Tak terasa kini usia kandungan Aulia sudah 9 bulan, sebentar lagi ia akan melahirkan anak pertama mereka.
“Sayang”, panggil Rama.
“Hm”.
“Semalam Daddy baca artikel di internet”.
“Artikel apa”? Tanya Aulia.
“Kalau mau persalinan lancar, kita harus itu”.
“Itu apa”? Tanya Aulia lagi.
Rama mendekatkan mulut nya pada Aulia dan berbisik.
“Ngewe”.
“Hisssh, enggak ya, perut udah besar gini masih juga di ajak ngewe”.
“Itu kan artikel yang Daddy baca sayang, bukan kata Daddy looh”, ucap Rama.
“Sehariii aja dad gak usah mesum, gak kasian apa sama istrinya”, omel Aulia.
“Iya iya, ya ampun”.
Tengah asik bercengkerama di ruang tamu, bel rumah mereka berbunyi.
Dengan malas dan mulut yang mengomel, Rama bangkit dari duduk nya dan membuka pintu.
Ceklek
Rama menaikan satu alis nya ketika melihat siapa yang bertamu.
“Siapa dad”?, Teriak Aulia.
Rama menggeser kan tubuhnya agar Aulia bisa melihat siapa yang datang. Aulia mengerutkan keningnya, kenapa sekarang Sonya sering sekali bertamu ke rumahnya.
“Mm maaf Aulia, apa ibuk boleh minta tolong sama mas Rama untuk memasangkan gas di rumah ibuk”?, Tanya Sonya.
“Tanya sama orangnya langsung aja buk”, balas Aulia.
Sonya memandang Rama penuh harap.
“Maaf Sonya, saya gak bisa, itu banyak orang yang bisa nolong kamu”,tunjuk Rama pada bapak bapak yang sedang berkumpul di taman komplek.
“Maaf sekali lagi, saya tutup dulu pintunya”, sambung Rama.
Rama menutup pintu lalu berjalan ke sofa tempat dimana istrinya duduk.
“Ipi ibik bisi minti tiling simi mis rimi”, Aulia menirukan kata kata Sonya tadi.
“Mas Rama, mas Rama, biasanya juga manggil mas doang, aturan kalo udah pisah mah manggil nama aja kenapa”, omel Aulia lagi.
Rama tersenyum melihat kecemburuan istrinya, ia cubit pipi Aulia yang sangat chubby dan mengecup seluruh permukaan wajahnya.
“Gemes banget, istrinya siapa sih”? Tanya Rama sambil mencubit kedua pipi istrinya.
“Istri Rama Purnomo”, jawab Aulia.
“Utututu, udah mau jadi mommy gak boleh cemberut gitu mukanya”.
“Dad”, panggil Aulia.
“Iya sayang”.
“Mommy takut”.
“Hm? Takut kenapa”?, Tanya Aulia.
“Buk Sonya sekarang sering kesini, apa jangan jangan dia masih ada perasaan sama Daddy”?
“Gak usah mikir yang macam macam sayang, Daddy juga gak akan macam macam”, ucap Rama menenangkan.
“Tapi kalau Daddy ketauan macam macam, mommy bakal pergi jauh bawa adek”, ancam Aulia.
“Daddy gak akan biarin kalian pergi”.
“Janji ya dad gak akan macam macam”?
“Janji sayangku, cintaku”.
***
Malam hari nya Aulia mengajak Rama untuk duduk di balkon kamar mereka, ia ingin melihat anak anak muda seumurannya bermain basket di lapangan depan yang ada di kompleknya.
“Ngapain sih sayang ngeliat begituan, masuk yuk dingin”, ucap Rama.
“Jangan berisik daddy, mommy tuh pengen liat cowok cowok ganteng main basket”.
“Daddy gak ganteng? Gak pinter main basket”? Tanya Rama.
“Ganteng kok, kaya lagi, mangkanya mommy suka”, balas Aulia.
“Terus ngapain lagi mau liat liat anak ingusan yang gak pinter main basket ituuuu”? Tanya Rama gemas.
“Ihhhh, Daddy berisik deh, ini adek loh yang pengen liat cowok ganteng, bukan mommy”, jawab Aulia.
“Halah, adek Mulu yang di bawa bawa, padahal dia yang pengen”, omel Rama sambil berlalu meninggalkan Aulia sendirian di balkon.
Aulia tersenyum puas karna berhasil menjahili suaminya, tak sampai 5 menit Rama kembali lagi menghampiri istrinya yang berada di balkon.
“Kenapa balik lagi”?, Tanya Aulia.
Rama membuka paha Aulia dan langsung langsung memeluk lalu mencium perut buncit istrinya.
“Kangen adek”, Jawab Rama.
Tanpa mereka sadari, sejak mereka duduk di sana dan sampai sekarang, Sonya melihat interaksi mereka berdua, entah kenapa perasaan Sonya yang sudah ia hapus untuk Rama sekarang timbul lagi, ia cemburu melihat Aulia yang berhasil mendapatkan cinta, sayang serta perhatian Rama. Ia ingin mendapatkan Rama kembali, merebut Rama dari Aulia dan ingin merasakan sentuhan Rama lagi.
“Mom”.
“Iya sayang”.
“Ayo lakuin yang di artikel yang Daddy baca semalam”, ajak Rama.
“Gak perlu ngelakuin itu pun bentar lagi anak kamu keluar dad”, balas Aulia.
“Tapi Daddy mau mom, kita main disini aja”, Rama menarik turunkan kedua alisnya dengan senyum mesum terbit di wajahnya.
“Hahaha jangan gitu ih dad, geli tau, kayak om om mesum”, ucap Aulia.
“Ayo ngewe sama om dek”, ucap Rama semakin gencar menjahili istrinya.
“Amit amit ya Allah, jangan sampai kamu mesum kayak Daddy ya dek”, balas aulia sambil mengelus elus perutnya.
“Hahahaha mommy nya aja suka kalau Daddy mesum”, ucap Rama.
“Ih, enggak ya”.
“Yang bener”?
“Diem deh dad”.
“Haha iya iya sayang, yaudah ayo”, ajak Rama lagi.
“Pengen banget”? Tanya Aulia.
“Banget banget bangettt sayang”.
“Sekali aja ya”, ucap Aulia.
“Iya mom, sekali aja”.
Rama memulai permainannya dengan mencium bibir Aulia, meraba payudara yang memang sudah tak memakai bra lagi karna payudaranya semakin membesar, memilin dan menarik narik puting yang sudah mengeluarkan asi.
“Sshhh jangan kenceng kenceng dad, asi nya udah keluar”.
Rama melepaskan baju yang di pakai Aulia dan langsung meraup payudara istrinya yang sudah mengeluarkan asi.
“Nngghhh daddyhh”.
Rama menurunkan tangannya menuju memek Aulia yang baru saja semalam ia cukur, ia elus elus memek itu dari luar celana dalam dan menekan nekan itil Aulia.
“Uukghhh enaknya sayanghhh”.
Jleb
“Aaakkhhhh”, desah Aulia ketika Rama memasukkan dua jari nya dan langsung mengocok dengan cepat.
“Aakhh..aakhhh..aakkhh”.
“Daddyhh.. enakh dadhhhh.. cepetin lagi sayanghhhh”.
“Aaakkhhh mau keluarhh..mau keluarh dadhhhh…aaakkkkhhhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
“Udah siap ketemu Daddy dek”?, Tanya Rama pada perut buncit istrinya.
Aulia melepaskan celana yang dipakai Rama lalu meremas remas kontol yang sudah keras sejak tadi.
“Aakhhh.. ssshhhh.. ngghhhh”.
“Tangannya aja enakhh, apa lagi memek nya momhhh..Mmmhhh”.
“Udah sayanghh, Daddy mau ngontolin memek nyaa”.
Rama menidurkan istrinya di sofa yang ada di balkon kamar mereka, ia buka lebar lebar paha Aulia dan memasukkan dengan pelan kontolnya ke dalam memek Aulia.
Jleb
“Ukkkhhhhhh dadhhhh”.
“Nngghhh sayanghhh.. memeknya kenapa makin sempithhh”.
Rama memaju mundurkan pinggulnya dengan pelan, ia melihat wajah Aulia yang semakin hari semakin cantik di matanya.
“Aakkhh kok pelan banget dadhh, gak berasaa sayanggh”.
“Gini”? Tanya Rama yang sedikit menambah tempo genjotannya.
“Ngghh iya dadhh.. sshh kayak gini sayanghhh.. terusin.. terusinhh daddyhh..aakkhh”
“Aakhh..aakkhh..aakkhh maaf ya Dekh.. Daddy ganggu tidurnya.. Daddy gak tahanhh kalo gak ngentotinhh mommy kamuuhh.. nngghhh”.
“Ukhh.. kontol daddyhhh”.
“Aaakkhh kenapa sayanghh.. kenapa kontolh dadyyhh momm”.
“Enakh dadhhh.. genjot terushh.. jangan brhenti.. mommy mau keluarhhh”.
“Aakh..aakhh..aakkhh bareng momh, Daddy juga mau keluarhh”.
“Aakhh..aakkhh..aakkhh keluarh.. keluarh sayanghh.. kuarhh.. aaakkkhhhhh”.
“Aaaakkkhhhhhh”.
CROT.
CROT
CROT
“Huh..huh..huh”.
Setelah puas dengan pelepasannya, Rama langsung mencabut kontolnya dan membersihkan memek Aulia dengan tisu, ia pakaikan kembali pakaian Aulia dan pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar untuk tidur.
Disisi lain, Sonya yang melihat adegan panas Rama dan Aulia pun ikut merasakan panas dan sange.
Ia berjanji akan mendapat kan Rama kembali dan menghangatkan rahimnya lagi.
***
Rama sudah mengambil cuti beberapa hari yang lalu untuk mendampingi istrinya melahirkan, setelah pergulatan panas mereka beberapa hari kemarin, pagi ini Aulia merasakan mulas yang teramat sangat dengan perutnya dengan wajah yang sudah pucat.
Rama yang panik pun langsung membawanya ke rumah sakit dan sesampainya disana Aulia langsung di tindak oleh dokter. ternyata istrinya sudah buka 10 dan sebentar lagi akan melahirkan, Rama menemani istrinya di dalam ruang bersalin, ia terus menggenggam tangan Aulia dan sesekali menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya.
“Ayo buk, terus mengedan, kepalanya sudah kelihatan”, intruksi dokter wanita yang menangani Aulia.
“Ngghhhh”, Aulia mengedan dengan sisa sisa tenaganya yang sudah lemah.
“Iya buk, sedikit lagi buk”.
“Nggghhhhh”.
“Oeekk..oeekkk”.
“Alhamdulillah, dedeknya sudah keluar”, ucap dokter wanita tersebut.
Dokter itu menyerahkan bayi Rama dan Aulia kepada suster untuk di bersihkan.
“Alhamdulillah, makasih sayang, makasih banyak karna udah kuat dan melahirkan adek”, ucap Rama mencium tangan istrinya sambil menangis.
Aulia yang masih lemah pun hanya tersenyum dan menghapus air mata suaminya.
Sesudah Aulia dan bayinya di bersihkan, Aulia pun di pindahkan ke ruangan VIP beserta anaknya, Rama meng azankan putra nya dan memberi nama kepada anak mereka, yaitu “DAVE SYAM PURNOMO”.
“Dad”, panggil Aulia.
“Iya sayang”?.
“Kok adek mirip Daddy semua sih, gak ada mirip mommy sedikitpun”, cemberut Aulia.
“Ya namanya juga anak Daddy sayang”.
“Tapi kan yang bawa kemana mana sampe 9 bulan mommy”.
“Gpp, yang penting sifat penyayang dan baik hati nya mirip mommy”, balas Rama.
Tok..Tok..Tok
Ceklek
“Maaf ibuk mengganggu, dedek bayinya coba di beri asi ya”, ucap suster yang baru saja masuk.
“Iya suster”, jawab Aulia.
“Kalau begitu saya permisi”.
Setelah suster itu keluar, Aulia menyuruh Rama mengambil anaknya dari dalam box bayi untuk di susuinya.
“Sssshhh.. pelan pelan dek, gak ada yang minta looh”, ucap Aulia pada anaknya.
Rama menelan air ludahnya melihat payudara besar istrinya yang tengah di sedot kuat oleh anaknya sendiri.
“Mom”,
“Hm”, Jawab Aulia tanpa menoleh.
“Pengen juga”.
“Pengen apa”?, Tanya Aulia.
“Nenen”.
Aulia mendongakkan wajahnya dan memandang tak habis pikir ke arah suaminya.
“Kenapa ngeliat Daddy kayak gitu”? Tanya Rama.
“Gak habis pikir mommy sama Daddy”.
“Kenapa ih, orang cuma minta nen aja kok”, ucap Rama.
Aulia tak menggubris perkataan suaminya, ia sibuk dengan putra kecilnya yang sangat tampan, setelah puas menyusu Aulia menyuruh suaminya meletakkan kembali anaknya ke dalam box bayi.
“Jangan di tutup”, ucap Rama ketika Aulia ingin mengancing kemejanya.
Rama mendekat dan langsung menyusu pada istrinya.
“Ssshhh daddhh.. kenceng banget Daddy ngisepnya.. ngilu sayanghh”.
Ceklek
Tiba tiba pintu terbuka dan terpampang Sonya di sana dengan membawa buah tangan.
“Oh, maaf”, ucap Sonya yang melihat rama tengah menyusu pada istrinya.
“I-iya gpp buk, masuk buk”, balas Aulia tergagap karna malu.
Rama yang tadinya tengah asik menyusu pun mau tak mau melepaskan hisapan mulutnya pada payudara Aulia dan berlalu keluar dengan wajah masamnya sambil berkata.
“Ganggu aja”.
Aulia tersenyum tak enak karna mulut suaminya yang sangat lemes.
“Sini buk”.
Sonya berjalan ke arah Aulia dan meletakkan buah tangan yang ia bawa di atas meja yang ada di dalam ruangan itu.
“Mirip banget sama mas Rama”, ucap Sonya yang melihat anak Aulia sedang tertidur.
“Kok gak ada mirip kamu sedikitpun ya aulia”,sambung Sonya.
“Hehe iya buk, dia ngambil wajah bapak nya semua”, balas Aulia.
Brak
Bunyi pintu yang di dorong keras oleh seseorang dari luar, Aulia terjengkit kaget karna keras nya bunyi pintu tersebut.
“Eh maaf maaf, sangking senengnya mau liat ponakan jadi lupa mau ketuk pintu yang baik dan benar”, ucap seseorang yang mendobrak pintu tadi.
“Ranti”? Ucap Sonya.
Sang empu nama pun menoleh ke arah Sonya yang memanggil nama nya, tapi ia mengabaikan itu dan langsung memeluk Aulia untuk memberikan selamat.
“Selamat ya kakak ipar udah melahirkan dengan selamat, makasih udah ngasih aku keponakan yang ganteng”, ucap Ranti.
Aulia bingung, siapa Ranti Ranti ini, kenapa ia memanggilnya kakak ipar dan memanggil putra nya keponakan.
Rama masuk ke dalam ruangan istrinya karna mendengar kebisingan, ia terkejut melihat adiknya yang sudah berada disini.
“Heh, lepas, ngapain meluk meluk istri gue”, ucap Rama.
“His, cuma meluk aja heboh”, balas Ranti.
“Lo ngapain disini? Siapa yang ngasih tau Lo? Mama sama papa mama”? Tanya Rama.
“Santai aja kalee, mama ngasih tau aku kalo istri Abang udah ngelahirin, mama nyuruh aku nemenin kakak ipar kalo abang lagi kerja”, jawab Ranti.
“Ngapain siih mama ngasih tau Lo, gue cuti sebulan jadi Lo gak perlu nemenin bini gue”, ujar Rama.
“Dad”, panggil Aulia dengan menarik ujung baju Rama.
“Iya sayang”.
“Hidihh, lembut banget sama kakak ipar, giliran sama adek sendiri ngegas Mulu”, ucap Ranti.
Rama tak menggubris perkataan adiknya, ia melihat istrinya dan bertanya.
“Kenapa”?
“Dia siapa”? Tanya Aulia berbisik.
“Adik Daddy”, jawab Rama.
“Kok Daddy gak cerita”?
“Duluu, waktu pertama kali kita pacaran, Daddy langsung kasih tau mama kalo Daddy punya pacar, sampai sekarang pun Daddy masih ngasih tau mama semua tentang Kita”, jelas Rama.
“Jadi orang tua Daddy tau”?
“Tau sayang”.
“Apa mereka setuju”? Tanya Aulia.
Rama tersenyum dan mengangguk lalu memeluk Aulia dengan mesra.
“Tolong, masih ada orang di mari”,celetuk Ranti.
“Lo pulang deh dek”, ucap Rama.
“Gak, aku harus nemenin kakak ipar”.
“Ada gue ini”, ujar rama.
“Udah ih, kenapa jadi berantem, biarin aja Ranti disini”, lerai Aulia.
Ranti menjulurkan lidahnya ketika Rama melihatnya dengan wajah masam.
“Ehem, Aulia, ibuk pamit pulang dulu ya, sekali lagi selamat atas kelahiran nya”, ucap Sonya.
“Iya buk, makasih ya”, balas Aulia.
“Mari mas, Ranti”, sambung Sonya.
Setelah Sonya keluar, Ranti bertanya kepada Rama kenapa ia dan Sonya masih berhubungan.
“Dih, enggak ya, gue gak pernah ngundang dia ke sini, gue juga gak pernah berhubungan lagi sama dia”, ucap Rama.
“Hati hati, jangan sampai kejadian dulu keulang lagi”, ucap Ranti.
“Emangnya apa kejadian dulu”? Tanya Aulia penasaran.
“Biarin aku jelasin, abang diem aja”, ujar Ranti ketika melihat Rama ingin merayu istrinya supaya tidak mendengar kejadia yang lalu.
“Huh, terserah, gue keluar dulu”.
Setelah Rama keluar, Ranti menceritakan bagaimana Rama dan Sonya bisa di jodohkan. Berawal dari perusahaan ayah Rama yang hampir bangkrut, di situ lah sonya menjalankan niat busuk nya untuk mendapatkan Rama,
Ia menjebak Rama dengan memberi obat tidur pada minuman Rama dan menelanjangi tubuhnya dan tubuh Rama lalu membuat nya seolah olah Rama sudah memperkosanya, tapi Rama bersikeras tidak melakukan hal itu,
Seberusaha apa pun Rama menjelaskan, ayah Sonya tak percaya dan ingin Rama bertanggung jawab dan akan membantu perusahaan sang ayah, karna ayah Rama dan ayah Sonya adalah teman.
Kalau Rama tak memikirkan betapa susahnya sang ayah mendirikan perusahaannya, Rama rela di laporkan ke polisi dari pada menikahi Sonya. Dengan terpaksa Rama bertanggung jawab menikahi Sonya dan menjadikan Sonya pemuas nafsunya..
Aulia merasa kasihan kepada suaminya, ternyata di balik wajahnya yang dingin terdapat banyak luka yang seharusnya bukan menjadi luka baginya.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampilkan sosok suami yang awalnya ia pikir hanya seorang pria mesum, pria bermulut jahat dan pria yang hanya tau tentang sex. Tapi kini ia merubah semua pikiran nya tentang suaminya ini.
Aulia merentangkan tangannya untuk memeluk suaminya, Rama berjalan ke arahnya dan memeluk tubuh kecil istrinya.
“I love you dad”.
“Hm?
“I love Rama Purnomo”.
“Kamu kenapa sayang”? Tanya Rama yang binggung karna tiba tiba Aulia mengatakan cinta padanya.
“I love you”.
“I love you too mommy sayang”, balas Rama.
Bersambung…