Cerita Sex Ibuku Hamil Oleh Pria Selain Ayahku Part 3 – Sore itu… Di dalam rumah usai melepas sang kakek kembali ke kampung halaman, Bayu mencari mamanya, ternyata sang mama sedang sibuk memasak di dapur. Karena tidak mau menganggu, dia memilih kembali ke kamarnya. Di dalam kamar anak itu sepertinya sedang bersiap-siap untuk mandi.
Ia mempersiapkan baju dan celana untuk dipakai setelah mandi. Ia mengambil handuknya dan bergegas menuju kamar mandi. Anak laki-laki itu membasahi seluruh tubuh mungilnya dengan air. Di dapur Nia tampak sedang sibuk memasak. Namun pikiran wanita itu kemana-mana. Ia sedang khawatir dirinya akan hamil, terlebih tiga laki-laki telah mengeluarkan sperma di dalam rahimnya.
Hanya saja dia mencoba menenangkan diri karena kemarin bukan masa suburnya. Ia mulai berpikir meminum pil kb yang baru saja dibelinya di apotik untuk berjaga-jaga. Meski demikian, ia tidak ingin kejadian buruk yang pernah ia alami kembali terjadi. Selain itu, nia juga terheran-heran dengan pertanyaan yang diajukan sang putra tadi pagi. Ia bingung bagaimana menjelaskannya jika putranya menanyakan kembali. Nia hanya terus memasak di tengah pikirannya yang runyam oleh beberapa masalah tersebut.
Selesai memasak, nia menghidangkan masakannya di atas meja makan sebagai hidangan makan malam nanti. Merasa dirinya sudah berkeringat, ia ke kamarnya. Dan mengambil daster yang cukup seksi sebagai pakaian malamnya. Dia tidak begitu khawatir dengan yang dikenakannya nanti malam karena hanya ada suami dan sang anak.
Lalu mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Ketika ia hendak masuk kamar mandi, ternyata pintunya terkunci. Dia menyadari bahwa putranya sedang mandi. Maka, wanita itu menunggu di depan pintu kamar mandi. “De, mandinya jangan lama-lama.. mama mau mandi juga nih” teriak nia kepada sang anak yang sedang mandi “Iya maaa” sahut bayu.
Ngocoks Tak beberapa lama putranya keluar dari kamar mandi. Anak itu mengenakan seutas handuk yang melilit dan menutupi bagian bawah tubuhnya. Tanpa basa basi pula sang putra langsung menuju kamarnya. Nia yang memastikan kamar mandi kosong langsung masuk ke kamar mandi. Di dalam wanita itu membersihkan dirinya. Ia basahi seluruh tubuhnya hingga tiba-tiba ia berkeinginan masturbasi. Hanya saja hal tersebut ia batalkan. Baginya lebih baik meminta jatah pada suaminya nanti malam. Selesai mandi, nia dengan handuk melilit tubuh kembali ke kamarnya. Ia segera mengenakan dasternya. Betapa dia melihat tubuhnya di cermin masih utuh setelah tiga kali disetubuhi. Selesai mengenakan daster, wanita itu banyak beraktivitas di dalam kamar, seperti berdandan dan merapikan kamar hingga sang suami tiba.
Malam pun tiba, bayu sedang sibuk belajar. Nia sedang menyiapkan peralatan makan malam, sedangkan haris sedang mandi seusai mengantar ayahnya. Tak lama kemudian…
“Deee…. Adee…….. makan malam dulu de” teriak nia memanggil putranya
“Iyaa…..maaa…….” sahut bayu menghampiri mamanya
Bayu menghampiri mamanya. Dia memperhatikan sang mama yang mengenakan daster pink dengan belahan dada cukup menantang. Buah dada mamanya yang besar sangat terlihat karena daster yang tipis. Tiba-tiba anggota tubuh bagian bawah anak itu menegang. Ia bingung apa yang sedang dialaminya.
“Ehh.. udah pada siap makan malam rupanya” ucap haris yang seusai mandi sambil mengeringkan rambutnya
“Iyaaa nih mass. Ayo mas makan dulu” ucap nia mempersilahkan suaminya
“Eh, papa udah pulang pa?” tanya bayu sambil memegang piring makannya
“Yaudah dong, kalo gak, gak mungkin papa sekarang di sini” jawab haris menghampiri istri dan anaknya.
Keluarga itu menikmati makan malam bersama. Mereka berbincang-bincang satu sama lain. Haris bercerita bagaimana ia tadi mengantar ayahnya ke stasiun. Istri dan putranya hanya mendengarkan. Tiba-tiba bayu melontarkan pertanyaan…
“Pa aku mau tanya, aku tadi lihatin mama, eh tiba-tiba bagian tubuh bawahku ini (sambil menunjuk penisnya) berdiri.. itu kenapa ya pa?
Tiba-tiba suasana hening sejenak…..
“hahahahahahhaa” tawa haris bersama nia
“Loh, kok papa sama mama malah ketawa? Aku nanya juga” ucap bayu heran
“Itu tandanya anak papa mau beranjak remaja”
“Remaja itu apa pa?” tanya bayu kembali
“Remaja itu masa transisi menuju usia dewasa”
“Ohhhhh begitu..termasuk mimpi basah gitu pa?”
“Memangnya kamu ngerti mimpi basah itu apa?” tanya haris pada sang putra
“Ngerti dong pa, soalnya aku cari tahu di internet tadi pagi. Gara-gara pas aku bangun tidur celanaku basah. Nah, tuh basahnya lengket gitu pa” terang bayu
“Ohhhh yaaa berarti. Sekarang kamu berada dalam proses dari usia anak-anak menuju usia remaja”
“Heeemm, eh iya pa, tadi bagian tubuh bawahku berdiri itu gara-gara ngelihatin mama. Kok bisa ya pa?
“Emmmm….” Haris terdiam sejenak melirik penampilan istrinya.
“Kok papa malah diem?”
“Itu tandanya mama kamu cantik hehe” ucap haris ceplos
“Ohh begitu ya paa”
Usai percakapan itu, keluarga haris kembali melanjutkan makan malamnya hingga semua hidangan yang tersedia habis. Keluarga itu akhirnya menyelesaikan makan malam mereka. Bayu masuk ke kamarnya kembali begitu juga dengan ayahnya. Sementara sang mama sedang membersihkan peralatan makan malam yang baru saja digunakan.
Di dalam kamar, di atas tempat tidur, haris tampak sedang membaca bagian koran pagi yang belum dia baca. Tak lama nia masuk ke kamar seusai membereskan ruang makan. Wanita itu membawa segelas air di tangan kanannya. Gelas itu ia letakkan di atas meja sebelah tempat tidurnya. Ia lalu memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Setelah itu ia minum segelas air yang ia letakkan barusan. Selesai minum sesuatu tersebut ia beranjak naik ke tempat tidur menyusul suaminya. Tiba-tiba haris berhenti membaca sesaat.
“Ma, kamu tadi minum apa?” tanya haris
“Ohh itu, aku minum pil KB pa..”
“Lah, memangnya kamu takut hamil lagi?” tanya haris kembali
“Emmm… aku pengen anak kita satu dulu aja pa” jawab nia yang sempat terdiam sesaat
“Eh iya Ma, kamu besok-besok di depan bayu jangan pakai baju kebuka begini lagi ya?”
“memang kenapa pa?” tanya nia heran
“Bayu kan sedang menginjak masa usia remaja. Takutnya gimana gitu”
“Yaa ampunn paa. Masa cemburu sama anak sendiri… Gak mungkin lah bayu suka dan nafsu sama mamanya sendiri” bantah nia
“Tapi ma?”
“udah udah udah pa, mama gak mau bahas itu”
“Yaudah deh kalo gitu” ucap haris terdiam
Tiba-tiba nia merangkul leher suaminya..
“Pa…. mama lagi kepengen pa…..” manja nia kepada suaminya
“ohh itu toh alasan kamu sebenarnya minum pil kb” ucap haris tersenyum
“Iya dong paa… karena aku gak pengen hamil, aku pikirin deh caranya gimana gak hamil, tetapi bisa nyenengin suami terus hehe” jawab nia sambil membalas senyum suaminya.
“Ihh kamu maa emmphhhhh” ucap haris sambil mencium bibir istrinya
Hubungan suami-istri pun mereka lakukan. Keduanya saling memuaskan kebutuhan batin masing-masing. Nia yang akhir-akhir ini disetubuhi lelaki lain akhirnya disetubuhi oleh suaminya sendiri.
Sementara bayu masih tampak belajar di kamarnya. Ia membaca halaman demi halaman buku pelajaran yang akan dibahas besok. Tak lama ia menguap. Ia tutup bukunya. Lekas ia beranjak ke tempat tidurnya tanpa sempat menyiapkan buku untuk besok. Tertidur pulaslah anak itu.
Kembali ke kamar kedua orang tua bayu, ayah dan ibunya tampak sudah mencapai klimaks. Keduanya tampak lelah dan saling berpelukan satu sama lain.
“Ma, aku sebenarnya gak terlalu suka payudara kamu besar begitu” ucap haris pada nia yang berada di sebelahnya
“Kenapa begitu pa?” tanya nia bingung
“Aku lebih suka ukuran payudara kamu kecil ketimbang besar. Tapi yasudahlah… aku menikahimu juga bukan karena fisikmu, tetapi karena cinta ”
“Ohhh gitu ya pa..heemm” ucap nia menarik nafas
Haris tertidur lebih dahulu usai bersetubuh dengan istrinya, sedangkan nia tampak memikirkan sesuatu. Nia heran mengapa suaminya mengatakan kalau dia tidak menyukai ukuran payudara nia yang besar. Padahal selama berumah tangga suaminya tidak berbicara demikian. Di lain hal, ketiga lelaki yang pernah menyetubuhi dirinya amat menyukai ukuran bukit kembarnya. Nia memikirkan hal itu hingga ia tertidur.
Esok paginya….
Rabu pagi itu Nia terbangun lebih awal. Ia membangunkan suami dan putranya yang masih tertidur. Setelah itu ia kembali ke tempat yang paling akrab dengan dirinya, yaitu dapur. Ia mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua orang yang disayanginya. Setelah sarapan itu siap, ia hidangkan di atas meja makan.
Sementara bayu sedang mandi setelah sang mama membangunkannya. Ia membasahi dan menyabuni seluruh tubuhnya. Tiba-tiba selesai mandi, sebelum melilitkan handuk, ia memegang anggota tubuh bagian bawahnya. Dia berpikir sejenak bahwa anggota tubuh itu bisa berdiri ketika melihat wanita cantik. Dia berpikir demikian setelah menelan mentah-mentah apa yang diucapkan ayahnya. Keluarlah bayu dari kamar mandi. Ia berjalan menuju kamar. Di dalam kamar anak itu memakai seragam sekolahnya. Setelah itu ia menyiapkan buku-buku yang tak sempat ia persiapkan semalam.
Haris, suami nia, ternyata baru membersihkan diri setelah bayu keluar dari kamar mandi. Di dalam kamar mandi sesekali ia memikirkan pekerjaan kantornya. Tak lama kemudian, pikirannya hinggap pada persetubuhan dengan istrinya semalam. Ia merasa tak puas dengan pelayanan istrinya. Hanya saja, dia mencoba membantah pikiran itu. Bukan tak puas dengan pelayanan seorang istri, tetapi fisik istrinya tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Entah mengapa dia berpikir seperti itu. Padahal, selama dia menikah tak pernah memikirkan hal tersebut. Walau demikian, dia berkeyakinan fisik istrinya tidak berarti apa-apa dibandingkan cintanya. Selesai mandi, haris menuju ke kamarnya untuk mengenakan pakaian kantor. Setelah itu ia keluar kamar untuk sarapan.
Haris dan nia sudah duduk lebih dahulu di ruang makan. Putranya, bayu, masih di dalam kamar. Tak lama anak itu menyusul mereka. Ia membawa ransel dan sepatunya. Anak itu lalu duduk di dekat papanya, menghadap sang mama. Keluarga itu pun sarapan bersama.
“Kamu di antar papa gak?”tanya haris
“Gak usah pa, kan aku udah mau remaja. Jadinya gak usah dianterin lagi”
“Ohh yaudah kalo begitu” ucap haris tersenyum pada sang anak
Sambil sarapan, bayu memperhatikan mamanya. Mamanya masih mengenakan daster yang ia pakai semalam. Ia melihat ke arah belahan dada mamanya. Tiba-tiba,
“Pa, lihat deh ini aku berdiri habis lihatin mama (menunjuk penis)” ucap bayu
“Tuh kan ma, papa bilang juga apa” sahut haris melirik pada istrinya
“Yaudah deh pa, mama ganti baju” kesal nia masuk ke kamarnya hendak mengganti pakaian.
Haris dan putranya menikmati sarapan hanya berdua setelah sang istri masuk ke kamar ingin berganti pakaian. Tak terasa hingga keduanya menyudahi sarapan mereka, istrinya belum juga keluar dari kamar. Keduanya pula sudah siap-siap berangkat menuju tempat tujuannya masing-masing. Tiba-tiba nia muncul dengan pakaian tertutup sopan. Ia menemui suami dan sang anak yang ingin berpamitan. Akhirnya keluarga itu saling berpamitan satu sama lain.
Bayu berangkat menuju sekolahnya dengan hati yang ceria. Ia bangga kini dia sudah beranjak remaja. Dimana ada teman seusianya yang ia jumpai ketika berjalan ke sekolah, ia berkata, “Eh, aku bentar lagi remaja dong”. Teman-temanya hanya terdiam saja. Hanya saja, di sekolah, bayu tidak lagi demikian. Ia fokus terhadap pelajaran yang diajarkan gurunya. Ia cermati dan catat apa yang gurunya ucapkan. Ketika waktu istirahat tiba, ia memandangi teman perempuannya yang cantik. Dia terheran mengapa anggota tubuh bagian bawahnya tidak berdiri. Ia teringat kata papanya kalau lihat wanita cantik anggota tubuh tersebut bakal berdiri. Nyatanya tidak. Anak itu menjadi bingung.
Sementara nia di rumah sibuk membersihkan setiap sudut ruangan. Ia membersihkan kamarnya, kamar putranya, dapur, hingga ruang tamu. Selesai membersihkan rumah, ia rebahkan tubuhnya di sofa. Ia merasa bebas tidak ada lelaki yang menganggunya lagi, yakni ayah mertuanya. Namun, terlintas dalam pikirannya ucapan yang diucapkan suaminya semalam. Nia heran mengapa suaminya baru bicara kalau dia tidak menyukai payudara berukuran besar. Padahal, sejak menikah sang suami tidak pernah mengungkapkan hal itu.
Kenapa baru sekarang. Hal itu yang berkutat dalam pikiran nia. Hanya saja, dia terlalu lelah memikirkan hal yang sifatnya tidak jelas. Ia lebih memilih tidur di kamarnya hingga siang hari datang. Ketika tidur, nia bermimpi sesuatu yang pernah terjadi pada dirinya, yakni persetubuhan dengan pak bejo, pak arso dan ayah mertuanya. Seketika itu ia langsung terbangun. Mengingat hal itu kembali, ia menangis. Dia merasa betapa bodoh dirinya mau melayani nafsuk para laki-laki itu. Tiba-tiba,
“Mama….. aku pulang….” ucap bayu masuk tanpa mengetuk pintu kamar mamanya
“Eh? Kamu anak udah pulang. Kok gak ketuk pintu dulu mau masuk kamar mama” Ucap nia sambil menghapus air matanya
“Eh, mama habis nangis ya? nangis kenapa ma?” tanya bayu penasaran menghampiri sang mama
“Gapapa kok sayang, mama habis bangun tidur aja”
“Ahh mama bohong… udah jelas aku lihat tadi ada air mata mama keluar. Ayo dong ma cerita” ucap bayu sambil menatap wajah sang mama
“Mama gak bohong…dibilangin. Apa yang musti diceritain juga”
“aahh mama bohong ahhh aku kesel sama mama” kesal bayu meninggalkan mamanya.
Nia hanya terdiam. Dia bingung bagaimana menjelaskan situasi yang sedang dialaminya kepada sang putra. Lagipula, jika dijelaskan anak itu tidak akan mengerti. Ia lebih menutup rapat-rapat. Lalu nia beranjak keluar dari dalam kamarnya. Diaa menuju dapur menyiapkan makan siang untuk dirinya bersama sang putra. Ia masak tak begitu lama. Setelah masakan itu siap, lalu dihidangkan di atas meja makan sebagai makan siang. Lantas memanggil putranya berulang-ulang. Namun, entah mengapa panggilannya tidak disahut. Nia mendatangi kamar anaknya. Ia lihat putranya sedang tertidur dengan menutup kepalanya dengan bantal.
“Bayu,,, ayo de kamu makan dulu. Nanti perutmu sakit kalau sampai telat makan” ucap nia sambil mengelus-elus bagian belakang tubuh puteranya.
“Aku gak mau ma… mama aja gak mau dengerin kata aku. Aku juga gak mau dengarin kata mama” ucap bayu kesal sambil menutup kepalanya denga bantal.
“Ayo dee makan dulu nanti mama ceritain deh” ucap nia sambil menenangkan putranya.
“Pokoknya aku gakk mauuuuu!” teriak bayu yang tiba-tiba meninggalkan mamanya.
Bayu meninggalkan sang mama di kamarnya. Anak itu memilih keluar dari rumah dan bermain bersama teman-temannya di luar. Sementara nia menghela nafas. Ia tak mengerti menghadapi anak yang dilahirkannya sendiri. Dia beranjak keluar kamar anaknya. Akhirnya ia lebih memutuskan makan siang seorang diri. Sambil makan siang, ia memikirkan bagaimana cara menenangkan sang putra. Namun, ia tidak menemukan ide. Selesai makan siang, ia memilih duduk di sofa sambil menonton televisi. Tak ada acara yang menarik. Pada akhirnya nia hanya bisa termenung di ruang tamu di depan televisi yang menyala. Kini dia tak mengerti dengan ucapan suaminya semalam. Ditambah wanita itu juga tak paham menghadapi putranya. Nia hanya termenung di ruang tamu hingga sore hari.
Bayu belum juga pulang. Nia khawatir apalagi putranya tersebut belum makan siang. Jika dia ingin mencari. Dia juga tak tahu harus mencari kemana.
“Kita pulang hehe” haris dan putranya tertawa
“Biasanya kan ‘papa pulang’ karena papa pulang sama kamu jadinya ‘kita’ ya” canda haris pada sang anak yang menemaninya
“Iya bener pa“
“Ternyata kalian pulang bareng. Mas ketemu dimana bayu?” tanya nia pada suaminya
“Ini tadi dia baru pulang dari rumah temannya dekat sini. Karena papa ngelihat, ya sekalian aja ajak dia pulang bareng” terang haris
“Oh”
“Yaudah bayu kamu sama mama dulu ya, papa mau mandi dulu nih udah sore” ucap haris
“Enggak mau ahh… aku gak mau dekat sama mama. Mama tukang bohong” sahut bayu sambil lari masuk ke kemarnya
“Kamu ada masalah apa sama anakmu sendiri ma?” tanya haris pada istrinya
“Gak ada apa-apa kok pa. Cuma salah paham aja”
“Oh oke yasudah. Intinya kamu jangan-jangan sekali-sekali bohongin anakmu karena dia sudah percaya sama kamu. Kalau dah begini kan jadi repot” ucap haris jelas
“Terserah kamu lah pa. Aku mau mandi duluan” jawab nia agak kesal.
Nia masuk ke kamarnya. Ia mengambil handuk yang berada di dalam kamar. Ia menyiapkan pakaian tidurnya yang berupa piyama. Lantas ia lekas pergi membersihkan diri. Selama membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, nia benar-benar tidak mengerti bagaimana dia harus bersikap kepada sang putra begitu juga suaminya. Dia benar-benar bingung saat ini. Selesai mandi, ia langsung masuk kamarnya. Ia tidak menyiapkan makan malam yang biasanya rutin ia siapkan. Tampaknya nia sedang kesal dengan suami dan anaknya. Wanita itu menjadi serba salah saat ini.
Sementara bayu juga kesal sama mamanya. Dia merasa sang mama membohongi dirinya. Anak itu menjadi malas mandi. Dia lebih memilih mengurung dirinya di dalam kamar.
Di lain hal, kepala rumah tangga mereka, haris, benar-benar tidak paham dengan masalah antara istri dan anaknya. Ia mencoba menenangkan diri di tengah pertengkaran istri dan anaknya. Dia memikirkan bagaimana cara mendamaikan keduanya. Tiba-tiba
“Niaaaaa bayuuuu kaliaaan kesiniii semuaaaa!” teriak haris dengan nada keras
Haris sebagai kepala rumah tangga sepertinya amat marah dengan perseteruan yang terjadi antara istri dan puteranya. Entah apa yang akan dilakukannya untuk mendamaikan mereka.
Saat senja Haris memanggil istri dan putranya yang sedang berseteru. Dia mencoba mendamaikan keduanya.
“Ini kalian…ibu sama anak kelakuannya sama aja, kayak anak bocah. Sebenarnya kalian ini ada masalah apa? Jangan yang tidak terlibat seperti papa jadi ikut terbawa-bawa.” tegur haris
“Ini pa, tadi aku ngelihat mama habis nangis. Aku tanya deh mama kenapa. Eh, mama gak mau ngaku pas aku tanya. Padahal, udah kelihatan jelas mama habis nangis”
“Benar begitu ma?” tanya haris pada istrinya
“Iya benar mas”
“Kamu kenapa menangis ma?” tanya haris kembali
“Iya aku sedih karena gak nyangka bayu yang dulu masih kecil sekarang udah beranjak remaja. Aku jadi terharu mas, ternyata usiaku juga semakin tidak muda lagi” ucap nia pura-pura terharu
“Oh gitu. Tuh de sekarang kamu tahu kan kenapa mama nangis?”
“Iya pa” ucap bayu mengangguk
“Yaudah deh sekarang kalian baikkan” ucap haris kepada istri dan sang anak
“Maafin aku ya maa….”
“Maafin mama juga de” ucap nia sambil mengecup pipi putranya
Haris menyaksikan istri dan putranya saling memaafkan satu sama lain. Nia dan putranya juga saling memeluk. Haris hanya tersenyum memandang keduanya. Padahal, nia sebetulnya berbohong. Hanya saja haris dan anaknya tidak mengetahui. Yang terpenting bagi dirinya ialah aktivitas keluarga di rumah itu pulih kembali.
Malamnya, Jika seharusnya makan malam sudah tersedia, nia tampak baru menyiapkan makan malam. Ya, itu terjadi karena ada pertengkaran antara dirinya dan sang anak. Beruntungnya mereka sudah saling memaafkan. Malam itu nia tampil tertutup. Ia mendengar ucapan suaminya kemarin malam. Sementara bayu, anak itu sudah membersihkan dirinya. Ia lekas menyiapkan buku pelajaran yang hendak dibawanya besok. Setelah selesai, ia duduk di ruang makan sembari menunggu hidangan makan malam disajikan. Sedangkan haris, ia sibuk mengerjakan pekerjaan kantor di kamar.
“Eh kamu de, udah duduk di sini aja. Mama kan belum manggil” ucap nia sambil menyajikan makanan
“Soalnya aku dah laper ma. Tadi siang kan aku gak makan” sahut bayu
“Oh ya ya. Yaudah gih kamu panggil papa bilang makanannya udah siap”
“Oke ma. Paaa…. paaa….. makan malam duluu paaa….. makanannya udah siap!” teriak bayu memanggil ayahnya
“Iyaaa.. papa kesana” ucap haris membuka pintu kamar dan berjalan ke ruang makan
Keluarga Haris seperti biasanya makan malam bersama. Tidak ada yang istimewa malam itu, kecuali pembicaraan mereka.
“Eh iya, akhir pekan besok kita ke rumah kakek nenek yuk. Kalian berdua kan belum pernah kesana” ajak haris
“Eh iya bener pa, aku kan belum pernah kesana yang selalu ke sini kan selalu kakek nenek” sahut bayu sambil mengunyah makanan
“Memang rumah ayah sama ibu dimana mas?” tanya nia
“Aduuh kamu.. selama nikah sama aku gak tahu rumah ayah ibuku. Rumah mereka di dekat Garut. Di sana tuh ayah-ibu punya tanaman jagung banyak bangett”
“Yang bener pa?” tanya bayu penasaran
“Iya dong de. Makanya kita ke sana yuuk”
“Iyaa paa…. aku mauu bangeett” sahut bayu begitu bersemangat
“Aku mah ngikut aja mas” ucap nia pelan sambil mengakhiri makan malamnya”
Keluarga itu mengakhiri makan malam mereka. Masing-masing kembali ke dalam kamar. Haris lekas tidur. Nia meminum pil kbnya setelah itu dia menyusul suaminya. Sementara bayu masih sibuk belajar.
Pak paijo kembali ke kampung halamannya. Ia disambut tanaman jagungnya yang bersiap memasuki musim panen. Di depan rumahnya ia disambut pula oleh sang istri yang tampaknya sudah tidak kesal dengan dirinya. Keduanya berpelukan mesra saling melepas rindu. Tiba-tiba seorang buruh taninya menghampirinya.
“Pak paijo…. Pak paijoo…… Paak paijooo“ ucap seorang buruh tani berperut tambun berlari tergopoh-gopoh
“Oalahh bejoo.. kamu ada apa sampai berlari sebegitunya?” tanya pak paijo pada buruh taninya
“Ini pak.. bapak habis dari jakarta kan?”
“Yowess kenapa?”
“Bapak tahu alamat ini pak?” tanya pak bejo
“Coba mana sini saya lihat. Oaalah..ini alamat rumah anakku. Bagaimana kamu tahu alamat ini?” tanya pak paijo
“Emmm yaudaahh pak saya permisi dulu” ucap pak bejo nyelonong pulang ke rumahnya
“Heehh bejoo… malah kabur itu orang”
Pak paijo masuk ke rumah beserta istrinya. Dia menyantap makan malam yang sudah disediakan sang istri. Keduanya saling bercakap-cakap saat makan. Istri pak paijo sempat bertanya bagaimana kabar anak dan cucunya. Pak paijo menceritakan semuanya. Tentunya dia tidak akan menceritakan tentang persetubuhan dirinya dengan sang menantu. Istri pak paijo bisa marah besar bila mengetahui hal tersebut.
Sementara itu Pak bejo ialah seorang buruh tani yang bekerja pada pak paijo yang memiliki ladang jagung yang amat luas. Lelaki itu tampak bingung bagaimana mungkin alamat tersebut tertuju pada alamat anak dari pak paijo. Ya, alamat seorang wanita yang pernah menumpang dirumahnya dan disetubuhi oleh dirinya. Wanita itu Siapa lagi kalau bukan nia, istri haris, menantu pak paijo. Pak bejo hampir tiap malam membayangkan persetubuhan yang pernah dilakukannya bersama nia. Dia ingin bersetubuh lagi dengan wanita itu. Maka, ia ingin mengunjungi rumah nia. Hanya kini dia kebingungan ada hubungan apa nia dengan anak pak paijo. Dia berpikir apakah dia istri dari anak pak paijo. Jika benar, dia pasti bisa dipecat pak paijo dari pekerjaannya sebagai buruh tani.
Esok paginya, pak paijo kembali ke rutinitasnya sebagai seorang pemilik sekaligus petani jagung. Ia berkeliling melihat ladangnya yang memasuki musim panen. Dia juga mengawasi kerja para buruh taninya apakah benar atau tidak. Seketika dia melihat pak bejo yang sedang bekerja. Dia mendekati buruh taninya tersebut.
“Hei bejo kamu kemarin kenapa? Gak jelas begitu”
“Oh gapapa pak” ucap pak bejo berusaha menghindar
“Lah dia malah menghindar” ucap pak paijo heran
Pak paijo bingung melihat gelagat buruh taninya. Hanya saja dia tidak terlalu menggubris. Ia kembali berkeliling mengawasi buruh taninya yang lain. Pekerjaan itu ia lakukan hingga panas matahari mencapai terik, tepatnya jam 12 siang. Setelah itu ia melepas lelah di sebuah gubuk reot kecil di dekat ladang jagung miliknya. Ketika hendak beristirahat, dia melihat pak bejo sudah beristirahat lebih dahulu di sana. Maka, Ia lekas segera ke sana.
“Kamu udah di sini rupanya jo?”
“Eh bapak, iya pak” jawab pak bejo terkejut.
“Saya heran kamu dari tadi menghindar terus dari saya. Memang ada apa? Mau pinjam uang? Ayo ceritakan saja, tidak usah sungkan-sungkan. Kamu kan bukan orang baru di sini jo…”
“Hemm gak ada apa-apa kok pak”
“Oh yasudah kalo begitu”
“Eh iya pak, anak bapak di jakarta itu udah nikah?”
“Iya, memang kenapa kamu tanya itu? Eh iya kemarin itu alamat kamu bisa tahu darimana?
“Heem gini pak waktu itu, ada wanita sama anaknya pengen ke Garut. Eh, mobilnya kehabisan bahan bakar sore hari. Jadinya terpaksa numpang deh di rumah saya sehari soalnya bensin eceran di sini kan cuma ada pagi dan siang hari. Nah, itu alamat wanita itu” terang pak bejo
“Lah, kamu kenapa gak ngomong itu kan menantu sama cucu saya” ucap pak paijo terkejut
“Saya gimana mau kasih tahu pak. Orang saya aja gak tahu itu menantu dan cucu bapak”
“Heeemm” pak paijo menghela nafas
“Eh iya pak, bapak ketemu mereka kemarin di Jakarta?”
“Ya ketemulah, termasuk sama anak saya”
“Enak ya jadi bapak punya menantu udah cantik seksi lagi” ucap pak bejo tiba-tiba
“Weleh-weleh ternyata kamu tahu juga menantuku itu seksi. Ya jelaslah tubuhnya padat sintal begitu” terang pak paijo kepada pak bejo
“Apalagi anak bapak yak, seneng banget tiap malem ngelonin yang begitu”
“Hehehe tapi udah pernah loh saya ngelonin dia jo..”
“Eh, serius pak?” tanya pak bejo heran
“Ya iyalah.. uhh enakk bangett joo apalagi susunya itu tuhhh uhhhh mau saya isep terus”
“Eh, Saya juga pernah loh pak memang bapak aja” sahut pak bejo
“Eh yang bener kamu?” tanya pak paijo heran
“Iya pak masa saya bohong. Jadi waktu dia nginep di rumah saya, ada kesempatan deh saya kelonin dia hehehe”
“Weleh-weleh kalo sampai kamu ketahuan sama anak saya bisa dipukulin kamu”ancam pak paijo
“Lah, bapak kalo sampai ketahuan istri bisa diusir dari rumah pak hehe” ancam balik pak bejo
“Yaudah kita jaga rahasia ini sama-sama ya, oke?”
“Siap pak”
“hehehehehe” keduanya tertawa bersama
Kedua lelaki itu berbicara bersama sembari melepas lelah. Topik mereka hanya nia, menantu pak paijo. Mereka berbagi cerita bersama tentang bagaimana ketika menyetubuhi wanita itu. Keduanya pula menyukai hal yang sama, yakni payudara nia. Terkadang gelak tawa terlihat dari wajah mereka. Entah apa yang mereka tertawakan. Tak lama pak paijo meninggalkan pak bejo di gubuk itu. Ia harus pulang ke rumah menemui istrinya yang telah menyajikan makan siang. Tinggallah pak bejo seorang diri di gubuk itu.
“Nia.. nia… kapan aku bisa menyetubuhimu lagi ya” ucap pak bejo di benaknya.
Akhir pekan tiba….
Sabtu pagi…. Aktivitas di rumah keluarga haris tampak berbeda. Mereka sibuk mempersiapkan diri hendak berkunjung ke rumah orang yang paling mereka hormati. Pagi itu bayu sudah rapi lebih dulu ketimbang ayah dan mamanya. Ia sudah mengenakan kaos abu-abu dengan jacket berwarna hitam. Ia memakai celana jins yang biasa dirinya pakai. Anak itu sedang sibuk menyiapkan baju, peralatan lain, serta ransel yang hendak dibawa ke rumah kakek neneknya. Setelah itu ia menuju ruang makan menanti sarapan. Sementara sang mama yang sudah membersihkan diri masih menyiapkan sarapan. Nia memakai kaos biru ketat berkerah.
Sepertinya dia tidak peduli lagi jika ada yang melihat lekuk tubuhnya. Selain menyiapkan sarapan, nia juga menyiapkan bekal untuk makan keluarganya di tengah pejalanan. Ia juga tidak lupa membawa pil kbnya. Ayah bayu, haris, seusai mandi sedang mengenakan pakaian di kamar. Ia mengenakan kemeja santai dan celana panjang bahan. Selesai mengenakan pakaian, kepala rumah tangga itu sibuk menjawab telepon. Entah siapa yang menghubunginya pagi itu.
Pada akhirnya keluarga itu siap berangkat menuju tempat tujuan mereka. Tak lupa haris mematikan aliran listrik rumahnya serta memastikan jendela dan pintu dalam keadaan tertutup. Nia dan bayu menunggu di luar rumah dengan barang bawaan mereka sembari haris mengeluarkan mobil. Setelah haris mengeluarkan mobil, kedua lekas masuk. Haris sempat keluar sebentar untuk mengunci pagar. Keluarga haris pun berangkat menuju tujuan.
Sepanjang perjalanan haris sibuk menyetir. Nia dan bayu asyik melihat pemandangan sekitar. Sesekali nia dan bayu minum air mineral yang mereka bawa . Sesekali pula terdengar pembicaraan-pembicaraan santai di antara mereka.
“Kira-kira kakek-nenek lagi ngapain ya pa?” tanya bayu pada ayahnya
“Ya mungkin lagi duduk di rumah”
“Kamu udah kasih tahu ayah-ibu mas kalo kita mau ke rumah?” tanya nia
“Gak usah, lagi pula mereka pasti di rumah kok. Sengaja gak aku kasih tahu biar jadi kejutan buat mereka”
Sepanjang perjalanan pula terkadang bayu tertidur terkadang terbangun lagi. Sementara di wajah sang mama tercemin agak malas mengunjungi orang tua haris, apalagi melihat wajah ayah haris. Dia masih trauma dengan persetubuhan yang dillakukannya bersama mertua di rumah. Dia bingung harus bersikap bagaimana nanti setelah peristiwa tersebut. Meskipun begitu, nia berusaha mencoba melupakan kejadian buruk yang menimpanya kelam.
Keluarga itu akhirnya memasuki daerah sekitar rumah orang tua haris pada siang hari. Nia sedikit heran. Dia merasa pernah melewati daerah itu. Hanya saja dia tidak tahu kapan persisnya. Nia mencoba mengingat, tetapi tidak bisa. Sementara bayu sedang tertidur di belakang kursi ayahnya yang sedang mengemudi. Hingga akhirnya mereka sampai tempat tujuan.
“Hei bayu, bangun de…. kita udah nyampe nih di rumah kakek-nenek” sahut haris membangunkan anaknya
“Hoaaheeemmmm udah nyampee yaaa….” ucap bayu yang baru bangun.
“Yaudah yuk kita keluar” ajak haris kepada istri dan anaknya.
Keluarga haris keluar dari mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah orang tuanya. Mereka berjalan perlahan membawa barang bawaan. Ketika sampai di depan pintu rumah, haris mengetuk pintu dan disambut oleh ibunya yang memakai daster panjang tertutup.
“Assalamualaikum ayaahhh… ibuu….. ini haris bu …….” ucap haris sambil mengetuk pintu
“Walaikumsalam ohhhh kamu nakkkk. Adduuuh ibu udah kangen banget sama kamu” ucap ibu haris sambil mencium pipi dan kening anaknya
“Ini bu.. ada istriku sama bayu yang ikut”
“Adduhh ada menantuku yang cantik… apa kabarmu nia?” tanya ibu haris sambil bersalaman dengan menantunya
“baik bu, ibu bagaimana?”
“ibu mah udah sering sakit-sakitan, Maklum udah tua hehe” senyum ibu haris
“Nenekk…”
“Addduuhhh adaa cucu nenek yang ganteng…” ucap ibu haris sambil mencium pipi bayu
Dari dalam rumah ayah haris, pak paijo, muncul mengenakan kaos singlet putih dan sarung.
“Ada siapa bu kok kayaknya ramai banget? Tanya pak paijo sambil menyusul istrinya”
“ini pak… ada anak, menantu, dan cucumu. Ayo kemari pak…” ajak ibu haris
“Ohhhh ada anakku…haris..”
“Iyaa yah” ucap haris sambil mencium tangan ayahnya.
“Kakeekkk” sahut bayu menghampiri kakeknya
“Adduuhh cucu kakek yang ganteng ikut juga ternyata”
Nia hanya berdiam diri. Ketika ayah mertuanya menyalami suami dan anaknya. Ia amat malas saat suasana sedang berbahagia.
“Ohh niaaa kamuu ikutt jugaa. Adduuhh ayahh kangen banget sama kamu” ucap ayah haris sambil menyalami nia
Nia amat jijik ketika ayah mertuanya itu berucap demikian. Dia juga sebenarnya terpaksa menyalami Lelaki tua tersebut. Meskipun demikian, dia harus menghormati orang tua suaminya yang telah menyambut.
Kedua orang tua haris lalu mengajak haris berserta keluarganya masuk ke dalam rumah. Rumah dua lantai itu tergolong cukup besar untuk dua orang penghuni. Ruang tamu yang dekat dengan pintu depan diisi oleh kursi-kursi kayu dan meja yang juga terbuat dari kayu. Di dekat ruang tamu ada ruang makan yang terdapat kursi dan meja makan, serta televisi, lemari kayu, dan benda-benda hias lainnya, seperti guci. Selain itu, di ruang tamu ada tangga yang menghubungkan ke lantai atas rumah tersebut. Di bagian belakang rumah ada dapur dan kamar mandi. Selain itu di bagian paling belakang terdapat halaman yang ditumbuhi pepohonan hijau. Di paling pojok halaman terdapat sebuah kamar pembantu yang tidak berpenghuni.
Haris dan keluarganya dibimbing oleh ayah dan ibunya ke lantai atas. Di lantai atas tidak begitu banyak pernak-pernik, kecuali lukisan yang menempel di dinding. Selain itu juga terdapat lemari kaca yang menyimpan barang-barang hiasan, seperti piring dan gelas hias. Di lantai atas itu haris dan keluarganya di tempatkan dalam satu kamar. Di dalam kamar itu terdapat lemari pakaian, meja rias, dan satu ranjang besar yang di sisinya terdapat kasur yang sepertinya disediakan untuk bayu. Haris dan keluarganya pun dipersilahkan masuk ke kamar tersebut oleh kedua orang tuanya.
“Rumah kakek gede juga ya pa?” tanya bayu sambil membuka ransel
“Iya dong. Kakek kan petani jagung paling kaya di daerah sini”
“Masa sih mas?” tanya nia tidak percaya
“Masa aku bohong. Besok pagi kalian lihat banyak buruh tani yang bekerja di lahan jagung milik kakek”
“Oh yaudah”
Keluarga itu melepas lelah di dalam kamar. Haris sibuk dengan telepon selularnya. Sementara nia dan bayu sibuk mengeluarkan barang dari ransel dan tas keduanya. Tiba-tiba ibu haris mengetuk pintu kamar mereka.
“Haris,…… ajak keluargamu makan siang dulu nak di bawah. Ibu udah nyiapin makanan nih!” uca[ ibu haris sambil mengetuk pintu.
“Iya buu…. kita segera kesana”
“Ayo ke bawah yuk, nenek udah nyiapin makan siang tuh” ucap haris pada putranya
“Iya yah..yuk”
“Ayo kamu juga nia” ajak haris pada istrinya.
Keluarga itu dengan pakaian yang masih lengkap berjalan menuju ruang makan. Di ruang makan mereka sudah di tunggu oleh ayah dan ibu haris. Mereka pun lekas mengambil posisi tempat duduk. Setelah itu, ibu haris menyendokki makanan untuk suami dan dirinya. Selanjutnya nia menyendokki makanan untuk haris, bayu, dan dirinya. Ketika nia menyendokki makanan, ayah haris, pak paijo begitu amat memperhatikan wanita itu. Hanya saja haris dan ibunya tidak memperhatikan. Setelah makanan sudah tersajikan di masing-masing piring, mereka makan bersama.
Mereka pun berbincang-bincang santai selama makan. Selama mengobrol, Pak paijo sering curi-curi pandang ke menantunya. Beruntung nia menyadarinya. Dia agak risih dengan pandangan mertuanya tersebut. Bagi nia, ayah mertuanya seperti ingin menyetubuhinya lagi. Itu membuat nia takut. Akhirnya makan siang bersama itu pun selesai. Obrolan-obrolan yang sering terlontarkan membuat makan siang tak terasa begitu cepat.
Selesai makan siang, haris dan keluarga kembali ke kamar mereka. Tiba-tiba haris mengatakan sesuatu pada istrinya. Nia yang mendengar itu menjadi amat malas berkunjung ke rumah orang tua haris.
“Ma, aku ke jakarta sebentar dulu ya” ucap haris
“Loh, kok begitu pa. Kita kan lagi liburan?”
“Iya pa. Papa ngapain ke jakarta?” tanya nia dan bayu berbarengan.
“Papa ada urusan sebentar sama pak arso. Kalau papa bisa tolak, ya papa tolak. Masalahnya ini bos papa yang memberi perintah”
“Oh yaudah kalau begitu. Tapi, mas balik lagi kapan?” tanya nia
“Belum tahu nih. Bisa malam atau juga besok pagi”
“Yahhhhh” kedua kembali menyahut bersamaan
“Yaudah papa berangkat dulu ya. Nia, aku titip bayu ya”
“Iya mas” balas nia
Haris berpamitan dengan keluarganya. Ia harus ke Jakarta siang itu. Entah ada apa gerangan yang membuatnya harus meninggalkan keluarga saat liburan akhir pekan di rumah orang tuanya. Tak lupa haris berpamitan pada ayah dan ibunya. Kedua orang tua haris menyayangkan hal tersebut. Namun, apa boleh buat, keduanya tak bisa memaksa. Kedua orang tuanya juga mengantar haris keluar rumah. Haris berjalan menuju mobilnnyaa. Hingga akhirnya Haris pun meninggalkan rumah orang tuanya.
Seusai melepas haris, orang tua haris kembali masuk ke dalam rumah, kecuali ayah haris, pak paijo. Ia tersenyum.
“Ini kesempatan yang gak boleh terlewatkan. Malam ini aku harus berhubungan badan dengan menantuku hehe”
Ketika dia tersenyum, datang buruh tani yang sudah akrab dengannya, yakni pak bejo. Pak bejo pun bertanya siapa orang yang baru saja pergi. Ia merasa kenal dengan mobil yang dikendarai orang tersebut. Pak paijo berkata kalau orang itu adalah anaknya.
“Siapa itu pak?” tanya pak bejo
“Eh kamu joo.. Itu anakku haris”
“Eh? Anakkmu pak? Maksud bapak, suaminya nia begitu? tanya pak bejo terheran
“Yaiyalah siapa lagi” ucap pak paijo tegas
“Berarti si nia ada di sini dong pak?”
“Iya dongg hehe” senyum pak paijo
“Wah seneng banget dong bapak nih. Pantes mukanya kelihatan cerah banget”
“Emang kenapa, kamu pengen ikut seneng juga?” tanya pak paijo kepada buruh taninya
“Iya dong pak”
“Yaudah sini ikut saya ke gubuk, tempat biasa kita ngobrol hehe” ajak pak paijo sambil tertawa kecil
Pak paijo pun mengajak pak bejo ke tempat mereka biasa mengobrol. Di gubuk kecil itu mereka tampak memperbincangkan sesuatu. Sesekali mereka serius. Sesekali pula mereka tertawa kecil
Entah apa yang mereka bicarakan.
Sementara nia dan bayu berada di kamar mereka. Keduanya tampak beristirahat. Nia tidur di ranjang besar. Bayu tidur di kasur yang terletak di samping ranjang. Mereka tertidur pulas hingga senja tiba.
Sore hari…..
“Hoaaheeeemmmm aduuuhh udahh jam berapaa nih?” tanya nia baru bangun tidur
Nia terbangun dari tidurnya sore itu. Dia menoleh ke arah jarum jam yang terletak di dinding kamar. Ternyata, sudah jam 5 sore. Ia melihat bayu masih tertidur. Ia hendak membangunkan, namun tidak tega. Lekas ia turun dari ranjangnya. Lalu mengambil peralatan mandi dan handuk yang di gantungkan di belakang pintu. Ia ingin mandi. Lalu turun ke bawah menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Sesampai di bawah, dia tidak melihat seorang pun di sana. Ia sedikit terheran kemana para penghuni rumah.
Tanpa waktu lama ia masuk ke kamar mandi. Namun, dia sedikit bingung mengapa pintu kamar mandinya tidak bisa tertutup rapat. Ia tidak terlalu menggubris. Ia berharap tidak ada yang mengintipnya mandi, terutama ayah mertuanya. Lekas ia lepaskan pakaian dan celana yang menutupinya hingga ia tak tertutup sehelai benang pun. Ia sirami setiap jengkal tubuhnya dengan gayung yang berisi air. Setelah semua tersirami, ia sabuni seluruh tubuhnya.
Di luar kamar mandi terlihat ada dua pasang mata mengintip.
“Weleh-weleh joo.. tubuhnya masih padet singset jooo… hehe….” ucap pak paijo pelan
“Ide siapa dulu dong pak… kalau bukan saya rusak nih pintu kamar mandi kita gak bakal bisa ngintiip kayak gini” ucap pak bejo pelan
“Iya, iya, deh ini ide kamu. Saya akuin itu bagus banget” puji pak paijo
“Tuh pak lihatt… aduhhh tetenya pak bikin saya pengen nyedot pakkk aduhhhhh… niaaaa”
“Uhhh… iya jooo saya juga kepengen jooo uhhh” ucap pak paijo sambil mengelus penis yang berada di balik celananya
“Aduuuhhh pantatnyaa pakkkk, sayaa gak tahann pengen nusuk pakai kontol saya pakk”
“Emang kamu aja yang kepengen saya juga joo. uhhhh …nia… nia… kamu seksi banget sih”
“Saya masuk aja ya pak. Saya udah gak tahan nihh” ucap pak bejo yang penisnya sudah mengeras di balik celananya
“Eits eits jangan… kamu bisa bikin rencana kita berantakan. Sabar jo sabar….” larang pak paijo
Keduanya pun menyudahi intipan mereka setelah memastikan nia sebentar lagi selesai mandi. Setelah itu, keduanya pergi entah kemana. Nia masih mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Dia lupa membawa pakaian ganti. Terpaksa dia melilitkan tubuhnya dengan handuk. Ia hanya berharap tidak ada yang melihat tubuhnya terlilit handuk. Lekas ia keluar menuju kamarnya. Beruntung, pak paijo dan pak bejo sudah pergi. Entah apa yang terjadi pada wanita itu bila kedua lelaki tua tersebut melihat nia hanya terbungkus dengan sehelai handuk. Di dalam kamar nia melepas handuknya. Ia lekas mengenakan daster hitam tanpa lengan yang belahan dadanya cukup terlihat. Ia benar tak peduli lagi bila ada yang melihatnya berpakaian demikian. Lagipula, sang siuami tidak ada di sampingnya. Hanya saja Dia menutupi lengannya dengan menggunakan jaket. Setelah selesai, ia membangunkan putranya yang sedang tidur.
“Dee… adee… ayo bangun dulu de… kamu mandi dulu” ucap nia sambil menepuk bahu putranya.
“Hoaaahheeeemmmm jam berapa sih sekarang maa? aku masih ngantuk nih…” tanya bayu
“Udah jam setengah 6 sore de… ayo de kamu bangun udah mau malam” kembali nia menepuk bahu putranya
“hoaahheemm yaudah deh ma… bayu bangun” ucap bayu
Bayu lekas mengambil handuk dan pakaian gantinya yang berada di dalam ransel. Ia lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada di bawah. Samahalnya dengan nia, bayu tidak melihat siapa-siapa. Ia tidak peduli. Ia tetap berjalan ke kamar mandi. Dengan cueknya ia masuk ke kamar mandi yang berada di dekat dapur. Tak beberapa lama, ia selesai mandi. Ia sudah mengenakan kaos katun berwana putih dengan celana pendek. Ketika keluar dari pintu kamar mandi, ia melihat neneknya yang sedang menyiapkan makan malam.
“Eh ada cucu nenek baru selesai mandi” ucap sang nenek sambil menatap ke bayu
“Eh ada nenek. Nenek lagi masak ya nek”
“Iya dong. Masak buat kamu sama mama kamu. Kamu pasti laper kan?” tanya neneknya
“Iya nek bayu udah laper”
“Yaudah kamu ke kamar dulu aja ya. Nenek mau masak dulu” ucap sang nenek yang mempersilahkan bayu ke kamar dulu
“Oke nek”
Bayu kembali ke kamarnya. Di dalam kamar, ia melihat sang mama sedang menghubungi seseorang. Nia sedang menghubungi suaminya, namun telepon selularnya dinonaktifkan. Ia bingung mengapa selalu sulit menghubungi suaminya sendiri. Ia lalu meletakan telepon selularnya di meja rias dekat ranjangnya. Setelah itu tiba-tiba bayu yang sedang di dekatnya bicara sesuatu.
“Ma, lihat deh iniku (penis) berdiri melihat bagian ini mama (belahan dada)” ucap bayu sambil menunjuk
“Bayu, gak boleh ngomong begitu”
“Memang kenapa ma?”
“Kalau itu (penis) kamu berdiri karena mama, itu tandanya kamu suka sama mama” tegur nia
“Oh gitu ya ma. Maafin bayu ya maa. Bayu kan gak tahu”
“Yaudah gapapa kok. Lain kali jangan begitu ya sayang” ucap nia pada putranya tersayang
“Iya maa….”
Nia dan putranya pun saling mengobrol dan bercanda di kamar. Keduanya tertawa riang bersama hingga malam tak terasa tiba.
Malam hari,
“tok..tok..tok…Nia….. Bayu……. ayo makan malam dulu yuk di bawah” ucap istri pak paijo
“Iya bu… kita nanti ke sana” sahut nia
“Iya nek.. kita nanti ke sana” sahut bayu serupa yang dikatakan mamanya
Tak lama kemudian nia bersama putranya turun ke bawah. Ia melihat ayah dan ibu mertuanya sudah menunggu di ruang makan. Keduanya lalu mengambil posisi tempat duduk. Nia duduk di sebelah kanan ayah mertuanya yang duduk di tengah. Secara tidak langsung Ia juga duduk menghadap ibu mertuanya. Sementara bayu, putranya, duduk di sebelah kanannya. Ketika nia sedang menyendokki makanan untuk sang putra dan dirinya, ayah mertuanya curi-curi pandang ke belahan dada nia. Hal itu berlanjut ketika nia dan putranya sedang makan. Meskipun terjadi perbincangan antara nia dan kedua mertuanya, ayah mertuanya tetap mencuri pandang kebelahan dada nia yang kebetulan memakai daster tipis berwarna hitam. Sayangnya, ibu mertuanya tidak begitu memperhatikan kelakuan suaminya. Nia begitu risih. Walau demikian, ia mencoba bersikap senormal mungkin.
Ketika mereka sedang asyik makan tiba-tiba muncul pak bejo yang mengenakan sarung bertelanjang dada. Nia yang sedang makan sontak kaget.
“Eh ada kamu bejo.. Ayo sekalian makan dulu” ucap istri pak paijo mempersilahkan“
“Ma, itu kan bapak-bapak yang dulu kita numpang di rumahnya” bisik bayu pada mamanya
Pak bejo duduk di sebelah kiri istri pak paijo, yang juga ibur mertua nia. Nia hanya terdiam ketika melihat pak bejo, orang yang pernah memberinya tumpangan dan juga pernah menyetubuhinya dahulu. Dia melihat pak bejo senyum-senyum terhadap dirinya entah apa maksudnya. Dia buru-buru saja menyelesaikan makannya. Ia lalu mengajak anaknya ke atas yang kebetulan juga sudah selesai makan.
“Bu.. pak… kita langsung ke atas aja ya” ucap nia pada kedua mertuanya
“Loh,, kok buru-buru?” tanya istri pak paijo
Nia tidak sempat menanggapi ucapan ibu mertuanya. Ia buru-buru ke atas bersama putranya. Pak paijo melihat itu hanya tersenyum. Lelaki tua itu juga melempar senyum kepada buruh taninya, pak bejo. Entah apa arti senyuman itu.
Pak paijo melanjutkan makannya bersama istri dan pak bejo.
“Pak, malam ini ibu boleh nginep di rumah ibu sebelah ya? Soalnya mau ngurusin makanan buat arisan besok. Gimana pak?” tanya istri pak paijo
“Boleh banget kok bu hehe” sambil menatap pak bejo
Di dalam kamar nia mengunci pintu. Ia meminum pil kbnya dengan air mineral yang dia bawa. Lalu nia naik ke atas ranjangnya. Di ranjang tersebut ia tampak ketakutan. Sementara Bayu tidak tahu mamanya sedang ketakutan. Ia malah asyik tiduran di kasurnya.
“Ma, bayu tidur duluan ya…. bayu ngantuk” ucap bayu yang masih mencoba menahan kantuk.
“Yaudah kalau kamu ngantuk tidur duluan aja dek” ucap nia kepada putranya.
Ia mencoba menghubungi suaminya, tetapi tidak diangkat. Tiba-tiba di telepon selularnya ada seseorang yang mengirimkan video. Entah video apa yang dikirimkan. Ia amat terkejut ketika melihat video itu.
“Ayoo ranii terus teruss aku mau keluar raniii urghhh urghh aku sukaa susu kamu yang kecil ini sayangg urghhh gak seperti istriku uhhh ”
“Iya hariss ahhhh ayoo hariss ahh ahh ahh aku jugaa ahhh”
Telepon selular nia tiba-tiba terjatuh begitu saja di atas ranjangnya. Nia amat terkejut melihat suaminya yang dikira ada urusan dengan pak arso malah bersetubuh dengan seorang wanita bernama rani, yang diketahuinya sebagai istri pak arso. Nia bersedih. Suaminya yang dikira setia setelah menikah, masih berselingkuh dengan orang yang sama ketika dia belum menikah. Dia benar-benar kebingungan saat ini. Rumah tangganya diambang kehancuran. Tiba-tiba dia beranjak keluar kamar. Entah apa yang dia ingin lakukan.
“Bu…. ibu…. ibu kemana bu?” tanya nia mencari ibu mertuanya ke lantai bawah
Tiba-tiba,
“Ada apa nia sayang? Kamu cari bapak ya hehe” ucap pak paijo senyum
“Eh ibu, masih inget sama ya kan bu? Masa lupa sama orang yang nolongin ibu hehe” ucap pak bejo dengan gelak tawa
“Kalian mau apa?” kalian belum puas menyetubuhi saya?” tanya nia dengan nada marah
“Santai dong nia sayang.. Kitanya sih udah puas… tapi si otong kita ini gak pernah puas hehe”
“Udah pak paijo kita bawa aja” ajak pak bejo
“Yaudah jo yuk kita gendong”
“Ahhhh janggannn ahhh jangaann…. nia mau dibawa kemana” teriak nia
Pak paijo dan pak bejo menggendong nia bersama-sama. Wanita itu dibawa ke kamar pembantu di di dekat halaman paling belakang. Kamar itu sudah tidak terpakai lagi, namun masih terawat. Di kamar tersebut hanya ada sebuah ranjang dan tidak ada satu pun peralatan rumah tangga di sana. Pak bejo dan pak paijo meletakkan nia di atas ranjang. Tak lupa keduanya mengunci kamar tersebut. Setelah mengunci, kedua lelaki tua itu menelanjangi diri mereka masing-masing. Pak paijo yang mengenakan kaos singlet dan sarung melepaskan keduanya. Pak bejo yang hanya mengenakan sarung meloloskan sarungnya. Dua penis lelaki tua itu mengacung di hadapan nia yang terbaring di atas ranjang.
“Niaa sayaanngg lihatt kontol ayahh udah kerass bangeett nihhh” ucap pak paijo
“Iyaa buuu kontoll sayaa juga nihh buuu udahhh tegang bangett” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya
Kedua bapak-bapak itu lekas naik ke atas ranjang mendekati nia.
“Bapak-bapak mau apa sihhh. Kan nia udah pernah tidur sama kalian semua” kesal nia yang sedang diapit pak paijo dan pak bejo
Tiba-tiba nia sontak ingat suaminya yang berbohong dan berselingkuh. Dia amat kesal dengan suaminya. Ia berencana membalas perselingkuhan itu
“Yaudah sekarang bapak-bapak maunya bagaimana?” tanya nia yang masih kesal
“Buka jaketnya bu…” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya
“Nih udah nia buka nihh” ucap nia sambil membuka jaketnya
“Uhh lihat joooo tetenya gede banget joo walaupun masih ketutup daster uhh” ucap pak paijo pada pak bejo
“Uhh iya pakkk. Aku jadi pengen nyedot nih pak“
Kedua laki-laki tua itu amat memperhatikan bukit nia yang masih tertutup daster. Keduanya tidak tahan ingin mencicipi bukit kembar nia.
“Turunin dasternya dong nia sayanggg…. ayah sama pak bejoo mau nenen sama kamu uhhh” pinta pak paijo
“ohhh Iyaaa nihh nia turuninn” ucap nia sambil menurunkan dasternya bagian atas
Tiba-tiba,
“Empppphhh empphhhhh sllurrrrppppp slurrpppppp sruppppptt”
“Emppphhh emppphh slurrrpppppp srupppptttt”
Ketika nia sudah menurunkan dasternya Pak paijo langsung melumat payudara kiri nia. Begitu juga pak bejo, ia langsung melumat payudara kanan nia. Nia cukup kaget ketika mulut keduanya tiba-tiba menyambar bukit kembarnya.
“Ahhhhhhhh pelan-pelann neteknya ahhhhhh” desah nia
“Uhhh enak banget susu kamu sayannggg emppphhh srupppt” ucap ayah mertua nia
“Emppphhhh emppphh lihatt pak paijjooo saya kenyottt pakk, uhh enak banget nenen sama menantu bapakk empphhh srupppt”
Nia hanya pasrah ketika dua lelaki tua itu menetek pada dirinya. Keduanya menetek seperti bayi yang kehausan. Tak hanya itu, tangan-tangan mereka juga menyelinap ke vagina nia. Nia tidak bisa berbuat apa-apa.
“aaahhhhhh kaliaannn jaaahhhattt ahhh kaliiaaan udah dapat tete nia tapi jari-jari kalian masuk ke memek niaa aahhh”
“Ayoooo joo teruuus kita mainin jari-jari kita, yang penting mulut kita tetap bisa netek joo emppphhh sruppttt” ucap pak paijo sambil menetek
“Iyaa pakkk empph empphhh slurppptttt”
Nia mencoba menggoyangkan tubuhnya ketika jari-jari lelaki tua itu terus mengaduk-ngaduk liang senggamanya. Di sisi lain dia juga tak tahan dengan lumatan dua mulut laki-laki di payudaranya.
“Ahhhh ahhhh kaliann rakuss ahhh udaahhhh lepassssinnn jari-jari kaliannn” desah nia memohon
“Teruss joooo teruuusss urrghhhh” ucap paijo yang sudah berhenti menetek
“Iyaa pakkk terus mainin pak urghhhh urghhh”
“Ahhhhhhhhhh ahhhhhhh niaaa mauuu keluarrr ahhhhhhh ahhhhh”
Menyadari nia akan orgasme, kedua laki-laki tua itu menghisap kuat-kuat payudara nia bersamaan sambil terus mengaduk-ngaduk liang kemaluannya
“Ayooo jooo ayoo kitaaa bareng-bareng hisap kuat tetenya sambil mengaduk liang peranakan niaa empppphhhh emppphhh slurpp sruuuppptpttttt”
“ayooo pakkk emppphhhhh emppphhh sruppppttttttt”
“Ahhhhhhhhhh niaaaa keluarrrrrrrr..ahhhh nia keluarrrr ahhhhhhh sreeeertttt sreerrrttttt srerrrrtttt ahhhhh” desah nia kencang
Nia mencapai orgasmenya. Jari-jari pak paijo dan pak bejo basah oleh cairan kemaluan wanita itu. Kedua lelaki itu menunjukkan jari jemari mereka yang basah kepada nia.
“Lihatt nia sayaangg cairaan kamu banyak bangett hehehe” ucap pak paijo sambil menunjukkan jarinya
“Iyaaa lihatt inii buuu hehe
“Iyaaa huh huh huh” ucap nia terengah-engah
Usai berhasil membuat nia lemas, kedua mulut lelaki tua itu mengulum mulut nia bergantian. Dikulum mulut wanita hingga sesekali bermain lidah.
“Emmmmmmmm emmmmmmm akhirnya bisa mencium bibirmu bu nia sayang emmmmmmm slurppp slurp” ucap pak bejo sambil mengulum mulut nia
“Udaahhh jooo gantiiaaann, emmmmm emmm emm slurrppp slurrppp” ucap pak paijo mengarahkan mulut nia ke mulutnya
“ahhhh emmmmm emmm sabar yahhh emmmmm emppp slurpp ” ucap nia yang mulutnya kini dikulum ayah mertuanya
Kedua bapak-bapak itu akhirnya berhenti mengulum mulut nia. Keduanya kini berdiri di atas ranjang mengapit nia yang sedang duduk di atas kasur. Kedua penis itu tegak berdiri tepat dihadapan mulut wanita itu.
“Niaa sayaanngg hisap kontol ayah sayangg” manja pak paijooo
“Aku juga bu niaaa uhhh” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya
“ahhhhh..sabarr ..nia bakal ngocok sama kulum kontol kalian berdua kok aahhh” ucap nia sambil tangan kanan dan kirinya memegang kedua penis lelaki tua tersebut.
Nia lebih dulu mengulum penis ayah mertuanya. Ia memasukkan penis mertuanya ke dalam mulutnya. Tangan kirinya mengocok penis pak bejo. Kedua bapak-bapak tersebut kini amat menikmati pelayanan nia.
“emmm mmmmmm emmmmm hemmppphh ahhhhh kontol ayahh gede banget yahh ahhh” ucap nia sesekali melepas kulumannya
“Ohhh iyaaa nia sayanngggg kontol inii buatt memek kamu ohhhh”
Lalu mulutnya berpindah mengulum penis pak bejo
“Emmmmm mmmmmm heeemmmmppphhh ahhhh kontoll pak bejo juga gedee ahhhhh… kontol kaliann gede-gede bangettt ahhhhh” ucap nia sambil terus mengulum
“Ohhh ojj iya buuuu kontol kita bakal ngentott memek ibuu sampai puasss ohhhhh” erang pak bejo
Sambil bergantian dikulum dan dikocok oleh nia, kedua lelaki tua yang sedang berdiri di atas ranjang itu bercakap-cakap
“ohhhh ohh bejooo enakkk bangettt jooo ohhhhh ohhh”
“Ohhhh ohhh iyaa paakkk ohhh apalagi memeknya ya paakk ohh”
Nia tampak lelah berganti-gantian mengocok dan mengulum penis mereka. Dia heran mengapa keduanya belum juga orgasme. Nia lalu berhenti mengulum dan mengocok penis kedua lelaki tua tersebut.
“aahhhh kaliann kok gak keluar-keluar ahhh” kesal nia
“Iyaa sayanng kita maunya ngecrott dalam memek kamu ohhh” ucap pak bejo.
Pak paijo lalu duduk di sebelah nia yang dasternya masih tersangkut dipinggangnya. Ia sudah tak tahan ingin menyetubuhi menantunya
“sayanggg ohh Ayahh mau pengen ngentot memek kamu nia sayangg ohhhh” pinta pak paijo sambil terduduk di ranjang
“aahh Iyaaa yahhh sebentarr niaa berbaring duluu” ucap nia sambil berbaring membuka kakinya
Nia kemudian berbaring dan membuka kedua kakinya. Dia sudah siap dimasukki penis ayah mertuanya.
“Urghhhhh kontoll ayaah dah kangenn bangett sama memek kamu sayangg urghh” ucap pak paijo sambil menggesekkan kemaluannya di liang peranakan nia.
“ayoo yahhhh entot memek nia yahh…. memek nia juga udah kangen sama kontol ayahh ahhhh” desah nia memohon
“Iya sayangggg urgghhhhhhhh ohhhhhhhh” erang pak paijo memasukkan penisnya ke kemaluan nia
“Aahhh ayahhhhh aaahhhhhh”
“urghgggghhhh ohhhhh enakkkk bangetttt memekmu niaa sayaaanngg ohhhhh” erang pak paijo nikmat setelah penisnya masuk ke dalam vagina nia.
“Iyaaaaa ayaaaahhhh kontolll ayahhh jugaaa enaakkkkk ahhhh”
“Ayahhh genjot ya sayanggg urghh urghhh urghhhh”
“Iyaaa yahhhh ahhhh aaahhhh ahh” desah nia sambil digenjot ayahnya.
Sementara pak bejo mengelus penisnya sendiri. Ia sedang melihat nia yang sedang disetubuhi oleh pak paijo. Tak lama kemudian ia mendekati kepala nia yang sedang berbaring. Penisnya ia arahkan ke mulut wanita itu.
“Buu niaa… kulumm kontol saya buu ohhhh”
“Ahhhh iyaaa pakkkk ahhh emmmmm emmmmmm heemmmpphh” ucap nia sambil membuka mulutnya
“Ohhhhhh ohhh enakk buuuu terus bu ohhhh ohh”
Kedua penis lelaki tua tersebut kini sedang menggenjot nia. Penis pak paijo menggenjot liang peranakan nia. Sedangkan pak bejo menggenjot mulut nia. Keduanya menggenjot secara bersamaan
“Urghhhh ohhh enakkk bangeettt mulutnya pakkkkk paijooo ohhhh” ucap pak bejo sambil menggenjot mulut nia
“Urghhhh urghhh memeknya juga pakkk urghhhh urghhhh” erang pak paijo menggenjot vagina nia.
Tak lama Pak bejo melepaskan penisnya dari mulut nia. Kembali ia mengelus penisnya sendiri. Sementara pak paijo dengan penis yang masih menancap liang kemaluan nia, mengubah posisinya. Ia kini berada di bawah sementara nia di atas.
“Ayo nia sayang giliran kamu goyaanggg” pinta pak paijoo
“Iya yahhh ini nia goyaangg ahhh ahhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya
“ohh enak nia sayaanggg ohhh ohh”
“Ahhhh ayaahhh… ayahhh genjott juga dongg yahhh” pinta nia sambil mendesah
“Iya sayang urghh urgh urgh” erang pak paijo sambil menggenjot dari bawah
“Ahhh ayyaaaahhh enaakkk kontolll ayahhh ahhh”
“iyaa nia sayaaangg urghhhh urghhh”
“Nia sayaannggg…….urgghh ayaahhh mau nenen sama kamu urghhhhh” pinta pak paijo sambil menggenjot menantunya
“ahhh Iya yahhh… ahhh sini nenen sama niaaa ahhh” ucap nia sambil mendekatkan bukit kembarnya ke mulut ayahnya
“Emmppphh empphh slurrppp srrupppttt” pak paijo kembali mengenyot payudara nia.
“Ahhhhh mass harisss…. lihatttt ayah kamu masss.. nenen sama nia masss ahhhhhhh”
“emppphhhh emppphhh slurrppp srupppttttttt”
Sementara pak bejo masih mengelus penisnya. Ia melihat pak paijo sedang menggenjot dan menetek sama nia. Tak lama ia mendekati keduanya. Ia mengarahkan penisnya ke mulut nia yang sedang mendesah.
“Bu niaa kulum lagi buu ohhhh” pinta pak bejo
“Iyaaa pakk bejoo emmmm emmmm heemmmpphh”
“Ohhh enakkk buu ohhhhh” erang nikmat pak bejo
“Emmmm peniss bapaakk kerasss banget pakk emmm heempphh”
Kedua lelaki itu kembali menikmati persetubuhan mereka. Pak paijo sedang sibuk dengan bukit kembar dan vagina nia. Sementara pak bejo sedang sibuk dikulum penisnya oleh nia. Akan tetapi, lama-kelamaan pak bejo bosan dikulum oleh nia. Dia melepaskan penisnya dari kuluman nia.
“Pak paijo udahan dong pakk ..saya mau nyobain memeknya juga ohhh” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya kembali
“Heh joo kamu gak lihat saya lagi sibuk genjot dan nenen sama nia emmmphhh srupppttt” ucap pak paijo kesal
“Ahhh ahhh ayaaahh ahhh ahhh” sementara nia terus mendesah ketika ayahnya sedang menikmati tubuhnya.
Entah apa yang dilakukan pak bejo setelah itu. Ia tampak kesal karena pak paijo tidak mau berbagi dengannya. Lantas ia mengarahkan penisnya ke lubang anal nia.
“Okelah kalo mau bapak begitu” ucap pak bejo bergerak ke arah belakang nia
“Urgghhh siap-siap bu niaa sayaangg… saya mau masukkin penis saya ke lubang anal ibuu urghhhh” ucap pak bejo mulai memasukkan penisnya
“Ahhhhhhhhh janggaaaaaaannn sakiittt paakkkk aahhhhhhh” teriak nia
“Urghhhh sempit bangettt buuuu urghhhh saya tekan dalemm buu urgghhhhhh enaaakkk bangettt buu ohhh urghhh”
“Ahhhhh pakk bejooooo ahhhhhhhhh kerasss banggeettt kontool bapaakkkk ahhh” desah nia kencang
“urghhh Saya genjot ya bu urghh urghh urghhh“
Nia kini sedang digenjot dua penis lelaki di dua lubang miliknya. Ia hanya bisa mendesah ketika penis lelaki tersebut menghunjam lubangnya berulang-ulang
“Aaahhhh kontoll kaliaaannn keraasss bangeettt.. ayooo enttot nia pake kontol kaliaann ahhhh”
“Urghhhhh urghhh enakkkk gak jooooo urghhhh urghhhh” tanya pak paijo sambil menggenjot vagina nia
“urgghhhh enakk dong pakk urghhh urghh” jawab pak bejo sambil menggenjot lubang anal nia
“Ahhhhh terusss entotttt ahhhhh ayahhhh….. pak bejoo……. ayooo entoot nia ahhhhh” pinta nia mendesah
Nia disodok dari atas dan bawah oleh penis pak bejo dan pak paijo. Ia hanya bisa mendesah dan meracau nikmat ketika dua penis lelaki tua tersebut menyetubuhinya. Kedua tangannya saja hanya bisa meremas kuat-kuat sprei kasur yang makin tak karuan. Ketiganya sama-sama sudah berkeringat.
“Ahhhh ayah… pak bejoo… ahhhhhh nia goyangg ini ahhhhh kontol kalian mana ahhhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya agak cepat
“Iya ini niaa sayaanggg urghhhh memekkk kamuu rapeeet bangett sayaangg urgghhh” erang pak paijo sambil menggenjot penisnya dari bawah
“Urggghhh inii buuuu urghhh sempit banget lubang anal ibuu urgghhhhh” racau nikmat pak bejo sambil menggenjot agak cepat dari atas.
Nia tampak ingin berorgasme begitu juga dua lelaki tua yang sedang menyetubuhinya.
“Ahhhhhhh niiaaa mau muncrattt ahhhhhh ahhh ayoo kontoll entott nia cepetttt aahhhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya cepat
“Urghhh urghhhhh ayo kontolll entottt memek teruss urghhh urghhhhh” ucap pak paijo sambil menggenjot penisnya dan memeluk nia dari bawah
“Urghhh urghhhh urghhh arghhhh kontoollll ayooo cepatt sodokkkkk nia urghhhhh” ucap pak bejo sambil menggenjot penisnya dan memeluk nia dari atas
“Ahhhhhhhh ahhhhhhh mas haris bodohh…. mass…. lihattt nia lagi dientot dua kontoool gede mas…ahhh”
“ ahhh pejuiinn niaaa ayoooo ahhhhh ahhhhhhh semprootttt kontooollll ahhhhhh aahhhhhh niaaa muncraattttt ahhhhh ahh srerrrt srerrttt srerrtttt” desah nia kencang usai meraih orgasmenya.
“Urghhhhh urghhhhhhh arghhh arghhh iniiii niaaa sayaaanggggg terimmaaaaa pejuuu kontoll ayahhh .. memekk.. urghhhhhh crottt crottt crottttt arghhhh arghhh” erang pak paijo kuat sambil menyemprot spermanya ke vagina nia.
“Urghhhh urghhhh terimaa pejuu saya juga buuuuu nia sayangggg ohhhhh ohhhhh saya semprottt lubangg anal ibuuu urghhhh arrghhhh ccrott crottt crottt arghh arghhh” erang pak bejo kuat sambil menyemprot sperma ke lubang anal nia.
Ketiga manusia yang sedang berlomba mencapai kenikmatan itu mencapai klimaksnya. Pak paijo dan pak bejo memeluk nia dari bawah dan atas. Begitu juga sperma mereka yang menyirami vagina dan lubang anal nia. Ketiganya bersamaan roboh di ranjang kamar pembantu yang terletak di pojok halaman belakang. Lokasi tersebut membuat tak ada yang melihat sama sekali adegan persetubuhan yang menguras keringat.
Hanya saja, bayu terbangun tiba-tiba. Sepertinya anak itu baru saja bermimpi buruk.
“Mama……..!” teriak bayu bangun dari tidurnya.
Di atas kasur yang spreinya amat kusut, Nia masih terkapar bersama dua lelaki paruh baya yang menyetubuhinya. Cairan kental menetes dari dua lubang nia yang baru saja dimuntahkan dua penis lelaki. Nia mencoba bangun, namun agak sulit karena kedua lelaki tua tersebut masih memeluknya. Ia berusaha melepaskan pelukan tersebut. Pada akhirnya ia bisa terbangun. Lekas ia membersihkan sisa persetubuhan dengan kain sprei. Setelah itu ia membetulkan kembali dasternya. Lalu ia mencoba keluar kamar pembantu tersebut. Pintunya terkunci, tetapi dia dapat membuka karena kuncinya menempel pada dinding pintu. Lantas ia segera kembali ke kamarnya dengan terburu-buru.
Di dalam kamar nia menemukan sang putra terbangun dari tidur. Lantas wanita itu menghampiri sang anak sambil sedikit membetulkan dasternya.
“Bayu kok bangun? Gak bisa tidur?” tanya nia heran
“Gak kok ma. Aku dah tidur tadi. Tapi, kebangun gara-gara mimpi buruk”
“Oh. Makanya, kamu sebelum tidur baca doa dulu”
“Iya ma. Eh iya ma, mama dari mana?” tanya bayu
“Mama dari kamar mandi. Memangnya kenapa?”
“Emm gapapa kok ma, nanya aja. Mama baik-baik aja kan?” tanya bayu kembali
“Baik-baik aja kok. Kamu lihat aja sendiri, kan?”
“Iya bener ma” ucap bayu masih agak terheran
“Yaudah kita tidur lagi yuk” ajak nia
“Yuk ma”
Bayu dan sang mama kembali tidur seperti pada awalnya. Hanya saja, bayu masih khawatir takut ada apa-apa dengan mamanya akibat dari mimpi buruknya. Dia bermimpi sang mama akan berpisah dengan ayahnya. Tentu dia tidak inginkan hal tersebut. Selain itu dia masih agak terheran mengapa mamanya dari kamar mandi, tetapi lama sekali.
Anak itu hanya bisa memejamkan matanya. Ia mencoba mensirnakan rasa penasarannya dengan tertidur kembali. Sementara sang mama, nia, belum juga tertidur. Ia masih memikirkan persetubuhan yang baru saja dia lakukan bersama ayah mertuanya dan lelaki yang pernah memberinya tumpangan. Ia juga memikirkan tentang perselingkuhan suaminya. Jauh apa yang dia kira selama ini tentang sang suami. Ia bingung harus berbuat apa sekarang.
Baginya, tidak ada alasan untuk mempertahankan rumah tangganya kembali. Penyesalan dan keinsafan yang pernah terucap dari mulut dan hatinya terasa sia-sia. Terlebih lagi, ia baru saja mengingkari ucapannya sendiri. Ia yang tidak ingin bersebadan dengan lelaki lain, selain suaminya, malahan bersebadan, sekaligus dengan dua laki-laki. Hatinya mendua antara sesal dan puas. Pada akhirnya wanita itu tertidur bersama anak dan beban yang sedang akan dihadapinya.
Sementara itu dua lelaki paruh baya, pak paijo dan buruh taninya, pak bejo masih terkapar walaupun nia sudah meninggalkan keduanya. Tak lama pak paijo terbangun. Ia mencoba mengenakan pakaiannya kembali. Setelah itu ia bangunkan buruh taninya untuk lekas memakai pakaian kembali. Pak bejo pun bangun. Lekas Ia memakai pakaiannya. Selesai berpakaian, keduanya keluar bersama tanpa peduli dengan kasur yang spreinya awut-awutan. Pak paijo mengantar buruh taninya yang akan segera pulang.
“Hehehe gimana mantap gak jo?” tanya pak paijo sambil mengantar pak bejo keluar rumahnya.
“Mantap banget pak. Mantu kayak gitu musti dipelihara baik-baik pak. Biar bisa kita mainin lagi hahaha” ucap pak bejo sambil tertawa.
“Yaudah gih. kamu sana pulang. Besok jangan sampai telat kerja ya joo”
“Adduh si bapak. Udah ditemenin genjot mantunya, masih aja diingetin gak boleh datang telat” gerutu pak bejo
“Urusan kerja ya kerja jo ckckck. Giliran urusan ranjang aja kamu gak pernah telat”
“Ahh bapak bisa ajaa. Yaudah saya pulang dulu ya pak.. mari..” ucap pak bejo
“Hati-hati jo…”
Usai melepas buruh taninya pulang, pak paijo masuk kembali ke rumahnya. Ia memastikan pintu rumahnya tertutup rapat. Lalu ia kembali ke kamarnya yang kosong. Ia mencoba tertidur seorang diri sambil membayangkan hubungan badan yang baru saja dilakukan. Pada akhirnya perlahan lelaki tua itu tertidur.
“Baru selesai.., tapi masih kepengen lagi hehe” ucap pak paijo pelan sambil tersenyum sendiri.
Sama halnya dengan nia, istrinya, haris juga baru saja bersetubuh dengan seorang wanita bernama Rani yang merupakan istri bosnya sendiri, pak arso. Persetubuhan itu ia lakukan di rumahnya sendiri. Tanpa rasa berdosa sama sekali, ia juga masih saja bisa tersenyum pada wanita selingkuhannya. Padahal, di lain tempat, dua orang yang disayanginya sedang dalam keadaan khawatir dan cemas.
“hehehe kamu memang masih enak digenjot ya, ran” ucap haris sambil berbaring bersama selingkuhannya
“Ihhh kamu iniii” ucap rani sambil mencubit pipi haris
“ Aku heran sama kamu. Kok, kamu masih suka banget sama aku ya? Padahal, istrimu itu udah cantik, lekuk tubuhnya selera lelaki banget, dan tubuhnya padet lagi. Coba bandingin sama aku yang kurus begini, yang gak berisi lagi. Malah, suamiku sendiri aja naksir istri kamu. Aku jadi ngiri…” terang rani heran
“Kamu jangan minder gitu dong sayang. Kamu tuh tipe idamanku banget. Udah cantik, langsing, seksi lagi. Istriku itu sebenarnya bukan tipeku. Di mataku dia gemuk banget. Berat badannya aja gak jelas turun-naik. Beda sama kamu yang lansing ini. Dia juga kalah cantik dibandingkan kamu. Lagipula, aku kan lebih dekat sama kamu awalnya. Apalagi coba aja pak arso gak nikahin kamu duluan. Pasti aku udah lebih dulu nikahin kamu sayang. Eh iya, masa sih Pak Arso naksir sama istriku?” tanya haris tidak percaya
“Ih kamu mah gombal dasar. Kalau masalah suamiku nikahin aku lebih dulu kan karena kamu juga kalah cepat ngelamarnya. Lagipula papa-mamaku lebih seneng sama suamiku sekarang karena duitnya lebih banyak ketimbang kamu. Jadinya aku gak bisa apa-apa ketika mereka memaksaku menikah dengan suamiku sekarang. Maaf yaaa mas”
“Siapa juga yang gombal. Aku serius muji kamu sayang. Terserah kamu deh kalo begitu. Ya terpenting aku tetap bisa tidur sama kamu kan sayang… Eh iya, yang tadi kamu belum jawab. Serius suami kamu naksir sama istriku? tanya haris kembali
“Aku serius. Dia suka ngebanding-bandingin aku sama istri kamu. Dia pengen aku makan banyakkin dikit. Jangan kurusin badan. Terus minta supaya aku gedein payudara. Pokoknya banyak nuntut deh. Aku kan jadinya kesel dan risih banget mas ” balas rani
“Kalau begitu mendingan aku sama pak arso tukar istri aja, gimana? Hehe…” canda haris
“Jangan ngaco kamu. Lagipula kamu kan udah punya anak, gak kasian kamu sama anak kamu?”
“Iya juga sih. Tapi mau gimana sayang, aku sukanya sama kamu hmmmpphhhhh” ucap haris mulai mencumbu leher rani.
“Ihh kamu mahhh…pasti ada maunya dehh kalo udah begini ahhh” tanya rani ketika dicumbu haris
Di tengah malam yang gulita, Haris dan rani kembali memadu kasih. Persetubuhan keduanya memulai babak baru. Berbeda dengan ketika bercinta dengan istrinya, bersama rani tampak haris begitu bergairah. Mungkin benar kata haris, kalau nia bukan tipenya. Jika demikian yang terjadi, sungguh malang nasib anak haris, bayu, dia harus menerima kenyataan bahwa keutuhan rumah tangga papa-mamanya sedang berada di ujung tanduk.
Matahari mulai menunjukkan sinarnya di pagi hari… di sebuah rumah yang dikelilingi tanaman jagung.
“Nia…. bayuuu… ayo bangunnn sarapan dulu yuk….” ucap istri pak paijo
“tok, tok, tok, nia… bayu… ayoo bangunn… udah pagi… kita sarapan dulu yukk” ucap istri pak paijo kembali sambil mengetuk pintu
“De… ade… bangun dulu yuk. Nenek udah buatin kita sarapan tuh” ucap nia kepada sang putra
“Hoaheeemmmmm iyaaa maaa” ucap bayu sambil memaksa tubuhnya bangun.
“Iyaa buu nanti kita nyusul” ucap nia kepada ibu mertuanya
Seusai neneknya memanggil, bayu bersama sang mama turun ke bawah. Mamanya menutupi bagian atas dasternya yang terbuka dengan sehelai kain. Bayu agak terheran. Padahal, semalam tidak seperti itu. Bersama sang mama lalu bayu ke kamar mandi terlebih dahulu. Mereka membasuh muka mereka secara bergantian seusai bangun tidur. Setelah itu barulah bayu dan mamanya menuju ruang makan. Di sana kakek dan neneknya sudah menunggu. Bayu bersama mamanya mengambil posisi tempat duduk bersebelahan.
Mamanya duduk di sebelah kanan sang kakek, sedangkan sang nenek di sebelah kiri kakeknya. Setelah itu bayu memulai sarapan. Selama sarapan, neneknya yang paling banyak bicara. Kakeknya sesekali berbicara. Dia dan mamanya hanya menjadi pendengar dan penjawab. Selama sarapan pula bayu agak terheran mengapa kakeknya sering mencuri pandang ke mamanya. Dia jadi berpikir apakah jangan-jangan sang kakek suka sama mamanya. Namun, dia mencoba membantah dalam hati. Baginya tak mungkin sang kakek yang juga ayah papanya suka dengan sang mama. Bisa-bisa sang kakek malah menyakiti perasaan anaknya. Begitu hati bayu berucap.
Selesai sarapan bayu kembali ke kamarnya bersama sang mama.
“Ma, papa kapan kesini? Katanya mau kesini lagi”
“Heemm gak tahu deh papa kamu. Mama juga gak ngerti. Mama telepon semalam gak dimatiin hapenya” ucap nia, mama bayu, dengan nada malas
“Ohh gitu ya. Eh iya ma, yang semalam itu kan pak bejo yang dulu kita sempat nginep ma. Kok bisa ya?”
“heeem itu karena kita gak tahu aja rumah kakek-nenek di sini. Jadi kita sebenarnya nyasar dekat rumah kakek-nenek de…” ucap nia kepada sang putra
“Aduh… aduh… kok bisa gitu yaa heehehe” bayu tertawa
Setelah itu bayu bersama sang mama lebih sibuk beraktivitas di dalam kamar. Bayu dan mamanya mencoba tidur kembali sembari menunggu ayahnya datang. Namun, bayu tidak bisa sementara mamanya sudah tertidur lagi. Karena bosan di dalam kamar, dia keluar seorang diri. Dia bingung hendak ke mana. Ketika turun ke bawah, ia tidak melihat seorang pun. Hanya sang nenek yang sibuk di dapur. Ia mencoba berjalan ke luar rumah kakeknya sembari mencari udara segar pagi. Ia kelilingilah tanaman-tanaman jagung milik kakeknya. Dia lihat ke sana kemari tampak buruh tani kakeknya mulai berdatangan untuk beraktivitas. Tak lama kemudian ia bertemu kakeknya.
“Bayuu…. sinii…..” ucap sang kakek yang melihat bayu lebih dulu
“Iyaaa kekk….” sahut bayu menghampiri kakeknya.
“Cucu kakek sendirian? Mama kamu mana?
“Mama tidur lagi kek” jawab bayu
“Hehe pasti mama kamu kecapean yaa” ucap pak paijo mengira menantunya kelelahan bersetubuh dengan dia dan buruh taninya.
“kecapean kenapa kek?” tanya bayu heran
“Eh, kecapean ngurus kamulah kan papa kamu lagi di Jakarta” ucap pak paijo agak terkejut dengan pertanyaan bayu.
“Oh iya ya kek”
“Papa kamu gimana sih kok belum ke sini? kamu dan mama kamu ditinggal gitu aja. Jadinya kan kasihan mama kamu” tanya pak paijo
“Aku gak tahu kek. Mama aja semalam telepon papa gak ada jawaban” jawab bayu
Setelah itu, bayu banyak beraktivitas bersama kakeknya. Ia menemani kakeknya berkeliling melihat tanaman jagung dan para buruh tani. Tanpa di sengaja keduanya bertemu buruh tani kakeknya. pak bejo. Bayu menjelaskan kepada kakeknya kalau ia dan mamanya sempat kesasar di daerah sini. Lalu menumpang di rumah pak bejo. Hal itu juga karena dia dan sang mama gak tahu kalau kakek-neneknya tinggal di sekitar tempat tersebut.
“Eh ada om yang dulu kasih aku dan mama tumpangan” ucap bayu pada pak bejo
“Eh ada ade kecil. Kita ketemu lagi yaa”
“Kamu kenal cucuku bejo?” tanya pak paijo pura-pura tidak tahu
“Kenal pak”
“Kenal kek, jadi waktu itu aku sama mama sempat kesasar di daerah sini waktu mau ke Garut. Jadi karena bahan bakar mobil habis kita bingung mau kemana. Eh ada pak bejo yang mau kasih tumpangan sementara. Maaf yaa kek waktu itu aku sama mama gak tahu kalau kakek-nenek rumahnya di sekitar sini” ucap bayu menyelak
“Oh gitu… kalau itu mah gak usah minta maaf. Itu kan karena cucu kakek dan mamanya memang gak tahu hehe” ucap pak paijo tersenyum
Bayu banyak menghabiskan waktunya bersama kakek dan buruh taninya. Ia juga sempat mengobrol di gubuk kecil, tempat biasa kakek dan buruh taninya mengobrol. Aktivitas itu ia lakukan hingga siang tiba.
Sementara sang mama, nia, masih tertidur lelap. Memang benar sepertinya wanita itu tampak kelelahan melayani nafsu dua lelaki yang menyetubuhinya semalam hingga ia tak sadar tertidur sampai siang hari. Begitu dia terbangun. Dia bingung ke mana putranya. Ia lekas keluar kamar mencari ke seluruh ruangan rumah mertuanya. Dia juga tak menemukan putranya, begitu juga mertua laki-laki dan perempuannya.
Dia berpikir mungkin bayu bersama ibu mertuanya walau sempat terpikir bayu bersama ayah mertuanya. Sebab, Dia khawatir jika bayu bersama ayah mertuanya, ayah mertuanya akan menyandera bayu demi bisa bersetubuh dengannya. Tapi bagi nia pikiran tersebut berlebihan. Ia lalu kembali ke kamarnya. Ia mengambil handuk dan lekas mandi selagi ayah mertuanya tidak di rumah. Lagipula, kemaluan dan lubang analnya sudah terasa lengket karena belum sempat membersihkan diri secara utuh. Maka, nia bergegas membersihkan dirinya.
Di dalam kamar mandi, nia membasuh seluruh tubuhnya dengan air, terutama buah dadanya. Bukit kembarnya semalam dia lumat sekaligus oleh ayah mertuanya dan pak bejo yang lebih pantas menjadi ayahnya. Tak lupa juga ia bersihkan dan sabuni lubang kemaluan dan analnya yang lengket akibat disirami sperma dua lelaki tersebut. Lalu kembali ia sirami semuanya. Selesai membersihkan diri, ia mengambil handuknya. Terlintas ia berpikir mengapa suaminya belum juga datang. Apalagi dia sudah tahu dengan jelas suaminya berselingkuh. Dia bertanya dalam hatinya, apakah harus dia segera akhiri pernikahannya? Ia malas menjawab pertanyaan yang diajukan dirinya sendiri. Ia lantas lebih memilih berjalan mengenakan handuk yang melilit tubuhnya ke kamar.
Di kamar, nia membereskan seluruh pakaiannya dan pakaian putranya. Ia memasukkan pakaian yang sempat ia dan putranya keluarkan kemarin. Entah apa yang ingin dilakukannya.
Sementara itu di lantai bawah….
Haris baru saja tiba bersama ibu kandungnya. Ia bertemu ibu kandungnya di tengah jalan. Ibunya sedang membeli sesuatu untuk dimakan pada siang hari bersama-sama. Lantas ia ajak ibunya saat itu sekalian pulang ke rumah. Di rumah haris sempat berbicara sebentar dengan ibunya. Lalu ia naik ke atas menemui dua orang kesayangannya. Ketika dia mengetuk pintu kamar mereka, tidak ada jawaban. Dia mencoba berulang kali. Lagi-lagi tidak ada respon. Ia lantas langsung buka pintunya. Ia melihat nia sedang berberes seperti hendak ingin pulang. Terjadilah perbincangan di antara keduanya.
“Ma, kok aku ketuk pintu dan aku panggil kamu gak jawab dan bukain?”
Nia cuek tidak menggubris ucapan suaminya.
“Ma, kok aku ketuk pintu kamu gak bukain? Aku juga udah panggil kok kamu juga gak nyahut? Kenapa ma?! Jawab Ma! ucap haris amat kesal
“Ma, aku lagi ngomong ma! Dengerin!” ucap haris dengan nada keras
“Yaudah sekarang kamu maunya gimana? Lagipula sama kok aku hubungi kamu tapi kamu gak respon. Telepon balik aja enggak mas apalagi hubungin aku?! Ohh…. jangan jangan kamu lagi asyik berselingkuh,kan ??! Ucap nia keras sambil mendekati suaminya
“Plllllaaaaaakkkkk” haris menampar istrinya
“Hati-hati kamu yaa kalo ngomong! Ini rumah ibu-bapakku kalau mereka dengar bagaimana?! Kita malu ma! Ucap haris memarahi istrinya
“Kalau kenyataannya begitu kenapa harus ditutupin mas? Lebih baik mereka tahu kelakuan anaknya sekarang” ucap nia pelan sambil menitikkan air mata.
Di lantai bawah tampak bayu sudah pulang bersama kakeknya. Melihat mobil sang ayah sudah tiba. Ia lekas mencari ayahnya. Ia tertuju naik ke kamarnya. Namun ketika sampai di dekat pintu kamar ia mendengar ayah dan mamanya sedang bertengkar. Ia mencoba mengintip
“Lalu mau kamu sekarang gimana?! tanya haris menantang
“Aku mau pulang saja mas. Aku udah malas di sini mas.. apalagi melihat suami yang sudah berselingkuh dan mengkhianati istrinya. Oh ya jangan-jangan juga kamu gunain rumah kita untuk tempat perselingkuhan kamu kan mas!” ucap nia keras kembali sambil menahan tangisnya
“Plllaaaaaakkkk” kembali haris menampar istrinya
“Awas kamu sekali lagi ngomong kayak begitu! Aku gak segan-segan tampar kamu lagi” ucap haris keras
“Terserah maas! tampar ini! Tampar pipi aku sampai kamu puas mas! ucap nia sambil berurai air mata.
Bayu merinding ketakutan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ia merasa sedih. Kini mimpi buruk anak itu terasa akan menjadi kenyataan. Ia lebih sedih lagi melihat sang mama diperlakukan seperti itu oleh papanya sendiri. Dia ingin menangis. Namun ia merasa sebagai anak laki-laki jiwanya harus kuat menahan tangis. Dia hanya bingung sekarang harus berbuat apa ketika orang tuanya sedang bertengkar di hadapannya. Ia lalu mencoba masuk ke kamarnya.
“Bayu……??” ucap sang mama mengusap air matanya
“Mama…..?? Mama kenapa nangis?? tanya bayu berkaca-kaca menahan air mata
“ayo de kita pergi dari sini…. kita tinggalin aja papa kamu” ucap nia sambil mengambil tasnya
“Tapii maa???”
“Ayooo de kita pergi” ucap nia sambil menarik tangan anaknya keluar kamar.
“Heyy niaaa! Kamu mau kemana! ucap haris kesal
Lalu bayu ditarik tangannya oleh sang mama. Ia diajak sang mama keluar dari kamar dan pergi meninggal rumah kakek dan neneknya. Entah mau pergi kemana keduanya…
Bersambung…