Pagi itu seperti biasa saya berangkat ke kantor setelah sebelumnya mengantar Intan ke sekolah. Perasaan saya sedikit tidak tenang sejak tadi malam setelah Dewi istri saya bilang menyetujui tawaran Pak Bob dan akan menemuinya hari ini.
Hampir satu jam perjalanan saya sampai di Kantor. Saya pun segera masuk ke ruangan saya, saya lihat team saya sudah lengkap minus Ida yang tampaknya masih belum datang.
Sampai di ruangan saya mencoba untuk memulai pekerjaan seperti biasanya. Di mulai dari tanda tangan berkas-berkas seperti advance, expense claim, service order ada juga SPK dan beberapa PO. Saya mencoba mengalihkan beban pikiran ke pekerjaan.
Tiba-tiba pintu saya diketuk, salah satu staff departement HR Pak Juli masuk ke ruangan saya dengan 2 orang lainnya satu laki-laki dan satunya perempuan yang saya tidak kenal.
Pak Juli:” Selamat pagi Pak Dendi, saya mau memperkenalkan staff baru kita”
Saya:” Oh silahkan Pak” sambil mempersilakan mereka duduk di kursi.
Pak Juli:” Perkenalkan Bu Clara, ini Pak Dendi manager Finance, Pak Dendi ini Bu Klara Staff CSR yang baru pengganti Bu Sari”
Ternyata yang perempuan namanya Klara, orangnya masih muda, kulitnya putih dan memakai kaca mata, kutaksir umurnya paling sekitar 25 tahunan. Kami pun saling bersalaman.
Pak Juli:”Dan yang ini Pak Aris assitant manager baru Finance sekaligus team bapak yang baru.
Saya:” Oh, selamat bergabung Pak Aris” Dalam hati saya, kenapa bukan Clara sich yang di finance hehe.
Aris:” Terima kasih pak, mohon arahannya”
Kami pun saling bersalaman.
Pak Juli:” Ok pak Dendi, sementara Pak Aris masih bersama saya untuk orientasi mungkin dalam 2 hari ke depan baru bergabung dengan team Finance”
Saya:” Ok pak, tidak masalah”
Pak Juli pun pamit dan keluar ruangan, pandangan mata saya tak lepas dari sosok klara yang tubuhnya tinggi langsing, meski memakai celana panjang bukan rok mini seperti kebanyakan perempuan yang bekerja di kantor sini, namun celana yang sepeti kesempitan menonjolkan pantatnya, meski tidak terlalu besar namun sangat serasi dengan posturnya.
Saya pun melanjutkan kerja kembali, sambil melihat ke luar, ternyata Ida sudah ada di mejanya.
Saya pun segera memanggil Ida dalam ruangan.
Ida pun segera masuk tanpa mengetuk lagi pintu ruangan saya. Ida tampak semakin cantik saja di mata saya.
Kali ini Ida memakai baju putih motif bunga-bunga warna hitam, hijabnya berwarna putih dan memakai celana jeans warna biru. Saya pikir semakin berani saja dia, apa dia sengaja mau menggoda saya dengan penampilannya.
Saya:” Bu Ida, eh Ida ayo duduk” Sambil tersenyum terhadapnya.
Ida pun segera duduk di depan meja saya.
Saya:” Bukan di kursi situ, di sini, saya pangku” sambil menepuk paha saya, Cuma bercanda doang tentunya.
Muka Ida langsung memerah.
Ida:” Ih, bapak, pikirannya sudah mesum aza” sambil pura-pura cemberut.
Saya:” Hehe, saya Cuma bercanda, kalau kamu cemberut makin cantik aza, saya jadi pengen cipok kamu”
Ida:” Tuch kan, mentang-mentang sudah dikasih, sekarang jadi makin belagak” sambil tersenyum manis.
Saya:” Kenapa tadi terlambat datang”
Ida:” Maaf tadi nyusuin dulu anak saya dan…” Ida tak melanjutkan omongannya.
Saya:” Dan apa?
Ida:” Dan nyusuin suami juga”
Saya:” Hah”
Ida:” Habisnya pas tadi mau berangkat saya tiba-tiba di tarik lagi sama suami di bawa ke kamar pak”
Saya jadi makin penasaran.
Saya:” Terus kamu diapain saja”
Ida:” Koq bapak wajahnya seperti orang yang cemburu.
Deg, apa benar ya wajah saya seperti orang yang cemburu, apa benar saya cemburu, kata orang seumuran saya memang menjelang puber ke dua. Saya segera mengenyahkan pikiran tersebut.
Saya:” Lalu apa suami kamu lakukan?
Ida:” Hem, perlu ya pak di ceritain?
Saya:” Ia, karena gara-gara itu kamu terlambat”
Ida:” Jadi bapak panggil saya karena saya terlambat, saya kira dengan kejadian kita kemaren bapak gak bakal marah kalau saya terlambat”
Saya:” ya gak gitu juga, memang kalau kamu terlambat saya pernah marah? Saya memang ada perlu sama Ida, saya mau ngobrol saja, tapi dengar alasan kamu terlambat saya jadi penasaran”
Ida:” Pak Dendi tapi jangan cemburu ya!
Ida:” Jadi suami saya menarik saya lagi ke dalam kamar, terus saya di dudukin dan dia bilang mau nyusu”
Saya merasa kontol saya mula ngaceng.
Saya:” Terus kamu beri?
Ida menganggukan kepalanya.
Saya:” Hah, berarti dia bisa lihat bekas cupangan saya “
Ida:” Ia, koq bapak kayak kaget”
Saya:” Ya kaget, terus dia marah sama kamu dan tanya siapa yang bikin cupangan di susu kamu”
Ida:” Menggelengkan kepala, dia terus nyusu, nyedotin asi saya”
Saya:” Dia tidak marah” sambil menggarukgaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal
Ida:” Saya terus terang saja dech, jadi malem tadi suami saya ngajakin saya ngentot, pas dia buka kutang Ida dia lihat bekas cupangan bapak, terus dia tersenyum dan bertanya ini cupangan pak Dendi ya” Bilang Ida sambil melihat ke saya.
Saya jadi semakin bingung, gimana cerita selngkapnya.
Saya:” Koq bisa dia tidak marah dan tau itu bekas cupangan saya”
Ida tersenyum setengah ketawa melihat ke saya dan melanjutkan pembicaraan kami.
Ida:” Jadi gini pak cerita lengkapnya, sejak saya memperlihatkan video istri bapak lagi dientot pak Fadli dan bapak, suami saya terus bilang gimana ya caranya supaya dia bisa ngentotin istri bapak”
Saya mendengarkan dengan serius. Ida pun melanjutkan omongannya.
Ida:” Lalu Ida bilang ke suami kalau bapak sepertinya suka sama Ida, bahkan pernah colek pantat Ida juga, suami saya kaget tapi tidak marah malah dia nyuruh Ida godain bapak”
Saya:” Jadi apa yang dilakukan Ida ke saya selama ini atas perintah suami?
Ida:” Tidak juga, awalnya Ida memang kesal sama bapak, terutama saat bapak berani-beraninya colek pantat Ida waktu itu, tapi setelah liat video itu, Ida mulai merasa gimana gitu, jadi waktu di suruh suami buat godain bapak bahkan katanya kalau bisa ajak bapak tidur, katanya siapa tahu nanti dia bisa tidur juga sama istri bapak bu Dewi.
Saya cukup terkejut dan mulai paham apa yang terjadi. Ida melanjutkan omongannya lagi.
Ida:” Jadi waktu suami saya melihat bekas cupangan di nenen aku, dia langsung berpikir bekas perbuatan bapak, dan saya pun menceritakan ke suami bahwa tadi siang bapak mengantar saya ke rumah, terus menggagahi saya”.
Saya:” Terus suami kamu bilang apa?
Ida:” Suami Ida bilang minta saya bilang ke bapak kalau dia mau sama istri bapak, ya semacam swinger gitu”
Saya:” Jadi suami ida tidak marah, Ida cerita semuanya yang kita lakukan?
Ida:” Ia, kecuali kalau bapak juga buang peju di dalem memek Ida, itu Ida tidak bilang soalnya suami tahu Ida lagi subur, dia malah tanya tadi pak Dendi buang pejunya gak di dalem memek, Ida jawab aja di dalam mulut, padahal maksudnya mulut memek”. Sambil sedikit tertawa.
Saya:” Wah kamu mulai seperti istri saya, mulai binal”
Ida:” Terus permintaan suami saya gimana Pak?
Saya:” Nanti saya atur, saya harus bilang juga sama istri saya”
Ida:” Tapi bisa kan”
Saya:” Ada syaratnya”
Ida:” Apa syaratnya pak”
Saya:” Seperti kemaren lagi”
Ida:” Ida paham, ngomong-ngomong bapak mau cerita apa?
Saya:” Kamu masuk ke bawah kolong meja saya dulu, saya sudah sange berat dari tadi”
Ida tidak menjawab dan langsung paham, sambil berbalik dulu melihat ke luar ruangan, Ida pun masuk ke bawah meja saya.
Segera saya melepas ikat pinggang saya dan menurunka celana saya.
Ida melepas celana dalam saya dan mulai mengocoknya terus menjilati kontol saya.
Saya:” emmph, saya mau kontol saya di kocok pake susu kamu”
Sambil melepas kontol saya dari mulutnya Ida menjawab:
Ida:” Oh, bapak mau di kocok kontolnya di nenen Ida?
Ida langsung membuka beberapa kancing bajunya dan tampaklah bra warna pink.
Ida menurunkan kedua cup bra nya dan segera menempatkan kontol saya dibelahan susunya yang ranum.
Saya:” Oh, enak banget sayang” sambil menutup mulut saya, baru sadar ini di kantor.
Ida:” Enak sayang?
Saya:” Enak banget, nenen kamu gede banget”
Ida:” Ida lihat susu istri sayang juga gede”
Saya:” Ia, tapi gedean nenen kamu, oh empuk banget”
Ida semakin cepat mengocok kontol saya dengan susunya, dan kadang-kadang di jepit dengan kedua susunya.
Saya:” Terus sayang, nikmat banget”
Ida:” Sambil cerita saja Pak, bapak tadi mau ngomong apa?
Saya:” Nanti saja, saya pengen leluasa kalau ngomongin itu, bukan di sini”
Ida semakin cepat dan semakin kuat menjepit kontol saya dengan susunya.
Saya:” Akh, saya keluar” Tanpa saya bisa tahan, sperma saya pun muncrat tepat di susu Ida, karena kontol saya sedang dijepit susunya.
Ida tampak kaget.
Ida:” Akh, bapak koq gak bilang dulu,langsung keluar, ini nenen Ida jadi belepotan peju”
Saya:” Maaf, ida cuci di kamar mandi”
Ida:” Bapak tolong lihatin, takut ada orang di luar yang lihat ke dalam”
Saya pun menggerakan mata saya melihat-lihat keluar ruangan.
Saya:” Aman, Ida bisa keluar sekarang, yang lain lagi sibuk kerja”
Ida segera melepas bra nya, mungkin biar tidak kebasahan.
Ida:” Saya, pegang dulu kutang Ida, ida mau cuci dulu nenen Ida, takunya kalau masih dipakai kebasahan”
Saya pun menerima bra ida yang berwarna pink itu.
Ida segera keluar dari kolong meja dan berlari masuk ke toilet di ruangan saya.
Saya pun memperhatikan bh Ida, penasaran saya bolak balik, akhirnya di bagian belakang ketemu juga no bh nya, ternyata 38 D.
Lebih sepuluh menit Ida keluar, setengah berlari lalu berjongkok di samping meja saya.
Ida:” Sayang, siniin kutang Ida”
Saya pun menyerahkannya, ida mengenakan kembali bra nya.
Ida:” Sayang minta tolong kaitkan kait kutang Ida”
Saya pun mengaitkan kait kutang ida di punggungnya. Saat itu kemeja Ida tertarik ke atas saya dapat melihat celana dalam Ida yang juga berwarna kuning bermerk Calv** Kle*n.
Setelah merapikan bajunya, Ida segera duduk kembali di hadapan saya.
Ida:” jadi bapak mau ngobrol di mana biar leluasa?
Saya:” Gimana kalau di rumah Ida lagi”
Ida:” Gimana ya, gak enak sama teman-teman takutnya mereka curiga kan kemaren baru pergi bareng kita”
Saya:” Gpp, baru mau 2 kali ini, kalau terus-terusan mungkin mereka curiga”
Ida:” terserah sayang saja kalau gitu”
Saya:” Gimana kalau pas makan jam makan siang nanti?
Ida:” Ok kalau gitu”
Ida pun pamit keluar ruangan, saya lihat pantat besarnya bergoyang, mungkin nanti sore saya bisa menikmatinya lagi, apalagi sekarang Ida sudah semakin berani, bicaranya pun sudah sangat vulgar.
Saya mulai berpikir apakah saya mempunyai perasaan terhadapIda atau Cuma sekedar nafsu saja, ah mudah-mudahan Cuma sekedar nafsu sesuai dengan komitmen dengan istri jangan sampai ada rasa yang lain.
Jam makan siang pun tiba, saya pun segera mengajak Ida untuk berangkat ke rumahnya, tak lupa saya bilang ke salah satu staff saya Dwi (bukan Dewi) bagian GL, bahwa saya ada meeting di luar dan setelah selesai langsung pulang ke rumah tidak mampir dulu ke kantor, saya bilang juga kalau ada yang urgent agar menelepon saya.
Saya dan Ida pun berangkat menggunakan mobil saya menuju rumahnya.
Di jalan saya tak berhenti mengelus-elus paha Ida sampai ke bagian memeknya.
Ida diam saja seperti tidak terjadi apa-apa.
Saya:” Kita mampir beli makan siang dulu ya”
Ida tak menjawab Cuma mengangguk, mungkin keenakan karena memeknya lagi saya kucel-kucel.
Setelah membeli makanan kita pun melanjutkan perjalanan ke rumah ida.
Ida:” Sayang sebenarnya tadi mau cerita apa sich, kesannya penting”
Saya berpikir sejenak, lalu saya menceritakan ke Ida apa yang menjadi beban pikiran saya.
Saya tak ragukan menceritakannya ke Ida tentang pembicaraan saya dengan istri.
Ida nampak terkejut tapi belum berkomentar apapun. Dia mendengarkan dengan serius apa yang saya sampaikan.
Ida:” hah, ida gak nyangka sampai istri sayang mau jadi pelacur, tapi kalau seratus juta sich…
Saya:” sayang memang mau juga kalau di bayar seratus juta?
Ida:” hehe, gak tau dech, dari pada sama sayang gak di bayar”
Saya:” Jadi kamu mau saya bayar? Agak sedikit kesal.
Ida:” becanda sayang, biar sayang gak pusing lagi, ya nggak lah, ida di bayar pakai peju aja”
Saya pun tersenyum dan langsung meremas susu Ida dari balik bajunya
Ida:” Aw, bilang kek mau remas, ini maen remas aja susu orang” puara-pura ngembek
Ida:” Saya konsentrasi ke jalan ih, mana banyak kendaraan, bukan kobel-kobel memek aku terus”
Saya:” Ida kayaknya aku jatuh cinta dech sama kamu” sambil melirik Ida dengan sisi mata saya.
Ida menjawab: “Ida juga sayang” tapi sepertinya dia asal jawab dan tidak menanggapi serius omongan saya tadi.
Akhirnya kami pun sampai di rumah ida.
Segera pembantunya membuka pintu untuk kami. Aku pun duduk di sofa. Ida pergi ke kamarnya untuk mengambil anaknya. Segera dia duduk lagi di dekat saya.
Tak lama pembantunya datang membawa minumman buat kami,.
Saya melihat gerak-gerik pembantu ini sepertinya curiga dengan kedatangan saya yang kedua kalinya.
Ida:” Tin, kamu pulang saja, nanti saya telpon kalau mau berangkat”
Entin:” Saya biar di sini saja bu, masih ada yang harus di kerjakan, lagi nyetrika baju tadi waktu si dedek tidur”
Ida:” Oh ya sudah kamu pergi sana”
Entin pun pergi meninggalkan kami. Saya menjadi sedikit khawatir.
Saya:” Koq dia gak kamu paksa suruh pulang yang, nanti kalau dia tahu apa yang mau kita lakuin gimana?
Ida enteng saja menjawab: “ Biarin yang cuek aza, dia gak bakal ngadu ke mana-mana apalagi ke suami, dia takut justru sama suami aku”
Saya:” memang kenapa dia takut”
Ida:” Dia ngadu suka digodain suami aku, ya di colek lah, di pegang lah”
Saya:” masa, kamu gak marah sama suami”
Ida:” Awalnya marah, tapi biarin dech, memang kayak gitu bandel”
Saya:”Istrinya pun bandel ya, suka bawa cowok lain ke kamarnya”
Ida tersenyum geli.
Kami pun makan siang bersama.
Setelah selesai makan Ida mengajak saya ke kamarnya.
Ida:” Say, ayo di kamar aku aja, kamar yang kemaren berantakan”
Saya:” tapi ada pembantu kamu di belakang?
Ida:” Biarin saja”
Aku segera mengikuti ida, saat Ida berjalan aku gemas ku remas pantatnya.
Ida:” Aw, sayang nakal sich, pantes istri sayang nakal”
Setelah masuk dalam kamar, Ida segera menidurkan bayinya dan segera mengunci pintu kamar, kami saling berciuman.
Cukup lama kami berciuman, saya segera mendorong Ida sampai rebahan dan menindihnya di samping bayinya yang sudah tidur pulas setelah menyusu tadi.
Kami berciuman kembali dengan panasnya, sejenak saya lupa dengan istri saya.
Ida:” Ayo saya gagahi aku di kamar pengantin aku dengan suamiku”
Aku segera membuka bajuku, ida pun melepas baju, dan menyisakan bra nya, aku menciumi lehernya sampai ketiak Ida aku ciumi.
Ida:” Ah geli sayang, kamu koq ciumi ketek aku”
Saya:” Nikmati saja sayang, ada bulunya ini dikit”. Ketiak Ida sedikit ada bulunya, sayapun terus melumat ketek Ida.
Ida:” Akh, terus sang, geli-geli enak”
Saya segera melepas bra Ida dan menarohnya ke samping .
Saya segera menghisap puting susu Ida, asinya masih mengalir biar tadi baru menyusui anaknya.
Saya:” Mmmph, manis saya Asi nenen kamu” sambil saya isep kuat-kuat dan Ida pun merasa kegelian.
Ida:” Terus isep sayang,oh enak, mungkin bu dewi istri sayang sekarang lagi diisep juga nenennya sama siapa itu yang booking bu Dewi”
Saya sedikit geram sampai tak sengaja puting Ida saya gigit.
Ida:” Aw sayang pelan, nich sakit, sampai merah, untung gak berdarah”
Saya:” maaf sayang”
Ida:” Sayang siapa yang booking istri sayang?
Saya:” Pak Bob namanya, apa kamu mau dibooking juga, biar saya bilang istri saya”
Ida:” ih, apaan sayang ini, tapi kalau seratus juta siapa yang gak mau sayang hihi”
Saya meremas-remas susu Ida sampai beberapa kali asinya mancur, saya segera mebuka mulut saya untuk menerima asi Ida.
Ida:” Ayo sayang habiskan cucu Ida, mungkin cucu istri sayang juga lagi diemut, di isep sama Pak Bob” Ida terus memanasi saya, saya tahu maksudnya yaitu terus membuat birahi saya naik.
Saya turun menjilati puser Ida dan turun ke bawah lagi, saya ari lepas celana ida, tinggal cd nya yang sudah terlihat lembab.
Saya cium memek ida dari balik cd nya, tercium bau khas memek.
Ida:” Sayang, ayo dilepas aza cangcut aku, aku mau dijilatin memek aku sama kamu”
Aku segera menurunkan celana dalem Ida, dan menarohnya di dekat bra nya.
Aku kemudian membenamkan mulut aku di memek Ida dan mulai menjilati dari mulai itil sampai lidah aku, aku masukan ke dalam memeknya.
Ida:” Aw, lidah kamu masuk ke dalem sayng, geli-geli enak, oh gusti, nikmat banget”
Aku semakin semangat, kujilati terus memek si Ida, kadang kusapukan lidah aku di belahan memeknya yang semakin basah.
Ida:” Itil aku sayang, di isep, ah, terus, Ida udah gak tahan”
Ida pun mengejang, dan orgasme, memeknya basah kuyup, nafasnya terengah-engah.
Saya biarkan dia istirahat sebentar.
Ida kemudian bangkit dan meminta saya tiduran.
Ida:” Sayang aku buka celananya ya, sempak kamu sekalian”
Ida membuka celana saya sekalian celana dalem saya.
Ida:” Aku sepong kontol kamu ya sayang, mungkin istri kamu juga sekarang lagi nyepong kontol pak Bob, atau bahkan mungkin kontol pak bob sudah masuk ke memek istri kamu”
Mendengar itu kontol aku semakin keras, Ida segera memasukan kontol aku ke mulutnya, keluar masuklah kontol aku di mulut Ida.
Saya:” Sayang saya pengen seperti tadi di jepit di nenen besar kamu”
Ida tak menjawab namun segera menjepit kontol saya di belahan dadanya.
Dia menaik turunkan kontol saya di susunya.
Ida:” Sayang kalau kamu keberatan kenapa kamu tetap izinin istri kamu melacurkan diri”
Saya:” Saya gak mau buat dia sedih sayang, dia tampak antusias banget, katanya gimana ya rasanya jadi pelacur dan dia tergiur bayarannya”
Ida kembali berbicara sambil terus mengocok kontol saya dengan susunya: “ Koq bisa ya sampai 100 jt, berani amat ya pak Bob bayar memek istri kamu 100 jt sayang”
Saya:” Terus sayang, kalau begini terus saya bisa cepat keluar”
Kocokan Ida semakin lama semakin cepat.
Ida:” Aku masukan ke memek saja ya sayang, muncrati di dalem memek saja jang di nenen aku kayak tadi”
Tanpa menunggu persetujuan aku, Ida naik ke paha aku, dengan melebarkan kakinya dan memegang kontol aku serta mengarahkan ke dalem memeknya.
Bless, kontol akupun di telan memek Ida.
Saya:” Oh enak banget sayang, memek kamu masih menjepit”
Ida:” Enak mana sama memek istrimu sayang”
Saya:” Oh, aku gak bisa bedain, keduanya nikmat”
Ida menaik turunkan badanya di atas tubuhku.
Ida:” oh, ah sayang dalem banget kontol kamu di memek aku”
Aku tak menjawab sambil meremas-remas pantat Ida terkadang susunya aku percepat entotan ku dari bawah.
Ida:” Oh nikmat sayang, kontol kamu enak”
Saya:” nikamattan mana sama kontol suami kamu sayang”
Ida:” Ah, gak tahu sayang, yang pasti kontol kamu lebih gede dan panjang”
Saya semakin cepat mengentot Ida dari bawah, sekarang saya duduk sambil mengihsap susu Ida.
Ida:” Akh sayang, isep puting susu aku enak, oh kamu cupangin lagi nenen aku ya?
Saya:” Ia sayang, biar suami kamu tahu hari ini kamu aku ewe lagi”
Ida:” Oh saya kamu nakal banget ninggalin tanda buat suami aku terus gagahin akunya di ranjang tempat aku dan suami tidur”
Ranjang sampai berderit oleh goyangan kami, tiba-tiba Ida menjerit:
Ida:” Aw, aku dape sayang”
Saya:” Hush pelan, pembantu kamu pasti dengar”
Ida:” Biarin sayang, paling dia juga udah tahu kita masuk kamar, dan sudah mengira aku pasti lagi selingkuh dan dientot sama kamu”
Saya:” kamu nakal sekali, semakin mirip dengan istri saya, asal jangan jadi pelacur sayang seperti istri saya”
Ida:” Nggak sayang, aku lelah” sambil menindih badan aku yang sekarang sudah terlentang.
Aku masih mengocok kontol aku di memek Ida.
Saya:” terus kalau pembantu kamu lapor tetangga gimana?
Ida:” Gak bakalan sayang, aku sudah bilang ke dia sebelumnya, kamu kerja aja jangan ikut campur urusan orang di rumah ini”
Saya:” Kam yakin dia bakal nurut”
Ida:” percaya aku dech sayang, kalau kamu masih takut, perkosa aza pembantuku sekali biar dia diem, hehe”
Saya:” ia juga, kalau dia ngadu pasti dari tadi sudah di gerebeg kita” sambil membalik badan Ida agar di bawah.
Saya:” Sayang kamu di bawah ya, aku sudah mau keluar kayaknya ini”
Ida:” Ia sayang” Sambil mengangkang lagi.
Bless masuk lagi kontol saya ke memeknya.
Ida:” Aw, pelan sayang” saya menggenjot ida sekuat tenaga karena sudah mau keluar
Ida:” Ah, enak banget sayang, saya mau dapet lagi”
Saya:” Barengan sayang”
Ida:” Oh ayo cepat saya Ida gak tahan”
Saya:” Di dalem kah sayang”
Ida:” Ia sayang tadi kan sudah bilang di memek saja, jangan di nenen kayak tadi”
Saya pun menekan kontol saya dalem-dalem.
Ida:” Ah, sayng kamu bucat, peju kamu anget banget di memek aku”
Saya:” Ia, kamu udah?
Ida:” udah saya lemes, biarkan di dalem dulu kontol kamu sayang”
Aku tak menjawab tapi perlahan menjatuhkan diri ke samping Ida, sambil kontol saya tetap di memeknya, Ida pun terpaksa ikut menyamping agar kontol saya tidak lepas.
Sekitar 10 menitan kami terdiam tanpa kata-kata smabil saling berpelukan.
Ida akhirnya bangkit dan terlepaslah kontol saya, Ida melepas hijabnya karena mungkin kegerahan, kebetulan kamarnya tidak ada ac hanya kipas angin saja.
Ida:” Panas ya sayang, lihat peju kamu di memek aku ada yang keluar ini”
Saya pun melihat pejuh saya yang meleleh dari bibir memek Ida.
Ida:” kira-kira peju pak bob dikeluarin di memek istrimu gak ya sayang?
Saya:” saya sudah larang dan minta istri bawa kondom”
Ida:” Kenapa, kan lebih enak kalo dimuncratin di dalem memek sayang?
Saya:” Istri saya lagi subur”
Ida:” Oh, kalau pak bob buang di memek bisa hamil istri kamu sayang”
Saya:” Kalau ia, bisa saya ceraikan dia”
Ida:” jahat banget, kan sayang yang izinin di melacur”
Saya:” tapi kan gak boleh keluar di memek”
Ida:” kalau dia sayang ceraikan trus sayang jadi duda sendirian”
Saya:” Saya kawinin kamu aza”
Ida:” ini kan habis kawin sayang”
Saya:” Maksudnya nikahin kamu”
Ida:” Saya kan punya suami”
Saya:”saya rebut kamu dari suami kamu”
Ida:” hehe, saya Cuma goda kamu saja sayang”
Kamipun sempat ngentot sekali lagi sebelum akhirnya saya pulang.
Saya pun lebih awal, jam 5 saya sudah sampai di rumah.
Bu Heti dan Intan menyambut saya di pintu masuk.
Intan pun segera saya pangku, Bu Heti masuk lebih dulu, saya pun tergoda untuk meremas pantatnya, saat itu dia memakai baju kurung warna kuning.
Bu Heti:” Aw, bapak bikin kaget saya” Sambil menyingkirkan tangan saya, sekarang hal seperti itu sudah biasa terjadi. Saya leluasa meraba-raba bu heti. Rasanya sudah ada lima kali saya meniduri bu Heti, terutama waktu istri mens.
Saya:” istri saya mana bu”
Bu Heti:” Tadi sich gak tau dari mana, habis dateng langsung mandi & terus pergi tidur kayaknya kecapean”
Deg…
Saya segera masuk ke kamar dan membiarkan intan nonton tv.
Sata masuk kamar saya jumpai istri saya sedang tidur, wajahnya terlihat begitu lelah, rambutnya agak berantakan, dia memakai piyama warna abu-abu yang panjangnya selutut dberbelahan dada rendah denga tali-tali kecil di pundaknya.
POV WIFE
Segera saya pacu mobil saya agar segera sampai di rumah.
Sudah cukup sore, aku segera masuk ke rumah, mencoba berjalan normal meski pantat terasa sedikit perih.
Intan langsung menagih baju yang kujanjikan, dia sedikit marah karena saya tidak jadi membelinya, setelah saya bujuk bahwa besok akan saya belikan barulah dia tidak merajuk lagi.
Saya segera mandi untuk menyegarkan badan, setelah makan sebentar saya pamit ke bu Heti untuk istrihat. Bu Heti tampak sedikit heran dengan kondisi saya tapi tidak berani bertanya.
Saya pun tertidur sampai tiba-tiba suami saya membangunkan saya.
Suami:” Mah, kelihatan capek banget”
Saya:” Maaf pah, mamah ketiduran, sambil hendak bangun tapi dicegah oleh suami.
Suami:” Ya sudah kalau lelah mamah tidur lagi saja, papah mau mandi dan makan dulu”
Saya merasa bersalah sama suami saya.
Saya:” Mamah temenin papah makan nanti”
Suami:” Gak usah mamah tidur lagi saja, nanti kita ngobrol-ngobrol”
Deg, saya sedikit khawatir, pasti suami saya bakal bertanya tentang apa yang terjadi tadi siang.
Suami saya pun pergi lagi, saya tidak dapat memejamkan mata.
Sampai sekitar jam 8 lebih anak-anak masuk untuk tidur, termasuk suami, mereka tidur lebih awal, tampaknya atas ajakan suami.
Suami saya lalu mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur, sehingga tampak sedikit remang-remang.
Suami berbaring di samping saya:
Suami:” sudah bangun lagi mah?
Saya:” Ia pah, baru saja” (saya berbohong)
Suami:” Gimana tadi dengan pak Bob mah”
Saya sudah menduga bakal ditanya seperti ini.
Saya:” Gimana apanya mah”
Suami saya tampak agak kesal sama saya.
Suami:” Ya apa yang terjadi”
Saya:” Ya apalagi pah, ya mamah digagahi sama pak bob, sesuai keinginan pak bob akhirnya dia berhasil memasukan kontolnya ke memek mamah” sambil mencoba tersenyum.
Suami mulai meraba-rabai saya, saya mulai merasa dia jadi sange, tapi apa dia masih sange kalau tau pantat istrinya sudah perawani pak Bob.
Belum lagi kalau tahu pak Bob membuang peju di memek istrinya yang lagi subur.
Saya meraba kontol suami, saya masukan tangan saya ke celana kolornya, sudah begitu tegang.
Suami:” Ceritain lebih lengkap gimana ceritanya mah?
Saya:” Ya Pah, waktu mamah datang, pak bob Cuma pakai handuk saja, gak pakai sempak”
Sambil tangan saya mengocok kontol Dendi suami saya.
Suami:” hemp, terus tadi mamah pakai baju seksi ke mana, ke hotel ya”
Saya:” Ia Pah, ke Gra**d hotel Pri**ngan, mamah pakai hijab putih, baju kemeja hijau muda yang tipis itu pah, rok warna putih yang tipis banget, tapi mamah pakai rok dalem juga yang warna biru”
Suami:” Terus kelihatan dong bh sama cangcut mamah dari luar?
Saya:” Ia, pak bob langsung tau mamah pakai cangcut warna merah dan kutangnya warna item”
Saya:” Kontol papah makin mengeras ini”
Suami:” ia, bayangin mamah tampil begitu papah makin sange”
Saya:” Papah di kantor tadi gak nakal kan?
Suami:” Papah kerja seperti biasa, gak nakal mah”
Saya:” Gak godain Ida? Papah gak ngajak Ida ewean lagi?
Suami:” Sibuk Papah mah?
Saya:” Bener?
Suami:” Bener mah”
Saya merasa semakin bersalah sama suami, suami sibuk kerja saya melacurkan diri.
Saya:” Maafin mamah ya pah, Papah sibuk kerja mamah malah melacurkan diri”
Suami mencium kening saya.
Suami:” lanjutkan Mah”
Saya:” Mamah minta bayar di muka, mamah takut dia bohong pah”
Suami:” Terus, dia mau bayar dimuka”
Saya:” Ia, dia transfer langsung”
Suami:” Biasanya kan ada limit 25 juta, tapi tergantung bank juga sich”
Saya:” Ia, pak bob pakai no rek yang berbeda-beda pah, maklum orang kaya”
Suami:” terus”
Saya:” Terus dia bilang gini, uang sudah masuk, tinggal kontol saya yang masuk ke memek kamu, bilang gitu ke mamah”
Suami saya manggut-manggut.
Saya mengocok kontol suami makin cepat, kontol suami saya sdh semakin keras.
Saya:” Terus mamah diangkat dipundak dia pah, posisi kebalik kepala di bawah, sambil pantat mamah diremas-remas sama pak Bob.
Suami:” Terus mah, selanjutnya gimana?
Saya:”ya terus mamah diperkosa pah sama pak Bob”
Suami:” Akh” mengejang dan spremanya keluar walau tidak banyak terasa lengket di tangan saya.
Saya:” Ikh papah malah bucat, ni lengket banget sperma papah di tangan mamah”
Suami:” Di cuci dulu mah”
Saya:” Gak usah pah, mamah suka dengan lengketnya”
Suami:” terus mah, cerita lagi” Saya pun cerita lagi dengan tangan saya tetap mengocok kontol suami saya yang sudah melemas.
Saya:” Ya, dia sempat isep susu mamah, dicupangin juga susu sama leher mamah, terus pak bob sempat mamah sepong, kontolnya gede banget pah, maaf , lebih gede dari papah dan panjangnya sich hampir sama lah, tapi dengan dibanding kontol asep pun gedean pak Bob”
Suami:” Terus waktu masuk gimana?
Saya:” Sesak banget pah, jadi Pak Bob masukan kontolnya ke memek mamah, tapi bisa masuk semua kontolnya, sakit pah seperti mau robek, dia bilang biarin, biar memek mamah longgar katanya, kurang ajar kana pah”
Suami:” Ia Mah” Kontolnya terasa mulai agak tegang lagi.
Saya:” ya terus dia keluar di memek mamah, eh maksud mamah di tetek mamah”
Suami:” Di memek apa di tetek?
Saya:” Di memek pah, eh di tetek sumpah, masa mamah bohong, dia sich ngotot mau di memek, tapi mamah dari awal bilang gak mau, tapi dia ngewe mamah gak pakai kondom, tapi buang di tetek koq”
Suami:” Syukur dech, mamah sudah jujur sama papah”
Aku jadi merasa bersalah, apa aku mesti jujur saja. Ya sudah jujur dech…..
Saya:” Pah, maafin mamah ya” Sambil mulai berkaca-kaca.
Suami:” Gpp kan sudah ijin Papah, papah ngerti mamah tertarik dengan 100 jt nya, mana ada pelacur biasa di bayar segitu”
Saya:” Ia Pah, Cuma mamah pelacur yang di bayar segitu ya”
Saya:” tapi pah bukan itu mamah minta maaf”
Suami:” Karena Apa mah?
Saya pun mulai menangis, suami saya mulai tampak khawatir.
Saya membenamkan muka saya di bantal.
Saya:” pah, maaf, tadi mamah disodomi sama pak Bob”
Suami:” Apa” Suaranya sangat keras sampai tiba-tiba revan menangis.
Saya teridam, suami juga, sampai revan tertidur kembali.
Suami:” mamah sudah gila ya, papah juga belum pernah mamah bolehin ngewe anus mamah ini malah mamah kasih ke pak Bob”
Saya:” maaf pah, mamah lagi tidur, tau-tau mamah sudah tengkurap dan pak bob memaksa memasukan kontolnya ke bool mamah” sambil terisak saya jadi tak bisa menceritakan yang sebenarnya secara jujr melihat kemarahan suami saya.
Suami:” Kurang ajar”
Saya:” maaf pah mamah dipaksa, tapi kita gak bisa buat apa-apa jga, gak mungkin lapor polisi mamah yang malu”
Suami saya diam saja, tangan saya sudah tidak lagi memegang kontolnya.
Suami:” Sudah tidur mah, papah kecewa sama mamah”
Saya:” maafin mamah ya pah, mamah gak akan pernah melacur lagi, ini pertama dan terakhir”
Suami:” Janji ya, karena kalau melacur bisa seperti itu, tamu kamu bisa memaksa yang bukan-bukan, tapi papah tetap bakal menghukum mamah”
Saya:” Koq gitu ,papah jahat”
Suami:” Karena mamah tak bisa menjaga amanah papah”
Saya:” Asal papah maafin mamah siap di hukum”
Suami:” Ia, nanti papah pikirkan hukumannya, sekarang papah mau tidur, papah temenin Intan tidur” Sambil pindah ke tempat tidur Intan.
Saya menghela napas, suami benar-benar marah, saya hampir tidak bisa tidur, saya belum jujur semuanya, saya lihat suami juga belum bisa tidur, tapi akhirnya saya lihat suami sudah tidur, tampak dia kelelahan. Saya semakin merasa bersalah.
Bersambung…