Dengan gerakan cepat aku mengambil bajuku dan memakainya kembali, dan menyelinap keluar lewat jalan rahasia yang telah ditunjukkan oleh ayahku sebelumnya sehingga aku bisa keluar dari istana tanpa terlihat siapapun.
Ketika aku sedang berjalan, aku melihat sesosok orang yang gagah sedang berada di atas gerbang istana. Aku tidak menghiraukan bayangan itu karena harus cepat-cepat sampai ke rumah, tapi tiba-tiba bayangan itu sudah ada di depanku dan menunjukku dengan senjatanya.
“siapa kau?”.
“aa,,kkuu,,,Diao Chan”.
“oh, ternyata kau Diao Chan”. Lalu akhirnya terlihat jelas olehku kalau bayangan itu adalah Lu Bu.
“tuan Lu Bu, aku sangat senang bertemu denganmu”.
“aku juga, tapi kenapa selarut ini kau ada di jalanan?”.
“aku habis dari istana, tuan sendiri?”.
“oh, aku sedang berpatroli malam”.
“eee,, apa tuan tidak mengantuk jam segini?”.
“tidak, aku baru bisa mengantuk jika aku sudah benar-benar lelah”.
“oh, begitu,, ee, tuan, aku senang sekali mengobrol dengan tuan, tapi aku harus pulang”.
“oh, kalau begitu, biar kuantar”.
“terima kasih, tuan Lu Bu”.
Lalu aku dan Lu Bu berjalan bersama-sama dan diterangi oleh cahaya bulan purnama, suasana yang sangat romantis, apalagi aku ditemani lelaki yang paling kukagumi.
“ee, Diao Chan,, apa kau sudah menikah?”.
“belum tuan,, memang kenapa?”.
“aa,,kkk,,,uuu,,,”.
“ada apa, tuan?”. Aku sedikit tertawa karena tidak disangka jendral yang paling ditakuti di seluruh pelosok Cina ternyata gugup jika berhadapan dengan seorang wanita.
“akku,,sukkkaa,,, padamu”.
“apakah itu benar, tuan Lu Bu?”.
“bbennar,,”.
“tapi rasanya aku tidak pantas”.
“kenapa?”.
“karena tuan adalah jendral yang paling terhormat dan paling kuat sedangkan aku hanyalah wanita lemah yang tidak ada artinya”.
“tapi aku sangat mencintaimu,, Diao Chan”. Ketika itu kami sudah sampai di depan rumahku.
“dan satu masalah lagi, tuan Lu Bu”.
“apa itu?”.
“aku sudah tidak perawan lagi”.
“hah?! wanita terhormat sepertimu sudah tidak suci lagi ?!”.
“bukan begitu tuan, keperawananku bukan kuberikan pada orang dengan suka rela tapi direbut paksa oleh seseorang”.
“APA?! siapa orang itu,, biar aku cincang”.
“orang itu adalah baginda Dong Zhuo”.
“APA?!! baiklah kalau begitu, dia akan kubunuh malam ini juga”.
“tunggu, tuan Lu Bu, jika kau pergi sekarang kau pasti akan terbunuh”.
“tidak mungkin, aku adalah orang yang paling kuat di negeri ini”.
“tuan Lu Bu, dengarkan aku dulu !!”, seruku sambil memegang erat tangannya dengan kedua tanganku.
“tuan Lu Bu, apa kau mencintaiku meskipun aku sudah tidak suci lagi?”.
“ya,, Diao Chan sayang,, aku menyayangimu melebihi diriku sendiri”.
“kalau begitu, masuklah ke dalam rumahku dan kita akan membuat rencana pembunuhan Dong Zhuo dengan ayahku”. Ngocoks.com
“baiklah”. Lalu di dalam rumah, aku, Lu Bu, dan ayahku merencanakan pembunuhan Dong Zhuo yang akan dilakukan malam besok karena besok malam direncakan hampir 3/4 perwira yang ada di kota akan pergi menahan serangan dari pasukan sekutu yang tentunya sudah direncanakan pasukan sekutu dengan ayahku.
Karena di rumah itu hanya ada ayahku dan Lu Bu orang yang paling kucintai, aku memutuskan untuk melepaskan pakaianku di depan mereka sehingga tubuh putih mulusku yang sudah tidak terbalut apa-apa terpampang jelas di hadapan mereka berdua.
“Diao Chan,, apa yang kau lakukan ?!”, tanya Lu Bu keheranan.
“ini adalah bukti cintaku padamu, mulai malam ini dan selanjutnya, tubuhku hanyalah milikmu seorang”.
“ttaapiii,,,”.
“apa kau tidak ingin menjadikanku istrimu?”.
“mmaauu,,”.
“yaudah, kalau begitu, mulai malam ini, kau berhak memiliki tubuhku,, bagaimana ayah?”.
“terserah padamu, anakku yang cantik”. Melihat ekspresi wajah Lu Bu yang masih keheranan dan kebingungan karena aku telanjang di hadapannya, aku pun mengambil inisiatif untuk mendekati tubuhnya yang besar dan gagah itu.
“ayolah calon suamiku,, apa kau tidak ingin menyentuhku”, kataku sambil meletakkan tangan kekarnya ke payudara kananku. Akhirnya dengan insting laki-lakinya, dia mulai menggerakkan tangannya meremas-remas payudaraku.
“aahh,,ohhh,,,benar,,,begitu,,tuanku,,”.
Merasa sudah tidak canggung lagi, Lu Bu kini meremas-remas payudaraku dengan kedua tangannya, dan semua ini terjadi tepat di hadapan ayahku yang hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah dewasa dan bisa menggoda pria.
Ketika Lu Bu akan menjilat payudaraku, aku terpaksa menghentikannya karena aku tak mau tubuhku yang habis dijilati oleh Dong Zhuo kuberikan ke orang yang paling kucintai, aku mau memberikan tubuhku yang segar dan wangi ke Lu Bu.
“eiiit,,tuan Lu Bu,, nanti dulu,, biarkan aku mandi agar aku wangi kembali”.
“baiklah kalau begitu”, kemudian dia pun langsung menggendongku dengan mudah seolah-olah aku hanyalah sekarung kapas saja baginya. Sesampainya kami di kamarku, Lu Bu mendirikanku.
“nah, tuan Lu Bu, sekarang kamu tunggu dulu disini, biar aku mandi dulu”.
“baiklah sayangku”.
Aku menuju kamar mandi sementara Lu Bu menunggu di ranjang sambil tidur terlentang. Aku membilas tubuhku dan mengolesi tubuh putihku dengan sabun khusus milikku. Setelah tubuhku sudah tertutup sabun semua, aku membilas tubuhku lagi dengan air.
Lalu aku mengeringkan tubuhku yang sudah wangi dan segar kembali dengan handukku. Setelah tubuhku sudah benar-benar bersih dan kering, aku keluar dari kamar mandi. Ketika aku keluar dari kamar mandi, kulihat Lu Bu sama sekali tidak mengedipkan matanya dan terus memandang tubuhku dari rambut sampai kakiku yang tidak terbalut apa-apa.
“kenapa, tuan Lu Bu, tubuhku tidak bagus ya?”.
“tidak,,tubuhmu sangat bagus,, aku jadi ragu apakah aku pantas menerima kehangatan tubuhmu”.
“tenang saja, tuan Lu Bu adalah orang yang paling pantas merasakan hangatnya tubuhku”.
Aku berjalan mendekati Lu Bu yang sedang tiduran di ranjangku, meskipun sedang dalam posisi relax, tapi Lu Bu kelihatannya sangat tegang, mungkin dikarenakan aku yang mendekatinya tanpa memakai sehelai benangpun.
Ketika aku sudah sampai di sampingnya, aku mengelus-elus wajahnya dengan tanganku yang sangat halus agar dia tidak tegang, dan dia pun mengelus-elus pipiku. Tiba-tiba dia menarik tubuhku dengan lembut ke arahnya lalu dia mulai mencium bibirku, beda sekali rasanya ketika berciuman dengan Dong Zhuo.
Ciuman Lu Bu benar-benar terasa lembut, dan Lu Bu membiarkanku yang memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, ciuman kami sangat mesra hingga aku tak sadar kalau kami sudah berciuman hampir lebih dari 8 menit, ketika aku melepaskan ciumanku, terlihat ludah kami saling menyatu.
“tuan Lu Bu, mari kubukakan pakaianmu”.
“tidak usah Diao Chan, biar aku yang buka sendiri”. Lu Bu membuka baju perangnya sehingga dia tinggal memakai kaos dalam dan juga celana bahan yang panjang, setelah itu dia membuka semuanya sehingga tinggal celana dalamnya saja yang melekat di tubuhnya yang besar dan gagah itu.
“tuan Lu Bu, biarkan aku yang membuka celana dalammu”. Lalu aku berjongkok di hadapannya sehingga kini wajahku berada tepat di depan tonjolan besar yang menonjol di celana dalamnya.
Hatiku jadi deg-degan karena melihat tonjolan yang besar di bailk celana dalamnya itu dan akhirnya aku bisa melihat penis Lu Bu yang selama ini hanya kubayangkan secara langsung. Ketika celana dalamnya sudah kuturunkan, penisnya langsung menyembul keluar sampai menyentuh daguku.
“wow, gede banget, bisa mati keenakan nih gua”, kataku dalam hati.
“kenapa, Diao Chan?”.
“ah, enggak tuan”.
Aku benar-benar takjub melihat penis Lu Bu yang mempunyai panjang 22cm dan berdiameter 9 cm. Oleh karena itu, aku sudah tidak sabar ingin mencicipi penis Lu Bu itu, aku mulai dengan menaiki tubuhnya dan mengambil posisi 69 agar kami berdua bisa saling mencicipi.
Lu Bu memulai dengan menjilati daerah sekitar bibir vaginaku sementara jari telunjuk tangan kanannya bergerak naik turun di belahan bibir vaginaku membuat birahiku menjadi tinggi dalam waktu sebentar saja, lalu setelah daerah selangkanganku sudah basah, Lu Bu mulai membuka bibir vaginaku dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.
Setelah bibir vaginaku sudah terbuka sehingga bagian dalam vaginaku bisa dilihat olehnya dengan jelas, dan dia langsung menyerbu klitorisku dengan lidahnya membuat tubuhku merinding merasakan geli dan nikmat yang amat sangat, puas dengan menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya, Lu Bu mulai memasukkan lidahnya ke dalam lubang vaginaku dan menjilati dinding vaginaku.
Sementara Lu Bu asyik melahap vaginaku, aku juga memulai gerakanku, aku kecup ujung kepala penis milik Lu Bu yang besar itu dan menyentil lubang kencingnya dengan lidahku membuat pemiliknya menggeliat, lalu aku mulai masukkan kepala penisnya ke dalam mulutku, ternyata hanya untuk memasukkan kepalanya saja, aku harus sekuat tenaga karena bibirku yang mungil tidak bisa terbuka cukup lebar untuk menerima penis perkasa milik Lu Bu, akhirnya aku menyerah karena penis Lu Bu hanya 1/4nya saja yang bisa kupaksakan masuk ke dalam mulutku.
Aku keluarkan lagi penisnya dan kujilati naik-turun dan memutar mulai dari ujung kepala penisnya sampai ke buah zakarnya sampai penisnya benar-benar basah akibat air liurku, aku tau kalau Lu Bu merasa keenakan karena dia sangat semangat sekali melahap vaginaku yang terhidang di depan wajahnya.
Ketika sedang asyik menikmati ‘lolipop’ milik Lu Bu, tiba-tiba tubuhku mengejang hebat yang menandakan aku mengalami orgasme karena jilatan-jilatan Lu Bu. Tentu saja, Lu Bu tidak membuang-buang waktu dan meminum semua cairan vaginaku yang memang mengalir tepat ke wajahnya yang memang ada di depan vaginaku.
Setelah cairanku sudah diminum habis, aku langsung memutar badanku sehingga wajah kami saling bertemu, aku langsung melumat bibirnya yang masih ada sisa-sisa cairan vaginaku sehingga aku bisa merasakan betapa lezatnya cairanku sendiri.
“ayo,, tuan Lu Bu,, aku sudah tak sabar ingin merasakan kejantananmu”.
“baiklah, sayangku,, tapi jika kamu merasa sakit, bilang saja”.
“baik,, sayangku”. Kami berputar sehingga sekarang aku yang berada di bawah dan Lu Bu berada di atasku. Aku membuka kakiku lebar-lebar dan melingkarkan kakiku pada pinggang kekasihku. Dia meletakkan kepala penisnya di depan lubang vaginaku.
“tahan ya,,sayang”. Lalu dia mulai memasukkan kepala penisnya ke dalam vaginaku secara perlahan dan sangat lembut. Rasanya seperti ada sebuah benda besar yang masuk ke dalam tubuhku dan terasa sesak sekali sampai-sampai aku tidak bisa bernafas.
Tapi, karena Lu Bu memasukkan penisnya secara perlahan dan lembut, rasa sakitnya tidak terlalu membuatku tersiksa meskipun masih ada sedikit rasa terbakar di daerah selangkanganku. Selama masa ‘penetrasi’, Lu Bu melumat bibirku serta kadang-kadang meremas-remas dan menjilati kedua putingku secara bergantian agar rasa sakitnya tidak terlalu terasa olehku.
Tak terasa, kini 3/4 penisnya sudah berada di dalam vaginaku dan itu sudah mentok, Lu Bu sama sekali tidak menggerakkan pinggulnya, mungkin dia ingin agar aku terbiasa dahulu.
Setelah sekitar 5 menit, Lu Bu mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku, aku masih merasakan rasa pedih setiap kali Lu Bu memompa penisnya masuk ke dalam vaginaku tapi akhirnya rasa pedih itu lama kelamaan berubah menjadi rasa nikmat yang membuatku seolah terbang ke angkasa. Lu Bu mulai mempercepat frekuensi genjotannya.
“aaahh,,,mmhh,,,oohhh,,terruusss,,,tuankuuu”, desahanku menerima serangan penisnya yang keluar masuk vaginaku.
Sudah 15 menit dia mengenjot vaginaku tapi, dia sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan orgasme, malah dia meminta berganti posisi dengan posisi dia berdiri sementara aku digendongnya dan kakiku melingkar di pinggangnya dan tanganku melingkar di lehernya.
Sambil terus menggenjot vaginaku, Lu Bu melumat bibirku dengan penuh nafsu sekaligus mesra. Payudaraku berguncang naik-turun sesuai dengan irama. 15 menit dia menghujamkan penisnya itu ke dalam vaginaku, dia juga belum menandakan tanda-tanda akan orgasme sementara aku sudah di ambang batas orgasmeku yang ke tiga.
“aahh,,,oohhh”, desahku kencang ketika aku mencapai orgasme yang kudapat setelah orgasme kedua ketika posisi kami masih tidur di kasur. Lu Bu meminta untuk berganti posisi lagi dan kini ia memintaku untuk naik ke atasnya yang sudah tidur lagi di ranjang.
Aku langsung menaiki tubuhnya dan menempatkan tubuhku di atas penisnya yang mengacung tegak ke arah vaginaku, lalu aku menurunkan tubuhku perlahan karena takut terasa sakit lagi, tapi aku salah, kali ini penis Lu Bu melesat degan mudah masuk ke dalam vaginaku, mungkin karena vaginaku yang sudah banjir akibat caoranku sendiri.
Ketika penis Lu Bu sudah masuk 3/4 ke dalam vaginaku, aku mulai menggerakkan tubuhku naik turun sementara Lu Bu meremas-remas payudaraku dengan kedua tangannya.
Karena aku sudah tidak punya tenaga lagi, aku berhenti menggerakkan tubuhku naik turun di menit ke 8, lalu kini Lu Bu yang menggerakkan tubuhnya naik turun sehingga tubuhku juga naik turun sesuai dengan irama.
Dalam keadaan seperti ini, aku mengalami orgasme untuk yang keempat kalinya sehingga vaginaku benar-benar sangat becek oleh cairanku sendiri yang menimbulkan suara kecipak air yang sangat kencang setiap kali Lu Bu mnghujamkan penisnya ke dalam vaginaku.
Sudah 45 menit, Lu Bu menggarapku tapi dia sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda orgasme sedangkan aku sendiri sudah kehabisan tenaga akibat 4 kali orgamse, ternyata Lu Bu tidak hanya hebat di medan perang tapi dia juga sangat hebat bertempur di ranjang.
Lu Bu tau kalau aku sudah kehabisan tenaga, maka dari itu dia menyuruhku terlentang kemudian dia mengangkat kakiku dan mendorong kakiku sehingga kakiku berada di samping kanan dan kiri kepalaku. Dalam posisi ini, aku merasakan penisnya benar-benar masuk ke dalam vaginaku dibandingkan dengan posisi-posisi sebelumnya.
Lu Bu masih memompa vaginaku dengan penuh semangat dan tidak kelelahan sama sekali, sementara aku sudah mati-matian agar aku tidak pingsan.
Akhirnya sekitar 15 menit kemudian, aku merasakan penisnya berdenyut-denyut yang menandakan akan orgasme dan aku juga akan mengalami orgasme juga.
Aku menahan orgasmeku agar bisa bersamaan dengan Lu Bu, tak lama kemudian Lu Bu mendesah.
“aaakkhhh,,,,Diao Chan”. Dan akhirnya aku merasakan semburan sperma yang hangat menyemprot ke dalam vaginaku, bersamaan dengan itu aku menlepaskan orgasme yang sudah lama kutahan sehingga kami berdua mencapai puncak dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Diao Chan,, terima kasih,, aku sangat mencintaimu”.
“aku juga sangat mencintaimu, Lu Bu”. Lalu kami berdua pun tidur dengan saling memeluk.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Lu Bu sudah berangkat lagi ke istana sementara aku masih tidur. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku sehingga aku bangun.
“siapa,,hhooaahhmm?”, tanyaku sambil menguap.
“ini ayah”.
“sebentar yah”. Lalu aku membuka pintu tanpa memakai sehelai benang pun.
“ada apa, ayah?”.
“Li Ru menyadari rencana kita”.
“apa?!!!”.
“tapi Li Ru sudah dibunuh oleh Dong Zhuo karena Li Ru menyarankan untuk menyerahkanmu pada Lu Bu, untungnya Dong Zhuo terlalu sombong sehingga dia tidak mendengarkan nasihat Li Ru dan malah membunuhnya”.
“untung saja,,,”, kataku lega. Lalu ayahku melihat ke arah vaginaku yang masih ada sisa sperma Lu Bu yang sudah mengering.
“hhmm,, rupanya Lu Bu sudah menanamkan benihnya ke dalam tubuhmu ya?”.
“ya,, ayah,, mudah-mudahan aku hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki sekuat Lu Bu”.
“sekarang kamu mandi sana, kita akan pergi ke istana lagi, agar Dong Zhuo tidak curiga”.
“baik,,ayah”. Tidak ada kejadian istimewa yang terjadi, paling-paling Dong Zhuo meremas-remas payudaraku. Malam harinya, seperti yang direncanakan,aku mengajak Dong Zhuo untuk bersetubuh di kamar Dong Zhuo dimana Lu Bu telah menyelinap dan sedang bersembunyi.
Aku membuka bajuku di hadapan Dong Zhuo sehingga tubuhku yang putih mulus bisa dilihat secara jelas oleh Dong Zhuo untuk kedua kalinya. Ngocoks.com
“oohh, Diao Chan,, tubuhmu memang sangat indah”, katanya sambil mendekatkan tangannya untuk meremas payudaraku.
“eiitt,, tunggu baginda”, kataku sambil melangkah mundur.
“ada apa, bidadariku?”.
“selamat tinggal, babi sialan”, balasku sambil menggoyang-goyangkan dadaku sehingga payudaraku berayun ke kanan dan ke kiri.
“APA KAU BILANG?!!”. Dan Lu Bu muncul di belakang Dong Zhuo.
“slaashhh,,,”, terpotonglah kepala Dong Zhuo dari lehernya, tapi tangannya memegang gelas sehingga menimbulkan bunyi berisik dan para penjaga yang ada di depan pintu kamar langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Dong Zhuo yang sudah tak ada kepalnya, Lu Bu yang memegang senjata berlumuran darah, dan aku yang telanjang bermandikan darah yang berasal dari cipratan darah leher Dong Zhuo.
“tuan Lu Bu,, kau harus lari !!!”.
“tidak, Diao Chan, aku akan melindungimu !!”.
“kau harus lari tuanku, jika tidak pasti nanti kau akan dihukum mati !!”.
“tidak tanpamu, Diao Chan”.
“dengar tuanku, jika kau mencintaiku, kau harus lari, tolonglah tuanku”. Lu Bu menatap mataku dalam-dalam.
“baiklah, Diao Chan, aku akan kembali untuk menyelamatkanmu”.
Lu Bu langsung menembus keluar dengan mudah sementara aku ditangkap oleh para prajurit pengawal istana, dan ayahku juga langsung ditangkap malam itu, dan langsung dipenggal kepalanya di tempat. Sementara itu, aku di penjara tanpa mengetahui ayah sudah terbunuh oleh penerus Dong Zhuo yaitu Li Jue.
Melihat tubuhku yang putih mulus tanpa memakai sehelai benangpun, para penjaga penjara membawaku keluar untuk diperkosa beramai-ramai dengan seluruh pasukan karena kapan lagi bisa menyetubuhi 1 dari empat orang tercantik sepanjang masa di Cina yaitu aku.
Ketika semua prajurit sudah berkumpul sekitar 1000 orang dan semuanya sudah melepaskan celana mereka dan menatapku dengan nafsu binatang buas. Tapi, ketika salah satu mereka akan memasukkan penis mereka ke dalam vaginaku, tiba-tiba Lu Bu dan temannya yaitu Zhang Liao datang dan membunuh semua prajurit yang ada di situ hanya dalam waktu 3 menit.
Kemudian aku menaiki Red Hare bersama Lu Bu sementara Zhang Liao mengikuti kami di belakang, kami bertiga menembus gerbang dan berhasil keluar dari Chang An. dan langsung lari ke Hulao Gate.
Keesokan harinya, ternyata para pengikut Dong Zhuo seperti Song Xian, Gao Shun, Zang Ba, dan lain-lain datang ke Hulao Gate untuk menjadi bawahan Lu Bu, dengan jumlah perwira dan jumlah prajurit yang cukup aku dan Lu Bu mendirikan kelompok petualang untuk memulai pasukan sendiri, akhirnya aku bisa berperang dan melihat kekuatan kekasihku dengan mata kepalaku sendiri.
Bersambung…