Kami pun tiba di sebuah gang, Wilton mengarahkan saya untuk masuk dan saya segera mengikuti jalur gang yang di maksud, di dekat persimpangan Wilton menyuruh saya memarkir mobil.
Tanpa banyak tanya saya pun memarkir mobil di dekat sebuah pohon, kebetulan di depannya tampak ada 2 mobil juga terparkir.
Wilton:”Kita parkir di sini Pak, soalnya ke dalam agak sempit, tidak cukup untuk mobil”
Saya:” Aman memang di sini?
Wilton:” Aman, ada yang jaga koq” Sambil tangannya menunjuk ke arah pohon, tampak seseorang yang memakai topi datang menghampiri mobil saya.
Kami berdua segera turun dari mobil. Orang tersebut segera menyapa Wilton, tampak mereka sudah saling kenal.
Mereka tampak berbisik-bisik, kemudian Wilton mengajak saya masuk ke sebuah gang kecil di seberang tempat saya memarkir mobil, cukup untuk 2 motor.
Wilton:” Ayo pak, paling 50 meteran lagi”
Saya mengangguk dan mengikuti Wilton yang sudah jalan duluan.
Sekitar 50 meteran Wilton berhenti di sebuah Rumah yang lumayan terlihat besar dari tempat saya berdiri dan ditutup pagar tinggi.
Saya:” Ini kah tempatnya ?
Wilton:” Ia Pak, rumah yang ini”
Saya:” Koq gak ada plang apa gitu?
Wilton:” memang begini pak, biasa menghindarin petugas” Saya jadi sedikit ragu.
Tapi Wilton segera mengajak saya masuk, rupa pagar tidak di kunci, kami pun segera masuk ke dalam, tak tanpa penjaga atau security.
Halamannya cukup luas, rumah 2 tingkat ini terlihat sepi tanpa aktivitas, padahal di depan rumah tampak tak kurang sepuluh sepeda motor terparkir.
Wilton segera mengetuk pintu, pintu tak lama terbuka, dan nampak seorang perempuan bohay memakai kaos tanpa lengan berwarna putih dengan tulisan you can see di dadanya sehingga memperlihatkan lengannya yang nampak ada tato bergambar bunga di dekat bahu sebelah kanan dan memakai celana jeans yang nampak kekecilan , mungkin 35 tahunan membukakan pintu yang selanjut saya tahu namanya Heni.
Wilton:” Apa kabar teh Heni?
Heni:” Eh, kamu Ton, koq gak ngabarin kamu mau ke sini, ayo masuk” Saya dan Wilton segera masuk ke dalam rumah, saya melihat pantat bohay Heni bergoyang-goyang.
Di dalam rumah nampak luas, agak jauh saya lihat seorang laki-laki yang sepertinya umurnya tak jauh beda dengan Heni memakai peci hitam sedang asyik nonton tv di atas sofa bersama seorang anak laki-laki kira2 5 tahunan.
Kami dipersilahkan duduk di depan sebuah meja yang cukup tinggi, seperti meja penerima tamu. Saya dan Wilton duduk di depannya, kebetulan tersedia 4 buah kursi deret yang bersambung satu sama lainnya.
Heni:” kenapa gak ngabarin kalau mau ke sini? Mengulangi pertanyaan yang ditanyakan sebelumnya tadi.
Wilton:” Memang awalnya gak ada rencana ke sini, cuma sudah beberapa hari ini pegel-pegel dan kebetulan ada temen (sambil melirik ke saya) ya saya ke sini saja”
Heni: Ya, cewekmu si Sarinah udah ada yang booking dari tadi, eh siapa temen gantengmu ini? Sambil melihat ke aku dan kedua tangannya membenahi ikat rambutnya, saat itu otomatis ketiaknya terbuka, aku agak terkejut melihat bulu ketiak hani yang lebat, Dewi istriku sering kusuruh agar bulu ketiaknya tidak dicukur biar lebat tapi sering menolak, pemandangan itu otomatis membuat sesak celana saya.
Wilton:” Eh kenalin ini bos istri saya, Pak Dendi, Pan Dendi ini teh heni yang punya wilayah”
Saya dan Heni pun saling bersalaman. Agak lama kami saling menggenggam tangan.
Wilton:” Sudah jangan kelamaan teh, kamu gak bisa liat cowok ganteng” Sambil menepuk lengan Teh Heni lalu Wilton menjawil dagu Teh Heni”
Heni:” Wuih, kamu ini itu suamiku lagi ada nonton tv berani yang colek-colek, nich kang si Wilton bandel colak colek”
Wilton:” Apa kabar kang Saeful” Ke lelaki yang lagi nonton tv dan sekarang melihat ke arah kami.
Saeful:” Wah baik Ton, lanjutkan” dan tampak cuek saja istrinya digodain Wilton.
Heni:” Jadi kamu mau sama siapa?
Wilton:” Siapa yang gak ada tamunya?
Heni:” Susi, Qomariyah dan si Rita itu yang masih muda-muda yang lain mah banyak dipake”
Wilton:” Rame juga ya jam segini, aku sama Qomariyah saja dech, belum pernah dipijat dia”
Heni:” Terus AA Dendi ya? Mau sama siapa?
Saya pun menjawab sambil iseng saja.
Saya:” Kalau sama Teh Heni bisa?
Wilton dan Teh Heni tampak sedikit terkejut.
Heni tampak berfikir sejenak lalu menjawab:
Heni:” Jarang sich aku turun langsung, tapi benar mau, akang bisa jagain dulu di sini, mamah di booking si AA” dengan enteng ke suaminya yang lagi nonton.
Saeful:” males aku, bentar aza carikan yang lain”
Heni:” Si Ratih nanti aku suruh gantiin, dia udah lama sama tamunya, paling bentar lagi udah selesai. Ya Udah aku kebelakang sebentar mau ngasih tau Si Ratih, Ton tunggu dulu temenin Dendi dulu ya”
Sambil berjalan, Plak…tiba-tiba Wilton menepuk pantat semok Heni.
Heni:” Aw, awas ya kamu, akang si Wilton ini main tepok aja pantat mamah”
Wilton:” Mantap” Entah apa maksudnya.
Saeful:” Mamah sich semok” tanpa marah sekalipun
Saya:” Kamu sudah pernah sama Teh Heni”
Wilton:” Belum pernah, paling godain dia aza, malah aku kira dia gak bisa dibooking, btw kenapa Pak Dendi koq malah milih dia, banyak yang muda-muda di belakang” Sambil menunjuk ke belakang, sepertinya ada lorong panjang menuju belakang, seperti ada bangunan tambahan.
Saya:” Gak tau ya, tadi liat keteknya koq saya jadi terangsang, memang dipijat aja atau bisa sampai ml”
Wilton:” Ya bisa sampai ml, tapi gak tau kalau sama Teh Heni, tapi kalau sudah dikasur ya kentot aza pak”
Saya manggut-manggut tanpa komentar lagi, karena tak lama heni datang.
Heni:” Qomariyah sudah aku kasih tau, kamu bisa kebelakang”
Wilton:” Saya kebelakang duluan ya” Saya mengangguk.
Heni:” AA tunggu bentar ya, saya rapikan kamar saya dulu, kita di kamar saya saja, di belakang penuh”
Saya pun menunggu dekat agak cemas. Tapi tak lama Teh Heni datang kembali dan menuntun saya menuju kamarnya.
Saya agak grogi juga karena ternyata harus lewat pas depan kursi tempat suaminya menonton tv. Tapi dengan santainya Teh Heni menggandeng saya.
Sampailah di sebuah kamar, saya segera dituntun masuk, kamarnya lumayan luas.
Teh Heni:”Aa tunggu di sini dulu ya, saya ke kamar mandi dulu, bajunya dilepas saja”
Saya mengangguk tanda mengerti. Saya lihat Teh Heni masuk ke dalam kamar mandi yg kebetulan ada di dalam kamar.
Saya pun melepas baju yg saya pakai dan menyisakan celah panjang. Lebih kurang 15 menit, pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Teh Heni yang sekarang hanya memakai handuk putih dari dada yang panjangnya satu jengkal di atas paha, sehingga sebagian pahanya yg kuning sekali dapat kulihat. Tampaknya dia juga masih mengenakan bh berwarna merah.
Teh Heni:”Koq celananya tidak dilepas A, lepas aza, sisain sempaknya aza”
Saya pun akhirnya melepas celana saya dan segera tengkurap.
Teh Heni kemudian duduk di tepi ranjang dan mengambil sesuatu seperti lotion, lalu mulai membalurkan dari atas punggung saya.
Lalu saya rasakan tiba-tiba Teh Heni menduduki pantat saya dan mulai memijat.
Pijatannya lumayan enak juga dan cukup bertenaga,sampai saya merem melek, padahal biasanya saya anti dipijat. Saat dipijat saya merasa pantat saya bergesekan dengan bagian sensitif Teh Heni, tapi sepertinya Teh Heni masih mengenakan celana dalam.
Beberapa saat kemudian Teh Heni hendak turun dari pantat saya untuk memijat paha, saat dia sedikit bangun saya menoleh kebelakang, sengaja saya tarik handuknya dari sebelah kanan, saya dapat melihat celana dalamnya yg berwarna pink.
Teh Heni menepis tangan saya.
Teh Heni:” si Aa mah nakal” Tapi tidak marah lalu kembali memijat dengan terlebih dahulu menaruh lotion dari kaki sampai ke paha saya.
Sambil dipijat sesekali saya melihat kebelakang, gundukan toket Teh Heni yg putih besar bisa saya intip juga bulu ketiak nya.
Teh Heni kembali memijat saya, tapi kali ini saya tdk terlalu dapat menikmati pijitannya karena konsentrasi saya sdh terganggu, beberapa kali saya menoleh ke arah Teh Heni, saya dapat melihat guncangan toketnya ketika dia bergerak memijat, ingin rasanya saya meremas susu teh Heni.
Teh Heni beberapa kali memergokin saya melihat ke belakang, dia Cuma tersenyum.
Saya kemudian diminta terlentang. Kali ini teh Heni menduduki paha saya dan mulai mengoleskan lotion ke dada saya lalu memijat secara perlahan, puting susu saya tak ayal menjadi mainan teh Heni, posisi Teh Heni sedikit menunduk otomatis gundukan toketnya benar2 di depan saya.
Saya pun memberanikan diri memegangi kedua toket dari balik handuk, Teh Heni sedikit terkejut dan segera menepis tangan saya.
Tak berhenti di situ, tangan saya mulai mengelus pahanya, kali ini dia membiarkan saya, dia tetap fokus memijat dan sudah sampai ke arah perut.
Saya pun menjadi semakin berani, saya singkap handuknya, hingga akhirnya saya leluasa melihat bentuk memeknya yg tercetak dari balik celana dalam-dalam warna pink yg kekecilan.
Sedikit bulu-bulu halus keluar dari sela-sela CD teh Heni.
Teh Heni:”Akh, si Aa nakal, saya buka saja sekalian handuknya ya” Tanpa menunggu jawaban dari saya dia lepas handuknya dan melemparkannya ke lantai.
Sekarang Teh Heni hanya mengenakan bh warna merah dan CD warna pink saja.
Teh Heni:”Kontolnya mau dipijat juga A?
Saya:” Ia dong, harus hehe” dengan suara sedikit bergetar saya tanpa diminta segera membuka celana dalam saya.
Teh Heni segera membantu menariknya.
Sekarang burung saya sdh bebas dan mengacung tegak lurus.
Teh Heni:”hehe, si AA kontolnya udah ngacung aza, udh gak sabar ya, ini bagian yg ditunggu?
Saya:” Gimana gak ngaceng teh, liat body teteh yg montok, saya sdh pengen nunggangin”
Teh Heni:” Hush, maen nunggangin aza, keluarkan pakai tangan aza ya”
Saya menjadi sedikit kecewa, tapi apa benar tak ada pelayanan lebih.
Teh Heni sekarang mulai mengocok-ngocok kontol saya.
Saya:” akh nikmat teh” Saya nekat remas susu teh Heni.
Teh Heni tidak marah, malah tangannya bergerak kebelakang membuka kaitan bh nya.
Segera melepaskan bh nya dan melemparkannya ke lantai.
Tanpa penghalang lagi membuat saya tak tahan, segera saya bangun dan memeluk Teh Heni, mulut saya segera saya benamkan di toket teh Heni.
Teh Heni nampak kaget tapi tidak mencegah saya.
Teh Heni:”aw, kamu cupangin nenen aku Aa? Aku memang memberi cupangan di susunya.
Teh Heni meminta saya berdiri, saya pun segera berdiri, Teh Heni yang masih jongkok lalu kembali mengocok burung saya, lalu tiba2 memasukan kontol saya ke mulutnya, padahal tadi bilang mau keluarkan dengan tangan saja.
Saya:” ah, nikmat teh” ternyata teh Heni sangat lihai dan blowjob.
Slruuup…slruuup…
Teh Heni menyedot kontol saya dan menjilati sampai ke zakar saya.
Tiba-tiba ponsel saya berbunyi, ternyata dari Dewi istri saya.
Dewi:” Hallo Pah”
Saya:” Ia mah, ada apah? Suara saya sedikit berat karena dari bawah kontol saya sedang dikerjai oleh Teh Heni. Sambil melihat muka istri saya dilayar hp.
Dewi:” Mamah mau ngabarin kalau, emph, oh” suara istri saya terhenti.
Saya:” Ada apa Mah? Yang jelas”
Saya:” mamah mau ngasih tahu eh, bentar Pah, kontol Om Bob masuk di memek mamah” deg, berarti sekarang Dewi sedang ngentot dengan si Bob.
Teh Heni yang mendengar percakapan saya, karena memang saya load speaker tampak terkejut.
Teh Heni:” Itu istri AA? Sambil sedikit bangkit dan melihat ke layar hp.
Saya menaruh jari telunjuk saya di mulut saya agar teh Heni jgn ribut.
Saya:” Heh, jadi mamah sekarang lagi dientot Pak Bob”
Dewi:” Pelan-pelan Om, oh, akh ia Pah, ini mamah lagi dientot sama Om Bob”
Saya menjadi sedikit kesal.
Saya:” jadi mamah telpon Papah cuma mau bilang itu?
Saya:” Emp, bukan Pah, tapi mamah mau ngasih tau Om Bob sudah deal, tinggal papah atur saja kapannya, ia kan Om Bob”Sambil istri saya mengarahkan kamera hpnya ke muka Pak Bob.
Tampak Pak Bob sedang ngos-ngosan.
Tampak si Bob berbicara ke istri saya
Pak Bob:” Ia, siapa nama suami kamu? Kamu atur saja, tempat dan biaya lainnya biar saya yang tanggung”
Istri saya tampak mengarahkan ponsel agak menjauh sehingga saya dapat melihat Pak Bob yang sedang naik menggenjot Dewi istri saya.
Teh Heni tampak penasaran dia lagi-lagi bangkit dan melihat ke ponsel saya.
Dewi:” Gimana Pah keliatan”
Saya:” Apanya?
Dewi:” papah nich pake pura-pura, ini mamah yang lagi digagahin om Bob keliatan gak?
Saya:” Oh, kurang jelas mah”
Dewi mengarahkan ponsel ke selangkangan saya, saya sekarang cukup jelas dapat melihat kontol Pak Bob yang sedang keluar masuk di memek Dewi istri saya.
Dewi:” Itu lihat kontol Om Bob lagi keluar masuk memek mamah Pah, kalau mau jelas nanti kita di villa”
Saya:” Ia Mah” Suara saya menjadi semakin berat
Dewi:” Papah lagi ngapain?
Saya mengarahkan posisi ponsel ke bawah, teh Heni yg sedang menjilati kontol saya dapat dilihat oleh Dewi.
Dewi:” Oh Pah, kontol om Bob gede banget, lebih gede dari kontol Papah, oh yess om terus percepat” Sambil Dewi mengarahkan kameranya ke muka diayang masih mengenakan hijab, saya melihat wajah istri saya yang lagi sange.
Saya:” Oh…mamah semakin nakal ya, lagi melacur video call sama Papah” dan malah makin terangsang jadinya.
Dewi:” Papah nanti harus liat langsung bagaimana perkasanya Om Bob gagahin mamah”
Dilayar hp saya lihat
Tiba-tiba Pak Bob mencabut kontolnya dari memek Dewi istri saya dan menyuruh Bu heti baby sister saya untuk terlentang.
Bu Heti segera terlentang, Dewi sekarang mengarahkan kamera ke arah Pak Bob dan Bu heti.
Dewi:” Tuch liat Pah, istri Papah yang lain juga mau dientot sama Pak Bob”
Saya lihat Pak Bob memegang kedua betis Bu heti dan mulai memasukan kontolnya ke memek Bu Heti.
Dewi:” Lihat Pah, memek Bu heti sudah dimasukin kontol Om Bob”
Bu Heti:” Ah, oh empph”
Dewi:” Gimana Bu Enak kontol Pak Bob?
Dewi bertanya ke Bu Heti.
Bu Heti:” Ia neng, besar banget kontol om Bob, memek saya sampe perih”
Dewi:” Tuch kan Pah, bu Heti saja sampai kesakitan memeknya di masukin kontol Om Bob”
Napas saya semakin ngos-ngosan.
Teh Heni:” Istri Aa itu lagi selingkuh?
Saya:” dia lagi melacur, istri saya profesi nya pelacur”
Teh Heni nampak terkejut.
Saya:” Teh Heni pelacur juga kan, saya sekarang sange berat pengen Ewean”
Teh Heni tidak menjawab tapi segera terlentang dan melepas celana dalamnya yg ternyata sudah basah.
Memeknya yg berbulu lebat tampak mengkilap.
Teh Heni:” aku jadi sange liat istri Aa lagi digagahin pelangganya”
Saya segera duduk, kedua kaki teh Heni saya angkat dan kontol saya arahkan ke memeknya.
Tangan teh Heni menuntun kontol saya supaya tepat dilubangi memeknya.
Dan bleeessss…..kontol saya segera ditelan memek teh Heni.
Teh Heni:” ah, gede juga kontol Aa, nikmat oh…yes”
Memek teh Heni tidak terlalu rapet tapi terasa meremas remas kontol saya dan seperti ada empot ayamnya.
Sepertinya Teh Heni memang lihai dalam bercinta.
Teh Heni:” Genjot AA, oh…saya gak nyangka jadi digagahin kamu ini”
Saya:”Oh, ketek teteh merangsang banget” sambil menggenjot memek teh Heni, saya pegangin kedua siku teh Heni di atas kepalanya, tampak jelas bulu ketiak teh Heni yg lebat.
Saya segera membenamkan wajah saya di ketiaknya yg kanan.
Teh Heni:” AW, a geli enak…oh, terus ewe aku yg kenceng…
Ploook…plokkk…saya menggenjot teh Heni, ranjang pun berderit dengan kencang, saya yakin suami teh Heni yg diluar dapat mendengarnya.
Tiba-tiba terdengar suara Dewi istri saya.
Dewi:”Kontol Papah sudah masuk belum ke cewek tadi?
Saya:” Sudah mah”
Dewi:” Siapa dia Pah, mamah baru liat pertama kali orangnya”
Saya sengaja tidak menjawab pertanyaan istri saya
Tiba-tiba video call terputus.
Saya semakin mempercepat genjotan saya ke teh Heni.
Teh Heni:” a, aku pindah ke atas ya, aku biasa cepat dapet kalau di atas” Sayapun menarik lepas kontol saya dan berguling ke samping teh Heni.
Teh Heni segera naik menduduki diantara dua paha saya sambil memegang kontol saya, dan bless…
Teh Heni:” ah, enak euy, kontol Aa gede dan keras banget”
Tangan saya pun tak tinggal diam, meremas dan menepuk pantat teh Heni yg besar dan montok, lebih gede dari pantat Ida.
Plak…plak.saya tepok pantat teh Heni yg besar…
Teh Heni:” AW, pelan a, pantat aku jadi perih”
Teh Heni paham saya menyukai pantatnya, ia memutar badannya 360 derajat membelakangi saya tanpa melepas kontol saya dari memeknya.
Teh Heni:” ah..oh terus entot yg kuat a..huuuh..” sambil dia menaik turunkan pantatnya semakin cepat.
Plok…plok..plok.
Saya:” Teh balik badan lagi, saya mau liat ketiak teteh yg lebat”
Teh Heni kembali memutar badannya dan kali ini berhadapan lagi dengan saya.
Teh Heni menaruh kedua tangannya di kepalanya sehingga saya dapat melihat dengan jelas bulu ketiaknya.
Sambil meremasi dua susu montok teh Heni saya mempercepat genjotan saya.
Saya:” Teh saya gak tahan ini”
Teh Heni:” ah…barengan a, aku juga mau dapet”
Saya mencengkram kuat buah pantat teh Heni dan membenamkan kontol saya dalam-dalam dan crooot.. crooot
Saya:” aku keluar teh”
Teh Heni:” teteh juga aa, ah… panasnya peju kamu a”
Saya tak menyangka cukup bnyk juga keluar peju saya, padahal sebelumnya saya sdh ngentot dg Ida.
Teh Heni:” gara-gara horny liat suami aa digenjot orang tadi teteh sampai lupa ngewe sama aa gk pake kondom, untung aman”
Saya pun ngos-ngosan…segera saya mematut bibir teh Heni, kami pun berciuman dg panasnya.
Saya:” Suami teteh gak apa apa teteh saya entot”
Teh Heni:” gpp, resiko pekerjaan hehe…biasanya teteh terbatas melayani tamu, jarang sampai ngentot” sambil turun dari badan saya, lalu turun dari ranjang.
Teh Heni:” saya mau cuci memek dulu, Aa istirahat saja”
Pantatnya bergoyang saat turun dari ranjang, saya gak tahan plak…saya tepok pantat semoknya.
Teh Heni:” AW kaget aku, teteh ke kamar mandi dulu”
Sambil menunggu saya ambil hp. Saya terkejut ada 2 panggilan tak terjawab, saya kira dari istri ternyata dari Dwi anak buah saya, saking asyik ngentot sampai tak terdengar.
Saya sedikit khawatir jgn-jgn ada yg mencari saya di kantor.
Segera saya call Dwi, ternyata anak buah saya cuma bertanya saya balik lg ke kantor atau tidak karena ada dokumen yg harus di sign.
Saya jawab sore nanti saya balik, kalau kalian pulang taruh saja di meja nanti bkl saya sign.
Tak lama Teh Heni keluar dari kamar mandi sdh memakai handuknya lagi, tapi saya yakin tak memakai daleman, karena pakaian dalamnya masih tercecer di lantai.
Teh Heni duduk di pinggir ranjang.
Teh Heni:” Gimana Aa servis sy ok kan”
Saya:” mantap teh”
Teh Heni:” Lemes ya? gak Kalah kan dari istri kamu?
Saya:” mantaplah teh”
Teh Heni:” hebat ya istri AA pakai hijab tapi ternyata bisa jadi pelacur”
Saya:” panjang ceritanya teh”
Saya:” teteh sdh lama punya usaha beginian”
Teh Heni:” lumayan lah, sdh hampir 2 tahunan, hasilnya lumayan, kalau kerja normal mah teteh pasti masih kere”
Saya:” Teteh sering melayani tamu”
Teh Heni:” jarang sekali, paling teman suami yg pernah pakai jasa teteh, katanya mereka penasaran sama teteh, tapi sedikit yg sampai ngentot, biasanya teteh yg gak mau, takut keterusan kasian juga suami teteh”
Teh Heni:” ngomong-ngomong kenapa aa tadi pilih teteh?
Saya:”karena lihat ketiak teteh saya jd terangsang, juga saya suka kalau maen sama perempuan yg ada lakinya” sambil tangan saya mengelus paha montok teh Heni yg lagi duduk.
Teh Heni:” masih kurang kah tangannya udah nakal lagi aza”
Saya:” mumpung masih belum terlalu sore, masih sempat mungkin kalau Otong saya bisa bangun lagi”
Teh Heni:” sana cuci dulu dong, jorok”
Saya segera turun dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci senjata berharga saya.
Saya segera keluar lagi dari kamar mandi.
Teh Heni:” waduh udah ngaceng lagi, ngacenganan oge si Aa, sini rebahan”
Saya segera rebahan kembali.
Teh Heni:” mau dipijit lagi atau langsung Ewean”
Saya:” gak perlu dipijit lagi teh, pijit kontol saya saja, hehe”
Teh Heni mulai mengelus lagi kontol saya.
Teh Heni:” kalau istri AA mau kerja di sini mantap, pasti bnyk pelanggannya”
Saya:” haha, boleh tuch, nanti saya tawarin ke dia, tapi bnyk gak dapet duitnya”
Teh Heni:” pasti, kan special, istri Aa cantik apalagi kalau kerja pakai hijab kan istimewa tuh kalau tukang pijatnya pakai hijab pasti bnyk yg mau”
Saya:” Tapi nggak dech, nanti makin bnyk orang yang ngentot istri saya, bisa longgar memeknya”
Teh Heni:” haha, ya jangan semua tamu dikasih ngentot, yg kantongnya tebal aza a, ke sini banyak juga yg punya jabatan maen ke sini, makanya usaha teteh aman juga ada pejabat kota yg bantu jagain”
Saya:” ia kah teh, bagus kalau gitu”
Teh Heni:” di tempat teteh juga ada anak buah yg pakai hijab satu orang, tapi kalau kerja di lepas, hijab dipake kalau dia di rumahnya”
Saya:” siapa teh” saya jadi penasaran, wah boleh dicoba juga.
Teh Heni:” Siti Qomariyah namanya, masih punya suami juga, tapi suaminya buruh bangunan, ya buat tambah-tambahlah gitu”
Saya:” Qomariyah yang teteh tawarin ke Wilton tadi”
Teh Heni sekarang berjongkok di depan perut saya dan mulai menjilati kontol saya.
Teh Heni:” Ia a, mungkin sekarang lagi diewe si Wilton”
Saya:” terus teh, sedot telornya juga (teh Heni makin intens menjilati kontol saya) cantik gak orangnya?
Teh Heni:” haha, Aa jadi penasaran, kapan-kapan ke sini lagi saja, lihat sendiri dan cobain sendiri”
Saya mendorong kepala teh Heni agar semua kontol saya bisa dia telan.
Teh Heni:” udah keras banget a, masukin ya”
Saya mengangguk, lalu teh Heni kembali menduduki saya lalu menurunkan pantatnya dan mengarahkan kontol saya ke memeknya, bleesek…
Teh Heni:” akh…nikmat gusti”
Plok…plok…teh Heni naik turun di atas pangkal paha saya.
Sambil saya pegang pantat bulatnya saya menggenjot memek teh Heni dari bawah.
Plok..plok…suara benturan paha saya dan pantatnya teh Heni, ranjang pun kembali berderit.
Tangan saya pun aktif meremasi dua susu teh Heni yang menggantung, puting susu teh Heni sangat panjang dan berwarna hitam gelap pun saya isep bergantian.
Teh Heni:” Hem, ah….enak Aa…teteh udah dapet”
Saya semakin cepat menggenjot melakukan teh Heni, memeknya terasa hangat dan agak becek.
Saya cengkram kuat-kuat kuat pantatnya teh Heni….
Saya dan teh Heni semakin ngos-ngosan.
Saya:” saya mau keluar teh….”
Teh Heni:” buang di memek lagi aza Aa, ayo ewe teteh yg kenceng, teteh juga mau dapet lagi”
Saya makin mempercepat genjotan saya… Tak lama kemudian ..
Croot..crot.. peju saya kembali keluar walau sdh tak lagi banyak.
Teh Heni:” anjir ah, enak banget a, anget yg memek aku”
Saya:” lemas teh, lemas banget aku”
Kontol saya masih berkedut.
Tak lama Teh Heni berguling ke samping tubuh saya.
Sesaat kami terdiam.
Lalu teh Heni bangun.
Teh Heni:” teteh duluan ya, ke kamar mandi dulu” sambil meremas kontol saya yg sdh lemas.
Saya balas remas pantat semoknya.
Teh Heni pun kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Terdengar suara air, mungkin dia mandi.
Hampir 30 menit dia baru keluar dalam keadaan telanjang, dia mengelap tubuhnya dengan handuk lalu menuju sebuah lemari di sudut ruangan.
Teh Heni tampak sedang memakai bh, bh nya warna biru lalu memakai celana dalam warna crem dan memakai celana pendek model jeans dan kaos tanpa lengan berwarna biru.
Lalu dia menghampiri saya.
Teh Heni:” mandi dulu sana biar segar” sambil memunguti pakaian dalam yg dipakainya sebelumnya yg tercecer di lantai.
Saya dengan agak malas melangkah ke kamar mandi. Rasanya badan saya begitu lemas.
Saya pun segera mandi, lumayan sedikit segar.
Setelah selesai saya segera keluar, dan tampak Teh Heni sedang duduk dipinggir ranjang memegangi pakaian saya.
Teh Heni segera memberikan ke saya.
Setelah memakai pakaian saya mengambil sejumlah uang dari dompet, lalu memasukannya ke dalam bra teh Heni.
Teh Heni:” dasar, masih saja nakal, emang aku penyanyi koplo di sawer dimasukin di kutang”
Saya:” cukup kan teh”
Teh Heni mengeluarkan duit yg saya masukan dan menghitungnya.
Teh Heni:” siip, makasih ya, jangan kapok ke sini lagi, cobain memek si Qomariyah”
Saya tidak menjawab hanya tersipu saja.
Kami pun keluar dari kamar, tak nampak suami teh Heni di sana.
Saya dan teh Heni menuju meja di mana tadi saya pertama datang.
Tampak Wilton sdh ada di sana bersama seorang perempuan muda bertubuh mungil, mungkin Cuma 150an tingginya.
Teh Heni:” gimana Rita, banyak yg Dateng?
Saya duduk di samping Wilton yg lagi merokok.
Rita:” ada dua aza teh, segar nich teteh habis dientot”
Teh Heni:” Hush, haha, tumben dapet tamu aku, ya sdh kamu kebelakang lagi sana”
Rita:” ia, eh Aa kapan-kapan sana saya ya”
Saya:” siip” lumayan juga si Rita ini mungil mirip Dwi anak buah saya tapi berisi kalau si Dwi kan kurus, tapi bukan tipe saya.
Si Rita pun berlalu.
Wilton:” gimana teh, nyeuri memeknya? Jalan egang kitu?
Teh Heni:” Linu euy, nambah si Aa tadi, masih anget ni pejunya di memek gue, haha”
Wilton melirik ke saya sambil tersenyum.
Kami pun pamit pulang.
Di jalan kami sempat ngobrol lumayan banyak, Wilton mengaku tak sabar ingin segera mencoba tubuh Dewi dan meminta saya segera memberi tahu tanggal pasti acara di puncak.
Saya pun mengantar Wilton ke rumahnya.
Ida membukakan pintu, kali ini dia memakai hijab putih dan baju kurung warna hitam.
Ida memaksa saya turun dan makan dulu.
Saya sebenarnya ingin cepat kembali ke kantor, karena sdh sore, tapi tidak enak juga menolak, sebenarnya saya juga ingin tanya ke Ida apa dia tahu Wilton sering dipijat tapi pijat plus.
Akhirnya saya pun menyetujui permintaan Ida.
Di meja makan tampak sdh siap makanan. Wilton ijin ke kamar dulu katanya mau siap-siap berangkat kerja. Tinggal Ida dengan saya.
Ida:” ayo di makan pak”
Saya:” koq pak sich”
Ida:” hehe, kadang bingung, di depan ini panggil ini kalau berdua panggil ini”
Saya:” hehe, terserah dech, kebetulan juga sich laper”
Ida:” ayo maen, biar Ida yg temenin, mas Wilton biar nyusul”
Saya pun makan dengan lahap, tak lama Wilton muncul dengan pakaian dinasnya.
Satu piring segera saya habiskan.
Ida:” lahapnya pak Dendi paha, habis kerja keras ya” sambil melirik suaminya.
Saya menjadi sedikit malu, kelihatan kelaparan banget.
Ida:” habis dipijit koq malah kelihatan capek pak?
Saya:” hehe, ia lemes nich, capek tapi pegalnya ilang”
Ida:” hehe, apalagi yg dipijit kontolnya ya pak Dendi”
Saya yg lagi minum sampai tersedak.
Wilton yg menyaksikan malah tertawa.
Wilton:” pelan-pelan pak”
Ida:” maafin mas Wilton pak Dendi, dia bawa bapak bandel ya di luar, abis kadang Ida kewalahan hadepin nafsunya, belakangan ini luar biasa, katanya kepikiran Bu Dewi terus”
Saya cukup terkejut mendengar perkataan Ida.
Saya:” udah sore banget Id, saya balik kantor dulu, tadi janji mau tanda tangan beberapa dokumen.”
Ida:”oh ya udah kalau gitu, besok kita ketemu lagi di kantor pak”
Saya:” kalau blm sehat istirahat aza”
Ida:” udah koq, kan tadi udah pak Dendi suntik juga hehe…eh papah langsung berangkat kerja juga?
Wilton:” ia mah, papah juga mau kerja dulu.
Akhirnya saya pulang dari rumah Ida tapi tidak langsung ke rumah tapi balik ke kantor dulu.
Saya datang hampir jam 4 lebih, anak buah saya sdh pada siap pulang.
Saya pun segera masuk ke kantor dan menandatangani berkas-berkas yang ada.
Saat sedang serius istri saya pun telepon lagi, sengaja dia memanasi saya ketika kembali dikentot pak Bob.
Saya sempat ke kamar mandi dan mengocok kontol saya.
Hampir 10 menitan saya pun keluar dari kamar mandi, saat keluar betapa terkejutnya saya,vkareba Dwi ada dalam ruangan dan menutup mulutnya yg hampir teriak, melihat ke arah saya, saya baru sadar, burung saya menggantung di luar celana yg blm saya rapikan, segera saya masukan burung saya.
Sambil merasa malu saya bertanya ke Dwi seolah tidak ada apa-apa.
Saya:” kamu belum pulang? Ngapain di ruangan saya?
Dwi:”maaf pak, saya Cuma mau cek dokumen, karena beberapa besok harus dibayar.
Saya:” oh, ya udah ambil, kayaknya yg punya kamu sdh saya tanda tangan semua”
Dwi pun terlihat mengambil beberapa dokumen lalu terburu buru pamit.
Plak..
Dwi:” Aw……? Sambil memegang pantat kurusnya yg barusan saya tepok.
Saya:”sustttt…jangan bilang siapa-siapa ya apa yg kamu lihat tadi”
Dwi pun mengangguk dan segera kabur dari ruangan saya.
Saya pun segera kembali ke meja saya. Hampir jam 6 saya baru bersiap untuk pulang. Kantor sdh sepi. Segera saya menuju parkiran untuk pulang.
Bersambung…