Hari ini Rama dan istrinya menjemput anaknya di rumah sang mama, dalam perjalanan menuju rumah mamanya Aulia banyak diam dan melamun. Rama menyentuh dan menggenggam tangan istrinya lalu membawanya ke bibir nya untuk ia kecup.
“CUP”
“Kenapa dari tadi diem aja, hm”? Tanya Rama.
“Gak apa apa kok mas”, jawab Aulia sambil tersenyum.
“Kamu jadi istri mas bukan baru sehari sayang, mas tau ada yang kamu pikirin, mikirin apa”? Tanya Rama lagi.
“Gak mikirin apa apa mas, cuma capek aja”, balas Aulia.
“Jangan bohong”, ucap Rama dengan tegas.
Aulia melihat wajah suaminya yang tampak sedikit marah karna tau bahwa ia sedang berbohong, Aulia pun melakukan hal yang sama terhadap Rama, ia mengecup punggung tangan suaminya dan membawanya ke pipi nya yang halus.
“Gak mempan sayang, jawab pertanyaan mas”, ucap Rama.
“Huh, aku tadi tiba tiba kepikiran sama buk Sonya mas”, jawab Aulia.
“Hm? Kenapa jadi mikirin Sonya”? Tanya Rama.
“Ya mana aku tau mas, orang tiba tiba kepikiran kok gara gara kita mau ke komplek”, ucap Aulia dengan nada mengegas.
“Santai sayang, santai. Sama suami kok ngegas gitu ngomong nya”, balas Rama dengan bercanda.
“Ya mas itu loh”.
“Kok mas sih”? Tanya Rama.
“Tau ah”, ucap Aulia dengan memiringkan tubuhnya menghadap jendela mobil.
“Jangan jangan dulu, jangan lah merajuk”, ucap Rama bernada.
“Jangan lah di ganggu”, balas Aulia masih dengan wajah menghadap jendela.
“Hahaha iya iya jangan di ganggu”, jawab Rama.
Setelah puluhan menit, sampai lah Rama di rumah mama nya, ia turun bersama Aulia dari mobil dan berjalan menuju ke pintu rumah besar sang mama.
“Assalamualaikum”, ucap keduanya.
“Waalaikumsalam”, jawab sang mama dari dalam rumah.
Ceklek.
Suatu pintu terbuka dan Aulia langsung di sambut pelukan oleh mama mertuanya.
“Ayo sayang masuk”, ajak mama Ratna pada menantunya.
“Ma”, panggil Rama.
“Apa”?
“Abang ini loh, gak di peluk sama di suruh masuk”? Tanya Rama.
“Heleeh, masuk ya masuk aja bang, gak mau mama meluk kamu, udah ah”, balas mama Ratna.
Ratna mengajak menantunya masuk dan meninggalkan anaknya di depan pintu.
“Mommy”, teriak Dave dari arah kolam dan berlari menuju ke arahnya.
“HAP”.
Dave memeluk tubuh ibunya dan mencium tangan sang ibu.
“Daddy mana mom”? Tanya Dave.
“Tuh”, tunjuk Aulia ke arah pintu masuk rumah Oma nya.
Dave melihat ke arah dimana sang ibu menunjuk.
“Kenapa Daddy gak masuk? Malah berdiri disitu”?
“Astagfirullah bang, udah tua loh mau ngambek ngambek an sama mama”, jawab mama Ratna.
“Hih, Heran deh”, sambung mama Ratna dan menghampiri Rama yang masih di pintu lalu memeluknya.
Dengan wajah penuh senyum rama menggandeng mamanya masuk ke dalam rumah dan langsung memeluk jagoannya yang baru semalam berpisah dengan nya.
“Daddy kangen”, ucap Rama.
“Dave juga kangeeen sama Daddy”, balas Dave kemudian menciumi tangan ayahnya.
Aulia memutar bola matanya malas, di rumah aja berantem terus, giliran jauh kangen kangen an.
“Udah, duduk di sana kalian, mama buatin minum sama camilan dulu”, ucap mama Ratna.
“Lia bantu ma”, ucap Aulia.
“Gak gak gak, orang mama cuma buatin minum aja, camilannya udah ada tinggal mama angkut ke sini nanti”, balas mama Ratna yang melarang menantunya membantu dirinya.
“Mama”.
“Sssstt, udah kamu duduk aja di sana sama anak kamu”, ucap mama Ratna lagi yang langsung pergi ke dapur.
Aulia duduk bergabung dengan suami dan anaknya, jika ia memaksa membantu bisa bisa mama mertuanya itu mengomelinya panjang lebar.
“Semalam kemana aja nak”? Tanya Aulia pada anaknya.
“Ke time zone mom, seruuu”, jawab Dave.
“Berdua aja sama aunty”? Tanya Aulia lagi.
“Gak pergi sama aunty kok mom, sama uncle Rafa”, jawab Dave.
“Rafa ada disini mas”? Tanya Aulia ada suaminya.
Rama yang sedang asik bermain ponsel hanya mengendik kan bahunya untuk menjawab pertanyaan dari istrinya.
“Ledakkan hp suamiku ya Allah”, ucap Aulia.
“Iya iyaaa, ini mas simpen hp nya nyonya Purnomo”, ucap Rama yang menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.
“Buciiin bucin”, celetuk Ranti dengan membawa nampan berisi air.
“Loh, mama mana”? Tanya Aulia pada Ranti.
“Kenapa Lia? Mau protes lagi kamu”? Tanya mama Ratna yang membawa nampan berisi camilan.
“Mama ih, tadi Lia mau bantuin gak boleh, ini tiba tiba Ranti yang bawa minumnya”, ujar Aulia.
“Sejak kapan pula Ranti ada di dapur”, sambung Aulia.
“Nanti kalau kamu yang bantu, mama malah gak kamu bolehin megang apa apa, di suruh duduk tok.. mama gak bisa cuma liatin orang kerja”, jawab mama Ratna.
“Aku sama mama habis bikin pizza di belakang”, jawab Ranti.
“Tuh kan mama, orang Lia mau bantu tadi”, Rajuk Aulia.
“Buset, buk ibuk stop deh ya, lebih baik disiniin makan dan minumnya.. perkara beginian selaluuu ribut, heran”, ucap Rama.
“Aku gak ikutan ya, mama sama kakak tuh”, balas Ranti sambil meletakkan minuman di atas meja.
Aulia yang hendak mengucapkan kata langsung kaget ketika melihat seseorang muncul di depan pintu dengan mengucap salam.
“Assalamualaikum”.
“Letta”, pekik Aulia.
Sang empu nama langsung melihat ke arah seseorang yang memanggil nama nya dan sontak kaget melihat sahabatnya yang tiba tiba menghilang ada di depan matanya.
“Aulia”, pekik wanita yang bernama letta itu.
Aulia langsung berlari menghampiri sahabatnya dan langsung memeluk letta dengan erat sambil menangis.
“Lo kemana aja Aul”? Tanya letta sembari menangis.
Aulia melepaskan peluk kan nya pada letta dan menghapus air matanya.
“Gue gak kemana mana letta”, jawab Aulia.
“Lo ngilang ya jenglot pas kita kelas 3, gak kemana mana mata Lo”, ucap letta yang kesal mendengar jawaban dari sahabatnya
“Gue nyariin Lo kemana mana, gue nangisin Lo karna gue pikir Lo udah ninggal” sambung letta.
“Amit amit mulut Lo letta, gu.
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, seseorang berdehem dengan keras agar menyadarkan dua perempuan yang di depan itu sadar jika mereka sedang berada dimana.
Aulia menoleh kan wajahnya ke arah Rama dan tersenyum dengan manis.
“Ayok masuk let”, ajak Aulia.
“Rumah Lo ini? Main hayuk masuk aja”, ucap letta.
Aulia tak menjawab pertanyaan letta lagi, bisa bisa dia kena semprot sama Rama.
Aulia mengajak letta bergabung dengan keluarganya.
“Kamu udah datang”? Tanya seorang lelaki yang baru turun dari lantai atas ada letta.
Rafa berjalan menuju ke arah Aulia dan menyalami tangan Aulia kemudian ia menyalami tangan Abang nya lalu duduk di samping sang pacar, letta.
“Pak Rama”? Tanya letta yang baru ngeh jika di depan nya ini adalah guru olahraganya dulu.
Rama hanya menaikan satu alisnya pertanda ia bertanya, kenapa?
“Kok bapak ada disini”? Tanya letta.
“Harusnya saya yang nanya, ngapain kamu di rumah orang tua saya”? Rama balik bertanya.
“Mas”, tegur Aulia.
Letta langsung menolehkan kepalanya ke arah Aulia.
“Mas”? Tanya letta.
Letta sangat sangat di Landa kebingungan.
“Nanti gue ceritain”, jawab Aulia dengan berbisik di telinga letta.
Setelah acara minum dan makan camilan, kini letta menagih cerita sahabatnya.
“Buruan Lo cerita”, tagih letta.
Mengalir lah dengan jujur semua cerita dari awal sampai sekarang ini.
“Buset, jadi pelakor Lo”? Tanya letta tanpa menyaring kata katanya.
“Gue pengen marah tapi kenyataan nya begitu”.
“Becanda elah, baperan banget semenjak jadi bini orang.. Eh tapi ngomong ngomong pak Rama makin hot ye”, ucap letta.
“Mau retak ginjal Lo”? Tanya Aulia.
“Hahaha Aul gue gak berubah, gue kangen banget sama Lo sialan”, ucap letta yang tiba tiba menangis.
“Gue juga kangen sama Lo ta, udah jangan nangis.. semoga nanti kita gak jadi ipar ya”, balas Aulia.
“Jahat Lo”, ucap letta yang masih menangis.
“Becandaa letta”.
“Mom, Daddy ngajakin pergi sekarang”, ucap Dave yang menghampiri ibunya.
“Iya sayang, bentar lagi mommy nyusul ya”. Jawab Aulia.
“Okay mom, bye aunty letta”, ucap Dave.
“Jadi Lo semalem sama Rafa yang ngajakin anak gue ke time zone”, tanya Aulia.
“Iya, tapi gue gak tau kalau dia anak nya pak Rama sama Lo”.
“Sayaaaang”, teriak Rama dari ruang tamu.
“Laki gue dah manggil, nanti gue telfon ya ta.. gue pergi dulu”, ucap Aulia.
“Oke, hati hati Lo”.
“Oke , bye”.
Sebelum menuju ke arah ruang tamu Dimana suaminya berada, Aulia ke kamar mertua nya dulu untuk berpamitan lalu langsung berjalan ke tempat suaminya untuk berpamitan kepada yang lain.
“Lama banget sih ngobrol nya”, omel Rama.
“Gak usah ngomel, mau pergi gak”? Tanya Aulia.
Rama langsung berdiri dan merengkuh pinggang istrinya lalu pergi setelah berpamitan.
***
Didalam perjalanan menuju ke rumah komplek mereka dulu, Dave yang tadinya sangat antusias sekarang sudah tertidur di pangkuan sang ibu.
“Pantes sepi, udah tidur ternyata”, ucap Rama yang melihat anaknya sudah tertidur.
“Mirip banget sama kamu mas kalo lagi tidur gini”.
“Tapi kalo udah marah sama ngambek, miriiiip banget sama kamu sayang”, balas Rama.
“Iya iyaa, aku cuma kebagian jeleknya aja mas”, jawab Aulia.
“Hahaha”.
Setelah 30 menit di perjalanan, kini keluarga kecil itu sudah tiba di kediaman lama mereka yang sekarang masih terawat rapi dan bersih, karna Aulia tidak mengizinkan Rama untuk menjual rumah mereka.
“Sayang, anak ganteng mommy, kita udah sampe nak”, Aulia membangunkan anaknya.
Dave membuka matanya dan melihat sekeliling nya.
“Ayo turun”, ajak Rama.
Rama dan Aulia membuka pintu mobil lalu turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
“Waah, enak banget disini mom, banyak pohonnya”, ucap Dave.
“Dave suka”?tanya Aulia.
“Suka mom”.
Dave berjalan masuk ke dalam rumah dan mengeksplor semua bagian rumah.
“Mommy, Dave mau keluar ya, mau lihat om om yang di luar itu main basket”.
“Jangan kelayapan ke mana mana, liat orang main basket aja”, peringat Aulia.
“Okay mom”.
Dave keluar dan berjalan menuju lapangan basket yang berada di depan komplek mereka, saat tengah berjalan ada seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang menabrak dirinya lalu terjatuh dan menangis.
Dave hanya memandang anak perempuan itu tanpa ada niat untuk membantu.
“Hwaaa, cakit”.
Tampak seorang lelaki berlari ke arah anak perempuan tersebut lalu membangunkannya dan membersihkan bokong anak tersebut dari pasir.
“Cakit Pi”, adu anak itu.
Aulia dan Rama yang mendengar suara tangisan anak perempuan segera keluar dari rumah mereka dan melihat apa yang terjadi.
“Dave, kenapa”? Tanya Aulia.
Dave melihat ibu dan ayahnya berjalan ke arahnya lalu ia hanya mengangkat bahunya saja.
“Adi ania atuh Pi, Aban Ndak au olong”, adu anak perempuan itu lagi.
Aulia yang mengerti apa yang dikatakan anak perempuan itu pun langsung menegur anaknya.
“Kok ada temennya yang jatuh gak di tolongin Dave”? Tanya Aulia.
“Bukan Dave yang bikin dia jatuh”, jawab Dave.
“Walaupun bukan Dave tapi kita harus tolong menolong sayang, apa lagi dia perempuan”.
“Perempuan yang harus Dave tolong cuma mommy”, balas anaknya.
Aulia memejamkan matanya sejenak dan langsung tersenyum kepada suaminya lalu berkata.
“Urus anak kamu”, ucap Aulia.
Belum Rama berkata apa apa, ayah dari anak perempuan itu menyebut namanya.
“Pak Rama”?
Rama menoleh dan mengerutkan keningnya.
“Bapak, pak Rama kan? Saya Arkan pak”.
“Arkan”? Tanya Rama.
“Iya, saya sama temen temen saya dulu yang sering main basket sama bapak sore sore”, ucap Arkan.
“Ohh kamu kan, ya ampun”.
Arkan langsung menyalim tangan Arkan dan Sonya.
“Bapak sama ibuk apa kabar”? Tanya Arkan pada Rama.
“Baik, kamu gimana kabarnya, ini anak kamu”? Ucap Rama.
“Saya baik kok pak, iya ini anak saya”, jawab Arkan.
“Ke rumah saya yuk pak, buk. Kangen saya sama bapak hehe”, ajak Arkan.
“Boleh, yuk sayang”, ucap arka.
Arkan, Rama dan Aulia berjalan menuju ke rumah Arkan, sedangkan Dave telah pergi ke lapangan tanpa pamit dan di ikuti anak perempuan Arkan tadi yang bernama Tania.
“Ini rumah kamu”? Tanya Rama setelah mereka sampai di depan rumah Arkan.
“Iya pak, ayok masuk”, ajak Arkan.
Setelah masuk kedalam rumah, Arkan mempersilakan Rama dan Aulia untuk duduk.
“Bentar ya pak, saya panggil istri saya dulu”.
Rama mengangguk dan memandang wajah istrinya.
“Kenapa sayang”? Tanya Rama.
“Gak apa apa mas”.
Arkan kembali dengan istrinya yang membawa nampan berisi air.
“Mas Rama”?
“Aulia”?
Rama dan Aulia melebarkan mata mereka ketika melihat istri arkan.
“Buk Sonya”, ucap Aulia.
“Dia istri kamu kan”? Tanya Rama pada Arkan.
“Hehe iya pak, tetangga bapak sama ibuk dulu”, jawab Arkan.
“Kok bisa”? Tanya Arkan lagi.
“Bisa dong pak hehe”.
“Udah lama kalian nikah”?
“Udah 5 tahun lebih pak”, jawab Arkan.
Rama mengangguk angguk kan kepala nya dan meminum teh yang di suguhkan oleh Arkan.
Sonya terus menerus memandang wajah mantan suaminya yang semakin lama semakin tampan, padahal ia sudah memiliki Arkan yang jauh lebih muda dari Rama.
Aulia yang melihat Sonya terus memandang suaminya pun langsung memegang tangan sang suami dan membawanya ke atas paha nya.
“Ibuk dulu kemana langsung pindah”? Tanya Aulia pada Sonya.
“Saya gak pindah, saya pulang ke Jogja untuk beberapa hal yang harus saya urus.. setelah saya kembali saya dengar kalian pindah”, jawab Sonya.
“Ohh, iya kita pindah”, balas Aulia.
“Hwaaaaaaaaa”
Terdengar lagi suara tangisan anak perempuan dari luar, tangisan itu semakin kencang tatkala suara dingin Dave mengatakan lepas.
“Lepas”.
“Hwaaaaa Ndak au”.
Orang tua kedua anak itu langsung keluar dari rumah dan melihat Tania sedang menarik narik ujung baju Dave.
“Kenapa lagi sih Dave”? Tanya Aulia.
“Dave gak ngapa ngapain mom, dia nih yang ngikutin Dave dari tadi”.
“Yaudah ajakin lah”, ucap Aulia.
“Gak mau mom, Dave gak kenal, dave juga gak suka”, jawab Dave.
“Itu Dave anak kalian”? Tanya Sonya.
“Iya buk”, jawab Aulia.
Lagi lagi Sonya memandang dengan lekat wajah dave, wajahnya semakin besar semakin mirip dengan Rama.
Banyak kata seandainya yang tertanam di dalam benak Sonya.
“Itut, ania au itut aban”, tangis Tania.
“Lepas”.
Aulia mendekati dua anak yang saling bertolak belakang itu.
“Sayang, Tania mau ikut Abang”? Tanya Aulia pada Tania.
“Au, ania au itut aban”.
“Ayo ikut mommy”, ucap Aulia.
“Mom”, teriak Dave tak terima dan langsung menarik lengan ibunya untuk masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam rumah Dave menangis dan mengamuk.
Rama yang mendengar Dave menangis pun langsung berpamitan kepada Arkan dan Sonya untuk pulang.
“Kenapa”? Tanya Rama pada istrinya.
“Biasa, gak boleh aku ngobrol sama anak lain”, jawab Aulia.
“Dave”, panggil Rama.
Dave tak mendengar panggilan ayah nya dan tetap menangis.
“Stop Dave”, teriak Rama.
“Mas, apa apaan sih kamu”. Ucap Aulia.
Aulia mengangkat anak nya yang sedang menangis dan mengamuk di bawah lantai.
“Udah ya sayang, mommy minta maaf “, ucap Aulia.
Dave yang masih tergugu pun mengangguk lalu bangun dan mengikuti langkah ibunya pergi ke kamar, sesampainya dikamar Aulia membuka baju yang digunakan Dave dan langsung menidurkan anaknya.
Tak butuh waktu berapa lama Dave pun tertidur dan Aulia langsung keluar dari kamar nya.
“Sayang”, panggil Rama.
Aulia diam dan menuju ke dapur untuk melihat bahan di kulkas, karna ia ingin memasak.
Rumah komplek yang mereka tinggalkan selalu di bersihkan dan dijaga oleh ART mereka dulu, berhubung mereka ke sini ART yang menjaga rumah tidak kemari untuk beberapa hari.
“Sayang”.
“Apa sih” jutek Aulia.
“Maaf”.
“Ngapain minta maaf ke aku? Tanya Aulia.
“Minta maaf ke anak kamu, udah tau anak kamu emang kayak gitu, di teriakin lagi”, sambung Aulia.
“Ya maaf, habis nya mas kesel”.
“Kesel kenapa kamu? Kesel kalau mantan istri kamu udah nikah lagi”? Tanya Aulia.
“Ya ampun sayang, kenapa jadi kesana”?
“Ya apa lagi yang buat kamu kesel? Tadinya kamu gak apa apa, setelah ketemu Arkan sama istrinya kamu jadi kesel”, ucap Aulia.
“Stop berfikir yang gak gak sayang, gak ada sedikit pun mas mikirin ke situ”, jawab Rama.
“Halah”.
“Assalamualaikum”, ucap Sonya dari luar rumah.
“Tuh, mantan istri kamu Dateng nemuin kamu”, ucap Aulia langsung meninggalkan Rama di dapur dan berjalan menuju kamarnya.
Bersambung…