Faisal telah keluar kelas. Sesi ketiga kuliahnya telah usai. Perut lapar tak tertahankan membuatnya ingin pergi ke kantin. Rudi dan Rizal adalah kawan akrabnya sehingga mereka selalu bersama.
“Sal kita duluan ya ke kantin, udah laper banget nih” kata rudi
“Yoii bro lanjut aja aku masih mau ke kamar mandi”
Rudi dan Rizal lalu meninggalkan faisal. Faisal lalu kencing. Saat sesudah kencing dia melewati ruang kelas dan mendengar suara aneh. Suara yang tak asing baginya. Suara orang yang sedang bersetubuh.
“Argghh ouhh jangan pakk”
Faisal mencoba mengintip ruang tersebut. Ruang ini adalah ruang pascasarjana. Tempat mahasiswa S2 berkumpul. Sungguh edan bila ada yang nekat ngentot di tempat umum walau faisal tahu ruang pasca sangat sepi dan jarang dilalui orang.
Faisal mencoba naik ke atas bangku dan melihat melalui ventilasi udara. Faisal sangat kaget ternyata yang sedang bersutubuh adalah calon mertuanya ibu dina. Lebih kagetnya lagi ternyata yang menyetubuhinya adalah pak war..!!!. Dosen yang disegani
Faisal tak berkedip karena tubuh mertuanya sangat indah seksi dan menggiurkan. Dia tahu calon mertuanya sangat cantik dan memiliki tubuh indah karena dia pernah salah masuk kamar mandi. Faisal kira kamar mandi dikunci ternyata tidak sehingga dia bisa melihat tubuh telanjang dina. Semenjak saat itu faisal jadi suka salting dan ngaceng bila bertemu dengan mertuanya.
Hati bersih masih menyelimuti faisal walau panas juga melihat adegan panas tersebut. Namun batinnya marah dan kecewa pada pak war karena ternyata rumor dosen mesum itu benar. Namun entah mengapa ada rasa ingin menonton adegan tersebut lebih jauh. Tanpa terasa dia sudah meremas remas joni.
Tubuh dina penuh peluh karena nafsu. Dia terus digenjot pak war dengan ganas. Pak war sengaja meliburkan kelas agar kelasnya bisa dipakai berdua saja dengan dina. Tentu saja untuk memek yang segar. Penis pak war begitu enak diempot sama vagina dina.
“Ahhh ahhh enakk dinaa”
“Uhhh bejatt”
“Hari ini orientasi dulu hehe”
Puas bagian depan pak war membalik tubuh dina. Entah mengapa dina bisa pasrah saja dibolak balik bajingan tua itu. Diangkatlah baju dina sehingga anusnya terlihat. Dina paham lalu sengaja memberikan akses agar aksi pak war bisa dilakukan dengan cepat. Pak war semakin bernafsu lihat bokong mulus tersebut diarahkan penisnya yang kotor tersebut dan blesss
“Uahhhhhh sakitt pakk” teriak dina
Saat dina berteriak kencang pak war langsung menutup mulut dina. Berbeda dengan dina, pak war senang sekali dan puas mendapat anus dina yang rapat dan enak. Dina sangat kesakitan karena penis jumbo itu belum terlumasi di pantatnya.
“Tahann dinn bentar lagi enakk”
Pak war mulai memaju mundurkan penisnya. Rasa sakit dina mulai berangsur berkurang dan berganti rasa nikmat yang belum pernah diberikan hendra sebelumnya. Dina mendesah tanpa sadar
“Hahaha enak kan dina”
“Iya pakaa ahhh”
Rasa enak mengalahkan nurani dina. Goyangan pinggang pak war selaras dengan gerakan bokong dina sehingga mereka berdua mendapat kenikmatan setimpal. Wajah dina memerah karena memang dia harus menyerah pada nafsu agar semua cepat selesai. Dia jadi binal lama kelamaan tambah binal.
Pak war sangat bertenaga bagi dina beda dengan suaminya yang bisa bikin enak di awal saja. Dina berfikir harus terima saja jadi budak permainan pak war dan pak rizieq toh dia sudah tercebur juga. Dia ingin selingkuh enak.
Pak war dengan kasar lalu meremas payudara dina agar tambah enak. Tubuh dina yang semakin sensitif terima saja dengan perlakuan itu.
“Aku mau keluar terima pejuku din”
Pak war juga mau klimaks dan crottt sperma menyembur di anusnya. Sensasi anal nikmat sama istri orang. Pak war lalu duduk karena capek apalagi dina langsung tersungkur karena dipakai pak war 5 ronde. Faisal pun ternyata puas. Bukannya menolong malah colinya yang selesai tak lupa juga dia merekam untuk bahan colinya nanti
Semua puas
—
SEDEKAH
“Nduk dina kamu sudah selesai makannya”
Dina diam saja dan mukanya memerah
“Oke aku anggap itu sudah slesai haha”
“Jadi aku gak bawa duit nih buat bayar makan kita, kamu tahu kan apa yang harus dilakukan?”
Dina tetap diam dan mengangguk setuju
“Baguss yuk berikan sedekah ke pak sardi”
Pak sardi adalah penjual makanan di kantin tersebut sederhana berkumis tebal dengan selalu memakai baju lusuh. Dia bisa berjualan sampai malam hari karena baru buka sore hari. Dia melayani mahasiswa yang lapar dan lembur tugas sampai malam. Kalau dilihat wajahnya mirip seperti presenter bukan empat mata
Dina berjalan menuju pak sardi. Pak sardi dengan sopan menyapa pelanggannya tersebut.
“Pak sardi tadi makannya habis berapa”
“Habis 35 rb neng”
Dina membawa dompet kosong atas perintah pak war. Dia lalu menunjukkan dompet kosong itu ke pak sardi. Pak sardi jelas bingung gimana nih cara bayarnya kalau gak ada duit. Bisa rugi dia. Tapi pak sardi tidak tahu kalau hari itu adalah hari keberuntungannya
“Yah neng gak ada duit yaudah gapapa”
“Hmm pak sardii, kalau dibayar pakai ini gapapa?” Kata dina genit sambil membuka bajunya dan ternyata payudaranya menyembul keluar
Pak sardi terbelalak dan..
Muka dina sangat malu. Wajahnya memerah bagaikan udang rebus yang telah masak. Sangat malu hatinya karena dia menjajahkan susunya yang sedikit berkerut namun kenyal pada tukang nasi goreng langganan kantin kampusnya. Dina ingin menyudahi hal itu tapi seperti ada rangsangan dalam hatinya yang membuatnya tambah semangat untuk mempertontonkan segala kemolekan tubuhnya ke orang orang.
Pak sardi yang mendapat rezeki nomplok tersebut ya ngaceng ngaceng saja melihat dengan seksama ketika ibu dina yang terhormat melacurkan tubuhnya demi nasi goreng. Suasana kantin yang sepi dan pak war yang mengawasi membuat diatas angin sehingga ingin segera menyantap istri dari pak hendra yang dihormati juga di kampus tersebut.
Kemeja dina terbuka lebar. Akses ke payudara, perut dan pusar terbuka lebar. Sekali lagi dina harus menanggung malu karena payudaranya mengacung tegak padahal belum diapa apain pak sardi. Tubuhnya menjadi aneh semenjak menjadi lonte aset pak war. Sepertinya tubuhnya binal walau sedikit hatinya menolak.
Pak sardi yang tak sabar memeluk dina keras dan menempelkan susu empuk dina ke dadanya. Pak sardi menyeringai karena tahu dina sedang terangsang dan membuang muka. Bau tubuh pak sardi memang bau daging dan bau bawang maklum orang pasar dan jarang mandi. Dengan perasaan berkuasa diciumnya pipi dina yang sedang kebingungan tapi nafsu
“Uuhhh pakkk sabar dongg” kata dina
“Maniss tubuh ibu dinaa saya suka, slurpp”
“Iuhh pakk jorokk jangan pakai lidah”
Pak sardi menjilat jilat dan mencucuk wajah dina bagai permen. Emang nafsuin wajah dina saat itu dengan make up biasa aja tapi memancarkan wajah cantik STW nya. Pak war puas melihat dina dijilat jilat oleh buruk rupa seperti sardi. Tak terasa ngaceng juga lihat dina dieksploitasi
“Pak sardi saya mau nanya”
“Iyaa pakk apaa?”
“Bu dina kalau beli nasi goreng suka utang gak pak?” Kata pak war sambil mengedipkan mata
“Oo iyaa lonte ini nakal banget suka utang, kemaren saja gak bayar”
Dina paham maksud pak sardi tersebut. Tapi bagi dina itu sungguh keterlaluan karena dina waktu itu tidak bawa dompet dan memang tidak bisa membayar namun kata pak sardi mengikhlaskannya. Eh ternyata malah alasan tersebut yang dimanfaatkan. Sungguh bejat
“Ihh kan katanya ikhlas pak”
Plakkk
Ternyata pak war menampar dina keras sekali sampai dina terdorong. Dina tidak menyangka pak war kasar sekali hari ini. Dina sampai mau menangis
“Dasar ibu lonte gak tahu diuntung, udah memeknya dibikin enak, dibayar masih aja ngutang. Dasar pecun sombong. Mulai sekarang bersikap sopanlah sama pak sardi. Turuti dia. Layani dia seperti hendramu yang sombong itu” kata pak war bengis
Dina mengangguk saja sambil menangis. Dia sekali lagi dipermalukan oleh pak war
“Pak sardi kalau sampai lonte ini gak mau bayar. Langsung entot saja kalau perlu samperin ke rumahnya. Kalau gak mau hubungi saya saja” tambah pak war
“Hehe siap pak” pak sardi tertawa mesum
“Sekarang ayo kita hukum lonte ini buat nasgor kemaren”
Dina sangat ketakutan. Dina akan melayani dua orang sekaligus semenjak peristiwa di bus dia sangat trauma di gang bang apalagi kontol pak war yang tahan lama. Dina pasti tersiksa. Pak war mendekat ke mangsa yang tidak berkutik. Dia angkat tubuh dina dan ia kunci tubuhnya dari belakang sehingga dadanya membusung.
Duarrr arhhhhhhh
Dina merasakan sensasi luar biasa. Mulut berkumis pak sardi justu sangat enak dan nyaman menari nari di tubuhnya dan bokongnya seperti membuka agar kontol pak war bisa masuk. Kenapa dina bisa sebinal ini? Hendra pun tak pernah menyentuh atau menggesek bokong sekalipun.
Tapi enakk sekali bagi dina dan kedua lelaki tuna susila tersebut. Apa nasi goreng tadi diberi obat perangsang? Aksi mesum pun berlanjut pak war membuka sempak dina sebagai pertahanan terakhirnya. Ngocoks.com
Dia mengangkat dina dan mengarahkan kontolnya ke pantat dina dengan posisi dipangku sedangkan pak sardi mengarahkan kontol ke memek dina yang tercukur rapi tersebut. Dina paham dia akan diserang dari dua arah dia menggelengkan kepala dengan keras karena pasti sangat menyakitkan
“Jangannn pakhh jangannn”
Tapi blesss
Anus isi kontol
Memek juga isi kontol
Dina menjerit kesakitan karena dua lubang belum terlumasi
“Ahhhhhh sakitttt”
Pak war lalu menutup mulut dina rapat dan mulai menggenjot sedangkan pak sardi tetap menjilat jilat tubuh dina. Sodokan demi sodokan membuat lama kelamaan dina rileks dan justru malah keenakan. Dina seperti pelacur berjilbab yang diserang dua pria renta dimana setiap lubang kenikmatannya haus akan kontol
Sodokan demi sodokan berlanjut
Pak war dan pak sardi juga merasakan keeenakan dan puas. Lalu sampai tibalah mereka orgasme dannn
Crottttt
Croottt
Sperma tumpah ke anus dan memek dina. Ia tergelepar dan pak war pak sardi tertawa terbahak bahak
..mmhahhhh…
Bersambung…