik tubuhku ke arahnya dan dia langsung menciumi perutku yang masih terbalut baju.
“aahh,, Baginda,, jangan,,”.
“tenang saja, cantik, disini hanya ada kita berdua”. Dong Zhuo langsung membuang gelas yang ada di tangannya, kemudian dia meremas-remas payudaraku dengan kedua tangannya yang besar itu.
“aahh,,mmhhh,,”, desahku.
“hmm,,, toketmu sangat kencang dan kenyal, aku jadi ingin melihat secara langsung”.
“jangan,, Baginda”.
“ayo, sekarang buka bajumu”.
“jangan,,,Baginda”.
“ayo !!!”. Sebenarnya, aku mau membuka baju untuk kesuksesan misiku tapi aku pura-pura tidak mau supaya rencanaku tidak terbongkar.
Dengan pura-pura menangis, aku membuka pakaianku sedangkan Dong Zhuo hanya menatap setiap gerakanku dan sambil tersenyum licik. Tak lama kemudian, aku sudah telanjang di hadapan lelaki yang bukan suamiku.
Tubuhku yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun, payudaraku yang berukuran 34B yang kencang dan kenyal, juga vagina yang masih merah merekah, ditambah dengan putingku yang masih berwarna merah muda menandakan kalau aku sama sekali belum pernah disentuh lelaki.
“gwa,,haha,,, tubuhmu seindah wajahmu”.
“terima kasih, Baginda”. Dong Zhuo langsung mencium bibir mungilku yang kuoles dengan lipstik berwarna pink. Aku jijik menerima ciumannya itu karena nafasnya yang bau, tapi demi kesuksesan misiku, aku harus menahannya.
Sementara Dong Zhuo melumat bibirku, tangan kirinya meremas-remas kedua payudaraku secara bergantian, dan tangan kanannya meremas-remas bongkahan pantatku yang kencang dan kenyal.
Aku mulai terbiasa dengan lumatan Dong Zhuo terhadap bibirku dan mulai membalas ciumannya dan juga memainkan lidahku sehingga lidah kami saling membelit. Setelah puas melumat bibirku, Dong Zhuo melepaskan ciumannya.
“bibir kamu lembut sekali”. Belum sempat aku berbicara, dia sudah menurunkan kepalanya sehingga sekarang wajahnya tepat berada di depan payudaraku, dan dia langsung menjilati kedua putingku, aku merasakan sensasi yang belum pernah kurasakan selama ini.
Aku merasa geli dan nikmat secara bersamaan, aku sangat bingung karena baru kali ini, aku merasakan hal seperti ini. Sementara kedua tangannya meremas-remas bongkahan pantatku, dia tetap menjilati, menggigit-gigit, serta menarik-narik kedua putingku secara bergantian.
Tidak hanya putingku saja, setiap senti dari payudaraku dijilati olehnya sampai kedua buah payudaraku basah dan berlumuran air liurnya. Puas dia melahap payudaraku, dia menurunkan wajahnya ke vaginaku.
“ho,,ho,,hoho,,, sungguh vagina yang menggugah selera”. Tanpa membuang waktu, Dong Zhuo langsung menyapu di sekitar bibir vaginaku dengan lidahnya, sama seperti sebelumnya sensasi yang kudapat dari sapuan lidah Dong Zhuo baru kali ini kurasakan, lalu dia membuka bibir vaginaku dengan 2 jarinya sehingga terlihatlah klitorisku dan lubang vaginaku yang berwarna merah merekah.
Dong Zhuo kini mulai menjilati bibir vagina bagian dalamku, dan kadang-kadang dia menyentil-nyentilkan lidahnya ke klitorisku sehingga aku merasakan ada sengatan listrik di sekitar tubuhku.
“aahhh,,,mmhhh,,,baagiinndaaa,,,ooohhh !!!”, teriakku ketika aku merasakan ada yang ingin meledak di dalam tubuhku.
Tiba-tiba aku merasakan badanku ringan sekali seperti bulu dan aku merasa kalau ada yang mengalir keluar dari vaginaku dan Dong Zhuo langsung menyeruput cairan yang keluar dari vaginaku seperti orang kehausan karena dia malah berjongkok di bawahku sehingga dia benar-benar di bawahku yang sedang berdiri dan dia membenamkan kepalanya ke selangkanganku, aku menjepit kepalanya dengan kedua pahaku seolah aku tak ingin Dong Zhuo menghentikan sapuan lidahnya.
“sllurrpp,,,sluurrpp”, bunyi yang muncul ketika dia tak henti-hentinya menyeruput cairanku, sementara aku hanya bisa membuka mulutku tanpa mengeluarkan suara karena tenagaku habis oleh suatu kenikmatan yang belum pernah kurasakan selama ini.
“hmmm,, cairanmu manis sekali,, aku sangat suka”. Lalu dia menggendong tubuhku yang sangat mungil jika dibandingkan dengan tubuhnya yang gendut dan besar itu.
Dia membawa tubuhku yang sudah kelelahan ke kamarnya, ternyata kamarnya sangat indah, tidak seperti pemiliknya.
“apakah aku akan kehilangan kesucianku malam ini?”, tanyaku dalam hati.
“tapi, tak apalah, demi kedamaian negeri ini”, tambahku dalam hati untuk menguatkan diri. Dong Zhuo menaruh tubuhku di ranjangnya yang berselimutkan sprei berwarna putih sehingga tubuhku seperti menyatu dengan ranjang Dong Zhuo karena warna kulitku putih mulus sama dengan sprei.
Dong Zhuo mulai melepaskan bajunya satu per satu sehingga tak lama kemudian, terlihatlah olehku, tubuhnya yang gendut, menjijikan, dan penuh bulu itu, tapi aku lumayan takjub melihat benda yang tergantung di selangkangannya itu, meskipun tidak terlalu panjang, tapi aku duga diameter penisnya sekitar 10 cm, dan bulu kemaluan yang menghias di atas penisnya itu sangat lebat.
“ayo cantik, aku ingin merasakan hangatnya tubuhmu”, kata Dong Zhuo sambil naik ke atas ranjang. Dia tidur disampingku dan menyuruhku untuk menaiki tubuhnya dan menduduki wajahnya yang brewokan itu. Rupanya, dia masih ketagihan dengan cairanku yang katanya sangat manis.
Aku heran apakah dia tidak kesulitan bernafas jika kepalanya kuapit dengan kedua pahaku, tapi apa peduliku yang penting jilatannya bisa memberikan kenikmatan yang tiada tara kepadaku.
“mmhh,,mmahh,,”, desahku pelan menerima setiap jilatannya. Aku hanya bisa duduk manis di atas kepala Dong Zhuo dan kadang-kadang aku menggerakkan pinggulku ke depan dan ke belakang sehingga vaginaku bergesek-gesekkan dengan jenggotnya menambah sensasi nikmat sekaligus geli, dan tak lama kemudian tubuhku mengejang hebat seperti sebelumnya dan cairanku mengalir lebih deras dari sebelumnya dan tentu saja Dong Zhuo yang tepat berada di bawah vaginaku langsung membuka mulutnya untuk menerima cairanku.
Cairanku tidak tertelan semua olehnya, tapi ada juga yang membasahi wajahnya. Setelah itu, aku langsung disuruh bangun dan menjilati wajahnya yang berlumuran cairanku sendiri. Aneh rasanya merasakan cairanku dan ditambah baru kali ini aku merasakan cairan vagina dan itu punyaku sendiri. Rasanya agak sedikit asin, tapi gurih seperti santan, dan juga ada rasa manis sedikit.
“bagaimana Diao Chan, apakah cairanmu manis?”.
“ya, baginda, cairanku manis sekali”.
“gwa,,haa,,,haha,,, kalau begitu sekarang giliranmu untuk menjilat”.
“tapi, baginda, aku tidak tau bagaimana caranya menjilati penis seorang pria”.
“oh, jadi kamu sama sekali belum pernah disentuh lelaki mana pun?”.
“benar, baginda”.
“hwa,,haha,,,haha,, bagus sekali, berarti aku yang akan mengambil kesucianmu”.
“untuk baginda, semuanya akan kuberikan”.
“bagus,,bagus !! karena kau adalah gadis penurut, maka akan kuajari bagaimana caranya memuaskan seorang pria”.
“mohon bantuannya, baginda”.
“baiklah, pertama-tama, buka mulutmu dan tuntun kontolku ke dalam mulutmu yang mungil itu”. Kali ini aku tidak berpura-pura karena baru kali ini aku melihat kemaluan seorang pria selain punya ayahku karena aku dan ayahku sering mandi bersama, antara ayah dan anak tentunya.
Aku memegang batang penisnya yang besar itu dan mulai memasukkan kepala penisnya ke dalam mulutku yang mungil.
Untuk memasukkan kepala penisnya saja aku harus membuka mulutku lebar-lebar, setelah kepala penisnya sudah berada di dalam mulutku, Dong Zhuo langsung menggerakkan pinggulnya maju sehingga penisnya terdorong masuk ke dalam mulutku dan membuatku gelagapan karena penisnya yang begitu besar.
Aku belum terbiasa, tapi ida sudah mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya keluar masuk, rasanya aku ingin muntah.
Dia memegangi kepalaku, oleh karena itu aku hanya bisa menahan mati-matian agar tidak tersedak sampai-sampai ada satu atau dua butir air mata keluar dari sudut mataku. Lalu dia mencabut penisnya dari mulutku sehingga aku bisa bernafas dengan normal lagi.
“nah, cantik, sekarang jilati kontolku”. Aku menggenggam penisnya dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meremas-remas buah zakarnya, lalu aku mulai telusuri sejengkal demi sejengkal penisnya dengan lidahku. Aku melakukannya seperti orang yang sudah ahli padahal baru kali ini, aku menjilati penis laki-laki.
“oohh,,,aahh,,kamu memang diciptakan untuk memuaskan pria,, kulumanmu sangat nikmat”. Aku juga bingung kenapa aku sangat lihai melakukan ini. Aku gerakkan lidahku naik-turun dan memutari batang penisnya itu membuat Dong Zhuo menggeliat keenakan apalagi aku juga memijiti buah zakarnya dengan tangan kiriku secara lembut.
“cukup,,cukup,, bidadariku,, aku juga ingin merasakan kehangatan vaginamu”. Lalu Dong Zhuo menyuruhku tidur terlentang dan membentangkan kakiku lebar-lebar sehingga kini vaginaku yang merah merekah dan sudah basah akibat cairanku sendiri terlihat jelas di hadapannya seolah menantangnya untuk segera menembus masuk ke dalam vaginaku.
Tanpa membuang kesempatan yang telah ada di depan mata, Dong Zhuo langsung mengangkat kakiku ke bahunya dan mengelus-eluskan kepala penisnya di belahan bibir vaginaku membuat birahiku semakin memuncak sehingga tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata yang tak biasa kuucapkan.
“oohh,,,baginda,,,ayo,, cepat masukkan kontolmu,,, aku sudah gak tahan !!!”.
“ho,,ho,,rupanya kamu sudah tidak sabar ya,,ha,,haha,,,”.
Tiba-tiba dia langsung menghujamkan penisnya yang besar itu ke dalam vaginaku yang benar-benar masih sangat rapat sehingga rasa sakit langsung terasa di sekujur tubuhku terutama di bagian selangkanganku.
“aawwww,,,oowwwwhhh”teriakku kencang, mungkin terdengar ke seluruh pelosok istana. Tanpa memperdulikanku, Dong Zhuo mulai menggerakkan penisnya keluar masuk dengan cepat, darah keperawananku langsung sedikit meleleh keluar dari sela-sela vaginaku menandakan kalau aku sudah tidak perawan lagi.
Setiap hujaman penis Dong Zhuo membuat sakit yang luar biasa, tapi Dong Zhuo tetap saja menghujamkan penisnya keluar masuk vaginaku dengan penuh nafsu.
Tapi lama kelamaan, rasa sakit itu hilang dan berganti rasa nikmat sehingga yang tadinya aku berteriak kesakitan sekarang aku malah mendesah keenakan. Penis Dong Zhuo terasa sesak di dalam vaginaku yang msih sangat sempit sehingga setiap hujaman penisnya bergesekan dengan dinding vaginaku yang semakin menambah rasa nikmat yang kurasakan.
Aku merasakan sebuah tekanan dari dalam tubuhku seoerti ingin keluar, rupanya tubuhku mengejang lebih hebat daripada sebelumnya dan ketika itu cairanku langsung mengalir keluar, tapi tertahan penis Dong Zhuo yang sedang tertanam di vaginaku sehingga bunyi kecipak air setiap kali dia memompa penisnya ke dalam vaginaku.
20 menit sudah ‘si babi’ Dong Zhuo menikmati tubuh ranumku yang belum disentuh lelaki manapun. Aku berpikir betapa beruntungnya ‘si babi’ ini, andaikan saja aku bisa melihat kepalanya lepas dari lehernya yang gemuk itu, tapi aku harus sabar karena semua harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh penasehat raja yaitu Li Ru yang sangat pintar itu.
Ketika aku sedang berpikir, tiba-tiba Dong Zhuo mempercepat frekuensi genjotannya, aku tidak tau apa sebabnya karena aku memang belum pernah melakukannya. Ngocoks.com
Selang beberapa menit kemudian, aku merasakan penis Dong Zhuo berdenyut-denyut di dalam vaginaku dan akhirnya kurasakan ada yang menyembur ke dalam vaginaku dan terasa hangat sekali. Setelah kira-kira 3 kali semburan, Dong Zhuo terlihat kelelahan dan mencabut penisnya lalu langsung tidur terlentang di sebelahku.
“aaahh,,, tubuhmu memang nikmat”. Aku hanya tersenyum ke arahnya yang sudah mulai menutup matanya akibat mabuk dan kelelahan.
Setelah beberapa menit aku menunggu dan berpura-pura tidur, aku membuka mataku dan dia sudah tertidur pulas sampai mendengkur seperti babi. Aku langsung melepaskan pelukannya, lalu aku melihat ke arah selangkanganku dan kutemukan cairan merah muda yang bercampur dari cairan vaginaku, sperma ‘si babi’ berengsek, dan juga DARAH KESUCIANKU.
Aku menangis, mengapa aku harus memberikan kesucianku kepada orang yang menjijikan seperti Dong Zhuo, tapi aku terus berpikir kalau Dong Zhuo nanti akan terbunuh oleh lelaki impianku yaitu Lu Bu, dengan berpikir seperti itu, aku jadi tegar kembali sehingga aku memutuskan untuk pulang dan mulai mengatur rencana yang kedua dengan ayahku yaitu menggoda Lu Bu.
Aku segera ke kamar mandi yang ada di kamar Dong Zhuo untuk membersihkan sisa-sisa cairan yang masih ada di vaginaku, aku menyemprotkan air ke vaginaku. Setelah vaginaku bersih kembali, aku mengeringkan daerah selangkanganku dengan handuk yang ada, entah itu punya siapa.
Setelah daerah selangkanganku sudah bersih dan kering kembali, aku bergegas ke ruang perjamuan karena disanalah bajuku tertinggal. Untungnya, tidak ada orang, jika ada, melihatku yang telanjang bulat, pasti aku langsung diperkosa.
Bersambung…