Cerita Sex Ibuku Hamil Oleh Pria Selain Ayahku Part 2 – Udara segar dan kabut tipis menyelimuti sebuah villa di kota Garut. Pagi itu tampak para penghuni villa sudah beraktivitas sebelum fajar menyongsong. Hanya saja, di sebuah kamar terdapat seorang anak yang masih tertidur lelap.
“Heeyy bayu.. heey ..bayuu… bangunn.. udah pagi nih.. ayo bangun” ucap seorang ayah sambil menepuk pundak anaknya.
“apaa sihhh paapaa aku kan masih ngantukkk bangett” gerutu bayu
“Kita harus pulang ke rumah pagi ini de.. papa harus nyelesaiin pekerjaan kantor papa yang harus diserahin besok…” ucap ayahnya kembali.
“Ohhhhh” ucap bayu malas
Karena bayu anak yang baik, Bayu yang masih terlihat kusut dan malas itu bergegas turun dari tempat tidurnya yang acak-acakan. Terlebih, Ia lihat ayahnya yang sudah rapi mengenakan kemeja dan celana panjang berbahan kain. Melihat ayahnya tersebut, Ia lekas mengambil handuk dari tasnya lalu menuju kamar mandi. Sementara itu Ayah bayu, haris, kembali ke kamar. Tampak nia, sang istri, yang tampak anggun dengan blusnya sedang membereskan perlengkapan mereka.
“Jadi kita pulang hari ini mas? Gak ada jalan jalan dulu gitu?” tanya nia
“Iya nih. Besokkan aku harus ngantor. Harusnya hari ini juga aku ngantor, tapi karena pak arso ngasih izin ya gak masalah” jawab haris sambil membantu nia.
“Tapi, kita gak jalan-jalan dulu mas?” tanya nia kembali
“Lah kamu sama bayu bukannya udah jalan-jalan? Lagipula kan aku udah bilang, aku ke sini tuh nyusul mau jemput kamu. Nah, kebetulan pak arso ada urusan sama villanya yang kebetulan di Garut.. jadinya bisa bareng deh” “Ohh gitu yaa mass” jawab nia pelan.
Ngocoks Sementara itu Bayu dengan handuk dipundaknya tampak kebingungan di depan pintu kamar. Dia bingung di mana kamar mandi. Wajar saja semalaman hampir semua aktivitasnya dihabiskan di kamar. Sebetulnya Ia hendak bertanya pada orang tuanya, tetapi dia amat malas. Maka, dengan sok tahu ia berjalan ke arah lantai bawah. Tiba-tiba,
“Hey bayu, Mau kemana kamu? Kok bingung gitu?” ucap Pak Arso
“Eh?! Bosnya papa. Ini om, bayu mau tanya, bayu kan mau mandi, kamar mandinya mana ya? tanya bayu polos
“Itu di pojok dekat ruang makan. Tapi kenapa kamu gak gunain kamar mandi atas aja?”
“Oh ada ya om? Soalnya di atas pintu ruangannya ketutup semua mana tahu bayu ada kamar mandi” sahut bayu
“Oh yasudah. Karena udah di bawah, gunain kamar mandi bawah aja” jawab pak arso tersenyum.
“Oke deh. Bayu mandi dulu ya om”
“Iya bayu” balas pak arso
Bayu langkahkan kakinya ke kamar mandi yang baru saja ditunjukkan bos papanya, pak arso. Di depan pintu kamar mandi, pikiran anak itu terhanyut sejenak. Ia jadi ingat apa yang dilihatnya semalam. Pak arso, lelaki kurus kekar itu telanjang bersama tubuh mamanya. Keduanya saling memeluk satu sama lain. Tapi anak itu benar-benar tak paham,
“Yasudahlah” ucap bayu sambil masuk ke kamar mandi.
Ia basahi seluruh tubuh mungilnya. Sesekali pikiran yang menghantuinya itu kembali datang . Lalu Ia sirami saja kepala beserta rambutnya dengan harapan pikirannya tersebut sirna terbawa air.
Di lain hal,
“Mas, udah gak ada lagi kan yang ketinggalan?” ucap nia sambil duduk menatap suaminya yang masih berberes.
“Ya, udah nih” balas haris sambil menyudahi aktivitasnya.
“Ya udah kita keluar yuk?” ajak nia
“Iya”
Haris dan nia keluar kamar sambil membawa barang bawaan mereka. Mereka menengok sang putra di kamarnya. Hanya barang bawaan bayu yang mereka lihat.
“Kemana si bayu?” tanya nia pada haris.
“Itu dia” jawab haris sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah bayu
“De.. cepetan pakai pakaian gih. Kita harus segera balik ke jakarta” ucap nia kepada bayu
“Hah? Kita gak jalan-jalan dulu ma?”
“Kamu kan udah jalan-jalan sama mama. Ngapain jalan-jalan lagi” timpal haris
“Emmmmm.. ya udah deh paa”
“Eitts satu lagi dee.. jangan lama-lama pakai pakaiannya yaa de! Papa mama tunggu di bawah” ucap haris sambil mengajak istrinya ke bawah.
Bayu tidak bisa membantah ucapan sang ayah bahwa sebenarnya dia belum jalan-jalan bersama mamanya. Kalaupun sudah, itu juga tersesat. Padahal dia bisa dengan mengungkap kebenaran sebenarnya. Namun dia ragu untuk mengungkapkan. Baginya ada waktu yang tepat untuk mencurahkan isi hati kepada ayahnya. Dia lebih memilih mengenakan pakaian dan membereskan barangnya yang tak banyak itu. Lalu ia segera susul kedua orang tuanya yang menunggu di bawah.
Di bawah haris dan nia duduk bersama. Mereka menunggu sang putra kesayangan. Tak lama putra mereka pun muncul. Segera mereka beranjak berdiri dan mengajak bayu untuk berpamitan kepada pemilik villa sekaligus atasan haris, pak arso.
Sementara itu pak arso sedang istirahat di kamarnya. Tubuhnya sedang rebah di atas kasur. Telapak tangan kanannya ia letakkan di atas dahi. Sesekali ia memejamkan mata sesekali pula ia membuka matanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.
“Adddduuhhh sialannn ini kontol pengeenn ngentottt istriinya hariss lagiii..gimana aduhhh” ucapnya dalam kamar.
Tiba-tiba,
“Pak Aarrsoooo kita mau pamit pulang dulu nnihhh!” ucap haris dengan nada keras ke arah kamar pak arso.
Mendengar ucapan itu pak arso cukup terkejut. Buru-buru dirinya keluar kamar.
“Eh buru buru banget ris. Ini juga masih pagi. Gak jalan jalan dulu?” ucap pak arso sambil menghampiri haris
“Gak usah pak, saya buru-buru. Lagipula bayu besok harus sekolah sedangkan saya harus menyelesaikan pekerjaan yang musti diserahin ke bapak besok”
“Ohh kalo masalah itu kamu mah gak usah khawatir kalii. Saya kan atasan kamu. Bisalah saya atur” sahut pak arso tersenyum
“Ah bapak bisa aja. Tugasnya banyak begitu bapak bilang bisa diatur hehehe. Yaudah pak saya pamit dulu ya” ucap haris sambil menyodorkan tangannya ke tangan pak arso
Akhirnya leluarga itu berpamitan dengan pak arso. Masing-masing dari mereka menyalami laki-laki itu. Tak terkecuali, nia. Ketika menyalami pak arso, pak arso menyalaminya agak lama. Laki-laki itu meremas telapak tangan istri anak buahnya tersebut. Namun nia segera menarik telapak tangannya. Ia buru-buru keluar dari dalam villa bersama suami dan anaknya.
Pak arso membimbing keluarga itu keluar villa. Sesampai di luar, pak arso hanya berdiri di depan pintu utama villa miliknya. Ia memandang haris bersama keluarganya sedang mendekati mobil mereka yang terparkir. Lalu ia lihat keluarga haris secara bersamaan masuk ke mobil. Tak lama kemudian, mobil itu melintas di depannya. Ia melihat haris dan keluarga membuka kaca mobil sambil memberi lambaian perpisahan. Pak arso hanya tersenyum dan sedikit berucap,
“Addduuuhhhh mustii gue pikiirinn nihh gimana caranya biar bisaa nidurin bininya si hariss lagii urghhh” ucap pak arso pelan sambil mengelus penisnya
#########
Keluarga haris pun meninggalkan villa pak arso. Di dalam mobil, nia duduk di sebelah haris yang sedang menyetir, sedangkan bayu duduk seorang diri tepat di belakang ayahnya. Sepanjang perjalanan mereka saling bercakap santai, tentang siapa pak arso, sekolah bayu besok, dan perjalanan nia bersama bayu. Berbicara mengenai perjalanan nia bersama bayu, nia banyak berbohong kepada suaminya. Bayu hanya tersenyum saja melihat cerita bohong mamanya. Hingga ketika obrolan menjadi sunyi,
“Pa, aku mau tanya deh?” ucap bayu
“tanya apa de..” jawab haris
“iya nih kamu mau tanya apa” jawab pula nia sambil menatap mata bayu
“Emmmmm nggak jaadi deeh”
Bayu mengurungkan niatnya untuk bertanya.
Tatapan mata mamanya seolah-olah melumpuhkan niatnya untuk bertanya kepada sang ayah. Entah apa yang bayu ingin tanyakan.
Tak lama kemudian telepon genggam haris berdering. Dengan tangan kanannya ia jawab panggilan tersebut. Tampaknya yang menghubunginya seorang laki-laki.
“Ohhh ayahh, kenapa yaa yah?”
“Besok? Yasudah yah, boleh kok”
“Enggak, gak ngerepotin toh yah, orang aku anakmu juga”
“Iyaa, yasudah yahh nanti aku izin sebentar samaa kantor.”
Begitulah ucapan haris yang didengar oleh istri dan anaknya. Mereka pun penasaran.
“Siapa sih mas?” tanya nia
“Itu,,, ayah mau ke rumahh kita besok” jawab haris
“Lah bukannya besok kamu ngantor?”
“Aku nanti izin sama kantor sebentar aja” sahut haris
“ada apa yaa mas kira-kira?”
“Biasalah ayah. Pasti lagi marahan sama ibu.
Ayah memang suka begitu kalau lagi marahan sama ibu. Dia suka kabur dari rumah nyari tempat bermalam” terang haris
“Kakek mau ke rumah paa?” tanya bayu
“Iyaaaaa, memang kenapa?”
“Assyiiiikkkkkkk adaaa kakkekkkk, asyiiikk, ada kakek, ada kakek” sorak bayu kegirangan”
Bagi bayu, kehadiran sang kakek mengusir kebosanannya di rumah. Dia yang tidak boleh diizinkan bermain di luar rumah seusai pulang sekolah setidaknya dengan kehadiran kakeknya ada yang menemani bermain. Itulah sebabnya mengapa bayu amat bahagia mendengar kakeknya akan berkunjung.
Waktu pun lalu…
Kendaraan pribadi milik keluarga haris tiba di rumah mereka siang hari. Serentak mereka keluar dari mobil sambil membawa barang bawaan masing-masing ke dalam rumah. Rumah mereka tampak masih utuh dan rapi. Sofa dan televisi di ruang tamu sebagai ruangan yang dekat dengan pintu keluar mereka terlihat masih utuh tidak dicuri mungkin hanya sedikit berdebu. Ruang makan mereka juga demikian tidak ada makanan yang tersedia di meja makan.
Keringat yang melekat di tubuh membuat mereka lekas langsung berganti pakaian. Kecuali haris, ia lebih dahulu menyalakan listrik yang sempat diputuskan sebelumnya. Barulah, dirinya berganti pakaian. Bayu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Begitu juga ayahnya. Sebelumnya sang ayah memakai kaos berkerah, kini ia mengenakan kaos singlet dan celana pendeknya. Sedangkan nia, sang mama, tampil seperti biasanya. Dia sepertinya gemar memperlihatkan anggota tubuhnya. Dia menggunakan kaos ketat yang membusungkan dadanya dan celana pendek yang amat memperlihatkan paha putih mulusnya.
Tak banyak aktivitas yang dilakukan keluarga itu setiba di rumah. Nia sibuk membersihkan rumah, Haris tertidur di kamar, sedangkan bayu memilih sibuk bermain playstation di kamarnya.
Hingga sore pun tiba,
“Hoaaaaaaaheeeeeemmmm…. ngantuk nihh. Capee juga yaaa main ps sendirian aduhhh” ucap bayu sambil memijat-mijat sendiri tangannya yang sedikit pegal.
Bayu menyudahi aktivitasnya sebentar. Mulutnya yang menguap memberi kesan ia mengantuk. Namun ia menoleh ke jam dinding rumahnya. Ternyata, sudah sore. Kebetulan sejak tadi dia belum minum karena terlalu sibuk dengan perangkat elektronik yang dimainkannya. Maka, bergegas ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Usai keluar kamar, pemandangan tampak begitu sepi. Ia terheran kemanakah gerangan kedua orang tuanya. Ia berpikir mungkin mamanya sedang membeli sesuatu di luar dan ayah sedang tidur.
Cara berpikir positif tersebut membuatnya tak peduli. Lantas, ia berjalan ke arah dapur yang letaknya berdekatan dengan kamar mandi. Ia ambil gelas di rak piring dapur itu. Tiba-tiba dia mendengar desahan dari kamar mandi. Desahan itu rasanya pernah ia dengar. Maka, ia mencoba mengintip ke dalam kamar mandi. Dan, dia melihat mulut sang mama yang seolah merintih. Tubuhnya mamanya bersandar ketembok. Tangan kanan mamanya tampak menyentuh sesuatu di bagian bawah. Sedangkan, tangan kiri sang mama meremas buah dadanya yang sebelah kiri. Sambil menyentuh bagian tersebut mamanya mendesah dan menggoyangkan tubuhnya sendiri.
“Ahhhhhh ahhhhhh pakkk bejoooo soddookk memek niaa paakkk teruss ahhhh yang daleemmmm pakkk ahhhhh”
“Pak arsooooo iseeepp tete nia paaakkkk ahhhhh ayooo ahhhhh yangg kuat pakkkk ohhhh”
Bayu menggaruk kepalanya. Ia makin bingung. Ketika bersama seseorang dalam keadaan bugil mamanya mendesah, kini seorang diri dalam keadaan bugil juga mendesah. Sebenarnya apa yang dilakukan sang mama. Selain itu dia juga bingung kenapa pula mamanya memanggil-manggil nama pak bejo dan pak arso, bos ayahnya.
“Ahhh sudahhlahh, mendingan buruan minum terus balik lagi main ps” gumamnya dalam hati.
Lalu bayu dengan gelas yang sudah di tangannya ia mengambil air minum di dispenser dekat ruang makan. Usai melepas dahaga, kembali ia melanjutkan aktivitasnya bermain game di kamar. Tak beberapa lama, pintu kamarnya terbuka.
“Bayu.. udahan main playstation-nya. Kamu mandi dulu sana” ucap nia kepada putranya.
Bayu tidak menoleh ke wajah sang mama. Dia malah sibuk memperhatikan layar televisinya yang sedang dipergunakan untuk bermain game. Dia juga begitu cuek dan tak menggubris perintah mamanya. Itu membuat mamanya kembali mengingatkan. Kini dengan suara yang agak keras.
“Udahh dee main psnya, besok kamu sekolah. Kamu mandi dulu gih sana terus belajar”
Suara sang mama yang berulang kali mengingatkan dan kini lebih keras membuat anak itu dengan kesal mematikan playstationnya.
“Iya maaaa iyyaaaa ini bayuu matiin psnya nihh” ucap bayu dengan kesal
Usai mematikan playstation-nya, ia melihat mamanya berdiri di depan pintu kamarnya. Sang mama hanya mengenakan handuk yang melilit ditubuhnya. Bayu sedikit terpesona, namun dia segera tersadar itu orang tuanya. Lantas kemudian ia lekas segera menunaikan perintah orang tuanya, yaitu mandi. Sementara nia seusai melihat putranya mematikan dan membereskan playstation-nya langsung berjalan ke arah kamar.
Rutinitas keluarga itu sore hari berjalan sebagaimana keluarga pada umumnya. Ayah bayu, Haris, yang sejak siang hari tertidur sudah bangun. Ayahnya yang hari ini izin libur, lekas membersihkan diri karena pekerjaan kantor yang harus diserahkan besok sudah menunggu. Sementara bayu, usai mandi, ia terlihat sibuk di kamarnya. Dia sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk sekolah besok. Nia tampak sedang mempersiapkan makan malam untuk dirinya berserta anak dan suaminya. Begitulah rutinitas itu berjalan hingga pun malam tiba.
Malam harinya tepat pukul setengah delapan malam keluarga itu tampak makan bersama. Tidak ada yang istimewa malam itu, kecuali percakapan tentang kedatangan kakek bayu besok dan besok bayu harus sekolah. Makan malam yang bernuansa kekeluargaan itu pun usai begitu cepat tanpa terasa. Usai makan malam, Nia dan haris kembali ke kamar begitu pula bayu. Di dalam kamar bayu sekilias melihat buku pelajaran yang akan dibawanya besok. Langsung saja ia pelajari hingga waktu menunjukkan pukul 9 malam. Selanjutnya ia lekas tidur agar tidak bangun terlambat besok pagi.
Dalam tidurnya ia bermimpi. Bermimpi tentang sesuatu yang terjadi masa lalu. Dia bermimpi melihat aktivitas mamanya bersama pak bejo dan pak arso dalam keadaan bugil. Mamanya merintih dan mendesah. Awalnya rintihan dan desahan itu pelan, namun makin lama makin kencang. Tak hanya itu, dia juga bermimpi tentang aktivitas mamanya di kamar mandi tadi sore. Sang mama mendesah dan menggoyangkan tubuhnya sendiri. Mimpi tersebut berlangsung selama dia tertidur
Hingga fajar pun tiba..
“Kok basah ya? Udah gitu lengket lagi. Apaaan sih ini?” ucap bayu setelah melihat dan meraba bagian celana depannya yang basah.
Nah loh???
Selasa pagi itu Bayu merasa aneh dengan celananya yang basah. Dia merasa sudah tidak mengompol lagi. Lantas, kenapa basah . Tanpa berpikir panjang, ia mengambil handuk dan lekas membersihkan diri. Usai mandi, ia sempat berpikir tentang celananya yang basah tadi. Lagi-lagi ia pikir dirinya ngompol. Dengan pikiran positif, Dia merasa tidak buang air kecil sebelum tidur. Makanya jadi ngompol lagi. Dengan cuek ia bergegas mengenakan seragam sekolah dan menyiapkan ranselnya yang sudah terisi buku. Meskipun begitu, selalu terlintas dalam benaknya,
“Masa iya sih itu ngompol. Kalau ngompol kok lengket gitu ya?”
Sementara itu ayah dan mamanya sudah menunggu di ruang makan. Tampak bayu keluar dari kamar dengan pakaian seragam yang rapi beserta ranselnya. Bayu menghampiri orang tuanya untuk sarapan bersama. Dan, obrolan keluarga pagi hari itu pun terjadi
“Pa, kakek datang jam berapa?” tanya bayu kepada ayahnya
“Nanti jam 9 pagi”
“Ohhh” balas bayu
“Mas jadi ambil izinkan?” tanya nia kepada suaminya.
“Ya jadilah. Tapi gak bisa lama-lama juga. Sekitar jam 11 aku sudah harus berangkat ke kantor”
“Yasudah kalau begitu mas” jawab nia
“Ma, pa, nanti bayu pulangnya jam 3 sore yaa? Soalnya bayu harus kerja kelompok di sekolah” ucap bayu kepada kedua orang tuanya
“Ya udah, pulangnya tapi jangan mampir ke rumah temen lagi. Awas kalo sampai ketahuan ke rumah temen” ucap nia kepada anaknya mengingatkan
“Beress maa”
“Yasudah buruan kamu sarapannya. Mau papa antar gak?” tanya haris kepada putranya.
“Gak usah deh pa. Bayu berangkat sendiri aja. Lagipula papa kan mau nyambut kakek”
“Yasudah kalau gak mau diantar” ucap haris santai.
Usai sarapan, bayu lekas memakai sepatunya. Ia mengingat dan memeriksa sejenak apakah ada masih yang tertinggal. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, ia pamit kepada kedua orang tuanya. Ia salami keduanya. Tak lupa orang tuanya mengingatkan agar hati-hati di jalan. Maka, berangkatlah bayu ke sekolahnya.
Di rumah, usai sarapan, haris sibuk membaca koran pagi sambil minum teh di ruang tamu. Televisi di dekatnya menyala. Padahal, dia tidak menonton. Haris sudah mengenakan pakaian kantor. Tampaknya dia ingin segera berangkat seusai menyambut ayahnya. Sementara itu istrinya, nia, sedang sibuk membersihkan rumah. Pakaian yang dia pakai masih sama dengan yang digunakan semalam. Tak lupa ia mencuci pakaian haris, bayu, dan dirinya usai pulang dari Garut kemarin.
Ia pisahkan pakaian tersebut satu per satu hingga terhenti sejenak. Melihat kedua daster yang digunakan selama perjalanan akhir pekan lalu. Jadi teringat kejadian pada dua malam yang berbeda dan tempat yang berbeda. Namun, hatinya ingin segera lupakan hal itu. Kesibukan suami istri terus berlanjut selagi menunggu kedatangan tamu yang mereka amat hormati hingga jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.
“Kok ayah belum datang juga ya?” tanya haris kepada istrinya sambil menonton tv bersama
“mungkin sebentar lagi mas”
“Iya kalii ya” jawab haris dengan ragu
Tak lama kemudian terdengar seseorang memanggil dari depan pagar rumah haris dan nia
“Permisiiii, permisii, permiissi, hariisss, hariiss, inii ayyahh riis udah nyampe”
“Nah itu ayaahh” sahut nia sambil menatap suaminya
“iyaa, yukk kita sambuut” balas haris
Haris bersama nia pun menyambut ayahnya yang sudah berada di depan pagar rumah. Haris membuka pintu dan lekas menghampiri lelaki itu. Ayah haris bernama Paijo. Umurnya 60 tahun. Pak paijo adalah petani jagung yang amat kaya di kampungnya. Dia tampak masih sehat dan bugar. Seperti orang tua zaman dahulu pada umumnya, ayah haris tidak memiliki tubuh yang tinggi. Mungkin tingginya sedikit lebih rendah dari istri haris, nia. Kakek berkulit coklat itu kelihatan agak gemuk dan kekar.
“Ayuukk yaahh langsung masukk sajaa” ucap haris sambil membuka pagar dan membantu membawa barang bawaan ayahnya.
“iya yah langsung masuk aja” timpal nia mengikuti nada suaminya
“Iya” balas ayahnya pelan
Ketiganya melangkah bersama masuk ke dalam rumah. Sesampai di dalam rumah itu, Pak paijo langsung duduk bersandar di sofa ruang tamu. Ia nampak lelah usai melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya ke rumah putranya, sedangkan haris duduk menemani di sebelah ayahnya.
“Ayah berantem lagi sama ibu?” tanya haris dihadapan ayahnya
“Tahu tuh ibumu ris, cemburuan banget, ayah cuma ngobrol sama ibu-ibu kampung dibilang lagi godain mereka. Padahal, ayah lagi ngobrol masalah keamanan di kampung kita”
“Ohhh gitu toh yah. Biasalah ibu. Ayah juga sih..” balas haris
“Tapi ya gak gitu juga dong ris, masa setiap ayah lagi ngobrol sama perempuan dibilang godain mereka”
“Yasudah yah.. ayah di sini dulu aja. Biar ibu nenangin dirinya dulu” jawab haris menenangkan ayahnya.
“Maaf ya ris, ayah jadi numpang di rumahmu ini. Tenang aja, ayah juga di sini cuma sampai besok sore” ucap pak paijo sambil menyentuh pundak anaknya.
“Lah? cepet banget yah? Kalau begitu mah ayah gak perlu jauh jauh kesini”
“Di kampung tuh jagung-jagung musti diawasin terus riss kalo gak suka ada buruh tani yang bandel”
“ Ohhh jadinya ayah gak boleh kesini nih?” ucap pak paijo agak kesal
“Bukan begitu yahh. Aku cuma gak tega aja ayahku sudah jauh-jauh datang kemari, nginep di sini cuma dua hari. Tapi, kalo itu maunya ayah, aku gak bisa larang juga”
“Eh iya, Ayah mau minum apa?” tanya nia yang dari tadi hanya mendengarkan.
“Apa sajalah ”
Nia lekas meninggalkan haris yang sedang bercakap-cakap dengan ayahnya. Ia hendak menyediakan minuman dan sedikit makanan untuk mertuanya. Tak ada beban di hati ketika mertuanya ingin menginap di rumahnya. Lagipula, orang itu merupakan orang tua suaminya.
“Ohh ya. Mana cucuku yang ganteng itu?” tanya pak paijo kepada putranya
“Lagi sekolah yah. Dia pulang jam 3 sore” timpal nia yang muncul sambil menghidangkan secangkir teh hangat dan sedikit cemilan di atas meja tamu.
“Ohhh”
Haris pun berbincang-bincang bersama ayah dan istrinya. Tak banyak yang mereka bicarakan karena haris harus berangkat ke kantor. Maka, haris langsung membimbing ayahnya ke kamar tamu.
“Yah, ini kamar ayah, kalo ayah mau istirahat , istirahat saja. Maaf ya yah aku ga bisa temani ayah lama-lama. Aku harus ke kantor dulu. Tadi aku udah ambil izin sebentar sama kantor mau nyambut ayah”
“Satu lagi, kalo ayah butuh sesuatu bilang saja sama nia ya yah” terang haris kepada ayahnya”
“Terima kasih banyak anakku. Kamu memang sangat berbakti kepada orang tuamu nak” balas pak paijo.
Haris langsung meninggalkan ayahnya seorang diri di kamar. Tak lupa pula ia pesan kepada nia untuk mengurus segala keperluan ayahnya. Nia sebagai istri yang baik tentu mendengarkan pesan sang suami.
Di dalam kamar pak paijo mengganti pakaiannya. Ia memilih memakai kaos singlet berwarna putih yang dia bawa karena cuaca yang panas. Tak lupa celana yang ia pakai diganti dengan kain sarung yang telah ia bawa. Setelah mengganti pakaiannya, Pak paijo memilih tidur.
Sementara itu, nia tampak mempersiapkan makan siang untuk ayah mertuanya dan bayu. Entah apa yang dia masak, baunya begitu harum. Usai memasak, dia letakkan masakannya itu di atas meja makan. Setelah merasa urusannya selesai, nia memilih menonton tv. Ia terus memindah-mindah channel sambil duduk di atas sofa hingga tak terasa waktu menunjukkan tengah hari. Lantas ia bangunkan mertuanya untuk makan siang.
“ayaaahhhhh tokk tok tok.. bangun yaahh makan siangg duluuu” teriak nia sambil mengetuk pintu kamar pak paijo
Pak paijo yang sedang tertidur lekas bangun setelah mendengar teriakkan nia. Ia beranjak turun dari kasurnya dan membuka pintu kamar.
“Yahhh, yukk kita makan siang dulu yukk. Aku udah nyiapin makanan buat ayah” ucap nia
“Iyaa nia. Kebetulan ayah juga udah lapar” balas pak paijo sambil membetulkan sarungnya yang agak longgar.
Nia bersama ayah mertuanya berjalan bersama menuju meja makan. Lalu Nia membantu mertuanya mengambilkan makanan. Ia ambil piring dan letakkan nasi di atasnya. Tak ketertinggalan lauknya yang berupa ayam goreng balado ia letakkan di piring itu bersama nasi. Barulah setelah itu nia mengambilkan makanan untuk dirinya sendiri. Di ruang makan keduanya terlibat obrolan tentang bagaimana keadaan ibu mertua nia di kampung, kabar bayu, dan kerjanya haris di kantor. Setelah makan, keduanya memisahkan diri. Pak paijo yang mengenakan kaos singlet dan sarung memilih menonton tv. Sementara nia sibuk mencuci piring makan yang baru saja digunakan.
Selesai mencuci piring, nia memilih menonton tv bersama mertuanya. Keduanya menonton tv bersama. Tak beberapa lama Mata pak paijo tampak sudah lelah memandang televisi. Dia mengucek-ngucek matanya. Lalu dia alihkan pandangannya ke nia, tampak nia amat serius memperhatikan televisi. Namun lama-kelamaan pandangan pak paijo jadi semakin fokus ke menantunya. Pak paijo begitu kagum dengan tubuh mantunya yang dibalut kaos ketat itu. Payudara yang membusung dari dalam kaos dan lekuk tubuh yang membentuk membuat Pak paijo ingin merasakan bagaimana berhubungan badan dengan nia. Fantasi-fantasi seksual pun keluar perlahan-perlahan menguasai pikiran pak paijo. Pada akhirnya Itu membuat kemaluannya mengeras.
“Woalahhhh tohh nia kamu sseksi banget. Bolehkah ayahh menyetubuhimu nia sayang?”, ucapnya dalam hati
Terlalu serius memperhatikan nia, tiba-tiba nia memalingkan muka ke arah pak paijo.
“Ada apa ya yah? Dari tadi kok kayaknya merhatiin nia mulu” tanya nia heran
“Ehhh gak ada apa apa kok. Ayah ke kamar dulu ya” jawab pak paijo panik.
“Ohh. Iya yah silahkan” balas nia
Pak paijo lantas berdiri. Tampaknya dia sudah jenuh menonton tv. Nia yang penasaran mempersilahkannya. Lalu ia tinggalkan nia seorang diri. Ia berjalan menuju kamarnya. Ia buka pintu kamar dan di dalam kamar itu ia rebahkan tubuhnya di atas kasur. Sebetulnya dia ingin tidur lagi, namun dia malah melamun. Sambil melamun, ia menyentuh dan mengelus-elus penisnya yang berada di balik sarung. Entah apa yang dilamunkannya sampai-sampai dia tidak menyadari pintu kamarnya sedikit terbuka.
Nia yang seorang diri sibuk mengganti chanel tv. Tidak ada acara yang menarik perhatiannya. Namun ia tetap saja menonton. Mau tak mau, itu juga sembari melepas lelah seusai menyelesaikan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi, lama kelamaan dia bosan juga. Nia mematikan televisinya. Dia berjalan meninggalkan ruang tamu. Ia menuju ke arah dapur. Karena jalan menuju dapur melewati kamar tamu, maka nia melintas di depan kamar tersebut. Namun langkahnya terhenti sejenak di depan kamar yang sedang diisi ayah mertuanya. Pintu yang sedikit terbuka membuat nia secara tidak sengaja melihat aktivitas yang dilakukan mertuanya. Nia mencoba mengintip.
“Ohhhh niaaa.. kontoll ayahh mau ngentot kamu sayang ohhhh.. memek kamu pasti sempit sayaangg ohhhh” ucap pak paijo sambil terus mengelus penisnya.
Nia sangat terkejut. Mulutnya tiba-tiba menganga. Lantas, ia tutup dengan telapak tangan kanannya. Betapa terkejut dirinya melihat ayah mertuanya ternyata sedang onani di dalam kamar. Lebih terkejut lagi ternyata mertuanya itu sedang membayangkan dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka lelaki tua itu ingin bersetubuh dengannya. Ia hanya terdiam membisu sejenak.
Pak paijo yang keasyikan onani itu akhirnya sadar juga kalau pintu kamar tidak tertutup rapat. Lantas dia terkejut melihat nia berdiri di depan pintu kamarnya. Dengan wajah pucat buru buru ia hentikan aktivitasnya itu. Ia rapikan sarungnya yang agak kusut itu. Kemudian ia beranjak turun dari ranjang dan keluar menghampiri menantunya.
“Maafkan ayah.. maafkan ayahh, nia… ayah mohoon.. ayahh gak sengajaa niaaa…” mohon pak paijo kepada nia dengan wajah pucat dan kepala sedikit menunduk.
“Apa yang ayah lakukan barusan?” tanya nia dengan wajah yang masih agak terkejut.
“Maafkan ayaahh. Ayahhh benar-benar tidak sengaja tadi…ayahh nyeeseelll..”
“Terus kenapa ayah teriak nyebut nama nia yah?” tanya nia dengan muka kesal.
“Ibu mertuamu sudah lama gak kasih ayah jatah nia. Dia begitu karena kesal sama ayah yang dekat sama ibu-ibu di desa. Padahal, kedekatan itu kedekatan biasa tidak lebih. Tapi tetap saja ibu mertuamu tidak percaya” ucap pak paijo dengan raut muka pucat.
“Ayah mertuamu ini laki-laki normal yang masih memerlukan kebutuhan rohani, yakni berhubungan badan. Kamu bisa membantu ayah nia? Ayah mohon” ucap Pak Paijo mengiba
Nia tidak peduli dengan ucapan ayah mertuanya lantas ia tinggalkan lelaki tua itu. Dia memilih masuk ke dalam kamarnya. Ia cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan.
Pak paijo berdiri terdiam ketika nia meninggalkannya. Lantas ia langsung kembali masuk ke kamarnya.
“Adduuuhhhhh ketahuann lagi…kenapa saya bodoh bangeet, kenapa pula saya sampe lupaaa nutup pintu kamar rapet rapet” kesal pak paijo sambil memukul-mukul kepalanya.
Di dalam kamar nia duduk melamun sejenak di atas kasur. Dia tidak menyangka mertuanya ingin berhubungan badan dengan dirinya. Ia terus melamunkan hal itu. Namun entah mengapa perlahan-lahan pikirannya mengiba juga. Ia kasihan sama ayah mertuanya. Terlebih, kalau dibiarkan dia bisa saja memperkosa seorang wanita termasuk dirinya. Kalau sampai terjadi demikian, tentu ia kasihan dengan ibu mertua dan suaminya. Bagaimana jadinya ayah haris masuk penjara karena memperkosa wanita. Tak lama kemudian..Vagina-nya yang sudah dua kali dimasukki penis lelaki lain tampak ingin merasakan batang kejantanan ayah mertuanya.
Dia penasaran bagaimana bentuk penis lelaki tua itu, apakah sama dengan dua lelaki yang menyetubuhi dirinya atau berbeda. Pada akhirnya nia lebih memilih menelanjangi bagian bawah tubuhnya. Celananya ia letakkan di lantai. Tubuhnya ia rebahkan di atas kasur. Perlahan kedua telapak tangannya menyentuh kedua payudara miliknya. Ia remas payudaranya pelan-pelan. Tangan kanannya perlahan-lahan mulai turun menyentuh vaginanya. Ia masukkan jari jemarinya ke dalam liang kemaluannya itu.
“Ohhhhhh ayyyaaahhh ohhhhhhhh kontol ayahh boleeehhhhh kokk ngentott memek nia yahhhh ohhh” desah nia sambil menyentuh vaginanya
Sementara itu pak paijo di dalam kamarnya masih dihantui rasa bersalah. Ia merasa belum dimaafkan oleh menantunya. Ia juga takut bagaimana jika haris tahu kalau sang ayah punya hasrat bersetubuh dengan istrinya. Pak paijo terus mondar mandir di dalam kamar dengan penuh penyesalan. Tanpa basa basi tiba-tiba Pak paijo keluar kamar. Ia mencoba meminta maaf langsung kepada menantunya. Lalu ia berjalan ke arah kamar menantunya tersebut. Mungkin karena terlalu bersemangat dia lupa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia buka kamar menantunya itu pelan-pelan. Betapa terkejut lelaki tua itu, ternyata nia sedang bermasturbasi. Pak paijo melihat menantunya memainkan vaginanya sendiri. Desahan nia pun ia dengar. Lantas Ia hanya tersenyum ternyata nia juga punya hasrat berhubungan badan dengannya.
Nia yang sedang sibuk dengan vaginanya tidak menyadari ayah mertuanya tersebut sedang wamengintip aktivitasnya. Akan tetapi perlahan wanita itu sadar juga ada lelaki yang sedang memperhatikannya. Lantas Ia bangun dan buru-buru memakai celananya kembali.
“A…ayahhh ngapain disitu?” tanya nia sedikit panik
“oaaalahhh kamuuu ternyata kamu lagi masturbasi sendiri juga, kirain ayah doang tadi yang onani sendirian” jawab pak paijo dengan tersenyum sambil menghampiri nia.
“hhhmmmm” nia hanya diam tersipu malu karena ketahuan
Tiba-tiba pak paijo membuka sarungnya dengan sengaja. Terjatuhlah sarung itu ke bawah. Penisnya yang mengacung terpampang jelas. Nia yang ada di dekatnya mau tak mau melihat penis mertuanya tersebut. Penis lelaki tua itu ternyata sama besarnya dengan penis lelaki yang pernah menyetubuhinya.
“Niaaa…ayahh mau ngentot sama kamu sayang” manja pak paijo
“Gak mau ayah…. lagipula ayah kan mertuaku, ayah dari suamiku, itu gak pantas ayahh….” balas nia
“Tapi kamu lihat ini niaa…… kontol ayahh udah keras bangettt ohh diaa mau nyodok memek kamu sayangg” rayu pak paijo kembali sambil mengelus penisnya sendiri.
“Yaudah gini aja deh yah. Tadi kita kan kita sama-sama masturbasi. Gimana kalo kita masturbasi bareng? Tapi dengan catatan ayah gak boleh menyetubuhi aku, bagaimana?”
“Hmmmm…yaudah deh daripada kontol ayah terus mengeras begini” jawab ayahnya agak kecewa.
Nia dan ayah mertuanya yang sudah mengenakan sarungnya kembali keluar dari kamar. Keduanya bergegas ke sebuah ruangan, ternyata kamar mertuanya sendiri. Mereka akan bermasturbasi bersama di sana. Pak paijo yang sudah ada di dalam lekas meloloskan sarungnya di lantai begitu saja. Tak ketertinggalan kaos singletnya ia letakkan pula bersama sarungnya. Sementara nia sudah menelanjangi bagian bawah tubuhnya. Vagina dan jenjang kaki nia terlihat dengan jelas. Hanya saja nia tetap mengenakan kaosnya. Nia cukup kaget ketika melihat mertuanya telanjang bulat, sedangkan dirinya masih mengenakan kaos. Dalam pikirannya ini kan hanya masturbasi kenapa harus telanjang. Namun dia tidak terlalu peduli. Keduanya lekas bersama naik ke atas kasur. Mereka duduk berhadapan dengan kaki saling membuka satu sama lain.
“kamu yang mulai ya nia sayaang ouhhhh?” tanya pak paijo sambil mengelus penisnya
“Sabar yahh aku mau masukkin jariku dulu ke memek yahh” jawab nia yang sedang memasukkan jari ke vaginanya
“Ceppeet sayangg ouhhh ouhhh” lenguh pak paijo
“yahhhh inii memek nia mauu dientott kontol ayah yahhhh ahhh ahhh” ucap nia memulai
“Iyaaaaa sayaaanggg..kontol ayah juga….ouhh ouhh pengen ngentot memek kamu ouhhhh”
“Ahhhh kontoll ayahh kerass bangettt yahhh…. memek minta digenjot yahhhhh ahhh” desah nia yang mulai menyentuh klentitnya sendiri
“Niaa sayaannng bukaa kaoss kamuuu ayah pengen lihatt kamuu telanjang sayaangg ouhh ouhh”
“Gak mauuu yaahhhhh ahhhh ahh” desah nia sambil menjawab
“Biarr ayahhhh cepett keluarr sayanngg… ayahhh mohooonnnn ouhh ouhhh”
Awalnya nia tak mau melepaskan kaos yang menutupi tubuhnya. Namun karena dia berharap masturbasi bersama ayah mertuanya cepat selesai. Maka ia buka kaos yang menempel di tubuhnya. Kaosnya tersebut ia lemparkan begitu saja ke sisi ranjang. Kini buah dada nia yang besar itu terlihat dengan jelas oleh ayah mertuanya.
“Ouuhhh besar susumu sayaanng ouhh ouhh ayahh ingin mencicipinya sayang ohhhhh” lenguh pak paijo sambil terus mengelus-elus penisnya
“iyaa yaahh ahhhh ahhh” desah nia meremas payudaranya
“ouuhhh kontoolll ayahhhh gak tahaannn mau ngentottt memekmu sayannggg ohhhh”
“Ahhhhhh iniiii memeknya yahhhhhh ahhhhh” desah nia sambil terus meremas buah dadanya dan memainkan jari dalam vaginanya.
Pak paijo pada mulanya mampu mengontrol dan menahan diri. Tapi entah mengapa dia lama kelamaan sulit melakukan itu. Dia tak mampu menahan hasrat seksualnya yang semakin meledak-ledak walaupun dia sekarang sedang bermasturbasi bersama dengan menantunya. Dia tidak kuat melihat tubuh nia yang bugil terpampang jelas dihadapannya. Baginya tidak cukup sekedar onani. Ia ingin menyetubuhi menantunya. Lalu ia mendorong nia yang sedang bermasturbasi. Nia yang sedang dalam posisi duduk dengan kaki terbuka mau tak mau rebah dengan mudahnya di atas kasur. Posisi pak paijo kini berada di atas tubuh menantunya. Penisnya berada di hadapan liang peranakan nia. Sedangkan nia, kedua kakinya tetap terbuka. Ia melihat penis ayah mertuanya yang sudah mengeras siap masuk ke vaginanya
“Ohhhhhhhhh niaaaaaaaa lihaattttt kontooolll ayyahhhh mauuuuuu masukkkk sayaaanngggggg” desah pak paijo tidak tahann
“Ahhhhhh ayaahhhhhhhhhhhh memek niaaaa jugaa gak tahaaannnn…..manaaa kontoll ayahhhhhhhh ahhhhhh ayoo entotttt yahh”
“Iniii sayaaaangg ohhhhh ayahhh masukkkinn sekarang yaa?”
“Iyaaaaa cepeeeeettt memek niaa pengennn dientttooott ahhhhhh” desah nia memohon.
Penis pak paijo, ayah mertua nia, sudah siap masuk ke vagina menantunya. Keduanya tampak sudah siap untuk saling memuaskan. Tapi, tiba-tiba suara pagar depan rumah terdengar membuka. Ada seseorang yang pulang. Kedua pasangan yang sedang dikuasai nafsu itu tampak panik. Nia yang rebah dalam posisi bugil lekas bangun dan memakai pakaiannya kembali. Lalu ia keluar kamar mertuanya dan melihat siapa yang datang.
Pak paijo amat kesal. Padahal, sedikit lagi ia menyetubuhi menantunya yang seksi itu. Ia hanya bisa pasrah. Penisnya yang tadi mengeras sudah lunglai kembali.
“Addddduhhhhhh ganggguuu bangetttt sihh tuh orang. Gak bisa lihat apa, lagi enak-enaknya malah diganggu” ucap pak paijo kesal.
Nia yang sudah lebih dulu berada di luar berusaha menyambut seseorang yang datang itu. Ketika hendak membuka pintu depan, orang itu sudah lebihh dulu membuka. Ternyata, bayu, putranya, sudah pulang sekolah. Nia sedikit bingung. Ia menoleh ke jam dinding yang ada di ruang tamu. Jam menunjukkan pukul 1 siang. Nia ingat putranya mengatakan kalau dia pulang jam tiga sore. Namun, mengapa jam 1 siang dia sudah pulang. Ia lekas tanyakan kepada puteranya.
“Ehh anak mama udah pulang. Katanya pulang jam 3 sore. Kok pulang jam 1?” tanya nia sambil sedikit membetulkan kaos yang baru saja dilepas.
“Iya nih ma. Gak jadi. Soalnya teman-temanku itu pada mau les. Terpaksa ditunda deh belajar kelompoknya” jawab bayu dengan wajah kecewa.
“Ya sudah deh anak mama ganti baju dulu gih. Habis itu makan siang”
“Iya maa. Eh iya ma, besok aku sekolah libur ya, karena kata bu guru, guru-guru mau rapat besok” terang bayu pada mamanya
“Ohh yasudah kalo begitu. Yaudah kamu cepet ganti baju sana” ucap sang mama
Bayu melepas sepatunya. Ia lekas berjalan ke arah kamarnya dengan membawa ransel. Anak itu mengganti seragam sekolah dengan kaos putih yang menyerap keringat di dalam kamarnya. Ia lalu mengeluarkan seluruh bukunya yang ada di dalam ransel. Ia letakkan buku-buku itu dengan rapi di lemari yang telah disediakan. Setelah selesai, ia keluar kamarnya untuk makan siang. Di ruang makan sang mama sudah menunggu. Ternyata lauk berserta nasinya sudah disajikan dalam satu piring oleh mamanya. Ia lantas menyantap makanan itu dengan lahap. Sang mama menemaninya makan siang. Sambil menyantap makan siang, ia teringat sesuatu yang tampaknya dia lupa.
“Eh iya ma, kakek udah dateng?” tanya bayu
“Udah dong, udah dari tadi pagi malahan” jawab nia
“Lah sekarang mana?” tanya bayu kembali
“Ada apa nyari kakek niihh?” ucap pak paijo yang tiba-tiba muncul
“Kakekkkkkkkk” sahut bayu sambil menghampiri kakeknya.
Kakek dan cucu itu saling memeluk rindu. Makin terlalu rindunya, bayu tidak melanjutkan makan siangnya. Dia memlih bermain bersama kakeknya yang mengajaknya bermain di halaman rumah. Di halaman rumah yang tidak begitu luas itu bayu bersama kakeknya bermain bola. Mereka saling menendang ke sana kemari tak tentu arah. Hingga nia muncul membawa minuman…
“Ayoo di minum dulu es jeruknya” ucap nia sambil menyajikan.
“Bayuuuu ayoo minummm duluuu. Kakek haus nihh” ucap pak paijo
Ternyata bayu tidak mau minum. Dia tidak haus. Dia malah sibuk bermain bola seorang diri. Kakeknya, pak paijo, duduk di halaman bersama sang mama.
“Addduuhh niaaa sayaaannggg penggeenn ngeennttoot kamu sayaangg” manja pak paijo sambil mengelus-elus lengan nia yang padat.
“Aku gakk mauu yahhhh. Lagipula Ada bayuuu” balas nia
“Ayahhh gak tahan nihhhh sayangg” ucap pak paijo kembali
Keduanya menghentikan obrolan mereka ketika bayu datang menghampiri. Akhirnya anak itu kehausan juga. Ia lekas bergabung bersama kakek dan mamanya. Ketiganya pun mengobrol satu sama lain. Terkadang canda dan tawa terlihat dari ketiganya. Percakapan mereka terasa begitu panjang hingga peralihan dari satu topik ke topik lainnya tidak begitu terasa. Senja yang datang pun mereka tidak sadari.
“Udah sore nih, bayu mandi gihh” ucap sang mama
“Gak mau, kecuali ditemenin sama mama”
“Ohh yasudah. Yuuk kita mandi” ajak sang mama
“Kekk kita mandi dulu ya” pamit bayu kepada kakeknya
“Yaaaaa” jawab kakeknya dengan iri.
Nia bersama puteranya mandi bersama. Dia tidak mau mengulang kesalahan yang sama ketika menumpang di rumah pak bejo. Maka, Ia tutup rapat-rapat pintu kamar mandinya. Sementara itu sang kakek, pak paijo, memilih istirahat di kamarnya. Beruntung pula tidak ada niatan dari lelaki tua itu untuk mengintip menantu dan cucunya yang sedang mandi bersama.
Selesai mandi, nia dan bayu masuk ke kamarnya masing-masing. Keduanya sibuk mendadani diri. Bayu memilih kaos biru berlengan panjang dengan celana pendek yang menutupi bagian bawah. Sementara nia kini lebih tertutup dia tidak lagi memakai pakaian dan celana yang ketat. Sebab, dia khawatir dapat memancing nafsu mertuanya kembali. Sore itu pula suara mobil haris terdengar. Tampaknya sang kepala rumah tangga sudah tiba rumah. Dia lekas disambut istri dan anaknya yang telah rapi dan selesai membersihkan diri. Di hadapan sang istri Ia banyak bertanya. Ia bertanya bagaimana keadaan rumah hari ini. Ia juga bertanya apa saja kegiatan ayahnya hari ini. Lalu ditutup dengan pertanyaan ayahnya sedang apa. Nia menjawab sesuka hatinya. Tentu dia tidak akan berani mengatakan bahwa ayah haris hampir menidurinya hari ini. Dia juga tidak bisa membayangkan betapa hancur hati suaminya jika mengetahui hal itu.
Ketika haris disambut oleh istri dan anaknya. Pak paijo, ayah haris, sedang mandi. Dia keluar kamarnya ketika nia dan bayu sudah berada di dalam kamar masing-masing. Di dalam kamar mandi pak paijo sebetulnya ingin onani. Namun dia berpikir masih ada peluang untuk menyetubuhi menantunya. Baginya sungguh amat sayang jika spermanya terbuang dengan sia-sia.
Malam pun tiba…
Nia tampak sibuk menghidangkan malam untuk keluarganya. Haris sedikit sibuk dengan pekerjaan kantor yang dia bawa ke rumah sehingga tidak sempat mengobrol dengan ayahnya. Bayu sedang asyik bermain ps di dalam kamarnya karena kebetulan besok dia libur sehingga diperboleh sang mama. Sementara pak paijo lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar karena tidak ada menemaninya mengobrol. Begitulah aktivitas penghuni rumah keluarga haris malam itu hingga suara nia terdengar memanggil.
“Ayoooo semuannya pada makan malam dulu nihh. Makanannya udah siap!” teriak nia
Seketika Haris, bayu, dan pak paijo menghentikan aktivitasnya masing-masing. Mereka beranjak ke ruang makan. Nia tampak sudah menunggu. Keluarga itu pun makan bersama. Selama makan malam obrolan-obrolan santai pun dilontarkan. Di momen inilah haris banyak bercakap-cakap dengan ayahnya. Keduanya berbicara tentang kepulangan ayahnya besok, apakah ibu haris masih marah dengan ayahnya, dan perkembangan pertanian jagung ayahnya. Bayu dan nia hanya menjadi pendengar yang baik sambil menikmati makanan. Suasana keakraban terasa mewarnai ruang makan itu hingga makan malam tak terasa telah usai. Masing-masing anggota keluarga kembali ke kamarnya. Tak banyak aktivitas pada malam itu setelah makan malam. Nia dan suaminya memilih tidur bersama lebih awal. Begitu juga bayu. Psnya sudah ia matikan. Mata yang lelah membuatnya lebih memilih tidur. Hanya pak paijo yang gelisah malam itu. Mungkin, kejadian tadi pagi yang membuatnya susah tidur.
Esok paginya…
Haris yang mengenakan kemeja dan celana panjang sibuk mempersiapkan dirinya yang harus berangkat pagi-pagi ke kantor. Sementara istrinya, nia, sibuk menyiapkan sarapan pagi. Namun ada yang berbeda dengan penampilan nia pagi ini. Tidak seperti waktu malam ia menggunakan pakaian yang tertutup. Pagi ini ia tampil amat terbuka. Ia hanya mengenakan daster putih dengan belahan dada amat terlihat. Tampaknya wanita itu tidak mengenakan bra. Entah kapan nia mengganti pakaiannya.
Di lain hal terdapat dua orang yang masih berada di dalam kamar. Bayu masih tertidur. Sementara pak paijo dengan kain sarungnya sedang tidur-tiduran. Lelaki tua itu semenjak peristiwa pagi kemarin amat malas keluar kamar. Tiba-tiba,
“Yahhh ayahhhhh….. ayahh jadi pulang sore ini?” panggil haris
“Jaddii riiiisss” jawab pak paijo sambil berjalan keluar kamar menemui haris.
“Ohh yasudah. Nanti tunggu aku pulang dulu ya yah. Biar aku antar ke stasiun”
“Iyaa anakkku” jawab pak paijo kembali
Pandangan pak paijo tiba-tiba berpaling dari puteranya. Ia melihat menantunya mondar-mandir di ruang makan dengan daster yang tipis.
“Ohhhhh niaaa sayaaaannggg…. pokoknya ayah hari ini harussss bisaa menyetubuhimu sayang” ucap pak paijo sambil mengelus penisnya yang mulai mengeras.
Nia tidak melihat pandangan mertuanya tersebut. Ia terlampau sibuk menyiapkan sarapan. Di sisi lain, bayu sudah bangun. Ia keluar kamarnya. Anak itu dengan kusut menghampiri mamanya. Ia bertanya apakah sarapannya sudah siap. Nia hanya mempersilahkan puteranya duduk menunggu. Tak beberapa lama, sarapan pun siap. Haris bersama ayahnya berjalan bersama menuju ruang makan tanpa harus dipanggil. Keluarga itu kini sarapan bersama. Selama sarapan pandangan pak paijo terkadang mengarah ke belahan dada menantunya. Nia awalnya tidak tahu, tetapi pada akhirnya dia menyadari. Ia menjadi sedikit risih. Namun entah mengapa mendadak vaginanya menjadi gatal ketika mertuanya tersebut memandanginya. Di samping itu Bayu sibuk menikmati sarapannya. Dia tidak tahu sang kakek sedang memperhatikan sang mama. Dia malah memikirkan apa yang akan dilakukannya hari ini.
Sarapan pun selesai. Haris pamit berangkat ke kantor pada ayahnya. Nia dan bayu pun mengantar kepala keluarga mereka sampai depan pintu rumah. Haris terlebih dahulu membuka pintu pagar. Lalu ia masuk dan menyalakan mobilnya. Setelah itu ia keluarkan mobilnya tersebut dari area rumah hingga keluar. Tidak lupa ia tutup pagar dan masuk ke mobilnya kembali . Suami nia dan ayah bayu itu lekas meninggalkan rumah. Ia sempat membuka kaca mobil untuk memberi lambaian perpisahan kepada anak dan istrinya.
Di dalam rumah, bayu tampak langsung ke kamarnya. Nia berjalan ke arah dapur. Pak paijo sedang berada di dalam kamarnya.
“Akhirnya hariss udah berangkat jugaaa hehe” tawa pak paijo.
Lelaki tua yang hanya mengenakan kaos singlet dan sarung itu mencari nia ke seluruh sudut ruang hingga menemukan menantunya sedang berdiri sendiri di dapur. Lantas ia tubruk wanita yang sedang berdiri memakai daster itu dari belakang.
“Niaaa sayaaangg, suamimuu udahhh berangkaaat…kita bersetubuhh yuukk sayanng” rayu pak paijo sambil menggesekkan kemaluannya di bokong nia
“Ahhhhh aku udahh bilangg aku gak mau yahhhh…. lepassin yaah ada bayu di rumahhh ohh” nia sedikit mendesah karena gesekan penis mertuanya.
Tiba-tiba pak paijo menghentikan gesekkan tersebut. Ia lantas kembali ke kamarnya. Raut muka kecewa kembali tersirat di wajahnya. Di dalam kamar ia mencoba mencari cara bagaimana supaya bisa menyetubuhi menantunya dan membuat bayu keluar dari rumah. Sementara nia kembali melanjutkan aktivitasnya di dapur.
Bayu yang sedang duduk di atas kasur kamarnya tampak bingung ingin melakukan apa. Main di luar rumah tentu tidak diperbolehkan. Dia hanya berdiam diri sejenak. Tiba-tiba dia berdiri dan merebahkan tubuhnya di lantai pinggiran tempat tidur. Entah apa yang dipikirkannya. Ternyata dia sedang memikirkan kejadian yang kerap menghantuinya . Dia sungguh ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun entah mengapa sejuk dan dinginnya lantai membangkitkan rasa kantuk anak itu di pagi hari. Lantas bayu perlahan tertidur di lantai, tepat di sisi tempat tidurnya. Maka, jika ada yang menoleh ke kamarnya, tentu tidak melihat anak itu sedang tertidur di lantai.
Sementara itu Pak paijo akhirnya menemukan cara bagaimana membuat bayu keluar dari rumah. Lantas ia cari cucunya tersebut.
“Bayuu….bayuuu…. cucu kakek dimana?” panggil pak paijo keras
Tidak mendengar jawaban dari bayu pak paijo menghampiri kamar cucunya tersebut. Namun kamarnya kosong. Ia cari ke seluruh ruangan dan ternyata tak juga menemukan.
“Hehehe…..” senyum kemenangan pak paijo.
Nia yang sibuk di dapur tiba-tiba dipeluk kembali dari belakang oleh mertuanya.
“Aaaahh ayyaaahhhhh adaa bayuu yahhhhh janggaaaannn” nia menolak
“Gak adaaa nia sayaaannnggggg ohhhhh” ucap pak paijo sambil memeluk nia dan menggesek penisnya kembali di bokong menantunya tersebut.
“Yasudaaaahhh lepassinn duluu aaahhh…nia mauu periksaa duluuu benar apaa gakkk ahhh” ucap nia.
Pak paijo melepaskan dekapannya. Ia membiarkan nia memeriksa benar atau tidak bayu tidak di rumah. Nia mencari ke seluruh ruangan, tetapi dia tidak menemukan anaknya tersebut. Ia bingung kemana putranya. Sementara itu pak paijo dari tadi mengikuti nia yang mencari bayu. Hingga kedua terhenti di ruang tamu.
“Gak adaa kannn sayaaang?” ucap pak paijo tersenyum
“Iyaaa yahhhh” jawab nia terheran-heran.
Tiba-tiba pak paijo mendorong tubuhnya menantunya hingga rebah di sofa. Nia yang lengah rebah dengan mudah di sofa ruang tamu tersebut. Dia melihat lelaki tua dihadapannya itu melucuti kaos singlet dan sarungnya sendiri hingga jatuh di lantai. Kini mertuanya sudah telanjang. Ia melihat penis ayah mertuanya itu sudah amat mengeras.
“Ouhhh nia sayaaannnggg sebentaaar lagiii ayaahh akann menidurimu ohhh” ucap pak paijo yang sudah dikuasai nafsu
“Aaah ayaaahhhh jangaannn duluuu yaaaahhhh” larang nia yang agak takut
“ayooo sayaaannggggg urghhhhh apaa lagiiii urghhh”
“Ayah janji dulu ini cukup satu kali aja yaa yahh? Dan jangan sekali sekali mencoba memperkosa wanita termasuk aku” ucap nia meminta kepastian
“Iyaa sayaang ayahhh janji”
“kunci pintunya dulu yaahhhh ahhhh, biarrr pas kitaa lagii bersebadan gak ada yang ganggu lagi yahh ahh” pinta nia
“iyaaaaaa sayaangggg”
Pak paijo lalu mengunci pintu rumah supaya tidak ada lagi yang menganggunya kita bersebadan dengan menantunya. Setelah ayah mertuanya mengunci pintu, nia menyingkap bagian bawah dasternya. Kemaluannya kini terpampang jelas dihadapan pak paijo. Nia tidak menggunakan celana dalam. Tampaknya wanita itu juga sudah mulai dikuasai hasrat seksual yang tertunda kemarin.
“Udaahh sayaangg ohhh ohhhh” ucap pak paijo yang sudah sangat bernafsu
“ohhh cepeet bangeettt nutupnyyaaa ohhh udahhh kepengeennn ngentottt memek niaa yaa yahhhh ohhhh”
“Jilaatinn memek nia dulu yahhh ahhh” sahut nia sambil membuka bagian bawah dasternya
“iyyyyaaaa ohhhhh Manaaa memek kamu sayaangg ouhhhh”
“iniii yahhhhhhh ahhhh” ucap nia sambil membuka kaki dan menunjukkan liang peranakannya.
Pak paijo tidak tinggal diam ketika menantunya menunjukkan vaginanya. Lantas mulut lelaki tua itu mendekati dan melumat kemaluan nia.
“emppppphhh Slerrpppp sleerrppppp”
“Ahhhhhhh aaahhh ayahhhh” desah nia ketika lidah mertuanya mulai menjilat.
“hhhhmmmm ehmmmmm slerrrpp slerpppp”
“ohhhh ayahhhhh jilaattt yang dalemmmm ahhhh jilaaatt klentittt niaaaa yahhh ohhhh” pinta nia sambil mendesah
“Sleerrrppp sleeerppp slerrppp”
“ohhhh ayahhhhhhhh enakkkkk yahhhh…..” desah nia kembali
Pak paijo terus menjilati vagina menantunya hingga ia tiba-tiba menghisap kemaluan wanita itu.
“Ehhhmmmmm shrruuuppp shrruuupp”
“aaauuuuhhhhhhhh ayaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhh ahhhhhhh” desah nia ketika sang mertua menghisap vaginanya.
“Shruupppp shruppppppp shruppppp”
“Ahhhhhhhhh ayaaaaaaaaaaaahhhh hisaapp terusss yahh memek nia gak taahhhaannnn yahh mau keluarrrrr ohhhhh ahhhhhhh” desah nia memegang kepala mertuanya. Ia acak-acak rambut lelaki tua itu.
“Shrrrrupppppppttttttt” pak paijo menghisap kuat
“Ahhhhhhhh aayyyaaaahhhhh ahhhh ahhhh oohhhhhhhhh niaa keluarrrrrr sreertttt srerrttt” desah nia ketika meraih orgasme pertamanya.
“ohhhh banyakk bangettt sayanggg ayahh jilaat ya… slerpp slerppp nyemm nyemm” ucap pak paijo yang sedang membersihkan cairan vagina menantunya
Nia yang masih berbalut daster itu sedang terbaring lunglai ketika mertuanya berhasil membuatnya orgasme. Mulut lelaki tua itu menjilati cairan kemaluan menantunya yang baru saja keluar. Setelah selesai, Pak paijo menghentikan aktivitas mulutnya di kemaluan nia. Dia tiba-tiba mulai mengarahkan penisnya ke arah vagina menantunya. Sementara Nia membuka kakinya lebar-lebar.
‘Urgggghhhhh niaaa sayaaanggg kontolll ayahhhhh sudahhh siaappppp urgghhhhh” ucap pak paijo sambil mengelus penisnya yang siap diarahkan
“memek nia jugaaa yahhhhh ahhhhhhh”
Urgggggggghhhhhhh siaappppp siaaapppp memekk kamuu sayangggg urghhhh” ucap pak paijo mulai memasukkan penisnya.
Perlahan pak paijo mulai memasukkan penisnya ke dalam kemaluan nia. Nia hanya pasra ketika mertuanya tersebut akan menyetubuhinya.
“Urgghhhhhhhhhh akhiiiirnyaaaaaaa ouhhhhhhhhhhhhh ayahhhh bisa ngentotinn kamuuu nia uuurghhhh” lenguh pak paijo ketika penisnya hampir semua masuk ke liang kemaluan nia
“iyaaaa yahhhh ahhhh aaahhhhhhh ahhhhhh ”
“Urggghhhhhhhhhhh enaaakkk bangettt memekmu nia sayanggg urghhhh arghhhhh” erang pak paijo ketika hampir seluruh penisnya masuk ke vagina niaa
“Ahhhhhh ayaaaaahhhhh kontolll ayahh kerasssss bangettttt yahhh ahhhhhh”
“Urghhhh ayaahh sodookk yaaa sayaaanggg urghhhh urghhhh urghhhh” lenguh pak paijo yang mulai menyodokkan penisnya
“Ahhhh aahhhhh ahhhhhh ayaahhhhhhhhh ahhhh”
Dalam posisi membuka kakinya. Kini Nia hanya mampu melihat penis ayah mertuanya menghujam liang kemaluannya berulang kali. Kedua telapak tangan wanita itu memegang kedua telapak tangan mertuanya yang sedang memegang kedua belah paha putihnya. Tampaknya pak paijo ingin kaki nia tetap terbuka agar ia tetap mudah menghujamkan penisnya di kemaluan menantunya tersebut. Wajah lelaki tua itu menatap menantunya dengan penuh kemenangan.
“Urgghhhh urghhhhhh akhirrnnnya ayahhhh bisaa ngentottt memek ini jugaa urghhhhhh” ucap pak paijo sambil menatap menantunya
“Ahhhhhh iyaaaaa yahhhhh ahhhh enakkk gak memek niaaa yahh ahh aaahh? tanya nia mendesah sambil menatap wajah mertuanya
“urghhhh urggghhh ennaakkk sayaaannggg…. memekk kamuu raaapppeeettt bangeeeettt” tatap pak paijo kembali
“Ahhhhhh ayaaaahhh,, niaaa goyaaaangggg yahhhh” desah nia yang mulai menggoyangkan pinggulnya
“Iyaaaa sayaaaanggg urghhhhhh urghhh”
Mertua dan menantu kini saling berlomba-lomba mencapai kepuasan. Nia terus menggoyangkan pinggulnya. Pak paijo juga tak kalah. Ia juga terus menyodokkan penisnya ke liang peranakan menantunya itu hingga perlahan keduanya mulai mengubah posisi. Pak paijo memilih duduk di atas sofa. Jarak antara kedua kakinya ia lebarkan sehingga membuat penisnya yang mengacung ke atas terlihat amat jelas. Nia yang masih berbaring mengenakan daster bangkit berdiri. Dia bersiap naik kepangkuan ayah mertuanya..
“Niiiaa sayaaangg ayooo siniii” pinta pak paijo yang ingin menantunya segera naik kepangkuannya.
“Iyaaaa ayaahhhhh” ucap nia sambil naik ke pangkuan ayahnya.
Di atas pangkuan ayah mertuanya, nia singkapkan kembali bagian bawah dasternya. Vagina nia kembali berhadapan dengan penis lelaki tua itu.
“urghhhh ayoooo nia sayaaanggg bimbingg kontoll ayah masuk ke memek kamu urghhhhhhhhhhh” mohon pak paijo
“Iyaaaa ayaahhhhhh ahhhhh ohhhhhhhhhhh gedeee bangettt sihh kontol ayahhhh ahhhhh” nia mulai membimbing penis mertuanya masuk ke kemaluannya
“Iyaaaa sayangggg urghhhh itu buat kamuuuu urghhhh” lenguh pak paijo sambil memeluk menantu yang sedang berada dipangkuannya.
“Ahhhh ayyaaahhhhhh kontolllnya ayahhh sudahhh mulai masuk di dalem memek nia yahhh..lihattt yahh ahhhh ahh” desah nia sambil kedua tangannya memegang bahu mertuanya.
“Ouhhhhhh ayahhh genjott yaaa niaa sayangg urghhhhh urghhh urghhhh.
“Iyaaa yaahhh genjottt pakaii kontoll ayahh ahhh”
Pak paijo mulai menggenjot menantunya dari bawah. Nia dalam pangkuan dan dekapan mertuanya hanya bisa mendongakkan kepalanya ke atas sambil merintih. Ia merintih nikmat di setiap sodokkan penis mertuanya. Tiba-tiba nia menghentikan goyangannya.
“Kenapaa berhenttii sayaanggg ohhhh” tanya pak paijo yang lagi keenakkan”
“Sebentar yahhh niaa mau lepass daster duluu” ucap nia sambil membuang dasternya ke pinggir sofa
Kini nia sudah telanjang bersama ayahnya. Kedua buah dadanya yang besar terlihat amat jelas di depan mertuanya. Namun, ia menutup putingnya dengan kedua telapak tangannya.
“kenapaa ditutup sayang ohhhhh ayahh mau lihattt ohhh ” kesal pak paijo sambil sedikit menggenjot menantunya.
“Gak bolehh yahhh ahhh ahhh” larang nia sambil menggoyang pinggulnya kembali
“Yaudaahh kalooo gak bolehhh ohhh ayahhh cukup genjott kamu ajaa dehh urghhh urghhh” kesal pak paijo sambil menggenjot vagina nia agak cepat.
“Aaahhh ayaahhh ngambeek sihhhh ahhhhhh….. yaudahhh iniiii teteknyaaaa ahhh” desah niaa sambil membuka telapak tangannya
“Urgggghhh gitu donggg urghh”
“gedee bangettt putingg kamuu sayaanggg ….urggghh ayaaahhhh jadi mauu nenen sama kamu nia sayangggg” pinta pak paijo sambil tetap menggenjot menantunya.
“aaaaaaahhh ayaaaahhhh ahhhhhhhh yaudaahhh siniii nenen sama niaaa ahhhhhh”
Mendengar ucapan menantunya tersebut, pak paijo melumatt puting nia seperti bayi menetek pada ibunya. Dia menghisap payudara nia kuat-kuat. Tak lupa ia kenyoti bukit kembar wanita itu. Ia juga memeluk tubuh menantu erat-erat agar buah dada itu tetap menempel di mulutnya. Nia hanya larut dalam desahan sambil menetekki mertuanya.
“Emppppphhh emphhhhhhh slurrrrpppp slurrrrrpppp”
“aaahhhhhhh ahhhhhhh ayaaahhhhh,,, kontolllnya genjott dongg ahhhhh.. kann ayyaaahh udahh niaa kasihhh tetek” pinta nia sambil tetap menggoyangkan pinggulnya
Empppphhh emppphhh sluurrrpppp slurppppp shrruuptt iyaaa niaa sayangg urghh urghh urgghh” ucap pak paijo sambil menyodok vagina nia agak cepat
Dalam keadaan sama telanjang Nia sibuk menggoyangkan pinggul demi penis mertuanya. Pak paijo sibuk menetek dan menggenjot menantunya. Menantu dan mertua tersebut mulai menikmati tubuh mereka satu sama lain.
Sementara itu,
“Hoaaaaheeemmm…kokk bisaa ketidurann begini yaa?” tanya bayu membuka matanya.
Anak lelaki itu tampak sudah bangun. Dia tidak sadar kalau dirinya tertidur di lantai. Ia buka matanya sebentar. Lalu ia duduk, bangkit, dan duduk di atas sisi tempat tidurnya. Sebenarnya bayu masih mengantuk. Hanya saja,
“Addduhhhh suara itu muncull lagiii… pasti suara mama. Tapi, ada seseorang lagi siapa ya?” tanya bayu
Ia lekas mendatangi sumber suara iitu. Ia buka pintu kamarnya pelan-pelan. Dan, betapa terkejut dirinya. Di ruang tamu sang mama dan kakek sedang dalam keadaan telanjang. Ia bingung sebenarnya sang mama sedang melakukan apa bersama laki-laki dalam keadaan tubuh telanjang. Ia hanya bisa mengintip aktivitas sang mama dan kakeknya.
“Urghhhhhhhhh puassss ayaahhh samaaaa tete kamu sayaaaanggg urghhhh urgggh” ucap pak paijo yang fokus menggenjot menantunya
“ahhh ahhhh enakkk gakkk nenennya yahhh ahhhh ahhh” tatap nia ke wajah mertuanya
“urgghhhhhh urghhhhh uenaak bangettttt nenenn kamuu niaaa urghhhh” tatap pak paijo
“ahhhhhh ahhh enakkkk manaa nenen atau memek niaaa yahhh ahhhhhhhh” tanya nia mendesah
“urghhhhh urghhhhhh enaak dua-duanyaaa urghhhhhhh”
“aaahhhh ayahhhh memek niaaa udah mau keluar yaaah” pintaa nia manjaa
“urgghhh kontol ayahhh jugaaa urghhh”
“yaudah kamu nungging di atas sofa sana” pinta pak paijo
Nia turun dari pangkuan mertuanya. Kini dia mengambil posisi menungging di atas sofa. Sementara mertuanya, pak paijo sudah berdiri. Ia bersiap kembali menancapkan penisnya di liang peranakan menantunya.
“Urghhhhhh urgghhhhhh kontoll udahhh keraass bangettt nia sayanggg urghhhhh” ucap pak paijo sambil berdiri dan mengelus penisnya”
“ohhhh ayaaahhh ohhh ceeeppeeet kontolnyaaaa entottt memek niaaa ohhhhh” nia memohon sambil menungging.
“Urgghhhhh iniii sayaaangggg urghhhhhh urghhhhhh ohhhhhhhhh” lenguh pak paijo yang mulai memasukkan penisnya
“aaaaaaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhh ayaahhhhhhhhhhhh” desah nia ketika menerima penis mertuanya.
“Urghhhhhhhhhh urghhhhhhh ueennnakkkk tenannnnnnn urghhhhhhh”
“Ahhhhhhhhhhhhhh ayahhhhhhhh ayooo buruaaan sodokkkk ahhhh” pinta nia
Pak paijo kini menyodok nia yang sedang menungging di atas sofa. Kedua tangannya ia letakkan di punggung menantunya. Sementara Nia membantu lelaki tua itu dengan menggoyangkan pinggulnya.
“aarrrggggh urghhhhhhh urghhhh maafkann ayahhh nakkkkk urghhhhhhh memekk istrimu ayahhh sodokkk pakai kontoll ayahhhh urghhh argghhhhh” erang pak paijo sambil mulai menggenjot cepat
“ahhhhhhhh masss hariiissssss,,,, ahhhhhh ayahmuuu ngentott memek nia masss ahhhhhh”
“Aarrgghh urghhhh anakku harisss ……. lihhattt kontolll ayahhh nakkkk urghhhhh memekmu istrimu sebentar lagiii ayahhhh semprott dengan peju ayahhh nakkk urghhhhhh arghh” lenguh pak paijo makin cepat menyodok vagiana nia
“ahhhhhh massssssss ……. memek niaaa sebentarr lagiii mauu dipejuin sama ayaahhh ahhh”
“Arghhhh arghhhhh niaaaaaa,, siniiii memekkk kamuuuuu urggghhhhhhhh kontol ayaaaah mauuu nyemprotttt sayanggggg urghhhhhh”
“Ahhhhh masss aaahhhh masssssss ahhhhhhhhhhh kontollll ayaahhh mauuu nyemproott mass ahhhh” desahhh niaaa sambil menggoyang cepat
“Arghhhhhh siniii memekmu niaaaa arghhhhh urghhhhh urghhhh”
“ahhhhhhh aayyyaaaahhhh, memek niaaaa mauuuuu muncrattt yahhhhh ahhhhhh” pintaa niaa semakin cepat menggoyang pinggulnya
“Arghhhhhhhhhh urghhhhhhhhh siniii memekk kamu niaaaa pejuuu ayahh mau keluarr arghhhhh urrggghh”
“aaaaaaaaaaahhhhh ayaaaaahhhhhhhh memeek niaaaaa muncratttttt yahhhhh ahhhhhh sreeerrrtttttttt sreeerrrt” nia mendesah panjanng
“arggggghhhhhhh urrghhhh urghhhhhh terimmmaaa pejuuu ayahhhh… niaaa sayanggggg urgggghh arghhhhhhhhhh crotttt croootttttt crottttt” lenguh pak paijo panjang
“Ahhhhhhhhhh tekaaaannn daalaammmmmm yahhhhhhhh ahhhhhhhhh”
Nia dan mertuanya mendesah dan mengerang bersama ketika orgasme mereka datang. Keduanya roboh di sofa. Pak paijo masih terlalu lemas untuk melepaskan penisnya dari liang peranakan menantunya. Nia juga terkulai lemas. Dia merasakan begitu deras dan hangat sperma yang keluar dari penis ayah mertuanya.
“ohhhhh ayahhhhh banyaaakkk bangeett pejuunyaa ohhhhh”
“Buruan lepassin yahhhh keburu bayu pulangggg ohhh ohhh” ucap nia sambil nafas kepada mertuanya
Pak paijo berusaha bangkit dan melepas penis dari vagina menantunya. Ketika penis itu terlepas, meluncurlah sperma lelaki tua itu. Sperma itu menjalar membasahi paha menantunya.
Sementara di dalam kamarny bayu mengintip hingga tiba-tiba dia amat takut melihat mama dan kakeknya mengencangkan suaranya. Dia pelan-pelan menutup pintu. Dia duduk termenung….
“Ma…….mama sebenarnya ada apa sih ma? Mama kenapa maaa….?” ucap anak itu pelan
Sementara bayu malam itu menyiapkan buku-bukunya untuk ke sekolah besok. Setelah selesai, ia melihat komputernya yang lama tak dinyalakan. Ia nyalakan komputer itu. Tampaknya komputernya tetap utuh walau jarang digunakan. Ia juga mencoba mencari sesuatu ketika menggunakan komputernya….
“Nahhhh, akhirrrnyaaa ketemu jugaaa” ucap bayu senang
Entah apa yang dicari bayu hingga membuat dirinya senang.
Sementara….
Nia dan lelaki paruh baya itu masih terkapar di sofa. Ia mencoba bangkit lebih dahulu meninggalkan ayah mertuanya. Mengambil dasternya yang berada di lantai. Dan berjalan ke arah kamarnya tanpa peduli dengan sperma ayah mertuanya yang masih membasahi kemaluannya. Sperma itu menjalar ke paha putihnya. Ia cepatkan langkahnya khawatir cairan kemaluan itu terjatuh ke lantai. Di dalam kamarnya, nia mengambil tisu. Sambil terduduk di sisi tempat tidur, kemudian membersihkan seluruh bagian yang terkena cairan kemaluan mertuanya. Ia menitiikan air mata.
“Maafkan aku mas haris, meski kamu sudah menyakiti aku, tidak seharusnya aku menyakitimu juga. Lagipula, itu dosa masa lalumu ketika kita belum menikah. Namun, aku istrimu telah mengkhianatimu, selangkah menghancurkan rumah tangga kita. Maafkan aku mass….” tangis nia pelan
Seusai membersihkan sisa-sisa percintaan, Nia bersedih seorang diri di dalam kamar sambil mengenakan kembali dasternya. Suara kepiluannya yang pelan tidak terdengar oleh siapapun, baik sang putra yang dia tidak tahu sebenarnya ada di rumah dan ayah mertuanya yang baru saja menidurinya. Ia berkeluh kesah pada dirinya sendiri. Kalau saja harus bercerita, kepada siapa dia harus menceritakan kesalahannya.
Wanita baik mana yang tak malu ketika ada orang lain yang mengetahui pengkhianatan dirinya terhadap sang suami. Dia merasa harga diri dan rumah tangganya sudah hancur. Apa jadinya kalau sang suami tahu bila istrinya sudah tiga kali ditiduri lelaki lain, termasuk ayah suaminya sendiri. Wanita itu terus meneteskan air mata hingga terlintas wajah sang putra yang sudah ia besarkan bersama sang suami. Dia hapus sisa air matanya. Ia berjanji akan mempertahankan rumah tangganya demi putra kesayangan, bayu…..
Pak paijo, ayah mertua nia, bangun dari perebahannya. Ia tampak begitu lelah usai meniduri menantu yang dia idam-idamkan sejak tiba di rumah putranya. Cairan kemaluannya bersama sang menantu yang sedikit membasahi sofa, Ia hapus begitu saja dengan telapak tangannya. Ia berpikir itu akan mengering. Ia ambil kaos dan sarungnya yang terletak di lantai. Lalu Ia bergegas menuju ke kamarnya tanpa ada sedikit rasa bersalah. Hanya terlihat wajah kepuasan pada dirinya. Lagipula, sore nanti ia akan kembali ke rumahnya. Dia menganggap itu sebagai kado perpisahan.
Bayu masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilakukan sang mama selama ini. Dia berpikir lebih baik ia tanya langsung saja kepada mamanya. Namun, ia ragu. Daripada terus menyiksa diri dengan ketidaktahuan. Ia memutuskan untuk bertanya kepada sang mama. Ia yang sedang duduk tiba-tiba berdiri. Lalu mengintip sejenak ke arah luar untuk memastikan apakah masih ada sang mama dan kakeknya dalam keadaan bugil. Usai memastikan tidak ada, ia langsung berjalan ke arah kamar mama dan papanya. Ia membuka pintu kamar tanpa mengetuk pintu. Dia melihat sang mama yang sudah mengenakan daster kembali. Dia hampiri mamanya.
“Mama habis nangis ya?” tanya bayu
“Enggak kok? Mama kan gak cengeng. Emangnya kamu”
“Itu ada bekasnya” sahut bayu
“Enggak kok itu karena mama habis tidur sebentar. Nah sekarang baru bangun..jadi kelihatan bangun tidur deh”
“Eh iya kamu darimana?” tanya sang mama mencoba mengalihkan pembicaraan
“Dari kamar kok ma. Habis bangun tidur juga” ucap bayu
“ohh masa sih?”
“Iyaa maa, masa aku bohong” sahut bayu
“Yaudah deh.. sekarang kamu balik ke kamar dulu deh.. mama mau ganti baju dulu” jawab nia dengan wajah tidah percaya
“Oke maa”
Bayu memutuskan untuk menunda keinginannya untuk bertanya kepada sang mama karena dia yakin mamanya baru saja menangis. Meskipun dia sungguh ingin tahu banyak hal saat ini, ia juga harus memahami bahwa kondisi tidak memungkinkan. Dia hanya memikirkan kapan dan bagaimana bertanya kepada sang mama, serta kepada siapa lagi ia harus bertanya. Anak itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Nia tampak sedang mengganti pakaiannya. Kini ia tampak lebih rapi dan tertutup. Dia sepertinya ingin pergi ke suatu tempat. Entah kemana itu. Sembari berpakaian, dia menyadari lebih baik ia sekarang tidak lagi mengenakan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuhnya karena memancing syahwat lelaki untuk meniduri dirinya. Setelah selesai berpakaian, ia mengambil dompet dan memasukkan tasnya. Lantas ia bergegas keluar kamar. Di luar kamarnya ia tidak lagi melihat mertuanya berbaring telanjang di sofa tempat dirinya bersetubuh. Sungguh ia amat malas melihat sofa tersebut karena membuatnya tersirat akan dosa yang telah ia lakukan. Ia lantas memanggil putranya.
“Bayuuuu…..Bayuu……. mau ikut mama gak?” teriak nia
“Mau kemana ma?” sahut bayu sambil menghampiri mamanya
“Temenin mama yuk. Kita jalan-jalan”
“jalan jalan kemana” tanya bayu penasaran”
“Ayo ikut aja nanti ka”
“Iya deh ma bayu ikut. Bayu ganti baju dulu ya” ucap bayu sambil menuju kamarnya
Bayu lekas berganti pakaian. Ia hanya mengganti celananya dengan celana jins panjang. Hanya saja, dia tidak mengganti bajunya. Ia rasa baju itu pantas untuk dikenakan di luar rumah. Setelah berganti pakaian, ia kembali temui mamanya.
“Yuk maa aku dah selesai” ucap bayu menghampiri sang mama
“Oke, yuk kita jalan”
“Gak bilang kakek dulu ma?”
“Gak usah, kita langsung berangkat aja” jawab nia sedikit kesal
Nia dan bayu lekas meninggalkan rumahnya entah mau kemana keduanya.
Sementara itu pak paijo sedang beristirahat di kamarnya. Ia tidak tertidur. Matanya hanya mengedap-ngedip sejak berada di dalam kamar. Dia masih mengingat-ngingat persetubuhan yang dilakukannya barusan.
“Menantuku itu sungguh luar biasa mainnya hehe”
Tak berlama-lama Pak paijo lekas mengambil handuknya dan pergi membersihkan diri. Selesai membersihkan dirinya, lelaki tua itu bergegas membereskan semua barang bawaanya. Ia akan kembali ke kampung halaman tempat dia tinggal sore nanti.
“Ma, kita mau kemana sih?” tanya bayu sambil menemani mamanya
“Temenin mama ke apotik sebentar yuk?”
“Iya” jawab bayu mengangguk
Nia mengajak bayu ke apotik. Entah apa yang dibeli wanita itu. Setelah membeli sesuatu di apotik, nia mengajak anaknya ke sebuah tempat yang menjual aneka jajanan pagi. Tempat tersebut tidak terlalu besar, namun pengunjungnya cukup ramai. Nia bersama puteranya duduk di tempat orang menjual jus buah. Tak lama kemudian nia memesankan jus mangga untuk dirinya dan jus strawberry untuk bayu. Sambil menunggu jus, keduanya saling bercengkerama.
“Ma, kita ke sini mau ngapain?” tanya bayu
“Ya jalan-jalan, kan tadi mama bilang mau ngajak kamu jalan-jalan”
“Oh. Ma, aku boleh tanya gak?”
“tanya apa?” tanya nia penasaran
“Kalau laki-laki sama perempuan dalam keadaan telanjang sambil mendesah itu lagi ngapain ya?”
“emm… kok kamu bisa tanya gitu?” tanya nia cukup terkejut
“emm gapapa kok ma cuma pengen tanya aja”
Tak lama jus mereka tiba. Keduanya sama-sama meminum jus tersebut. Dia cukup terkejut mengapa bisa sang putra bertanya sesuatu yang sungguh tabu untuk anak seumurannya. Sejujurnya pula dia bingung ingin menjawab apa. Maka, Nia mencoba mengalihkan pembicaraan putranya.
“Sekolah kamu, gimana?” tanya nia sambil meminum jusnya
“baik kok ma gak ada masalah” jawab bayu
“oh”
“Eh iya ma, kakek jadi pulang nanti sore?” tanya bayu penasaran
“Jadi dong, harus malahan” agak sedikit kesal
“Kenapa harus ma?”
“Ya harus aja. Kasihan kan nenek sendirian di sana” jawab nia agak tenang
“oh ya ya”
Sambil minum jus, nia terus bercengkrama dengan putranya. Obrolan santai dan candaan saling terlontarkan antara ibu dan anak.
Sementara itu pak paijo di rumah tampak sendirian mempersiapkan barang bawaanya untuk dibawa pulang. Selesai membereskan, ia mencari menantu dan cucunya. Hanya saja ia tak menemukan keduanya. Ia lebih memilih nonton televisi di sofa tempat ia bersetubuh bersama menantunya.
“Kalau ke sini nih, bawaannya mau nyetubuhin menantuku terus weleh weleh” ucap lelaki tua itu mengambil posisi duduk
Pak paijo banyak menghabiskan waktunya di depan televisi hingga siang hari tiba.
Sementara nia dan bayu belum juga pulang. Keduanya berjalan tak tentu arah mau kemana usai minum jus bersama. Akhirnya nia mengajak putranya ke mall. Nia bersama sang anak pergi menonton bioskop. Nia bersama anaknya menyaksikan sebuah film super hero yang baru saja dirilis. Selesai menonton, keduanya kembali mencari sebuah tempat untuk beristirahat sejenak sembari mengisi perut dan melepas dahaga.
“Ma, kok kita gak pulang ma?” tanya bayu
“Mama lagi males di rumah”
“Terus kita kapan pulang ma” tanya bayu kembali
“Nanti menjelang sore”
Sepertinya nia malas pulang ke rumah karena mertuanya. Ia tidak mau melihat wajah mertuanya untuk sementara waktu akibat persetubuhan itu. Pada akhirnya ia bersama sang putra di luar hanya menunggu waktu sore tiba. Ya, menunggu detik demi detik menjelang mertuanya lekas pulang ke rumahnya di desa.
Sementara itu pak paijo di rumah amat gelisah. Terlalu lama menonton televisi membuat perutnya lapar.
“Adduhhh kemana sih tuh cucu sama menantuku yang seksi itu? Perut udah lapar begini, mereka kok belum pulang. Coba si menantuku ada di sini sekarang, kalau lapar tinggal ngenyot susunya hehe” ucap pak paijo seorang diri
Pak paijo hanya bisa menahan lapar ketika waktu sore dan kepulangannya semakin menjelang. Tak lama, menantu dan cucunya pulang. Ia lekas menyambut keduanya. Wajahnya tampak gembira karena melihat ada sesuatu yang bisa dimakan dibawa keduanya.
“Kakek…. aku pulaanggggg!” teriak bayu menghampiri kakeknya
“Eh cucu kakek udah pulang”
“Ini kek, aku bawa sesuatu untuk makan siang kakek” ucap bayu menyodorkan sesuatu
“Wah cucu kakek baik banget. Terima kasih ya”
Nia lebih memilih langsung ke kamarnya. Dia tidak terlalu menggubris percakapan antara putra dan mertuanya. Di kamar nia lekas beristirahat sejenak. Dia tampak lelah hingga tertidur di atas kasurnya. Tak lupa ia mengunci pintu khawatir sesuatu yang tak diinginkannya kembali terjadi. Sementara bayu meninggalkan kakeknya yang sedang menyantap makan siang di ruang tamu. Bayu kembali ke kamarnya. Ia mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana jinsnya dengan celana pendek. Selesai berganti pakaian.
Bayu melihat komputernya yang tak lama dinyalakan. Ia menyalakan komputer tersebut. Ia memainkan game yang tak lama dimainkannya di komputer tersebut hingga waktu sore tiba. Lelah bermain game, ia sedikit bingung ingin melakukan apa lagi dengan komputer tersebut. Maka, ia coba browsing internet yang dia tidak sangka sang ayah masih berlangganan. Anak itu browsing tak tentu arah dari ilmu pengetahuan, film, humor, dan yang sifatnya horror. Hingga ia berhenti sejenak,
“Adduuhh cari apa lagi ya?” tanya bayu bingung
“Ohh yaa aku penasaran, kenapa yaa celanaku basah waktu bangun tidur. Padahal kan aku dah gak ngompol lagi. Yaudah cari itu aja deh”
Bayu mencari informasi tentang hal yang dialami sebelumnya ketika dia bangun tidur. Dia penasaran mengapa celananya basah, sedangkan dia sudah tidak mengompol lagi. Maka, ia masukkan sebuah clue ‘bangun tidur gak ngompol tapi basah’.
“Aaahhh akhirnya ketemu juga” ucap bayu sambil mengklik informasi yang diinginkannya.
“Oohh ternyata itu mimpi basah. Mimpi basah itu sebuah proses menuju usia remaja bagi laki-laki dengan ditandainya keluarnya cairan pekat yang disebut sperma ketika bangun tidur… oalaahh itu namanya mimpi basah bukan ngompol,kan” jawab bayu senang usai mengeja pengertian mimpi basah di situs yang ia baca.
Anak itu begitu senang karena kebasahan yang dialaminya waktu itu bukan mengompol, tetapi mimpi basah. Dia tidak menyangka usianya kini beranjak masa remaja. Selesai mencari yang membuatnya penasaran, ia kembali browsing. Tampaknya ada hal yang masih membuatnya penasaran.
“Ehh iyaa, aku juga mau cari….Laki-laki telanjang bersama wanita sama sama mendesah….” ucap bayu sambil mengetik clue tersebut.
“Adduuhhh kok gak ada yaa…yang ada malah bercinta, ngentot, sex… itu apaan lagi” ucapnya bingung.
Anak itu kebingungan mengapa tidak ada hal spesifik yang merujuk pada sesuatu yang membuatnya penasaran. Pada akhirnya ia sedikit kecewa karena ada hal yang masih menyangkut dipikirannya. Meski demikian, ia cukup puas dengan mengetahui dirinya bukan mengompol, tetapi mimpi basah.
Sore itu haris, ayah bayu sudah tiba. Ia lekas menemui sang ayah yang sudah siap-siap pulang sedang menonton tv . .
“Ehh ayahh udahh siap yah?” tanya haris pada ayahnya usai tiba di rumah
“Eh kamu ris, udah pulang?”
“Udah yah. Mau berangkat sekarang nih yah? Mumpung mobilku masih di luar” tanya haris kembali
“Kalau kamu udah siap yaa sekarang aja. Ayah juga udah siap dari tadi” jawab pak paijo
“Yasudah. Eh iya, tiket kereta pulang udah ada kan ya?”
“Yasudahlah. Ayah udah pesan dan cetak sekalian waktu beli tiket keberangkatan” sahut pak paijo
“Yasudah yah. Aku temuin istriku dulu. Ngomong-ngomong istriku dan bayu mana?”
“Mereka di kamarnya” ucap pak paijo sambil kembali menonton tv
Haris menemui istrinya yang sedang tertidur di kamar. Dia mengetuk pintu setelah tahu pintu kamarnya dikunci. Tak lama, nia yang kusut usai bangun tidur membuka pintu. Ia melihat suaminya sudah pulang. Haris tak berlama-lama, ia langsung berpamit pada istrinya untuk mengantar ayahnya ke stasiun. Tak hanya itu, ia juga memanggil putranya.
“Bayuuuu! Bayuuuu! Kakek mau pulang nihh ayo pamit dulu!” teriak haris
“Iyaaa paaa” sahut bayu menghampiri ayahnya.
“Yaaahh ayoo kita pamit dulu” panggil haris kepada ayahnya
“Iyaaaa riss” jawab pak pak paijo menghampiri haris, nia, dan bayu yang sudah berkumpul
“Kakekk pulang dulu yaa cucu kakek yang ganteng. Jaga baik-baik mamamu ya…” ucap paijo melirik ke nia
“Iyaa kekk” ucap bayu sambil mencium tangan kakeknya
“Niaa… ayah pulang duluu yaaa jaga tubuhmu baik-baik jangan sampai sakit ya” ucap pak paijo sambil menyodorkan tangannya ke tangan nia.
“Iyaa yahh” jawab nia judel sambil membalas salam ayahnya dengan cepat
“Yaudah kita berangkat dulu yaa….” ucap haris sambil mengambil barang bawaan ayahnya.
“Iyaaa” jawab nia dan bayu serentak sambil mengantarkan haris dan pak paijo keluar rumah”
Sesampai di luar rumah, nia pamit ke dapur sementara haris dan ayahnya sudah lekas bersiap masuk ke mobil yang terparkir di depan rumah. Bayu menunggu di depan pintu rumahnya.
“Riss ayah ke kamar mandi dulu yaa. Takut nanti kebelet di kereta”
“Ohh yaudah yah jangann lama-lama ya yaahh nanti ayah bisa ketinggalan kereta” ucap haris pada sang ayah
“Kok kakek balik lagi?” tanya bayu kepada kakek yang menghampirinya
“iya nih kakek kebelet mau ke kamar mandi sebentar”
Pak paijo masuk kembali ke dalam rumah. Ia berjalan ke arah kamar mandi. Tiba-tiba ia melihat nia seorang di dapur. Dipeluklah menantunya itu. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
“Enggggghhhhhh ayaaaahhhhhhh… cukuupp yaaahh aku gaakk mauuu”
“Niaa sayaannggg ayaaahhh pasti bakal kangenn beraat sama tubuh kamuuu erghhh” ucap pak pak paijo sambil meremas buah dada nia.
“Aku gak mau ngelakuin itu lagi ayaahhh lepassssin engghh” ucap nia sambil mencoba melepaskan diri.
“Ayaahhh tak pedddullliii yangg pentingg jagaa susu ayah ini baikk baikk yahh. Kamu makan yang banyak biar ayah bisa nete lagi sama kamu hehe” ucap pak paijo sambil melepaskan pelukkannya.
Ternyata lelaki tua itu tidak ke kamar mandi. Ia hanya menemui menantunya secara khusus. Setelah itu ia kembali menemui haris. Keduanya lekas langsung masuk ke mobil. Haris dan ayahnya hanya melihat bayu di depan rumah. Meskipun begitu, mereka tetap jalan.
“Papa sama kakek jalann dulu yaaaa dadahh dadahh” teriak haris sambil melambaikan tangan bersama sang ayah”
Bayu pun melambaikan tangan balik kepada ayah dan kakeknya. Setelah itu, ia kembali masuk ke rumahnya menemui sang mama.
Bersambung…