“Mmmhh”
Aulia meregangkan otot ototnya karna merasakan badannya yang sangat lelah, ia melihat ke arah samping nya dan melihat guru olahraganya yang baru saja menjadi kekasihnya.
Ia memainkan hidung Bangir pacarnya menggunakan jari telunjuk, jarinya turun ke dagu kemudian turun lagi ke jakun Rama. Memainkan jakun itu turun naik.
“Jangan di mainin sayang”, ucap Rama dengan mata masih terpejam.
Tak mendengar kan kata kata Rama, Aulia malah menindih tubuh Rama dan menyusupkan kepala nya ke leher Rama, mencium dan mengigit leher kekasihnya. Lidah nakal nya mulai menjilati dan mengulum daun telinga Rama.
“Ngghhh, sayaang.. jangan nakal”.
“Aku cupang ya mas lehernya” ucap Aulia
Aulia mulai kembali menjilat dan menghisap leher Rama, meninggal kan warna ungu kemerahan disana.
“Mmmhh.. kontol mas tegang lagi sayangh.. Ngghhh”.
Aulia pun merasakan sesuatu yang keras menyentuh bibir memeknya.
Cepat cepat ia turun dari tubuh Rama, dan ingin melarikan diri. Tapi tangan Rama dengan cepat menarik pergelangan tangannya hingga ia terjatuh lagi kepelukan Rama.
“Mau kemana, hm? Udah bikin mas sange mau kabur”?
“Eng- enggak kok, aku mau ke kamar mandi”. Ucap Aulia terbata.
Rama membawa tangan Aulia ke kontol nya yang sudah berdiri tegak, Aulia merasakan hangat nya batang itu.
“Elusin sayang”.
Aulia mengelus elus kontol panjang itu, meremas pelan dan kemudian ia urut turun naik dengan perlahan. Jempol nya mulai memainkan kepala kontol yang sudah licin, sesekali ia remas kuat kontol Rama karna gemas.
Rama memainkan payudara Aulia, menarik puting yang belum tegak sempurna, meremas daging payudara yang sudah banyak bercak merah karna hisapannya tadi siang.
“Aakhh.. enak banget tangan kamu yangh.. Ngghh”.
“Di jepit sama ini lebih enak pasti”, ujar Rama dengan tangan meremas memek Aulia.
“Mas ihh, main remes remes aja”.
“Gemes dek liat memek tembem kamu, boleh ya mas masukin kontol ke situ”? Tanya Rama penuh harap.
“Enggak mas”.
“Tapi mas gak tahan sayang”.
“Aku kocokin sampe keluar ya”, ujar Aulia.
“Emutin yang, masukin ke mulut kamu.. Nghhh”.
“Tapi aku gak pernah mas, gak tau caranya, mas punya juga panjang sama besar banget”.
“Jilat dulu sayang ujung nya, mainin pake lidah kamu, terus jilatin naik turun batang kontol mas, habis itu baru di masukin semuanya dalam mulut kamu”, Rama mengajari Aulia.
Aulia pun mulai mengikuti intrupsi intrupsi dari Rama, Rama yang merasa Aulia cepat belajar pun merasakan kenikmatannya. Ia mendongakkan kepala nya ke atas dan memejamkan matanya.
“Aakhh.. Shhh.. anget banget Lia mulut kamu.. terush sayaang”.
Rama menghentakkan pinggulnya ke atas agar kontol nya masuk sempurna ke dalam mulut Aulia.
“Glok..Glok..Glok..”
“Ukhhh.. mulut aja enak.. apa lagi memek kamu sayangh.. Nghhh”.
“Cepetin sayaanghh.. mas mau keluarhh.. Aakhh..aakhh..aakhh”.
“Glok..Glok..Glok..”
“Mas keluar yang, mas keluarhh.. Aaaakkkhhh”.
CROT..CROT..CROT..
Sperma Rama sampai meluber di area mulut Aulia.
“Telan sayang”, titah Rama.
“Hueek, gak enak massss”.
Rama mengambil tisu dan membersihkan mulut kekasihnya.
“Lepehin kalo gak enak”.
“Mas marah”? Tanya Aulia.
“Hm? Marah kenapa sayang?
“Aku gak telan itu mas”
“Haha kenapa harus marah? Mas gak marah kok”, jawab Rama dan mengecup pipi Aulia.
“Kamu mau gantian di enakin”? Tanya Rama.
“Di enakin gimana mas”?
“Kayak mas tadi”, jawab Rama.
“Emang di apain mas”?.
Tangan Rama langsung menyentuh memek Aulia, jari nya mengelus naik turun bibir memek Aulia, menekan nekan itil kekasihnya. Jari jail nya menarik narik rambut yang belum terlalu lebat.
“Mmmhhh.. maaassshh.. itu aku di apainhh.. jangan di tarik tarik bulu nya mash.. Nghhh”.
“Nama nya memek sayang, coba bilang”.
Aulia menggelengkan kepalanya tanda ia tak mau menyebut kan nama itu karna malu, Rama yang melihat penolakan dari Aulia pun langsung memasukkan satu jari nya kedalam memek Aulia dan langsung menggerakkan nya dengan cepat.
“Awhhh.. aakhh..aakhh..akkhh”
“Bilang sayang, apa namanya”.
“Aakhhh iya maassh.. iyaaah.. nama nya memek.. awwwhhh”.
Rama memperlambat kocokannya jarinya di dalam memek Aulia, ia mengeluarkan jarinya kemudian mengelus elus dan menarik pelan itil pacarnya.
“Nghhh.. Ssshh.. di apain lagi mas klitoris aku.. Aakhh”.
“Cuma di bikin enak aja sayang”.
“Ukhhh.. udah mas.. aku mau pipis.. Mmmh”.
Rama memasukkan kembali jarinya dan mengocok memek Aulia dengan sangat cepat.
“Aaaaakkkhhh… Ampun Maas, udah.. udaaaah maaass.. aku mau pipis.. Aakhh..aakhh..aaaaaaaaakkhhhhh”.
CROT..CROT..CROT..
Badan Aulia menggelinjang hebat karna pelepasannya, Rama langsung memeluk tubuh kekasihnya yang masih bergetar.
Setelah puas dengan pelepasannya, Aulia mengajak Rama untuk mandi karna badannya sudah sangat lengket.
Rama menggendong Aulia menuju kamar mandi dan menduduk kan nya di closet dan menyuruh Aulia menunggu sembari ia mengisi air di dalam bath up.
Setelah air hangat terisi penuh Rama memasukkan Aulia ke dalam bath up dan ia pun ikut bernama bersama Aulia. Menggosok punggung kekasihnya dengan lembut, sesekali meremas si kembar dengan geram.
“Jangan kenceng kenceng mas, sakit tauk”.
“Hehe iya iyaa, maaf ya”, ucap Rama sambil mengecup bahu telanjang Aulia.
“Mas”.
“Iya sayang”.
“Aku takut ketauan sama buk Sonya”.
Rama mendekap kekasihnya dari belakang, menumpukan dagu nya di bahu Aulia.
“Gak usah takut, ada mas”.
“Kalo ketahuan gimana mas”? Tanya Aulia lagi.
“Ya gak apa apa “.
“Aku tanya lagi boleh”?
Rama hanya mengangguk.
“Mas beneran suka sama aku”?
“Hmm, bukan cuma suka, tapi cinta”.
“Kok bisa”? Tanya Aulia.
“Entah, kamu inget gak waktu kamu jatuh di parkiran beberapa bulan yang lalu? Terus kamu di tolongin sama Sonya” ujar Rama.
Aulia mencoba mengingat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu, dan.
“Ohhh iya iyaa, aku inget, Buk Sonya nolongin aku dan mau ngasih aku tumpangan”.
“Iyaa, tapi kamu nolak”. Ucap Rama.
“Sejak saat itu mas suka merhatiin kamu dari jauh, cari tau semua tentang kamu, dan sekarang mas beneran dapetin kamu”, ujar Rama dengan mengeratkan pelukannya pada Aulia.
“Hmm, tapi aku ngerasa gak tau diri mas sekarang, buk Sonya itu baik banget, aku malah ada main sama suaminya”.
“Sssssttt, udah gak usah ngomong apa apa lagi, gak usah tanya apa apa lagi”.
“Aju masih pengen nanya maaaas”, rengek Aulia.
“Huuhhh, yaudah mau nanya apa lagi sayaaaang”?
“Mas kenapa sesantai ini? Maksud aku kenapa gak takut ketahuan sama buk Sonya”? Tanya Aulia.
“Mas gak cinta sama dia, jadi ngapain mas takut”?
“Gak cinta kok nikah”, sungut Aulia.
“Kita dijodohin sayaang”.
“Terus mas pernah ngelakuin hubungan suami istri sama buk Sonya”?
“Hmm, pernah gak ya”? Rama berpura pura berpikir.
“Mas ihh, udah ah”, Rajuk Aulia.
“Gak pernah sayaaaang, kita tidur aja kasur nya ada dua dikamar”, jawab Rama.
“Kalo pegang pegang atau kayak kita tadi pernah gak”?
“Gak pernah, tapi Sonya sering ngegoda mas dengan pakai pakaian sexy, kadang dia sering nyosor duluan mau nyium mas”, jujur Rama.
“Mas sambut gitu ciumannya”?
“Enggaaaak cintaaaku, mas ngehindar kok, cemburu yaaa”?
“Ih enggak yaa, ngapain cemburu”, ucap Aulia dengan wajah yang cemberut.
“Yaudah kalo gak cemburu, besok besok kalo Sonya nyosor mas sambut bibir nya, mas cium sampe dia lemes”.
Aulia bangun dari berendamnya, entah kenapa ia tak senang mendengar penuturan Rama.
Apa ia cemburu? Secepat itu?
“Hahaha, mas bercanda sayang”, ucap Rama yang kembali menangkap Aulia yang sudah berdiri.
“Mangkanya, cemburu bilang cemburu.. gitu aja gengsi.. heran deh sama perempuan perempuan sekarang”.
“Bodo”, Jawab Aulia dengan jutek.
“Mas masukin nih kontol mas ke memek kamu, mau”?
“Engaaak”..
***
Setelah selesai dengan acara mandi dan sedikit grape grape, Rama turun ke parkiran apartement nya. Ia mengambil semua barang barang Aulia untuk di angkut ke kamarnya.
Setelah kembali ke atas ia lalu memesan makanan untuk dirinya dan Aulia.
“Gimana kaki nya, masih sakit”?
“Udah mendingan kok mas”, jawab Aulia.
“Sini”, Rama menepuk nepuk pahanya agar Aulia duduk disana.
Baru ingin duduk, bel apartement nya berbunyi. Rama menyuruh Aulia duduk dan ia segera membuka pintu apartement. Disana berdiri sang istri dengan membawa kotak bekal.
“Boleh aku masuk mas”? Tanya Sonya.
“Gak”.
“Kenapa”?
“Saya lagi tidak menerima tamu”, jawab Rama dengan wajah tanpa ekpresi.
Aulia yang penasaran kenapa kekasihnya itu lama sekali, ia pun berjalan ke arah pintu untuk melihat. Ketika hendak sampai di sana, Aulia langsung menyembunyikan dirinya di balik dinding yang tersekat antara ruang tamu dan pintu.
Dada nya berdegup kencang karna yang di depan ternyata istri dari kekasihnya. Ia tak berani beranjak dari sana dan mendengar semua percakapan suami istri itu.
“Aku ini istri kamu mas, bukan tamu kamu”, ucap Sonya.
“Saya tidak perduli, sekarang kamu pergi, saya ingin istirahat Sonya”.
Ketika hendak membalik kan badannya, Sonya menarik lengan Rama dan langsung menyerbu bibir suaminya.
Tangan nya dengan lancang meremas kontol Rama yang masih tertidur.
“Aaakkhhh..” suara desahan lolos dari mulut Rama.
Aulia menyaksikan adegan itu dengan dengan hati yang bergemuruh. Ia pergi dari sana dan langsung masuk ke dalam kamar.
Sedang di depan pintu, Rama langsung mendorong dan menepis tangan Sonya.
“Kamu pergi atau saya seret keluar Sonya”.
Bukan nya takut, Sonya malah memeluk tubuh Rama, menggesek gesekan memeknya yang masih berbalut celana ke kontol suaminya.
Rama mencoba menjaga kewarasannya agar tidak lepas kontrol menggauli istrinya. Tapi Sonya terus menerus menggodanya dengan gesekan gesekan hebat, ia terus menekan nekan memeknya ke kontol Rama.
Mulutnya dengan berani mengulum dan mencolok dengan lidah telinga Hendra.
“Berhenti Sonya”, titah Rama menahan godaan dari istrinya.
“Ayo sayang, aku pengen ngerasain kontol kamu masuk ke memek aku mas” bisik Sonya ke telinga Rama sambil mengulum daun telinga suaminya.
“Nnggghh..”
Rama tak tahan lagi, ia menggendong Sonya dan membawanya ke sofa tempat ia dan Aulia duduk tadi, dengan nafsu yang memuncak ia melupakan keberadaan Aulia.
Rama mencium Sonya dengan kasar, melepaskan baju yang di kenakan Sonya dengan terburu buru lalu melepaskan bra istrinya. Ia meremas payudara istri nya dengan kencang.
“Aakhhhh maass.. yang kenceng lagi mas remesnyaa”, teriak Sonya.
“Kayak gini”? Tanya Rama dengan sangat kencang meremas payudara Sonya.
“Aaaakkkhhhh iya sayaangghh.. iyaa”.
Sonya menarik kepala Rama agar berciuman dengannya, Rama menyambut ciuman dari istrinya. Mereka saling menghisap bibir satu sama lain, menyedot lidah dan bertukar Saliva.
Rama menarik puting Sonya yang sudah menegang.
“Besar banget puting kamu Sonya”.
“Awhh.. isep mas”.
Rama langsung memasukkan puting besar istrinya ke dalam mulutnya yang hangat, ia menarik puting itu dengan gigi nya dan meninggalkan beberapa tanda di sekitaran payudara Sonya.
“Anget banget mas mulut kamuhh.. Ngghhh.. aku pengen kontol kamu masshh..
“Pengen di apain”?
“Pengen di masukin ke memek mashh, kamu belum pernah nyentuh aku semenjak kita nikah”.
“Sekarang udah di sentuh, pengen di apain, hm”?
“Di entot masshh.. ngghhh”.
“Ssshh.. kamu bikin aku sange sonyaa.. diri kamu”, titah Rama.
Sonya pun menuruti perkataan suaminya, ia berdiri didepan Rama dengan menggunakan celana dalam saja.
“Bukain”, Rama melirik celananya.
Sonya langsung membuka celana serta celana dalam Rama, ia terkejut melihat betapa besar dan panjangnya kontol suaminya, tanpa aba aba Sonya langsung memasukkan kontol itu ke dal mulutnya.
“Glok..Glok..Glok..”
“Aaakkhhh bangsat, enak banget mulut kamu sonyaaah”.
Sonya yang senang mendengar pujian dari suaminya itu semakin semangat memaju mundur kan kepalanya agar kontol suaminya semakin dalam masuk ke dalam mulut nya.
“Aaaakkkkhhhh..”
“Aakhh..aakkhh..akkhh”
“Nggghhh.. udah Sonya.. masukin kontolnya ke memek kamu”.
JLEB..
Kontol Rama tenggelam di telan memek istrinya.
“Ngghhh..”
“Awhhhh.. kontol kamu panjang banget mas, gedehhh.. ngghh”.
“Suka”? Tanya Rama.
“Mmmhhh.. suka banget maashh.. pengen di entot tiap hari”.
“Aakhh..aakhh..aakhh iya sayang, nanti kita ngentot tiap hari”.
“Nngghhh.. jangan cuekin aku lagi ya Mash.. jangan dingin lagi sama akuh..”
“Iyaah.. Akkkhh.. akkhh.. aakhhhh”.
“Janji”?
“Janji sayang”.
Rama seakan akan melupakan tentangnya dan Aulia.
Aulia yang melihatnya di balik pintu pun merasa di bodohi dan di bohongi oleh Rama, ia kembali masuk dan mengunci kamar itu. Aulia terduduk dan menangisi kebodohan nya.
Sedangkan di luar sana Rama dan istrinya semakin liar dan brutal.
Rama meremas dan menampar bokong Sonya, menaik turun kan pinggul sang istri agar tidak berhenti.
Sonya menyodorkan payudara nya untuk di hisap oleh Rama.
“Mmmhh.. puting nya gede.. aku suka”.
“Iyaa sayanghh.. ini punya kamu kok.. nngghhh.. terus isep masshhh.. Akkhhh”
“Akhh..akhh..akhh”.
PLAK..PLAK..PLAK..
“Ukhhhh.. mau keluar masshh..”
“Keluarin sayang, basahin kontol aku.. Mmmhhh”.
“Akkhh.. aku keluar mashh.. keluaaarrhh.. aaaakkkhhhhhh”.
CROT..CROT..CROT..
Belum selesai dengan pelepasannya, Sonya di gendong oleh Rama menuju dapur, ia meletakkan Sonya di atas meja. Dengan cepat Rama langsung menyodokkan kembali kontolnya ke dalam memek Sonya.
“Aaakkkhhh”.
“Aakhh..aakhh..akkhh.. enak banget memek kamu sayaang.. kenapa gak dari dulu aja aku entotin kamuhh”.
“Ngghhh.. jangan cepet cepet mas.. memek aku masih ngiluuh”.
“Sssstt.. tadi minta di kontolin kan.. sekarang nikmatin aja yaa”.
“Aakhhh.. mau cium mas”.
Rama menundukkan kepala nya dan menyambut ciuman panas dari Sonya, pinggul menyodok , mulut berperang lidah dan tangan memainkan itil istri. Sonya kelojotan mendapati serangan kenikmatan dari suaminya.
“Nngghhh.. aku mau keluar Sonyahh.. Aaakkhh..akkhh..aakkhh”.
“Ngaaahhh.. itil aku di apain massh.. stop.. aakhh”.
“Aakkhh..akkkhh..aakkhh memek kamu kenceng banget kedut nyaa.. aku mau keluaarrr.. Aaaakkkhhhh”.
“Aku juga keluar mashh.. Aaaaakkkhh”.
CROT..CROT..CROT..
Rama menembakkan sperma nya ke dalam rahim Sonya, Sonya mengatur nafasnya dan mengelus elus perutnya.
“Cepat tumbuh di rahim bunda ya, nak”.
Rama menarik dan memeluk tubuh istrinya ke dalam dekapannya.
“Puas”? Tanya Rama.
Sonya hanya mengangguk.
“Inget janji kamu ya mas, jangan cuekin aku lagi dan jangan dingin lagi sama aku”.
Rama hanya diam dan mengecup pucuk kepala Sonya. Tiba tiba ia teringat Aulia, dimana pacar nya itu, apa aulia melihat dan mendengar apa yang ia lakukan dengan Sonya barusan.
Rama buru buru mencabut penyatuannya dan mengambil baju serta celana nya, ia segera memakai pakaiannya dan berlari menuju kamar nya.
Sial, kamar nya terkunci dari dalam, Aulianya pasti melihat apa yang di lakukan nya dengan Sonya.
Ia kembali ke tempat Sonya berada, memungut pakaian Sonya dan menyuruhnya memakai bajunya.
“Pakai baju kamu, saya antar pulang”.
“Mas”.
“Hm?
“Kok kamu berubah lagi”?
Rama langsung menetralkan wajahnya dan kembali memanggil panggilan baru nya pada Sonya.
“Aku antar pulang”, ucap Rama sembari memberi senyum palsunya.
“Aku mau disini aja ya”, pinta Sonya.
“Nooo, aku antar pulang ke rumah, nanti aku pulang”.
“Bener”? Tanya Sonya dengan wajah sumringah.
“Iyaaa”.
Sonya pun memakai kembali baju nya dan segera Rama mengantar kan nya pulang ke rumah mereka.
Didalam perjalanan Rama sibuk memikirkan aulia, bagaimana cara ia menjelaskan kepada kekasihnya itu, bagaimana kalau Aulia tidak mau mendengarkannya.
Bersambung…