Aulia dan anak anak lainnya sedang mengerjakan ujian untuk hari ini dan beberapa hari kedepan, kebetulan hari ini Rama lah yang menjadi pengawas untuk kelas nya.
Rama memperhatikan dengan seksama wajah istri kecil nya dari tempat duduknya, ia tak henti hentinya berkata dalam hati bahwa betapa beruntung nya ia bisa menikahi Aulia yang notabenya adalah muridnya sendiri. Anak yang dulu nya sangat polos dan tak tau apa apa, sekarang menjadi binal dan nakal.
Setelah 60 menit berlalu, bel istirahat pun berbunyi. Teman teman Aulia langsung berlari menuju kantin untuk makan kecuali Aulia. Ia sudah di janji dengan suaminya untuk makan berdua di ruangan sang suami.
“Baby duluan sayang ke ruangan Daddy, nanti Daddy nyusul”.
“Oke dad”.
Aulia berjalan menuju ruangan suaminya, sampai disana ia langsung masuk dan duduk di sofa ruangan itu.
Selang beberapa menit Rama pun sampai diruangannya dan langsung memeluk tubuh istri kecilnya yang sudah menjadi candu baginya.
“Gimana tadi ujiannya sayang? Susah”? Tanya Rama.
“Gak sudah kok dad, kan aku pinter”.
“Iya iya, istri Daddy memang pinter”, ucap Rama sambil mengecup bibir istrinya.
“Hehe, dad nanti pulang sekolah kita mampir beli rujak ya”, pinta Aulia.
“Hm? Istri Daddy ngidam rujak ya”?
“Iya dad, dedek pengen makan yang asem asem”, jawab Aulia.
“Iya sayang, nanti pulang sekolah kita beli rujak.. sekarang makan dulu yu”.
Rama berjalan menuju meja nya dan mengambil kotak bekal yang mereka bawa dari rumah lalu ia menyiapkan makanan di atas meja dekat sofa yang Aulia duduki.
“Suap dad”, pinta Aulia lagi.
“Utu tutu, manjanya istri Daddy”.
“Aaa buka mulutnya”, sambung Rama.
Aulia membuka mulutnya dan menyambut suapan dari suaminya, hal itu berulang hingga nasi dan lauk di kotak bekal itu habis.
“Kenyang banget dad”, ucap Aulia sambil mengelus perutnya.
Hendra mengelus perut Aulia dan mencium perut yang buncit karna baru selesai makan.
“Sehat sehat di sana ya dek, jangan buat mommy sakit atau susah”, ucap Rama.
“Iya Daddy”, jawab Aulia yang menirukan suara bayi.
Sedang asik bercanda, suara deringan ponsel Rama mengalihkan atensi keduanya. Rama merogoh ponselnya di dalam kantong celananya dan melihat nama si penelpon.
“Siapa”? Tanya Aulia.
“Sonya, boleh Daddy angkat”?
“Hm, tapi disini aja, jangan jauh jauh terus di loudspeaker”, ucap Aulia.
Rama mengangguk dan mengangkat panggilan telpon dari istri pertamanya.
“Hallo”?
“Hallo yah, ayah dimana? Masih disekolah? Bunda udah sampe di bandara yah, jemput ya”, pinta Sonya.
“Ayah masih ada jadwal ngawas ujian , naik taxi aja”, jawab rama.
“Gpp yah, bunda tungguin sambil makan sama ngemil disini”.
“Nanti lama”, ucap Rama lagi.
“Gpp sayang, bunda tungguin ya sampe ayah jemput, Babay yah”, Sonya buru buru mematikan sambungan teleponnya karna takut kalau suaminya itu banyak alasan. Aulia menatap Rama dengan wajah masam, sangat masam.
“Ayah bunda”? Tanya Aulia.
“Sonya yang mau panggilan itu, supaya terbiasa kalo anak kita lahir katanya”, jawab Rama.
“Oh”.
“Salah ya? Sonya juga istri Daddy sayang”, Rama berucap lembut.
“Gak salah, terus yang bilang buk Sonya pacar Daddy siapa? Gak perlu di jelasin juga kali”, ujar Aulia sambil berdiri dan bersiap untuk pergi namun di tahan oleh Rama.
“Iya sayang, iyaa. Maafin Daddy ya”.
“Buk Sonya udah di bandara nungguin kamu, aku mau ke kel..
Belum sempat menyelesaikan kata katanya, bibir Aulia di gigit oleh Rama.
“Awwhhh.. sakit tauu”. Teriak Aulia.
“Kamu kamu, sopan kayak gitu sama suaminya”? Tanya Rama sambil mengelus bibir bawah Aulia yang ia gigit.
“Siapa suruh bikin kesel”, jawab Aulia.
“Kan Daddy udah minta maaf sayang”.
“Yang tadi aja belum di maafin, sekarang bibir baby malah di gigit, sakit tau gak, gak mau maafin pokoknya”, Rajuk Aulia.
Rama sangat suka jika Aulia memanggil dirinya dengan sebutan baby, tapi Aulia menggunakan nama panggilan itu ketika mereka sedang berhubungan badan saja dan ketika aulia sedang dalam mode manja atau merajuk.
Rama memeluk istrinya erat erat dan mengelus punggung Aulia.
“Daddy minta maaf lagi ya sayang”.
“Iya daddy, yaudah aku ke kelas duluan ya dad”, Aulia melepaskan pelukannya dari Rama dan berlalu meninggalkan Rama.
***
Waktunya pulang untuk seluruh murid yang hari ini baru saja melaksanakan ujian pertama mereka, ketika ingin keluar kelas ponsel nya bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Ia langsung membuka dan membaca pesan tersebut.
DADDY ❤️
Sayang..
Daddy jemput Sonya ya, Daddy udah pesan taxi atas nama baby tadi, sampai di rumah langsung makan terus istirahat ya istri Daddy..
I love you
Aulia tersenyum kecut membaca pesan dari suaminya, begini lah jika jadi istri kedua dan lagi lagi hanya sebatas istri simpanan.
Aulia langsung berdiri dan keluar dari kelasnya menuju luar sekolah untuk menunggu taxi yang sudah di pesan oleh Rama.
Sesampainya di rumah ia pun langsung makan dan tidur, ia melupakan rasa asamnya buah rujak yang sangat ingin ia makan.
***
Sonya langsung berlari melihat kedatangan suaminya yang menjemput dirinya di bandara, ia langsung memeluk erat erat tubuh Rama yang sudah sangat ia rindukan.
“Ngapain lari lari, kamu gak inget kalo lagi hamil ha?, Ucap Rama sedikit marah.
“Maaf yah, bunda kangen”.
“Kangen boleh kangen, tapi inget kondisi kamu”, ujar Rama lagi.
Sonya sangat senang dengan perhatian yang Rama tunjukan kepadanya, walaupun hanya perhatian kecil tapi ia sangat bersyukur.
“Iya ayah sayang, jangan ngomel mulu ih”, ucap Sonya.
“Yaudah, ayo pulang”, balas Rama sambil menyeret koper milik Sonya.
Sesampainya di dalam mobil, Sonya terus menerus memperhatikan wajah brewok suaminya.
“Kenapa sih ngeliatin aku terus”?, Tanya Rama risih.
“Ayah looh”, cemberut Sonya.
“Iya iya, kenapa ngeliatin ayah terus dari tadi”?tanya Rama lagi.
“Hmm bunda suka kalo ayah brewok gitu, jangan di cukur ya yah”, pinta Sonya.
Rama berfikir keras untuk menjawab pertanyaan Sonya, Aulia sangat geli dan mau Rama membersihkan brewok di wajahnya ini, sedangkan Sonya sangat suka jika ia brewok seperti ini.
“Kenapa diem yah? Dedek loh yang suka liat ayah brewok gini”, ucap Sonya.
“Iya bunda, gak ayah cukur kok ini”, akhirnya Rama menjawab karna ini keinginan anaknya.
Sonya tersenyum manis dan mengamit tangan kiri suaminya yang tidak memegang setir, ia bawa tangan itu ke bibirnya untuk ia kecup lalu ia letakkan tangan suaminya ke perutnya yang masih rata.
“Dedek kangen sama ayah”, ucap Sonya.
Rama meneguk air ludahnya dan mencoba untuk fokus menyetir pun akhirnya goyah, Sonya menyingkap gamisnya ke atas dan meletakkan tangan suaminya di atas paha mulusnya, ia gerakkan telapak tangan Rama naik turun di pahanya.
“Ayah lagi nyetir Bun”, ucap Rama.
Sonya tak memperdulikan perkataan suaminya dan terus membawa tangan itu untuk menyentuh memeknya.
“Ini lebih kangen sama ayah”, ujar Sonya.
“Bundaaa”, geram Rama.
“Rasain yah, dia udah kedut kedut cuma di sentuh sama jari ayah, apa lagi kalo di sentuh sama kontol ayah”, Sonya semakin berani menggoda suaminya yang sedang menyetir.
Sonya menggesek gesekkan jari Rama ke memek nya yang sudah becek, ia terus menerus mengeluarkan kata kata frontal untuk memancing nafsu suaminya. Rama yang tak tahan akhirnya meremas memek istrinya dengan gemas.
“Aakkhhh.. Ayaahhh”, desah Sonya dengan sangat manja.
“Enak memeknya di remes gini”?, Tanya Rama.
Sonya hanya mengeliat dan mendesah keenakkan.
“Nghhh.. aakkhh”.
“Jawab Bun, enak memek nya ayah remes gini? Hm”?.
“Ngaaahh.. enakhh yaahh.. enak sayanghhh”.
Rama menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi dan langsung mencolokkan jari tengahnya ke dalam memek Sonya lalu mengocoknya dengan cepat.
“Becek banget memek nya sayang”.
“Akkhh..akhh..aakkhh iya yaah, memek bunda becek kalo lagi sama ayah..ngghhh”.
“Jangan di sedot jari ayah Bun”.
“Akkh.. kontol yah”.
“Kenapa kontol Bun”? Tanya Rama masih dengan mengocok memek istrinya.
“Kontol.. pengen kontol ayah.. aakhh”.
“Sama jari dulu sekarang ya sayang, tunggu di rumah.. ayah kontolin bunda sampe lemes”, jawab Rama.
“Ngghhh.. akhh..akhh..akhh pengen keluar yah.. cepetin”.
Rama mempercepat tempo kocokannya dan merasakan memek Sonya yang sangat berkedut.
“Aakhh..aakkhh..aakkhh keluarh yah.. keluarh.. Aaaaaaakkkhhhh”.
CROT
CROT
CROT
Sonya masih menikmati pelepasannya dengan menahan tangan Rama agar tidak mencabut jarinya dari memek sonya.
“Huh..huh”.
“Capek”? Tanya Rama.
“Enggak yah”.
“Yaudah, lepasin dulu tangan ayah Bun”, pinta Rama.
Rama mencabut jarinya dari memek Sonya dan mengelap nya menggunakan tisu, Sonya tidak kecewa atau pun sakit hati melihat Rama yang enggan membersihkan cairan di jari Rama menggunakan mulutnya.
Setelah membersihkan jarinya, Rama menjalankan kembali mobilnya ke arah rumah mereka berdua.
“Ayah”, panggil Sonya.
“Kenapa Bun”?
“Ayah belum ada perasaan apa apa sama bunda selain bunda jadi pemuas nafsu ayah”? Tanya Sonya.
Hati Rama teriris mendengar penuturan istri sah dan istri pertamanya ini, tapi mau bagaimana lagi, ia memang tak mencintai Sonya sedikitpun.
“Jangan bahas ini Bun, bunda udah tau jawaban ayah”, jawab Rama.
“Maaf yah”, balas sonya dengan menundukkan kepalanya.
Rama mengamit tangan Sonya dan menggenggamnya dengan erat.
Setelah beberapa puluh menit dalam perjalanan dan berhenti di pinggir jalan tadi, kini keduanya telah sampai di kediaman mereka. Saat ingin membuka pintu mobil, tangan kiri Rama di tahan oleh Sonya.
“Kenapa Bun”? Tanya Rama.
“Pengen main disin yah”.
“Ngewe maksud bunda”?
“Iya yah”.
“Yaudah buka lah bajunya, bukain juga celana ayah”, ujar Rama.
Sonya dengan cepat membuka pakaiannya sehingga ia sekarang sudah telanjang bulat, lalu sekarang ia membuka celana yang digunakan oleh suaminya. Terlihat burung kesayangan nya masih tidur, sonya dengan segera memegang kontol panjang Rama dan mengelus nya dengan pelan, kadang ia remas dan ia mainkan ujung kontol suaminya.
“Ssshhh.. Nghhhh”.
“Enak yah”? Tanya Sonya.
“Akhh iya Bun.. mainin terus ujungnya sayangh”.
Rama menjawab dengan tangannya yang memilin puting besar milik Sonya, ia tarik puting itu lalu ia cubit cubit sampai menegang sempurna.
“Mmhhh.. puting nya tambah gede sayanghh”, ucap Rama.
“Sshhh iya yah, ayah suka sama puting bunda”?
“Suka banget Bun.. pengen ayah gigit gigit puting nyah”.
“Ayaahh.. kontol ayah udah tegang, bunda masukin ya”, ucap Sonya.
“Iya Bun”.
Sonya bergerak menuju ke arah Rama, ia duduki paha suaminya itu dan mencoba memasukkan kontol Rama ke memeknya.
Jleb
“Aakhhh masuk yah, kontol ayah masuk ke memek bundahh”.
“Nghhh iya sayanghh.. anget banget kontol ayah Bun”.
Sonya mendiamkan sebentar kontol besar dan panjang suaminya yang berada di dalam memeknya, ia mencium bibir Rama dengan rakus dan di balas tak kalah rakus oleh suaminya, mereka saling menghisap bibir dan menyedot lidah satu sama lain. Tangan Rama meremas payudara Sonya dengan nafsunya, dan langsung di genjot brutal oleh Sonya.
“Aakhh..aakkhh..aakkhh pinter banget sih Bun bikin ayah sange sayanghh”.
“Aakhh..aakkhh ayah sange? Iya yah”?, Tanya Sonya.
“Iya sayanghh.. ayah sange Bun, bunda gak ngerasain kerasnya kontol ayah? Hm”?
“Mmhhh iya yah, kerasa banget yah kontol ayah nyodok sampe rahim bunda”.
“Aakkhh terush Bun.. terus goyang sayanghh”.
“Aakhh..aakkhh..aakhh enakk yah, enak banget kontol ayah.. aakkhh”.
Rama ikut menyodokkan kontol nya dari bawah, ia dapat merasakan kontolnya sangat di jepit oleh memek Sonya.
“Memek nya kuat banget kedut nya sayanghhh.. kontol ayah kayak di jepithh”.
“Bunda mau keluar yah.. akkhh..akkhh gak tahan yah.. keluar.. keluarhhh yaahh.. Aaaaaaakkkhhh”.
CROT
CROT
CROT
Rama membuka pintu mobil dan keluar dengan menggendong Sonya ala koala untuk memasuki rumahnya, ia buka pintu itu dan langsung menuju ke arah sofa, ia duduki Sonya di sofa dan langsung menggenjot dengan penuh nafsu.
“Ayaah.. aakhh..aakkhh pelan yahh.. inget ada dedek yah”.
Rama langsung melambatkan laju genjotannya pada memek Sonya. Ia menundukkan tubuhnya agar bisa meraup payudara besar Sonya, ia jilati puting besar itu lalu menggigit dan menarik puting Sonya dengan pinggul menyodok pelan memek istrinya.
“Aakhh terus yah.. habisin puting besar bunda.. genjot terus memek bunda yah.. enaknya yaah”.
“Mmhh bundaa.. memek tembem bunda enakhh sayanghh”.
“Kalo enakhh entotin bunda tiap hari ayahhh.. Nghhh”.
“Iya sayanghh.. ayah entotin bunda tiap hari yaa.. ayah kontolin memek bunda sampe longgar”.
“Ukhhh.. kontol ayah kok makin gede yah”.
“Akkhh..aakkhh..aakkhh ayah pengen keluar Bun.. aakkhh..aakkk..aaakkhhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
Setelah merasa kan kepuasan, Rama mencabut kontol nya dari memek Sonya lalu ia berbaring di paha Sonya sambil memainkan puting susu istrinya.
“Kapan ini ada airnya Bun”? Tanya Rama dengan tangan menarik narik puting Sonya.
“Nanti yah kalo kandungan bunda udah 8 atau 9 bulan”.
“Nanti ayah nen tiap hari ya kalo udah ada airnya”, ucap Rama.
“Iya sayang, sepuas ayah nanti”, jawab Sonya.
“Memek juga ayah entotin sepuas ayah ya Bun”, ucap Rama.
“Iya ayah, sepuas ayah”.
“Yaudah ayah mandi dulu ya Bun, bunda mau sekalian”? Tanya Rama.
“Gak deh yah, bunda capek pengen tidur dulu”.
Rama menganggukkan kepala nya dan langsung menuju ke kamar mereka yang berada di lantai atas, sampainya dikamar Rama tidak langsung mandi melainkan menelpon istri kecilnya, namun telpon nya tak ada satu pun yang di jawab Aulia. Lelah karna tidak di jawab, Rama langsung mandi dan setelah mandi ia berniat untuk kembali ke rumahnya dengan Aulia.
Setelah selesai dengan mandinya, Rama bergegas ke bawah dan ingin pamit kepada istri pertamanya kalau ia ingin keluar sebentar, betapa terkejutnya Rama melihat Sonya yang sudah terkapar dengan banyak darah yang menetes dari sela sela pahanya.
Bersambung…