“Assalamualaikum”, ucap Sonya dari luar rumah.
“Tuh, mantan istri kamu Dateng nemuin kamu”, ucap Aulia langsung meninggalkan Rama di dapur dan berjalan menuju kamarnya.
Rama mengusap kasar wajahnya dan berjalan ke depan untuk membuka pintu.
“Waalaikumsalam”, jawab Rama.
“Tadi aku banyak buat bakwan mas, masih panas kok”, ucap Sonya sambil menyodorkan bakwan yang ia bawa.
Rama menerima dan mengucapkan terima kasih pada Sonya.
“Makasih”. Ucap Rama.
Melihat Sonya yang masih berdiri dan tak menjawab apapun, hanya menatap wajahnya saja Rama pun bertanya.
“Kenapa”?
“Hmm, gak apa apa kok, mas makin tampan”, Jawab Sonya.
“Saya masuk dulu”, balas Rama kemudian menutup pintu tanpa sopan.
Rama meletakkan bakwan dari Sonya di meja makan lalu menuju istri dan anaknya dikamar.
Ceklek
Rama membuka dan menutup kembali pintu kamar mereka, ia melihat anak nya yang tertidur dengan memeluk istrinya yang sedang bermain ponsel.
Rama ikut bergabung dan memeluk istrinya dari samping kanan Aulia, sedangkan Dave berada di samping kiri Aulia.
“Jangan diemin mas sayang, nanti mas minta maaf sama Dave”, ucap Rama yang suara nya teredam karna ia menelungkupkan wajahnya di payudara Aulia.
Aulia diam dan tetap memainkan ponsel nya.
“Sayang”, rengek Rama.
“Brisik mas, Dave tidur”, jawab Aulia.
“Jangan diemin mas”.
“Jangan teriak teriak lagi sama anak kamu”, balas Aulia.
Rama mengangguk angguk kan kepalanya dan menggigit susu istrinya dari luar bra.
“Awhh, mas”. Pekik Aulia.
“Jangan teriak sayang, Dave bobok”, ucap Rama.
“Kamu ih”.
“Mas Mulu yang kena”, ucap Rama.
“Lah, jadi siapa yang barusan gigit susu aku? Arkan”?, Tanya Aulia.
“Heh, ngapain jadi ke Arkan sih? Mas matiin tuh anak”.
“Gemes banget sama mulut kamu ini mas, Dave ini mirip banget sama kamu sampe ke mulut mulutnya, lemes”, ucap Aulia.
“Ya kamu loh, kenapa bawa bawa Arkan”, Rajuk Rama.
“Udah jadi suami, udah jadi ayah, kenapa masih bayi kayak gini”? Tanya Aulia.
Rama menyusupkan wajahnya di ceruk leher Aulia dan memeluk leher istrinya dengan tangannya.
“Bayi gini bisa bikin bayi loh sayang”, ucap Rama.
“Mesum”.
Rama menghirup dalam dalam aroma istrinya dan sesekali mengecup dan menjilat leher Aulia, tangan yang tadinya memeluk leher Aulia kini menyusup dari atas baju menuju payudara Aulia.
“Mas, ada anak kamu disini”.
“Dave tidur kok sayang”.
Rama meremas susu istrinya dengan lembut dan mulut yang masih menghisap leher Aulia.
“Mmhh, masshh”.
“Sssstt”
Rama mengangkat baju Aulia dan mengeluarkan susu besar istrinya dari dalam bra lalu ia langsung menghisap susu istrinya dengan rakus.
“Ssshh.. Mmmhhh”.
Aulia meremas rambut suaminya dan mengigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara desahannya.
“Mommy”, panggil Dave dengan mata masih terpejam.
Rama yang mendengar anaknya memanggil mommy langsung melepaskan hisapannya pada susu Aulia.
Aulia dengan cepat memasukkan susu nya ke dalam bra dan merapikan bajunya.
“Kirain bangun”, ucap Rama.
“Loh, kok di tutup sih sayang”, sambung Rama yang melihat pakaian istrinya sudah rapi.
“Udah sore mas, aku belum masak”.
“Masih pengen nen sayang”, rengek Rama.
“Nanti aja ya, puting aku perih mas”.
“Yaudah”, Rajuk Rama yang langsung keluar kamar.
Aulia hanya menggelengkan kepalanya tanpa mau susah susah mengejar dan membujuk suaminya.
Aulia berjalan kekamar mandi untuk mandi, setelah selesai mandi ia langsung menuju dapur untuk masak.
Ia melihat suaminya yang tertidur di sofa dengan bantal sofa yang menutupi wajahnya.
“Mommy”, panggil Dave
“Anak mommy udah bangun”.
Dave berjalan ke arah ibunya dan langsung memeluk sang ibu.
“Maafin Dave ya mom”. Ucap Dave.
“Iya sayang, tapi Dave gak boleh gitu lagi ya, mommy takut kalo liat Dave ngamuk lagi”, ucap Aulia.
“Iya mommy, Dave janji gak ngamuk lagi”. Janji Dave.
“Pinter, sekarang mandi ya, mommy masakin SOP ayam”.
“Iya mommy”.
Dave berjalan menuju kamar untuk membersihkan dirinya.
Setelah 30 menit, Aulia telah selesai dengan memasaknya dan menyiapkan semuanya di atas meja makan lalu berjalan ke arah Rama untuk membangunkan suaminya.
“Mas, bangun yuk”.
“Mmhhh, ngantuk sayang”, ucap Rama.
“Udah sore banget ini, mandi dulu lah biar seger baru makan”.
Rama pun langsung bangun dan menoleh ke arah meja makan.
“Masak SOP ya”? Tanya Rama.
“Hm”.
“Pantes enak banget bau nya, mas makan dulu deh baru mandi”, ucap Rama.
Rama dan Aulia berjalan ke meja makan, sampai di meja makan Aulia menyendok kan nasi suaminya dan mengambilkan lauk pauk yang ada di atas meja.
“Dave udah selesai mom”, ucap Dave.
“Sini, makan dulu”. Balas Aulia.
Dave duduk di samping ibunya dan enggan menatap sang ayah.
“Dave mau pake apa nak”? Tanya Aulia.
“Sop ayam sama perkedel kentang mom”, jawab Dave.
Setelah nya mereka makan dengan tenang tanpa suara.
Sesudah makan Rama langsung masuk ke kamar nya untuk mandi, Dave yang melihat ayah nya yang hanya diam pun semakin takut.
“Mommy, Daddy marah ya sama Dave? Tanya Dave.
“Enggak sayang, makan dulu ya nanti Daddy beneran marah kalo Dave lagi makan tapi sambil ngobrol.
Dave menganggukkan kepalanya dan melahap habis makanan yang ada di piringnya.
Setelah mereka makan, kini mereka berada di depan tv dan duduk dengan ber alaskan karpet berbulu tebal.
“Dave”, panggil Rama.
Dave dengan takut takut mendongakkan kepala dan melihat wajah sang ayah.
“Iya dad”.
“Daddy minta maaf udah teriak sama Dave tadi”, ucap Rama.
“Noo, Dave yang minta maaf karena masih ngamuk dan nangis”.
“Janji sama Daddy gak boleh ngamuk lagi, Dave udah gede nak”, ucap Rama lagi.
“Dave janji Daddy”. Janji Dave.
“Sini peluk Daddy”, ucap Rama sambil merentangkan tangannya.
Setelah berpelukan, Dave bertanya tentang bakwan yang ada di atas meja makan tadi.
“Mommy, kok bakwan yang mommy bikin beda rasanya”? Tanya Dave.
“Bukan mommy yang bikin sayang”, jawab Aulia.
“Jadi siapa”? Tanya Dave lagi.
“Tanya sama Daddy”.
“Siapa dad”? Tanya Dave pada ayahnya.
“Maminya Tania”, jawab Rama.
“Ceileh, tau aja nama panggilan Tania ke ibunya, ngobrol banyak ya tadi”? Tanya Aulia pada Rama.
“Ngomong salah, ngejawab pun salah. Astagfirullah”, ucap Rama.
“Kenapa gak ayah bunda aja ya kayak waktu kal..
“Sayaaang”, geram Rama yang memotong ucapan istrinya.
“Kenapa sih”? Tanya Aulia.
“Kamu bahas bahas ini nanti kamu sendiri yang ngambek sama mas”, ujar Rama.
Dave yang tak tau apa permasalahan orang tuanya apa, ia berjalan menuju pintu dan membuka nya. Ia melihat ada beberapa orang disana yang bermain basket lalu meminta izin kepada ibunya untuk melihat kesana.
“Mommy, Dave liat orang main basket ya”.
“Iya, jangan kemana mana, disana aja”, jawab Aulia.
Dave langsung berlari ke arah lapangan dan duduk dengan diam melihat orang orang bermain basket.
Rama yang melihat anak nya pergi, ia langsung mendekati istrinya dan ingin menerkam Aulia di tempatnya.
“Eitsss, no no no. Liat anak kamu sana”, ucap Aulia dan meninggalkan Rama di depan tv.
“Sayaaaaaaaaanggg”.
“Liat anak kamu sayang”, ujar Aulia dari lantai atas.
Rama menarik nafas nya dalam dalam lalu membuang nya dengan kasar, ia bangun dan berjalan menuju lapangan basket untuk menemui anaknya.
Sampai disana dan sudah bertemu dengan anaknya, Rama ingin duduk dan tanpa sengaja bola basket mengenai tubuhnya.
“Aduhhh”.
Rama mengambil bola basket itu dan langsung melemparkan nya masuk ke dalam ring.
“Waaaaaah, Daddy hebat”, ucap Dave sambil bertepuk tangan.
Anak anak yang sedang bermain basket tadi langsung mengajak Rama bermain, Rama yang memang pintar dalam segala jenis olahraga pun langsung bergabung untuk bermain.
“Ayo Daddy, kalahin om om itu”, ucap Dave.
“Come on dad”.
“Daddy hebat”.
“Huu Daddy terbaik”.
Hanya suara anak nya saja yang berteriak di lapangan basket itu.
Setelah satu jam bermain, mereka pun berhenti dan beristirahat.
Rama yang penuh dengan keringat membuka bajunya dengan tanpa berdosa dan terpampang lah perut six pack nya yang keras.
Aulia yang melihat dari balkon kamar nya langsung berteriak.
“Heh bapak Rama, pulang”! Teriak Aulia.
“Ayo pulang, nanti mommy kamu ngomel”. Ajak Rama pada Dave.
“Daddy sih buka buka baju, udah tau mommy marah kalau Daddy buka baju di luar rumah”, ucap Dave.
Rama berpamitan pada anak anak yang mengajaknya bermain tadi dan berlalu meninggalkan lapangan dengan bertelanjang dada.
Tetangga mereka yang merupakan mantan istrinya pun tak kalah tergiur dengan badan mantan suaminya.
Ia membayangkan tubuhnya berada di atas tubuh Rama.
Setelah Rama masuk Sonya pun masuk ke dalam rumahnya dengan wajah mesem mesem karna habis melihat otot otot perut Rama.
“Kenapa senyum senyum”? Tanya Arkan.
“Ha? Hm gak apa apa kok Pi”, jawab Sonya.
“Masih suka kamu sama pak Rama”? Tanya Arkan.
“Ngomong apa sih Pi”.
“Aku selalu berusaha untuk jadi suami yang baik dan selalu berusaha supaya kamu lepas dari bayang bayangnya pak Rama, tapi kelihatannya usaha aku sia sia”, ucap Arkan.
“Pi, kamu kenapa sih”? Tanya Sonya.
“Aku yang harusnya nanya sama kamu, kamu kenapa? Aku liat gimana cara kamu Mandang wajah nya pak Rama, aku juga liat gimana tadi kamu nganterin makanan ke rumah pak Rama dengan wajah senyum kamu, apa gak cukup cuma punya aku di hidup kamu? Atau selama ini aku sama Tania cuma pelarian kamu aja? Aku juga punya sabar yang terbatas Sonya”, ujar Arkan.
Sonya terdiam dengan semua kata kata yang keluar dari mulut suaminya, kentara sekali kah sikap nya setelah bertemu kembali dengan Rama? Ia akui ia masih mencintai Rama, tapi ia juga sangat mencintai Arkan, suaminya.
“Kamu salah paham Pi”, ucap Sonya.
“Salah paham aku dimana”?
Sonya terdiam tak dapat menjawab pertanyaan suaminya.
“Cukup buk Aulia yang ngerebut pak Rama dari kamu dulu, jangan kamu yang ngerebut pak Rama balik dari dia. Dan lagi sekarang kamu udah bersuami”.
“Pi”.
“Apa? Kamu mau bilang ini salah buk Aulia? Iya Buk Aulia emang salah, tapi biar tuhan dan karma yang bales semuanya, bukan kamu.. lagian mereka udah bahagia sama kehidupan mereka”.
“Aku nyesel ceritain semuanya sama kamu, kamu sekarang malah ngebelain Aulia, kamu gak tau gimana sakit nya aku”, ucap Sonya.
“Aku gak ngebelain siapa siapa karna aku gak pernah di posisi kalian, tapi kalau kamu bilang sakit, gimana sama sakitnya aku? Dulu setiap kali kita berhubungan, nama siapa yang selalu kamu sebut? Pak Rama Sonya.. kamu mikirin perasaan aku gak”? Tanya Arkan.
“Sekarang kalau emang kamu nyesel nikah sama aku, aku bakal lepasin kamu”, sambung Arkan lagi lalu meninggalkan Sonya yang berada di ruang tamu.
Seakan tersadar apa yang di ucapkan oleh Arkan, Sonya menyusul suaminya dan melihat Arkan sudah mengemasi baju bajunya ke dalam koper.
“Pi, kamu apa apaan sih”? Tanya Sonya lalu mengambil baju baju Arkan yang sudah di letakkan di dalam koper.
“Kamu mau apa lagi Sonya? Aku diem selama ini karna aku mikirin Tania, aku juga capek”, ucap Arkan.
Sonya memeluk tubuh suaminya dan mengucapkan kata maaf berulang kali.
“Maaf Pi, maafin mami”.
Arkan melepaskan pelukan Sonya dari tubuhnya.
“Kenapa minta maaf”? Tanya Arkan.
“Maaf udah nyakitin kamu, gak mikirin perasaan kamu juga, jangan tinggalin mami pi”, jawab Sonya.
“Kamu cuma minta maaf tapi kamu gak nyesel, tanpa aku sama Tania juga nanti kamu masih bisa tetep hidup kok”. Jawab Arkan.
Sonya kembali memeluk tubuh suaminya dengan menangis.
“Enggak Pi, papi gak boleh pergi”.
“Stop Sonya, kamu juga selama ini gak pernah mau tau sama Tania, padahal Tania anak kandung kamu sendiri”, ucap Arkan.
“Mami mohon Pi, kasi mami satu kali kesempatan supaya mami bisa ngerawat kalian dengan baik.. mami janji Pi”.
Arkan yang tak tega melihat istrinya memohon dan menangis pun memberi kesempatan untuk Sonya berubah.
“Satu kali kesempatan, kalau kamu masih kayak sebelum sebelumnya, aku sama Tania akan pergi jauh dari kehidupan kamu”, ucap arkan.
“Iya Pi, mami janji”.
Arkan menarik tubuh Sonya dan membawanya ke dalam pelukannya.
“Maaf udah ngomong dengan nada tinggi”, ucap Arkan dengan mengelus Surai istrinya.
“Engak Pi, mami yang minta maaf karna selama ini gak pernah mikirin perasaan papi, selalu mikirin diri mami sendiri”, balas Sonya.
“Ssst, udah yaa, gak usah di bahas lagi.. sekarang tepati janji mami untuk berubah, Tania juga butuh perhatian dari mami”, ucap Arkan.
Sonya mengangguk kan kepala nya dan menduselkan wajahnya di dada Arkan.
“Tidur yu, udah malem”, ajak Arkan.
“Papi gak mau”? Tanya Sonya.
“Mau apa”?
“Ini”, ucap Sonya dan membawa tangan Arkan ke memek nya.
Arkan menatap wajah istrinya.
“Enggak, kalau mami masih mikirin pak Rama”, jawab Arkan.
“Pii, mami mau berubah, jangan bawa nama orang lain, harusnya papi bantu mami”, balas Sonya.
Sonya merajuk dan berjalan menuju ke kasur meninggalkan Arkan yang masih berdiri di depan lemari.
Arkan tak menghiraukan rajukan sang istri dan malah membereskan bajunya yang tak jadi ia masukkan ke dalam koper.
Setelah semuanya beres, Arkan pergi untuk mandi dan mencukur janggutnya, hanya menyisakan kumis tipis yang membuatnya semakin tampan, setelah selesai ia pun keluar dari kamar mandi dan hanya memakai boxer saja.
Arkan menuju ke arah kasur untuk bergabung dengan istrinya yang merajuk tadi.
Arkan memeluk Sonya dari belakang dan mengecup pipi istrinya.
“Mas Rama, jangan cium cium ih”, ucap Sonya.
“Brengsek”, ucap Arkan.
Arkan langsung bangun dari kasur dan memakai celana serta bajunya lalu berjalan menuju kamar anaknya.
“Pi, mami cuma bercanda”. Ucap Sonya yang mengejar suaminya.
“Kamu mau berubah dan kamu mau minta bantuan dari aku, tapi bercanda kamu gak harus kayak gini, udah cukup Sonya, cukup”.
“Pi, mami beneran bercanda”, ujar Sonya.
Arkan menyeka air matanya dengan kasar.
“Aku gak tau, aku kamu anggap apa selama ini, tapi asal kamu tau, aku bener bener sayang sama kamu dan aku rasa aku harus berhenti sekarang juga”, ucap Arkan dan meninggalkan Sonya di lorong kamar.
Bersambung…