Cerita Sex Ibu Hajjah Khanza – Namaku Khanza seorang wanita yang yang sudah berkeluarga. Suamiku seorang pengusaha material bangunan yang sudah cukup sukses, dan aku memiliki seorang anak perempuan berusia 22 tahun yang sedang mengenyam perkuliahan di semester akhir.
Aku kini genap berusia 50 tahun, walaupun usiaku sudah tak lagi muda tetapi aku masih memliki tubuh yang terbilang masih kencang menggoda kaVina aku rajin melakukan perawatan pada tubuhku untuk membahagiakan suamiku.
Ditambah aku sering dibawa menemui rekan bisnisnya bisnisnya sehingga membuatku harus sering perawatan supaya tak membuat suamiku malu. Bahkan banyak yang bilang bahwa diriku masih tampak seperti wanita berumur 40 tahun.
Mungkin benar kata orang bahwa uang bisa mengubah segalanya, seperti yang terjadi pada tubuhku yang masih kencang terawat dan tidak tampak seperti ibu-ibu yang berusia 50 tahun pada umumnya. Dari semua aset di tubuhku kurasa payudarakulah yang paling mencolok kaVina memiliki ukuran yang bisa dibilang besar dan masih kencang.
Ngocoks Tetapi itu selalu tertutupi di balik pakaian gamisku kaVina Keseharianku bila diluar rumah aku selalu mengenakan gamis dan hijab lebar sebagai pakaian sehari-hariku. Tetapi bila didalam rumah aku biasanya hanya mengenakan daster seperti ibu-ibu pada umumnya.
Suamiku bernama Karim dan ia berumur 54 tahun. Suamiku bisa dibilang cukup terpandang dan orang-orang biasa memanggilnya Haji Karim sementara diriku kerap dipanggil Hajah Khanza.
Hari ini aku beserta ibu-ibu tetanggaku sangat sibuk membuat berbagai masakan di rumahku kaVina malam ini di rumahku akan diadakan syukuran kaVina suamiku baru saja mendapat proyek besar. Proyek tersebut adalah hasil kerja sama dengan tetanggaku sendiri yang rumah nya hanya berjarak 8 rumah dari rumahku dan bernama mas Devin yang merupakan seorang kontraktor muda yang sudah sukses padahal usianya masih 27 tahun.
Mas Devin kali ini ingin membuat perumahan di kampung sebelah dan ia membeli semua bahan-bahan materialnya dari suamiku sehingga suamiku sangat senang dapat bekerja sama dengannya. Melihat kesuksesan mas Devin di usia muda membuatku ingin menjodohkannya dengan anak tunggalku yang bernama Anisa.
Setelah semua masakan sudah selesai, ibu-ibu tetanggaku pun pamit untuk pulang padaku untuk bersiap-siap nanti malam datang kembali. Hingga singkat cerita acara syukuran pun sudah dimulai,aku juga turut mengundang seorang ustazah sebagai pengisi acara.
Di tengah acara, aku merasa ingin buang air kecil lalu aku pun beranjak ke lantai 2 rumahku untuk menuju kamar mandi. Setelah buang air kecil rasanya diriku lega sekali, tapi entah kenapa rasanya aku jadi malas untuk turun ke bawah dan ingin bersantai sejenak. Aku lalu menghidupkan AC dan melepas hijabku lalu duduk dimeja makan sambil bermain HP.
Saat asyik bermain HP tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan mas Devin dan ia seperti diam sejenak melihat diriku. Aduhh gawat dia melihatku tanpa mengenakan hijab, batinku.
“Bu hajah, saya ijin ke kamar mandi yahh,” ujarnya.
“Iya silahkan mas,” ucapku padanya.
Mas Devin lalu memasuki kamar mandi. Aku sebenarnya ingin memakai hijabku kembali tetapi kupikir toh dia usianya tak beda jauh dari anakku sehingga aku mengurungkan niatku untuk memakai hijab kembali.
Mas Devin pun tak lama keluar dari kamar mandi. “Bu hajah di bawah panas banget yahh,” ujarnya.
“Iya saya aja ngadem di sini,” balasku.
Mas Devin lalu duduk di kursi meja makan yang berada tepat di depanku. “Bu hajah kok hijab nya dilepas?”
“Gerah mas.”
“Bu hajah panggil saya Devin aja lagipula ibu sudah kenal saya lama.”
“Iya deh Devin, ngomong-ngomong makasih banyak ya Vin udah jadi pelanggan setianya si bapak.”
“Ahh ibu pake segala bilang makasih kaya sama siapa aja, lagipula saya juga seneng kok belanja di pak haji.”
“Seneng kenapa emangnya?”
“Seneng bisa ketemu bu hajah, hehe,” jawabnya sambil senyum.
“ihh kok sama ibu?”
“Ibu selalu ngangenin soalnya.”
Mendengar perkataannya membuatku sedikit terkejut. “Ihhh ngaco kamu ahh, masa kangen sama ibu-ibu 50 tahun,” ujarku sambil tertawa.
“Tapi saya perhatikan tubuh bu hajah masih terlihat kayak usia 40 tahun loh bu,” katanya sambil memandangi tubuhku.
“Ahh masa sih Vin perasaan tubuh ibu biasa aja deh.”
“Sumpah deh bu, saya gak bohong kalo gak percaya tanya aja sama orang-orang.”
“Iya deh ibu percaya soalnya banyak yang bilang begitu juga.”
“Tuh kan bener apa kata saya bu, kok bisa sih bu masih keliatan muda kaya usia 40 tahun?ditambah tubuh ibu masih kenceng begitu.”
“Ya nama nya juga wanita Vin, butuh yang namanya perawatan. Makanya tubuh ibu masih kenceng begini.”
“Aduhh apalagi sekarang si bapak dapat uang banyak dari proyek bisa-bisa bu hajah makin cantik aja nih..”
“Hahah itu kan berkat kamu juga Vin yang ngajakin si bapak,maka nya ibu terima kasih banget sama kamu. KaVina gara-gara uang proyek kamu ibu bisa makin cantik.”
“Duh pak haji pasti bangga punya istri secantik bu hajah yang masih kelihatan seperti usia 40 tahun.”
“Ahh kamu bisa aja ini kan juga kaVina uang dari kamu ibu bisa cantik begini,sebagai rasa terimakasih ibu silahkan deh kamu puas-puasin melihat kecantikan ibu, hahaha, “ucarku sambil tertawa.
Dipuji oleh pemuda ini pun membuat diriku senang,kaVina kupikir tak sia-sia selama ini aku melakukan perawatan pada tubuhku hingga membuatnya mengatakan aku kelihatan seperti usia 40 tahun.
“Bu, doain yah semoga saya bisa dapat jodoh kaya bu hajah,”ucapnya.
“Kok malah kaya ibu sih Vin ?” tanyaku.
“Soalnya ibu seksi banget bikin penasaran, ” jawabnya misterius sambil cengengesan.
“Husstt ngomongnya.” Berani sekali anak ini menggodaku dirumahku sendiri, terlebih suamiku sedang ada dibawah.
“Ehh keceplosan, maaf ya bu cantik.” Dia makin menjadi-jadi kaVina melihat aku tak tersinggung. Sejujurnya dibilang cantik olehnya, membuatku senang mendengarnya. “Emang beneran Vin?”
“Bener apa nya bu?” Dia bertanya.
“Beneran ibu masih seksi?” tanyaku dengan malu-malu.
“Enggak cuma seksi doang bu,”ujarnya.
“Terus?”
“Nafsuin, hehe.”
Duh ya ampun kok dia berani sekali yah berkata seperti itu ,tetapi melihat keberaniannya malah membuatku ingin digoda terus olehnya. “Kamu nafsu sama wanita usia 50 tahun?”
“Iyaa,”ujarnya.
Seluruh tubuhku langsung merinding mendengarnya. “Apa yang kamu suka dari wanita itu Vin?” Aku penasaran.
“Semuanya.” jawabnya.
“Semuanya? Wah wah. Terus pengen kamu apain?”
“Pengen saya bungkus terus saya bawa pulang.”
“Setelah kamu bawa pulang?”
“Saya jilatin tubuhnya yang masih kencang itu, hehe.”
Aku menelan ludahku, tak menyangka ia berani berbicara seperti itu terhadapku bahkan tatapannya menunjukan sebuah keseriusan. “Udah ahh lama-lama omongan kamu makin gila,” kataku.
“Husst, yang punyanya ada di bawah loh.. ”
Dia tak memperhatikan ucapanku kaVina sedang menimang kain jilbabku yang bahkan ku tak tahu sudah ada di tangannya. “Bu hajjah pinjem hijabnya, ya.”
Tanpa menunggu persetujuanku dia tiba-tiba menciumi kain itu dan menghirupnya dalam.
“Dasar jorok,itu keringet ibu semua loh,” ujarku.
“Biarin bu, lagipula ini keringet dari bu hajah seksi,” ujarnya.
Sungguh tak sopan sekali anak ini kaVina ia tampak biasa saat memanggilku seperti itu. Aku tahu di umurnya pasti dia sedang memiliki nafsu yang menggebu-gebu tapi tak kusangka ia sampai berani menggoda diriku seperti ini.
Mendadak terbersit keinginanku untuk membuat pemuda ini panas dingin, kini giliranku untuk menggodanya. Aku lalu berdiri lalu berpura-pura menuju kulkas. Aku jalan sambil melenggak-lenggokkan pantatku, lalu mengambil botol minum di dalam kulkas sembari menunggingkan pantatku dan menggoyangkannya.
“Ahhh.. ”
Kudengar suara desahannya, pasti ia sudah amat tersiksa, sementara aku tertawa puas dalam hati bisa mengerjai pemuda nakal ini kaVina ia hanya dapat melihat keseksian tubuhku saja dan tak
dapat berbuat lebih jauh. Kulihat wajahnya yang begitu lucu seperti sedang menahan nafsu nya yang menggebu-gebu,aku benar-benar puas telah mengerjainya. Setelah itu aku kembali duduk di kursi meja makan sambil membawa botol minum, namun kulihat ia ternyata sedang senyum-senyum aneh.
“Kain jilbab ibu mana Vin?” tanyaku yang heran.
“Di bawah bu,” jawabnya santai.
Aku lalu melihat ke kolong meja dan sontak aku terkejut melihat hijabku sedang digunakan untuk mengocok kontolnya! Jantungku berdetak kencang melihat kontolnya yang begitu besar dibalik hijabku membuatku terdiam sesaat.
“Anak nakalll sini balikin hijab ibu,”ujarku berpura-pura marah untuk menakutinya.
“Ambil sendiri atuh bu,”ujarnya nekat.
“Jangan gila kamu ahh.”
“Yaudah saya kaya gini terus sampe pak haji ke atas.”
Tak ada takut nya sama sekali pemuda ini dan ia sangat berani untuk menantangku, aku seperti sudah kalah dalam pertarungan saling menggoda ini. “Ayo bu sini ambil nanti keburu si bapak ke atas loh,”ujarnya.
Aku pun dengan pelan-pelan mendekat ke arahnya dan mengarahkan tanganku untuk mengambil hijabku yang sedang ia gunakan untuk mengocok kontolnya. Tiba-tiba tanganku diraih olehnya dengan cepat dan ditempelkan dikontolnya.
Aku langsung menjerit dan dengan cepat kuambil hijabku sementara Devin hanya tertawa. Jantungku berdegup kencang kaVina kejadian tadi, membuatku semakin keringetan panas dingin.Tak kusangka diriku yang malah dibuat panas dingin olehnya.
“Gila kamu, kalo kedengeran sampe bawah gimana?” kataku.
“Lagian bu hajjah pake segala ngejerit, heee.. ” jawabnya ringan.
“Ibu sebel sama kamu.” Aku meVingut.
“Hehe, maaf ya bu hajjah seksi.. ”
Bersamaan kudengar suara di bawah sepertinya sudah selesai. Akhirnya aku terbebas dari pemuda kurang ajar ini. Devin lalu berdiri hendak turun sebelum suaranya terdengar lagi. ” Bu hajjah seksi.. ”
“Apa lagi?” tanyaku.
“Minta oleh oleh dong.”
“Ambil aja di bawah, banyak makanan.”
“Maunya yang lain.”
“Apa?”
“Celana dalam ibu.. ”
Astaga, kelakuan pemuda ini tak ada habisnya. Sekarang ia malah berani meminta celana dalamku. Melihat keberaniannya malah membuatku ingin mengabulkannya. “Ya udah sana kamu balik badan dulu.” Baca juga: Cerita Sex Aib Terbongkar
Devin membalik badan dan aku lalu melepas celana dalamku dari balik gamis yang kukenakan lalu kuberikan padanya. Celana dalamku itu langsung diciumi olehnya.
“Dasar nakal.”ujarku. Devin lalu mengantongi celana dalamku dan ia pun turun kebawah. “Bu, janji yah kenalin saya sama anak ibu.”
“Kamu beneran mau?” tanyaku.
“Mau lah siapa tahu beneran jodoh sama Anisa.”
“Iya tapi kamu juga usaha.”
“Siap bu, ohh iya saya minta nomor ibu dong.”
“Buat apa Vin ?”ujarku
“Buat godain ibu lah, haha,” ujarnya sambil tertawa.
“ihh dasar stress.”
Aku lalu memberikan nomorku padanya, siapa tahu aku berhasil mencomblangkan ia dengan anakku.
Setelah itu Aku lalu memakai hijabku kembali dan Kulihat di bawah para tamu sedang berhamburan keluar. Aku menemani suamiku di depan pintu untuk mengantar kepergian para tamu. Saat Devin hendak pamit keluar, suamiku langsung merangkulnya. “Ini dia si Boss baru keliatan dari tadi kemana aja?”
“Di atas pak ngobrol-ngobrol sama si ibu.” Jawabannya membuatku melotot, walau memang tak salah.
“Terimakasih banyak ya Vin udah ngajakin saya dalam proyek,”ujar suamiku.
“Iya sama-sama pak,saya pamit pulang yahh,” kata Devin. “Mari bu hajah.. ”
Aku pun menundukan kepalaku supaya tak melihat wajahnya yang memperlihatkan kemenangan kaVina telah berhasil menggodaku. Aku dan suamiku lalu mengantar Devin hingga mobilnya dan ketika suamiku meleng, Devin iseng meremas pantatku.
“Nafsuin banget ini pantat.”
Jantungku nyaris saja copot dengan kenekatannya.
Setelah semua tamu pulang, aku kembali naik ke atas. Melihat kursi tempat pemuda tadi duduk membuatku kembali teringat kelakuannya yang membuatku merinding. Tiba-tiba kudapati secarik kertas kecil dengan tulisan dari anak itu. Membaca tulisannya jantungku kembali berdetak cepat. “Standby di hp ya bu hajjah seksi, maleman saya telpon. ”
Dengan cepat kusobek kertas itu menjadi potongan-potongan kecil. Andai suamiku yang menemukan kertas itu duluan, habislah sudah.
Setelah mandi aku bercermin di kamarku. Kupandangi kedua payudaraku, leher dan wajahku, lalu terbayang godaan-godaan pemuda itu tadi. Nakal kamu Vin, aku membatin.
Setelah memakai daster kurebahkan diri di samping suamiku yang sudah tertidur nyenyak. Sambil memainkan ponsel aku menduga-duga apa benar anak itu akan menghubungiku.
Baru saja berpikir, ponselku bergetar tanda ada pesan masuk, dan benar saja.
“Malam bu hajjah seksi.. ” Nomer tanpa nama ini jelas Devin.
“Nggak sopan kamu sama saya,” ketikku.
Jawabannya langsung meluncur cepat. “Kan emang bu hajjah seksi hehe.. ”
“Terserah kamu ajalah Vin, asal nggak didenger orang. Pusing ibu dengan kenakalan kamu,” balasku.
“Ibu emang idola saya, hehe.. ”
“Terus ada apa kamu chat saya?” tanyaku.
“Godain bu hajjah seksilah, masa masih nanya aja.” Dia membalas.
“Gila ah, masa istri orang kamu godain. Nggak baik tau.”
“Ibu hajjah suka kan saya godain hee.. ” Dia kembali membalas.
“Ih kamu mah. Ibu aja masih merinding kalo inget tadi,” jawabku.
“Kok bisa?” tanyanya singkat.
“Iyalah, berani-beraninya leher saya kamu jilat. Mana tadi nekat banget remes pantat orang.” Aku menjawab.
“Salah ibu sendiri.. ” tangkisnya.
“Loh kok saya?” kataku.
“Nafsuin, haha.. ” Jawabnya kurang ajar.
“Sudah berapa banyak istri orang yang kamu godain?” tanyaku.
“Banyak sih. Tapi cuma ibu doang yang paling kenceng.” Dia membalas.
“Kenceng? Apanya?” tanyaku.
“Toketnya, hahaha.”
“Aduh, ibu jadi takut ngenalin kamu ke Annisa.” kataku.
“Tenang bu, aman. Saya cuma nakalin ibunya aja kok.” Dia menjawab.
“Nakal banget sih kamu. Deket ibu cubitin kayak tadi, mau?” ancamku.
“Jangan dicubit dong bu, sakit. Mending dielus.”
Dengan bodohnya aku bertanya. “Apanya?”
Tring! Tiba-tiba dia mengirimkan sebuah poto. Mataku terbelalak melihat poto celana dalamku sedang digunakan mengocok batangnya. Terlebih batang itu begitu besar dan berurat. Aku menelan ludahku sendiri.
“Astagfirullah! Nakal banget ini anak.” Aku membalas.
Lagi-lagi dia mengirimkan sebuah poto. Kali ini poto itu menampilkan celana dalamku yang sudah belepotan cairan putih kental. Dia menjadikan celana dalamku menjadi lap peju. “Ya ampun! Kualat kamu sama orang tua, masa celana dalam ibu digituin. Pokoknya kamu harus cuci celana dalam ibu.”
“Sip bu hajjah, beres.” balasnya enteng.
“Kok kamu nakal banget sih sama ibu?” tanyaku lagi.
“Bukan saya yang nakal bu, tapi ini.. ” balasnya sambil mengirimkan poto batangnya yang benar-benar tegak menantang. Kepalanya tampak berkilat, sementara urat-urat di batangnya tampak menonjol.
Aku menggigit bibirku sambil memandangi benda yang luar biasa itu. Milik suamiku jelas tak ada apa-apanya. Tanpa sadar kuraba selangkanganku dan membayangkan andai batang itu masuk ke sana. Ahhh.. Aku benar-benar panas dingin.
Selangkanganku sudah basah. Yang awalnya hanya rabaan semakin lama jariku semakin giat menggaruk klitorisku sambil memandangi poto indah itu. Arhhhh… Arhhhh..
Tak tahan lagi, kumasukkan dua jari ke kemaluanku dan kukocok-kocok sambil membayangkan batang itu menodaiku. Ah.. Awhhh.. Awwhhhh… Semakin cepat, semakin cepat. Aahh.. Ahhhh.. Awhhhh.
Lalu klimaks itu datang bagaikan badai. Kubayangkan pemuda itu menghunjamkan batangnya hingga mentok sambil mencekik leherku dengan kencang. Ahhhh!!! Aku keluarrr! Ahhhhhhhh!!!! Crot! Crott! Crott!!
Aku lalu memutuskan untuk tidur. Bisa gila lama-lama kalau meladeni chat anak itu.