Setelah 2 hari berada di rumah sakit, hari ini Aulia beserta anaknya sudah pulang ke rumah mereka. Rama memindahkan kamar mereka sementara di bawah, ia tak mau jika ada tamu yang datang Aulia harus turun naik tangga, Aulia pun lebih suka dan nyaman jika ia berbaring di depan tv dengan anaknya.
“Kak”, panggil Ranti
“Iya ran”, jawab Aulia.
“Mana Abang”?, Tanya Ranti.
“Katanya tadi mau pergi beli ketoprak di depan”, Jawab Aulia.
“Ohh, mama tadi nelfon katanya sebentar lagi nyampe”, jelas Ranti.
“Ha”?, Teriak Aulia.
“Kakak ih, ngagetin”, kaget Ranti.
“Telfon Abang kamu buruan suruh balik”, panik Aulia.
“Kenapa sih kak panik gitu”?
“Nanti kalo mama kamu datang, kakak harus ngapain kalo Abang kamu gak ada? Si Rama juga ini ah, beli ketoprak kok lama banget gak pulang pulang”,omel Aulia.
Ceklek
Pintu terbuka dengan Rama yang menenteng beberapa bungkus ketoprak yang ia beli.
“Eits, gak boleh minta”, ujar Rama ketika istrinya bersiap untuk membuka suara.
“Siapa juga yang minta sih, kamu beli ketoprak dimana? Kenapa lama banget? Tanya Aulia.
“Baru juga satu jam, udah kangen aja”, ucap Rama.
“Hueeeekk”
Rama menoleh ke arah Ranti yang bersuara seperti orang muntah.
“Eh, lupa kalo masih ada tamu gak di undang disini”, ujar Rama.
“Kaaak, Abang tuh”, rengek Ranti.
Aulia memejamkan mata dan memijit kepalanya, namun sedetik kemudian matanya terbuka lagi karna mendengar salam dari luar.
“Assalamualaikum”.
“Waalaikumsalam”, jawab mereka bertiga serempak.
“Siapa dad”?
“Kayak suara mama”, jawab Rama.
Karna pintu depan mereka tidak tertutup, orang yang memberi salam pun langsung masuk dan langsung bertatapan dengan Aulia, ia berjalan menuju Aulia dan langsung memeluk tubuh Aulia.
“Mantu mama, gimana nak? Ada yang sakit badannya”? Tanya mama Ratna.
“Mm eng-enggak ada kok Tante”, jawab Aulia.
“Kok Tante, mama dong cantik”, ucap mama Ratna.
“I-iya ma, gak ada yang sakit kok ma”, ujar Aulia.
Ratna mengelus pipi Aulia dan mengucapkan banyak terima kasih kepada menantunya.
“Makasih ya sayang udah kuat dan ngelahirin cucu mama, makasih juga udah jagain dan menjadi istri anak mama”, ucap mama Ratna dengan tulus.
Aulia membalas dengan senyuman tak kalah tulus kepada mertuanya.
“Sama sama ma, Aulia juga terima kasih banyak karna mama udah Nerima Aulia sebagai menantu mama”, balas Aulia sambil memeluk mama Ratna.
“Kembali kasih sayang”, ucap mama Ratna.
Ratna beralih ke cucu nya yang sangat mirip dengan Rama waktu kecil, ia menggendong Dave dengan hati.
“Cucu Oma, kok ganteng banget sih sayang”.
“Mama gak kangen sama Abang”, celetuk Rama.
Ratna mendongak dan melihat ke arah Rama.
“Tiap hari kamu nelfonin mama bang, gak kangen mama, bosen yang ada”, ucap mama Ratna.
Rama merangkak ke arah mamanya dan langsung memeluk wanita yang sangat ia sayangi di dunia ini selain istrinya.
“Kangen banget sama mama”, ucap Rama.
“Mama juga kangen bang”, balas mama Ratna.
“Jadi kalian gak mau bikin pesta untuk nikahan kalian”? Tanya mama Ratna.
“Istri abang gak mau ma, nikah secara sah dalam agama dan negara aja udah cukup katanya, gak perlu pesta pesta”, jawab Rama.
“Itu baru mantu mama, tapi kalo mau bikin pesta ya juga gak apa apa kok sayang”, ucap mama Ratna yang melihat Aulia hanya tersenyum.
“Gak apa apa kok ma, gini aja Aulia udah seneng banget”, balas Aulia.
“Yasudah kalau kamu mau nya begitu, mama selalu doakan semoga rumah tangga kalian baik baik aja dan kekal sampai akhir hayat”, doa mama Ratna
“Aamiin”, balas Aulia dan Rama.
***
Sejak kepulangan mama dan adiknya, rumah nya kini hanya di penuhi dengan suara tangis Dave karna ia ingin menyusu.
“Sabar sayang”, ucap Aulia yang mengangkat Dave ke pangkuannya dan langsung memberikan anaknya itu asi.
“Jangan kenceng kenceng dek, mommy kesakitan itu, kalo Daddy gak apa apa”, ujar Rama.
“Jangan dengerin Daddy dek”, balas Aulia.
“Habis adek gantian ya sayang”, pinta Rama.
“Gaaak”.
“Bentar aja sayang, asem banget mulut Daddy gak nenen sama mommy”, melas Rama.
“Satu menit”, ucap Aulia.
“Ya ampuun mom, bentar banget”.
“Yaudah kalo gak mau”.
“Iya iya satu menit, buruan dek”, balas Rama.
Setelah Dave selesai dengan menyusunya, kini giliran sang Daddy yang menyusu. Rama berbaring di paha Aulia dan langsung menyedot susu istrinya dengan kencang.
“Sssshh daddh, jangan kenceng banget, ngilu tete mommy”.
“Newnen nya ewnak mom”, balas Rama dengan mulut yang penuh air susu.
“Aakkhh udah sayang, udah lebih dari semenit ini”.
Rama melepaskan tautan mulutnya pada puting Aulia, ia bangun dan mencium pipi istrinya.
“Makasih mom”.
“Kembali kasih dad”.
“Yaudah mommy mandi, biar Daddy yang jagain adek”, ucap Rama.
“Jangan di cubit lagi pipi anaknya”, peringat Aulia.
“Hehe iya sayang”.
Aulia bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya lalu melakukan ritual membasahi badan di kamar mandi.
Sedangkan di ruang tamu, Rama asik ber-selfie bersama anak nya yang sedang tidur.
“Assalamualaikum”.
Rama menoleh ke arah pintu rumahnya dan mendapati Sonya berdiri disana.
“Waalaikumsalam”, jawab Rama.
“Aku boleh masuk mas”? Tanya Sonya.
“Silahkan”.
Sonya masuk dan duduk di samping Dave yang tengah tertidur.
“Aulia mana mas”? Tanya Sonya.
“Mandi”.
Sonya mengangguk angguk kan kepalanya dan menoleh ke arah pintu kamar yang berbunyi, di sana keluar Aulia yang sudah mandi dan terlihat rapi. Ia berjalan ke arah anak dan suaminya.
“Eh ibuk, udah lama buk”? Tanya Aulia.
“Baru kok, oh ya aulia, ibuk boleh minta tolong sama mas Rama gak buat gantiin lampu yang udah mati di rumah ibuk”? Tanya Sonya.
Rama langsung menoleh ketika nama nya di sebut, ia langsung berdiri dan menatap Sonya.
“Ayo”, ajak Rama.
Sonya sudah senang bukan main, ia pun langsung berdiri dan berjalan keluar tanpa berpamitan dengan Aulia, sampainya di luar rumah Rama memanggil Arkan, anak yang sering bermain basket di lapangan kompleknya.
“Arkan”, panggil Rama.
Arkan yang sedang mengobrol dengan temannya pun menoleh ketika ada yang memanggil namanya, ia berlari menuju Rama dan Sonya.
“Kenapa pak”? Tanya Arkan.
“Kan, dia mau minta tolong gantiin lampu yang mati di rumahnya, saya gak bisa.. istri saya gak mau di tinggal”, tunjuk Rama pada Sonya.
“Ohh, bisa bisa pak.. ayok buk saya gantiin”, ucap Arkan.
“Makasih ya kan, kalau gitu saya masuk dulu”, pamit Rama.
“Iya mari pak”.
Rama langsung masuk ke rumahnya dan menutup pintu serta menguncinya lalu berjalan mendekati istri dan anaknya.
“Gak usah Deket Deket”, ketus Aulia.
“Kenapa sih mommy nya Dave”, tanya Rama sambil mencolek dagu istrinya.
“Ishhh, gak usah colek colek ya”.
“Kalau colok colok boleh gak”? Tanya Rama.
“Colok sana mantan istri kamu, kan habis dari sana tadi, pasti ada lah colok colok nya dikit”, ujar Aulia dengan wajah masam nya.
“Gak ah, enak kan punya mommy dari pada punya dia”, ucap Rama yang semakin gencar menggoda istrinya.
“Ihhh jahat tau gak, kenapa Daddy main ayo ayo aja tadi waktu buk Sonya mau minta gantiin lampunya”, kesal Aulia.
“Ayo Daddy panggilin Arkan tadi maksudnya sayang”.
“Ha”?
“Ha ho ha ho, tadi di depan Daddy liat ada anak anak ngumpul , Daddy liat ada Arkan jadi Daddy panggil buat bantuin dia gantiin lampunya, terus Daddy langsung masuk lagi”, jelas Rama.
“Jadi Daddy gak masuk ke rumah dia”? Tanya Aulia.
“Enggak istrikuu”, jawab Rama.
“Jangan ya dad, inget udah punya anak”, peringat Aulia.
“Iya sayang”.
***
Di sisi lain, Sonya tengah meradang karna rencana nya gagal untuk mengajak Rama datang ke rumahnya, malah si Arkan bocah SMA yang berada di depannya sekarang yang tengah menggantikan lampunya.
Padahal ia sudah menyiapkan obat perangsang ke dalam minuman yang nantinya akan di berikan kepada rama, dengan kesal ia terlupa bahwa air yang diminum nya itu berisi obat perangsang yang ia campur tadi.
Beberapa menit kemudian obat itu mulai beraksi dan tubuhnya mulai panas.
“Ini lampunya udah saya benerin Buk, kalau gitu saya permisi dulu ya”, ucap Arkan.
Saat Arkan ingin berjalan keluar, Sonya menarik lengan nya dan langsung memeluk tubuh Arkan.
“Ehh, bu-buk, ibuk kenapa”? Tanya Arkan.
Sonya semakin memeluk Arkan dengan erat, ia menggesekkan memek nya ke kontol Arkan.
Arkan terus menjaga kewarasannya agar tak lepas kendali, tapi Sonya semakin menjadi dan langsung menyerbu bibir Arkan.
Sonya menggigit bibir bawah Arkan dan mengulum nya serta menarik bibir tebal Arkan, lidah mereka saling menjilat dan menyedot satu sama lain.
“Stop buk, ibuk kenapa”? Tanya Arkan.
Sonya tak menggubris pertanyaan Arkan, ia semakin brutal mencumbu bibir anak SMA itu dengan kasar.
Arkan mendorong tubuh Sonya hingga terbentur ke dinding.
“Stop buk, ibuk gak liat saya masih pake seragam sekolah, saya masih anak SMA buk”. Ucap Arkan.
“Terus kenapa kalau kamu masih SMA? Anak anak sekolah sekarang udah bisa buat anak”, balas Sonya.
“Saya masih bisa nahan buk, ibuk nanti nyesal kalau saya udah gak tahan”, ujar Arkan.
Arkan berjalan menuju pintu dan ingin keluar dari rumah Sonya, tapi lagi lagi Sonya menahannya dan langsung mengunci pintu rumahnya.
Ia kembali memeluk tubuh Arkan dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Arkan.
“Panashh arkaanhh, bantuin saya”, pinta Sonya.
“Ibuk mau saya ngapain”?
“Entotin saya”, ucap Sonya frontal.
Arkan yang sudah menahan sejak tadi pun menjadi goyah dan terangsang karena perkataan Sonya yang sangat frontal.
Arkan pun mulai membalas pelukan Sonya dan mengusap usap punggungnya, ia tangkup wajah cantik Sonya dan mulai mengecap kembali rasa bibir wanita di depannya ini hingga membengkak.
ia remas pantat Sonya dan sesekali menamparnya dengan gemas.
Sonya menurunkan tangannya menyentuh kontol Arkan yang mulai mengeras, ia usap dan ia remas kontol Arkan dari luar celana sekolahnya.
“Aakkhhh.. nakal banget tangannya bukhh”.
Sonya semakin meremas kontol itu dengan kencang dan membisik kan sesuatu di telinga Arkan lalu menjilat telinga itu dengan lidah hangatnya.
“Call me mami baby boy”, bisik Sonya.
“Nghhh mamihh”.
Sonya membuka celana Arkan dan terkejut melihat ukuran kontol anak SMA di depannya ini, kontolnya tak kalah besar dan panjang seperti kontol rama.
Sonya jongkok dan langsung melahap kontol panjang Arkan.
“GLOK..GLOK..GLOK”.
“Aakhh mamiihh.. enak bangettthh”.
Sonya memaju mundur kan kepala nya menghisap kontol Arkan, Arkan pun membantu dengan mendorong kepala Sonya untuk lebih dalam lagi mengulum kontolnya.
“Ngghh terus mii, mulut kamu enaakhhh.. aakhh..aakhh..aakhh”.
“Ssshhh udah sayanghh.. nanti keluarhh.. Mmmhhh”
Sonya menghentikan kulumannya pada kontol Arkan, ia kembali berdiri dan kembali berciuman dengan kasar, ia menuntun tangan Arkan agar menyentuh memeknya yang sudah becek.
Arkan mengelus elus memek Sonya dari luar celana dalamnya kemudian meremas dengan lembut memek Sonya.
“Uhh, udah basah banget memek kamu sayang”, ucap Arkan.
Sonya menggigit bibir bawahnya dengan erotis dan mata nya terlihat sangat sayu.
“Kenapa liatin aku kayak gitu? Hm”? Tanya Arkan.
“Pengen”.
“Pengen apa”? Tanya Arkan lagi.
“Pengen di masukin, udah gatel”, jawab Sonya.
“Apanya yang di masukin? Terus apanya yang gatel”? Tanya Arkan yang terus menggoda Sonya.
“Masukin jarinya ke memek, memek udah gatel”, rengek Sonya.
Arkan menjauhkan tangannya dari memek Sonya.
“Gak mau”, ucap Arkan.
“Please Arkan”.
Arkan mendekatkan mulutnya ke telinga Sonya, seperti yang Sonya lakukan tadi kepadanya.
“Call me papi baby girl”, bisik Arkan dan menjilat serta mengulum daun telinga Sonya.
“Mmmhhh papiih”.
Arkan langsung memasukan tangannya ke dalam CD Sonya dan memasukkan dua jarinya lalu mengocok memek basah itu dengan kencang.
“Aakhh..aakhh..aakhh papii.. enak piihh.. kocok terus pih.. ukkhhhh”.
“Jari papi jangan di sedot sedot mi”.
“Engghhhh enak piih.. jari papi panjang bangethh.. kontol papih jugaa”.
“Aakhh..aakhh..aakhh mau keluar pih, cepetin”.
Arkan menambah kecepatan kocokannya di memek Sonya, dan.
CROT
CROT
CROT
“Aaaaakkkhhhh”.
Sonya menyemprotkan cairan nya di jari Arkan, Arkan mencabut jarinya dan menyuruh Sonya untuk menjilat dan membersihkannya.
Arkan membuka semua baju Sonya lalu menarik pelan tangan Sonya menuju ke sofa, ia menyuruh Sonya duduk dengan melebarkan kaki Sonya lebar lebar.
Arkan melihat memek Sonya yang merah merekah, ia mainkan bibir memek itu dengan hidung mancung nya lalu menjilat dan menghisap itil Sonya.
“SLURP..SLURP..SLURP”
“Mhhh.. Sssshh.. aakhhh”.
Arkan memainkan lidah nya disana, sesekali ia gigit memek sonya yang bersih tanpa bulu.
“Awhhh.. enak banget pihh.. Nghhh”
Arkan membuka lipatan memek Sonya dengan jari jempol dan jari telunjuknya, lalu mengigit kembali memek Sonya yang membuat Sonya semakin kelojotan.
“Ngaaahhh.. udah pihh.. mami mau kontol sayanghh”.
Arkan berdiri lalu menumpukan lututnya di sofa, ia gesek gesek kan kepala kontolnya di bibir memek sonya, tangan nya menuju ke susu dan puting besar sonya.
Ia meremas gemas susu yang sejak tadi ingin ia jamah.
“Kenapa putingnya gede banget mi”?
“Nngghh.. gak tau Pi, sshh papi suka”?
“Suka mi, pasti puas banget kalo nenen sama mami”,ucap Arkan.
“Akkhh jangan di plintir aja pih, isep sayangghh”.
Arkan langsung mengigit daging susu Sonya dan menghisap puting besar itu, ia beri tanda pada susu itu dan kembali meremas nya dengan kasar.
“Aakkkhh.. enak piihh.. mami gak tahan.. masukin kontol papi”.
Arkan mengocok sebentar kontol nya kemudian langsung memasukkan kontol kerasnya ke dalam memek Sonya.
Jleb
“Aaakkkhhh”.
“Nnngghhhh”.
“Sshhh anget banget di dalam sini, kontol papi kayak di jepithh”.
“Aakkhh kontol papi gede banget”.
“Mami suka”? Tanya Arkan
“Suka Pi, gerakin sekaranghh”.
Arkan mulai menggerakkan pinggulnya dan memasukan jari jempolnya ke dalam mulut Sonya, Sonya menjilat dan menghisap jempol Arkan dengan penuh nafsu.
“Akkhh..akkhh..aakhh kamu nafsuin banget sayanghh, papi tambah sange.. ngghhh”.
“Aakkhh genjot terus Pi, habisin memek mamih.. uukkhh enakhhh”.
“Aakkhh..akkhh..aakkhh”.
Sonya membuka kancing seragam Arkan, dan langsung mencium dada Arkan lalu naik ke leher dan mencium serta memberi banyak tanda di sana.
“Aakkhhh jangan banyak banyak cupang nya sayanghh.. papi besok sekolah”.
“Biarin, biar teman teman papi tau kalo papi udah ada yang punya”.
“Ssshhh nakal banget sih mi, nngghh”.
“Aakhh kontol papi makin kerashh pih, memek mami sukaa.. aakkhh”.
“Nngghh memek mami kenapa kenceng banget kedut nyaahhh”.
“Mami mau keluar Pi, uukkhh gak tahan papihh”.
“Papi juga mau keluar miihh.. aakkhh mamiiihhh”.
“Keluarin di dalem Pi, kencengin papii..aaakkhhhh”.
“Aakhh..aakkhh..aakkhhh keluarh miih.. sayanghh.. terima Peju papi mih.. aaaaakkhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
“Aaaakkkhhh”
Arkan menghentakkan kontol nya dalam dalam agar semua Peju nya masuk ke dalam memek Sonya.
Setelah itu ia mencabut kontolnya yang sudah lemas lalu mengajak Sonya berbaring di sofa yang sama dengan posisi saling berhadapan, lengan berotot Arkan menjadi bantalan kepala Sonya.
“Ibuk kenapa tiba tiba kayak tadi”? Tanya Arkan sambil menyingkirkan rambut yang menutupi mata Sonya.
Sonya mengerucutkan bibir nya ke depan.
“Kenapa bibirnya di gituin”?
“Kok ibuk sih? Aku bukan ibuk kamu ya”, ambek Sonya.
“Loh, terus? Harus manggil kayak tadi lagi? Hm”? Tanya Arkan.
“Gak tau”.
“Buk, eh mami”, panggil Arkan.
Sonya mendongak melihat wajah Arkan dan mengangkat kedua alisnya.
“Kita kenalan dulu yuk, nama aku Arkan”, ujar Arkan sambil mengulurkan tangannya.
Sonya menyambut tangan Arkan dan memperkenalkan dirinya juga.
“Aku Sonya, aku seorang janda”, balas sonya.
“Berhubung kita udah ehem ehem, aku mau kamu jadi pacar aku”, ucap Arkan.
“Tidak ada penolakan”, sambung Arkan lagi.
“Aku janda”.
“Gak per du li”, ucap Arkan.
“Sekarang kamu pacar aku”, ucap Arkan lagi lalu membawa Sonya dalam pelukannya.
Bersambung…