Aku kemudian berangkat menuju tempat kerja ketika masa seminggu off ku telah lewat, ingin ku labrak Habib cabul itu. namun melihat tayangan bahwa istri ku menikmati kontol Habib Soleh, percuma saja. Toh Diva emang niat selingkuhnya, jadi Divanya yang di setir.
Baru beberapa hari aku di tempat kerja, Diva sudah mulai kirim SMS dengan Soleh yang terpantau di HP ku. Bukan main marahnya aku, Diva bahkan mengadukkan perbuatan ku pada Soleh, soleh marah dan mengumpat pada ku dalam nada SMS-nya ke Diva.
“emang salah salah siapa ?, yang memiliki hak itu siapa ?, yang menjadi suami Diva itu siapa ?” tanya ku dalam hati.
Selama dua minggu itu ku pantau terus, mereka tampaknya tidak bertemu lagi, karena istri ku benar2 takut. Namun SMS mesrahnya, membuat aku makin emosi, ingin ku print SMS-nya dan menunjukkan padanya. Namun kalau ku lakukan itu, aku akan semakin sulit mengawasinya, saat ia mengganti HP-nya. Sebab aku ingin tahu, apakah ia benar2 ingin berubah atau tidak.
Namun melihat dan membaca SMS mereka dengan kata2 sayang, saling perhatian dan bertanya apakah sudah makan, dan sun jauh. Aku sudah emosi dan marah kembali. Ku ceritakan sama Stefi masalah ku, dan Si Dom, bule yang menawari ku CCTV.
Mereka bersimpati, dan juga tidak menyalahkan tindakkan kasar ku. Kemudian, entah dari mana ide gila datang unuk membagi istri ku dengan Stefi. Sebab rasa cinta akan saling memiliki, itu mulai luntur dengan SMS kata sayang Soleh dan Diva istri ku. Bahkan ia lebih sering SMS sama Soleh dari pada SMS sama aku.
Kuutarakan niat ku pada Stefi mengajaknya meniduri istri ku, bahkan saat Stefi menolaknya berkali-kali, aku tetap memintanya. Rasa cinta akan menjaga kesucian pernikahan ku sudah tidak berarti lagi. Bagi ku rumah tangga sudah benar2 hancur, sehingga Stefi akhirnya menyerah.
“kenapa aku yang kau ajak njinggggg !” kata Stefi, namun ku katakan dan bertanya balik padanya bahwa siapa kawan baik ku di sini, selain ia dan si Dom. Stefi diam tidak bisa membantah saat kami mengemasi pakaian kami ke dalam tas dari loker. Sebentar lagi Heli datang bersama kru pengganti, kami kemudian berjalan dan duduk bersama teman2 lainnya di tangga landasan, menunggu helikopter yang sayup2 terdengar.
“jangan pulang dulu, ke rumah ku, 1-2 hari, kita hajar Diva sampai pingsan” kata ku, Stefi memandang ku, dengan muka sedikit bingung, seakan tidak percaya.
“njingggggg ini bukan perek…. ini istri mu setannnnnn !” kata Stefi, masih mencoba, mengingatkan ku. ku bisikkan padanya; bahwa itu bukan urusannya, ia hanya ku minta bantuan melampiaskan sakit hati ku, lagi pula, bukan aku yang meretakkan pernikahan kami tetapi Diva.
Bahkan pernikahan ku sudah sangat rapuh, akibat ulahnya, karena SMS mesra dengan kata sayang antara Diva dan soleh seperti meretakkan pondasi pernikahan ku, hanya masalah waktu yang menunggu rubuh dan ambruknya pernikahan ku. Karena sudah retak pernikahan ku, sekalian saja diambrukkan, dihancurkan dan ratakan saja.
Sebelum menuju rumah ku, ku minta Diva mengantar anak ku dan pembantu kami ke rumah orang tua ku. Diva sudah ketakutan di Telpon, menyadari akan maksud tindakan ku, karena kini tidak ada anak dan pembantu dirumah.
Aku dengan Stefi menuju rumah, namun aku ingat mungkin Diva sedang di rumah Ortu ku, aku melewati Mushola tempat si Habib mengajar ngaji, stefi ku minta di rumah dan ke rumah orang tua ku, sekaligus menjenguk anak ku.
Setelah menjenguk anak, aku diberitahu bahw Diva di mushola meski anak ku sudah pulang dari ngaji sore itu. aku kemudian menuju mushola. Benar saja, dari belakang, istri ku tengah ngobrol dengan Si Habib, si Habib duduk diatas motor. Jarak mereka berjauhan sehingga orang menganggap itu omongan biasa saja.
Karena emosi, ku tabrak si Habib dari belakang dengan mobil ku, sampai ia terjerambab ke dalam parit besar ke depan bersama motornya. Parit yang warna airnya hitam dan berbau, Baju koko putih dan peci putihnya berubah warna menjadi hitam.
Didekat sana juga ada beberapa warung dan banyak yang nongkrong di sana, sebagian besar kenal sama aku. Tentu saja mereka awalnya memarahi ku, tetapi begitu ku ajak sepupu ku dan dua orang tetangga ke dalam mobil menunjukkan sekilas video perselingkuhan Istri sama si soleh yang dianggap terpandang.
Sepupu ku (ini preman di sana) bahkan keluar mobil kembali. Yuyud, nama sepupu ku ini kemudian menarik kuping Diva dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Kedua temannya, tetangga orang tua ku, sudah berdiri di pinggir parit dengan bertongkat pinggang memarahi soleh, bahkan saat soleh berusaha bangkit keluar parit di tendang salah seorang sehingga jatuh lagi ke parit.
Aku kemudian menepuk bahu Yuyud, namun aku di minta pergi sama Yuyud, biarkan ini menjadi urusannya. Aku masuk ke dalam mobil melihat istri ku yang duduk disamping ku, ia gugup dan gemetaran. Ngocoks.com
“mungin kau mau di bugil’in dan arak telanjang keliling kampung bersama Soleh ?” tanya ku sama Diva, diva tidak menjawab namun kemudian menunduk dan menangis. Saat kami berlalu, makin banyak tetangga yang kumpul, ku SMS sama YUYUD, sepupu ku, jangan sampai masalah dibawa ke polisi. Aku tidak mau berurusan dengan polisi.
Yuyud kemudian membalas bahwa; ia sering dinasehati si Habib cabul ini agar insyaf, malah si Habib yang bejad serong dengan bini orang, jadi ia ingin menghajar si Habib ini, baru kemudian melepaskannya. Ku biarkan mereka mengurus si Habib, kami kemudian menuju rumah ku.
“kenapa masi nangis, buka celana ku emut kontol ku !” kata ku pada istri ku. Diva kemudian menyeka air matanya dan mengulurkan tangannya membuka ikat pinggang kemudian membuka kait kancing celana dan menurunkan resleting celana ku. Ditarik turun celana dalam ku dan burung ku yang layu di elusnya.
“kau emang lonte kebanyakkan emut kontol dan minum peju sampat lelet ke otak mu, di bilang emut malah ngocok doang… mau ku tampar ? ayo cepet !” kata ku panjang memarahinya di dalam mobil saat aku masih menyetir menuju rumah ku.
Diva kemudian memiringkan kepalanya menuju selangkangan ku, dan menjilat kemaluan ku. Ku minta ia memasukkan ke dalam mulutnya dan ku tekan sampai amblas. Kemudian ku tarik kepalanya sehingga terlepas dari kemaluan ku.
“buka baju mu sampai bugil dan jangan membantah !” kata ku tetap menghadap kedepan, Diva terlihat ragu, namun dengan gerakkan seperti akan menamparnya ia kemudian menghindar takut kemudian meraih kancing baju dan membuka pakaiannya satu persatu.
Diva kini dalam keadaan bugil mengocok kontol ku dan mengemutnya bergantian. Kami kemudian sampai dirumah, ku masukkan kontol ku ke garasi celana, membuka pagar dan memasukkan mobil ke dalam garasi kemudian menutup pagar dan pintu garasi mobil.
“sapa suruh pake pakaian dalam mu, buka !” kata ku, saat tiba di mobil melihat Diva mencoba mengaitkan Bhnya kembali yang ku raih kembali belum sempat dikaitkannya, melolosi dari kedua tangannya. Diva belum tahu ada Stefi didalam, setelah Bh dan celana dalamnya terlepas, ku tarik dari kepala keluar, telungkup diatas kap depan mobil ku dan ku sodok bo’ol istri ku dari belakang.
“adoohhhh massss sakiitttttt!, panas MASSSS!” kata istri ku, merasa kesakitan dan kap mobil yang masih panas karena mesin mobil, menempel perut dan tobrutnya yang membuat tubuhnya bergoyang2 diatas tobrutnya yang kenyal.
“ahhhh lonte masa sakit…sering dikontolin kok sakit hah !” kata ku, tidak peduli akan keluhannya. Ku genjot makin keras, awalnya diva merintih kesakitan, namun kini merintih keenakkan.
“ehhhh..lonte..sapa suruh keenakkan…mau ku hajar lagi !” kata ku sambil menampar bokongnya dua tiga kali. Emang gatel bini ku, malah makin terangsang dan ia akhirnya orgasme juga.
Ku tarik dari kepala dan menahan pinggulnya masuk menuju ruang tengah, diva kaget dengan adanya Stefi yang duduk menonton Tv. Namun ku tahan dengan cekikkan pada lehernya dan mencubit putingnya dari belakang membuat ia menjerit tertahan.
“ayo stefi…. mulut lonte ku ngganggur !” kata ku sama Stefi yang masih ragu2, ku maki Stefi sekalian karena masih ragu. Ku gampar bokong istri ku dan mencubitnya sambil menyuruhnya, agar meminta Stefi mengentotnya.
“bilang sama mas stefi yg item ini… kamu lonte yg ingin di entot !” kata ku sambil menampar dan mencubit bini lonte ku. Diva akhirnya menyerah karena ku kasari, atau mungkin pasrah, karena sudah tidak ada jalan keluar lagi.
“entot aku massss!” kata Diva tapi menundukkan wajahnya. Ku jambak rambutnya menyuruh ia membuka matanya menghadap Stefi dan meminta ia mengulangi dengan jelas sambil menyebut dirinya lonte.
“aku lonteee… entottt akuuu mas ambonnn !” kata istri ku namun segera ku tampar kembali dan memarahinya karena ia salah berbicara.
“sapa ambon… dia bukan ambon goblokkkk, namanya Stefi !” kata ku menamparnya bokongnya yang kini benar2 merah kontras dengan punggung dan pahanya yang putih.
“sudah bro… kasar amat !” kata stefi, akhirnya nurut dan menurunkan celana kemudian mengarahkan kontolnya ke mulut istri ku. Kepala diva masih terhentak – hentak ke depan karena tengah ku sodok bo’olnya.
“P L A K ! buka mulut mu lonte !” kata ku sama Diva setelah menampar pipinya kembali ditengah genjotan ku, karena tidak membuka mulutnya agar kontol Stefi bisa masuk.
Stefi yang awalnya sedikit ragu kini telah memegang Tobrut, toge brutal istri ku yang menggantung. Stefi begitu terpesona dan seperti menemukan mainannya, ia menjadi autis dan fokus ke situ beberapa saat.
“bini mu emang super toge bro” kata Stefi, sambil tetap memainkan buah dada Lonte ku yang menggantung. Yang ku balas bahwa ;”sepongan lonte ku juga maut, jika ia kurang keras menyepong kontol mu tampar saja dan suruh emut dengan keras” kata ku, namun Stefi sudah meringis kali ini.
Tampaknya Diva mendengar perkataan ku, dan mengemut kontol stefi dengan kuat, dan cepat karena kepalanya maju mundur dengan tangannya menahan kontol Stefi ke mulutnya.
Stefi kini menahan kepala Diva dengan muka meringis keenakkan saat hujaman ku makin keras menghajar bo’ol istri ku. Atau mungkin Diva juga sudah emosi karena aku memaksanya melayani teman ku.
“sepongan bini mu enakkkkk..emang mauttt apa lagiiii memeknyaa” kata Stefi. Yang ku jawab bahwa memeknya nganggur, aku lagi menyodok bo’olnya, dan mengajak stefi mencoba kempitan memek istri ku.
“kau entot pantat bini lo…. ?” tanya stefi sedikit tidak percaya, bahkan kata Stefi, tidak banyak Wp atau pecun yang mau di bo’ol’in.
“mana kontol mu gede sekarang… di bo’olnya pula” kata stefi sedikit kasihan dengan bini ku, namun aku tidak peduli, terlalui sakit hati akan dikhianati.
“ini kan lonte ku broooo !” kata ku sambil menampar bokong mungil istri ku yang menerima kontol gede ku. sambil menyuruh stefi duduk di kursi. Stefi melepas seluruh pakaiannya dan duduk di kursi.
“naik ke tubuh stefi…. lebih baik sama stefi…kamu suka kontol gedekan ?” istri binal ku hanya diam mendengar perkataan sekaligus pertanyaan ku. Ku minta jangan menolak atau melawan, toh sama soleh, Diva menikmati, tidak ada salahnya sama Stefi, karena ia teman baik ku daripada sama si Habib cabul soleh.
Diva dengan pasrah muka menunduk, menutup wajahnya dengan rambutnya, kedua tangannya menyeka air matanya, membuka kakinya, saat aku melepas pakaian ku. Diva membiarkan stefi mencoba memasukkan kontolnya, kedua tangan bini lonte ku, menutup wajahnya.
“ngapain tutup’in wajah mu, bantu masuk’in kontol stefi” kata ku, dan kemudian oleh Diva diraih kontol stefi ke bawah dan menggesek bibir kemaluannya dan stefi mencubit dan memutar puting Tobrut, toge brutal istri ku.
Kemudian lenguhan Diva saat kontol Stefi melesak masuk, baru beberapa pompaan di atas kontol stefi diva telah melenguh orgasme. Badannya bergetar dan paha Stefi telah basah maninya.
“enakkan mana sama kontol soleh” kata ku, yang kini bersiap2 dibelakang Diva menganalnya. Ku tampar dan memaksa Diva segera menjawab.
“enak kontol bang ambonnn !” kata Diva.
“P L A K ! ambon lagi… namanya Stefi, lonte !” kata ku pada Diva sambil menampar mulutnya, kemudian menyuruhnya berbicara dengan benar karena ia kembali menyebut Stefi dengan kata ambon, padahal Ambon dan papua itu berbeda seperti jawa-sumatra atau jawa-kalimantan jaraknya.
“enak kontol mas stepi” kata istri ku, dasar lidah sunda semua huruf “V” dan “F” jadi huruf “P” seperti mengatakan “Tv” jadi “Tp” atau “ti-pi”.
Ku minta Diva membuka pantatnya, tanpa ada penolakkan karena mungkin ia tahu bahwa percuma saja. Ku masuki bo’olnya kembali dan aku menggenjotnya bersamaan dengan stefi.
Lenguhannya tak tertahankan lagi, “enakk ya lonteeee !” kata ku, yang dijawab anggukkan namun ku tampar dan menyuruhnya menjawab.
“he..heh..! enak sayanggg !” kata istri ku, namun ku tampar sampai menggelepar lemes diatas tubuh Stefi.
“jangan panggil aku sayang lonteee……panggil aku tuan ato mas saja!” kata ku, kembali dengan tamparan dab darah mulai keluar dari mulutnya, dan langsung dijawab istri dan memanggil aku mas. Meski dikasarin segitu hebat, Diva meraih orgasmenya kembali.
Bahkan di balas ciuman stefi dengan liar…stefi pun melenguh orgasme kemudian mencium bini nakal ku kembali. Mani Stefi menembak ke dalam memek istri ku, membuat bokongnya yang sedang tertancap penis ku ikut bergetar karena ia menahan geli. Ku tampar bokongnya yang ke gatelan, Diva malah melenguh dan bergetar makin liar.
“bagus… gitu dong jadi lonte !” kata ku, melihat ia mencium stefi kemudian Diva menoleh kepada ku. “apa liat2 lonte” kata ku namun ia tetap menatap ku malah seperti menantang ku. Ku tampar keras wajahnya namun ia menoleh kembali dan berkata;
“bunuh… bunuh aku sekalian mas !” kata Diva, namun ku katakan aku tidak ingin membunuhnya, hanya ingin menyiksanya dan menjadikan ia (Diva) sebagai LONTE KU.
Bersambung…