Senin pagi, hari itu hujan cukup deras. Saya sudah bangun untuk menyipkan sarapan pagi untuk suami dan anak-anak. Sementara bu Heti bertugas memandikan anak-anak saya. Setelah semua siap saya pu makan pagi bersama suami dan anak-anak.
Suami:” Kapan rencana kamu kontak pak Bob mah”
Saya:” Rencananya hari ini Pah, mamah mau call dia, janjian dulu, gpp kan”
Suami: Ok, jangan lupa planning kita ya?
Saya:” Ia tentu saja Pah”
Suami saya pun berangkat ke kantor. Sementara Intan tidak mau berangkat sekolah karena hujan, padahalkan di antar suami saya ke sekolah pakai mobil.
Tapi saya dan suami tidak memaksa intan.
Masih ada satu urusan yang harus diselesaikan, yaitu melobi Bu heti agar mau aku ajak untuk menemani Pak Bob ditempat tidur.
Setelah membereskan meja makan aku segera mengajak anak-anak nonton tv. Aku berteriak memanggil Bu Heti. Tak lama dia pun muncul.
Bu heti:” Ia Bu, ada apa?
Saya:” Duduk bu, sudah saya bilang panggil neng saja, saya kan lebih muda dari Bu heti”
Bu heti:’ Ia neng, maaf kebiasaan dan agak gak enak kalau manggil neng”
Saya:” Sudah, gak usah merasa tidak enak, biasa saja” Bu heti tak menjawab Cuma mengangguk saja.
Saya:” Ada yang mau saya sampaikan bu”
Bu heti:” Saya juga sebenarnya ada yang mau saya sampaikan neng”
Saya:” Ya sudah ibu dulu dech, ada apa”
Bu heti:” Saya mau ijin pulang, 3 hari saja, minggu depan, mau nengok anak-anak sama suami”
Saya:” Ya boleh saja, tapi minggu depan ya” Bu Heti taampak senang.
Saya melanjutkan omongan saya:
Saya:” Bu, gimana ya ngomongnya hehe, saya to the point saja dech, Bu Heti kan sudah melayani suami saya di ranjang juga dan dapat tambahan dari saya” saya diam sejenak dan dipotong oleh Bu heti:
Bu Heti:” Maksudnya gimana?Bu heti terlihat sedikit bingung.
Saya:” beberapa hari yang lalu saya pernah pergi sendiri kan, terus pulang kelelahan, Bu Heti ingat?
Bu Heti:” Ia ingat neng”
Saya:” Sebelum saya lanjutkan saya mau tanya satu pertanyaan”
Bu heti tampak antusias.
Bu Heti:”Apa itu neng?
Saya:” Bu Heti mau tambahan uang lagi gak, yang lebih gede dari sekarang”
BU Heti:” Mau pastinya”
Saya:” Tunggu sebentar ya Bu, saya mau telpon seseorang” Bu heti menganggukan kepala.
Saya segera pergi keluar ruangan untuk menelepon Pak Bob.
Saya segera memencet no HP Pak Bob, sempat lama tak diangkat, akhirnya saay telpon sekali lagi dan diangkat.
Pak Bob:” Hai, Dewi gimana kapan kamu dan baby sister kamu mau menemaniku?
Belum sempat aku ngomong Pak Bob sudah bertanya begitu.
Saya:” ini saya hubungi Om Bob mau menindak lanjuti soal itu, pak Bob berani bayar berapa?
Pak Bob:” 50 Juta untuk memek kalian berdua, bagaimana?
Saya berpikir sejena, lumayan nich.
Saya:” lebihin Om”
Pak Bob:” Saya beliin kalian berdua baju-baju baru kalian bebas pilih, kita ketemuan sekarang di mall tempat kita ketemu dulu, bagaimana? Kebetulan aku belum booking tempat, jadi baju-baju itu tambahannya”.
Saya:” Ok, nanti saya info kalau jadi”
Pak Bob:” Saya tidak sabar pengen jilatin memek kalian berduaa, segera kabari saya”
Saya:” Ia om” saya pun menutup sambungan telpon.
Saya segera menemui Bu heti lagi. Tampak anak saya Revan malah sudah tertidur ,mungkin karena hujan yang sangat deras membuat dia ngantuk.
Saya:” Bu Heti bisa dapat 25 juta hanya untuk hari ini saja dan hanya untuk satu tugas”
Bu Heti:” masa neng, wah anak-anak saya pasti senang saya bisa pulang bawa uang banyak, tugasnya apa neng koq besar sekali uangnya”
Saya: “Bu heti harus melayani seseorang, sama seperti Bu heti melayani suami saya”
Bu heti langsung mengerti maksud saya, dia tampak terkejut.
Bu Heti:” Jadi saya harus menyerakan badan saya lagi”
Saya:” jadi saya lanjutin cerita saya tadi, saya waktu itu habis pergi ke suatu tempat, habis melayani seseorang”
Bu Heti mungkin paham dengan perkataan saya.
Bu Heti:” maksud neng melayani bagaimana?
Saya:” Saya habis menemani seseorang di hotel”
Bu heti bengong, meski saya yakin dia sudah paham betul maksud omongan saya.
Bu Heti:” lebih jelasnya gimana neng?
Saya:” Saya habis menemani seseorang di tempat tidur. Jadi lebih jelasnya saya waktu itu habis pulang ngewe di hotel dengan seseorang”
Bu Heti meski dari tadi pasti sudah paham omongan saya tetapsaja terperanjat.
Bu Heti:”Jadi neng ini…. maaf bondon?
Saya:” ia, saya bondon, pelacur, selain ibu rumah tangga sekarang saya seorang pelacur bu, tapi itu adalah tamu pertama saya”
Bu Heti sekali lagi bengong.
Saya pun melanjutkan:
Saya:” Bu heti ingat gak seorang bapak-bapak yang kita ketemu di mall itu?
Bu heti mengangguk tanda mengingatnya.
Saya:” Nah, sekarang dia minta saya menemaninya lagi tapi minta saya juga membawa baby sister yang ketemu dengan dia di mall, yaitu bu heti, jadi dia tidak hanya tertarik sama sayatapi juga bu heti, jadi bagaimana Bu?
Bu Heti bukan menjawab pertanyaanku malah balik bertanya:
Bu Heti:” Apa pak Dendi tau ibu jadi pelacur?
Saya:” Ia dia tahu, tapi saya mau melakukannya tidak sembarangan, Cuma karena uangnya besar dan ada sesuatu yang panjang kalau harus diceritakan ke ibu (mengenai Pak Bob yang pernah melamar saya).
Bu Heti:” bagaiamana ya?
Saya:” Apa bedanya melayani suami saya, ayo saya tadi sdh menelepon orangnya tanda kita deal, lumayan bu, dan pikirkan kenikmatannya, kontolnya lebih gede dan panjang dari punya suamiku. Ibu pasti Puas”
Bu heti sempat berpikir, akhirnya menganguk juga.
Aku sudah berhasil menjerumuskan bu Heti ke duniaku.
Aku pun memberi tahu bahwa kita mau ketemuan di mall kemaren dimana kita bertemu.
Bu heti menyakan bagaimana mengenai anak-anak, saya menjawab akan saya titipkan dengan orang tua saya.
Segera saya bersiap-siap saya bilang ke Intan kalau saya ada urusan, Bu heti juga, saya antar anak-anak ke rumah orang tua saya.
Sampai di sana saya berbohong ke orang tua saya bahwa saya ada urusan penting, harus ke Sumedang tempat Bu Heti. Memang saya gelap mata sampai melakukan itu.
Setelahnya saya sms suami saya bahwa saya akan menemui Pak Bob. Suami saya Cuma bilang ok dan jangan lupa mengenai tugas saya soal planning dia.
Saya pun segera menelepon pak Bob untuk janjian di mall.
Saya pun egera menemui dia yang sudah menunggu di sebuah coffee shop di dalam mall tempat saya minum berdua dengannya waktu itu.
Saya lihat dia Cuma sendirian, tidak nampak bodyguarnya.
Dia menyambut saya dan mencium pipi kanan kiri saya, begitu juga ke Bu heti, saya yakin pelayan yang ada di situ pasti heran, saat itu masih sepi, pak Bob adalah pengunjung satu-satunya di coffe shop tersebut.
Saat itu saya mengenakan Hijab pink dengan baju panjang kemeja lengan panjang warna putih, garis-garis tipis wana abu-abu.
Bawahannya memakai celana panjang kain warna biru muda, tidak terlalu tipis tapi ketat dan ngepress banget. Pinggul saya tercetak jelas begitu juga cetakan celana dalam saya.
Sedang Bu Heti menggunakan baju kaos wana pink yang pernah saya belikan, hijabnya warna pink dan rok panjang warna putih yang cukup lebar.
Pak Bob menatap kami berdua lalu menawarkan minum.
Saya pun segera memesan minum untuk saya dan Bu Heti.
Pak Bob:” Wah kalian memang cantik-cantik meski sudah punya anak”
Saya:” Om bob bisa saja”
Pak Bob:” Bagaiman bu Heti? Apa kabar?
Bu Heti:” Baik Pak”
Pak Bob:” jangan Panggil Pak, samain sama Dewi saja, Om”
Bu heti:” Ia om”
Pak Bob:” kita belanja-belanja dulu ya, saya mau pesan hotel dulu, tapi mungkin gak sebagus yang kemaren, kita cari yang dekat sini saja, karena ini dadakan”.
Saya:” Sip om, yang penting kan ada kasurnya, hehe”
Pak Bob:” Sudah pasti harus, gak enak kalau gak ada kasurnya, haha”
Sekitar 10 menitan kita segera meninggalkan Cofffe Shop.
Pak Bob:” Saya antar kalian beli baju dulu sesuai janji saya, pilih saja apa yang kalian suka dan sebanyak mungkin pasti saya bayarin”
Saya berbisik ke bu Heti:
Saya:” Ayo kita borong, kita manfaatkan kesempatan ini, nanti beli yang mahal-mahal”
Kami pun masuk ke sebuah toko baju muslimah, saya pun sengaja membeli baju yang bagus dan mahal-mahal.
Setelah selesai belanja kami bertiga keluar dari butik.
Pak Bob: “Mau kemana lagi kita?
Saya:”Sudah mungkin, Bu Heti ada yg mau dibeli lagi? Saya bertanya sama Bu Heti.
Bu Heti hanya menggelengkan kepalanya.
Pak Bob:”Kalau begitu kalian ikut saya, ada yg mau saya belikan buat kalian”. Sambil berjalan mendahului kami.
Kami segera mengikuti kemana Pak Bob pergi.
Pak Bob berhenti disebuah toko pakaian dalam.
Pak Bob:”Saya mau belikan cangcut dan kutang baru buat kalian, ayo masuk”.
Ternyata dia mau belikan kami pakaian dalam.
Pak Bob: Saya ingin kalian pakai buat nanti. Sambil tersenyum menyeringai.
Saya: Bagus-bagus Om, Om mau pilihan cangcut ya buat saya” Kata saya sambil memilih-milih celana dalam mulai dari yang bahan sutra sampai yg biasa.
Si Mbak penjaga toko menjelaskan jenis-jenis pakaian dalam yang ada di toko tersebut.
Saya lihat Bu Heti juga sedang sibuk memilih-milih mana yg kira-kira sesuai kesukaannya.
Pak Bob:”Ada kancut yang ada bolongan ditengahnya? Dia bertanya sama si penjaga yg terlihat masih muda, memakai hijab tapi bajunya seragam lengan pendek, yg kemudian aku tahu namanya Heni.
Heni:” Ada om Bob, sebentar saya ambil” Ternyata si Heni ini kenal dengan Pak Bob.
Saya:”Om kenal sama dia?
Pak Bob:”Ya, saya sdh biasa mengantar cewek-cewek yang saya bawa beli cangcut atau kutang di sini, penjaga di sini sdh tau saya semua”.
Saya:” Jangan-jangan cewek yg jaga di sini sdh ada yg kena sama om Bob ya?
Pak Bob: “ Maksud kamu kena gimana?
Saya:” maksud saya, kena kontol om, hehe”.
Pak Bob:” Oh, sdh lah, tu yang tadi itu namanya Si Hani, udh pernah gua ewe”. Kata Pak Bob bikin saya sedikit terkejut.
Sementara Bu Heti lebih banyak diam.
Tak lama si Hani datang membawa beberapa helai celana dalam.
Hani menyodorkan celana dalam tersebut ke saya.
Hani:”Ini mbak, mbak silahkan dipilih-pilih, bagus-bagus”
Saya melihat-lihat celana dalam tersebut, modelnya macem-macem, ada yg bolongnya pas di bagian depan, cukup lebar, ada juga yg bolongnya kecil di bagian bawahnya.
Warnanya pun macem-macem.
Saya:” Saya harus pilih cangcut yg mana om?
Pak Bob:”Saya suka semua, kamu ambil semua buat berdua dengan Heti” Sambil mata Pak Bob bergerak melirik ke Bu Heti.
Saya pun memilih 5 dan 5 lagi saya berikan ke Bu Heti.
Saya:” Bu ini cangcut buat ibu, pakai nanti ya”
Pak Bob:” Kalian ganti di sini ya”
Pak Bob ternyata meminta kami mengganti celana dalam langsung di sini.
Saya:” Ok Om, tapi saya mau pilih-pilih model yg lain dulu”
Saya pun jalan kembali dan setelah cocok mengambil beberapa potong celana dalam dan bh yg cocok dan bagus, begitu juga Bu Heti kumisnya melakukan hal yg sama.
Pak Bob:” Ayo ke ruang ganti, Gan, antar kami”
Hani mengajak kami menuju sebuah ruangan yg hanya ditutup gorden yg biasa untuk mencoba pakaian yg dibeli.
Saya:”Om Bob ikut? Melihat Pak Bob yg juga mengikuti kami.
Pak Bob:” Pastikan aman Han”
Hani:” Aman om, gak ada orang lain” Di dekat tempat ganti hanya ada seorang kasir perempuan yg nampak sdh berumur, namun sepertinya sdh biasa melihat Pak Bob, jadi dia cuek-cuek Saja.
Hani:” Gantian mbaknya, ayo Om masuk” Hani meminta saya masuk bergantian dengan Bu Heti.
Saya pun masuk ke dalam ruang ganti di ikuti Pak Bob.
Suami saya sendiri tidak pernah ikut masuk kalau saya mencoba pakaian baru, ini mau ganti celana dalam dan pak Bob hadir di sini juga.
Saya:” Pakai cangcut yg mana ya om? Sambil memberikan semua cangcut yang sudah saya pilih.
Pak Bob:”saya mau yang ini” Sambil memberikan sehelai celana dalam
Berwarna merah marun yg ada bolongan pas di belahan memek meski tidak terlalu besar. Saya pun segera mengambilnya.
Saya pun segera menurunkan celana luar saya, berikutnya celana dalam warna pink yg saya pakai dari rumah saya lepas juga dan saya berikan ke Pak Bob.
Pak Bob segera mengambil celana dalam saya tersebut dan sempat menciuminya.
Saya pun tersenyum.
Saya:” Gimana Om? Ada bau memek saya nempel di cangcut?
Pak Bob:” wes, sedap hahahaha”
Saya segera memakai CD merah yg ada belahan di tengahnya tersebut.
Setelah semua selesai saya segera keluar dari ruangan yg cukup sempit tersebut.
Kemufian Bu Heti diminta Pak Bob masuk.
Pak Bob sempat menepuk pantat Bu Heti saat dia masuk, yg tentu saja membuat Bu Heti memekik sedikit kaget kebetulan terlihat beberapa pengunjung baru yg berdatangan ikut menyaksikan kejadian tersebut.
Cukup lama saya menunggu Bu Heti dan Pak Bob keluar. Hampir membuat saya bosan.
Sekitar 30 menitan tampak Pak Bob keluar duluan diikuti Bu Heti. Saya perhatikan jilbab Bu Heti sedikit kusut, dari sela bibirnya tampak sesuatu berwana putih yang sudah sedikit mengering, saya sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Pak Bob:” Sayang, kamu bawa mobil sendiri” Pak Bob bertanya kepada saya.
Saya:” Ia Om saya bawa mobil sendiri”
Pak Bob:”Kalau begitu kalian ikuti saja mobil saya, kita berangkat ke Hotel”
Saya:” Ok Om”
Segera Pak Bob membayar belanjaan kami. Kami mengikutinya hingga akhirnya dia menuju mobil Pajero milik, saya lihat Cuma ada sopir di dalamnya, tidak tampak bodyguard Pak Bob.
Saya dan Bu Heti segera naik ke mobil dan mengikuti ke mana mobil Pak bob melaju.
Di dalam mobil saya berbincang dengan Bu Heti.
Saya:” Bu koq tadi lama sekali? Apa yang dilakukan Pak Bob ke Bu Heti?
Bu Heti sedikit menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan saya.
Bu Heti:” Di dalam Saya disuruh mengganti cangcut neng, sama cangcut yang ada lubang ditengahnya, lubangnya pas di belahan memek”
Saya:” Kalau itu saya pun sama Bu, Pak Bob meminta saya mengganti cangcut yang saya pakai, sama dengan yang diminta ke ibu, cangcut yang ada lubang di tengahnya, tapi koq ibu lama sekali?
Bu Heti:” Jadi neng, setelah saya mengganti cangcut saya Pak Bob meminta saya menghisap kontolnya”
Saya:” Oh pantesan, ada sedikit bekas putih di bibir kamu Bu” Sambil telunjuk saya menunjuk ke bibir Bu Heti.
Bu Heti sedikit kaget, dan melihat ke atas kaca spion, dan kemudian mengelapnya dengan tisu.
Saya:” Jadi tadi di isep terus keluar di mulut kamu Bu?
Bu Heti:” Ia, tapi tak cuma minta diisep, paling saya isep Cuma 5 menittan, terus dia minta saya nungging, dan rok saya diangkatnya, cangcut saya tidak dilepas Cuma dipinggirkan, dia masukan kontolnya ke memek saya”
Saya:” Oh, jadi tadi Bu Heti sempat dientot Pak Bob?
Bu Heti:” ia neng, saya dientot hampir 30 menitan, terus dia keluarkan pejunya di mulut saya”
Saya:” Dia berarti sudah betul-betul gak sabar buat gagahin kamu Bu” Saya lihat mobil Pak Bob berbelok di sebuah Hotel.
Saya segera membelokan mobil saya mengikuti dari arah belakang.
Kami pun segera mengikuti Pak Bob menuju ke sebuah kamar, kamar jenis suite family Room yang cukup besar, tersedia dua buah bed berukuran besar ada sofanya juga, walau ruangan ini tidak sebesar ruangan ketika pertama kali saya dibooking Pak Bob.
Saya segera sms suami mengabari bahwa saya dan Bu Heti sudah bersama Pak Bob.
Segera suami saya membalas sms saya dan meminta saya untuk tidak lupa dengan rencana yang sudah kita susun.
Saya segera duduk dengan Bu Heti di atas sofa, sementara saya lihat Pak Bob masuk ke dalam kamar mandi.
Bu Heti:” Neng, saya koq jadi deg-degan”
Saya:” Saya juga pertama dulu begitu bu, tapi seharusnya ibu sdh bisa juga, toh di mall tadi ibu sudah disetubuhi sama Pak Bob”
Bu Heti sejenak terdia , mungkin benar juga pikirnya, kenapa mesti deg-degan, toh dia sudah disetubihi Pak Bob waktu belanja tadi.
Bu Heti:” Ia juga, tapi gak tau dech, tetap dag-dig-dug neng”
Saya:” Santai saja” Saya lihat Pak Bob duduk dihadapan kami.
Pak Bob menepuk sofa di samping kirin dan kanan meminta kami berdua duduk disampingnya.
Segera kami berdua berdiri dan duduk disamping kiri dan kanannya.
Pak Bob:” Gak sangka saya bakal diapit dua pelacur berjilbab” Pak Bob melecehkan kami berdua.
Tangannya mulai menggerayangi paha kami.
Tiba-tiba dia menarik kepala saya, dan mencium bibir saya, kami saling berciuman dan lidah kami saling bertautan.
Saya:” oh, emmmph, cuap,slrup” lidah saya mengihsap lidah pak Bob, lidah kami saling membelit.
Tanggan Pak Bob mengerayangi susu saya dan meremas-remasnya dan luar baju saya.
Pak Bob meminta Bu Heti untuk memberinya blow job.
Pak Bob segera melepas piyamanya dan telanjang bulat diantara dua perempuan berhijab.
Bu Heti segera berjongkok di antara 2 kaki pak Bob dan mulai menjilati kontol Pak bob.
Pak Bob sudah membukan baju saya dan menjatuhkannya di lantai, dia menuruhkan cup bh saya dan mulai menjilati puting susu saya.
Slrup…slrupp…
Saya:” Akh om, enak banget” Asi saya mulai mengalir dan dihisap makin kuat oleh pak Bob.
Pak Bob menaikan kain hijab saya dan mulai menjilati leher saya sampai ke telinga dan memberi beberapa cupangan di leher saya.
Saya:” oh Om, geli”
Sementara Bu heti semakin bersemangat menjilati dan menghisap kontol Pak Bob.
Kadang-kadang di hisapnya tepat di mulut kontol pak Bob sampai Pak Bob kegelian.
Saya:” Gimana Bu, gede banget kan kontol Om Bob”
Bu Heti:” ia neng, kirain kontol suami eneng sudah sangat gede ternyata kontol Om Bob lebih gede lagi juga lebih panjang”
Pak Bob tampak bangga dipuji oleh Bu heti.
Kadang kepala Bu heti ditekannya kuat-kuat supaya bisa semaksimal mungkin memasukan kontolnya ke mulut Bu Heti.
Ada beberapa kali Bu Heti sempat tersedak.
Pak Bob mengajak kami untuk pindah ke atas ranjang.
Pak Bob segera tiduran terlentang di atas kasur, Bu Heti berada diantara dua kaki Pak Bob dan kembali menjilati kontolnya.
Pak Bob:” Dewi sayang, kamu duduk di muka saya”
Saya mengerti kemauan Pak Bob yang ingin menjilati memek saya, saya segera melepas celana panjang saya tanpa melepas cangcut saya dan segera berjongkok di depan wajah pak Bob.
Pak bob segera membenamkan wajahnya dan mulai menjilati memek saya melalui lubang di cangcut saya yang tepat di belahan memek saya.
Slrup..slrup…
Saya:” Akh Om, lidah om masuk memek aku”
Pak Bob semakin bersemangat saja, tangannya meremas-remas gemas pantat aku.
Pak Bob:” Dewi, lepas cangcut kamu, biar saya leluasa jilatin memek kamu”
Saya segera melepas cd saya dan melemparnya ke kasur sebelah.
Saya:” Akh, Om masukan yang dalam lidah Om” Lidah pak Bob semakin dalam masuk ke memek saya.
Saya:” Akh, Om masukan yang dalem, jilatin itil aku juga Om” memek saya semakin basah, bulu memek saya tampak mengkilap.
Saya:” Om suka pesta seks gak?
Pak Bob:” Saya sering pesta seks dengan beberapa wanita, ya paling banyak 3 perempun, kalau kebanyakan gua bisa klengger”
Saya:” hehe, kalau dengan banyak wanita, tapi cowoknya juga banyak Om”
Pak Bob:” Saya belum pernah”
Saya:” Tapi om mau gak, kalau misalkan pesta seks dengan banyak cewek tapi cowoknya bukan om saja”
Pak Bob meminta Bu Heti berhenti sejenak, mungkin kegelian.
Pak Bob:” maksudnya gimana? Saya kadang-kadang membayar beberapa cewek untuk ngentot dengan saya sekaligus”
Saya:” Gimana Om, kalau Om ngadain pesta seks orgy gitu pesertanya banyak, kan om punya villa”
Pak Bob:” Hemp, apa istimewanya?
Saya:” Ada tentu istimewanya, kalau Om mau saya bisa aturkan dengan suami saya”
Pak Bob:” maksudnya gimana? Dan suami kamu bisa ikut mengaturnya?
Saya:” Jadi gini Om, kita adain pesta seks, misalnya di villa Om dengan banyak cewek dan cowok, yang istimewa semua ceweknya adalah ibu rumah tangga bukan pelacur seperti yang sering om pakai”
Pak Bob mulai menanggapi serius, sekarang di duduk di pinggir ranjang, dann meminta Bu heti bangun duduk di sampingnya.
Pak Bob:” Wah kalau itu saya tertarik, saya paling suka kalau bisa nidurin bini orang, sensasinya lebih luar biasa”
Saya pun tersenyum dan berjongkok di antara paha Pak Bob dan mulai mengihsap kontol Pak Bob.
Pak Bob:” Heti, kamu lepas baju kamu semua, sisain jilbab kamu saja”
Bu heti menuruti permintaan Pak Bob.
Pak Bob:” Ayo ngangkang di muka saya, saya mau jilatin memek kamu”
Bu heti segera mengangkang dan berdiri di ranjang dengan selangkangan tepat di depan muka Pak Bob.
Pak Bob segera membenamkan wajahnya di selangkangan Bu heti.
Bu Heti:” Auh, oh…”
Bu heti mendesah saat lidah Pak bob mulaui masuk ke memeknya dan menjilati memeknya.
Saya:” Jadi om mau kalau kita ngadain pesta seks?
Pak Bob:” Boleh, pesertanya siapa saja?
Saya:” Saya, Bu Heti, suami saya dan sekertaris suami saya dengan suami dia dan mantan bos suami saya dengan istrinya”
Pak Bob:” kamu dan suami pernah ngadain pesta seks?
Saya:”Belum pernah om, tapi saya pernah main dengan mantan bos suami saya juga suami saya sekaligus”
Pak Bob berhenti menjilati memek Bu Heti.
Dia nampak sedikit terkejut.
Pak Bob:” Kamu pernah main selain dengan suami dan saya?
Saya menganggukan kepala.
Pak Bob:” tunggu, jangan-jangan suami kamu tahu kalau kamu saya booking?
Saya:” Ia, dia juga ijinnin saya jadi pelacur Om Bob”
Pak Bob tampak semakin kaget.
Pak Bob:” saya gak nyangka ternyata suami kamu tahu kamu jadi pelacur malah memberi ijin”
Saya:” Kemaren sich dia sempaat marah waktu tau om perawanin bool saya”
Pak Bob:” terus selanjutnya bagaimana?
Saya:” Waktu itu saya tidak bicara jujur sepenuhnya sama suami, saya bilang om paksa saya”
Pak Bob:” Kamu benar-benar nakal”
Saya:” Dia ijinin saya dibooking Om Bob dengan syarat saya harus merayu Pak Bob agar mau ngadain pesta seks di villa Om ”
Pak Bob manggut-manggut.
Saya:” Gimana bisa”
Pak Bob:” haha, tentu saja, kalau yang enak begini mana saya bisa nolak”
Saya:” Suami saya juga minta om bawa cewek tambahan buat ramekan acaranya.
Pak Bob:” Siip bisa diatur, kalian atur saja kapannya nanti info ke saya”
Sementara bu heti jugas nampak bengong, karena saya memang belum memberi tahunya pasal pesta seks ini.
Pak Bob kemudian meminta saya untuk mengangkang dan memionta Bu heti untuk menjilati puting susu dia. Bu Heti pun mulai menjilati perut sampai ke dada Pak bob, bu heti semakin lihai tehnik bercintanya semenjak dia mulai melayani Dendi Suami saya.
Pak Bob sudah mengarahkan kontolnya tepat di depan memek saya.
Pak Bob:” Sekarang kamu telpon suami kamu, kabarin kalau saya sudah deal mengenai pesta seks yang kalian rencanankan, eh jangan telpon video call saja”
Saya:” Apa tidak nanti saja kalau kita sudah selesai ngentot Om”
Pak Bob:” Justru itu saya mau sekarang, supaya suami kamu melihat bagaimana kamu saya gagahi” Saya mengangguk dan mulai menelepon ke suami saya, mudah-mudahan dia tidak sedang meeting, cukup lama sampai akhirnya di angkat. Di layar tampak kepala suami saya.
Saya:” Hallo Pah”
Suami:” Ia mah, ada apah? Suara suami saya sedikit berat, saya sengaja mengarahkan kamera hp ke muka saya supaya suami tidak melihat apa yang sedang terjadi sekarang, sementara Pak Bob belum juga memasukan kontolnya hanya mengesek-gesekan di bibir kemaluan saya.
Saya:” Mamah mau ngabarin kalau, emph, oh” suara saya terhenti karena tiba-tiba Pak Bob mendorong kontolnya hingga masuk semua di memek saya.
Suami:” Ada apa Mah? Yang jelas”
Saya:” mamah mau ngasih tahu eh, bentar Pah, kontol Om Bob masuk di memek mamah”
Suami:” Heh, jadi mamah sekarang lagi dientot Pak Bob”
Saya:” Pelan-pelan Om, oh, akh ia Pah, ini mamah lagi dientot sama Om Bob” Pak Bob mengentot saya dengan frekuensi goyangan yang sangat cepat
Suami:” jadi mamah telpon Papah Cuma mau bilang itu?
Saya:” Emp, bukan Pah, tapi mamah mau ngasih tau Om Bob sudah deal, tinggal papah atur saja kapannya, ia kan Om Bob”Sambil mengarahkan kamera hp ke muka Pak Bob.
Tampak Pak Bob sedang ngos-ngosan.
Pak Bob:” Ia, siapa nama suami kamu? Kamu atur saja, tempat dan biaya lainnya biar saya yang tanggung”
Saya arahkan ponsel agak menjauh sehingga suami saya dapat melihat Pak Bob yang sedang naik menggenjot saya.
Saya:” Gimana Pah keliatan”
Suami:” Apanya?
Saya:” papah nich pake pura-pura, ini mamah yang lagi digagahin om Bob keliatan gak?
Suami:” Oh, kurang jelas mah”
Saya mengarahkan ponsel ke selangkangan saya, saya yakin sekarang cukup jelas kontol Pak Bob yang sedang keluar masuk di memek saya.
Saya:” Itu lihat kontol Om Bob lagi keluar masuk memek mamah Pah, kalau mau jelas nanti kita di villa”
Suami:” Ia Mah” Suara suami saya sedikit agak berat
Saya:” Papah lagi ngapain?
Suami saya tampak menarahkan posisi ponsel ke bawah, saya sangat terkejutg, tampak seorang perempuan sedang menjilati kontol suami saya. Saya yakin betul itu bukan Ida.
Dalam hati siapa lagi ini yang diembat suamiku. Timbul sedikit rasa cemburu dan hati sedikit panas. Akhirnya saya panasin saja suami saya.
Saya:” Oh Pah, kontol om Bob gede banget, lebih gede dari kontol Papah, oh yess om terus percepat” Sambil kamera saya arahkan ke muka saya yang masih mengenakan hijab, saya yakin suami dapat melihat wajah saya yang lagi sange.
Suami:” Oh…mamah semakin nakal ya, lagi melacur video call sama Papah” Tampak suami saya malah makin terangsang jadinya.
Saya:” Papah nanti harus liat langsung bagaimana perkasanya Om Bob gagahin mamah”
Tiba-tiba Pak Bob mencabut kontolnya dan menyuruh Bu heti untuk terlentang.
Bu Heti segera terlentang, saya sekarang mengarahkan kamera ke arah Pak Bob dan Bu heti.
Saya:” Tuch liat Pah, istri Papah yang lain juga mau dientot sama Pak Bob”
Saya lihat Pak Bob memegang kedua betis Bu heti dan mulai memasukan kontolnya ke memek Bu Heti.
Saya arahkan kamera ke selangkangan mereka.
Saya:” Lihat Pah, memek Bu heti sudah dimasukin kontol Om Bob”
Bu Heti:” Ah, oh empph”
Saya:” Gimana Bu Enak kontol Pak Bob?
Bu Heti:” Ia neng, besar banget kontol om Bob, memek saya sampe perih”
Saya:” Tuch kan Pah, bu Heti saja sampai kesakitan memeknya di masukin kontol Om Bob”
Saya lihat wajah suami saya semakin memerah, napasnya ngos-ngosan.
Saya:”Kontol Papah sudah masuk belum ke cewek tadi?
Suami:” Sudah mah”
Saya:” Siapa dia Pah, mamah baru liat pertama kali orangnya”
Suami saya tidak menjawab Cuma kelihatan mukanya yang sedikti bergoyang maju mundur.
Pak Bob terlihat melambaikan tangannya meminta saya mematikan video call kami.
Saya segera menutupnya.
Pak Bob:” Dewi sayang, kamu jilatin anus aku ya”
Saya sedikit terkejut, tapi segera rebahan dan menjilati pantat pak Bob yang sedang mengentot Bu Heti.
Pak Bob:” Kalian berdua nungging, saya mau entot kamu bergantian”
Saya dan Bu heti segera menungging.
Bu heti:” Saya lemes neng, saya udah keluar dua kali”
Saya:” Masa Bu Enak dong,hehe, aw, pelan om, kontol om itu gede” saya kaget karena Pak Bob tiba-tiba memasukan kontolnya.
Pak Bob segera menggenjot saya, tangannya sambil meremas-remas dan kadang menepuk pantat saya.
Plok plok plok plok plok plok plokkkk..
Saya:”Uhh enakk uhhhh ohh ohhh ohhh.ohhh Shhh gede banget Om Bob !! Uhh uhh enaakkkk..” Tangan Pak Bob beralih meremas susu saya.
Plok plok plok plok plok plok plok plokk..
Saya:”Enaaaaakkkk anjjiinggggggggg ahh ahhh ahhhhhh ahhhhh..” Saya pun orgasme
Plokk plokk plokk plokkk plokkkk plokkkk
Mengetahui saya yang sudah orgasme, Pak Bob segera memindahkan kontolnya ke memek Bu Heti.
Bu Heti:”OHHH SHHH OHHH HOHHHH SHHH” sambil melihat ke belakang ke arah Pak Bob.
Plok plok plok plok plok
Plok plok plok plok plokk
OKHHHH.. Gusti..
Plok plok plok plok plok plokkkk
OKHHHH GUSTII… SHHH..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKKK..
OKHHHH… Bu Heti mulai kehilangan kendali tanpa sadar ia berucap “Okhh Kontol Om Bob luar biasa”
AKKHHHHH…”
Plok plok plok plok plok plok plok plok plok plokk..
AAA!!!!!!! SHHHHHHH
PLOK.PLOK PLOK.PLOK PLOK PLOK
Uhhhhhhh..
Bu Heti:”Enak banget enak enak enak ahhh enak ahhhh” plok plok plok plok, bu Heti langsung menelungkup tanda sudah orgasme dan kelelahan.
Dalam hati saya luar biasa si Pak Bob pasti dia pakai obat kuat.
Tiba-tiba Pak Bob menindih saya dan bless, kontolnya melesat ke dalam memek saya yang sudah sangat basah.
Saya:” Akh, ukkhh, ayo om ewe lagi Dewi, bikin dewi orgasme lagi” Pak Bob semakin cepat menggenjot saya. Dia mencium bibr saya, saya segera menerima bibirnya kami saling berciuman dan lidah kami saling melilit. Saya tahu sebentar lagi Pak Bob bakal orgasme.
Saya:” Uh,oh ohoh, enak banget di ewe kontol gede, ayo Om kita keluarin bareng”
Plok,plokplokplok pangkal paha kami saling beradu.
Pak Bob:” Gua gak tahan akh hosss”
Saya:” Aw, barengan om”
Croor…croot berkali kali kontol Pak Bob berkedut-kedut memuntahkan isinya di dalam memek saya.
Pak Bob:” Bunting kamu pelacur oh…” Sambil menekan kontolnya dalem-dalam.
Saya:” Ah, saya keluar” cairan saya pun menyemprot begitu peju pak Bob menembak di memek saya.
Pak Bob segera berguling di samping saya sambil ngos-ngosan.
Saya:” Stamina Om Bob kuat banget ya, padahal sudah tua bangka,hehe”
Pak Bob:” Kurang ajar kamu berani sebut saya tua bangka, saya bikin kamu gempor nanti haha”
Saya:” Siapa takut” Pak Bob tiba-tiba mengihsap susu saya. Hanya sedikit asi yang keluar.
Pak Bob:” Susumu kempes sayang”
Saya:” ia om, om remas-remas terus dari tadi jadi asinya banyak terbuang, saya harus makan dulu biar terisi lagi” sambil mengusap-usap kepala Pak Bob yang masih mengeyot puting susu saya.
Saya lihat bu Heti terkapar kelelahan di samping Pak Bob.
Pak Bob sambil melepas kenyotan mulutnya di susu saya:” Kita istirahat dulu , saya juga capek”
Saya:” Om Pakai obat kuat ya”
Pak Bob:” Enak saja, saya memang kuat dari sononya” saya tidak percaya, saya yakin dia tidak mau mengaku.
Saya:” Hemmp, biasanya aki-aki kayak om, aling dua kali goyang udah muncrat”
Pak Bob:” Jangan samakan saya dengan yang lain, ngomong-ngomong siapa yang sama suami kamu tadi? Sekertarisnya?
Saya:” Bukan om, saya juga gak tahu”
Pak Bob:” Wah, saya gak nyangka, ternyata kamu dapat suami yang gak lebih baik dari saya, haha”
Saya:” Enak aja, yang penting saya cinta sama dia, om sich sudah tua, mungkin kalau masih muda pasti saya juga tetap gak mau om nikahin, haha, Bu heti tidur ya”
Pak Bob:” Haha, ia kayaknya sudah tidur, kamu harus banyak ajarin dia, biar lebih binal lagi, haha”
Kami pun akhirnya tertidur.
Mungkin sekitar satu jam saya tertidur, saya lihat di ranjang tinggal saya seorang.
Saya segera bangun, saya lepas hijab saya dan menuju kamar mandi, baru mau saya buka, pintu kamar mandi terbuka dan bu Heti keluar dari kamar mandi, wajahnya sedikit pucat.
Saya:” Bu Heti sudah mandi”
Bu heti:” Ia neng, saya rapi-rapi duluan ya, saya juga disuruh bangunin neng, eh ternyata neng sdh bangun”
Saya:” memang kenapa Bu?
Bu Heti:” neng di tunggu pak Bob di kamar mandi, dia belum keluar lagi, tadi dia habis ngentotin saya, malahan dia paksa saya masukin di bool saya, sampai sakit neng”
Sambil menahan tawa.
Saya:” hemp, saya juga pernah ngalamin bu, ya sudah ibu siap-siap, saya maul layanin Pak Bob dulu”
Saya segera masuk ke kamar mandi”
Tampak Pak Bob sedang rebahan di bathub dengan air hangat. Segera dia bangun, kontolnya mengacung keras.
Saya:” Upps, om itu kanjut sudah ngacung aja kayak tiang listrik” sambil menutup bibir saya pura-pura kaget.
Pak Bob:” Saya belum puas dengan baby sister kamu, sekarang kamu harus puaskan saya” Sambil merangkul saya, sebelah tangannya meremas-remas pantat saya.
Saya disuruh menungging sambil berpegangan ke westafel yang di depannya ada kaca cukup besar.
Saya pun segera menungging. Pak Bob sudah meletakan kontolnya di depan anus saya.
Dan bless…. kontol Pak Bob masuk ke anus saya tanpa pelicin, rasanya sesak tapi tidak terlalu sakit seperti pertama dulu.
Dengan memegang pinggul saya, pak bob mulai menggenjot kontolnya dari belakang.
Saya:” Akh,ouhuhu, gede banget om, sesak bool aku”
Pak Bob semakin bersemangat ploook,plllokk pangkal pahanya membentur pantat saya.
Saya:” oh, yess, nikmat anjing, aw, ewe bool aku om”
Pak Bob:” Bool kamu masih saja sempit, rasakan nich kontol gua” Plokplokplok
Saya:” Hmmmm shhhh hmmmm ohhh mmm” semakin cepat pak Bob menggenjot Pantat saya.
Plok plok plok plok plok plok plokkkk..
Saya:”Uhh enakk uhhhh ohh ohhh ohhh.ohhh Shhh !! Uhh uhh enaakkkk Om..”
Plok plok plok plok plok plok plok plokk..
Saya:”Enaaaaakkkk Bob anjjiinggggggggg ahh ahhh ahhhhhh ahhhhh..”
Pak Bob tidak marah saya katain begitu.
Plokk plokk plokk plokkk plokkkk plokkkk
“Teruss … Teruss.. Terusss setan” dan saya pun mengejang, saya tidak menyangka akan orgasme ketika bool saya diewe pak Bob.
Lutut saya terasa gemetaran. Pak Bob membirkan saya terduduk.
Pak Bob kemudian menuntun saya untuk naik ke atas bathub.
Pak Bob segera rebahan.
Pak Bob:” kamu naik di atas saya”
Saya segera mengerti dan mengangkangi Pak Bob. Saya pegang kontolnya dan saya arahkan ke memek saya. Bless…
Saya:” Aw,uhuhu nikmat om, gede banget” saya pun segera naik turun di atas kontol pak Bob.
Sementara pak bob mengimbangi dari bawah. Kami pun ngentot di dalam bathub yang berisi air hangat.
Tiba-tiba sebuah ide muncul di pikiran saya.
Saya:” Om boleh tidak saya telpon suami saya sambil saya dientot om”
Pak Bob:” Boleh, biar dia tahu bagaimana saya puasin kamu, biar saya kosongkan bak nya”
Saya segera turun dan keluar kamar mandi untuk mengambil HP.
Saya lihat Bu heti sudah rapi dan duduk di sofa sambil menonton tv.
Dia sempat melihat saya, tapi saya segera kembali ke dalam kamar mandi.
Saya lihat bak sudah kosong, saya segera naik kembali dan kembali mengangkangi paha Pak Bob.
Sekrang Pak Bob yang mengarahkan kontolnya ke memek saya. Sata saya turunkan pantat saya, bless kembali kontol pak bob tenggelam ditelan memek saya.
Saya segera menelepon suami saya, saya hendak memanas-manasi dia, saya pun merasa sedikit panas melihat suami saya sdh dapat gebetan baru lagi.
Saya sengaja melakukan panggilan biasa saja bukan video call seperti sebelumnya karena tidak efektif juga dan malah sedikit menyusahkan.
Kali ini cepat sekali suami saya mengangkat panggilan saya.
Suami:”Hallo Assalamuallaikum Mah”
Saya:” ia Pah, papah lagi di mana? Suara saya pasti terdengar berat.
Suami:” Di kantor ini mah”
Saya:” gak lagi meeting empp Pah” sementara pak bob menggenjot saya dari bawah dengan semakin cepat.
Suami:” Sendiri di ruangan mah, kamu masih ngentot ya, suara kamu berat”
Saya:” Ia Pah, ini di kamar mandi kontol om Bob lagi mengaduk-aduk memek mamah, penuh banget pah”
Plok plok plok, saya yakin suami saya dapat mendengar suaranya dengan cukup jelas.
Suami:” Hemp, belum selesai dari tadi mah?
Saya:” Sudahlah Pah, tadi sempat tidur dulu, sekarang mamah diewe lagi sama Om Bob, tadi malah mamah dibool lagi sama Om Bob Pah”
Suami:” bentar Mah, Papah ke kamar mandi dulu”
Saya:” Oh, om entot yang kenceng, aku mau keluar lagi” Pak Bob semakin mempercepat entotannya.
Saya:” Pah, papah sudah di kamar mandi, papah pasti lagi kocok kontol ya?
Suami:” ia mah, eh,emph”
Saya:” Pah siapa sich cewek yang papah entot tadi”
Suami:” Ada dech, nanti papah ceritain, oh”
Pak Bob tiba-tiba berhenti dan meminta saya turun, padahal saya hampir saja orgasme.
Saya:” Ah, om kenapa?
Pak Bob:” Kamu isep kontol saya, saya gak mau buru-buru keluar, saya masih mau nikmatin ngewe kamu lebih lebih lama” Tampaknya pak Bob tadi juga hampir keluar.
Saya segera berjongkok lagi dan mulai memasukan kontol pak bob ke mulut saya.
Suami:” Ada apa mah?
Sambil mengeluarkan kontol Pak bob dari mulut saya, saya pun menjawab pertanyaan suami saya.
Saya:” Ini Pah, Om Bob minta berhenti dulu, minta diisep sekarang, ya udah mamah isep saja kontolnya, gede banget Pah”
Tak terdengar komentar suami saya, palingan dia lagi asyik ngocok.
Saya ludahin kontol Pak Bob dan kembali saya masukan ke mulut saya.
Sluuruuup slruuuup slruuup saya lakuakn berulang kali.
Pak Bob:” Kamu nungging wi, saya mau ewe kamu dari belakang”
Saya segera menungging dan berpegangan di ujung bathub. Bless kontol Pak Bob kembali masuk ke memek saya.
Saya:” Aw, ohoho enak, Pah kontol om bob masuk lagi ke memek mamah”
Tak terdengar lagi komentar suami saya.
Plookkk ploook ploook Pak bob menggenjot saya dengan sangat kuat…
Saya:” Akh, akh, akh Pah tolong enak banget, tolong mamah digagahin pak Bob”
Pak Bob:” Hey, siapa nama suami mu sayang” Pak Bob menanyakan nama suami saya.
Saya:” oh, Dendi om, Nana Dendi Supriatna, biasa dipanggil Dendi”
Pak Bob:” Dendi, kamu boleh nikahin Dewi, tapi saya tetap bisa dapetin memeknya, saya bakal pejuhin memek istrimu” Pak Bob mengejek suami saya. Dia semakin kuat mengentot memek saya.
Saya:” Akh Pah, tolong memek mamah mau dicrootin ini Pah”
Suami:” Akh, papah keluar, gila kamu pelacur binal mah” terdengar suami saya mengumpat sepertinya di keluar.
Tak lama Pak bob pun mengejang, sambil menarik pinggul saya supaya rapat dengan pantatnya.
Plook ploook plokkk
Pak Bob:” Akh saya keluar” Sambil menekan kontolnya dalam-dalam.
Crooot crottt crooot beberapa kali tembakan pejuhnya muncrat dimemek saya, dan seketika saya pun ikut orgasme pula.
Saya:” Pah, ini pak bob nakal buang pejuhnya di memek mamah, entar kalau hamil bagaimana?
Suami:” hemp, mamah gak ada kapok-kapoknya ya, biar nanti malam papah tambahin memek mamah dengan pejuh papah” dan klik suami saya menutup telpon saya.
Saya dan Pak Bob terengah-engah. Saya sudah telungkup sementara Pak bob memeluk saya dari belakang.
Saya:” om cabut kontolnya, saya mau pipis” saya merasakan dorongan untuk kencing.
Pak Bob tidak segera mencabut kontolnya malah menggoyangkan kontolnya yang memang masih sedikit menegang.
Saya:” Akh, om lepas dong kontolnya malah digoyangin gini”
Pak Bob:” kalau kamu mau pipis, pipis saja”
Saya:” tapi ini tersumbat, gak nyaman hehe”
Pak Bob pun bangun dan terlepaslah kontolnya.
Saya segera turun dari bak mandi.
Plok plok pak Bob menapar pantat saya.
Saya:” Aw, omo ini tau orang kebelet”
Segera saya jongkok menghadap pak Bob.
Dan weeesh saya pun kencing di depan Pak Bob.
Pak Bob:” kamu betul-betul nakal Dewi, saya gak nyangka juga kamu jadi begini haha”
Saya:” Cukup dengan Om Bob saja saya jadi pelacur, tidak dengan yang lain Om”
Pak Bob:” masa?
Saya:” Takut ah, entar kena penyakit”
Pak Bob:” memang kamu tahu saya tidak penyakitan”
Saya:” Emang om penyakitan”
Pak Bob:” Kalau saya penyakitan mudah sange saja”
Saya:” haha, om bisa saja saya juga sama penyakitnya mudah sange”
Pak Bob:” Ayo kita mandi”
Kami pun segera mandi, saya tidak enak sama Bu heti yang pasti sudah menunggu.
Pak Bob kembali mengajak saya ngobrol, sambil tangannya menyabuni tetek saya.
Pak Bob:” Sayang, nanti kamu mau gak digangbang kalau kita pesta seks di puncak nanti”
Saya:” Pelan om remasnya, nanti saya sange lagi” Sambil tangannya menyabuni kontol om bob yang sudah layu tapi masih nampak besar.
Saya:” Saya tanya suami om boleh apa nggak kalau saya digangbang”
Pak Bob:” Saya mau semua perempuan yang ikut nanti harus kena gangbang, haha, namanya juga pesta seks bukan swinger”
Saya:” Sudah ah, jangan ngomongin itu dulu om, pokonnya nanti om Pasti Puas ada dua cewek montok, Mbak Diah yang keturunan arab dia istri bekas bos suami saya dan Si Ida sudah muda montok banget om, saya saja suka ngiri dan cemburu sama suami saya dia ngebet banget sama si Ida”
Pak Bob:” Saya jadi gak sabar ini”
Saya pun segera menyelesaikan mandi tidak ada lagi acara ngentot walau sempat kontol pak Bob sedikit menegang.
Setelah Pak Bob mentransfer bayaran ke rekening saya, saya dan bu heti segera meninggalkan hotel tempat kami dibooking pak Bob.
Bersambung…