Hari itu berlalu dengan sangat lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan meeting di hotel sore sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa puas-puasin maen ampe pagi. Aku mah hayu aja.
Menjelang sore, dia pulang kerumah, dia kasih instruksi ma para pembantu bahwa dia akan meeting sore sampe malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku bantu juga jadi asisten di pekerjaannya.
Para pembantu mah iya aja, namanya juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mau pergi meeting. Menjelang mahgrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini kebetulan pak sopir ada keperluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuruh pak sopir off.
Bilangnya si pak sopir yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan, dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua.
Hari dah larut malam. “Mas, ngapain pesen yang paling mahal, kan cuma buat ngentot kan?”. “Bener sih cuma buat ngentot, tapi aku mau ngentotnya kita ini berkesan buat kamu, juga buat aku”, jawabnya sambil mencium bibirku, mula-mula sih lembut.
“Aku beli bikini laen, kamu pake deh”. “Mangnya mau berenang mas, mana kolam renangnya”. “Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan”, Dia tersenyum.
Aku segera masuk ke kekamar mandi, membuka semua pakeanku dan mengenangkan bikini itu. Sama mininya dengan yang semalem, sehingga ampir semua bagian tubuhku ter-ekspose dengan indahnya.
Dia membelalak melihat bodyku yang seksi itu, segera aku dipeluknya dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh nafsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat-kuat juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya.
Dia langsung meremas-remas toketku. Terasa kontolnya sudah ngaceng menekan ke perutku. Dia terus saja meremas-remas toketku, ikatan braku dibukanya sehingga terlepas. Baru kupakai gak sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he.
Pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah memekku. CD bikiniku sudah basah. “Din kamu sudah siap dientot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas ikatan CDku.
Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, nafsuku sudah berkobar-kobar, berkali-kali aku menggelinjang.
Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus-elus pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik memekku dan akhirnya itilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses memek dan itilku.
Aku menggeliat-geliat sanking nafsunya. Jarinya makin cepet menggesek itilku, aku mengangkat-angkat pantatku karena sudah pengen banget digenjot, “Ayo dong mas , aku dah pengen banget dientot, udah pengen banget kemasukan kontol mas lagi”, rengekku.
Dia kemudian menelungkup diatasku, kontolnya diarahkan ke memekku dan mulai nancep kepalanya di memekku, “Akh, enak mas , masukin semuanya mas”, lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kontolnya nancep semuanya di memekku,
“Akh, enak mas, masuk semuanya ya mas, memekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kontol mas”. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya, “Enak mas, terus mas, enjot yang cepet dong”, rengekku terus.
Setengah permainan dia mencabut kontolnya dari memekku, “kenapa dicabut mas, belum nyampe nih”, protesku. “Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kontolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kontolnya di toketku.
Ketika dia memajukan kontolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. “Enak Din”, erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi, “Kamu sekarang diatas ya Din”, katanya sambil berbaring.
Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kontolnya yang ngaceng tegak di memekku. Aku menurunkan memekku pelan-pelan dan blesss, kontol besarnya mulai ambles di memekku, “Akh, enak banget mas “, lenguhku.
Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnya pun makin cepat terkocok-kocok didalem memekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, “Enak Din, terus yang cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku.
Dia meremes-remas toketku yang berguncang-guncang seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kontolnya. Pentilku diplintir-plintirnya. Aku makin bernafsu mengocok kontolnya dengan memekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kontolnya.
Kocokanku makin kencang, “mas, aku sudah mau nyampe nih”, kataku terengah. Dia meraba itilku dan dikilik-kiliknya, ini mempercepat proses aku orgasme, “Akh, mas, aku nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.
Aku mengeluarkan kontolnya dari memekku, masih perkasa kontolnya. Kemudian kontolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk-angguk mengeluar masukkan kontolnya dalam mulutku. “Din, kamu lihai dalam urusan ranjang nih, latihan sama siapa?” tanyanya.
Aku tak menjawab, kontolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok-kocok dengan cepat. “Akh enak banget Din” erangnya. Cukup lama aku mengemut kontolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali.
Kontolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kontolnya lagi kedalam memekku, sekali genjot kontolnya sudah amblas semua ke memekku, “Akh, enak banget mas”, erangku.
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata-kata. Dia meraba-raba lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk-tusukkan kepantatku. “Mas sakit”, protesku.
Dia berhenti menusuk-nusuk pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes-remas toketku yang berguncang-guncang seirama dengan sodokannya.
Pentilku kembali diplintir-plintirnya. “Enak mas , terus enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas”, erangku. “Kok cepet banget Din, aku belum ngerasa apa-apa”, katanya sambil terus mengenjot memekku. Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi, “mas, aku nyampe mas, akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kontolnya tercabut dari memekku, masih keras dan berlumuran lendirku.
Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kontolnya dimasukkan lagi ke memekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. “mas, kuat amat sih ngentotnya, aku udah lemes mas, abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku.
Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk. Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah aja telentang keenakan. Toketku diremas-remas sambil di pelintir-pelintirnya pentilku, akhirnya
“Din aku ngecret”, dan terasa semburan pejunya dimemekku. Aku memeluk dan mengelus-elus punggungnya. “mas, nikmat banget ngentot dengan mas, istirahat dulu ya mas, aku udah lemes banget”, dia mencabut kontolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.
Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus-elus toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus-elus toketku, “udah pagi ya mas “, kataku setengah ngantuk. “Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din”, jawabnya. Luar biasa dia, gak puas-puasnya ngentotin aku.
Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. Kontolnya mulai kuremas-remas sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas-remas sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok memekku lagi.
Aku bangun dan mulai mengisap kontolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses memekku. Memekku dijilatinya, aku mengangkangkan kakiku sehingga dia bisa menjilati itilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di memekku,
“mas, subuh-subuh gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat aku”, kataku sambil mengocok-ngocok kontolnya. “mas, aku sudah nafsu banget, dimasukin lagi dong mas”, pintaku. Dia sudah nafsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaikinya aku dan kontolnya ditancapkan lagi ke memekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk.
Sebentar saja seluruh kontolnya sudah nancap kembali di memekku, enjotannya tambah cepat dan keras, “Enak banget mas”, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan,
“mas, aku nyampe.. mas pinter amat sih nyodok memekku, sebentar saja aku sudah nyampe”, lenguhku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot memekku dengan kontolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi,
“mas aku nyampe lagi mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas”, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku sampe akhirnya “Din, aku ngecret”, dia menancapkan kontolnya dalem-dalem di memekku dan terasa semburan pejunya di memekku.
“Nikmat banget ngentotin kamu Din, memek kamu bisa kedutan, kerasa kayak diemut sama mulut kamu”, katanya. Kemudian dia mencabut kontolnya dari memekku dan berbaring disebelahku. “Din, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngentot semalem lagi”, katanya. Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.
Hari itu aku melakukan aktivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dientot sampe nyampe berkali-kali, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjemputku lagi dirumah, kembali dia kasih instruksi kalo aku mesti menghadiri penutupan meeting yang kemaren.
Pinter banget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah ho oh aja kalo big boss yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren, selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda. Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi.
Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt. Dia mengambilkanku soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. “Mau mandi yang?” tanyanya sambil memelukku.
Aku diciumnya, tangannya segera meremas-remas toketku kembali. Nafsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut-emutnya, segera saja pentilku mengeras.
Tangannya segera saja mengiliki-gilik itilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu se-efisien mungkin. “mas, kok nafsu banget sih sama aku”, tanyaku. “Abis ngentot sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya.
“Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kontol mas “, jawabku. Kemudian dia melepas celana dan t-shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. Kontolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya.
Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek memekku dari atas kebawah. Itilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, “mas, enak banget mas, terus mas”, erangku.
Dia terus menjilati itilku sampe aku nyampe. “Akh mas, belum dientot aku sudah nyampe kayak kemaren, mas lihai banget deh ngisep memekku”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk. Kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya.
Mulutku mulai mengeluar masukkan kontolnya sambil batangnya kukocok-kocok dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kontolnya pelan dimulutku seperti sedang ngentotin mulutku.
Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kontolnya di memekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya udah nancep semua di memekku.
Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnya terkocok oleh memekku dengan cepat juga, “Akh nikmat banget Din” erangnya. Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot.
Kontolnya dikeluarkan dari memekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kontolnya ditancapkan ke memekku dari belakang. “Blesss, kontolnya langsung aja nancep semuanya ke memekku, “Akh, nikmatnya”, kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot memekku dengan cepat dan keras.
Terasa sekali kontolnya menggesek memekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kontolnya nancep dalem sekali di memekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba-tiba, “akh mas, aku nyampe mas”.
Kenikmatanku meledak juga akhirnya. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret “Din, aku ngecret, nikmat banget rasanya Din”, terasa kembali pejunya membanjiri memekku.
“Mas, aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum. “Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat.
Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.
Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ngelakuin apa-apa, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya.
Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bangun. Dia sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja yang disediakannya.
“Mas, gak pulang kita, ntar timbul pertanyaan?”. “Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang”. “Bisa aja mas cari alesan”. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang.
Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas-remas toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir-plintirnya pelan, nafsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kontolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok-kocok.
“Aku isep ya mas”, kataku sambil mengubah posisi mendekati kontolnya. Kepala kontolnya kujilati kemudian pelan-pelan kumasukkan ke mulutku. Kontolnya kukulum-kulum, ku keluar masukkan di mulutku. “Enak Din”, erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya.
Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas-remas toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, itilku menjadi sasaran berikutnya. “Akh mas , enak”, erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan.
Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, “Geli mas, nakal ih pagi-pagi”, kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, memek dan itilku. Jilatannya segera menyerbu itilku.
Aku sudah mengangkang selebar-lebarnya supaya dia mudah menjilati itilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. “buat apa mas, kan kontol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati itilku yang makin ter-ekspose karena ganjelan bantal itu.
Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati itilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, itilku diemut-emutnya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas, aku udah pengen dientot, mas. Masukin dong kontolnya mas “, erangku.
Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia menggosok-gosokkan kepala kontolnya di memekku yang sudah basah banget, “Ayo dong mas, tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kontolnya itu.
Pelan-pelan dimasukkannya kontolnya ke memekku. Dia menekan kontolnya masuk sedikit demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kontolnya jadi lebih mudah nancep. “Akh, ssh, enak banget mas, tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku.
Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk sehingga sedikit demi sedikit kontolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kontol besar dan keras kayak begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak kontolnya ditancepkan semuanya ke memekku, “akh enak banget mas”, erangku.
Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, “enak mas, terus mas, yang cepet, aku udah mau nyampe mas”, erangku terengah-engah. Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kontolnya, setiap enjotannya, kontolnya menancap sedalam-dalamnya di memekku.
Pantatku menggeliat-geliat tidak teratur sanking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punggungnya, “mas, aku nyampe, akh, ssh, enak banget mas”, jeritku keenakan.
Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, nafasku tersenggal-senggal, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kontolnya dienjotkan dengan cepat dan keras.
Sebentar kemudian nafsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat-geliatkan pantatku. “Din, ganti posisi yuk”, katanya sambil mencabut kontolnya dari memekku.
Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kontolnya dimemekku. Sekali sodok, kontolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot memekku.
Kontolnya bergerak keluar masuk memekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya.
“Akh mas, enak banget, enjotan kontol mas terasa banget keluar masuk memek Dina, terus mas, ssh…”, erangku. Dia mempercepat enjotan kontolnya, “Din, aku udah mau ngecret Din”, katanya. “iya mas, aku udah mau nyampe lagi, barengan ya mas”, jawabku.
Tiba-tiba dia menjenjotkan kontolnya dalem-dalem dengan keras, “Din, aku ngecret, akh, ssh…”, erangnya. Aku pun mengejang karena aku nyampe lagi, “mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas”, jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang.
Kontolnya tercabut dari memekku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. “mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku. Dia hanya tersenyum.
Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian memekku kusiram dengan shower, dingin rasanya. Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan.
Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kontolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kontolnya. Terus kuemut-emut sambil kukocok-kocok, gak lama kontolnya sudah keras lagi.
“Hebat mas, udah ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kontolnya. “Kamu juga hebat Din, nafsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas-puas ya makan kontolku”, katanya.
“Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari memek ku ke isi kontol mas, mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kontolnya. “Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau”.
Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69. Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kontolnya yang sedang kuemut-emut dia segera menjilati memekku sampe ke pantatku, itilku dikilik-kilik dengan tangannya.
Aku segera bangun dan menduduki kontolnya, kontolnya segera saja ambles di memekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil mengejangkan memekku meremas kontolnya.
Enjotanku makin cepat, dia merintih-rintih keenakan, “Enak Din, empotan memek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din”, katanya. Setiap enjotan kebawah membuat kontolnya nancep semua di memekku.
Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir memekku turut tertarik keluar karena cengkeraman memekku di kontolnya. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Enjotanku makin lama makin cepat, “akh mas enak mas, aku udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas-remas toketku yang berguncang-guncang mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir-plintirnya menambah kenikmatanku. Sampai akhirnya, “Akh mas, aku nyampee mas, ssh…”, aku pun ambruk didadanya.
Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kontolnya yang masih keras tetap nancep di memekku. Dia sekarang yang ambil peran, mengenjot memekku dengan cepat dan keras.
Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa mendesah saja saking enaknya, sampai akhirnya dia pun gak tahan lagi, “Din, aku ngecret Din”, erangnya sambil menancapkan kontolnya sedalam-dalamnya di memekku. Terasa semburan pejunya di memekku sehingga aku pun nyampe lagi untuk kesekian kalinya.
Benar-benar event yang sangat nikmat. Aku dientot berkali-kali dan berkali-kali juga nyampe. Wah benar-bener terpuaskan nafsuku yang tertahan-tahan selama ini. Setelah istirahat dan mandi, kami pun pulang kerumah.