Khusus Dewasa!!!
Rama Purnomo Pria berbadan tinggi, kulit putih dan hidung Bangir, Berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai guru olahraga di sebuah sekolah menengah atas dan sudah mempunyai seorang istri atas perjodohan dari orang tuanya, istrinya bernama Sonya yang bekerja di sekolah yang sama dengan suaminya.Beberapa bulan belakangan ini Rama selalu memperhatikan seorang murid perempuan yang selalu membuatnya sakit di bagian bawah nya. ia selalu menginginkan gadis itu menjadi miliknya dengan cara apapun.
Aulia Atmoko Gadis yatim piatu berparas cantik, di usia yang baru 17 tahun ia harus bekerja paruh waktu di toko buku untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri.
Aulia juga diam diam sangat menyukai guru olahraganya yang bernama Rama Purnomo. Apapun akan Aulia lakukan untuk menggapai cita citanya dan mendapatkan keinginannya termasuk menjadi istri simpanan seseorang.
Novel Istri Simpanan – Senin !! Hari yang sangat Aulia benci, ia sangat malas dengan upacara bendera. Dengan malas ia bangun dan menuju kamar mandi yang berada di area dapur rumahnya, ia kemudian masuk ke kamar mandi dan mulai menyirami badannya dengan air yang terasa sangat sejuk pagi itu.
Tak sampai 10 menit Aulia pun selesai dan segera memakai seragam putih abu nya kemudian langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan.
Di perjalan menuju halte tiba tiba ia teringat jika ponselnya tertinggal dan ia harus kembali lagi ke rumah untuk mengambilnya, Alhasil dia ketinggalan angkot dan berujung terkena hukuman karna terlambat.
“Kenapa terlambat”? Suara dingin menginterupsi telinga Aulia.
Aulia hanya diam dan menundukkan kepalanya, tapi sekali lagi suara dingin itu menyapa telinganya dengan sedikit bentakan.
“Gak punya telinga kamu”?
“Saya di depan kamu, bukan di bawah kaki kamu”.
Perlahan Aulia mengangkat kepala nya dan langsung menatap mata guru yang membentaknya tadi. Mata mereka saling beradu tatap, dan jangan katakan bagaimana jantung guru nya itu.
“Ma-maaf pak rama, saya telat karna nungguin angkot”. Jawab Aulia yang sudah berlinangan air mata.
Ingin sekali rasanya Rama mendekap tubuh gadis yang sudah ia cap sendiri sebagai gadisnya ini, mengusap air mata yang sebentar lagi akan jatuh. Tapi ia harus menahannya dulu, nanti baru ia akan beraksi.
Rama memutuskan tatapannya pada Aulia dan menyuruh muridnya untuk membersihkan halaman yang berada di belakang gudang, Aulia yang tak terima pun memberanikan dirinya untuk protes.
“Yang lain bersihin halaman yang di depan sekolah, kok saya bersihin yang di belakang gudang pak”?
“Kenapa? Kok kamu yang ngatur”? Rama ngegas dong.
“Saya takut pak, di sana sepi, gak ada orang yang pernah kesana”, cicit Aulia.
Memang ini tujuan Rama, ingin berduaan dengan gadisnya.
“Saya yang awasi kamu, sekarang ambil peralatannya dan langsung ke halaman belakang gudang, jangan banyak alasan”, titah Rama.
Aulia segera pergi dari hadapan Rama dengan menghentak hentak kan kakinya dan mulut yang komat Kamit.
Rama semakin gemas melihat tingkah Aulia yang sangat lucu dimatanya.
“Akhirnya, bisa berduaan juga sama kamu”, Rama membatin kegirangan dan memegang area selangkangannya yang entah kenapa selalu berdenyut jika melihat atau berada di dekat Aulia.
Ngocoks Sudah 15 menit Aulia asik menyapu dedaunan kering dengan perasaan takut, karna gudangnya terletak jauh di belakang area sekolah, mulutnya sibuk memaki Rama yang tak kunjung datang. Karna terlalu asik memaki sang guru sambil menyapu sampah ia sampai tak sadar jika di depannya terdapat lubang dan akhirnya kakinya pun termasuk ke dalam lubang itu.
“Awwhhh .. Sssshhh .. Aduuh sakit banget” , Aulia mengaduh kesakitan sambil mengangkat keluar kakinya dari lubang dengan suara isakan yang keluar dari mulutnya.
Rama yang baru datang dengan membawa minuman dingin pun terkejut melihat Aulia yang terduduk dengan kaki lecet dan bengkak sambil menangis.
“Hey, kamu kenapa”? Tanya Rama khawatir.
“Bapak ke mana aja sih, katanya mau nemenin saya, saya dari tadi nungguin karna takut sampe sampe kaki saya masuk ke lubang”. Jawab Aulia sesegukan.
Rama yang tak tahan pun langsung mendekap tubuh Aulia yang bergetar karna menangis, ia mengusap usap punggung gadisnya dan mengecup pucuk kepala Aulia.
“Maaf ya, saya tadi di panggil sama kepala sekolah sebentar, terus beliin kamu minuman”.
Aulia masih menangis dalam pelukan Rama, Rama pun semakin mengeratkan pelukannya pada Aulia. “Udah yaa, saya minta maaf”.
Aulia langsung melepaskan dirinya dari pelukan Rama.
“Ma-maaf pak”.
“Maaf kenapa? Hm”? Tanya Rama sambil menyelipkan rambut di belakang telinga Aulia.
“Udah pak, nanti ada yang liat”.
“Kalo gak ada yang liat”?
“Hah”?
CUP..
“Manis”, Rama menjilat bibirnya sendiri.
Aulia yang terkejut mendapati perlakuan Rama itu pun langsung ingin berdiri dan pergi dari sana, tapi ia melupakan kakinya yang sedang sakit.
“Awkkhhh”..
“Kamu ngapain tiba tiba berdiri? Udah tau kaki nya sakit”. Ujar Rama.
“Awas, gak usah pegang pegang”. Marah Aulia.
Rama tak mendengarkan Aulia, ia tetap memegang pergelangan Aulia.
“Kamu kenapa”?
“Bapak yang kenapa”?
“Loh, kok saya? Saya kenapa”?
“KENAPA BAPAK CIUM SAYA”? Teriak Aulia.
Aulia semakin memberontak saat Rama memegang tangannya dan ingin memeluknya lagi.
“Hey, tenang Lia”,Rama mencoba menenangkan Aulia sambil memeluk tubuhnya.
“Bapak jahat”. Ucap Aulia dengan tangan memukul dada Rama.
“Iya saya jahat, Maaf lagi yaa”.
“Gak mau maafin, saya mau ke kelas”.
Rama melepaskan pelukannya pada Aulia dan menangkup wajah Aulia.
“Masih mau ke kelas dengan muka berantakan gini? Mata sembab, hidung merah, kaki juga luka sama bengkak, hm”? Tanya Rama.
“Ini semua kan gara gara bapak, bapak bentak saya tadi pagi, terus biarin saya sendirian bersihin halaman gudang, kaki saya masuk ke lubang juga gara gara bapak, terus tadi bapak malah cium cium saya” omel Aulia.
Rama tersenyum melihat Aulia mengomel, tangannya terangkat untuk mencubit pipi chubby Aulia.
“Kenapa gemes gini kalo ngomel”?
“Bapak ih, gak usah pegang pegang saya teruss”.
“Yaudah”.
Rama pergi meninggalkan Aulia sendirian lagi disana, baru beberapa langkah ia mendengar isakan tangis yang keluar dari mulut gadisnya.
Rama berbalik lagi menuju ke arah Aulia.
“Hiks..Hiks..”
Aulia menangis dengan wajah tertutup telapak tangan, tanpa aba aba Rama langsung mengendong Aulia ala bridal style.
“Aaaa bapak, kenapa saya di gendong? Turunin ih, nanti di liatin orang paaak”.
“Diem Lia, atau saya cium lagi bibir kamu yang manis itu”.
Aulia langsung terdiam dan kembali menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya, ia takut menjadi bahan omongan semua murid dan guru guru karna sekarang dia berada dalam gendongan guru hot di sekolah ini, tapi ia tidak mendengar apa pun , kenapa sunyi sekali batinnya.
Ternyata semua orang sedang melakukan proses belajar mengajar, tidak ada satu pun yang berada di luar kelas. Hanya beberapa menit saja tiba tiba tubuhnya seperti melayang dan merasakan seperti berbaring di atas kasur. Aulia membuka matanya dan benar saja, ia memang berbaring di atas kasur yang berada di UKS.
“Gak usah ngomong, gak usah banyak nanya, saya obatin dulu kaki kamu”.
Aulia hanya menurut, ia memperhatikan berapa telatennya Rama mengobati lukanya.
“Shh.. pelan pak, sakit kalo di pencet gitu”.
“Iyaa Lia”.
“Pak”?
“Pak”?
“Bapak”? Panggil Aulia lagi sedikit keras.
“Apa liaaaa”?
“Bapak kenapa manggil nama saya Lia”? Tanya Aulia.
“Kan mulut saya, suka suka saya lah, kenapa emangnya? Gak suka di panggil Lia? Atau mau di panggil sayang”?.
“Ihhhh, apaan sih bapak, gak ada yang manggil saya Lia kecuali bapak”.
PLUK..
Rama menyentil jidat Aulia.
“Aduuh, sakit tau paaak, bapak kenapa siiihh”? Tanya Aulia.
Rama mendekatkan mulutnya ke telinga Aulia dan membisikkan sesuatu.
“Saya suka sama kamu, Lia”.
“Saya gak bercanda”, sambung Rama.
Aulia mendorong tubuh Rama dan menatap lekat wajah guru nya itu.
“Bapak gila ya”?
“Tergila gila sama kamu”. Jawab Rama dengan entengnya.
“Bapak udah punya istri kalo bapak lupa”.
“Saya gak lupa, Lia”.
Aulia memiringkan badan nya ke arah tembok dan menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Keluar pak, saya mau istirahat. Makasih udah nolongin saya” ucap Aulia.
Rama mengusap rambut Aulia dan mengecup pucuk kepalanya.
“I love you”, ucap Rama dan langsung pergi meninggalkan Aulia.
***
Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, bel pulang sekolah sudah sejak tadi berbunyi. Ternyata Aulia ketiduran cukup lama di UKS, ia segera bangun dan ingin mengambil tas nya yang berada di dalam kelas. Baru ingin bangun dan menuju ke kelas tiba tiba Rama masuk dengan tas miliknya yang sudah berada di tangan guru nya itu.
“Saya capek, gak mau debat”, ucap Rama yang langsung menggendong Aulia.
“Saya antar pulang”.
Aulia langsung membelitkan tangannya di leher Rama, ia pun tak ingin berdebat lagi dengan rama. Rama merasakan nafas Aulia yang berada di leher nya, ia mati Matian menahan nafsunya.
Setelah sampai di mobil, Rama membuka pintu dan meletakkan Aulia di kursi depan, setelahnya Rama pun masuk dan memakai kan Aulia seat belt.
Rama mencium aroma tubuh Aulia yang membuat adik nya mengeras di bawah sana, tanpa aba aba lagi ia mencium bibir tipis Aulia, menarik narik bibir gadisnya dan menyedot lidah manis milik Aulia.
Karna sudah terbawa suasana, Aulia pun membalas ciuman dan sedotan lidah dari Rama.
“Ngghhh”
“Ssshhh.. Akhh”, desah Aulia.
Ciuman Rama turun ke leher jenjang Aulia, ia menghirup dalam dalam aroma leher Aulia, di kecupinya, di jilati dan di gigit gigit kecilnya leher putih itu.
“Mmhh, jangan di cupang paakh”.
Rama hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan menjilati leher Aulia, Aulia memeluk kepala Rama agar tetap berada di lehernya.
“Nggghhh.. udah paak, saya mau pulang, saya harus kerja”.
Rama mengangkat kepala nya leher Aulia, mengusap leher gadisnya menggunakan jempolnya dan terakhir menjilat bibir Aulia.
“Gak usah kerja yaa”. Ucap Rama.
“Saya harus kerja pak, kemarin saya udah di tagih sama wali kelas saya karna nunggak bayar uang bulanan”.
“Nanti saya yang bayarin semua uang sekolah kamu sampe selesai, termasuk kebutuhan pribadi kamu”, ujar Rama.
“Gak, saya bukan tanggung jawab bapak”.
“Kita nikah, biar kamu jadi tanggung jawab saya”, jawab Rama serius.
“Saya masih sekolah pak, masih punya cita cita yang harus saya gapai” ucap Aulia.
“Oke, Jawab pertanyaan saya dengan jujur”.
“Iyaa”.
“Kamu suka gak sama saya”? Tanya Rama.
Aulia mengangguk, siapa sih yang gak suka sama guru ganteng di sekolahnya, teman teman bahkan kakak kelas nya pun rata rata menyukai guru olahraganya ini.
“Kenapa suka sama saya”?
“Bapak ganteng, tapi sayang udah punya istri”, jawab Aulia.
“Saya bisa ceraikan istri saya demi kamu”.
“Gak usah ngaco deh pak, ayo jalan. Nanti saya telat”. Ucap Aulia.
“Gak usah kerja Lia, kamu gak denger apa yang saya bilang tadi”?
“Bapak juga gak denger apa yang saya bilang? Saya masih sekolah dan punya cita cita yang harus di gapai bapaaak”.
“Kalau gitu kita pacaran aja dulu, gimana”? Paksa Rama.
Aulia tertawa renyah melihat kelakuan Rama.
“Bapak kenapa sih? Bapak udah punya istri looh, buk Sonya juga cantik banget” tanya Aulia heran.
“Gak usah bawa bawa orang lain, jawab pertanyaan saya tadi, kalo kamu gak mau nikah sekarang, kita pacaran dulu, ya”?.
“Mmm saya pikir pikir dulu ya pak”?
“Saya mau kamu jawab besok”, lagi lagi Rama memaksa.
“Iyaa bapak, yaudah ayo jalan”.
Rama mengemudikan mobilnya menuju rumah Aulia, Aulia heran kenapa Rama bisa tau jalan ke rumahnya, padahal ia belum memberi tahukan pada Rama dimana alamat rumahnya.
“Bapak kok tau rumah saya”?
“Saya tau semuanya tentang kamu, Lia”, jawab Rama.
“Bapak penguntit ya”? Tanya Aulia tak santai.
“Apa salah nya menguntit orang yang kita sayang”?
Aulia hanya diam mendengar kata yang keluar dari mulut Rama, ia hanya menganggap itu semua hanya bualan saja. Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di rumah kecil Aulia.
Baru turun dari mobil, Aulia di kejutkan dengan barang barang nya yang sudah berada di luar rumah dan tiba tiba seorang wanita paruh baya keluar dari rumah nya dengan marah marah.
“Sekarang kamu keluar dari kontrakkan saya Aulia, kamu janji janji terus tapi gak pernah di tepati, sudah 3 bulan kamu nunggak uang kontrakkan”, marah wanita parubaya tersebut.
Dengan kaki yang terseok Seok Aulia berjalan ke arah wanita parubaya itu dan bersimpuh memegang tangannya.
“Buk, saya mohon buk, kasih saya waktu, saya belum punya uang, kalau udah ada uang nya saya bayar semua buk”. Jawab Aulia sambil menangis.
Rama yang melihat itu pun langsung menghampiri Aulia dan menarik tangannya.
“Bangun”!!
Rama mengeluarkan banyak sekaliuang merah dan memberikan nya kepada wanita parubaya itu dan langsung menggendong Aulia masuk ke dalam mobil.
“Kaki kamu masih sakit, gak usah keluar mohon mohon lagi, diem “!
Rama langsung menutup pintu mobil dengan kencang.
Rama mengambil semua barang barang Aulia dan memasukkan nya ke dalam bagasi lalu ia dengan cepat mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah yang pernah Aulia tempati.
“Pak, kita mau kemana”? Tanya Aulia yang masih menangis sesegukan.
“Apartemen”.
“Bapak “!!!!
“Saya bayar kontrakkan aja susah, ini bapak mau nyari apartement untuk saya tinggal? Saya udah susah jangan di ditambah susah lagi pak, Bapak gila ya”? Teriak senja yang semakin menangis.
Rama menepikan mobilnya di pinggir jalan, ia menarik Aulia ke dalam pelukannya. Mengusap usap sayang punggung gadis kecil yang berada dalam pelukannya, sesekali ia kecup dahi Aulia.
“Gak capek apa nangis terus? Hm?, Tanya Rama dengan lembut.
“Bapak yang bikin nangis terus”.
“Saya mau bawa kamu ke apartement saya, kalo kamu tinggal di sana, itu jadi apartement kita”, ujar Rama.
Rama melepaskan pelukannya dan mengusap air mata mata Aulia, Ia kembali menjalankan mobilnya menuju apartement.
Fokus dengan menyetirnya Rama menoleh kekiri untuk melihat Aulia yang hanya diam, tak terdengar lagi suara tangisan dan isakan, ternyata gadisnya tertidur.
Sesampainya di parkiran apartement, Rama menggendong tubuh Aulia dan pergi ke arah lift untuk menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya Rama membaringkan tubuh Aulia di kasur, membuka seragam Aulia dan hanya menyisa kan tantop dan celana dalam saja. Rama memegang burungnya yang sudah sesak ingin keluar.
“Ssshhh.. Ngghhh..” Rama meremas kontolnya dari luar celana.
Rama membuka baju dan celana nya, sama seperti Aulia, ia hanya menyisakan celana dalam nya saja.
Rama merangkak naik ke atas tubuh Aulia dan menggesek gesekkan kontolnya ke memek Aulia.
“Aakhh.. di gesek gini aja enakh.. Ngghhh”..
Aulia yang merasa terusik pun bangun dan terkejut ketika melihat Rama Sudah berada di atas tubuhnya dengan bertelanjang dada, ia lebih terkejut ketika melihat Rama yang sedang menggesekkan kontol ke memeknya.
Aulia mendorong tubuh Rama, ia terkejut lagi ketika melihat kalau ia hanya mengenakan tantop dan celana dalam saja.
“Bapak ngapain saya”? Tanya Aulia sambil menutupi payudara nya.
“Gak ngapa ngapain, Lia”.
“Boong”.
“Beneran, orang saya cuma gesek gesekin kontol saya ke memek kamu”, jawab Rama jujur.
“Bapak ihh, jorok banget ngomong nya, terus kenapa bapak gesek gesikin itu bapak ke ini saya”?
“Yang kotor lebih enak, saya sange liat kamu”, ucap Rama yang memegang batangnya”.
“Nggghhh”.
“Bapak kenapa”?
“Sange, mau kayak tadi”, jawab Rama dengan mata sayu.
“Mau ya, gesek aja kok, hm”.
Aulia hanya mengangguk, Rama dengan cepat mendekati Aulia dan menyuruhnya berbaring kembali.
Ia mulai menggesek kan kontolnya ke memek Aulia.
“Aakhh.. enak banget sayang.. ngghh”.
“Pegang tete boleh ya”?
Aulia yang sudah mulai sange pun mengiyakan permintaan Rama.
Rama mulai meremas payudara Aulia yang cukup besar, karna kurang puas meremas dari luar, ia memasukkan tangannya ke dalam tantop Aulia.
“Mmmhhh.. Bapak “..
“Kenapa Lia? Enak?
“Akhh.. iyaaah”.
“Buka baju nya yaa”?
Lagi, Aulia hanya mengangguk.
Rama melepaskan tantop serta bra yang di pakai Aulia.
Menangkup payudara yang besar itu serta meremas remas nya dengan gemas, menarik dan memilin puting yang sudah mencuat.
“Aakhh.. jangan di tarik tarik paak”.
“Terus di apain”?
“Mmhh, di isap”.
Dengan cepat Rama menundukkan kepalanya ke arah payudara Aulia, ia langsung memasukkan puting yang sudah keras ke dalam mulutnya, di hisap hisap nya puting pink milik Aulia lalu di tarik nya menggunakan gigi.
Kontol yang di bawah semakin cepat menggesek memek Aulia.
“Aakhh..aakhh..aakhh .. jangan di tarik paak.. aakkhh”.
“Ngghhh.. saya gak tahan Lia, boleh saya masukin memek kamuh”?
“Enggak, gak mau pak.. gini ajah”.
“Buka celana dalam nya yaa, saya janji gak masukin, gesek sampe muncrat aja”.
“Iyaah”.
Rama pun membuka celana dalamnya dan celana dalam Aulia, Aulia menelan air ludahnya melihat betapa besar dan panjangnya milik Rama.
Rama mulai menyodok nyodok kan kepala kontolnya di memek senja.
“Akhhh.. bapak udah janji cuma gesek aja, jangan di masukin”.
“Enggak sayang, cuma gesek aja”.
“Ngghhh.. Lia, enak banget Lia.. Aakhh..aakhh..aakhh..”
“Aakhh.. bapak, jangan cepet cepet pak, saya mau pipis”.
“Aakhh..aakhh..aakhh.. pipis aja sayang”.
“Akhh..akhh..akhh saya pipis paak, Aakkhhhhhh”.
Rama mempercepat gesekannya karna ia ingin keluar.
“Aakhh..aakhh..aakhh saya mau keluar Lia, ngghhh… Aaaaaaaakkkhh”.
CROT..CROT..CROT..
Rama menyemburkan sperma nya di atas memek Aulia, dan menggesekkan kepala kontolnya di puting Aulia yang masih tegang.
“Anget pak”.
Rama langsung menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh Aulia.
Ia memeluk erat tubuh gadisnya dengan melingkarkan kakinya di paha Aulia.
“Capek”? Tanya Rama
“Capek pak”.
“Gak mau makan dulu”?
“Enggak bapak, saya capek”, jawab Aulia.
“Saya mau kamu jawab sekarang Lia”.
“Jawab apa pak”? Tanya Aulia
“Perasaan saya tadi siang”.
“Hmm, iya”.
“Iya apa”? Tanya Rama tak sabaran.
“Mau”.
“Mau apa liaaaa? Ya jelas”, Rama gregetan.
“Saya mau jadi pacar bapak”, ucap Lia.
Rama langsung duduk dari berbaring ya.
“Kamu serius”?
“Iya bapak, saya serius”, ucap Aulia.
Rama memeluk Aulia dan mengecup seluruh wajah murid nya yang baru saja menjadi kekasihnya.
“Tapi pak, gimana kalo buk Sonya tau”?
“Ya biarin aja”? Jawab Rama asal.
“Bapak kok gitu”?
“Gitu gimana? Udah lah, saya kan udah bilang jangan bahas orang lain kalo kita lagi berdua”.
“Iya iyaaaa, maaf bapak”.
“Jangan panggil saya bapak Aulia .. saya bukan bapak kamu”, ucap Rama tak ingin di panggil bapak.
“Huh, jadi saya harus panggil apa”?.
“Panggil saya mas kalo di luar sekolah, dan jangan saya saya lagi, aku kamu”.
Aulia yang malas berdebat pun mengiyakan semua permintaan Rama.
“Iyaaa Maas, aku gak manggil bapak lagi”.
Rama mengecup ujung hidung Aulia dan membawanya kedalam dekapan hangatnya lalu menuju alam mimpi.
Bersambung…