Cerita Sex Ibuku Hamil Oleh Pria Selain Ayahku Part 5 – Nia dan pak broto asyik mengulum bibir satu sama lain usai melampiaskan hasrat seksual mereka berdua. Bibir dan lidah keduanya terasa tak mau berpisah.
“Pak…. udah dong. Nia udah cape nih….” ucap nia dalam pelukan pak broto “Tapi, bapak masih kepengen nia sayang” manja pak broto memeluk nia “Yaudah tapi jangan sekarang yaa pak. Nia mau istirahat. Bapak, pengen nia sakit lagi?” tanya nia menatap mata pak broto “Yaa enggak dong. Yasudah kalo mau kamu begitu” kecewa pak broto “Maaf yaa pak.., tapi lain kali kita nanti main lagi kok” ucap nia dengan muka manis “Iyaaa…” balas pak broto yang terlanjur kecewa
Pak broto lekas turun dari ranjang nia yang awut-awutan. Ia lekas mengenakan pakaian dan sarungnya yang tergeletak di lantai kembali. Setelah itu ia beranjak keluar kamar tanpa berpamitan ke nia terlebih dahulu. Mungkin ia kecewa karena wanita itu tak mau melayani nafsunya yang kembali bangkit. Ia melihat bayu yang masih tertidur ketika melangkah menuju pintu depan. Lantas, ia keluar dari tempat kos nia menuju rumahnya dengan langkah pelan.
Sementara bayu baru saja mengintip pak broto yang melintas di depannya.
“Aduh hampir saja ketahuan…” ucap anak itu yang sedang berbaring di lantai
Dia lalu mencoba mengecek sang mama di kamarnya. Sang mama sedang tertidur membelakanginya menggunakan selimut yang lusuh itu. Tampaknya sang mama tertidur tanpa mengenakan pakaian. Ia melihat punggung sang mama begitu bebas terpampang tak tertutupi sehelai benang pun, kecuali selimut yang menutupi separuh tubuh mamanya. Kemudian anak itu kembali berbaring di lantai depan. “Aduhh.. kalo kebayang yang tadi mama lakuin jadi susah tidur” ucap bayu dengan penis kecilnya berdiri.
Ngocoks Bayu memikirkan aktivitas yang dilakukan sang mama dan pak broto yang sempat dia intip. Hal itu membuat penis kecilnya berdiri tegak. Dia merasa tidak bisa tidur karena pikiran tersebut. Namun lama kelamaan anak itu akhirnya tertidur juga akibat malam yang semakin larut.
Keesokan paginya,
“De, de, bangun de… kamu gak sekolah?” ucap nia sambil menepuk bahu putranya.
“hoaaaaheeeeeemmm udah pagi yaaa maa?” tanya bayu dengan mata agak mengantuk
“Iyaaa…. kamu mandi gihh. Nanti terlambat loh” ucap nia mengelus rambut putranya
“Iyaaa deh maa…” ucap bayu bergegas bangun dari pembaringannya di lantai.
Anak itu lalu melihat penampilan sang mama ketika terbangun. Ia sedikit heran sejak kapan sang mama terbangun di pagi yang matahari saja belum begitu tampak. Mamanya sudah terlihat rapi mengenakan kaos merah berkerah dan celana pendek trainingnya yang berwarna hitam. Kemudian Anak itu lekas mengambil handuknya yang tergantung di kamar. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Di dalam kamar mandi, ia terus terbayang apa yang dilihatnya semalam. Itu membuat penis kecilnya berdiri selama membersihkan diri di kamar mandi. Sementara dirinya juga begitu gelisah dengan keadaan alat vital kecilnya yang sedang tegak mengeras. Ia berusaha memikirkan cara agak alat kelaminya bisa layu kembali. Maka, dia mencoba melupakan secara perlahan yang dilihatnya semalam dengan mengingat hal lain, seperti masalah pelajarannya di sekolah. Alhasil, perlahan-lahan hal tersebut membuat penis kecil anak itu melemah.
Sementara nia sedang sibuk mempersiapkan dirinya untuk mengantar bayu ke sekolah. Di sisi lain, dia juga memikirkan tawaran pak arso untuk bekerja di perusahaannya. Ya, nia butuh pekerjaan untuk mencari nafkah untuk dirinya dan sang putra. Lagipula, ia tidak ingin merepotkan pak broto yang telah banyak membantunya. Masalah perceraian dengan suaminya, dia belum begitu memikirkan. Dia lebih memikirkan bagaimana kelanjutan kehidupannya bersama sang anak.
“de… de…! mandinya buruan! nanti kamu keburu telat loh” teriak nia mengingatkan
“Iyaa maa… ini aku udah selesai” sahut bayu berjalan ke kamarnya dengan handuk melilit tubuhnya.
Nia lantas langsung meminta putranya mengenakan pakaian seragam dan juga mempersiapkan segala sesuatunya yang hendak dibawa ke sekolah. Sementara wanita itu memakai celana panjang jinsnya. Kemudian ia bergegas keluar tempat kosnya lebih dulu. Ia ingin menikmati udara pagi pada saat kondisinya pulih kembali.
“De, mama tunggu di luar ya?” ucap nia kepada bayu yang sedang memasukkan buku-bukunya ke ransel
“Iyaa ma” jawab bayu sambil memilah-milah buku yang hendak dibawanya.
Di luar tempat kosnya, nia berolah raga ringan. Dia menggerakkan kedua tangan dan tubuhnya bersamaan ke kanan dan ke kiri. Tak lupa pula ia mengambil nafas sejenak seraya menghirup udara pagi yang masih cukup segar itu. Tak lama wanita itu memikirkan apa yang baru saja dilakukannya semalam. Ia merasa pak broto pantas untuk dijadikan suaminya. Laki-laki itu amat baik padanya setelah beberapa hal dia lewati. Di sisi lain, semalam nia juga sedang memerlukan akan kebutuhan rohaninya. Pak broto tak segan-segan memuaskan kebutuhan seksualnya semalam. Lagipula, ia rutin meminum pil kb sehingga tak khawatir pak broto menumpahkan sperma dalam rahimnya. Hanya saja, untuk saat ini ia tidak ingin terburu-buru menikah apalagi statusnya belum bercerai dari sang suami. Ia ingin fokus mencari pekerjaan terlebih dahulu.
“Ma, gak kepagian kita berangkatnya?” tanya bayu keluar tempat kosnya sambil menenteng sepatu
“Enggak kok de… nanti kita sarapan dulu aja di jalan yuk” ajak sang mama
“Hhheem terserah mama deh. Tapi jangan lama-lama yaa ma… Nanti bukannya kepagian, malah kesiangan aku berangkatnya” jawab bayu menatap mata mamanya
“Iya mama jamin dehh gak kesiangann” sahut nia dengan muka meyakinkan
Tiba-tiba ibu dan anak itu melihat pak broto yang masih mengenakan pakaian semalam dengan sarungnya melangkah menghampiri mereka berdua. Lelaki paruh baya itu lalu berdiri di samping nia sambil memperhatikan bayu mengenakan sepatunya
“Ohh lagi asyik ngobrol nih ceritanya” ucap pak broto kepada nia dan bayu
“Iyaa nih pak…” jawab nia tersenyum
Tiba-tiba laki-lakit itu meremas bokong nia
“Uhhh nia sayang kapan kita main lagi… bapak masih kepengen nih” bisik pak broto
“Isshhh bapak… ada bayu… Lagipula kan baru semalam. Intinya gak sekarang-sekarang juga kali pak” bisik nia pelan kepada pak broto
“Yuk ma kita berangkat” ucap bayu selesai mengenakan sepatunya
“Yuk dek kita berangkat” ucap nia menenteng tangan putranya
“Eh iyaa bayu, ini bapak punya uang buat jajan kamu di sekolah. Diterima yaa…” ucap pak broto memberi dua lembar uang seratus ribu rupiah
“Aduuh pak gak usah repot-repot” timpal nia
“Banyak banget ma uang jajanku” ucap bayu heran
“Udah gapapa… anggep aja itu untuk jajan bayu seminggu hehehe” ucap pak broto tersenyum kepada keduanya
“Terima kasih ya pak uang jajannya” ucap bayu mencium tangan pak broto
“Yasudah pak kita berangkat dulu yaa… terima kasih juga udah kasih bayu uang jajan” pamit nia kepada pak broto
“Yasudah kalian berdua hati-hati di jalan yaa….” ucap pak arso mengingatkan
Nia dan bayu lantas meninggalkan tempat kos mereka sekaligus pak broto yang baru saja memberi bayu uang jajan. Ibu dan anak itu berjalan bersamaan menuju ke arah jalan raya. Nia menenteng tangan sang putra yang membawa ransel yang cukup berat itu dengan erat.
####################
“Yah… nanti siang, bosku bakal telepon ayah. Soalnya, dia tertarik mau ngajak ayah untuk gabung ke bisnisnya” ucap haris kepada ayahnya
“Bisnis apa ris? Ayah bingung ditelepon pagi begini sudah ngomongin masalah bisnis” jawab ayah haris, pak paijo.
“Itu yaah.. bosku minta aku cariin petani jagung yang punya ladang sendiri. Dia mau ngajakin bisnis. Nah itu, Aku langsung ngajuin nama ayah” ucap haris menjelaskan dengan singkat
“Iya ris, ayah ngerti. Tapi bisnis apa?” tanya pak paijo
“Gak tahu yah. Nanti tanya bosku langsung aja. Dia kan nanti bakal telepon ayah” jawab haris kembali
“Yasudah deh kalau begitu. Eh iya ris, istri dan anak kamu bagaimana?” balas pak paijo
“Tut, tut, tut, tut” belum dijawaban pertanyaan sang ayah, telepon tiba-tiba dimatikan oleh haris
Ya, pagi itu haris yang sudah tampak rapi dengan setelan kemeja berwarna putih dan celana panjang bahannya berwarna abu-abu, sudah dalam perjalanan menuju kantornya. Di dalam mobilnya, ia menghubungi sang ayah terkait urusan bosnya, pak arso. Pak arso meminta haris mencarikan seorang petani jagung yang memiliki ladang sendiri. Lantas haris langsung mengajukan nama ayahnya yang kebetulan juga petani jagung yang memiliki ladang yang cukup luas. Setelah itu, haris tampak akan menghubungi seseorang lagi.
“Halo, pak arso?” ucap haris
“Iya ris, kenapa?” tanya pak arso
“Gini pak. Tadi saya sudah hubungin ayah saya. Nanti bapak telepon siang saja untuk urusan bisnis jagung itu” ucap haris menjelaskan kepada pak arso
“Oh bagus deh kalo begitu. siapa nama ayahmu ris?” tanya pak arso kembali
“Namanya paijo sukamto pak..” jawab haris singkat
“Oh yasudah terima kasih ya infonya ris” balas pak arso
“Iya pak sama-sama”
#########################
Di sisi lain, nia dan bayu sudah di dalam bajaj menuju tempat bayu sekolah.
“Ma, katanya kita mau sarapan dulu kok malah naik bajaj?” tanya bayu heran
“Kita sarapannya dekat sekolah kamu aja. Biar kamu gak terlambat. Lagipula, itu kan mau kamu juga de..” ucap nia kepada putranya.
“Heemmmm” bayu hanya menghela nafas
“Lagipula di dekat situ kan ada jualan nasi uduk. Kita bisa sarapan di sana” ucap nia kembali
“Terserah mama deh. Aku nurut aja” ucap bayu kembali kepada mamanya
Tak beberapa lama keduanya pun sampai di depan sekolah bayu. Tak lupa nia memberikan sejumlah uang kepada supir bajaj tersebut. Nia dan bayu lantas berjalan agak menjauh dari sekolah yang masih cukup lengang, namun sudah beberapa siswa mulai berdatangan sendirian, maupun bersama orang tuanya. Ibu dan anak itu sesuai rencana akan sarapan terlebih dahulu di tempat jualan nasi uduk dekat sekolah bayu. Letaknya tidak begitu jauh hanya beberapa meter dari sekolah anak itu. Setibanya di tempat sarapan, nia dan bayu melihat beberapa orang yang hendak pergi ke kantor juga sedang sarapan di tempat itu. Bayu lantas duduk terlebih dahulu, sedangkan sang mama sedang memesan. Setelah memesan barulah nia duduk bersama putranya.
“De, kamu setuju gak kalo mama kerja?” tanya nia kepada putranya
“Terus nanti yang nganter dan jemput aku siapa ma?” tanya bayu berbalik
“Kamu kan udah gede. Bukan anak kecil lagi dee.. masa dianter-jemput mulu” balas nia kepada putranya
“Terserah mama kalau masalah itu ma” ucap bayu singkat
“Oh” nia menghela nafasnya
Tak lama nasi uduk pesanan mereka tiba. Keduanya yang sedang mengobrol lantas menyantap sarapan mereka. Cukup lama mereka tak bercakap-cakap selagi asyik menikmati nasi uduk yang sedang keduanya makan. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki…
“Eh bayu, lagi sarapan ya sama mamanya?” ucap laki-laki tersebut
“Oh iya..? eh? pak yono?” ucap bayu dengan muka panik menoleh ke laki-laki tersebut
“Siapa de?” bisik nia kepada putranya
“Ini guru matematikaku maa. Dia galak banget kalo di kelas” ucap bayu kepada mamanya
“Ohh begitu”
Karena dikenal sebagai guru galak, tidak ada percakapan di antara bayu dan gurunya, apalagi dengan orang tuanya. Nia merasa tidak kenal dengan guru matematika bayu. Wanita itu hanya mengenal wali kelas bayu. Sementara pak yono tidak berani memulai pembicaraan kembali apalagi reputasinya yang dikenal sebagai guru galak. Tak lama nia dan bayu selesai menyantap sarapan mereka. Nia terlebih dahulu membayar sebelum meninggalkan tempat itu dan tak lama,
“Pak kita duluan yaaa…..” ucap nia kepada pak yono yang menyantap sarapannya
“Iya bu..mari..” balas pak yono
Setelah itu bayu dan mamanya berjalan mendekati sekolah bayu. Ketika sudah di depan sekolah anak itu, nia lantas mencium kening anak itu.
“Belajar yang bener yaa de. Biar pinter…”ucap sang mama dengan tersenyum
“Iya maa” ucap bayu sambil mencium tangan mamanya
Bayu lantas meninggalkan sang mama seorang diri. Ia masuk ke sekolah sembari berjalan menuju ruang kelasnya dengan langkah tidak terburu-buru. Sementara nia berjalan meninggalkan sekolah sang anak. Ia tidak lekas buru-buru kembali ke tempat kosnya. Wanita malah sedang menghubungi seseorang.
“Halo ini pak arso?” ucap nia pelan
“Iyaa niaa sayang inii pak arsooo ada apa kamu telepon pagi ini? Jangan-jangan kamu kangen ya sama saya? Hehehe” jawab pak arso terkekeh-kekeh
“Heemmm pak. Saya jadi deh melamar di perusahaan bapak. Tapi kerjanya bagian apa yaa?” tanya nia penasaran
“ohh itu. Akhirnya kamu tertarik juga kan..hehehe. Kebetulan bagian sekretaris saya kosong apa kamu berminat?
“Heeem boleh deh pakk. Soalnya saya lagi butuh pekerjaan saat ini” ucap nia jujur
“Yasudah hari ini kamu boleh langsung datang ke kantor saya. Gak usah bawa lamaran segala. Kamu langsung keterima” ucap pak arso tegas
“Serius pak? masa secepat itu?” tanya nia tidak percaya.
“Yaiyalah langsung keterima. Kan aku bosnya hehehe” ucap pak arso tersenyum
Nia lantas menutup telepon. Wajahnya begitu sumringah ketika tahu ia kini sudah memiliki pekerjaan. Kemudian ia buru-buru menyetop bajaj yang melintas di depannya. Lekas ia kembali ke tempat kosnya dengan menggunakan bajaj tersebut.
Sesampai di tempat kosnya, nia lantas berganti pakaian. Tanpa mencopot pakaian dalamnya, ia ganti kaos berkerahnya dengan kemeja kantor berwarna biru muda miliknya yang sudah cukup lama tak terpakai. Alhasil, kemeja tersebut terlalu sempit buatnya sehingga cukup ketat ia kenakan. Lalu ia gunakan pula rok kantor yang juga cukup lama tak ia kenakan. Beruntung rok itu masih pas untuknya. Setelah berganti pakaian, nia kemudian mencari sepatu kantor miliknya yang ia bungkus dalam plastik sebelum meninggalkan kediaman lamanya. Sepatu itu pun berhasil ia temukan di bawah ranjangnya. Ia kenakan sepatu yang berhak tidak begitu tinggi itu. Kemudian lantas ia tinggalkan tempat kosnya dengan bermodalkan pakaian rapi dan dompetnya saja.
Ketika nia pergi dengan terburu-buru meninggalkan tempat kosnya, pak broto memandang dari jauh. Dia terheran-heran kemana wanita itu akan pergi dengan pakaian yang cukup rapi tersebut.
—————————————————————–
Akankah Mama Hamil?
Seorang guru lelaki duduk melamun di kelas kala siswa-siswinya sedang sibuk kepalang mengerjakan tugas yang baru saja ia berikan. Bukannya memperhatikan anak didik, pikirannya terbang mengawang-ngawang tak karuan memikirkan sesuatu yang tidak pada tempatnya.
“heem..Ibu dari murid laki-lakiku itu bikin kontol ini dari tadi keras terus. Nyesel juga ketemu kalau ujungnya begini” sesal guru lelaki itu dalam hatinya.
Dia adalah pak yono, guru matematika yang bertemu bayu dan mamanya ketika sarapan di dekat sekolah. Lelaki berusia 50 tahun itu dikenal galak di mata murid-muridnya. Ia tidak segan-segan menghukum murid yang berulah ketika dia mengajar ataupun mendapat nilai kurang baik. Ia tidak bermain fisik. Lelaki itu lebih sering mengomeli murid-muridnya. Namun, ia terkadang memberi hukuman, seperti memanggil orang tua murid yang bersangkutan supaya diberi teguran. Bagi guru lelaki itu apa yang diperbuatnya semata-mata untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah.
“Pak, pak, pak!?” sapa seorang murid.
Pak yono terkaget ketika sapaan itu terus terdengar berulang masuk ke telinganya. “Eh, kamu bayu. Ada apa ya?” ucap guru lelaki itu dengan gelagapan.
“saya mau ke kamar mandi pak” ucap bayu pelan
“Oh yasudah silahkan, tapi jangan lama-lama” sontak pak yono menjawab
“Eh iya pak, aku mau tanya sekalian. Masalah nilai ulangan matematikaku yang jelek bagaimana ya?” tanya anak itu menatap mata pak yono
Pak yono berpikir sesaat ketika sang murid bertanya pada dirinya. Tak lama keluar ucapan dari bibir hitamnya. “Bapak juga lagi bingung nih. Masalahnya di kelas ini cuma kamu yang perlu perbaikan. Nanti bapak pikirin lagi ya, kamu mending di kasih tugas atau ujian perbaikan”
“Tugas aja ya pak. Soalnya kalo ujian remedial nanti kalo nilainya jelek lagi bagaimana” pinta bayu memelas.
“Yasudah nanti bapak pikirkan lagi” tukas pak yono memandang wajah bayu.
Mendengar jawaban sang guru, bayu baru pergi ke kamar mandi. Sepanjang langkahnya ia menyesali mengapa nilai matematikanya dia yang mendapat nilai kurang baik. “Mungkin karena aku terlalu sibuk memikirkan papa dan mama” ucapnya dalam hati.
Di lain hal, Nia yang berencana pergi ke kantor pak arso untuk melamar pekerjaan tiba-tiba urung di tengah jalan. Entah apa yang menggugurkan niat yang pada awalnya begitu bersemangat. “Heeeem mending gak usah deh, pasti pak arso udah berniat macam-macam di sana. Kenapa aku hampir ketipu begini ya? Mungkin karena aku terlalu membutuhkan pekerjaan” pikir wanita itu sambil berjalan perlahan. Menurut nia, pak arso yang mau menerima dirinya bekerja secara cuma-cuma pasti ada maunya. Di sisi lain, wanita itu amat malas bertemu haris, lelaki yang masih sah suaminya, di kantor pak arso. Jika melihat wajah suaminya, ingin sekali wanita itu untuk segera bercerai. Nia mulai kembali memikirkan nasibnya. Entah kemana ia harus mencari pekerjaan demi semua yang diinginkannya.
Waktu pun berlalu…………….
Pak arso, lelaki kurus hitam tinggi berkumis itu bingung mengapa nia belum juga datang saat hari yang mulai menjelang siang. Penisnya sudah amat mengeras. Padahal, ia sudah berencana meniduri wanita itu hari ini. Maka, ia menjadi tidak fokus di meja kerjanya yang dipenuhi berkas. Tak lama haris, anak buahnya, mengetuk pintu ruangannya.
“Tuk, tuk, tuk” suara ketukan tangan haris di pintu ruangan pak arso
“Masuk!” teriak pak arso mempersilahkan
Dengan tangan kosong haris masuk ke ruangan atasannya tersebut. “Itu masalah sama bapak saya bagaimana ya pak? saya masih belum paham.” tanya haris berdiri di hadapan pak arso
Pak arso lantas menatap haris yang sedang berdiri. “Ayo sini kamu duduk dulu” ucap pak arso mempersilahkan haris duduk.
Tanpa basa-basi haris langsung duduk di kursi yang biasa ia gunakan ketika berbicara dengan pak arso. Ia memandang atasannya sedang cukup sibuk dengan berkas yang musti ditandatangani. Tak lama, pak arso berhenti sejenak.
“Saya sudah hubungi bapakmu ris. Rencananya saya bakal kekediaman bapakmu untuk meninjau langsung perkebunang jagung miliknya” ucap pak arso memandang haris
“Oh begitu pak. Apa perlu saya temani pak untuk kunjungan kesana?” tanya haris
Dengan tenang pak arso menjawab, “Oh tidak perlu. Saya bisa berhubungan langsung dengan bapakmu ris. Bukan bermaksud melangkahi, kunjungan saya juga nanti hari kerja. Kamu nanti fokus saja dengan kerjaanmu ris. Saya tidak mau merepotkan kamu. Lagipula, masalah ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaanmu juga”
“Yasudah pak kalau begitu. Kalo begitu, saya boleh kembali ke tempat saya kan pak?” ucap haris berdiri dari kursi tempat ia duduk.
“Ya silahkan lanjutkan pekerjaanmu kembali” perintah pak arso yang mulai bekerja kembali.
Dengan langkah tidak terburu-buru haris keluar dari ruangan pak arso. Ia menggaruk kepalanya terasa ada sesuatu yang masih menyangkut dan belum tersampaikan.
Sementara itu pak broto di kediamannya amat cemas dengan kepergian nia. Dia mondar-mandir di teras rumahnya. Sesekali ia membaca koran yang sudah dibacanya berulang-ulang. Pak broto khawatir nia bakal diganggu lagi oleh laki-laki bernama pak arso yang pernah berurusan dengannya dahulu. Tak lama, pak broto melihat nia berjalan masuk ke arah tempat kosnya. Dengan sigap pak broto menghampiri wanita itu.
“Nia, nia, nia” teriak pak broto memanggil berulang-ulang nama wanita yang sudah ia tiduri itu.
“Eh pak broto, ada apa ya pak? kok kelihatannya buru-buru gitu menghampiri saya?” tanya nia heran menatap wajah pak broto
Pak broto mengambil nafas sejenak. Tak lama ia bertanya, “kamu dari mana? Kok rapi banget penampilannya?”
Nia terdiam sejenak. Ia tidak mungkin mengatakan kalau ia baru saja berniat melamar pekerjaan di kantor pak arso. Terpaksa wanita itu berbohong. “Ini pak saya habis jalan-jalan sebentar ketemuan sama temen-temen saya”
Pak broto tidak begitu percaya. Namun, ia tidak terlalu menggubris. Baginya, nia sudah kembali itu saja sudah cukup. “oh begitu toh” ucap pak broto tersenyum.
“Yasudah pak. saya mau kembali ke tempat kos saya. Mari pak….” pamit nia meninggalkan pak broto
“iya mari…” balas pak broto.
Di dalam tempat kosnya nia mengganti pakaiannya dengan kaos berkerah berwarna putih. Roknya ia ganti dengan celana pendek yang memperlihatkan paha putih mulusnya. Usai berganti pakaian, nia istirahat di ranjang sambil memikirkan apa langkah yang akan ia ambil selanjutnya.
Sementara pak broto yang sudah kembali ke rumahnya sedang memikirkan dari mana nia pergi tadi. Sambil terduduk di kursi yang berada di ruang tamu ia berpikir. Dia menduga kalau nia sedang melamar atau mencari pekerjaan dengan pakaian serapi itu. Lelaki itu tersenyum. “Nia, nia, aku semakin suka sama kamu sayang kalo kamu berbohong padaku” ucap lelaki paruh baya itu mengelus penis yang berdiri.
Sementara di sekolah, bayu sudah kembali ke kelasnya usai dari kamar mandi. Ia kembali duduk di tempat duduknya. Tak lama, pak yono memanggilnya. “Bayu! Ke sini sebentar!” teriak sang guru. Murid-murid yang lain terdiam dan terheran mengapa bayu di panggil ke depan. “Yang lain lanjutkan pekerjaan yang bapak berikan” perintah pak yono ke semua murid yang berada di dalam kelas.
Bayu bingung mengapa guru matematikanya tersebut memanggilnya. “Ada apa ya pak?” tanya bayu agak takut.
“Gini bayu, masalah yang tadi kamu tanyakan. Menurut bapak kamu sebaiknya diberi tugas saja. Khawatir kalau dikasih ujian perbaikan nanti kamu mendapat nilai kurang baik lagi” ucap pak yono menjelaskan
“Baik pak kalau begitu jadinya” lega hati bayu membalas.
“Tapi, bapak mau ketemu ibumu dulu supaya kamu bisa dikontrol dan besok-besok tidak mendapatkan nilai kurang baik lagi” ucap pak yono kembali
Bayu terdiam sejenak.
“Kamu gak usah khawatir. Bapak bakal ngomong baik-baik sama ibumu kok.. hehe” ucap pak yono tersenyum.
“Terus bapak mau ketemu ibu saya kapan?” tanya bayu
“Bapak boleh minta nomor telepon ibumu?” pinta pak yono dengan manis kepada bayu
Tak berlama-lama bayu memberikan nomor telepon mamanya kepada guru matematikanya tersebut. Setelah itu, bayu kembali ke tempat duduknya kembali.
Sementara itu di kantor haris masih menunggu orang yang dimaksud pak arso sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Hatinya bertanya-tanya siapakah gerangan orang tersebut. Ketika dirinya sedang sibuk demikian, tiba-tiba pak arso keluar dari ruangannya.
“Ris, saya keluar dulu ya. Ada seseorang yang mau saya temui” ucap pak arso berdiri di dekat haris
“Baik pak. Oh ya pak, orang yang bapak maksud kok belum datang ya?” tanya haris sedikit heran
Pak arso berpikir sejenak, sontak ia mengatakan, “Oh itu, gak jadi ris sepertinya. Yasudah kamu tidak usah terlalu memikirkan orang yang maksud itu lagi, oke?”
“Heem baik pak kalo begitu” jawab haris lugas.
Pak arso lalu berjalan meninggalkan haris. Laki-laki tersebut pergi meninggalkan kantor dengan mobilnya. Entah ke mana tujuan pak arso.
Nia di kamarnya sedang asyik berguling-guling tidak karuan di atas ranjangnya. Ia sibuk memikirkan pekerjaan yang harus segera ia dapatkan. Ia juga memikirkan harus diapakan hubungannya dengan sang suami yang sudah semakin tak jelas statusnya. Tak lama pikiran wanita itu terbang mengawang mengingat kembali momen persetubuhan yang telah ia lalui. Ia coba ingat kembali satu per satu laki-laki yang sudah menidurinya.
“heem suka kesel sendiri kalo keinget ditidurin sama pak bejo. Itu kan pertama kali aku ditidurin laki-laki yang bukan suami sendiri. Tapii… terkadang aku suka nikmatin juga persetubuhan tersebut. Apalagi waktu disetubuhi sama pak arso atau pak broto. Uhh.. penis mereka besar-besar banget. Apalagi kalo udah nyembur, banjir banget di vaginaku huummmm” ucap nia seorang diri sambil mengelus selangkangan miliknya dengan telapak tangan kanan.
Sementara itu Pak broto di kediamannya sedang menyambut siang dengan menonton televisi sambil menikmati secangkir teh hangat. Dengan berbalut kaos singlet putih dan kain sarungnya ia kadang tersenyum dan serius memerhatikan tiap chanel tv yang tiap kali ia saksikan. Namun, perlahan ia jenuh juga.
“Aduhh kalo begini ceritanya jadi bingung mau ngapain. Heemm jadi kepengen ngentot si nia nih hehe… Kira-kira nia sedang apa ya sekarang” tanya pak broto seorang diri sambil tertawa kecil
Tak lama lelaki tersebut berdiri dari kursinya dan beranjak melihat ke arah halaman rumahnya. Pak broto melihat seorang lelaki yang seumuran dengannya sedang berdiri melirik kesana kemari. Ia merasa pernah melihat lelaki tersebut. Khawatir lelaki tersebut berniat jahat, pak broto mencoba menghampirinya.
“Maaf pak ada apa ya?” tanya pak broto berjalan pelan mendekati laki-laki tersebut
“Oh kamu lagi. Ternyata kamu tinggal di sini” ucap lelaki tersebut
Terdiam sejenak, pak broto mencoba mengingat lelaki yang dirasa pernah dilihatnya tersebut. “Heem saya baru ingat kamu laki-laki yang pernah menganggu nia, kan? mau apa kamu ke sini lagi?” tanya pak broto dengan amarah mulai memuncak.
“Tenang pak. Saya tidak mau ribut dengan bapak. Perkenalkan saya arso, atasan suami nia” ucap pak arso memperkenalkan dirinya.
“Yasudah langsung saja ada urusan apa kamu kesini?” tanya pak broto kepada pak arso
Pak arso mencoba menahan dirinya yang sedikit kesal dengan gaya pak broto. Kemudian ia bertanya, “Saya cuma mau bertanya, apa nia ada di tempat kosnya?”
“Untuk apa bapak bertanya demikian, mau ganggu nia lagi?” ketus pak broto
“Bukan pak, saya heran mengapa nia tak jadi ke kantor saya. Padahal, dia berencana hari ini mau ke kantor” jawab pak arso singkat
“Ohh yasudah nanti pesan bapak saya sampaikan” timpal pak broto.
“Heem kalo begitu saya pamit pulang saja pak. Ini kartu nama saya supaya diberikan kepada nia” pamit pak arso sambil menyodorkan kartu namanya yang ia ambil sejenak dari dompetnya.
Pak broto lantas menerima sodoran kartu nama tersebut. Ia memandangi pak arso yang berjalan melangkah meninggalkan halaman rumahnya.
“sialan, ternyata laki-laki tersebut tinggal di dekat nia tinggal. Kalau begitu susah deh buat nidurin nia lagi kalo begini ceritanya heeemmmmm” kesal pak arso berjalan memasuki mobilnya.
Sementara pak broto kembali masuk ke dalam rumahnya usai memastikan lelaki tersebut pergi. Di dalam rumah, perut pak broto terasa lapar. Hari yang sudah memasuki siang membuatnya berganti pakaian. Ia hendak menengok rumah makan miliknya seraya menyantap siang sekalian di sana. Dengan kemeja coklat tua disertai celana panjang berbahan kain berwarna hitam lekas ia tinggalkan rumahnya. Tak lupa ia kunci pintu. Dengan berjalan kaki perlahan langkahnya pergi meninggalkan rumah.
Sementara bayu sedang memasuki masa pulang sekolah. Ia duduk termenung di kelas seperti memikirkan sesuatu saat temannya satu per satu mulai meninggalkan kelas. “Heemmm kepengen tidur sama papa sehari aja. Tapi, apa dibolehin sama mama ya?” ucap bayu seorang diri. Tak lama anak itu keluar dari kelas. Di luar kelas ia mencoba duduk di dekat kelasnya sembari menunggu sang mama. Namun, sang mama tak jua datang setelah cukup lama ia menunggu dan sekolah mulai sepi. Tiba-tiba muncul guru matematikanya, pak yono.
“Eh bayu, kok belum pulang?” tanya pak yono heran
“Tahu nih pak. Mama belum jemput juga” jawab bayu singkat
Melihat bayu yang sudah menunggu lama, pak yono menawarkan pulang bareng. “Yasudah bareng bapak aja yuk. Kebetulan bapak juga mau pulang” tawar sang guru dengan wajah ramah
“Emm beneran nih pak?” tanya bayu tidak tidak percaya
“Ya beneran, masa bapak bohong” ucap pak yono meyakinkan
Pada akhirnya bayu mengikuti langkah guru matematikanya menuju tempat parkir. Anak itu melihat pak gurunya menghampir sebuah sepeda motor skutik. Dengan sepeda motor skutik itu meluncurlah bayu pulang bersama sang guru.
Sementara di kantor haris tengah menikmati jam istirahat di meja kerjanya. Tetiba melintas sang atasan dengan wajah ketus. Memandanginya, haris tak berani menyapa. Ia hanya menyaksikan pak arso masuk ke ruangannya. Kemudian laki-laki itu terhanyut sejenak.
“Tuh beneran kan si nia. Dia gak bisa gugat cerai aku. Lah dia aja enggak punya cukup uang. Lagipula bayu aja sekolah aku yang ngasih duit heem” ucap haris membanggakan dirinya.
Lelaki itu sepertinya memang tidak ada niatan mempertahankan rumah tangganya. Ia masih saja berdiri kukuh di atas egonya. Haris menganggap dirinya mempunyai kuasa lebih atas istri dan anaknya sehingga seolah ia bisa berbuat sesuka hatinya, termasuk selingkuh. Tak lama ia berkata,
“Kepengen deh ngurus bayu seorang diri… tapi kalo begitu sih aku yang seharusnya gugat cerai nia dong fiuuhh” keluh haris dalam hatinya
Tak lama, pak arso memanggilnya. “Haris! Kemari sebentar!” teriak pak arso
“Baik pak” sahut haris yang sontak terkaget.
Haris lalu masuk ke ruangan pak arso. Di sana pak arso langsung menatapnya. “Ada apa ya pak?” tanya haris keheranan
“tolong belikan saya makan siang di luar. Ini uangnya. Saya rasa kamu pandai memilih makan siang yang enak untuk saya” perintah pak arso dadakan
Haris mendekati pak arso sambil menerima uang yang diberikan atasannya tersebut. “huum ahh bapak bisa saja. Oke kalo gitu saya bakal belikan makanan yang enak untuk bapak hehe” ucap haris terheran kepada pak arso. Laki-laki tersebut lantas pergi meninggalkan ruangan atasannya dan beranjak keluar kantor dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan lelaki itu terkadang memikirkan nasib keluarganya yang masih tak menentu. Timbul dalam niatnya untuk menceraikan nia.
Sampailah haris di sebuah rumah makan yang cukup ramai. Di sana ia mencoba memesan nasi bungkus. Seorang lelaki paruh baya dengan tanda pengenal bernama broto mendekatinya dan bertanya, “Sudah memesan pak?” tanya laki-laki tersebut
Haris pun lantas menjawab sambil jari kanan telunjuknya menunjuk seseorang, “Oh sudah pak sama mas-mas yang di sana itu”
Sambil menunggu haris malah terlibat perbincangan dengan lelaki paruh baya tersebut.
“Ramai yaa pak yang beli di sini” ucap haris
“Ohh iyaa pak. Saya juga sampai kerepotan ngurus rumah makan ini” jawab lugas lelaki tersebut di dekat haris
“Emm??” respon haris heran
“Oh ya saya pak broto yang punya rumah makan ini” jawab pak broto dengan wajah sumringah
“Haha ternyata saya lagi ngobrol sama yang punya rumah makan” sahut haris tersenyum tak menyangka
Tak lama pesanan haris tiba. Pak broto yang ia ajak ngobrol tadi lantas ia abaikan begitu saja. Tak lupa ia membayar makanan yang ia beli di kasir. Tiba-tiba pak broto yang sedikit terlupakan oleh haris menyahut, “Sering-sering ke sini pak”
“Oh?! Iya pak. Mari pak saya duluan” pamit haris menyahut kembali dengan tersenyum.
Haris pun membawa plastik putih yang berisikan nasi bungkus ke dalam mobilnya. Lantas ia kembali menuju kantornya. Di kantor, pak arso dengan sabar menanti kedatangan haris. Sesekali ia mengutak-atik ponselnya sembari menunggu. Terkadang ia mencorat coret sebuah kertas dengan tulisan atau gambar yang tidak karuan. Kesibukan tersebut membuat pak arso tak terasa bahwa haris sudah kembali dari apa yang baru saja diperintahkannya.
“Permisi pak, ini pesanan bapak. Dijamin enak deh pak hehe” ucap haris sambil masuk ke ruangan pak arso dengan terburu-buru tanpa mengetuk pintu. Ia khawatir atasannya tersebut keburu lapar.
“Waduh. Masa sih? Loh? Kok cuma satu? Kamu enggak beli sekalian ris?” tanya pak arso heran ketika melihat bungkusan makanan yang disodorkan anak buahnya.
“Iya pak. saya lagi gak ada nafsu makan nih. Makanya saya beliin untuk bapak saja” ucap haris
Sambil membuka bungkusan tersebut, pak arso lantas langsung menyantap makan siangnya “Oke yasudah kalo memang begitu maunya kamu. Yaudah deh ris saya makan dulu ya”
“Iya pak. Saya tinggal dulu ya pak” balas haris meninggalkan pak arso yang sedang menyantap makan siangnya.
Di tengah menikmati makan siangnya, pak arso mendapat panggilan tak dikenal dari ponselnya “Siapa sih lagi asyik-asyik makan telepon…” ucap lelaki itu melihat sejenak ponselnya. Nomor yang menghubungi pak arso pun tak dikenal. Namun tetap ia jawab panggilan tersebut dengan menghentikan sejenak makan siangnya. Raut wajah pak arso begitu serius menjawab dan menanggapi panggilan tersebut. Perbincangan pun agak lama terjalin. Pada awal pembicaraan begitu amat serius, namun perlahan mencair dengan ditutup oleh senyuman disertai gelak tawa kecil dari pak arso. Entah siapa yang menghubungi pak arso dan apa yang dibicarakan. Setelah perbincangan usai, Pak arso kembali melanjutkan santap siangnya.
Di tempat kos, nia yang sedang berbaring di ranjang mulai tampak cemas karena putranya belum jua pulang. Wanita itu khawatir terjadi apa-apa dengan bayu. Tak lama terdengar suara motor dari luar. Kemudian terdengar suara bayu menyahut dari depan pintu tempat kosnya. “Ma, aku pulang!” Mendengar sahutan tersebut, nia langsung keluar kamarnya dan membuka pintu tempat kosnya. Nia cukup kaget, bayu sedang bersama seorang lelaki paruh baya berambut ikal dengan bibir hitam disertai perut tambunnya. Wanita itu merasa pernah bertemu lelaki tersebut.
“Ma, aku pulang. Eh iya, aku pulang bareng pak yono, guru matematika yang kita ketemu tadi pagi di di dekat sekolah nih” ucap bayu berbicara di dekat sang mama.
“Eh, iya pak. Makasih udah nganterin bayu ya pak” ucap nia dengan ramah kepada pak yono yang masih menaiki motornya
“Oh gapapa bu. Lagipula saya satu arah juga dengan bayu. Oh yaa bu saya duluan ya, masih ada urusan lain yang musti dikelarin” balas pak yono ke nia dengan senyuman sambil mulai menggas motornya kembali
“oh. Yasudah pak. terima kasih banya sekali lagi” ucap nia kepada pak yono
Nia dan bayu pun menyaksikan pak yono yang langsung pergi begitu saja. Keduanya lalu masuk ke tempat kos mereka.
Nia memperhatikan sang putra yang sedang beres-beres usai pulang sekolah. Wanita itu lalu bertanya, “kamu udah makan siang?” tanya nia dengan penuh perhatian.
Bayu yang sedang sibuk meletakkan buku-bukunya kembali lantas menjawab, ”belum ma, makan apa dong ma?” tanya bayu berbalik
“Heeemmm mama pikir dulu ya” ucap nia sambil memikirkan di tengah kondisi keuangannya yang kritis.
Bayu merebahkan tubuhnya di ranjang tak lama ia berucap, “Yaudah deh ma, aku istirahat dulu aja. Nanti kalo sudah tahu bagaimana makan siangnya bangunin aku saja” balas bayu yang sebenarnya tahu kondisi keuangan sang mama.
Nia pun terdiam sejenak sambil memperhatikan sang putra yang sedang berbaring di ranjang.
Di luar tempat kos mereka, pak broto berjalan membawa plastik putih dengan isi yang cukup padat. Entah apa yang dibawa lelaki itu. Ia melangkah tidak kembali ke rumahnya, melainkan ke tempat kos nia. Lelaki itu lalu mengetuk pintu kos wanita itu. Nia yang berada di dalam langsung menyambut ketukan pintu tersebut dengan membukanya.
“Eh pak broto ada apa ya?” tanya nia ramah
“Ini saya bawa makan siang untuk ibu. Bayu udah pulang? Ini sekalian juga ada untuk anak itu” jawab pak arso menyodorkan plastik tersebut.
“Ada susu dan biskuit juga lagi. Aduhh jadi ngerepotin nih pak” balas nia
“Enggak dong bu, justru saya seneng kalo ibu di sini hehe” tawa pak broto sambil mencubit lengan nia
“Ishh bapak” senyum nia atas perlakuan pak broto
Kepala laki-laki itu kemudian berbisik di telinga nia, “Bu nanti malam bapak mau ngentot bu, boleh ya? kangen nih kontol bapak ngaduk liang vagina kamu bu nia uhhh”
“Isshh sana-sana” ucap nia mendorong pak broto keluar tempat kosnya sambil menutup pintu.
Pak broto hanya terdiam sejenak ketika mendorongnya keluar. Lelaki paruh baya itu lantas langsung saja menuju rumahnya setelah diusir keluar oleh nia. Sedangkan, nia usai menutup pintu tersenyum sejenak. Entah apa yang ada di pikirnya. Tak beberapa lama wanita itu lekas membangunkan sang putra untuk makan siang bersama.
“Bayu, makan siang dulu yuk” ucap nia sambil mengelus punggung anaknya yang sedang berbaring tengkurap.
“Aduh mama, bayu baru mau tidur” kesal anak itu kepada sang mama
Nia lalu menunjukkan makan siangnya pada sang anak sambil tangannya terus membangunkan sang putra, “de ayo de kamu makan dulu yuk. Bareng sekalian sama mama. Kalo enggak nanti kamu sakit loh”
“Iya deh ma, iya bayu bangun nih” ucap bayu bangun dari tidurnya.
Ibu dan anak itu lalu keluar kamar. Keduanya menyantap siang bersama di ruang depan mereka yang hampa. Ketika memulai makan, bayu bertanya, “makanan dari siapa ini ma?”
Nia yang langsung menyantap makan siang tak lama menjawab, ”dari pak broto de”
“Kayaknya pak broto perhatian banget ya sama mama” timpal bayu
Sang mama tidak menjawab. Wanita itu lebih memilih diam dan melanjutkan makannya. Sementara bayu dalam pikirnya sudah tidak ragu lagi kalau pak broto benar-benar berhasrat ingin menikahi sang mama. Anak itu bingung harus berbuat apa. Dia ingin sang mama tidak sampai dinikahi pak broto dan kembali bersatu bersama sang papa. Namun, baginya hal tersebut sulit bila melihat keadaan yang sedang ia hadapi.
Tiba-tiba nia bertanya, “De sekolah kamu bagaimana? Baik-baik aja kan? eh iya ujian kamu bagaimana? Mama gak pernah denger kamu ujian deh. Kamu gak cerita sama sekali”. Kini giliran bayu yang diam. Anak itu tak berani mengatakan kalau nilai matematikanya jelek. Terlebih, dia belum perbaikan dan sang guru ingin bertemu mamanya.
“De, kamu kok diem sih. Mama tanya juga” ucap nia.
“Mama aja diem tadi aku tanyain. Wajar sekarang aku diemin juga” sahut bayu berbalik.
Mendengar ucapan sang anak, nia sontak terdiam. Wanita itu membisu bingung harus menjawab apa atas pertanyaan bayu tadi. Nia khawatir kalo dia menjawab bahwa pak broto betul ingin menikahinya bayu akan marah. Maka, nia lebih memilih diam. Tak lama, bayu menyudahi makannya lebih dulu ketimbang sang mama. Anak itu langsung meminum sebotol air mineral yang juga satu paket dengan makan siangnya. Kemudian dia memilih masuk kamar kembali. Sementara nia masih melanjutkan makan siang yang belum selesai.
Di rumahnya pak broto senyam-senyum sendiri. Tak lama ponsel miliknya berbunyi. Ada panggilan masuk. Lelaki itu kemudian mengangkat panggilan tersebut.
“Eh pak arso. Iya. Jadi dong pak. Tapi dimana?”
“Oh. Oke nanti sore saya kesana. Hehe” ucap pak broto menjawab panggilan tersebut sambil duduk di kursi rumahnya. Seusai menjawab panggilan tersebut pak broto masuk ke kamarnya. Lelaki paruh baya itu memilih tidur di ranjangnya saat siang hari.
Sementara nia usai menyantap makan siangnya dengan perlahan-lahan, melihat sang putra di kamar. Nia melihat anaknya ternyata sudah terlelap usai makan siang. Lalu nia membereskan sisa makan siangnya bersama sang putra. Setelah itu, ia menyusul bayu di kamar. Di dekat bayu sambil berbaring di atas ranjang, nia mengelus sang putra, “maafkan mama ya de”. Tak lama Ibu dan anak itu tidur siang bersama.
Hingga sore hari, tidak aktivitas selain tidur siang di wilayah tempat nia, bayu, dan pak broto tinggal. Sementara di kantor, haris dan pak broto sibuk dengan pekerjaan mereka hingga jam pulang kerja.
Sore pun tiba, pak broto terlihat tidak ada di ranjangnya. Malahan, ia tampak sudah berpakaian rapi usai membersihkan dirinya. Laki-laki itu mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan celana panjang bahan berwarna abu-abu. Pak broto hendak pergi ke suatu tempat. Ia ingin bertemu seseorang, entah siapa. Usai memastikan semua beres, pak broto lekas meninggalkan rumahnya.
Sementara di tempat kos, bayu masih tertidur di ranjangnya. Di lain hal, nia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Di dalam kamar mandi, wanita itu tampak memainkan jari jemarinya yang lentik di daerah liang senggamanya. Dia mendesah pelan khawatir putranya mendengar.
“ahhhhss pak brotoooo,, ayoo buruaaan masukkin kontolnya ahhhhhh hhhhssss nia pengen digenjot malam ini pakkk ahhhhss” desah nia seorang diri.
Aktivitas itu nia lakukan hingga cairan kemaluannya keluar. Barulah setelah itu dia membersihkan dirinya. Selesai mandi, dengan berbalut dengan handuk saja ia masuk ke kamar. Wanita itu melihat putranya masih tertidur. Dia biarkan saja. Nia memakai pakaian. Kali ini ia memilih daster putih dengan tali yang tipis. Memakai daster tersebut, tubuh nia amat terpampang. Bagian bawahnya memampang paha putih mulusnya. Sementara bagian atas memperlihatkan daster tersebut tidak mampu menahan buah dada nia yang besar sehingga belahan dada wanita itu amat terlihat jelas. Entah apa maksud nia memakai daster yang cukup mencolok tersebut.
Di luar sana, tepat di jalan raya di dekat rumahnya, pak broto yang berpenampilan rapi sepertinya menunggu seseorang. Berselang waktu, berhenti sebuah mobil sedan di depannya. Pak broto lantas langsung masuk ke kursi depan mobil tersebut. Di dalamnya seorang lelaki seumuran dengannya menyambut,
“Rapi amat pak, mau kemana hehehe?” tanya pak arso yang menyetir mobil
“Mau ngentot nia lah kita malam ini pak hahaha” balas pak broto usai masuk ke dalam mobil
Usai memastikan pak broto di dalam mobil, pak arso menjalankan mobilnya kembali. Sepanjang jalan entah dengan tujuan kemana. Pak arso berbincang-bincang dengan pak broto.
“Ah si bapak ini awalnya kesel sama saya. Tiba-tiba telepon saya tadi dan sekarang kita ketawa-ketiwi bareng” ucap pak arso tertawa kecil sambil menyetir
“Yaiyalah pak, awalnya saya kesel karena bapak godain wanita yang saya demen juga. Eh gak tahu kenapa waktu bapak nyodorin kartu nama gak lama terlintas pengen ngajak bapak bareng ngerjain si nia” balas pak broto
“Kalo bukan karena nia, saya tolak tuh pak. Tapi berhubung saya juga kangen sama tubuh nia, mendengar tawaran bapak saya langsung minat hahaha” timpal pak arso kepada pak broto
“Bapak memang pernah tidurin nia?” tanya pak broto penasaran
“Iya pernah. Suaminya kan anak buah saya” ucap pak arso serius
Sontak pak broto cukup terkejut “Ohhh gitu. Lah terus kenapa dia ngekos di tempat saya, ya?”
“Dia lagi ada masalah sama suaminya, gara-gara suaminya selingkuh sama istri saya” ucap pak arso menjelaskan
“Waalahhh…” kaget pak broto
“bapak sendiri udah nidurin nia berapa kali, gimana saya gak kesel ada yang bisa leluasa nidurin wanita pujaan saya hehe” sahut pak arso bertanya balik
“berapa kali yaaa, saya juga lupa pak.. . Tapi tenang pak. kali ini kita bisa saling berbagi hahaa” tawa pak broto menyahut
“Wahh bisa aja kamu” balas pak arso
Keduanya menuju sebuah tempat makan cukup elok. Tampak keduanya akan makan malam bersama dan memperbincangkan sesuatu.
Di sisi lain, haris masih di kantor dengan pekerjaan yang masih menumpuk. Tampak lelaki itu akan lembur. Sejenak mengerjakan pekerjaannya. Lelaki itu berpikir sejenak kembali tentang rumah tangganya.
“Memang lebih baik aku ceraikan saja nia, lalu aku ambil hak asuh bayu. Selanjutnya aku nikah bersama rani. Lagipula, aku juga udah males kalo sembunyi-sembunyi terus di hadapan nia. Mending sekalian aja aku cerain dia. Kalau nunggu dia yang cerain duluan kan lama” pikir haris di tengah lemburnya.
Sementara di tempat kos nia, bayu sudah terbangun. Anak itu sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Sedangkan nia sedang duduk di ranjang dengan daster seksinya. Tak lama bayu selesai mandi. Anak itu masuk ke kamar dengan handuk melilit dan menutupi bagian bawahnya. Cukup heran dia dengan penampilan sang mama. Dalam pikir bayu sepertinya sang mama akan berhubungan badan kembali dengan pak broto. Bayu berniat memastikan itu. Anak itu lalu memakai pakaiannya. Selagi memakai pakaian, bayu memperhatikan sang mama sedang meminum sebuah obat dengan segelas air. Ia berpikir sepertinya sang mama rutin meminum obat. Dia penasaran obat apa yang diminum mamanya. Dia berniat mencari tahu. Selesai berpakaian, bayu mengambil buku pelajarannya dan dia bawa keluar buku tersebut ke ruang depan.
Tiba-tiba sang mama menghampirinya, “De kamu mau makan malam apa?” tanya nia
“Gak usah deh ma. Aku masih kenyang. Lagipula kan masih ada biskuit dari pak broto. Itu aja cukup kok” jawab bayu di hadapan mamanya
“Oh yasudah kalo begitu. Mama juga gak makan malam kayaknya” ucap nia
Nia lalu masuk kembali ke kamarnya. Dia memilih berbaring kembali. Sementara bayu pergi belajar hingga malam tiba.
Di lain hal, pak broto dan pak arso menyambut malam dengan makan bersama sambil berbincang-bincang. Entah apa yang mereka bicarakan. Mereka sering tertawa bersama. Tak ada yang begitu serius sepertinya dari perbincangan mereka jika melihat raut wajah yang keduanya perlihatkan.
“kita bikin nia sampai hamil pokoknya ya pak hahaha” ucap pak broto tertawa
“Siapp pakk, yang terpenting itu tadi prosesnya saya jelasin. Dan malam ini, kita bikin nia kelojotan pak sama kontol kita” timpal pak arso
“Kalo prosesnya seperti yang bapak jelaskan, panjang juga ya. Tapi saya setuju sih pak, intinya saya pengen lihat nia hamil” balas pak broto
“Yasudah, nih pak di minum dulu obat dari saya” tukas pak arso memberikan obat untuk diminum
“Obat apaan nih pak?” heran pak broto
“Minum aja, nanti lihat efeknya pak” balas pak arso tersenyum
Pak broto lalu meminum obat yang diberi pak arso dengan segelas air. Entah obat apa itu. Lalu setelah selesai makan malam, keduanya kembali ke mobil. Entah mau melanjutkan perjalanan ke mana keduanya.
Sementara itu malam yang sudah gelap membuat bayu bosan dengan buku-bukunya. Dia berbaring sejenak di lantai ruang depan tempat bermukimnya. Ada yang anak itu pikirkan, “Pokoknya malam ini aku harus mantau mama, pasti mama mau berhubungan badan lagi sama pak broto itu”. Namun sayang sekali, ujungnya bocah itu malah kebablasan. Buku-buku membuat matanya lelah dan mengakibatkan dirinya tertidur begitu saja.
Di luar tempat kos bayu dan sang mama, sebuah mobil sedan masuk dan langsung terparkir di depan rumah pak broto. Keluarlah dari mobil tersebut pak broto dan pak arso. Keduanya masuk ke rumah pak broto. Di dalam rumah usai sampai, pak broto lantas mengambil dan menyodorkan sarung kepada pak arso. Pak arso lalu sontak mengatakan, “tempat pertempuran sudah siap belum pak?”. Pak broto balas menjawab, “udah dong pak tenang hehe”. Tak lama keduanya sudah berganti pakaian dengan bawahan hanya sarung saja. Bagian atas mereka terpampang bebas tanpa sehelai benang pun. Terlihat tubuh agak kurus kekar pak arso dan tubuh kekar dengan perut agak tambun pak broto.
Di tempat kos bayu, nia terbangun. Wanita itu bangun dari ranjangnya dan melihat ponselnya terdapat sebuah pesan masuk dari pak broto, “nia sayang kamu dimana? Bapak udah kepengen nih” Nia tersenyum membaca pesan itu dan berucap pelan,”kalo bukan aku lagi pengen, aku gak bakalan mau nih” Wanita itu lantas beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Nia melihat sang putra sedang tertidur. Supaya tidak ketahuan dan membangunkan putranya, Ia berjalan pelan melewati sang putra dengan hati-hati dan keluar dari tempat kosnya dengan hanya mengenakan daster seksinya. Wanita itu berjalan perlahan menuju ke rumah orang yang akan memenuhi hasrat seksualnya.
Sesampai di rumah pak broto, ia ketuk pintu rumah pemilik kosnya tersebut.
“Tuk, tuk, tuk, pak ini nia pak” ucap nia sambil mengetuk.
Tak lama pintu membuka. Betapa kagetnya pak broto melihat nia dengan daster putih yang memampangkan belahan dada dan buah dada wanita itu yang menonjol, disertai penampakan paha putih mulusnya. Langsung saja laki-laki itu memeluk nia. Kedua tangannya meremas bokong nia. Bibirnya mencumbu leher nia. Seiring dengan perlakuan tersebut nia digiring oleh Pak broto masuk ke rumah sambil memeluknya.
“uhhhmmmmmmm” cumbu pak broto
Nia kegelian dengan cumbuan itu, “Ahhhh bapaaakkkk buru-buru bangett sihh…”
Pak broto lalu melepas cumbuannya,”langsung ke kamar aja yuk sayang, bapak udah gak tahan nih” ucap pak broto mencoba membimbing nia ke kamarnya.
Nia pun mau tak mau menuruti kemauan pak broto. Di dalam kamar yang bersebelahan langsung dengan ruang tamu, nia melihat sebuah ranjang yang tepat di tengah-tengah. Bagian kepala ranjang bersandar ke tembok. Sisi kanan-kirinya hampa. Sedangkan, ada sebuah lemari di sudut kamar. Di dalam kamar tersebut, nia duduk di sisi ranjang. Sementara pak broto berdiri dekat nia di pintu kamar yang tidak memiliki daun pintu tersebut.
“Nia, bapak kedatangan temen bapak nih. Dia pengen ikutan nidurin kamu juga sayang, boleh ya?” pinta pak broto memelas sambil memandang nia yang sedang duduk di sisi ranjang.
“hah? Tapi pak? kok bapak gak bilang-bilang kalau mau bawa orang lain. Kalau gitu nia gak mau deh pak” gerutu nia
“Yahhh jangan gitu dong nia….” kecewa pak broto
“habisan sih bapak” sahut nia
“Bapak mohon nia tolong” pak broto menggenggam tangan nia memelas kembali
Nia menjadi bingung. Di satu sisi dia menolak keinginan pak broto. Di sisi yang lain, malam itu dia amat butuh kebutuhan seksnya terpenuhi. Terlebih, dia agak kasihan melihat pak broto yang sudah terlalu banyak membantunya. Lagipula dia sudah pernah bercinta dengan dua lelaki ketika bersama ayah mertuanya dan pak bejo Tak lama tunduk juga hati wanita itu kepada hasrat seksualnya yang sudah memuncak.
“Yaudah deh pak boleh” ucap nia mengubah keputusannya
“Yang bener nih sayang” girang pak broto
“Iya pak….” timpal nia meyakini pak broto.
Pak broto lalu mempersilahkan temannya tersebut muncul, “pak arsoo ayo masuk…..”
Nia terkaget ketika mulut pak broto memanggil nama pak arso. Terlebih ketika lelaki tersebut muncul.
“Halo selamat malam nia sayang” sapa pak arso ke nia masuk ke kamar.
Dihadapan nia kini terdapat dua lelaki yang hanya mengenakan sarung sebagai penutup bagian bawah. Nia lekas bertanya kepada pak broto, “Kenapa bapak bisa bersama pak arso? Kan seharusnya bapak musuhin dia?”
“Awalnya bapak kesel waktu dia godain kamu, tapi setelah bapak coba kenal deket dia, ternyata dia orangnya baik kok hehe” ucap pak broto mulai duduk di dekat nia bersama pak arso. Kedua laki-laki paruh baya ini duduk di sisi ranjang mengapit nia.
“Ta…..tapi pak?” ucap nia mencoba mengelak ucapan pak broto.
Namun apa boleh buat, kedua lelaki yang sudah dikuasai nafsu ini tidak menggubris ucapan nia. Tangan pak broto dan pak arso mulai menggerayangi dan meremas bukit kembar nia bersamaan yang tertutup oleh dasternya.
“Ahhhh bapaaaaakkkkkk ahhhhhhsss” desah nia ketika telapak tangan pak broto dan pak arso meremas payudaranya.
Keduanya berbisik di telinga kanan dan kiri nia, “malam ini izinkan kontol bapak memuaskan kamu ya sayang” ucap keduanya.
Nia hanya mendesah dan sesekali menggeser tubuhnya karena tak tahan dengan remasan tangan pak broto dan pak arso yang kuat di kedua buah dadanya.
Kemudian mulut kedua laki-laki tersebut menghampiri mulut nia dari dua arah berlawanan dan menjulurkan lidahnya. Nia bingung, di dekat mulutnya lidah pak broto dan pak arso menjulur.
“Keluarkan lidah kamu nia sayang, sambut lidah kita berdua ini hehe” ucap pak arso yang menunggu nia menjulurkan lidahnya.
Nia secara perlahan menjulurkan lidahnya. Setelah lidah nia terjulurkan seluruhnya, kedua lelaki tersebut berlomba-lomba menjilati lidah nia.
“emmmm slerrrppppp slerrrrrppppp enak banget lidahnya nia ya pak arso hehe” ucap pak broto memandang pak arso yang sedang bermain lidah dengan nia
“ya jelaslah pak broto. Gak kalah sama memeknya hehe” timpal pak arso
Setelah puas bermain lidah dengan nia tangan pak broto dan pak arso meloloskan daster putih nia dari tubuhnya secara bersamaan. Maka bugilah wanita itu. Buah dada dan puting coklattnya kini terpampang begitu jelas dihadapan dua laki-laki tersebut. Rambut kemaluannya yang tipis pun demikian. Menyadari dirinya sudah telanjang, nia mencoba mundur dan duduk bersandar di kepala ranjang yang menyender tembok. Dia kini duduk melihat pak broto dan pak arso yang sedang bersiap melepaskan sarung mereka. Dan, nia perlahan melihat kedua lelaki tersebut dalam kondisi telanjang. Ia melihat dua penis besar yang pernah menidurinya kini bersiap menyetubuhinya kembali.
“Uhhh lihat pak arso, tetenya nia kayaknya udah siap kita kenyot nih pak hehehe” ucap pak broto memandangi nia
“Hehehe bener pak broto, kebetulan juga saya lagi haus banget nih” ucap pak arso mulai mendekati nia.
Nia melihat pak broto dan pak arso naik ke ranjang mendekati dirinya. Kepala dan mulut kedua laki-laki tersebut pelan-pelan mendekat ke payudara nia. Dan, disambarlah kiri kanan bukit kembar wanita itu bersamaaan.
“Emmpphhhhhhh srupppppppppttttttttt” pak broto menghisap puting kanan nia…
“Srrruuuppppttt sruupptt eeemmmmmm” hisap pak arso di puting kiri nia
“Aaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh pak brootttooo pakkkk arsssoooooo pelan pelan ahhh” lenguh nia ketika mulut kedua laki-laki tersebut menghisap payudaranya.
Keduanya memasukkan seluruh puting coklat nia ke mulut. Terkadang keduanya menjilati, terkadang keduanya menghisap. Tangan keduanya pun tak diam. Jari pak arso dan pak broto berlomba-lomba mengaduk-aduk vagina nia sambil menikmati bukit kembar wanita itu.
“emmmmm enakk bangettt pak brotooo tetenya, kemarin waktu saya isep gak ada susunya yaa. Ehh sekarang ada pak emmmmm sruuuppptt” ucap pak arso kepada pak broto yang sedang sibuk menetek juga.
“emmmm bener bangett pak. satu lagi yang terpenting. sambil netek, memeknya nia kita mainin juga pak uhhhhh” ucap pak broto memainkan jarinya di vagina nia.
“Ahhhhhhh udaaaaaahhhhhh dongg neteeeennyyaaa ahhhhhh memekkk niaaaa mau keluarrrr bapak-bapak…aaahhh…..” desah nia tak tahan
“Ayoooo sayaaannnnggg keluarrrriiinnn ajaa uhhhhhhhh” ucap pak arso makin mempercepat adukan jarinya di vagina nia.
“cepeeetttt keluarriinnn cairann memekmu niaa sayaaanggg uhhhhh uhh” ucap pak broto yang juga tak mau kalah mempercepat adukan jarinya di liang senggama nia.
Pada akhirnya Nia tak tahan ketika kedua laki-laki tersebut mempercepat adukan jari mereka di vagina nia. Akhirnya wanita itu orgasme….
“ahhhhhhhhhhhh iyyyyyyyaaaaaaaaa niiiiaaa keluuuaaarrrrr nihhh srrrerrrrrrrrrrtttttttttt ahhhhhh ahhhh” desah nia daalam posisi dihimpit pak broto dan pak arso
Jari tangan pak broto dan pak arso pun basah. Dan keduanya tampak bangga berhasil membuat nia orgasme.
“Huuhhuuuiii lihattt pak arsoooo jariii sayaaa basaaahhh nihh kenaa cairannn memek niaaa haha” ucap pak broto menunjukkan jarinya
“Sayaa jugaa dong pakkkk hahaaa lihat uhhhh ” ucap pak arso yang juga tak mau kalah.
Lalu, setelah memastikan nia berorgasme dan beristirahat sejenak, keduanya berdiri di atas ranjang dengan penis yang sudah mengeras. Penis itu kemudian didekatkan ke mulut nia. Nia yang terduduk di ranjang kinidihadapkan oleh dua penis coklat hitam besar di depan mulutnya.
“nia sayang, ayo kocokkin kontol bapakkkk uhhh” pinta pak arsooo sambil memegang penisnya
“Iyaa sayanggg pak broto juga pengen dikocok kontolnya” ucap pak broto
Usai disuruh, kedua tangan nia lalu menggenggam batang penis tersebut dan mengocoknya secara bersamaan. Tidak hanya itu, nia juga mengulum penis pak broto dan pak arso secara bergantian.
“Ammmmmmm emmmmmm ummmmmmm” nia mengulum penis pak arso
“Ohhhhhh enaaakkkkkkk sayaaanggg terussss ohhhhh ennnakkkkk” ucap pak arso memandang nia
“Ummmmm emmmm emmmmm eeemmm” nia gantian mengulum penis pak broto
“Ayoo niaaa sayaannggg kulum yang cepet kontol kitaaa uhhhhh uhhhhhhh” ucap pak broto
“aaahhh kontoll bapak-bapak udah pada kerrrassss bangeeetttt emmmm emmmm” ucap nia sambil terus mengocok dan mengulum penis pak arso dan pak broto
Pak arso dan pak broto betul-betul menikmati perlakuan nia. Dan pada akhirnya mereka tidak tahan.
“ahhhhh ayooooo donggg keluarrriiinn spermaaa kaliiaaaan aahhhhh” ucap nia terus mengocok
“ohhhhhh iyaaa dikit lagiii sayaanggg terusssss teruuss uhhhhhh” lenguh pak broto
“Iya sayang bapakkk gak tahaaannnnn dikit lagii ayooo cepeeetttt kocoknya” sahut pak arso
“Ahhhhhhhhhh ayoooo crrroooottttinnn mukaaaaa niaaaaa bapak-bapak ahhhh ” pinta nia makin cepat mengocoknya sambil memandang wajah pak broto dan pak arso
“Ooooooohhhhh iyaa iniiii sayaaaaannngggg croooottt croootttttt” muncratt sperma pak arso di pipi kanan nia
“ohhhhh iniii rasakan pejuuuuu bapakkkkk niiiiiaaaa sayang crrooottttttttttt” tumpah sperma pak broto di pipi kiri nia
“aaaaaaaaaahhhhhh nia dipejuuuin sama bapak-bapak ohhhhh” ucappp nia menerima lelehan sperma di kedua pipinya.
Setelah berorgasme dan menumpahkan sperma di wajah nia, pak arso dan pak broto turun dari ranjang menjauhkan penisnya dari wajah wanita itu. Sementara nia sibuk membersihkan sperma kedua laki-laki tersebut dengan telapak tangannya.
“uhh pak arsooo ternyata obat yang bapak berikan bikin kontol saya masih kerass aja nih pakk” tukas pak broto yang berdiri di dekat pak arso
“jelas dong, kontol saya juga masih keras nih” balas pak arso
Selesai membersihkan sperma pak broto dan pak arso di pipinya, nia terkejut melihat penis kedua laki-laki tersebut masih mengeras.
“hah? kok kontol bapak-bapak masih pada tegang sih? Kan kalian udah pada orgasme….” ucap nia heran
“ya belum dong sayangg,, kan belum ngentot memek kamu hehe, iya gak pak arso? Ucap pak broto kepada pak arso
“Iyalah…. kontol kita baru lemes kalo udah bikin memekmu banjir peju nia sayangg hehe” tawa pak arso
Pak broto dan pak arso mengelus penis mereka masing-masing. Tak lama keduanya naik ke ranjang kembali mendekatkan penis mereka ke dekat liang peranakan nia. Nia yang sudah kepalang basah vaginanya dalam posisi terlentang kini sedang bersiap menerima penis besar kedua lelaki yang akan menyetubuhinya.
“Mau dientot kontol siapa dulu nia sayang hehe” tanya pak broto cengegesan
“siapaa ajaaa paakkk ahhh…. ayoo buruannn mumpung memek nia masih basahhh” nia memelas
“Saya aja duluan ya pak broto…. saya udah lama gak ngentot memeknya nia” ucap pak arso memohon
Pak broto pun mempersilahkan, “oh oke pak silahkan duluan”.
Pak broto lalu minggir sejenak. Sedangkan pak arso bersiap melakukan penetrasi di vagina nia. Perlahan ia dekatkan penisnya ke arah vagina wanita itu. Sementara nia sambil berbaring mulai membuka kedua kakinya seolah memberi jalan bagi penis lelaki yang akan menyetubuhinya.
“uuuhhh siappp siapp kontolll.. kamu akan menikmati memek yang kamu rindukan itu uhhh” ucap pak arso bersiap memasukkan penisnya ke vagina nia
“ahhhhh ayooo pakkk arsooooo… buruan entott memek niaa pakk ahhh” nia memelas
“iyyaaa nia sayanggg, ohhhhh terimaaa kontol bapakkk yang kangen sama memekmu ini urrggggghhhhhhh ohhhh blesshhhhhh” ucap pak arso sambil memasukkan penisnya ke liang peranakkan nia
“ahhhhhhhh iyyyyyyyyyyyaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhh memek nia juga kangen kontol pak arsoooo ohhh” desaahh niaa menerima penis pak arso
Usai berhasil memasukkan penisnya ke kemaluan nia, Pak arso perlahan mulai memajumundurkan penisnya di vagina wanita itu. sementara pak broto menyaksikan aksi pak arso yang sedang menggenjot nia sambil terus mengelus penisnya sendiri.
“gimana enaakkk gakk pak arsoo?” tanya pak broto
“urrggghhh urggghhh enaakkkk pakkkkk. Masih rapet memeknya nia uhh uhh padahal bapak juga udah pernah ngentot nia kan fuhhh” jawab pak arso sambil menggenjot nia
“ahhh pakk arsooo ahhh ayoo entot teruss memek nia ahhhh” lenguh nia menerima hujaman penis pak arso
“uuhhh uhhh iyaaa sayaanngg… bapak bakal entot kamu terus sampai kamu hamil anak bapak ohhh ohhh” ucap pak broto memandang nia sambil menghujam penis berulang-ulang di liang senggama wanita itu
“aahhhhh iyaaa pakk arssooooooo sayangg ahhh” balas nia
Pak arso, lelaki itu, tiba-tiba berhenti menggenjot nia. Nia terdiam kecewa.
“kenapa berhenti pakkk?” kesal nia
“ayoo nungging sayangg uhhhh bapak pengen ngentot memek kamu dari belakang” pinta pak arso
Nia langsung saja mengubah posisinya dalam keadaan menungging. pak arso lalu bersiap menusukkan penisnya ke liang peranakkan wanita itu,
“uhhhhh nia sayang terimaaa kembali kontol bapak ini urrggghhhh ohhhhhh bleshhhh” lenguh pak arso membimbing penisnya masuk ke vagina nia
“aahhhhhh pakkk arssooooo jangan buru-buru ahhhhhhhh” nia mendesah ketika penis lelaki paruh baya itu amblas di kemaluannya lagi.
“Urghhh urghhhh masihh sempit punyamu sayangg urghhh” racau nikmat pak arso
Pak broto yang melihat pemandangan itu tidak tinggal diam. Ia naik ke ranjang dan mendekatkan penis besarnya ke mulut nia.
“uhh ayooo bukaa mulut kamu sayangg, Kontol bapak gak mau ketinggalan. Ia mau ngentot mulut kamu niaa ohhh” pinta pak broto mencoba memasukkan penisnya ke mulut nia
“ahhhh iyyyaaaaaa pakk brotoo siniiii aaaaaaammm emmmmm emmmm” nia mengulum penis pak broto
Dua batang lelaki diterima di vagina dan mulutnya. Pak arso dan pak broto begitu bersemangat berlomba-lomba menyodokkan penisnya ke mulut bawah dan atas wanita. Pak arso terkadang memukul dan meremas bokong nia. Sedangkan pak broto terkadang menjambak rambut nia agar mempercepat kulumannya.
“uuhhhh uhhhhhh enaakkk bangettt pakk arsooo sepongannya ohhhh ohhhh” ucap pak broto kepada pak arso sambil menjambak rambut nia
“uhhhh uhhhh memeknya apalagiii pakkk rapeeeeetttttt bangettt” ucap pak arso terus menggenjot sambil memegang pinggul nia
“ohhhh Pak arsoooo kaloooo bisaaa tiapp hariii kitaaa main barengg pak samaa niiiaaaa ohhhhhh” ucap pak broto keenakan dikulum penisnya oleh nia
“urghhhhh niiaa sayaaanggg ayooo goyaaanggg pinggulmu urghhhh urghhhh ” timpal pak arsoo yang fokus terus menyodokkan penisnya.
Tak lama nia melepaskan kulumannya dari penis pak broto. Lalu pak broto bertanya kepada wanita itu,
“ ohh enakk gak kontol kita niaaa sayanggg ?” tanya pak broto di depan wajah nia
“ahhhh ahhh ennnnakkkkk kontolll kaliaaann pakkk ahhhhh” desah nia yang masih disodok pak arso
Namun tak lama pak arso melepaskan penisnya dari vagina wanita itu. Nia pun tergolek di ranjang.
DI lain hal, bayu yang sedang tertidur di tempat kosnya terbangun……
“hoaaahhheeeem…… eh iya mama!” matanya yang pelahan terbuka, namun sontak terkaget teringat bahwa dia harus memantau sang mama. Langsung saja Anak itu bangun dari rebahannya lalu mencari sang mama ke seluruh sudut ruangan. Namun tidak menemukan. Dia terheran kemana gerangan sang mama pergi. Ia berpikir sejenak. Tak lama ia menduga sang mama kemungkinan ada di rumah pak broto, terkait curiganya sang mama akan melakukan persetubuhan lagi dengan laki-laki itu. Lantas langsung saja ia menuju kesana dengan agak tergopoh-gopoh.
Sesampai di depan pintu rumah pak broto, bayu mencoba masuk.. Perlahan-lahan ia masuk ke dalam rumah yang pintunya tidak terkunci. Di dalam rumah tersebut, ia tak lama mendengar suara dua orang lelaki. Lantas ia ikuti sumber suara itu. Sumber suara yang didengar bayu mengarah ke kamar yang ada di sebelah ruang tamu. Ia mencoba mengintip sejenak dan berbalik cepat agar tidak ketahuan. Betapa terkejutnya anak itu ketika melihat atasan papanya, pak arso, sedang bersama pak broto dalam keadaan bugil di kamar tersebut. Sementara dia juga melihat sang mama sedang tergolek telanjang pula di ranjang kamar itu. “Kok pak arso, atasan papa, bisa ada di sini ya” tanya dirinya heran. Anak itu lalu mencoba mengikuti dan mendengar apa yang terjadi di dalam sana.
Sementara itu pak arso dan pak broto kembali berdiri di sisi ranjang dengan penis mereka yang masih mengeras . Sementara nia sedang tergolek kelelahan. Namun tak lama, pak broto naik ke ranjang.
“Nia sayang kini giliran bapak yah….” ucap pak broto mendekati nia yang masih berbaring
“iyaaaa pak broto” ucap nia membuka kakinya
“ohhhhhhhh memekkkk nia sayang bersiaplah terima kontol bapak broto ini urrggggggghhhhh uhhh ohhh” lenguh pak broto memasukkan penisnya ke vagina nia
“ahhhhhhhh pak brotooo pelan-pelann ahhhh” racau nia ketika penis pak broto menyeruak masuk liang senggamanya.
Setelah memasukkan penisnya, Pak broto perlahan mulai menghujamkan kemaluanya itu ke kemaluan nia. Sementara pak arso memandangi kawan yang baru dikenalnya sambil tersenyum.
“urgghhhh urgggghhh rasakann kontol iniii sayang urrgggghhh ” ucap pak broto bersemangat
“ahhhh ahhhh ahhhhhh iyyyyyaaahhhhhh pak brottoo, sodok memek niaa pakk ahhh ” lenguh nia nikmat
“urggghhhh eeennnaaaakkk ngentooottt kamuuu sayyanggggg orghhhhh” racau keenakan pak broto
Saat terus menggenjot nia, tiba-tiba pak broto terdiam, lalu ia mendadak mengangkat nia dengan penis masih tertancap dalam vagina wanita tersebut. Pak broto lalu berdiri menggendong nia dengan penisnya yang tetap terbenam dalam liang peranakkan wanita pujaanya itu.
“ohhhh hohooo ennnnakkkkkk urrgghhh urggghhhhh ayoo digoyanggg niaa sayangg urghh” ucap pak broto sambil terus menggenjot nia.
“Ahhhhh bapaaakkkkk ahhhhhhhhhhhh niaaa dientott sambil digendong” desah nia sambil merangkul tangannya di leher pak broto ketika digendong lelaki tersebut
Pak arso yang berdiri sejenak dari tadi mempehatikan kemudian pelan-pelan mendekat ke nia yang kedua kakinya sedang melingkari tubuh pak broto saat digendong.
“orggghhhhh enaaakkkkk….. ayooo pakkk arssooooo jangann diem ajaaa buruaaannnn….” ucap pak broto seperti memberi kode
“ahhhh kalian mauuuu apaaaaa ahhhh?” tanya nia heran sambil digendong pak broto dan terus digenjot laki-laki itu.
“urggghhh kitaaa pengen kamuuu merasakannn dua batang kontol sayanggg” ucap pak broto menatap wajah nia
Pak arso yang sudah berdiri didekat nia sambil mengelus penisnya yang masih tegak mengeras menangkap kode pak broto. Laki-laki itu lalu mengarahkan penisnya ke anus nia.
“uhhhhh siaaaaaapppp pak brotoooo…… saya bantu megangin nia nih pak” ucap pak arso membantu memegangi nia dari belakang
“ayooo buruan entot anusnya pak uhhhh saya gak tahan pengen lihat ekspresi wajah nia dientot dua kontol pak urggghh urghhhhh” sahut pak broto
“uhhhh iyaaaa iniii pakkkkk dikit lagii…… niaaa saayangggg terima kontol bapak di anusmu yaaa urgggggggghhhhhhhh sempppiiittttttttt” lenguh pak arso memasukkan penisnya
“ahhhhhhhhhhhhhh pak arsoooooo” desah nia kencang
Walau sempit, pak arso terus memaksa penisnya masuk ke anus wanita itu. Dan pada akhirnya ia berhasil membenamkan batang kemaluannya. Kemudian sambil dipapah pak broto yang dibantu pak arso, nia menerima dua hujaman penis di dua lubangnya. Pak arso dan pak broto berbarengan menggenjot wanita itu.
“uhhh uuuhhhh jadi tambahhh enaaakkk memekmu nia sayaaangggg urghhhhhh” lenguh pak broto
“uhhhhh uhhhhh anusmu masssihh sempiit niaaa” bisik pak arso di telinga nia
“ahhhhhh ahhhhhh iyyaaa, ohhh kontooolllll kaliaaannn keerrrasss bangett pakkkk arsoooo pakk brotooooo” teriak nia pada kedua lelaki tersebut.
“paaakkkkkkk arssssoooo ueennnaaaakkk bangett yaa pakkk urghhh urggghhhhh” sahut pak brotoo
“Iyyaaaaaa paakkkkkk brotoo urgghhhhhhh urgghhhh” balas pak arso yang juga tak mau kalah
Nia terus mendesah ketika dua batang lelaki tersebut keluar masuk dua lubangnya. Namun perlahan-lahan kedua lelaki itu kelelahan juga. Keduanya merebahkan nia ke ranjang, sedangkan mereka berdua duduk lelah di sisi ranjang memandang nia.
“ohhh benerr benerrr manteppp memekmu nia….. sampe cape bapak fiuhhh” ucap pak broto kelelahan
“iyaa nihhh pak, tapi… kontol kita masihh kuat kan pak hehehehe” timpak pak arso
“iyaa donggg belum nyemprotttt ituu memekk pakk hehe” sambut pak broto dengan gelak tawa
Nia terduduk bugil di atas ranjang memandangi kedua bapak-bapak itu. dia juga lelah. Namun tak lama tiba-tiba pandangan kedua lelaki tersebut tertuju kepada bukit kembarnya. Nia menangkap maksud mereka. Ia lalu meremas kedua payudaranya.
“Kaliann haus kan??? ayoo sini nenen biar kalian kuaat bisa ngentot lagi ahhhh” ucap nia menggoda
Kedua lelaki itu pun mendekat ke tubuh nia. Mulut mereka berdua perlahan-lahan menghampiri payudara wanita itu. Lalu secara bersamaan pak broto dan pak arso menyambar puting nia yang coklat.
“aaaaaaaammmmmmm emmmmmmm nyeeeeeeemmmmm nyyemmm srruuupppppptt” keduanya melumat rakus
Nia tidak tinggal diam. Ketika kedua lelaki itu sibuk menyusu di buah dadanya, ia mengocok penis mereka.
“ohhhh ayooo bapak-bapak buruaannnn nenennnyaaa…… iseeeppp sampe puasss nenen niaaa ini ohhhhhh” nia keeenakann
“iya sayanggg lihatttt putingmu bapak kenyot nih ammmmmm nyemmm nyeemmmm” ucap pak broto sambil memegang dan meremas payudara kanan nia
“iyaaa nia, eeemmmm enakkkk neneen samaaa kamuuuuu” sahut pak arso sibuk menetek di payudara kiri nia
“ohhhhhhh kaliaannn kayakkk bayiiiii neteknyaaaaa ohhhhhh” lenguh nia ketika bapak-bapak tersebut asyik menetek
Tak lama kedua lelaki tersebut menyudahi lumatan mulut mereka di buah dada nia. Keduanya sejenak mencoba mengambil tenaga kembali untuk menggempur nia. Kedua penis mereka kini makin mengeras. Sementara nia masih dalam posisi duduk di atas kasur usai meneteki dua lelaki paruh baya tersebut.
“yaahhuuuddddd nenennyaaa…. bikin kontoll pengen cepett nyembuuurr uhhhh” ucap pak broto
“iya pak broto…. kalo bisa si nia tiap hari netein kita berdua fuhhh bener manteeep topp tetenya” balas pak arso
“uuhhh dasarrrr, lihatt puting nia basah kena ludah bapak-bapak niih” ucap nia agak ketus
Setelah meneteki pak broto dan pak arso, nia melihat penis keduanya semakin keras saja. Wanita itu mencoba mencandai mereka berdua,
“Udah ya bapak-bapak, nia mau balik lagi ke tempat kos” ucap nia berpura-pura menyudahi
“urghhhh belumm nia sayang, lihattt kontolll bapakk makinn kerasss nihhh” ucap pak arso
“yaudah terus kenapa?” tanya nia
“kontol bapak mau ngecrott di memek kamu sayangg urggghhh” ucap pak arso mengelus penisnya
“ohh berarti pak arso ajaa kan?” tanya nia kembali
“ihh kamu nia, bapak juga mau ngecrottin memek kamu” ucap pak broto agak kesal
“untuk apa pak?” tanya nia heran dalam posisi duduk telanjang
“bapak pengen punya anak dari rahim kamu sayang” jawab pak broto memandang nia
Nia mengambil posisi terlentang kembali. Kedua kakinya juga kembali membuka, menampakkan kemaluannya yang sudah siap untuk dimasukki. Kedua batang kemaluan pak broto dan pak arso mendekatinya.
“ohhhh siapaaa duluuuann yang mauuu ngecrottinn memek niaaa?” ucap nia sambil memainkan klitorisnya
“Sayaa duluan yaa pak arsooo. Tadii awal-awal saya kan udah ngalah. Sekarang giliran saya” sahut pak broto kepada pak arso
“Silahkan pak” jawab pak arso mengalah
“Pak broto dan pak arso tampak bersiap kembali menggempur nia. Kedua penis mereka makin mengeras. Sementara nia masih dalam posisi duduk usai meneteki dua lelaki paruh baya tersebut.
Pak broto mendekatkan kemaluannya ke kemaluan nia. Lelaki itu sedikit menggesekkan batang kemaluannya.
“ohhh ohhh ayooo buruannn enttoottt pakkkkk” pintaa niaaa
“urgggghh iyaaa sayanggg, terimaaa kontolll iniii memeekkkk orggghhhhh urgghhh bleeessshhhhh” pak broto memasukkan penisnya ke vagina nia
“ahhhhhhh bessaaarrrr kontolnyaaaaaa” desah nia usai dimasukki batang pak broto
Pak broto secara perlahan memompa penisnya di kemaluan wanita pujaannya. Nia hanya bisa mendesah dan memandang mata lelaki yang sedang menyetubuhinya. Sementara pak arso mencoba menghampiri mereka berdua yang sedang bersetubuh.
“ayooo ppaaakkk burruuannn sodoookkk niiiaaaaa” ucap pak arso memberi semangat
“urgghhh urgghhhh iyyyaaa paaakkk….. saaaayyyaaaanggggg urgghhh goyyyaaanggg memeekk kamuuu” pinta pak broto berkeringat
“aahhh ahhh iyaaaa pakkkk” desah nikmat nia
“urghhhhh urgggghhhhh koontollll bapaaakkk maauuu nyemburrrr benihhhh untuukkk kamuuu sayangggggg” lenguh pak broto sambil mempercepat sodokkan penisnya
“aaaaahhhhh iyyyaaaaaa, niiaaa siaaaappp terrimmmaaa benihhh pakkkk brotooo” desahh nia di puncak kenikmatan
Keduanya pun kemudian saling mendekap. Nia melingkarkan kakinya di pinggang pak broto. Tanggannya memeluk leher laki-laki itu. Sementara pak broto, di wajahnya tersirat ia tampak sudah tak tahan ingin menyemburkan spermanya.
“aahhhhhhhh niiiiaaa mauuuu keluaaarrrr pakkkkkkk ………. ahhhhhhhh ayooooo manaaaa pejuuunyaaaaaaaa bapakkk ahhhhhhhhhh srreeerrrrttt sreeerrrrrr ahhhhhhhhh” desaahh nia panjang
“urrrrrggghhhhhh urghhhhhhhhhh iniiiiii memeeekkkkkk nia sayanggg teeerimmmmmaaa pejjjuuuu buaaaatttt jadddiiii anakkkkk kitaa aaargggghhhhhhhhhhhhhhhhh crrooootttt crrroootttttttt” lenguhh panjang pak broto
Pak broto dan nia berorgasme bersamaan. Tubuh keduanya bergoncang usai menumpahkan cairan masing-masing. Sementara pak arso cukup tersenyum memandang adegan dua insan di depannya.
“Baguusssss pak brootttoooooo” pujii pak arso
Pak broto mencoba bangkit setelah ia menumpahkan spermanya di vagina nia. Ia tahu pak arso menunggu gilirannya. Walau tubuhnya melemah, ia paksakan untuk bangkit juga. Nia yang masih terengah-engah memandang pak broto. Ia melihat lelaki itu hendak menarik penisnya. Seketika pak broto berhasil menarik penisnya dari liang kemaluan nia. Dan, cairan menetes dari vagina nia.
“Uhhhh lihattt pak arsooo, banyakk spermaa sayaa” ucap pak broto usai menarik penisnya
“Weleh-weleh, kita biarin aja kali pak broto sampai kering hehehe” ucap pak arso melihat ke arah vagina nia
“ohhhhh banyyaaakkk pejunnyaaaaa” ucap nia sambil terlentang merasakan hangatnya sperma pak broto di liang senggamanya
Pak arso dan pak broto membiarkan nia istirahat sejenak selagi menunggu sperma pak broto benar-benar tidak ada lagi di vagina wanita itu. Nia menikmati istirahatnya. Selagi itu Ia merasakan cairan kemaluan pak broto perlahan juga keluar dari liang kemaluannya.
Waktu pun berlalu, di luar sana bayu mengintip adegan yang baru saja di lihatnya. Cukup merinding anak itu. Hanya saja kemaluan anak itu berdiri melihat persetubuhan sang mama dengan dua laki-laki tersebut. Ia mencoba berlindung di balik tembok. Ia merasa peristiwa di dalam kamar yang diintipnya belum selesai. “Mama, penis aku berdiri ngelihat mama digituin maa…” ucap bayu seorang diri usai melihat persetubuhan sang mama.
Pak arso tampak bersiap dengan penisnya yang masih keras semenjak ia terus mengelusnya. Nia yang terlentang mulai bertenaga kembali. Vaginanya perlahan mengering walau masih terdapat sisa cairan menempel.
“Uhhh nia sayanngg kini giliran bapak, nungging sayang” perintah pak arso
“iyyyaaaa paaaakkk” ucap nia sambil mengambil posisi menungging dan kedua tangannya bertopang pada kasur
Pak arso lalu mendekatkan kemaluannya ke liang senggama nia. Lelaki itu hanya menggesekkan batang penisnya di vagina nia yang menungging di depannya
“ohhhh pakkk arsssooo ayoooo enttoootttt memeekkkk” pinta niaa mendesah sambil menungging melirik pak arso di belakangnya
“gak mau, sebelum kamu janji dulu… “ ucap pak arso sambil terus menggesekkan penisnya
“Janji apa pak ahhh?” gerutu nia
“janji kamu mau kerja di tempat bapak” ucap pak arso
“Iya pakk nia mau kerja di tempat bapak” balas nia cepat
“bener ya?” sahut pak arso tak percaya
“bener pakkk, ahhhh ayooo buruan masukkin kontolnya” nia memelas sambil tetap menungging
Mendengar ucapan nia, pak arso langsung memegang pinggul nia dan memasuukkan batang penisnya ke liang peranakan wanita itu.
“aaahhhhhhhhhhhhhhh gedeeee dannnn kerrrrassssss” lenguh nia ketika pak arso penetrasi ke kemaluannya
“uhhhhhhh ssseeemppppiiiittttttt uhhh uhhhh” ucap pak arso mencoba menyodok penisnya perlahan-lahan
Pak broto yang kelelahan usai berorgasme mencoba mengambil posisi di depan wajah nia yang sedang menikmati digenjot pak arso dari belakang.
“bagaimana pak arsoooo masiiihhh enakkk gak memeknya?” tanya pak broto kepada pak arso yang masih sibuk menyodok nia.
“urgghhh masihhlahhh pakkkkkk lihattt nia ekspresinyaaa” ucap pak arso sambil menggenjot nia
“ahhhh ahhhh pakkk brotttooo, kontoolll pakkk arrsooo keraaasss banggettt pakkk aahhh” desah nia menerima hujaman berulang penis pak arso
Pak arso tiba-tiba memeluk nia dari belakang dan meremas kedua buah dada wanita itu. Selain itu, kepala dan wajah pak arso pun berdekatan dengan kepala dan wajah nia.
“pakkkkk brrrotttoooo lihhhatttt tetenyaaa sayaaa remasssss urggghhhhhhhh” ucap pak arso di telinga nia dan kepada pak broto
“urrghhhhhh mantteeeppp pak arsoooo,, kontol saya jadi tegang lagi nihhh” ucap pak broto melihat gaya bersetubuh pak arso dengan nia
“aaahhhhhh pakkkk arrrssssooooo aaahhhhhhhhhh” nia mendesah ketika pak arso meremas bukit kembarnya
Pak arso lalu melepaskan remasannya, ia juga melepaskan dekapannya dari tubuh nia. Lelaki itu kini kembali memegang pinggul wanita itu dan masih tetap menyodokkan penisnya. Nia hanya bisa mendesah dan telapak tangan yang menopang tubuhnya meremas sprei kasur. Sementara pak broto, penisnya tegang kembali. Ia mencoba meminta nia mengulum penisnya lagi.
“nia sayangggg kulumm kontol bapak lagii dongg uhh” ucap pak broto mendekatkan penisnya ke mulut nia
“ahhh ahhh gak mau pakkk kan tadi udahhhh” kesal nia sambil terus digenjot pak arso
“urghhhhh urrghhhh ayooo niiia sayannngggg kulummm kontolnyaaa pakkk brotooo urghhh” ucap pak arso dengan kesal sambil mempercepat genjotannya
“Ahhhhh iyyyaa iyyaaaaa” balas nia
“iniiii niaaaa sayyyangggg uhhhhhhhhh” ucap pak broto memasukkan penisnya ke mulut nia.
Serupa dengan posisi sebelumnya, kini kembali nia dimasukki vagina dan mulutnya oleh penis pak arso dan pak broto.
“aaaammmm emmmpphhh emmppphhhhh” nia mengulumm peniiisss pak broto
“urghhhh bagusss nia sayanggg,,,,, pak brotoo entottt mulutnyaaa pak. kita pejuin mulut atas dan bawah nia urghh urghhh” perintah pak arsooo
“siiiaaappppp pakkkk urghhhh urghhhhh” ucap pak broto memegang kepala nia, agar nia mempercepat kulumannya
“Urghhhh hhaaahaaa obatt pak arsoo bener hebaattt, kaloo ginii tiapp hari aja pakk kita pejuinn niaa pakk haha” ucap pak broto tertawa sambil terus membimbing kepala nia mengulum penisnya
“urrgghhh hahhhaaaa iyyaaaa pak broto, sampaii nia gakk tahuuu dia hamil anak siapa urghhhhhh” balas pak arso mempercepat sodokkan penisnya di liang peranakan nia.
Ketiga manusia yang bugil bersama di satu ranjang itu kini bermandi keringat. Pak arso dan pak broto mempercepat sodokkan penisnya. Sementara nia menggoyangkan pinggul dan mulutnya semakin cepat juga.
“ahhhhhhh ayyyoooo croottttttiiinnnn memek sama mulut nia pak arso pak brotooo ahhh” ucap nia sejenak melepaskan kuluman dari penis broto
“iyyyyaaaaaaaa saaayyyyaaangggggggggg urrgggghhhh…. ayoooo pakk arsooo kitaa pejuinn bareng-barengg pakk urghh urghh” lenguh pak broto yang penisnya kembali dikulum nia
“iyyyyyaaaaaa urrghhhh urrrgghhhh niiiiiiiaaaaaaaaaaa, konnntoollll bappppakkk juga pengenn kamuuuu hamilll anaaakk bapakkk sayaaanggg” lenguh pak arso penghujung puncakk
“emppppppphhhh emmppppphhhhhh ammpppppphhhhh” nia mengulum cepat penis pak broto
“urrggghhhhhh urggghhhhh ayoooo saayangggg kulummm yangg cepattttttt” lenguh pak broto menyodok mulut nia
“paaakkkk brooottttooooo burruuuaannnn croottttiiinnnn urghhhh” perintah pak arsooo
“Iyyyaaaaaaaaaaa pakkk,,,, urghhhh urggghhhhh terimmaaa pejuuu bapakkkk sayaannngggg crottt crotttttttttt” ucap pak broto menekan kepala nia agar mulut nia menelan seluruh penisnya
“mantttteeeeeeeppppppp gilirrrraaaaaannnn saaayaaaaaa,,, uuuuuurrgghhhh mmmmeekkk niaa sayyyanggggg iniiii pejjjuuuuuu buattttt kamuuuuuuu orgghhhhhhhh crroootttt crrrootttt” lenguh pak arso menekan penisnya dalam-dalam ke vagina nia.
Mulut bawah dan atas nia kini menerima seluruh batang penis dua laki-laki yang sedang memuntahkan spermanya. Wanita yang basah keringat itu cukup lama menahan penis dua laki-laki itu di dalam mulut dan vaginanya. Tak lama setelah pak arso dan pak broto merasa telah seluruhnya lahar panas mereka keluarkan, kedua penis laki-laki itu tercabut dari mulut dan liang peranakkannya. Sperma pun keluar bersamaan dari mulutnya dan vaginanya
“haaaahhhhh hahhhhhh haaahhhhhhhhh” niaaa terengah-engah sambil mulutnya menganga mengeluarkan sperma
“ohhhhh lihaaattt pakk arsssssoo spermaaa kitaaaa” ucap pak broto melihat sperma keluar dari mulut dan vagina nia
“iyya pak. enakk gak pak broto, kitaa haruss tetep kompakk nih pak sampai nia bener bener bunting anak kita hahaha” ucap pak arso tertawa
“okkkeeee paaakk kita bakal ngentot dan nenen sama nia terusss haha” sambut gelak tawa pak broto
Sementara di luar bayu tampak gemetar….. anak itu berucap,”kalo sudah begini aku harus kasih tahu papa, kasihan mama” ucap anak itu dengan bagian bawah celananya yang basah.
Di sebuah kamar seorang wanita bermandi keringat bersama dua orang lelaki tanpa sehelai busana pun di atas satu ranjang yang sama. Wanita itu masih terbangun di atas ranjangnya sementara dua laki-laki yang bersamanya tampak sudah terlelap dengan wajah amat lelah. Ya, wanita itu adalah Nia. Nia tidak ikut tidur melepas lelah usai berhubungan badan dengan pak broto dan pak arso yang sudah terlelap lebih dulu setelah menyetubuhi dirinya. Ia masih sibuk membersihkan mulut dan vaginanya yang dipenuhi oleh sperma pak broto dan pak arso yang berejakulasi di kedua bagian tubuhnya itu. Sambil membersihkan, tatapan matanya memandangi dua lelaki yang berbaring pulas di dekatnya. Terlebih nanar matanya mengarah ke pak broto, Begitu serius ia memandangi lelaki yang telah memberinya tempat bernaung sementara. Hanya saja entah apa yang dipikir ibu satu orang anak tersebut.
Nia segera beranjak dari ranjang yang baru saja menjadi medan pertempuran manusia bergumul satu sama lain. Ia mengambil pakaian tidurnya yang terletak di sisi kanan bawah ranjang. Tubuhnya yang padat dan sintal lantas ia tutupi dengan pakaian yang baru saja ia ambil itu. Tanpa berpikir lama setelah mengenakan pakaian, nia meninggalkan kamar tersebut sekaligus rumah kayu dan tua milik pak broto. Ia berjalan pelan langkah demi langkah menuju tempat kosnya kembali. “Bayu kemana ya?” pikir nia ketika membuka pintu. Wanita itu tak melihat sang putra di ruang depan tempat kosnya.
Padahal, sebelumnya ia melihat bayu sedang tertidur di lantai dengan buku-bukunya. Lantas ia tutup rapat-rapat tempat kosnya. Setelah itu ia langsung menuju kamarnya untuk mengecek apakah bayu ada di dalam. Dan ternyata anak itu sudah berbaring tengkurap di atas kasur. Nia menarik nafas lega. Ia susul sang anak dengan berbaring di sebelahnya. Wanita itu berpikir sejenak sambil mencoba menutup matanya untuk beristirahat. Sementara sang anak di sebelahnya hanya memejamkan mata. Padahal anak itu belum tertidur. Dia terengah-engah usai berjalan terburu-buru dari rumah pak broto setelah baru saja menyaksikan untuk kesekian kalinya persetubuhan sang mama.
“De, ade, bangun sebentar de. Mama mau ngomong” ucap nia mengelus kening sang putra
“hoaaaaheeem…..Ada apa sih maaa?, aku kan masih ngantuk banget” jawab bayu yang sebenarnya pura-pura sedang tidur.
“Emmm….. besok kamu gak usah sekolah dulu ya de” terang nia
Lantas bayu menoleh ke wajah sang mama,”loh kok gitu ma?”
“Iya, besok kita pindah dari sini. Kita bakal ke rumah tante mira” nia menjelaskan dengan lembut
Bayu terdiam sejenak. Anak itu dalam hatinya begitu bahagia karena ia bersama sang mama akan segera meninggalkan tempat kos. Bagi bayu, ini berarti sang mama tidak akan lagi berkeharusan untuk berhubungan badan dengan pak broto. Itu juga berarti lepas sudah ketergantungan ia dan mamanya dengan lelaki paruh baya tersebut. “rumah tante mira kan jauh maa dari sekolahku, kenapa kita gak pulang ke rumah aja maa biar kita bisa tinggal sama papa lagi” sahut bayu kepada sang mama dengan mata masih mengantuk.
“Bayu, mama kan udah bilang. Mama gak mungkin lagi tinggal sama papa. Udah berapa kali mama jelasin sih” kesal nia pada sang putra.
“yahh mama” gerutu bayu kecewa
“Yaudah de kita tidur sekarang. Besok pagi-pagi banget kita harus meninggalkan tempat ini” timpal sang mama tidur membelakangi bayu
Malam itu nia tertidur lebih dahulu ketimbang putranya. Bayu belum tidur lagi. Ia masih memikirkan kemana gerangan akhir cerita kehidupannya akan berujung kalau terus begini. Ia masih berharap keluarganya dapat utuh kembali, walaupun peluang itu kelihatannya kecil. Di balik itu semua, ia bersyukur akan pergi dari rumah pak broto, lelaki yang mau menikahi sang mama. Tak lama anak itu menyusul sang mama yang sudah terlelap.
Di rumah pak broto, pak arso tampak mengucek-ngucek matanya. Lelaki yang juga atasan haris tersebut nampak terbangun di ranjang yang baru saja ditinggalkan nia. Ia melihat nia sudah tidak ada lagi di kamar itu. Lekas ia mengambil sarung lusuh pinjaman pak broto yang tergeletak di sisi ranjang.
“Pak broto, pak broto, bangun pak. Nia kok udah gak ada di sini?” teriak pak arso membangunkan musuh yang telah menjadi kawannya tersebut
“Alaaaahhh dia udah balik pak ke tempat kosnya” sahut pak broto lemas masih mengantuk
“Hooohh. Yasudah pak. saya pulang dulu pak. Pakaian saya di mana ya?” tanya pak arso memakai sarungnya
“Itu pakk di bangku ruang tamu depan” jawab pak broto tampak menoleh
Lekas memakai sarungnya, pak arso langsung mengambil pakaiannya di ruang tamu depan rumah pak broto. Buru-buru lelaki itu mengenakannya karena ia akan segera pulang ke rumah. Setelah mengenakan pakaiannya ia pergi meninggalkan rumah pak broto menuju mobil sedannya yang terparkir di halaman. Sebelum masuk ke mobilnya, ia menatap tempat kos nia.
“Ini belum berakhir nia sayang….. hehe. Sampai kamu mengandung anakku” gumamnya dalam hati
Masuklah pak arso ke mobilnya. Tak beberapa lama meluncurlah pak arso meninggalkan tempat yang baru saja disinggahi untuk melampiaskan nafsu birahinya.
Keesokan pagi,
Pagi-pagi buta dengan dibalut daster yang sama seperti semalam, nia sudah terbangun. Terlihat ia membereskan dan memasukkan seluruh perlengkapan dan pakaiannya ke plastik dan tas besar. Ia pastikan tidak ada lagi yang tersisa di tempat kosnya. Ia juga sekalian memasukkan perlengkapan dan pakaian bayu ke sebuah plastik dan ransel. Setelah itu ia berganti pakaian langsung tanpa membersihkan dirinya usai bersetubuh semalam. Ia mengganti pakaiannya dengan kaos berkerah berwarna dengan celana jins ketat panjang menutupi bagian bawah tubuhnya. Setelah itu, ia membangunkan sang anak dengan tergesa-gesa.
“De, ayo bangun de. kita musti berangkat sekarang nih” ucap nia dengan nada agak keras
“Addduhhh mamaaaa…. kok buru-buru banget sih. Ke rumah tante mira kan gak harus pagi-pagi begini juga maa” keluh bayu
“Udaahhh buruan bangunn deee… lihat tuh barang-barang udah mama siapin semua” sahut nia kepada putranya seraya menunjukkan semua barang yang sudah dibereskannya.
“huuuuhhh iyaa maa” bayu menarik nafas
Anak itu lekas terbangun. Ia lekas mencari handuknya, tetapi handuk anak itu sudah dimasukkan ke ransel miliknya.
“Ma, handukku mana?” tanya yang sudah beranjak dari kasur
“Gak usah mandi de, kita musti buru-buru nih” sahut sang mama yang masih memeriksa satu per satu seluruh kelengkapan
“gakk mau maaa. Aku mau mandi pokoknya. Kalo gak mandi bau” kesal bayu
“Yaudah sana mandi. Itu handuknya di ransel kamu, bawa baju sama celana kamu sekalian biar langsung dipakai di kamar mandi” jawab nia
“iyaa maa” balas bayu membuka ranselnya
Bayu mengambil handuk, kaos kerah berwarna hitam, celana dalam hitam, dan celana jins panjang dari ranselnya. Lekas semuanya itu ia bawa ke kamar mandi.
Sementara nia sedang mengecek keuangannya. Uangnya akan habis sekali pakai untuk berkunjung ke rumah sang kakak dengan menggunakan taksi. Memang tidak ada pilihan untuk ibu satu orang anak itu. Barang bawaan memaksanya untuk menggunakan taksi agar lebih nyaman. Lagipula ia yakin sang kakak akan membantu keuangannya. Selama ini ia tidak memilih bernaung di rumah kakaknya selepas pergi dari rumah karena ia khawatir akan membebani sang kakak. Namun karena keadaan mendesak, tidak ada pilihan lain bagi nia kecuali sang kakak sebagai tempat tinggal sementara untuk dirinya dan bayu.
Cukup lama nia menunggu sang putra mandi hingga ia mencoba mengecek ke kamar mandi sekalian memeriksa apakah masih ada barang yang tertinggal. Berjalanlah nia dari kamarnya menuju kamar mandi. Betapa kagetnya nia…..
“uuuhhh mamaaaa, bayyuuu mau ngentott mamaaa maa…. mama mau kan bayu ento ma……” suara pelan bayu dari dalam kamar mandi
Mendengar ucapan sang anak, nia sontak kaget. Entah apa yang membuat sang putra yang sedang beranjak dewasa itu mengkhayalkan bersetubuh dengannya. Buru-buru ia kembali ke kamar. Ia berpikir sejenak kiranya apa membuat bayu demikian. Tak lama wanita itu berteriak,
“Dee… buruann mandi-nyaa! Bentar lagi kita harus berangkat!” teriak nia
“Iyaa maa sebentar lagi!” sahut bayu membalas
Sambil menunggu bayu yang sedang berada di dalam kamar mandi, nia menerka-nerka apa penyebab bayu demikian. Nia agak shock mengetahui hal itu. Bagaimana mungkin anak kandungnya sendiri itu ingin menyetubuhinya yang merupakan ibu kandungnya. Nia akan berusaha menyelidikinya. Ia lupakan sejenak persoalan bayu. Nia mengeluarkan seluruh barang yang akan dibawanya satu per satu ke luar tempat kos. Dan, di luar tempat kos, langit pagi masih gelap. Cahaya mentari belum menampakkan sinarnya. Nia mencoba tarik nafas dalam-dalam udara pagi yang masih segar itu seraya merehatkan pikirannya sejenak. Setelah itu, barulah ia keluarkan barangnya satu per satu.
Ketika barang terakhir nia keluarkan, keluarlah bayu dari kamar mandi dengan pakaianya yang sudah rapi ia kenakan.
“Maa… aku udah siaapp” ucap bayu menunjukkan dirinya kepada sang mama
“Yaudah yuk kamu buruan keluar. Mama mau tutup pintu kosnya” jawab nia di depan pintu tempat kosnya.
“Iya maaa” sahut bayu
Setelah bayu keluar, nia menutup pintu kosnya tersebut. Lalu kuncinya ia letakkan begitu saja menggantung di pintu.
“De, kamu tunggu sini dulu yaaa. Mama mau cari taksi dulu ke depan” terang nia kepada putranya
“Okee maa” balas bayu.
Nia lantas melangkah meninggalkan bayu yang menunggui seluruh barang bawaan. Ia berjalan ke arah luar wilayah rumah pak broto untuk mencari taksi. Selagi sang mama mencari taksi, bayu melamun sejenak entah apa yang dipikirkan anak itu. Tak beberapa lama datanglah taksi sedan berwarna biru masuk ke halaman rumah pak broto. Taksi itu kemudian berhenti pas di depan bayu yang sedang menunggui barang bawaan. Lalu, pintu bagasi pun terbuka. Sang mama keluar bersamaan dengan supir taksi. Sang mama menemui bayu. Sementara supir taksi memasukkan seluruh barang bawaan nia dan bayu ke bagasi. Setelah sang supir memasukkan semua barang bawaan, nia dan putranya lekas masuk ke taksi disusul sang supir. Kemudian taksi tersebut meluncur meninggalkan halaman rumah pak broto.
Di dalam taksi bayu bercengkrama dengan mamanya,
“Ma, kenapa kita gak pamit dulu ke pak broto? Kan dia udah berjasa banget membantu kita…” tanya bayu heran
“Emmm gak usah dee. Itu kenapa mama pengen pergi pagi-pagi dan buru-buru banget supaya gak ketahuan pak broto”
“Lah emang kenapa maa?” tanya bayu makin heran
“Gapapa. Eh iya nanti pas sampai di rumah tante mira, kamu bakal ketemu sama sepupu laki-laki kamu” jawab nia sambil mengalihkan pembicaraan
“Hah? siapa ma?” tanya bayu penasaran
“Iyaaa… itu anaknya tante mira, mas Jodi… Dia lebih tua dari kamu, umurnya 18 tahun. Sekarang dia masih kuliah” teran nia kepada bayu di dalam taksi
“emmmm” bayu mengangguk seolah mengetahui
“Jadinya sekarang kamu ada temen mainnya deh” ucap nia mencoba menghibur bayu
“Yaa semoga ajaa deh maa………” sahut bayu tidak yakin
Taksi itu pun melakukan perjalanan yang lumayan jauh dari tempat kos nia. Di dalamnya si supir fokus mengemudi, sedangkan bayu dan mamanya terkadang asyik sendiri, terkadang mengobrol satu sama lain.
Sementara itu pak broto tampak terbangun di ranjang kamarnya.
“Hoaahheeeeeeem fuuuuhhhh….. cape juga semalam. Meski begitu, puas deh ngentot si nia hehe..” ucap pak broto sambil mengenakan sarungnya.
“Dasar pak arso, nyelonong kabur aja. Padahal, udah di kasih kesempatan tempur bareng. Giliran dah nyembur kaga pamit sama sekali sama yang kasih kesempatan” keluh pak broto seorang diri. Padahal, semalam pak arso sempat pamit. Namun, pak broto mungkin lupa.
Pak broto beranjak keluar kamarnya. Ia memilih duduk di ruang tamunya sejenak selagi mengambil nafas pagi itu. Selagi terduduk di bangku, kepalanya ia senderkan ke dinding tembok rumahnya. Lelaki itu memejamkan matanya kembali, dari mulutnya keluar ucapan pelan..
“aduh… Gak sabar nunggu rencana besar pak arso” ucap pak broto pelan sambil memulai tidur kembali
Jodii! Hey! kamu bangun! Hari ini kamu kan ada jadwal kuliah!” ucap seorang wanita berhijab kepada lelaki muda yang masih tertidur memeluk gulingnya.
“Nanttii ajaa maa ahhh… masih ngantuk akuu” ucap lelaki muda itu melawan
“Kamu mau gak lulus satu mata kuliah lagi gara-gara jatah absen habis?!” marah wanita berhijab tersebut
“Ihhh sih mama bawel banget sih. Iya deh ma iyaa aku bangun nih.. nihh…” kesal anak muda itu
“Kamu udah gede, kelakuan masih kayak anak kecil aja” sahut wanita berhijab kembali
“Mama juga… makanya maa, buruan cari papa baru buatku biar mama gak bawel kayak gini juga” timpal anak muda itu bangun dari tempat tidurnya yang awut-awutan.
Tiba-tiba ketika keduanya masih terlibat perbincangan serius, terdengar bel berbunyi dan suara wanita memanggil di depan pagar rumah wanita berhijab tersebut,
“Mira…. miraaa, ini akuu niaa” sahut nia sambil membunyikan bel berulang kali
Wanita berhijab itu pun langsung turun menuruni tangga rumahnya yang berlantai dua ketika bel berbunyi dan suara seorang wanita berteriak tidak begitu jelas di telinganya. Ia berjalan terburu-buru menghampiri suara tersebut. Sementara lelaki muda itu malah kembali tidur lagi.
“Eh kamu niaa…. adikku..” ucap wanita berhijab tersebut membukakan pagar
“Iya nih kak mira, aku kangen sama kakak” timpal nia
“Kamu sendirian? Si bayu mana?” tanya wanita berhijab itu.
“Ini…” ucap nia sambil menunjuk bayu
“Eh bayu, adduuhhh tante kangen sama kamu. Gak nyangka ya… dulu terakhir ketemu sama kamu, kamu masih kecil banget. Sekarang udah agak gede hehe” senyum wanita berhijab sambil menyalami bayu.
Bayu terdiam sejenak ketika wanita berhijab itu menyapanya. Ia mencoba mengingat siapa wanita itu. Tak beberapa lama barulah ia ingat. Wanita itu adalah tante mira. Kakak dari mamanya. Padahal kalau dia sadar sebenarnya mamanya sudah memberitahu kalau dia dan mamanya akan berkunjung sekaligus pindah ke rumah tante mira. Hanya saja, mungkin bagi bayu, penampilan tante miralah yang membuatnya lupa. Tante mira amat berbeda dari sebelumnya. Tante mira tak kalah cantik dengan mamanya. Dahulu, wanita itu suka berpenampilan persis seperti mamanya, ya berpakaian ketat, suka menonjolkan aurat tubuh. Namun, kini ia sedikit terkaget. Tante mira yang ia kenal dulu sekarang sudah berhijab. Wanita itu mengenakan hijab berwarna putih dengan kaos tangan panjang dan celana panjang kain berwarna biru.
Tak hanya itu, ia mencoba melihat dan mengingat sejenak rumah tantenya ketika terakhir ia mengunjunginya terakhir dan sekarang. Sungguh berbeda, rumah tantenya agak kurang terawat dibandingkan dahulu. Rumah dua lantai bercat putih itu sudah mulai mengelupas cat dinding rumahnya. Pikir bayu, wajar saja. Tante mira sudah tidak bersuami lagi. Seingat bayu, suami tante mira sudah meninggal dunia karena gagal jantung beberapa tahun yang lalu. Kejadian itu juga sudah cukup lama. Mungkin kaitannya karena tidak ada lagi suaminya, tante mira mengalami kesulitan keuangan.
“ehh ayo masuk dulu yukk… sini aku bantu sekalian” ucap mira sambil membantu barang bawaan adiknya masuk ke dalam rumahnya
“Terima kasih kaak” balas nia terhadap perlakuan sang kakak
Bayu hanya mengikuti saja pergerakan sang mama masuk ke rumah tante mira. Anak itu berbarengan bersama mama dan tantenya masuk ke rumah. Di dalam rumah tantenya, bayu melihat dinding rumah bercat hijau muda. Penampilannya sangat berbeda jika dibandingkan di luar rumah. Bagian dalam rumah tante mira, begitu terawat. Di dalam rumah itu bayu melihat sofa di ruang tamu dan televisi juga. Tak beberapa jauh dari ruang tamu bayu melihat meja makan beserta kursi-kursinya.
“Ayo duduk dulu sini…” ucap mira mempersilahkan duduk sambil tersenyum kepada adik dan keponakannya
“Iya makasih kak” balas senyum nia
“Barang bawaan kalian kok banyak banget kayak orang mau pindahan?” tanya mira heran
Tiba-tiba nia mengedipkan matanya kepada sang kakak sambil berkata, “nanti aja ya kak kita jelasin” nia tersenyum. Mira yang menangkap sinyal itu langsung membalas, “eh yasudah kalau gitu kalian duduk sambil istirahat saja dulu”
“Eh iya kak, si jodi mana?” tanya nia kepada kakaknya
“aduhh iyaaaa. Jod… jodiii… ada tante nia di bawah nih jod… sama bayu…” teriak mira memanggil putranya
Mira mencoba memanggil putranya kembali. Namun, tak disahut oleh jodi, sang anak. Pada akhirnya wanita itu dengan kesal mencoba menghampiri sang putra.
“Maaf yaa jodi memang suka begitu. Dia tadi lagi tidur udah aku bangunin soalnya udah pagi. Lagipula, dia ada jadwal kuliah juga. Eh, kayaknya dia tidur lagi nih. Maklum yaa sekarang dia sudah kuliah yaa jadi begitu hehe…Yasudah aku samperin dulu yaa” ucap mira kepada adik dan keponakannya
“Udah gak usah kak… biarin aja.. Dia mungkin cape…” nia memakluminya
“Emm biarin nia, si jodi memang harus digituin” timpal mira yang beranjak menghampiri sang putra di kamarnya yang terletak di lantai dua.
Bayu hanya terdiam ketika tantenya hendak mencoba memanggilkan saudara sepupu laki-lakinya. Sebenarnya bayu juga tidak begitu ingat kebersamaan dirinya bersama sang sepupu ataupun terakhir ia bertemu. Sebaliknya, bayu justru malah khawatir sepupunya yang diharapkan bisa menjadi kawan juga, malah cuek padanya.
Tak beberapa lama, muncullah mira bersama putranya yang berambut ikal dan agak gemuk berkulit sawo matang itu. Jodi namanya. Wajahnya agak bopengan. Matanya agak sipit menurun dari mata mamanya. Anak itu sedang memakai kaos hitam dan celana training pendek berwarna biru.
“Nih nia, si jodii…” ucap mira kepada adiknya
“ehh tantee nia… tante apaa kabar?” sapa jodi kepada tantenya sambil menyalami
“tante baik kok jod. Kamu sendiri bagaimana?” nia membalas sapaan.
“aku mah selalu baik tante. Eh iyaa ini bayu yang waktu kecil aku temenin main bola kan?” ucap jodi melihat bayu
“Iya jod, kamu masih inget aja” timpal nia kepada keponakannya
“Bayu apa kabar? Masih inget sama mas gak? Kamu dulu waktu kecil sering main bola sama mas?” ucap jodi mengingatkan
Bayu terdiam. Anak berumur 12 tahun itu tidak ingat sama sekali kenangan bersama sepupunya. Sebaliknya sang sepupu ingat. Beberapa kali ia mencoba mengingat namun tak ada memori tentang sepupunya tersebut. Bayu malah sedang menerka-nerka sifat sepupunya. Menurutnya, jodi adalah anak yang gampang akrab dengan orang atau mudah bergaul. Selebihnya, bayu tidak tahu. Cuma itu yang bisa ditangkap bayu dari sikap jodi kepadanya dan kepada sang mama.
“Kok malah diem, bayu? Mungkin kamu lupa yaa… iya juga sih waktu itu kamu masih umur empat tahun” senyum jodi kepada sepupu mudanya
“Iya mas. aku lupa. Malah gak keinget sama sekali hehe” senyum bayu kepada sepupu tuanya
“Kamu sekarang kelas berapa?” tanya jodi sambil menatap mata bayu
“kelas 6, mau naik smp mas” jawab bayu tersenyum
“Ohh bentar lagi bayu abg dong ya hehehe” tawa jodi kepada sepupunya
Mira lalu menyela pembicaraan kedua sepupu yang sedang bertemu dan bersapa,
“Yaudah jodi, kamu ajak bayu ke kamar kamu gih. Eh, iya sekalian aja kali yaa kamu tidurnya sekamar sama bayu, gimana?” tanya mira kepada putranya. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
“Boleh aja ma, jadi bayu biar makin akrab deh sama aku. Tapi bayunya mau gak?” ucap jodi kepada sang mama
“bayu mau kok” sahut bayu yang entah apa dasar kemauannya tersebut
“eh iya, tapi kuliah kamu gimana jodi, kata mama kamu sekarang kamu ada jadwal kuliah?” timpal nia kepada keponakannya.
“Gak usah khawatir tante. Aku bisa izin kok. Bilang aja ada saudara lagi ke rumah” jodi menanggapi kekhawatiran tantenya.
“Yaudah sana buruan kamu ajak bayu ke atas gih. Mama mau ngobrol sama tante nia dulu” mira mempersilahkan putranya mengajak bayu ke kamar jodi.
Bayu pun diajak jodi ke kamarnya di lantai dua. Selagi berjalan masuk ke kamar, jodi bayu melihat ada tiga pintu di lantai dua. Entah ruang apa saja itu. Di lantai dua di luar ruang tersebut terdapat lemari yang berisikan buku-buku dan benda-benda hiasan saja. Selain itu, hanya lampu yang menggantung dan jam yang menempel di dinding. Tak lama masuklah bayu ke kamar sepupu tuanya itu…..
Bersambung…